Anda di halaman 1dari 4

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanah dapat ditemukan hampir dimana saja dan kiranya tanah itu selalu

bersama kita. Karena itu kebanyakan orang tidak pernah berusaha menentukan apakah

tanah itu, darimana asalnya dan bagaimana sifatnya. Mereka tidak memperhatikan

bagaimana tanah itu di suatu tempat berbeda dengan tanah di tempat lain. Tanah juga

merupakan komponen hidup dari lingkungan yang penting. Bila tanah disalahgunakan,

tanaman menjadi kurang produktif. Bila ditangani secara hati-hati dengan

memperhatikan tabiat fisik dan biologinya, akan terus menerus menghasilkan tanaman

dalam beberapa generasi yang tidak terhitung (Hanafiah, 2014).

Tanah terdiri dari butir-butir yang berbeda dalam ukuran dan bentuk, sehingga

diperlukan istilah-istilah khusus yang memberikan ide tentang sifat teksturnya dan

akan memberikan petunjuk tentang sifat fisiknya. Untuk ini digunakan nama kelas

seperti pasir, debu, liat dan lempung. Nama kelas dan klasifikasinya ini, merupakan

hasil riset bertahun-tahun dan lambat laun digunakan sebagai patokan. Tiga golongan

pokok tanah yang kini umum dikenal adalah pasir, liat dan lempung (Buckman, 1982).

Sampel tanah dapat diambil setiap saat, tidak perlu menunggu saat sebelum

tanam namun tidak boleh dilakukan beberapa hari setelah pemupukan. Keadaan tanah

saat pengambilan sampel tanah pada lahan kering sebaiknya pada kondisi kapasitas

1
lapang (kelembaban tanah sedang yaitu keadaan tanah kira-kira cukup untuk

pengolahan tanah). Sedang pengambilan pada lahan sawah sebaiknya diambil pada

kondisi basah (Utami dan Handayani, 2003).

Warna tanah adalah sifat tanah yang paling jelas dan mudah ditentukan.

Walaupun warna mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kegunaan tanah, tetapi

kadang-kadang dapat dijadikan petunjuk adanya sifat-sifat khusus dari tanah.

Misalnya, warna tanah gelap mencirikan kandungan bahan organik tinggi, warna

kelabu menunjukkan bahwa tanah sudah mengalami pelapukan lanjut (Susanto 2005).

Warna tanah ditentukan dengan cara membandingkan dengan warna baku yang

terdapat pada Munsell Soil Color Chart. Penentuan ini meliputi penetapan warna dasar

tanah (matriks), warna bidang struktur dan selaput liat, warna karatan dan konkresi,

warna plintit dan warna humus.

Kemantapan agregat adalah ketahanan rata-rata agregat tanah melawan

pendispersi oleh benturan tetes air hujan atau penggenangan air. Kemantapan

tergantung pada ketahanan jonjot tanah melawan daya dispersi air dan kekuatan

sementasi atau pengikatan. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam kemantapan agregat

antara lain bahan-bahan penyemen agregat tanah, bentuk dan ukuran agregat, serta

tingkat agregasi. Stabilitas agregat yang terbentuk tergantung pada keutuhan tanah

permukaan agregat pada saat rehidrasi dan kekuatan ikatan antarkoloid-partikel

didalam agregat pada saat basah. Pentingnya peran lendir (gum) mikrobial sebagai

agen pengikat adalah menjamin kelangsungan aktivitas mikroba dalam proses

pembentukan ped dan agregasi (

2
Kemantapan agregat sangat penting bagi tanah pertanian dan perkebunan.

Agregat yang stabil akan menciptakan kondisi yang baik bagi pertumbuhan tanaman.

Agregat dapat menciptakan lingkungan fisik yang baik untuk perkembangan akar

tanaman melalui pengaruhnya terhadap porositas, aerasi dan daya menahan air. Tanah

yang agregatnya, kurang stabil bila terkena gangguan maka agregat tanah tersebut akan

mudah hancur. Butir-butir halus hasil hancuran akan menghambat pori-pori tanah

sehingga bobot isi tanah meningkat, aerasi buruk dan permeabilitas menjadi lambat.

Kemantapan agregat juga sangat menentukan tingkat kepekaan tanah terhadap erosi.

Kemampuan agregat untuk bertahan dari gaya perusak dari luar (stabilitas) dapat

ditentukan secara kuantitatif melalui Aggregate Stability Index (ASI). Indeks ini

merupakan penilaian secara kuantitatif terhadap kemantapan agregat (Santi, 2008).

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum pengambilan sampel tanah adalah untuk

memperoleh data karakteristik tanah yang tidak dapat diperoleh langsung dari

pengamatan lapangan. Lokasi pengambilan contoh tanah harus dipilih sedemikian rupa

sehingga dapat mewakili areal yang diambil contoh tanahnya.

Adapun tujuan dari praktikum tekstur tanah adalah untuk mengetahui dan

menentukan kelas tekstur pada tanah secara tepat. Kegunaan praktikum tekstur tanah

adalah sebagai bahan informasi dalam menentukan tanaman budidaya pada daerah itu

atau tanaman apa yang cocok pada jenis tekstur tersebut.

3
Adapun tujuan dari praktikum warna tanah adalah mahasiswa dapat

menentukan warna tanah yang diambil dari daerah masing-masing sesuai dengan

petunjuk buku Munsell Soil Color Chart. Sedangkan kegunaan dari pratikum ini adalah

agar mahasiswa dapat membedakan warna dari setiap lapisan tanah dan mahasiswa

dapat mengetahui cara menentukan warna tanah dengan buku buku Munsell Soil Color

Chart.

Adapun tujuan dari praktikum kemantapan agregat adalah untuk mengetahui

tipe struktur tanah dan mengetahui klasifikasi tekstur tanah.

Anda mungkin juga menyukai