01 Januari 2017
Factors Which Related To Men’s Participation In Family Planing In Sumber Agung Vilage Jetis
Bantul
1, 1
Niken Setyaningrum Fitria Melina
1
STIKes Yogyakarta
ABSTRAK
Latar Belakang : Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang
diinginkan. Partisipasi pria dalam ber-KB masih sangat rendah yaitu sekitar 1,3 %. Angka tersebut bila
dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya seperti Pakistan 9%, Banglades 18% dan
Malaysia 16,8% adalah yang terendah.
Tujuan Penelitian : Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keikutsertaan suami menjadi akseptor
KB di Desa Sumber Agung Jetis Bantul.
Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan survey analitik dengan desain Cross
Sectional. Populasi yang digunakan adalah semua pria pasangan usia subur yang ada di Desa Sumber
Agung Jetis Bantulsebanyak 1074 orang dan sampel berjumlah 291, diambil dengan metode statifed
proportional random sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner.
Hasil Penelitian : Ada hubungan antara tingkat pengetahuan, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi dan
informasi dengan keikutsertaan suami menjadi akseptor keluarga berencana KB di Desa Sumber Agung
Jetis Bantul.
Kesimpulan : Ada hubungan antara tingkat pengetahuan, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi dan
informasi dengan keikutsertaan suami menjadi akseptor keluarga berencana KB di Desa Sumber Agung
Jetis Bantul. Faktor paling dominan yang berpengaruh dengan keikutsertaan suami menjadi akseptor KB
di Desa Sumber Agung Jetis Bantul adalah Tingkat Ekonomi
Kata Kunci : tingkat pengetahuan, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, informasi, keikutsertaan KB
ABSTRACT
Background :Family planning is a program for helping couples to set, control the interval between
pregnancies and birth in the family. Men’s participation in family program was very low. That is a 1,3%,
this is when appeal with another developing countrys like Pakistan 9%, Bangladesh 18% and Malaysia
16,8% still low the most.
Method : The type of this research was quantitativeresearch used analytical survey method and the cross
sectional approach. Population which used in the research are all men productif age in Sumber Agung
village Jetis Bantul as 1074 people and sample as 291 . The sampling method used stratifed proportional
random sampling technique. The instrumen of the research is questionnaire
Result : The study found significantcorrelation between knowladge level, educated level, economy
level,and information with men’s participation in family program inSumber Agung village Jetis Bantul.
Factor which most dominant with men’s participation in family program inSumber Agung village Jetis
Bantul is economy level
Keyword : Knowladge level, educated level, economy level, information, men’s participation in family
program
yang ada di Desa Sumber Agung Jetis b. Tingkat Pendidikan Suami di Desa
Bantul tahun 2015 sebanyak 1074. Sumber Agung Jetis Bantul
Teknik sampling yang digunakan Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pendidikan
Terakhir Suami
adalah Stratifed Proportional Random Pendidikan Frekuensi Prosentase
Sampling dengan jumlah sampel 291 orang. (n) (%)
SD 66 22,7 %
Instrument yang digunakan pada penelitian SMP 150 51,5 %
SMA 61 21 %
ini adalah kuesioner untuk variabel PT 14 4,8 %
pengetahuan, check list untuk variabel Total 291 100 %
sumber : Data Primer, 2016
pendidikan, tingkat ekonomi, Keikutsertaan
Berdasarkan pada tabel 2 diketahui
Suami Menjadi Akseptor KB, informasi.
bahwa dari 291 suami di Desa Sumber
Untuk mengetahui hubungan antara faktor
Agung Jetis Bantul paling banyak
pengetahuan, pendidikan, informasi,
berpendidikan SMP yaitu sebanyak 150
ekonomi terhadap keikutsertaan suami
orang (51,5 %), sedangkan yang paling
menjadi akseptor KB dianalisis dengan
sedikit suami dengan Pendidikan Tinggi
menggunakan uji Chi square.
sebanyak 14 orang (4,8%).
2. Analisa Bivariat
Tabel 6. Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan dengan Keikutsertaan Suami Menjadi Akseptor KB
Tingkat Keikutsertaan Suami Ber- p-value
Pengetahuan KB Total 𝒙𝟐 a
Ikut Tidak Ikut
N % N %
Baik 37 61,7 23 38,3 60 20,6
Cukup 18 10,7 150 89,3 168 57,7 ,454 0,000 0,05
Kurang 0 0 63 100 63 21,6
Total 55 18,9 236 81,1 291 100
Sumber : Data Primer, 2016
Berdasarkan pada tabel 6 diketahui bahwa ditolak artinya ada hubungan yang
paling banyak suami yang mempunyai signifikan antara tingkat pengetahuan
tingkat pengetahuan cukup dan tidak ikut dengan keikutsertaan suami menjadi
ber-KB sebanyak 150 (89,3%). akseptor KB di Desa Sumber Agung Jetis
Berdasarkan uji chi square nilai 𝑥 2 hitung = Bantul.
0,454 dengan p-value 0,000<0,05, Ho
Tabel 7. Tabulasi Silang Tingkat Pendidikan dengan Keikutsertaan Suami Menjadi Akseptor KB
Tingkat Pendidikan Keikutsertaan Suami Ber-
KB Total 𝑥2 p- a
Ikut Tidak Ikut value
N % N %
SD 7 10,6 59 89,4 66 22,7
SMP 17 11,3 133 88,7 150 51,5 ,268 0,000 0,05
SMA 24 39,3 37 60,7 61 21
PT 7 50 7 50 14 0,5
Total 55 18,9 236 81,1 291 100
Sumber : Data Primer, 2016
Niken Setyaningrum, F., “Faktor-Faktor Yang Berhubungan ....” 103
besar suami di Desa Sumber Agung Jetis sesuai dengan penelitian yang dilakukan
Bantul mempunyai tingkat pengetahuan oleh Nurwanti (2007) yang menyatakan ada
cukup. Hasil penelitian ini sesuai dengan pengaruh antara faktor pendidikan terhadap
penelitian yang dilakukan oleh Sri Madya penggunaan metode kontrasepsi pria.
Bhakti Ekarini (2008) yang menyatakan ada Hal ini sesuai dengan pernyataan Ratih
hubungan yang bermakna antara (2011), yaitu pendidikan diperoleh dari
pengetahuan Keluarga Berencana dengan proses belajar melalui pendidikan formal
partisipasi pria dalam Keluarga Berencana. maupun informal. Pendidikan yang lebih
Hal ini sesuai dengan teori Notoadmodjo tinggi akan memudahkan seseorang dalam
(2007) yaitu pengetahuan seseorang menerima informasi dan pengetahuan untuk
biasanya dipengaruhi dari pengalaman menuju hidup sehat serta mengatasi
yang berasal dari berbagai macam sumber, masalah kesehatan.Tidak disangkal bahwa
misalnya : media massa, poster, kerabat pendidikan seseorang itu berpengaruh
dekat dan sebagainya. Pengetahuan ini dalam memberikan respon terhadap
dapat membentuk keyakinan tertentu sesuatu yang datang dari luar. Orang yang
sehingga seseorang berperilaku seperti mempunyai pendidikan tinggi akan
keyakinan tersebut. memberikan respon yang lebih rasional
Berkaitan dengan penelitian ini dibandingkan mereka yang berpendidikan
menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan rendah atau mereka yang tidak
menjadi salah satu faktor pengaruh berpendidikan, maka dalam menghadapi
terhadap keikutsertaan suami menjadi gagasan barupun mereka akan lebih
akseptor KB. Menurut asumsi peneliti banyak mempergunakan rasio dari pada
seseorang yang berpengetahuan baik akan emosi.
lebih berpartisipasi dalam program KB. Masyarakat yang tidak berpendidikan
2. Tingkat Pendidikan maupun berpendidikan rendah tentu akan
Hasil analisa univariat menunjukkan lebih banyak memberikan respon terhadap
bahwa dari 291 suami di Desa Sumber sesuatu gagasan baru itu dengan emosi.
Agung Jetis Bantul paling banyak suami Karena hal yang baru dianggapnya dapat
yang berpendidikan SMP 150 (51,5%), dan mengguncangkan masyarakat atau
yang paling sedikit suami yang merubah apa yang telah mereka lakukan
berpendidikan Tinggi 14 (0,5%). Dari hasil pada masa yang lalu. Tingkat pendidikan
analisa dapat dikatakan sebagian besar tidak saja mempengaruhi kerelaan
suami di Desa Sumber Agung Jetis Bantul menggunakan keluarga berencana, tetapi
berpendidikan SMP. Hasil penelitian ini juga pemilihan suatu metode.
Niken Setyaningrum, F., “Faktor-Faktor Yang Berhubungan ....” 105
yang menyatakan ada pengaruh antara kurang dan tidak ikut ber-KB sebanyak 63
informasi terhadap keikutsertaaan suami orang (100%).
menjadi akseptor KB kondom.Hal ini sesuai Berdasarkan uji chi square nilai �2
dengan pernyataan Peneliti Pusat Studi hitung = 0,454 dengan p-value 0,000<0,05,
Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) UGM Ho ditolak artinya ada hubungan yang
Issac Tri Oktaviatie, S.Ant, MSc, kurangnya signifikan antara tingkat pengetahuan
promosi atau sosialiasi tentang KB pria dengan keikutsertaan suami menjadi
dikarenakan kebijakan KB di Indonesia akseptor KB di Desa Sumber Agung Jetis
yang masih berfokus pada pencapaian Bantul.
target peserta KB perempuan. Perempuan Hasil penelitian ini sejalan dengan
masih tetap menjadi sasaran utama penelitian yang dilakukan oleh Sri Madya
sosialisasi program KB dengan harapan istri Bhakti Ekarini ( 2008 ) yang menyatakan
yang akan mengkomunikasikan dan ada hubungan yang bermakna antara
menegosiasikan pemakaian alat pengetahuan Keluarga Berencana dengan
kontrasepsi (alkon) kepada suaminya. partisipasi pria dalam Keluarga
Berdasarkan hasil penelitian masih Berencana.Hal ini sesuai dengan teori
banyak masyarakat yang belum Notoadmodjo (2007) yaitu pengetahuan
mendapatkan informasi mengenai KB pria. seseorang biasanya dipengaruhi dari
Semakin banyak masyarakat mendapatkan pengalaman yang berasal dari berbagai
informasi mengenai KB akan semakin macam sumber, misalnya : media massa,
banyak kemungkinan suami berpartisipasi poster, kerabat dekat dan sebagainya.
dalam program KB. Pengetahuan ini dapat membentuk
5. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan keyakinan tertentu sehingga seseorang
Keikutsertaan Suami menjadi akseptor berperilaku seperti keyakinan tersebut.
KB Hasil penelitian di Desa Sumber Agung
Hasil analisis bivariat pada tabel 6 Jetis Bantul menunjukkan masih ada suami
menunjukkan bahwa suami yang dengan tingkat pengetahan baik namun
mempunyai tingkat pengetahuan baik dan tidak ikut ber-KB sebanyak 23 orang
ikut ber-KB sebanyak 37 orang (61,7%), (38,3%). Hal ini disebabkan oleh faktor lain
suami yang mempunyai tingkat seperti media massa, poster, kerabat dekat
pengetahuan cukup dan tidak ikut ber-KB dan lainnya. Hal ini dapat dilihat dari
sebanyak 150 orang (89,3%), dan suami separuh responden (54%) berpengetahuan
yang mempunyai tingkat pengetahuan salah bahwa vasektomi dapat mengganggu
hubungan seksual, ini yang memungkinkan
Niken Setyaningrum, F., “Faktor-Faktor Yang Berhubungan ....” 107