Anda di halaman 1dari 16

BAB 2.

PENGKAJIAN

2.1 Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data manajemen keperawatan di Rumah Sakit Umum


Daerah dr. Abdoer Rahem Situbondo pada Ruang Tulip dilakukan pada tanggal 4-
6 Maret 2019. Data yang dikaji meliputi ketenagaan, sarana dan prasarana,
metode, sumber keuangan, dan pemasaran. Data dianalisis menggunakan analisis
SWOT untuk memperoleh beberapa rumusan masalah, kemudian dipilih satu
sebagai prioritas masalah.

2.2 Analisis Situasi

2.2.1 Ketenagaan (Man/M1)

a. Analisis Ketenagaan Jumlah Tenaga Keperawatan dan Non Keperawatan

RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo memiliki 3 fasilitas pelayanan


kesehatan utama, antara lain Instalasi Gawat Darurat (IGD), Instalasi Rawat Jalan
(Poli), dan Instalasi Rawat Inap (IRNA). Salah satu ruang rawat inap yang
terdapat di RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo adalah ruang Tulip yang
merupakan ruang pasien jantung. Ruang Tulip RSUD dr. Abdoer Rahem
Situbondo memiliki 17 orang ketenagaan, yang terdiri dari 1 kepala ruang (Ka
Ru), 2 ketua Tim (Ka Tim), 2 tenaga bidan, 11 perawat pelaksana (PP). selain itu
ruang melati juga memilki 1 orang tenaga admistrasi.
Gambar 2.1. Jadwal Dinas Perawat di Ruang Tulip RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo Bulan Maret 2019
b. Latar Belakang Pendidikan, Masa Kerja, Jenis Pelatihan yang Diikuti

Jenis
Latar
Pelatihan
No Nama Status Jabatan Belakang
yang
Pendidikan
Diikuti
1 Sandhy Sasmita Ardi,
PNS Ka.Ruang S1
S.Kep.Ners
2 Yeti Fandayani, S.Kep.Ners PNS Katim 2 S1
3 Najma Tuljannah, S.Kep.Ners Magang PP S1
4 Novita Ningrum, Amd.Keb Magang PP D3
5 Rakhmawati Desiana PNS Administrasi SLTA
6 Hadi Pranoto, S.Kep.Ners PNS PJ S1
7 Chintia Ad’ha Putri, S.Kep.Ners Magang PP S1
8 Nur Hayati, Amd.Kep Magang PP D3
9 Ika Erwin Daniah, Amd.Kep PNS PJ D3
10 Asise, Amd.Kep Magang PP D3
11 Desi Milatul Hakimah, Amd.Keb Magang PP D3
12 Akhmad Halik M, Amd.Kep PNS PJ D3
13 Heni Purnama Sari, Amd.Kep Magang PP D3
14 Yuvi Kurnia M, S. Kep. Ners Magang PP S1
15 Ulsiyah, S.Kep.Ners PNS Katim 1 S1
16 Fata Hamdan S, Amd.Kep Magang PP D3
17 Wardatul Hasanah, Amd.Kep Magang PP D3
Sumber: Data primer di ruang Tulip, Maret 2019

Keterangan :

1. Diklat ahli
2. Managemen keperawatan
3. BLS
4. PPGD/BCLS
5. Komunikasi Efektif
6. Resusitasi cairan
7. APAR
LATAR BELAKANG KETENAGAAN RUANG TULIP
RSUD DR ABDOER RAHEM SITUBONDO

6%

11,76%
S1 Keperawatan Ners
41,18%
D3 Keperawatan
D3 Kebidanan
SMA
41,18%

Gambar 2.2 Diagram ketenagakerjaan menurut latar belakang


pendidikan di ruang Tulip RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo
Berdasarkan tabel diatas jumlah ketenagaan yang terdapat pada ruang
Tulip RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo terdapat 14 orang tenaga perawat
yang terbagi dalam 2 latar belakang pendidikan yaitu 7 (41,18%) orang memiliki
latar pendidikan S1 Keperawatan, 7 (41,18%) orang memiliki latar belakang
pendidikan D3 Keperawatan, dan 2 (11,76%) orang memiliki latar belakang
pendidikan D3 Kebidanan serta 1 (6%) orang sebagai administrasi dengan latar
belakang pendidikan SLTA. Tidak semua ketenagaan di ruang Telati memiliki
latar belakang pedidikan seorang perawat, terdapat juga yang memiliki latar
belakang dari D3 Kebidanan. Hal ini dikarenakan ruang Tulip RSUD dr. Abdoer
Rahem Situbondo merupakan ruang penyakit jantung kelas 1,2, dan 3 sehingga
kompetensi paramedis yang dimiliki ruang Tulip juga beragam dan dapat
berpengaruh pada proses pelayanan kesehatan

Sebagian besar tenaga paramedis di ruang Tulip RSUD dr. Abdoer Rahem
Situbondo pernah mengikuti dan memiliki sertifikat pelatihan. Pelatihan yang ada
diantaranya adalah pelatihan diklat ahli, pelatihan Managemen Keperawatan,
BLS, PPGD/BCLS, Komunikasi Efektif, Resusitasi Cairan, dan pelatihan APAR.
Namun dengan demikian berdasarkan dari data yang diperoleh beberapa perawat
dan bidan juga ada yang belum mengikuti pelatihan tersebut. Hal itu dikarenakan
adanya pembatasan jumlah peserta yang dapat mengikuti pelatihan yang
diselenggarakan dari masing-masing ruangan di RSUD dr. Abdoer Rahem
Situbondo, sehingga dilakukan adanya roling dari beberapa tenaga paramedis
untuk mengikuti pelatihan yang di selenggarakan. Selain itu berdasarkan
informasi yang didapatkan dari wawancara dengan salah satu perawat yang
terdapat diruang melati diperoleh data bahwa terdapat program pelatihan dari
rumah sakit yang dapat diikuti oleh perawat ruangan, namun dalam
pelaksanaannya pelatihan tersebut tidak rutin. Disamping itu, rumah sakit juga
memberikan kesempatan bagi perawat ruangan untuk mengikuti pelatihan yang
diselenggarakan oleh instansi / rumah sakit lain, yaitu dengan cara mengirimkan
perwakilan dari ruang tertentu sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan dari
ruang yang bersangkutan. Rumah sakit RSUD dr. Abdoer Rahem juga
memberikan kesempatan bagi perawat ruangan yang berkeinginan untuk
melanjutkan jenjang pendidikan (Ijin Belajar) dengan melalui prosedur yang
sebelumnya telah ditetapkan oleh rumah sakit.

Pelatihan merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk


mengembangkan kompetensi perawat dimana pelatihan tersebut berguna untuk
meningkatkan kompetensi dalam segi knowledge dan skill perawat itu sendiri, dan
pada dasarnya seorang perawat yang berada di sebuah instalasi rawat inap masih
belum terdapat standart yang baku terkait pelatihan yang harus pernah diikuti.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin banyak
pelatihan yang diikuti oleh tenaga keperawatan maka semakin baik pula
kompetensi yang dapat dimiliki oleh perawat tersebut, sehingga pelayanan yang
diberikan akan lebih optimal.

Berdasarkan hasil kesepakatan Asosiasi Institusi Pendidikan Ners


Indonesia (AIPNI) dengan kementrian kesehatan RI dalam rapat RTA AIPNI
pada 13 Oktober 2016 yaitu perbandingan perawat profesi dan perawat vokasional
dalam satu ruangan yaitu 40% untuk perawat profesi dan 60 % untuk vokasional.
Perhitungan tenaga perawat ruang Tulip (tanggal 5 Maret 2019) berdasarkan hasil
kesepakatan tersebut sebagai berikut:

1. Perawat profesi
Kebutuhan perawat profesi = 40 % dari jumlah tenaga kesehatan
= 40 % x 16
= 6,4 → 6 orang
2. Perawat Vokasional
Kebutuhan perawat vocasional = 60 % dari jumlah tenaga kesehatan
= 60 % x 16
= 9,6 → 10 orang
Catatan :
Terdapat 9 orang tenaga vokasional dengan pendidikan D3 Keperawatan
dan D3 Kebidanan
Berdasarkan hasil pengkajian tenaga keperawatan di ruang Tulip
sudah baik dikarenakan sudah terdapat perawat profesi dan perawat
vokasional. Jumlah perbandingan perawat profesi dan perawat vokasional
telah memenuhi standart dimana diruangan terdapat 7 orang perawat
profesi dan 9 orang perawat vokasional. Berdasarkan hasil kesepakatan
Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia dengan kementrian kesehatan
RI dalam rapat RTA AIPNI 13 Oktober 2016 ruang Tulip seharusnya
terdapat 6 orang perawat profesi dan 10 orang perawat vokational. Namun
dengan demikian besarnya angka pada perhitungan tenaga vokasional
tidak semuanya dari jumlah tenaga keperawatan, karena terdapat juga yang
memiliki latar belakang dari selain keperawatan, yaitu D4 dan D3
Kebidanan. Jadi dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kebutuhan
tenaga perawat profesi di ruang Tulip RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo
sudah cukup baik yang didasarkan standar hasil kesepakatan Asosiasi
Institusi Pendidikan Ners Indonesia dengan kementrian kesehatan RI
dalam rapat RTA AIPNI 13 Oktober 2016.
c. Struktur Organisasi

Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 4 Maret 2019 di ruang Tulip,


diketahui bahwa terdapat struktur organisasi dalam ruangan. Berikut struktur
organisasi yang ada diruangan melati RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo:

Kepala UPF
dr. Ariadi Nugroho, Sp.JP

Dokter Umum
dr. Susanty Theresiyawati

Kepala Ruangan
Sandhy Sasmita Ardi, S.Kep.Ners

Ketua Tim 1 Administrasi Ketua Tim 2


Ulsiyah, S.Kep.Ners Rakhmawati Desiana Yeti Fandayani, S.Kep.Ners

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana


1. Hadi Pranoto, S.Kep.Ners 1. Ika Erwin Daniah, Amd.Kep
2. Asise, Amd.Kep 2. Heni Purnama Sari, Amd.Kep
3. Fata Hamdan Syukron, Amd.Kep 3. Yuvi Kurnia Mahmudah,
4. Akhmad Halik Mas’udi, Amd.Kep S.Kep.Ners
5. Najma Tuljannah, S.Kep.Ners 4. Chintia Ad’ha Putri, S.Kep.Ners
6. Novita Ningrum, Amd.Keb 5. Nur Hayati, Amd.Kep
7. Wardatul Hasanah, Amd.Kep 6. Desi Milatul Hakimah, Amd.Kep

Tanggungjawab Kamar Tanggungjawab Kamar

Gambar 2.4 Struktur Organisasi Ruang Tulip


d. Tingkat Ketergantungan Pasien ( selama 3 hari)

Tingkat ketergantungan pasien menurut Dauglas (1984) yang dikaji di


ruang Melati selama 3 hari dengan mengelompokkan pasien menjadi tiga
kategori yaitu perawatan mandiri, parsial dan total disesuaikan berdasarkan
kriteria berikut :

1) SELF CARE
Pasien bisa mandiri/ hampir tidak memerlukan bantuan

a) Mampu naik- turun tempat tidur


b) Mampu ambulasi dan berjalan sendiri
c) Mampu makan dan minum sendiri
d) Mampu mandi sendiri/ mandi sebagian dengan bantuan
e) Mampu membersihkan mulut (sikat gigi sendiri)
f) Mampu berpakaian dan berdandan dengan sedikit bantuan
g) Status psikologis stabil
h) Pasien dirawat untuk prosedur diagnostik
i) Operasi ringan
2) PARTIAL CARE
Pasien memerlukan bantuan perawat sebagian

a) Membutuhkan batuan 1 orang untuk naik- turun tempat tidur


b) Membutuhkan bantuan untuk ambulasi/ berjalan
c) Membutuhkan bantuan dalam menyiapkan makanan
d) Membutuhkan bantuan untuk makan/ disuap
e) Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
f) Membutuhkan bantuan untuk berpakaian dan berdandan
g) Membutuhkan bantuan untuk BAB dan BAK
h) Post operasi minor 24 jam
i) Melewati fase akut dari post operasi mayor
j) Fase awal dari penyembuhan
k) Observasi tanda- tanda vital setiap 4 jam
l) Gangguan emosional ringan
3) TOTAL CARE
Pasien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan memerlukan waktu
perawat yang lebih lama

a) Membutuhkan 2 orang atau lebih untuk mobilisasi dari tempat tidur ke


kereta dorong atau kursi roda
b) Membutuhkan latihan pasif
c) Kebutuhan nutrisi dan cairan dipenuhi melalui terapi intravena (infus) atau
NG tube (sonde)
d) Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
e) Membutuhkan bantuan penuh untuk berpakaian dan berdandan
f) Dimandikan perawat
g) Dalam keadaan inkontinensia
h) 24 jam post operasi mayor
i) Pasien tidak sadar
j) Keadaan pasien tidak stabil
k) Observasi TTV setip kurang dari jam
l) Perawatan luka bakar
m) Perawatan kolostomi
n) Menggunakan alat bantu nafas (ventilator)
o) Menggunakan WSD
p) Irigasi kandung secara terus menerus
q) Menggunakan alat traksi (skeletal traksi)
r) Fraktur dan atau pasca operasi tulang belakang/ leher
s) Gangguan emosional berat, bingung dna disorientasi
Standart waktu pelayanan pasien rawat inap menurut Douglas (1984) dalam
Hastuti 2012 juga dikategorikan sebagai berikut :

1. Perawatan minimal memerlukan waktu 1-2 jam/hari


2. Perawatan intermediet / partial memerlukan waktu 3-4 jam/hari
3. Perawatan maksimal / total memerlukan waktu 5-6 jam/hari
Berdasarkan hasil observasi langsung kepada pasien selama tiga hari (4-6
Maret 2019) di ruang instalasi rawat inap ruang Tulip RSUD dr. Abdoer Rahem
Situbondo yang disesuaikan berdasarkan kriteria perawatan pasien adalah sebagai
berikut:

Tabel 2.2 Tingkat ketergantungan pasien


No Hari Kategori Perawatan Klien Jumlah
pasien
Self care Partial care Total care
1. Senin, 04-03-2019 1 1 1 3
2. Selasa,05-04-2019 1 3 2 6
3. Rabu, 06-04-2019

Dari hasil observasi tentang tingkat ketergantungan pasien berdasarkan


kriteria perawatan pasien selama 3 hari paling banyak dalam kategori partial care.

e. Kebutuhan Tenaga Perawat Berdasarkan Tingkat Ketergantungan Pasien

1. Berdasarkan tingkat ketergantungan pasien (setiap hari dan kesimpulan


selama 3 hari)
Douglas (1992, dalam Sitorus, 2006) menetapkan jumlah perawat
yang dibutuhkan dalam suatu unit perawatan berdasarkan klasifikasi klien,
dimana masing-masing kategori mempunyai nilai standar per- shiftnya,
yaitu sebagai berikut:

Tabel 2.3 Kebutuhan tenaga perawat berdasarkan tingkat ketergantungan


pasien menurut Douglas
Klasifikasi Pasien
Jumlah
Minimal Parsial Total
pasien
Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0.20
2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60
Dst
Sumber: perencanaan kebutuhan tenaga keperawatan Douglas
Tabel 2.4 Jumlah tenaga perawat berdasarkan tingkat ketergantungan pasien
Hari Klasifikasi klien Jlh Jumlah Total Jumlah kebutuhan perawat
ke Klien perawat
tersedia
Min Part Tot P S M P S M
1 1 1 1 3 6 3 3 12 Min= 1x0,17 = 0,17 Min= 1 x0,14 = 0,14 Min= 1x0,07 = 0.17
Part= 1x0,27= 0,27 Part= 1x0,15=0,15 Part= 1x0,10= 0,10
Tot= 1x 0,36= 0,36 Tot= 1 x 0,30 = 0,30 Tot= 1 x 0,20= 0,20
Jumlah = 0.80 Jumlah = 0.59 Jumlah = 0,47
2 1 4 2 7 5 3 3 11 Min= 1 x0,17 = 0,17 Min= 1 x0,14 = 0,14 Min= 1 x 0,07 = 0,07
Part= 4 x 0,27= 1,08 Part= 4x 0,15= 0,60 Part= 4x0,10= 0,40
Tot= 2 x 0,36= 0,72 Tot= 2 x 0,30 = 0,60 Tot= 2 x 0,20= 0,40
Jumlah = 1,97 Jumlah = 1,34 Jumah= 0.087
3 6 3 3 12 Min= x 0,17 = Min= x 0,14 = Min= x 0,07 =
Part= x 0,27 = Part= x 0,15 = Part= x 0,10 =
Tot= x 0,36 = Tot= x 0,30 = Tot= x 0,20 =
Jumlah = Jumlah = Jumah=
  
Sumber: data primer RuangTulip4 – 6 Maret 2019

Catatan :

Total tenaga perawat yang dibutuhkandalam 1 hari, yaitu: 5 + 4 + 3 = 12orang


Jumlah tenaga lepas dinas per hari dihitung berdasarkan jumlah hari libur dan hari efektif dalam 1 tahun serta jumlah kebutuhan total
perawat dalam 1 hari, yaitu: (86x12) : 279 =orang
Jumlah perawat cadangan yaitu 20% x jumlah kebutuhan perawat perhari, yaitu : 20% x 12 = orang.
Jumlah total perawat yang dibutuhkan ruang Tulip adalah: 12 + 4 + 2 = 18orang
Perhitungan kebutuhan perawat berdasarkan rumus Dougles dengan
melakukan pengamatan jumlah dan kebutuhan pasien selama 3 hari diruang Tulip
RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo yaitu jumlah kebutuhan perawat untuk jaga pagi
adalah sebanyak ____ orang, kebutuhan perawat untuk jaga siang ____ orang, dan
kebutuhan perawat untuk jaga malam ____ orang. Total kebutuhan perawat yang
dibutuhkan selama 1 hari adalah sebanyak _______ orang. Selain kebutuhan perawat
dalam 1 hari, adanya perhitungan untuk perawat yang libur dan perawat cadangan juga
perlu diketahui untuk menentukan jumlah perawat yang diperlukan dalam 1 ruangan.
Berdasarkan perhitungan diatas ditemukan jumlah kebutuhan perawat lepas dan
perawat cadangan masing-masing adalah sebanyak ___ dan ___ orang. Sehingga
kebutuhan total perawat untuk ruang melati yaitu sebanyak ____ orang..

2. Berdasarkan Gillies
Rumus yang digunakan untuk menghitung kebutuhan perawat
berdasarkan gillies adalah sebagai berikut :

AxBx 365
TP =
(365 − C)xJamkerjaperhari

Keterangan:
TP = tenaga perawat
A = jam perawatan/24 jam (waktu perawatan yang dihasilkan pasien)
B = Rata-rata klien/hari
TT = jumlah tempat tidur
C = jumlah hari libur
Perhitungan menggunakan rata-rata jumlah pasien selama 3 hari
A = 1 x 2 jam = 2jam (perawatan langsung minimal)
= 4 x 4 jam = 16 jam (perawatan langsung sebagian)
= 2 x 6 jam= 12 jam (perawatan lengsung total)
= 7 x 1 jam = 7 jam (perawatan tidak langsung)
Total jam= 30 + 7 = 37 jam
Pendidikan kesehatan = 7 x 0,25 = 1,75 2 jam
Jumlah total waktu perawatan/ hari = 37 + 2 / jumlah pasien
= 39/ 7 = 5,5 jam 6
Jumlah kebutuhan perawat
𝐴𝑥𝐵𝑥365
𝑇𝑃 =
(365 − 𝐶)𝑥 𝐽𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑖

6𝑥7𝑥365
𝑇𝑃 =
(365 − 86)𝑥 7

𝑇𝑃 = 7,84 Dibulatkan menjadi 8 orang

Untuk cadangan sebesar 20% menjadi 20 % x 8 = 2 orang

Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan keseluruhan 8 + 2 = 10 orang

3. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


340/MENKES/PER/III/2010
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
340/MENKES/PER/III/2010. RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo merupakan
rumah sakit tipe C, sehingga perbandingan antara jumlah perawat dengan
jumlah tempat tidur (TT) adalah 2 : 3. Ruang melati memiliki jumlah total
tempat tidur sebanyak 20, maka jumlah perawat yang dibutuhkan adalah 13
orang perawat. Berdasarkan standardisasi ketenagaan berdasarkan Kemenkes
340 tahun 2010, perbandingan perawat dan tempat tidur di ruang Tulip adalah
13 : 20.
Tabel 2.5 Perbandingan Penghitungan Kebutuhan Tenaga Perawat

Berdasarkan Tingkat Ketergantungan Klien(Douglas) ____ orang


Berdasarkan Formula Gillies ____ orang
Berdasarkan Permenkes RI no 13:20
340/MENKES/PER/III/2010 (Jumlah perawat: Jumlah
Tempat Tidur
Jumlah Perawat Ruangan (harian) 1 Kepala Ruangan, 2
Ketua Tim, 13 Perawat
dan Bidan Pelaksana
Jumlah Perawat Ruangan (Perawat: Tempat Tidur) 16: 20 (4:5)

Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan perawat dengan menggunakan Douglas,


Gillies, dan Permenkes RI No 340/MENKES/PER/III/2010 didapatkan bahwa jumlah
kebutuhan perawat di Ruang Melati sebanyak 8-18 perawat.

Interpretasi:

Saat ini jumlah perawat di ruang Melati RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo
sebanyak 13 perawat dan 4 bidan, jadi jumlah ketenagaan di ruang Melati termasuk
dalam kategori memenuhi kebutuhan.
f. Alur Masuk Pasien

Berdasarkan diagram alur masuk di Ruang Tulip RSUD dr. Abdoer


Rahem Situbondo, didapatkan hasil seperti dibawah ini:

DIDAMPINGI :
PENDAFTARAN PASIEN
1. KELUARGA
2. PIHAK BERWENANG

POLI IGD

PENDAFTARAN

PASIEN MASUK RUANG TULIP RUANGAN LAIN

PERAWATAN PASIEN

PASIEN PULANG PAKSA


PEMBAYARAN
SEMBUH
PERAWATAN DI
MENINGGAL
LOKET TERPADU
RUJUK

Gambar 2.3 Alur Masuk Pasien

Pasien datang ke RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo dapat bersama


keluarga atau penanggung jawab pasien. Jika pasien pertama kali datang melalui
ruang IGD , maka pasien akan dilakukan pemeriksaan oleh petugas kesehatan
berupa pemeriksaan oleh dokter, pemeriksaan penunjang, perawatan oleh perawat,
hingga pemberian obat. Keluarga pasien atau penanggung jawab kemudian harus
melengkapi registrasi di tempat pendaftaran pasien. Setelah registrasi selesai,
maka pasien akan diberikan ruang perawatan sesuai dengan keadaan dan
kemampuan pasien. Perawat IGD akan menghubungi ruang yang bersangkutan,
dan setelah itu perawat ruangan akan menyiapkan ruangan. Setelah ruangan
dinyatakan siap, perawat IGD akan mengantarkan pasien ke ruangan tersebut,
dalam hal ini adalah ruang Tulip. Diruang perawatan Tulip, perawat IGD
melakukan timbang terima dengan perawat ruangan untuk melanjutkan tindakan
perawatan yang dibutuhkan pasien sesuai dengan indikasi. Pasien kemudian
menjalani perawatan hingga pasien dinyatakan sembuh, meninggal maupun perlu
rujukan, jika pasien dinyatakan sembuh, meninggal maupun perlu rujukan,
keluarga harus menyelesaikan pembayaran perawatan di loket terpadu.
Alur masuk ruang Tulip jika pasien dari poli spesialis dimulai dari pertama
kali pasien melakukan pendaftaran kemudian pasien melakukan pemerikssaan
sesuai dengan poli spesialis yang akan dituju. Jika pasien disarankan untuk rawat
inap, pasien kemudian melakukan pendaftaran untuk menjalani rawat inap.
Setelah itu petugas menyiapkan ruangan, kemudian perawat poli spesialis
melakukan timbang terima ke perawat ruangan untuk melanjutkan tindakan
keperawatan di ruangan dan pasien menjalani perawatan hingga pasien
dinyatakan sembuh, meninggal maupun perlu rujukan, jika pasien dinyatakan
sembuh, meninggal maupun perlu rujukan, keluarga harus menyelesaikan
pembayaran perawatan di loket terpadu.
Alur masuk ruang Tulip jika melalui ruang lain, dimulai dengan
pemeriksaan oleh DPJP ataupun jika terdapat permintaan dari pihak pasien untuk
pindah ruang/kelas. Jika semua prosedur administrasi telah di setujui, perawat
ruangan lain seperti ruang OK, ruang ICCU, ruang HD, dan ruangan lain di
RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo akan melakukan pemesanan kamar di ruang
Tulip. Perawat ruang Tulip kemudian akan menyiapkan kamar dan prosedur
perpindahan nya akan sama seperti alur masuk klien dari IGD maupun poli.

g. Analisis Masalah Pada Bagian Ketenagaan

Anda mungkin juga menyukai