Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI


(JENIS JENIS KORUPSI)

Salha Hasanuddin (01803001)


Aprilda Eka Putri Maharani (01803001)
Alfiyyah Rahmawati (01803001)
A. Reski Iftita AB (01803001)
Nur Rahayu Lestari (01803001)
Riskawati (01803001)

YAYASAN AMANAH MAKASSAR


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AMANAH MAKASSAR
PRODI III KEPERAWATAN GIGI
2019

i
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan nikmat dan
rahmatNYA penyusun mampu menyelesaikan tugas ini guna memenuhi
tugas mata kuliah pendidikan budaya anti korupsi.
Tugas ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu mengenai
korupsi yang disajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber
informasi dan referensi. Kami sadar bahwa tugas ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu kepada pembaca saya
meminta masukannya demi perbaikan pembuatan tugas di masa yang
akan datang.

Gowa,17 Maret 2019

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i


DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi korupsi ............................................................................... 3
2.2 Fenomena korupsi di Indonesia ...................................................... 7
2.3 Jenis jenis korupsi ........................................................................... 7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 12
3.2 Saran ............................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 13

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemajuan suatu negara sangat ditentukan oleh kemampuan dan
keberhasilannya dalam melaksanakan pembangunan. Pembangunan sebagai suatu
proses perubahan yang direncanakan mencakup semua aspek kehidupan
masyarakat. Efektifitas dan keberhasilan pembangunan terutama ditentukan oleh
dua faktor, yaitu sumber daya manusia, yakni (orang-orang yang terlibat sejak
dari perencanaan samapai pada pelaksanaan) dan pembiayaan. Diantara dua faktor
tersebut yang paling dominan adalah faktor manusianya. Indonesia merupakan
salah satu negara terkaya di Asia dilihat dari keanekaragaman kekayaan sumber
daya alamnya. Tetapi ironisnya, negara tercinta ini dibandingkan dengan negara
lain di kawasan Asia bukanlah merupakan sebuah negara yang kaya malahan
termasuk negara yang miskin. Mengapa demikian? Salah satu penyebabnya
adalah rendahnya kualitas sumber daya manusianya. Kualitas tersebut bukan
hanya dari segi pengetahuan atau intelektualnya tetapi juga menyangkut kualitas
moral dan kepribadiannya. Rapuhnya moral dan rendahnya tingkat kejujuran dari
aparat penyelenggara negara menyebabkan terjadinya korupsi. Korupsi di
Indonesia dewasa ini sudah merupakan patologi social (penyakit social) yang
sangat berbahaya yang mengancam semua aspek kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Korupsi telah mengakibatkan kerugian materiil
keuangan negara yang sangat besar. Namun yang lebih memprihatinkan lagi
adalah terjadinya perampasan dan pengurasan keuangan negara yang dilakukan
secara kolektif oleh kalangan anggota legislatif dengan dalih studi banding, THR,
uang pesangon dan lain sebagainya di luar batas kewajaran. Bentuk perampasan
dan pengurasan keuangan negara demikian terjadi hampir di seluruh wilayah
tanah air. Hal itu merupakan cerminan rendahnya moralitas dan rasa malu,
sehingga yang menonjol adalah sikap kerakusan. Persoalannya adalah dapatkah
korupsi diberantas? Tidak ada jawaban lain kalau kita ingin maju, adalah korupsi
harus diberantas. Jika kita tidak berhasil memberantas korupsi, atau paling tidak

1
mengurangi sampai pada titik nadir yang paling rendah maka jangan harap negara
ini akan mampu mengejar ketertinggalannya dibandingkan negara lain untuk
menjadi sebuah negara yang maju. Karena korupsi membawa dampak negatif
yang cukup luas dan dapat membawa negara ke jurang kehancuran.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa yang dimaksud dengan korupsi ?
2. Bagaimana fenomena korupsi di Indonesia ?
3. Apa saja jenis – jenis korupsi ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk memahami apa yang dimaksud dengan kerupsi serta fenomena
terjadinya korupsi di Indonesia
2. Untuk mengetahui apa saja jenis – jenis korupsi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Korupsi


Kata korupsi berasal dari bahasa latin “corruptio” atau corruptus yang
bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok. Menurut para
ahli bahasa, corruptio berasal dari kata kerja corrumpere, suatu kata dari Bahasa
Latin yang lebih tua. Kata tersebut kemudian menurunkan istilah corruption,
corrups (Inggris), corruption (Perancis), corruptie/korruptie (Belanda) dan korupsi
(Indonesia).

Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan
jabatan resmi untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintahan di seluruh
dunia ini rentan korupsi dalam praktiknya. Beratnya korupsi tentu berbeda-beda,
dari yang paling ringan dalam bentuk penggunaan pengaruh dan dukungan untuk
memberi dan menerima pertolongan, sampai dengan korupsi berat yang
diresmikan. Titik ujung korupsi adalah kleptokrasi, yang arti harafiahnya
pemerintahan oleh para pencuri, di mana pura-pura bertindak jujur pun tidak ada
sama sekali.

Dalam ilmu politik, korupsi didefinisikan sebagai penyalahgunaan jabatan


dan administrasi, ekonomi atau politik, baik yang disebabkan oleh diri sendiri
maupun orang lain, yang ditujukan untuk memperoleh keuntungan pribadi,
sehingga meninmbulkan kerugian bagi masyarakat umum, perusahaan, atau
pribadi lainnya.

Dari sudut pandang ekonomi, para ahli ekonomi menggunakan definisi


yang lebih konkret. Korupsi didefinisikan sebagai pertukaran yang
menguntungkan (antara prestasi dan kontraprestasi, imbalan materi atau
nonmateri), yang terjadi secara diam-diam dan sukarela, yang melanggar norma-
norma yang berlaku, dan setidaknya merupakan penyalahgunaan jabatan atau

3
wewenang yang dimiliki salah satu pihak yang terlibat dalam bidang umum dan
swasta.

Dari pengertian korupsi yang dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan


bahwa Korupsi adalah perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang,
penerimaan uang sogok dan lain sebagainya untuk memperkaya diri sendiri atau
orang lain atau korporasi, yang mengakibatkan kerugian keuangan pada negara.
Atau tindakan penyelewengan atau penggelapan uang baik itu uang Negara atau
uang lainnya yang dilakukan untuk keuntungan pribai atau orang lain.

Bisa juga diartikan sebagai tindakan seseorang yang menyalahgunakan


kepercayaan dalam suatu masalah atau organisasi untuk mendapatkan
keuntungan. Atau suatu kegiatan yang merugikan kepentingan publik dan
masyarakat luas untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.

Pengertian kerupsi menurut KBBI :

Pengertian korupsi menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)


adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan dan
sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain.

Pengertian korupsi menurut para ahli :


 Alatas (1987)
Pengertian korupsi menurut Alatas adalah pencurian yang melalui
penipuan dalam situasi yang mengkhianati kepercayaan. Korupsi merupakan
wujud perbuatan immoral dari dorongan untuk mendapatkan sesuatu
menggunakan metode penipuan dan pencurian. Poin penting yang harus anda tahu
bahwa nepotisme dan korupsi otogenik itu merupakan bentuk korupsi.

4
 Bank Dunia
Pengertian Korupsi menurut Bank Dunia adalah pemanfaatan kekuasaan
untuk mendapat keuntungan pribadi. Bila anda perhatikan dengan seksama
definisi korupsi ini maka kolusi, dan nepotisme merupakan bagian dari korupsi
atau bentuk korupsi itu sendiri (Kusuma, 2003).

 Kusuma (2003)
Korupsi adalah pemanfaatan kekuasaan untuk mendapat keuntungan
pribadi. Bila anda perhatikan dengan seksama definisi korupsi ini maka kolusi,
dan nepotisme merupakan bagian dari korupsi atau bentuk korupsi itu sendiri.

 Asyumardi Mazhar
Pengertian korupsi adalah berbagai tindakan gelap dan tidak sah (illicit or
illegal activities) untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau kelompok.

 Guy Benveniste
Guy Benveniste membagi pengertian korupsi menjadi tiga bagian yaitu
korupsi ilegal (corruption illegal), mercenery corruption dan ideological
corruption (korupsi ideologis).

 Pengertian illegal corruption (illegal corruption) adalah suatu jenis


tindakan yang membongkar atau mengacaukan, bahasa ataupun maksud
maksud hukum, peraturan dan regulasi tertentu. Efektivitas untuk jenis
korupsi ini bisa diukur. Namun ia jauh lebih mudah untuk dikendalikan.
 Pengertian mercenary corruption adalah sejenis korupsi dengan maksud
untuk memperoleh keuntungan individual / pribadi. Umumnya korupsi
jenis ini banyak digunakan oleh kompetitor politik dalam suksesi ataupun
kampanye politik.
 Pengertian korupsi ideologis (ideological corruption) adalah korupsi yang
dilakukan lebih karena kepentingan kelompok, karena komitmen ideologis

5
seseorang yang mulai tertanam diatas nama kelompok tertentu. Ummnya
korupsi ideologis sangat sulit dilacak dan diketahui secara material.
 The Lexicon Webster Dictionary
Korupsi adalah kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap,
tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian, kata-kata atau ucapan yang
menghina atau memfitnah.

 Nurdjana (1990)
Pengertian Korupsi Menurut Nurdjana, korupsi berasal dari bahasa Yunani
yaitu “corruptio” yang berarti perbuatan yang tidak baik, buruk, curang, dapat
disuap, tidak bermoral, menyimpang dari kesucian, melanggar norma-norma
agama materiil, mental dan hukum.

 Muhammad Ali (1998)


Ia membagi arti korupsi menjadi tiga pengertian, yakni 1) korup, 2) korupsi, dan
3) koruptor):

 “Korup” diartikan sebagai sifat yang busuk, suka menerima uang


suap/sogok, memakai kekuasaan untuk kepentingan sendiri dan
sebagainya.
 “Korupsi” artinya perbuatan busuk seperti penggelapan uang, penerimaan
uang sogok, dan sebagainya
 “Koruptor” artinya orang yang melakukan korupsi
 Agus Mulya Karsona (2011 :23)
Mendefinisikan korupsi sebagai sesuatu perbuatan yang busuk, jahat, dan
merusak yang menyangkut perbuatan yang bersifat amoral, sifat dan keadaan yang
busuk, menyangkut jabatan instansi atau aparatur pemerintah, penyelewengan
kekuasaana dalam jabatan karena pemberian, menyangkut factor ekonomi dan
politik dan penempatan keluarga atau golongan ke dalam kedinasaan di bawah
kekuasan jabatan.

6
2.2 Fenomena Korupsi di Indonesia

Sebahagian orang menyatakan bahwa korupsi di Indonesia sudah


membudaya dan telah merasuki seluruh sendi-sendi kehidupan bangsa. Sebagian
lain menyatakan bahwa korupsi belum membudaya, walaupun harus diakui
korupsi telah sangat meluas. Sebuah laporan Bank Dunia (Bank Dunia, 2003 :
42), mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki reputasi yang buruk dari segi
korupsi dan menjadi salah satu negara terkorup di dunia. Bahkan dari laporan
Bank Dunia itu (Ibid : 50), menemukan bahwa korupsi di Indonesia memiliki akar
panjang ke belakang yaitu sejak jaman VOC sebelum tahun 1800, dan praktek itu
berlanjut sampai masa-masa pasca kemerdekaan. Dari masa inilah Indonesia
mewarisi praktek-praktek seperti membayar untuk mendapatkan kedudukan di
pemerintahan, mengharapkan pegawai-pegawai menutup biaya di luar gaji dari
gaji mereka dan lain-lain. Pada masa Orde Baru yaitu selama 1967-1998, praktek
korupsi ini mendapat dukungan dan kesempatan luas pada masa itu yaitu dengan
memberikan dukungan kepada pengusaha-pengusaha besar dan membangun
konglomerat-konglomerat baru dan memberikan kemudahan-kemudahan dan
fasilitas, bahkan memberikan kesempatan kepada para pengusaha dan kroni
Presiden untuk mempengaruhi politisi dan birokrat.
Sejak lepasnya pemerintahan Orde Baru, masalah pemberantasan korupsi belum
juga tertangani dengan baik. Niat untuk memberantas korupsi cukup kuat.
Berbagai peraturan dan reformasi perundang-undangan tentang korupsi
dilahirkan, tapi tidak membawa hasil yang memadai. Bahkan banyak korupsi baru
yang terungkap justeru terjadi setelah masa reformasi.

2.3 Jenis – Jenis Korupsi


Tentang tindak pidana korupsi perubahan atas UU No. 31 Tahun 1999.
Secara jika membaca secara seksama UU ini maka akan banyak sekali jenis jenis
korupsi yang ada, namun kita akan merangkumnya dalam sub pokok yang lebih
mudah dipahami

7
1. Kerugian keuangan negara

Kerugian negara bisa masuk dalam arti delik formil yang unsur "dapat merugikan
keuangan negara". Seharusnya diartikan merugikan negara dalam arti langsung
maupun tidak langsung. Dalam logika, suatu tindakan otomatis dapat dianggap
merugikan keuangan negara apabila tindakan tersebut berpotensi menimbulkan
kerugian negara.

2. Suap-menyuap

Untuk mengetahui pengertian suap- menyuap dapat kita lihat dalam rumusan
pasal 2 dan pasal 3 Undang-undang No. 11 tahun 1980 tentang Tindak Pidana
Suap, dalam ha ini pemberi suap ataupun janji juga mendapatkan hukuman,
apalagi yang menerimanya.

3. Penggelapan dalam jabatan

Penggelapan dalam masa jabatan akan seperti orang yang merasa memiliki barang
orang lain, namun tidak merasa. Banyak orang yang sudah punya jabatan lupa
akan barang barang yang mereka pakai. Kepala sekolah biasanya yang serin
disorot karena menggunakan fasilitas dan penggunaan dan anak anak.

4. Pemerasan

pemerasan adalah tindakan/ perbuatan yang dilakukan oleh pegawai negeri atau
penyelenggara negara yang dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau
orang lain secara melawan hukum, atau dengan menyalahgunakan kekuasaannya
memaksa seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran
dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri

5. Perbuatan curang

8
Untuk memahami unsur unsur perbuatan curang dalam tindak pidana korupsi, bisa
dilihat rumusan pasal 7 dan pasal 12 huruf h UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No.
20 Tahun 2001

6. Gratifikasi
Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap
pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan
dengan kewajiban atau tugasnya dengan ketentuan\
Apa gratifikasi?
Garatifikasi adalah proses dimana memberikan hadih sebagai suap atau sebagai
pelicin dalam kewenangan.

Jenis korupsi yang lebih operasional juga diklasifikasikan oleh tokoh


reformasi, M. Amien Rais yang menyatakan sedikitnya ada empat jenis
korupsi, yaitu (Anwar, 2006:18):

Korupsi menurut amien rais?

1. Korupsi manipulatif, seperti permintaan seseorang yang memiliki kepentingan


ekonomi kepada eksekutif atau legislatif untuk membuat peraturan atau UU yang
menguntungkan bagi usaha ekonominya.

2. Korupsi ekstortif, yakni berupa sogokan atau suap yang dilakukan pengusaha
kepada penguasa.
3. Korupsi nepotistik, yaitu terjadinya korupsi karena ada ikatan kekeluargaan,
pertemanan, dan sebagainya.

9
4. Korupsi subversif, yakni mereka yang merampok kekayaan negara secara
sewenang-wenang untuk dialihkan ke pihak asing dengan sejumlah keuntungan
pribadi.
Diantara model-model korupsi yang sering terjadi secara praktis adalah:
pungutan liar, penyuapan, pemerasan, penggelapan, penyelundupan, pemberian
(hadiah atau hibah) yang berkaitan dengan jabatan atau profesi seseorang.

Korupsi menurut Gerald E. Caiden dalam Toward a General Theory of


Official Corruption menguraikan secara rinci bentuk-bentuk korupsi yang umum
dikenal, yaitu:
1. Berkhianat, subversif, transaksi luar negeri ilegal, penyelundupan.
2. Penggelapan barang milik lembaga, swastanisasi anggaran pemerintah, menipu
dan mencuri.
3. Penggunaan uang yang tidak tepat, pemalsuan dokumen dan penggelapan uang,
mengalirkan uang lembaga ke rekening pribadi, menggelapkan pajak,
menyalahgunakan dana.
4. Penyalahgunaan wewenang, intimidasi, menyiksa, penganiayaan, memberi
ampun dan grasi tidak pada tempatnya.
5. Menipu dan mengecoh, memberi kesan yang salah, mencurangi dan
memperdaya, memeras.
6. Mengabaikan keadilan, melanggar hukum, memberikan kesaksian palsu,
menahan secara tidak sah, menjebak.
7. Tidak menjalankan tugas, desersi, hidup menempel pada orang lain seperti
benalu.
8. Penyuapan dan penyogokan, memeras, mengutip pungutan, meminta komisi.
9. Menjegal pemilihan umum, memalsukan kartu suara, membagi-bagi wilayah
pemilihan umum agar bisa unggul.
10. Menggunakan informasi internal dan informasi rahasia untuk kepentingan
pribadi; membuat laporan palsu.
11. Menjual tanpa izin jabatan pemerintah, barang milik pemerintah, dan surat
izin pemrintah.

10
12. Manipulasi peraturan, pembelian barang persediaan, kontrak, dan pinjaman
uang.
13. Menghindari pajak, meraih laba berlebih-lebihan.
14. Menjual pengaruh, menawarkan jasa perantara, konflik kepentingan.
15. Menerima hadiah, uang jasa, uang pelicin dan hiburan, perjalanan yang tidak
pada tempatnya.
16. Berhubungan dengan organisasi kejahatan, operasi pasar gelap.
17. Perkoncoan, menutupi kejahatan.
18. Memata-matai secara tidak sah, menyalahgunakan telekomunikasi dan pos.
19. Menyalahgunakan stempel dan kertas surat kantor, rumah jabatan, dan hak
istimewa jabatan.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Korupsi adalah perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang,
penerimaan uang sogok dan lain sebagainya untuk memperkaya diri sendiri atau
orang lain atau korporasi, yang mengakibatkan kerugian keuangan pada negara.
Atau tindakan penyelewengan atau penggelapan uang baik itu uang Negara atau
uang lainnya yang dilakukan untuk keuntungan pribai atau orang lain.

Bisa juga diartikan sebagai tindakan seseorang yang menyalahgunakan


kepercayaan dalam suatu masalah atau organisasi untuk mendapatkan
keuntungan. Atau suatu kegiatan yang merugikan kepentingan publik dan
masyarakat luas untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.

3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan


jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. Maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam
kesimpulan di atas.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/6194387/MAKALAH_TENTAN_KORUPSI
https://www.zonareferensi.com/pengertian-korupsi/
https://hamdanzoelva.wordpress.com/2008/08/11/fenomena-korupsi-dari-sudut-
pandang-filsafat-ilmu/
https://www.indonesia184.ga/2018/02/jenis-jenis-korupsi-menurut-uu-no-20.html

13

Anda mungkin juga menyukai