Bahan Ajar 5
Bahan Ajar 5
PERLINDUNGAN HUTAN
Oleh: Dr.Ir. Andi Sadapotto, MP
1. PENDAHULUAN
a) Garis Besar Materi Pokok Bahasan V:
Pokok bahasan keempat ini terkait dengan faktor-faktor fisik penyebab kerusakan hutan yaitu
faktor pengelolaan tanah yang kurang baik
Mahasiswa mampu menjelaskan faktor-faktor fisik penyebab kerusakan hutan yaitu faktor
pengelolaan tanah yang kurang baik.
1
Mahasiswa mampu membedakan dan mengelompokkan faktor fisik penyebab kerusakan
hutan yaitu faktor pengelolaan tanah yang kurang baik.
Setelah mahasiswa mengikuti dan memahami faktor fisik penyebab kerusakan hutan karena
faktor pengelolaan tanah yang kurang baik.
e) Urutan Pembahasan:
Faktor pengelolaan tanah yang kurang baik akan terdiri dari :
Pada materi bahasan kedua ini dikemukakan landasan hukum perlindungan dan
pengamanan hutan. Selanjutnya memahami isu strategi dalam perlindungan dan
pengamanana dikaitkan dengan pengelolaan hutan
Pada pokok bahasan V akan diuraikan hal-hal yang terkait dengan faktor-faktor
penyebab kerusakan hutan karena faktor pengelolaan tanah yang kurang baik. Tumbuh-
tumbuhan tidak dapat berperanan sebagaimana mestinya apabila beberapa faktor fisik dan
kimia yang terdapat di dalam tanah menghambat sistem perakaran untuk menyerap air, unsur
hara dan oksigen. Faktor fisik tanah yang sangat penting adalah mengenai tekstur dan
strukturnya. Faktor ini sangat mempengaruhi daya tampung air dan hara, peredaran udara,
suhu dan pertumbuhan akar.
Faktor kimia meliputi sumber-sumber mineral, kapasitas pertukaran koloid tanah dan
reaksi tanah. Pembicaraan lebih lanjut tentang faktor-faktor di atas adalah diluar bidang ilmu
perlindungan hutan. Tetapi kita harus menyadari bahwa banyak interaksi antara tanah yang
dapat menyebabkan kebutuhan utama tumbuh-tumbuhan melampaui batas toleran. Dengan
2
demikian akan timbul gejala penyakit tanaman sebagai akibat defisiensi karena tersedianya
kebutuhan secara berlebihan atau tidak adanya keseimbangan antara faktor-faktor yang
diperlukan.
1. Penyakit karena defisiensi bahan makanan atau hara
Analisis mineral hara yang terdapat di dalam tanah menunjukkan perbedaan yang sangat
nyata dalam hal konsentrasinya. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman mempunyai
kemampuan untuk menyeleksi absorpsi hara yang tersedia di dalam tanah. Lebih 60 jenis
elemen telah diketemukan di dalam jaringan berbagai tanaman. Diantara ini hanya 16 yang
dianggap sangat penting untuk pertumbuhan dari kebanyakan tanaman.
Ada tiga kriteria untuk menentukan apakah sesuatu elemen sangat dibutuhkan oleh
tanaman atau tidak yakni :
a. Sesuatu tanaman tidak dapat menyempurnakan pertumbuhan vegetatifnya atau fase
reproduksi tidak dapat berkembang apabila kekurangan elemen tersebut.
b. Gejala defisiensi sesuatu elemen hanya dapat dinormalkan kembali dengan memberikan
elemen tersebut kepada tanaman.
c. Elemen ini secara langsung merupakan hara yang dibutuhkan oleh tanaman.
3
7. Molybdenum Mo MoO4= 0.00001
Defisiensi hara dapat terjadi apabila tersedianya dalam tanah sangat kurang atau
terdapatnya dalam bentuk yang tidak dapat diserap oleh tanaman. Difisiensi dapat disebabkan
karena proses pencucian, antagonisme bahan-bahan kimia, aktifitas mikroba, peredaran udara
dan kemasaman tanah (pH). Jika satu atau lebih elemen hara kurang, maka tanaman-tanaman
sering memperlihatkan gejala sebagai berikut :
a. Tidak berkembangnya anakan (seedling) atau seedling akan mati seluruhnya
b. Tanaman kerdil
c. Memperpanjang waktu pemetikan produksi
d. Gejala perubahan warna pada daun atau batang
e. Penurunan produksi tanaman terutama sekali kualitasnya
Untuk mengetahui penyakit defisiensi harus dimulai dengan mengetahui peranan
fisiologis tanaman dan tipe-tipe gejala defisiensi yang disebabkan oleh setiap unsur hara. Hal
ini dapat ditunjukkan dalam tabel agar supaya mudah mengevaluasi jenis kerusakan, dan
selanjutnya menentukan sistem pemupukan yang akan dianjurkan. Penyakit tanaman sebagai
akibat defisiensi hara dapat dicegah antara lain dengan :
a. Usaha pemupukan
b. Merubah pH tanah
c. Tindakan pengelolaan tanah yang baik
d. Sistem pengaturan atau pergiliran tanaman
Apabila konsentrasi elemen-elemen hara terdapat dalam jumlah yang berlebihan baik
secara alam maupun sebagai akibat penggunaan pupuk akan menyebabkan timbulnya gejala
fitotoksik. Keadaan ini terutama timbul karena konsentrasi micronutrient tinggi seperti :
boron, copper, manganese dan lain-lain, yang mana sering-sering disebabkan oleh
berubahnya pH tanah. Dengan berlebihnya salah satu mikro-nutrient dapat mempengaruhi
unsur hara lainnya, misalnya besi tidak dapat diserap oleh tanaman apabila copper terdapat
dalam jumlah yang berlebihan. Demikian pula halnya dengan penggunaan kapur yang
berlebihan dapat membuat tanah menjadi basah (alkali), sehingga unsur lainnya seperti
mangan tidak dapat diserap oleh tanaman. Tanah yang bergaram tidak hanya kelebihan
sodium tetapi juga sangat jelek strukturnya sehingga dapat menghambat pertumbuhan akar.
4
Tabel 2. Gejala Defisiensi dan Peranan Elemen Mineral Utama pada Tumbuhan
5
Seng Merupakan komponen dari Pada jenis padi-padian
beberapa enzim, merangsang pertumbuhan tipis daun-daun
aktivitas enzim terutama tua kelihatan agak ungu atau
metabolisme karbohidrat dan merah tua kemudian mati.
sintesa protein dan auksin Pada tanaman berdaun lebar
ciri-cirinya adalah “rosette”
dan daun kecil.
Copper Enzim yang mengandung Pertumbuhan kerdil,
Copper sangat penting dalam mengeringnya ujugn-ujung
berbagai macam reaksi daun muda dan daun menjadi
oksidasi dalam sel layu sungguhpun
kelembaban tetap tinggi
Molybdenium Pembantu utama dalam Daun berbintik-bintik dan
proses reduksi nitrat. mati, menekan
Komponen dari bermacam- perkembangan helai daun
macam metallo enzime. sebagai contoh whiptail pada
Sangat penting dalam fiksasi cauliflowers, mencegah
nitrogen oleh nodul-nodul nodule mengikat nitrogen
pada legum pada legum sehingga terjadi
defisiensi nitrogen
Boron Bentuk kegiatan yang jelas Batang mempunyai tebal
belum diketahui yang tidak normal, titik
tumbuh mati. Pada legum
membatasi pertumbuhan
nodule
Klorin Transport elektron dalam Layu, daun berwarna coklat
reaksi cahaya pada tua, daun mati. Jelas sekali
fotosintesis. Sedikit sekali menghambat pertumbuhan
diketahui tentang peranan akar
elemen ini
Cobalt Tidak begitu penting untuk Secara hebat membatasi
fiksasi bitrogen pada legum pertumbuhan legum yang
mana sangat bergantung pada
ikatan nitrogen secara
simbiotik
b. Pembahasan:
Setelah pemaparan materi bahasan tersebut di atas mahasiswa diberi kesempatan
bertanya atau membentuk kelompok diskusi atau kegiatan brain storming dengan tetap berada
dalam kendali atau pengawasan fasilitator untuk tetap berfungsinya expert jugments sebagai
nara sumber dari sudut pandang kecakapan dan filosofi keilmuan terkait.
c. Penelitian:
6
Fasilitator menguraikan berbagai contoh penelitian yang telah dan sedang serta
prospective dari berbagai faktor pengelolaan tanah yang kurang baik dapat diberikan dan
dilakukan di laboratorium sendiri maupun peneliti terkait secara nasional maupun
internasional. Demikian pula mahasiswa dapat megutarakan hal-hal terkait yang diperoleh
dan diketahuinya.
d. Penerapan:
Fasilitator menguraikan tentang Penghiliran/penerapan dari berbagai faktor penyebab
kerusakan hutan karena faktor pengelolaan tanah yang kurang baik. Pemberian contoh jenis
jenis pengelolaan tanah yang kurang baik dapat diberikan. Demikian pula mahasiswa dapat
megutarakan hal terkait yang diketahuinya.
e. Latihan:
Mahasiswa di dalam kelas melakukan kegiatan berupa menuliskan beberapa faktor
penyebab kerusakan hutan karena faktor pengelolaan tanah yang kurang baik.
f. Tugas Mandiri:
Dapat diberikan dalam bentuk mahasiswa menambahkan dengan mencari tambahan
materi terkait materi bahasan ini tentang faktor penyebab kerusakan karena faktor
pengelolaan tanah yang kurang baik.
3. PENUTUP
a. Rangkuman
Fasilitator merangkum materi kuliah ini dengan memberikan esensi dari materi
bahasan dan keterhubungannya dengan materi bahasan sebelumnya dan berikutnya.
b. Tes Formatif:
a. Perbedaan kerusakan hutan karena faktor pengelolaan tanah yang kurang baik.
7
b. Perbedaan cara penanggulangan kerusakan hutan karena faktor pengelolaan
tanah yang kurang baik.
c. Umpan Balik:
4. DAFTAR PUSTAKA