Done Adneksa Kulit Ready
Done Adneksa Kulit Ready
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kulit merupakan pembungkus yang elastis yang terletak paling luar yang melindungi
tubuh dari pengaruh lingkungan hidup manusia dan merupakan alat tubuh yang
terberat dan terluas ukurannya, yaitu kira kira 15% dari berat tubuh dan luas kulit
orang dewasa 1,5 m2. Kulit sangat kompleks, elastis dan sensitif, serta sangat
bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras, dan juga bergantung pada lokasi tubuh
serta memiliki variasi mengenai lembut, tipis, dan tebalnya. Rata-rata tebal kulit 1-
2m. Paling tebal (6 mm) terdapat di telapak tangan dan kaki dan paling tipis (0,5 mm)
terdapat di penis. Kulit merupakan organ yang vital dan esensial serta merupakan
cermin kesehatan dan kehidupan (Djuanda, 2007).
Adneksa Kulit
Kelenjar Kulitterdapat pada lapisan dermis
Kelenjar Keringat (glandula sudorifera)
Keringat mengandung air, elektrolit, asam laktat, dan glukosa. pH nya sekitar 4-6,8.
Kelenjar Ekrin kecil-kecil, terletak dangkal di dermis dengan secret encer.
Kelenjar Ekrin terbentuk sempurna pada minggu ke 28 kehamilan dan berfungsi 40
minggu setelah kelahiran. Salurannya berbentuk spiral dan bermuara langsung pada
kulit dan terbanyak pada telapak tangan, kaki, dahi, dan aksila. Sekresi tergantung
beberapa faktor dan saraf kolinergik, faktor panas, stress emosional.
Kelenjar Apokrin lebih besar, terletak lebih dalam, secretnya lebih kental.
Dipengaruhi oleh saraf adrenergik, terdapat di aksila, aerola mammae, pubis, labia
minora, saluran telinga. Fungsinya belum diketahui, waktu lahir ukurannya kecil, saat
dewasa menjadi lebih besar dan mengeluarkan secret
Kelenjar Palit (glandula sebasea)Terletak di seluruh permukaan kuli manusia kecuali
telapak tangan dan kaki. Disebut juga dengan kelenjar holokrin karena tidak berlumen
dan sekret kelenjar ini berasal dari dekomposisi sel-sel kelenjar. Kelenjar palit biasanya
terdapat di samping akar rambut dan muaranya terdapat pada lumen akar rambut
(folikel rambut). Sebum mengandung trigliserida, asam lemak bebas, skualen, wax
ester, dan kolesterol. Sekresi dipengaruhi oleh hormon androgen. Pada anak-anak,
jumlahnya sedikit. Pada dewasa menjadi lebih banyak dan berfungsi secara aktif.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Adneksa Kulit ?
2. Apa saja kelenjar kelenjar keringat ?
3. Apa yang di maksud dengan kelenjar sebasea ?
4. Apa definisi Rambut ?
5. Apa definisi ketombe ?
6. Apa saja anatomi Kuku ?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian adneksa kulit
2. Mengetahui kelenjar kelenjar keringat
3. Mengetahui maksud dari kelenjar sebasea
4. Mengetahui definsi rambut
5. Mengetahui definisi ketombe
6. Mengetahui anatomi kuku
1
BAB II
PEMBAHASAN
Proses sekresi keringat umumnya sedikit asam dan menurunkan aktivitas dari
bakteri. Kandungan padatan pada keringat dari kelenjar ekrin ada sekitar 0,3-1,5
wt% dan komponen dasarnya adalah NaCl. Komponen lainnya meliputi urea, asam
laktat, sulfida, ammonia, asam urat, kreatinin, dan asam amino.
b. Kelenjar Apokrin.
Kelenjar apokrin terbatas hanya ada pada beberapa bagian dari tubuh yang
mempunyai rambut (ketiak, pubis, testikel, pudendum, area anal, dan putting).
Seperti halnya dengan kelenjar sebasea, kelenjar apokrin terhubung dengan folikel
rambut. Walaupun terbuka pada permukaan kulit seperti kelenjar ekrin, kelenjar ini
juga membuka pada bagian teratas folikel rambut. Wanita mempunyai lebih banyak
kelenjar apokrin daripada pria. Suku Negro mempunyai lebih banyak kelenjar
apokrin dari suku Kaukasia, sedangkan orang Jepang mempunyai lebih sedikit
kelenjar apokrin dari suku Kaukasia. Kelenjar apokrin mensekresikan keringat
yang sangat kompleks dikarenakan beberapa sel tercampur ke dalam keringat, tidak
seperti keringat yang dihasilkan oleh kelenjar ekrin, meliputi faktor bau dan materi
yang viskos. Diketahui pula, bakteri pada permukaan kulit mengubah materi
organik pada keringat menjadi bau-bauan. Keringat yang dihasilkan oleh kelenjar
apokrin bersifat alkalis lemah dan infeksi bakteri dapat dengan mudah terjadi.
Sekresi keringat kelenjar apokrin ini dimulai sejak memasuki masa pubertas, tetapi
ada beberapa hal yang masih belum jelas mengenai komposisi dari keringat kelenjar
apokrin dan apa fungsinya.
Kelenjar ekrin berada di bawah kontrol otonom. Namun kelenjar apokrin pada
umumnya dipengaruhi oleh hormon dan masih belum jelas apakah mereka dikontrol
oleh sistem saraf otonom. Hal yang diketahui adalah struktur dari kelenjar ekrin
menjadi rusak seiring degan usia, terjadinya atropi dari sel sekretori, dan
terhambatlah sekresi dari keringat. Sebaliknya, kelenjar apokrin sama sekali tidak
dipengaruhi oleh bertambahnya usia.
2. Kelenjar Sebasea
Kelenjar sebasea ditemukan di seluruh permukaan tubuh kecuali di telapak tangan
dan kaki. Ukuran, bentuk, dan penyebaran distribusinya tergantung pada bagian dari
tubuh itu sendiri. Diketahui jumlah yang banyak terdapat pada muka dan kepala sekitar
800/cm2. Sedangkan, ditemukan relatif sedikit pada lengan dan kaki sekitar 50/cm2.
Bagian tubuh yang paling banyak mengandung kelenjar sebasea adalah muka, kulit
kepala, dagu, bagian tengah punggung, ketiak, dan area pubis.
Terdapat korelasi yang dekat antara ukuran dan banyaknya sekresi dari kelenjar ini.
Sel tubuh mengatur perubahan kelenjar sebasea dari basal sel yang belum
terdiferensiasi menjadi sel yang memproduksi minyak atau lipid hingga sel ini mati.
Dengan kata lain, sel dari kelenjar sebasea memproduksi minyak berbarengan dengan
sel kulit mati. Produksi minyak dari kelenjar ini diekskresikan melalui saluran kelenjar
sebasea melewati jalur folikel rambut.
Minyak yang diekskresikan bercampur dengan turunan-turunan lipid lainnya dari
epidermis. Biasanya pada permukaan kulit dipresentasikan sebanyak 0,04-0,05 mg/cm2
lipid. Campuran inilah yang dinamakan skin surface lipids, dan komposisinya
dijelaskan pada tabel di bawah ini.
(downing D.T.Strauss. J.S & Pochi. P.E : Variability in the cheminal compo sition of
human skin surface Lipids, J Invest, Dermatol, 53 : 232, 1969)
Minyak pada permukaan kulit mempunyai fungsi penting. Pada lapisan horny manusia
normal, kelembapan dari minyak pada kulit akan tetap menjaga lapisan horny untuk
tetap aktif mencegah penguapan transpidermal air dari kulit. Minyak ini juga mencegah
masuknya bakteri, substansi berbahaya, serta menjaga hilangnya kandungan cairan
tubuh.
Banyaknya kandungan minyak pada kulit bervariasi tergantung bagian tubuh, umur,
jenis kelamin, cuaca, dan temperatur kulit. Pada manusia, jenis kelamin laki-laki
memiliki lebih banyak kelenjar sebasea dari pada wanita. Selanjutnya, pada embrio dan
bayi baru lahir, kelenjar ini fungsinya distimulasi oleh hormon seks yang diterima dari
ibunya. Kelenjar ini umumnya mengecil dan fungsinya tidak terlalu aktif selama masa
anak-anak. Mereka reaktif kembali ketika memasuki masa pubertas yang distimulasi
oleh hormon seks. Fungsinya kembali menurun ketika memasuki masa tua. Pada awal
masa pubertas, wanita memproduksi lebih banyak sebum daripada pria, namun
kemudian pria yang melampaui. Setelah paruh baya, pada wanita, fungsi dari kelenjar
ini menurun dengan cepat terutama pada masa menopause, tapi pada pria tetap
menunjukkan hasil ekskresi yang tinggi.
Aktivitas kelenjar sebasea sebagian besar dipengaruhi oleh hormon. Pada sebagiannya,
hormon pria menyebabkan menaiknya produksi sintesis lipid. Pada sekarang ini,
terdapat opini yang kuat bahwa kelenjar ini tidak di bawah kontrol dari saraf. Otot
penegak rambut adalah otot yang lembut yang terkoneksi dengan akar rambut di mana
akar rambut ini dikontrol oleh sistem saraf otonom. Batang rambut ditegakkan dari
proses kontraksi otot erektor rambut dan sebum pun diekskresikan secara simultan dari
kelenjar sebasea.
3. Rambut
a. Definisi Rambut
Rambut adalah sesuatu yang keluar dari dalam kulit dan kulit kepala, rambut tidak
mempunyai syaraf perasa, sehingga rambut tidak terasa sakit kalau dipangkas. Dengan
adanya rambut, selain berfungsi sebagai MAHKOTA, juga berfungsi sebagai pelindung
kepala dari panas terik matahari, cuaca dingin. Rambut membutuhkan penataan dan
perawatan secara teratur supaya rambut tetap sehat, indah, dan berkilau.
Rambut tumbuh dari akar rambut yang ada di dalam lapisan dermis kulit dan melalui
saluran folikel rambut keluar dari kulit. Bagian rambut yang keluar dari kulit dinamakan
batang rambut.
Jenis-jenis rambut :
Rambut yang panjang dan kasar di kepala
Rambut yang kasar tetapi pendek berupa alis di atas mata
Rambut yang agak kasar tapi tidak sepanjang rambut di kepala, yaitu pada ketiak
dan sekeliling alat kelamin pada orang yang sudah akil balig
Rambut yang halus pada pipi, hidung, dahi, serta bagian tubuh lainya (kulit lengan,
perut, punggung, dan betis pada wanita).
Ilmu tentang rambut (trichologi) membagi rambut manusia ke dalam dua jenis, yaitu :
a. Rambut terminal, yang umumnya kasar, misalnya rambut kepala, alis, rambut
ketiak, dan rambut alat kelamin.
b. Rambut vellus, yang berupa rambut halus pada pipi, dahi, punggung, dan lengan.
Tetapi karena pada dasarnya semua rambut tumbuh dari akar rambut yang jenisnya
sama, maka rambut vellus dapat menjadi rambut terminal. Pada pria dewasa, misalnya,
kadang-kadang rambut vellus diatas bibir dan di dagu berubah menjadi rambut terminal
berupa kumis dan janggut kasar. Sementara rambut vellus dapat juga menggantikan
rambut terminal, misalnya pada orang yang kepalanya botak, rambut kepala yang
tadinya panjang dan kasar diganti dengan rambut vellus yang halus.
b. Anatomi Rambut
Bagian atau susunan dari Rambut terdiri dari beberapa bagian diantaranya Ujung
Rambut, Batang rambut dan Akar Rambut. Berikut penjelasan singkat bagian dari
rambut :
1. Ujung Rambut :
yaitu yang berbentuk runcing terdapat pada rambut yang baru tumbuh & belum
pernah dipotong.
2. Batang Rambut :
Yaitu bagian rambut yang berada diluar kulit, berupa benang-benang halus terdiri
dari keratin / sel-sel tanduk. Jika batang rambut di potong melintang, maka terlihat
tiga lapisan dari luar ke dalam yaitu :
1. Cuticula / kulit ari / selaput rambut.
Adalah lapisan–lapisan luar, terdiri dari sel-sel tanduk yang pipih/gepeng dan
bening (tembus cahaya) dan tersusun, bagian bawah menutupi bagian diatasnya.
Karena cuticula bening dan tembus cahaya maka terlihatlah warna dari rambut
tersebut. Susunan rambut yang saling menutupi memungkinkan hasil yang
diinginkan dalam penyasakan dan memudahkan cairan (Zat cair) lebih mudah
masuk dalam rambut.
Lapisan ini keras dan berfungsi melindungi rambut dari kekeringan dan
masuknya bahan asing ke dalam batang rambut. Kutikula rambut dapat rusak
karena :
Gesekan mekanis; misalnya waktu menyasak rambut
Bahan kimia yang bersifat alkalis, yang akan membuat rambut kering dan
kutikula merenggang (terbuka) misalnya sampo, keriting rambut dan lain-
lain.
3. Akar Rambut :
Yaitu bagian rambut yang berada di dalam kulit dan tertahan di dalam folikel/
kantong rambut.
Akar rambut terletak di dalam lapisan dermis kulit. Akar rambut dikelilingi oleh
pembuluh-pembuluh darah yang memberikan makanan. Pada saluran folikel
rambut bermuara kelenjar sebasea yang mengeluarkan minyak (sebum) ke batang
rambut dan kulit disekitarnya. Normalnya, semakin jauh batang rambut dari kulit
kepala, semakin kering rambut tersebut. Jika produksi sebum berlebihan, rambut
dan kulit kepala akan berminyak (greasy hair atau seborrhea).
Pada akar rambut terlihat otot penegak rambut (arector pilli) yang menyebabkan
rambut atau bulu kuduk berdiri jika kita, misalnya, merasa ngeri. Bagian-bagian
dari akar rambut ialah :
c. Folikel rambut / kantong rambut.
Adalah suatau saluran yang menyerupai kantong dan melindungi tunas rambut
serta tertanam didalam dermis (lapisan dalam kulit).
d. Umbi rambut.
Adalah bagian bawah folikel / kantong rambut yang punya mulut seperti corong
memanjang keatas dari lapisan dermis dan berakhir pada lapisan epidermis.
Gunanya untuk menghisap / menyerap udara serta penimbunan kotoran dan
sebum. Umbi rambut merupakan bagian rambut yang akan terbawa jika rambut
dicabut
e. Papila Rambut.
Adalah tempat membuat sel-sel tunas rambut dan tempat membuat sel-sel
pigmen melanin ( Zat warna pada rambut). Papil rambut, bagian yang akan
tertinggal di dalam kulit meskipun rambut dicabut sampai ke akar-akarnya,
sehingga akan selalu terjadi pertumbuhan rambut baru kecuali jika papil rambut
itu dirusak, misalnya dengan bahan kimia atau arus listrik (elektrolisis).
Pertumbuhan rambut kepala pada orang Dewasa, tidak lebih dari 0,3 mm dalam 24
jam, kecepatan pertumbuhan dan kwalitas rambut yang tumbuh dipengaruhi oleh umur,
jenis kelamin, Ras, kondisi kesehatan, makanan yang dikonsumsi dan gaya hidup. Pada
siang hari rambut tumbuh lebih cepat dibanding pada malam hari.
Pertumbuhan rambut dipengaruhi beberapa faktor. Faktor penumbuh itu antara lain:
1. Hormon
Hormon yang mempengaruhi pertumbuhan rambut adalah androgen, estrogen,
tiroksin dan kortikosteroid. Kondisi hormon ini harus seimbang, sebab bila salah
satu hormon jumlahnya berlebih dapat menyebabkan masalah. Misalnya hormon
androgen berlebihan pada pria, ini akan menyebabkan pertumbuhan rambut lebih
cepat pada janggut, tapi di kepala justru mengalami kebotakan. Sedangkan pada
perempuan, hormon androgen menyebabkan hirutisme. Yaitu penebalan rambut di
daerah tertentu layaknya laki-laki.
2. Vaskularisasi
Peredaran darah yang baik akan mengedarkan nutrisi serta oksigen keseluruh tubuh,
sebab pertumbuhan rambut juga membutuhkan oksigen. Peredaran darah yang baik
dapat diperoleh dengan olahraga teratur, sehingga pasokan nutrisi serta oksigen
akan terpenuhi dengan baik. Jika sudah demikian rambut akan tumbuh sehat.
3. Nutrisi
Asupan nutrisi juga akan berpengaruh pertumbuhan rambut. Nutrisi yang
berpengaruh adalah protein, sebab kekurangan protein akan menyebabkan rambut
menjadi kusam dan kering. Begitu juga dengan vitamin B12, asam folat dan zat besi
yang bila tidak tercukupi akan menyebabkan rambut rontok.
4. Merokok
Merokok dapat menyebabkan hilangnya Vitamin C yang merupakan komponen
penting dalam menutrisi folikel rambut dan menghilangkan racun dalam tubuh.
Nikotin menyebabkan pembuluh darah menyempit yang menyebabkan nutrisi susah
untuk mencapai kulit dan rambut serta menyebabkan kotoran susah untuk
dihilangkan.
Sedangkan hal-hal yang bisa menyebabkan rambut rontok berlebihan adalah faktor
keturunan, hormon, usia, stres, gangguan kulit kepala atau penyakit serius, syok,
melahirkan, mengkonsumsi obat berlebihan, terkena bahan kimia yang merugikan,
kelembaban rambut yang tinggi, pola makan yang salah dan kurang nutrisi.
d. Kandungan Kimia Rambut
Komponen utama rambut adalah protein. Komponen minor ialah pigmen melanin,
lipid, elemen-elemen kecil, dan air.
a) Komposisi asam amino rambut
Komponen protein utama dari rambut adalah keratin yang kaya sistin. Keratin
dapat disusun dari sekitar 18 jenis asam amino. Tabel 4 menunjukkan perbandingan
komposisi rambut manusia, bulu domba, dan epidermis manusia. Seperti
ditunjukkan, sebuah ciri istimewa komposisi asam amino dari keratin rambut adalah
jumlah sistin yang besar. Dibandingkan dengan bulu domba dan epidermis manusia,
rambut manusia memiliki sekitar 40-50% sistin. Rasio dari asam amino dasar
histidin, lisin, arginin dalam rambut manusia adalah 1:3:10 dan rasio ini merupakan
karakteristiknya. Rambut manusia memiliki komposisi ini karena berbagai alasan
tetapi ada perbedaan struktural. Menurut Robbins, orang yang memiliki sistin lebih
banyak dan ada perbedaan dalam jumlah arginin dan metionin menurut diet.
Amino Acid Human Hair Keratin Sheep Wool Keratin Human Epidermis
Glycine 4.1-4.2 5.2—6.5 6.0
Alanine 2.8 3.4—4.4 -
Valine 5.5 5.0—5.9 4.2
Leucine 6.4 7.6-8.1 (8.3)
Tabel 4. Perbandingan komposisi asam amino dalam keratin rambut manusia, keratin
bulu domba, dan epidermis manusia
b) Pigmen melanin
Pigmen melanin yang di rambut manusia dilaporkan terbentuk kurang dari 3% dari
total.
e) Air
Rambut dapat menyerap air dan kadar air tergantung pada kelembapan dari
lingkungan sekitarnya. Namun, pada atmosfer 25°C dan 65% RH, kadar air rambut
biasanya sekitar 12% -13%.
f. Bentuk Rambut
Jika kita perhatikan berbagai ras didunia ini, kita akan temukan ras yang umumnya
memiliki rambut lurus, seperti orang Cina, dan ras yang berambut keriting, misalnya
orang negro atau orang irian. Bentuk antara keduanya adalah rambut berombak.
Dari segi tipenya, rambut dibagi dalam tiga - tipe besar sebagai berikut :
1. Tipe Mongoloid, yaitu tipe ras asia atau ras berkulit kuning lainya. Bentuk rambut
lurus, warna hitam, diameter rambut berbentuk bulat.
2. Tipe Caucasoid, yaitu tipe ras Eropa atau kulit putih lainya. Bentuk rambut
cenderung ikal, berombak hingga lurus, warna rambut pirang hingga kuning
kecoklatan. Batang rambut tidak setebal rambut tipe Mongoloid; diameter rambut
berbentuk oval.
3. Tipe Negroid, yaitu tipe ras Afrika atau kulit hitam lainya. Bentuk rambut ikal ketat,
warna rambut hitam, pertumbuhan rambut sering tidak beraturan arahnya. Bahkan
di satu batang rambut yang sama sering terdapat tingkat ketebalan dan porositas
yang berbeda.
h. Warna Rambut
Sama seperti bentuk rambut, warna rambut juga tampaknya berhubungan dengan
ras atau bangsa yang berkaitan dengan iklim dan lingkungan sekitarnya. Bangsa Asia-
Afrika yang tinggal di iklim panas umumnya memiliki rambut berwarna hitam,
sedangkan bangsa Eropa yang tinggal di iklim dingin berambut pirang. Pada
kenyataanya, perbedaan warna rambut adalah akibat perbedaan susunan dan warna
pigmen di dalam rambut.
Pigmen yang menentukan warna rambut ini jika diurutkan dari yang paling terang
sampai yang paling gelap adalah blonde, merah, coklat muda, coklat tua, dan hitam.
Rambut blonde mengandung campuran pigmen warna merah dan pigmen warna hitam.
Rambut coklat muda mengandung pigmen-pigmen warna merah, coklat dan hitam.
Rambut coklat tua mengandung lebih banyak pigmen warna hitam daripada rambut
coklat muda. Rambut hitam hanya mengandung pigmen warna hitam.
Warna rambut diatas adalah warna rambut yang alami. Secara buatan warna rambut
dapat diubah-ubah dengan menggunakan cat rambut, misalnya dari blonde menjadi
merah atau hitam. Yang terkenal di Indonesia adalah semir rambut, yang mengecat
rambut putih (uban) agar tetap nampak hitam.
Tampaknya ada hubungan antara warna rambut alamiah dan ukuran besar kecilnya
rambut serta jumlah total rambut di kulit kepala. Rambut warna merah adalah rambut
yang paling besar, sedangkan jumlahnya paling sedikit, yaitu hanya sekitar 90.000
helai. Rambut blonde ukuranya kecil, tetapi jumlahnya paling banyak, yaitu 140.000
helai. Rambut warna coklat dan hitam berada di antara keduanya, dengan jumlah sekitar
100.000 helai.
i. Kesehatan Rambut
Rambut yang sehat adalah rambut yang tidak kurus, mengkilap, elastic, tidak
kering, tetapi juga tidak terlalu berminyak, tidak kusut, dan mudah disisir dan ditata.
Di kulit kepala terdapat banyak kelenjar sebasea yang memproduksi lemak rambut
(sebum). Bila rambut kita usap atau kulit kepala kita pijat-pijat, maka sebum akan
tersebar di permukaan batang rambut dan rambut menjadi mengkilap serta elastic.
Penghilangan lemak rambut secara menyeluruh, misalnya dengan mencuci rambut,
memakai sampo yang alkalis akan membuat rambut menjadi suram, kering, mudah
putus, dan sukar disisir dan ditata. Sebaliknya, jika produksi sebum berlebihan, rambut
menjadi terlalu berminyak dan lengket, apalagi jika dicampur dengan debu dan kotoran
dari udara.
Untuk memelihara agar rambut selalu bersih, sehat, dan tidak rontok, diperlukan
berbagai kosmetik perawatan rambut, mulai dari kosmetik pembersih rambut yang baik,
hair conditioner, sampai hair tonic.
Untuk menjaga kesehatan rambut, kita dianjurkan untuk:
Menghindari sampo yang memiliki kandungan kimia yang tidak jelas.
Menghindari penggunaan air yang terlalu panas saat keramas.
Berhenti, atau setidaknya kurangi, penggunaan pengering rambut. Usahakan agar
selalu mengeringkan rambut secara alami dengan menggunakan handuk dan
mengangin-anginkannya di udara terbuka. Saat mengeringkan, gosokkan handuk
Anda dengan lembut.
Menyisir rambut anda dengan lembut saat rambut masih dalam keadaan agak basah.
Mengurangi penggunaan gel rambut, krim, minyak rambut, pewarna rambut, dan
spray rambut.
Melindungilah kulit kepala anda dari sinar matahari langsung, misalnya dengan
menggunakan topi atau scarf.
Menghindari ikatan yang kencang pada rambut Anda. Pun, hentikan kebiasaan
menarik-narik rambut tanpa alasan yang jelas.
Saat memotong rambut ke salon atau tukang cukur, pastikan mereka menggunakan
gunting yang tajam. Gunting yang kurang tajam hanya akan berefek negatif pada
akar rambut dan merusak struktur rambut Anda.
Selain itu, jangan lupa untuk:
Mengonsumsi makanan bergizi, terutama yang mengandung protein dan zat besi.
Bila Anda sedang mengikuti program pengurangan berat badan, perhatikan
kandungan nutrisi diet Anda. Kurangi konsumsi kafein dan hentikan kebiasaan
merokok. Keduanya memang terbukti tidak baik bagi kesehatan tubuh.
Menjauhi obat obatan yang berpotensi menganggu pertumbuhan rambut Anda.
Rajin berolah raga karena olah raga yang teratur akan memperlancar peredaran
darah, termasuk peredaran darah ke kulit kepala yang dapat menutrisi akar rambut
dan memperlancar pertumbuhan rambut. Beristirahat dengan cukup sehingga
pertumbuhan rambut anda lebih optimal.
Menghindari stress karena stress akan menganggu metabolisme tubuh yang
berpotensi mempengaruhi pertumbuhan rambut Anda.
j. Dermatitis Seboroik
Ada banyak penyakit yang menyerang kulit kepala. Akan tetapi dalam hal ini
penyakit pada kulit kepala yang berhubungan dengan skripsi ini adalah dermatitis
seboroik pada kepala. Dermatitis seboroik adalah penyakit papuloskuamosa kronis
yang dapat dengan mudah dikenali dan biasanya menyerang bayi dan orang dewasa,
sering ditemukan pada bagian tubuh dengan konsentrasi folikel sebasea yang tinggi
dan aktif termasuk kulit kepala, garis batas rambut, alis mata, glabela,
lipatan nasolabial, telinga, dada atas, punggung, ketiak, pusar dan sela paha dengan
manifestasi bercak-bercak eritema, dengan sisik-sisik yang berminyak (Naldi,
2009).
Seboroik yang berada di kulit kepala berbentuk skuama yang berminyak dengan
warna kekuning-kuningan sehingga menyebabkan rambut saling melengket,
kadang-kadang dijumpai krusta yang disebut Pityriasis Oleosa (Pityriasis
steatoides). Kadang-kadang skuamanya kering dan berlapis-lapis dan sering lepas
sendiri yang disebut pitiriasis sika (ketombe).
Ketombe merupakan manifestasi ringan dari dermatitis seboroik (Plewig,
2008). Penyebab dan patogenesis terjadinya dermatitis seboroik masih belum dapat
dipahami secara pasti, tetapi banyak penelitian yang mendukung peranan jamur
Malassezia sebagai penyebab dermatitis seboroik terbukti dari beberapa obat
antijamur baik topikal maupun sistemik yang bisa memberikan kesembuhan pada
banyak penderita.
Fakta bahwa ada keterkaitan antara peningkatan kadar sebum dan kulit yang
berminyak pada kasus terjadinya dermatitis seboroik oleh karena lipid sebum
penting untuk proliferasi Malassezia dan sintesa faktor-faktor proinflamasi
sehingga menciptakan kondisi yang sesuai untuk perkembangan dermatitis seboroik
(DeAngelis dkk, 2005)
4. Ketombe
a. Definisi
Ketombe adalah kelainan kulit kepala yang ditandai dengan serpihan kulit rambut
berwarna putih abu-abu berjumlah banyak, kadang disertai rasa gatal, walaupun tidak ada atau
hanya sedikit disertai tanda radang (Bramono, 2002).
Secara periodik kulit kepala yang mati akan dikeluarkan ke permukaan kulit. Sel kepala
yang mati selanjutnya akan lepas dengan sendirinya, namun karena kondisi tertentu pelepasan
ini tidak terjadi sehinggga sel–sel mati menumpuk di permukaan kulit kepala, inilah yang
disebut sebagai ketombe (Naturakos-BPOM RI, 2009).
Umumnya ketombe dianggap sebagai bentuk paling ringan dari dermatits seboroik
yang ditandai dengan skuama halus sampai kasar yang berwarna putih kekuningan serjumlah
banyak (Djuanda , 2007).
b. Epidemiologi
Tidak ada penduduk di setiap wilayah geografis yang bebas tanpa dipengaruhi oleh
ketombe dalam kehidupan mereka (Ranganathan dkk, 2010). Menurut hasil penelitian yang
dilakukan oleh Procter dan Gamble Beauty (P&G Beauty) ditemukan bahwa ketombe banyak
ditemukan pada lebih dari 50% orang Kaukasia dan 80% orang Afrika. Wanita Afrika lebih
berpotensi terkena ketombe sedangkan wanita China beresiko paling kecil mengalami ketombe
(Kit, 2004).
Di daerah tropis dan bertemperatur tinggi dan udara lembab seperti Indonesia juga
banyak menderita ketombe namun angka insidensinya belum diketahui secara pasti (Wolff,
Klaus dkk. 2005). Ketombe sering dikeluhkan pada masa remaja dan dewasa serta relatif jarang
dan ringan pada anak – anak. Insiden dan tingkat keparahan mencapai puncak pada usia 20
tahun dan mulai menurun setelah usia 50 tahun (Wolff, Klaus dkk. 2008).
c. Etiopatogenesis
Sampai saat ini masih belum ada kesepakatan mengenai teori yang pasti tentang
etiopatogenesis dari ketombe. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Ro dan Dawson (2005)
ada tiga faktor utama penyebab ketombe yaitu : aktivitas kelenjar sebasea, peranan jamur
Malessezia, dan daya tahan tubuh seseorang.
Produksi sebum oleh kelenjar sebasea merupakan faktor penting bagi pertumbuhan P.
ovale yang besifat lipofilik atau lipid-dependent. Menurut penelitian ulang yang dihasilkan
oleh Dawson (2007), sekresi sebum mulai meningkat dari usia remaja sampai dewasa. Pada
laki – laki sekresi ini akan menurun perlahan sesuai dengan bertambahnya usia, sedangkan
pada perempuan sangat menurun setelah usia 50 tahun. Hal ini disebabkan karena kelenjar
sebasea dirangsang oleh androgen yang berasal dari testis, ovarium dan kelenjar adrenal. Pada
keadaan normal, sebum yang dihasilkan berfungsi sebagai perlindungan kulit epidermis dari
sinar UV, transportasi antioksidan pada kulit dan beberapa fungsi lain. Namun apabila jumlah
sebum berlebihan maka akan terjadi penumpukan lemak dan beresiko untuk terjadinya
ketombe. Malassezia furfur merupakan jamur lipofilik, dimorfik yang terdapat pada kulit
manusia sebagai patogen oportunistik, menyebabkan penyakit seperti ketombe, panu
(Pityriasis versicolar), dermatitis seboroik, dll.
Organisme ini mengkonsumsi sebum yang nantinya akan menghasilkan lipase yang
memungkinkan untuk mengurangi sebum trigliserida yang berfungsi untuk membebaskan
asam lemak, asam lemak yang jenuh hasil hidrolisis akan digunakan oleh Malassezia untuk
berkembang biak sehingga nantinya terjadi peradangan atau iritasi kulit yang pada gilirannya
menyebabkan sel kulit cepat mati dan terjadilah pengelupasan lapisan kulit (Ketombe).
Kekebalan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jamur Malassezia di kulit
kepala. Semakin rentan atau buruknya kekebalan tubuh manusia, maka akan semakin mudah
terinfeksi jamur Malassezia.
d. Faktor resiko
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya ketombe (Naturakos BPOM RI, 2009) adalah
sebagai berikut :
Iklim dan cuaca yang merangsang kegiatan kelenjar kulit. Untuk masyarakat Indonesia
yang tinggal di daerah tropis dengan kelembaban tinggi, kulit kepala akan selalu
berkeringat dan berminyak, sehingga memicu tumbuhnya mikroorganisme di rambut
secara berlebihan dan mengakibatkan iritasi di kulit kepala. Serta peningkatan
pengelupasan sel kulit yang akan menyebabkan rasa gatal pada kulit kepala. Akibat
garukan yang dilakukan pada kulit kepala, terjadilah pelepasan keratin epidermal yang
kemudian akan menempel pada batang rambut dan jatuh ke baju.
Seringkali juga timbul luka di kulit kepala yang akan menyebabkan infeksi
sekunder akibat adanya mikroba lain. Selain itu, garukan akibat rasa gatal ini juga bisa
menyebabkan kerontokan rambut. Suhu dan kelembaban sangat berperan penting
dalam terjadinya ketombe. Salah satunya dengan penggunaan jilbab yang dapat
mempengaruhi kelembaban kulit kepala. Suhu dan kelembaban yang rendah akan
memperburuk ketombe, tetapi peningkatan suhu dan kelembaban pun meningkatkan
risiko terjadinya ketombe (Juliansyah , 2013).
Makanan yang berkadar lemak tinggi. Lemak memang diperlukan oleh tubuh, tetapi
biladikonsumsi secara berlebihan, lemak tersebut dapat mencapai kelenjar sebasea dan
akhirnya menjadi bahan pembentuk sebum yang akan membuat kulit kepala berminyak.
Stress yang menyebabkan meningkatnya aktifitas kelenjar palit. Stress emosional dapat
meningkatkan kadar asam lemak bebas yang merupakan salah satu dari senyawa yang
akan membentuk sebum.
Genetik atau keturunan tertentu yang mempunyai lemak kulit berlebihan. Dikatakan
bahwa faktor genetik memiliki peran penting dalam patogenesis ketombe, karena bila
P. ovale terdapat sendirian tanpa faktor predisposisi genetik tidak mungkin
menginduksi ketombe.
Obat – obatan yang menstimulasi kelenjar minyak.
Higien kulit yang buruk sehingga menyebabkan peningkatan jumlah flora kulit.
Usia tertentu, seperti usia remaja, di mana terjadi perubahan hormon yang akan
menstimulasi kelenjar sebasea untuk menghasilkan sebum.
Obat-obatan yang dapat menurunkan daya tahan tubuh.
e. Gambaran klinis
Gambaran klinis ketombe berupa sisik – sisik halus atau serbuk kering yang berwarna putih
abu – abu dan mengumpul pada beberapa lokasi permukaan kulit kepala atau menyeluruh.
Penderita biasanya mengeluh rasa gatal pada kulit kepala terutama bila udara panas dan
berkeringat dan disertai kerontokan rambut. Apabila skuama yang terlepas dari kulit kepala
jatuh ke pakaian atau bahu penderita maka akan menimbulkan gangguan estetika yang tidak
menyenangkan. Jika keadaan terus berlanjut dapat timbul kebotakan setempat atau merata
(Djuanda, 2007).
f. Penegakkan diagnosis
Diagnosis ketombe umumnya dapat dengan mudah untuk ditegakkan berdasarkan (Djuanda,
2007) :
1) Gambaran atau gejala klinis yang khas
Pemeriksaan laboratorium semikuantitatif, yaitu dengan cara pewarnaan KOH 10-20%
+ tinta parker blue black pada spesimen dari hasil kerokan kulit kepala berambut atau
dengan menempelkan selotip pada daerah kulit kepala yang berketombe dan segera
diamati di mikroskop cahaya pembesaran 1000x. Hasil positif bila di dapatkan jumlah
rerata jamur Mallasezia spp lebih dari atau sama dengan 10 spora per lapangan pandang
besar. Negatif bila tidak ditemukannya hifa atau blastokonidia. Pemeriksaan lampu
Wood : Fluoresen negatif.
g. Kosmetik anti ketombe
Prinsip kosmetik anti ketombe adalah untuk menurunkan kadar minyak
permukaan kulit kepala atau untuk menurunkan jumlah sekresi sebum,
membunuh mikroba penyebab ketombe serta mengurangi gejala gatal dan
rambut rontok. Sediaan anti ketombe dalam kosmetik biasanya disajikan dalam
bentuk sediaan: sampo, hair cream bath atau dapat juga dalam bentuk tonik
(Naturakos-BPOM RI,2009). Beberapa zat umum yang digunakan untuk anti
ketombe adalah :
1. Sulfur
Sulfur memiliki efek anti ketombe karena kemampuannya
sebagai keratolitik. Sulfur dapat digunakan sebagai anti ketombe sampai
dengan kadar 10% dan dapat dikombinasi dengan asam salisilat untuk
meningkatkan efek anti ketombenya.
2. Asam salisilat
Asam salisilat memiliki efek pada kulit sebagai keratolitik,
dijadikan dasar penambahan asam salisilat pada produk sampo
perawatan ketombe. Pada kulit dapat mempercepat regenerasi sel.
Dalam peraturan Ka Badan POM No. HK.00.05.42.1018 kadar asam
salisilat dibatasi 3% untuk produk bilas dan 2% untuk produk lainnya.
3. Selenium Sulfida
Selenium sulfida dengan kadar 1% dan 2,5% digunakan pada
kulit kepala untuk mengontrol gejala ketombe dan seborrheic dermatitis.
Mekanisme kerjanya sebagai anti ketombe dengan menghambat
pertumbuhan sel baik yang hiperproliferatif atau normal. Efek samping
dari penggunaan selenium sulfida adalah iritasi kulit, rambut kering atau
berminyak, rambut rontok.
4. Seng Pirition
Bekerja sebagai anti mitosis, bakteriostatik dan fungistatik
(drugs). Seng pirition merupakan anti ketombe yang efektif dan bersifat
anti fungi. Dalam peraturan Ka Badan POM No. HK.00.05.42.1018,
kadar Seng pirition sebagai anti ketombe dibatasi 2% untuk produk
dibilas dan 0,1% produk non bilas.
5. Pirokton olamine
Pirokton olamin atau Octopirox adalah suatu senyawa digunakan
sebagai terapi infeksi jamur. Seringkali digunakan sebagai salah satu
komponen sampo anti ketombe sebagai pengganti seng pirition. Dalam
penggunaan kosmetik anti ketombe ada beberapa efek samping yang
dapat ditimbulkan apabila pemakaiannya berlangsung lama dan terus-
menerus. Beberapa efek samping yang mungkin ditimbulkan adalah
(Naturakos-BPOM RI , 2009) :
a. Dermatitis yang terjadi pada kulit kepala.
b. Kerusakan rambut seperti kerontokan rambut, berubah warna dan
c. rambut rentan patah.
d. Efek samping sistemik, walaupun kasusnya jarang.
5. Kuku
a) Anatomi Kuku
Bagian-bagian kuku :
1. Matriks kuku: merupakan pembentuk jaringan kuku yang baru.
2. Dinding kuku (nail wall) : merupakan lipatan-lipatan kulit yang menutupi
bagian pinggir dan atas.
3. Dasar kuku (nail bed): merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku.
4. Alur kuku (nail groove) : merupakan celah antara dinding dan dasar kuku.
5. Akar kuku (nail root): merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi dinding
kuku.
6. Lempeng kuku (nail plate) : merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi
dinding kuku.
7. Lunula : merupakan bagian lempeng kuku berwarna putih dekat akar kuku
berbentuk bulan sabit, sering tertutup oleh kulit.
8. Eponikium : merupakan dinding kuku bagian proksimal, kulit arinya menutupi
bagian permukaan lempeng kuku.
9. Hiponikium : merupakan dasar kuku, kulit ari di bawah kuku yang bebas (free
edge) menebal.
10. Kutikula ialah stratum komeum yang terbentuk dari lipatan kuku proksimal,
yang lengket dengan lempeng kuku (nail plate). Jari-jari tangan mendapat
vaskularisasi pembuluh darah.
1. Tranggono, Retno Iswari, Dr. SpKK. (dkk). 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan
Kosmetik. Gramedia. Jakarta.
2. http://www.nabit-ist.com/pengertian-rambut.html.
3. http://www.nabit-ist.com/siklus-pertumbuhan-rambut-dan-faal-rambut.html.
4. http://www.hd.co.id/info-kesehatan/tentang-rambut.
5. http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/.