Anda di halaman 1dari 19

A.

PENGKAJIAN
RUANG RAWAT : RUANG ABIMANYU
TANGGAL DIRAWAT : 18 April 2017

I. IDENTITAS PASIEN
Inisial : Sdr. A
Umur : 27 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Tanggal Pengkajian : Rabu, 08 Mei 2017, jam : 10.00 WIB
No. RM : 0550xx
Suku : Jawa
Agama : Islam
Alamat : Sragen
Diagnosa Medis : Skizofrenia Residual (F.20.5)
Informan : Pasien, Perawat dan Keluarga
Penanggung Jawab
Nama : Tn. N
Umur : 60 tahun
Hubungan dengan Pasien : Ayah Kandung
Alamat : Sragen

II. RIWAYAT PENYAKIT


Pasien mengatakan sudah ± 10 kali masuk RSJ, pasien mengatakan
masuk RSJ karena melakukan kekerasan kepada orang lain, pasien
mengatakan pernah masuk RSJ karena mendengar suara-suara yang
menyuruhnya berkata kotor, pasien mengatakan bisa berkomunikasi dengan
kekasihnya meskipun tidak ketemu, pasien masuk RSJ pada tanggal 18 April
2017 dengan data pasien marah-marah dengan ibunya, pasien mengatakan
marah dengan ibunya karena tidak di kasih uang untuk kewarnet, pasien
mengatakan melempar gelas kepada ibunya, pasien mengatakan memilii
kebiasaan pergi ke warnet untuk menonton film dewasa.

III. FAKTOR PREDISPOSISI

1
`PROGRAM PROFESI NERS XVI
KEPERAWATAN JIWA
1. Keluarga mengatakan pasien meminta sesuatu yang belum dapat dipenuhi
oleh keluarga, sejak saat itu pasien memiliki kebiasaan mencuri, keluarga
mengatakan pasien memiliki kebiasaan mencuri, keluarga mengatakan
selain mencuri pasien sering menjual barang-barang yang ada dirumahnya.
Sejak saat itu ayahnya memperlakukan pasien secara tegas, keluarga
mengtakan memberi hukuman bila pasien melakukan hal yang tidak
sesuai. Pasien mengatakan sering dipukul oleh ayahnya karena nilainya
jelek, pasien merasa tertekan dan mengalami gangguan jiwa untuk pertama
kalinya.
2. Keluarga mengatakan pasien pernah dibawa ke dukun, keluarga
mengatakan pengobatan yang dilakukan selama kedukun tidak berhasil.
3. Keluarga juga mengatakan pasien pernah tidak naik kelas waktu duduk
dibangku SD (saat usia 10 tahun), sejak saat itu pasien sering diolok-olok
oleh teman-temannya, pasien merasa malu dan memilih untuk mogok
sekolah.
4. Keluarga mengatakan karena pengobatannya selama di dukun tidak
berhasil pasien dibawa ke RSJ, setelah keluar dari RSJ pasien jarang
minum obat, pasien mengatakan malas untuk minum obat.
5. Pasien mengatakan ± 4 tahun yang lalu tahun 2013 diputus dari pacarnya,
pasien mengatakan melakukan hal tersebut karena mndengar suara-suara
yang menyuruhnya untuk menghina pacarnya dengan kata-kata kotor.
6. Keluarga mengatakan perilaku pasien agresif, keluarga mengatakan pasien
sering marah-marah, Pasien mengatakan pernah melakukan kekerasan
terhadap orang lain karena merasa jengkel, pasien mengatakan sebelum
masuk rumah sakit jiwa pernah masuk penjara karena mencuri sepeda
milik tetangga, pasien mengatakan dipenjara selama 3 bulan.
Masalah keperawatan : resiko perilaku kekerasan terhadap orang
lain (domain 11 : keamanan/perlindungan,
kelas 3 : perilaku kekerasan) dan
halusinasi.

7. Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa sebelumnya


8. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan :
2
`PROGRAM PROFESI NERS XVI
KEPERAWATAN JIWA
Pasien mengatakan sejak sekolah dasar kelas 1 pasien sudah tidak naik
kelas, kien mengatakan orang tua jarang mengajari pasien belajar, pasien
merasa malu dengan teman-teman dan minta pindah sekolah, disekolah
yang baru pasien tidak betah dan minta keluar dari sekolah, setelah putus
sekolah pasien tidak ada kegiatan dirumah hanya berdiam diri di kamar
dan luntang lantung. Saat dirumah pasien minta belikan hp oleh orang
tuanya tetapi tidak dituruti kemudian pasien mencuri hp orang dan
dipukuli oleh orang sekampung.
Pasien mengatakan pernah mempunyai pacar saat tahun 2007, Pasien
mengatakan pacar pasien selalu menyayanginya sampai akhirnya pasien
mendengar suara-suara yang menyuruh pasien untuk berkata kasar dan
mengatain pacarnya dengan kata-kata kotor dan akhirnya diputuskan oleh
pacarnya pada tahun 2013. Pasien mengatakan sedih karena merasa
kehilangan pacarnya, pasien mengatakan masih berharap balik ke
pacarnya tetapi selalu di tolak. Semenjak itu pasien menjadi sering marah-
marah dan tidak dapat mengontrol diri. Pasien mengatakan kakak
perempuannya sudah meninggal dan pasien merasa sedih atas kehilangan
kakaknya tersebut.
Pasien mengatakan memiliki kebiasaan menonton film dewasa, sejak
saat itu pasien mengatakan mendengar suara-suara yang menyuruhnya
untuk melakukan onani dan mencuri. Pasien mengatakan juga mendengar
kata-kata yang menyuruhnya untuk berbicara kotor atau menghina
pacarnya. Pasien juga mengatakan bahwa pamannya yang membuat dia
sakit jiwa.
Masalah Keperawatan : Masalah keperawatan: Harga diri rendah
situasional, Halusinasi dan waham curiga.

IV. FAKTOR PRESIPITASI


Pada tanggal 18 April 2017 pasien dibawa masuk ke RSJD dr. Arif Zainudin
Surakarta karena saat dirumah pasien marah-marah terhadap ibunya dan

3
`PROGRAM PROFESI NERS XVI
KEPERAWATAN JIWA
memukul kepala ibunya dengan gelas, pasien mengatakan marah karena
meminta uang pada ibunya untuk pergi ke warnet dan tidak diberi oleh ibunya.

V. FISIK
1. Tanda vital : TD = 120/80, N = 82 x/menit, S =
0
36,5 C,
RR = 20 x/menit
2. Ukur : TB = 170 cm, BB = 48 kg
3. Keluhan Fisik : Tidak ada keluhan

Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah Keperawatan

VI. GENOGRAM

27 tahun

Keterangan : : Laki – laki : tinggal dalam 1 rumah


: Perempuan : meninggal dunia
: Garis keturunan : garis perkawinan
: Pasien

Penjelasan :
Pasien mengatakan tinggal bersama kedua orang tuanya dan adik
kandungnya. Pasien mengatakan kakak kandungnya sudah meninggal.
Pasien mengatakan ayahnya menikah dua kali, pasien mengatakan ayahnya
sudah cerai hidup dengan istri pertamanya. Pasien mengatakan kedua kakak
tirinya sudah menikah dan memiliki rumah sendiri. Dalam keluarga pasien
tidak ada yang memiliki gangguan jiwa.

4
`PROGRAM PROFESI NERS XVI
KEPERAWATAN JIWA
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

VII. PSIKOSOSIAL
1. Konsep Diri
a. Gambaran diri
Pasien mengatakan warna rambutnya hitam, kulit berwarna sawo
matang, warna mata hitam. Pasien mengatakan tinggi badannya 167
cm dan berat badan 50 kg. Pasien mengatakan menyukai kakinya
karena kakinya dapat digunakan untuk bermain sepakbola, pasien
ingin menjadi pemain sepakbola dunia. Pasien mengatakan bagian
tubuh yang tidak di sukai adalah hidung, pasien mengatakan tidak
suka hidung karena pesek. Pasien mengatakan tidak merasa malu
dengan hidungnya.
b. Identitas
Pasien mengatakan bahwa ia seorang laki-laki berusia 27 tahun dan
belum menikah, pasien mengatakan tidak lulus SD. Pasien
mengatakan menerima sebagai laki-laki dan sebagai anak. Pasien
sebagai anak mengatakan sebelum masuk rumah sakit pasien jarang
membantu orang tua dirumah. Pasien mengatakan bahwa bapaknya
adalah bapak tiri karena dari kecil sering memukulnya.
c. Peran
Pasien merupakan anak ke 2 dari 3 bersaudara. Pasien didalam
masyarakat sebagai anggota masyarakat biasa. Pasien mengatakan
sebelum sakit jarang mengikuti kegiatan di masyarakat karena
merasa malu pernah tidak naik kelas waktu sekolah dan diolok-olok
oleh teman-temannya, dan setelah sakit pasien tidak pernah
mengikuti kegiatan di masyarakat karena pasien merasa malu karena
diolok-olok oleh teman dan tetangga serta dikucilkan oleh
masyarakat karena gangguan jiwa dan masuk dirumah sakit jiwa
beberapa kali. Pasien mengatakan tidak berperan sebagai tulang
punggung keluarga, keluarga mengatakan didalam keluarga yang
mengambil keputusan adalah ayah, keluarga mengatakan bila ada
masalah diselesaikan secara demokratis atau bermusyawarah.

5
`PROGRAM PROFESI NERS XVI
KEPERAWATAN JIWA
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah situasional (domain
6: persepsi diri, kelas 2: harga diri).
d. Ideal diri
Pasien mengatakan ingin cepat pulang agar bisa berkumpul dengan
keluarga, pasien mengatakan setelah pulang ingin bekerja lagi
menggembala kambing untuk membantu perekonomian keluarga dan
pasien ingin menjadi pemain sepakbola dunia.
e. Harga diri
Pasien merasa minder dan malu jika berkumpul dengan teman,
keluarga maupun masyarakat. Pasien merasa tidak berguna karena
tidak bisa membantu orang tua.
Masalah keperawatan: Harga diri rendah situasional (domain 6:
persepsi diri, kelas 2 : harga diri).
2. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti
Pasien mengatakan orang yang berarti dalam kehidupannya saat ini
adalah adik kandungnya. pasien mengatakan adiknya selalu
mendengarkan keluhan yang dirasakannya, pasien mengatakan orang
yang dapat memberikan solusi adalah adik kandungnya, pasien
mengatakan adik kandungnya yang selama ini memberinya motivasi.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat
Pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit pasien tidak aktif
dalam mengikuti kegiatan kelompok dimasyarakatnya seperti
kegiatan karangtaruna, kerja bakti dan kegiatan gotong royong
dikarenakan pasien merasa malu dan dikucilkan masyarakat sekitar.
Saat di RSJ pasien terlihat dapat membantu kegiatan yang ada di
ruangan, misalnya menyiapkan snack dan membuka pintu saat ada
orang lain yang mau masuk, pasien mengatakan tidak memiliki
teman di lingkungan rumahnya, pasien mengatakan pernah menghina
pacarnya dengan kata-kata kotor hingga pacarnya sakit hati.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Pasien mengatakan sebelum masuk RSJ tidak terbiasa dan sulit
berinteraksi dengan orang lain. Pasien mengatakan tidak pernah
berkumpul dan mengobrol dengan teman-temannya karena pasien

6
`PROGRAM PROFESI NERS XVI
KEPERAWATAN JIWA
merasa malu dan merasa tidak diterima masyarakat. Selama di RSJ
pasien mampu berinteraksi dengan perawat dan pasien yang lain.
Masalah Keperawatan: Harga diri rendah situasional (domain 6:
persepsi diri, kelas 2 : harga diri).
3. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan:
Pasien beragama Islam dan percaya dengan adanya Tuhan YME.
Masyarakat/orang-orang di sekitar pasien belum bisa menerima
pasien seperti layaknya masyarakat biasa.
b. Kegiatan Ibadah:
Selama di rumah pasien mengatakan tidak pernah menjalankan
ibadah sholat 5 waktu karena tidak ada yang mengajari.
Masalah Keperawatan: defisiensi pengetahuan.

VIII. STATUS MENTAL


1. Penampilan
Penampilan diri pasien seacara umum cukup rapi. Rambut pasien selalu
ditata rapi, lurus dan tidak ada kutunya. Pasien mandi 2x sehari dan
pasien memakai seragam sesuai dengan yang telah ditentukan RS setiap
hari, pasien mengatakan selalu ganti baju setiap hari.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan.
2. Pembicaraan
Nada bicara pasien tinggi atau keras.
Masalah keperawatan: resiko perilaku kekerasan terhadap orang lain
3. Aktivitas motorik
TIK, gerakan motorik yang menunjukkan kegelisahan.
Masalah keperawatan: resiko perilaku kekerasan terhadap orang lain
4. Alam Perasaan
Pasien merasa sedih karena tidak kunjung sembuh dan sudah
merindukan rumah dan ibunya, pasien mengatakan tidak tahu harus
berapa lama di RSJ agar dapat sembuh dari penyakitnya.
Masalah keperawatan: Ketidakefektivean koping (domain 9
koping/toleransi stres, Kelas 2 : respon
koping)
5. Afek
Labil, emosi pasien berubah-ubah.
7
`PROGRAM PROFESI NERS XVI
KEPERAWATAN JIWA
Masalah keperawatan: resiko perilaku kekerasan terhadap orang lain.
6. Interaksi selama wawancara
Selama dilakukan wawancara pasien mudah tersinggung, pasien
mengatakan sakit hati jika ada orang yang mengejeknya.
Masalah keperawatan: resiko perilaku kekerasan terhadap orang lain.
7. Persepsi
Pasien mengatakan memiliki halusinasi pendengaran. Pasien merasa
mendengar suara yang menyuruhnya memukul, mencuri, dan berkata
kasar. Pasien mengatakan terakhir mendengar suara-suara tersebut
sebelum masuk RSJ, Pasien mengatakan selama di RSJ tidak mendengar
sura-suara itu lagi.
Masalah keperawatan: Halusinasi pendengaran.
8. Proses pikir
Sirkumstansial, pembicaraan pasien berbelit-belit tapi sampai pada
tujuan pembicaraan. Bentuk pikir non realita, pasien mengatakan
mendengar suara-suara yang menyuruhnya untuk mencuri dan menghina
orang lain.
Masalah keperawatan: Koping defensif (Domain 9: koping/toleransi
stres, kelas 2: respons koping).
9. Isi pikir
Isi pikir pasien adalah magis waham yaitu suatu keyakinan atau
kepercayaan yang salah karena bertentangan dengan dunia realita, tetapi
tetap dipertahankan sekalipun tidak dapat divalidasi kebenarannya.
Akibat pengalaman yang tidak menyenangkan yang dialami pasien
dengan orang tuanya karena sering diperlakukan tidak menyenangkan,
saat ini pasien masih beranggapan bahwa ayahnya itu bukan ayah
kandung melainkan ayah tiri. Klien juga mengatakan bahwa dirinya
adalah makhluk yang paling sempurna dan ingin jadi pemain sepak bola
dunia terkenal, pasien mengatakan ada bayangan hitam yang masuk
dalam dirinya, pasien mengatakan bayang tersebut datang di sore hari,
pasien mengatakan bayangan tersebut datang dimana pun pasien berada

8
`PROGRAM PROFESI NERS XVI
KEPERAWATAN JIWA
(saat sendiri maupun ditempat ramai), pasien mengatakan hal yang
dilakukan saat bayangan tersebut datang adalah pergi dari tempat dimana
bayang tersebut datang, pasien mengatakan tindakan tidak membuat
bayangan hilang. Pasien mengatakan bahwa dirinya adalah mahluk
paling sempurna, pasien mengatakan memiliki indara keenam, pasien
mengatakan dapat melihat kehidupan masa yang akan dapat saat pasien
menjadi pemain sepakbola dunia.
Masalah keperawatan: Koping defensif (Domain 9: koping/toleransi
stres, kelas 2: respons koping) (waham kebesaran).
10. Tingkat kesadaran
Kesadaran pasien komposmentis, GCS klien : E4M5V6 = 15 (sadar
penuh), Pasien tidak mengalami disorientasi waktu, tempat dan orang,
saat perawat bertanya pasien sadar kalau sekarang sedang berada di
RSJD Surakarta dan sedang berbicara dengan perawat.
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
11. Memori
Pasien tidak mengalami gangguan daya ingat jangka panjang dan
pendek. Pasien mengingat tanggal hari masuk dirawat di RSJD pada
tanggal 18 April 2017, pasien masih mengingat seminggu yang lalu
dijenguk oleh orang tuanya, pasien mengingat pasien tidak lulus SD,
daya ingat saat ini tidak mengalami ganggguan, pasien dapat mengingat
lauk saat makan pagi.
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
12. Tingkat Konsentrasi dan berhitung
Konsentrasi klien mudah beralih, klien mampu menghitung sederhana
(misalnya 2+2 = 4, 3x6 = 18)
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
13. Kemampuan Penilaian
Pasien tidak mengalami gangguan penilaian. Dimana pada saat
membuang sampah klien mampu membuang sampah dengan benar di
tempat sampah.
9
`PROGRAM PROFESI NERS XVI
KEPERAWATAN JIWA
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
14. Daya tilik diri
Pasien mampu menerima keadaan dirinya saat ini. Pasien tidak
mengingkari penyakit yang diderita saat ini, pasien menyalahkan hal-hal
diluar dirinya, pasien mengatakan sakit yang di deritanya disebabkan
karena pamannya yang memasukkan ruh kakaknya yang sudah
meninggal ke dalam dirinya sehingga pasien tidak dapat mengontrol
diri.
Masalah keperawatan: Koping defensif (Domain 9: koping/toleransi
stres, kelas 2: respons koping).

IX. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan
Pasien makan sehari 3x secara mandiri dengan menu yang disediakan
dari RS, pasien kadang-kadang habis tetapi kadang-kadang tidak. Kalau
lauknya cocok, pasien makan dengan habis. Tidak ada makanan
pantangan bagi pasien dan banyak makanan yang dia sukai daripada
yang tidak dia sukai. Menu makan yang dikomsumsi adalah nasi, sayur,
lauk pauk dan buah, cara makan pasien menggunakan sendok atau
terkadang menggunakan tangan dan pasien makan dengan sopan. Snack
yang disediakan dari RS kadang-kadang dimakan pasien kadang-kadang
diberikan kepada temannya.
2. BAB/BAK
Pasien dapat melakukan BAK maupun BAB secara mandiri di kamar
mandi. Pasien mengatakan mengatakan konsistensi BAB keras dan
berwarna kuning.
3. Mandi
Pasien mandi 2x sehari secara mandiri, pasien mengatakan jarang
menggosok gigi.
4. Berpakaian/ Berhias
Pasien mengganti baju seragam setiap hari sesuai dengan yang telah
ditentukan RS dan terkadang memakai baju bebas.
5. Istirahat dan tidur

10
`PROGRAM PROFESI NERS XVI
KEPERAWATAN JIWA
Pasien mengatakan jarang tidur siang, pasien mengatakan saat tidur
malam sering terbangun, pasien mengatakan cemas (ketidaknyamanan
dalam hati). Pasien mengatakan sampai saat ini belum bisa tidur
nyenyak.
6. Penggunaan obat
Pasien mendapat terapi obat Risperidon 2 mg/12 jam (06.00 dan 18.00
WIB), trihexyphenidyl 2mg/12 jam (06.00 dan 18.00 WIB) dan
chlorpromazine 100 mg/24 jam (20.00 WIB). Pasien mengatakan minum
obat setelah makan, pasien mengatakan obat biasanya diberikan oleh
perawat saat sudah memasuki waktu untuk minum obat.
7. Pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan akan kontrol secara rutin dan minum obat teratur
setelah pulang dari RSJ karena tidak mau kambuh dan di rawat di RSJ.
Pasien membutuhkan dukungan ibu dan bapaknya.
Pasien dapat memelihara kesehatannya sendiri, jika pasien sakit
langsung bilang dengan perawatnya. Dalam perawatan dan pengobatan
di RS pasien selalu menurut dengan anjuran dari perawat. Pada saat
sudah pulang kerumah diharapkan pasien rutin kontrol ke RSJD dr. Arif
Zainudin jika obat habis.
8. Kegiatan di dalam rumah
Rencana kegitan pasien didalam rumah biasa akan membantu kerapian
rumah, pasien biasa mencuci pakaiannya sendiri, membantu
mempersiapkan makanan, namun pasien mengatakan belum bisa
menjadi pengatur keuangan dirumah, karena dirumah yang mengatur
keuangan yaitu ibu dan bapak pasien.
9. Kegiatan diluar rumah
Pasien mengatakan jarang berkumpul dengan teman sebayanya diluar
rumah, pasien lebih sering bermain sepak bola bersama dengan anak
kecil dilapangan. Pasien mengatakan hanya sering ke rumah pacarnya.
Masalah keperawatan: Harga diri rendah situasional (domain 6:
persepsi diri, kelas 2 : harga diri).

X. MEKANISME KOPING
Maladaptif :

11
`PROGRAM PROFESI NERS XVI
KEPERAWATAN JIWA
a. Pasien mengatakan suka marah-marah, dan bila marah membanting
barang barang.
b. Pasien mengatakan sering menyendiri
Masalah keperawatan: Koping defensif (Domain 9: koping/toleransi
stres, kelas 2: respons koping).

XI. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


a. Pasien mengatakan merasa tidak mendapat dukungan dari keluarga,
pasien mengatakan sudah tiga minggu di RSJ tidak di kunjungi oleh
keluarganya.
b. Pasien mampu menahan amarahnya saat berkumpul dengan orang lain.

XII. PENGETAHUAN KURANG TENTANG


a. Pasien mengatakan tidak tahu cara untuk menahan marah
b. Penyakit Jiwa (pasien sudah mengetahui tentang penyakit jiwa, psien
mengatakan pernah mengalami RPK dan halusinasi)
c. Faktor Presipitasi (pasien mengatakan masuk RSJ karena marah-marah
dan melempar gelas pada ibunya).
Masalah Keperawatan : Defisiensi Pengetahuan ( Domain 5,
Persepsi/Kognisi, kelas 4,kognisi)

XIII. ASPEK MEDIK


Diagnose Medik : Skizofrenia Residual (F20.5)
Terapi Medik : 1) Risperidone 2mg/ 12 jam, jam 06.00 pagi dan jam
18.00 sore
2) Trihexcipenidil 2 mg/ 12 jam, jam 06.00 pagi dan
jam 18.00 sore
3) Chlorpromazine 100 mg / 24 jam, Jam 20.00 malam

XIV. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


a. Resiko perilaku kekerasan terhadap orang lain
b. Koping defensif
c. Harga diri rendah situasional
d. Waham curiga
e. Halusinasi
f. Ketidakefektifan koping/toleransi stres
g. Defisiensi Pengetahuan

12
`PROGRAM PROFESI NERS XVI
KEPERAWATAN JIWA
XV. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Resiko perilaku kekerasan terhadap orang lain (domain 11:
keamanan/perlindungan, kelas 3: perilaku kekerasan).
b. Koping defensif (Domain 9: koping/toleransi stres, kelas 2: respons
koping).
c. Harga diri rendah situasional (domain 6: persepsi diri, kelas 2: harga
diri).

XVI. DATA FOKUS


1. Data Subjektif :
 Keluarga mengatakan perilaku pasien agresif
 Pasien mengatakan pernah melakukan kekerasan terhadap orang lain
karena merasa jengkel
 Pasien mengatakan sebelum masuk RSJ marah-marah dengan ibunya
karena tidak dikasih uang
 Pasien mengatakan pernah mencuri hp dan motor milik tetangga
 Pasien mengatakan saat kecil sering di pukuli oleh ayahnya karena
nilainya jelek.
 Pasien mengatakan bahwa dirinya adalah mahluk paling sempurna
 Pasien mengatakan memiliki indra ke enam
 Pasien mengatakan ingin menjadi pemain sepak bola dunia.
 pasien mengatakan dapat melihat kehidupan masa yang akan dapat
saat pasien menjadi pemain sepak bola dunia
 Pasien mengatakan pernah menghina pacarnya dengan kata-kata kotor
hingga pacarnya sakit hati.
 Pasien mengatakan bahwa bapaknya adalah bapak tiri karena dari
kecil sering memukulnya
 Keluarga mengatakan pasien pernah dipukuli oleh warga karena
mencuri.
 Pasien mengatakan pernah tidak dipercaya oleh ayahnya.
 Pasien mengatakan malu karena berkali-kali masuk RSJ
 Pasien mengatakan sedih karena merasa di tolak mantan pacarnya.
 Pasien mengatakan malu karena sering tidak naik kelas saat sekolah.
 Setelah putus sekolah pasien tidak ada kegiatan dirumah hanya
berdiam diri di kamar dan luntang lantung.
 Pasien mengatakan marah dan sakit hati jika diolok-oleh teman.

2. Data Objektif :
 Tatapan mata pasien tajam
 Nada bicara pasien tinggi dan keras
 Aktivitas motorik pasien Tik “gerakan motorik yang menunjukkan
kegelisahan”
 Afek pasien labil “ emosi pasien berubah-ubah”
 Selama wawancara pasien mudah tersinggung.

13
`PROGRAM PROFESI NERS XVI
KEPERAWATAN JIWA
 Proses pikir pasien sirkumtansial
 Bentuk pikir non realita
 Pasien selalu menganggap bahwa dirinya selalu benar.
 Pasien sering menundukkan kepala
 Raut wajah tampak penyesalan saat menceritakan masa lalu
 Tidak ada kontak mata,
 Pasien menundukkan kepala dan terlihat sedih.

14
`PROGRAM PROFESI NERS XVI
KEPERAWATAN JIWA
ANALISIS DATA

No. Data Etiologi Problem


1. DS:
- Keluarga mengatakan perilaku pasien agresif Pola perilaku Resiko perilaku
- Pasien mengatakan pernah melakukan kekerasan terhadap kekerasan terhadap
kekerasan terhadap orang lain karena merasa orang lain orang lain (domain
jengkel 1:keamanan/perlin
- Pasien mengatakan sebelum masuk RSJ dungan, kelas 3:
marah-marah dengan ibunya karena tidak perilaku
dikasih uang kekerasan).
- Pasien mengatakan pernah mencuri hp dan
motor milik tetangga
- Pasien mengatakan saat kecil sering di pukuli
oleh ayahnya karena nilainya jelek.
DO :
- Tatapan mata pasien tajam
- Nada bicara pasien tinggi dan keras
- Aktivitas motorik pasien Tik “gerakan
motorik yang menunjukkan kegelisahan”
- Afek pasien labil “ emosi pasien berubah-
ubah”
- Selama wawancara pasien mudah
tersinggung.

2. DS :
- Pasien mengatakan bahwa dirinya adalah Konflik antara Koping defensif
mahluk paling sempurna persepsi diri dan (Domain 9:
- Pasien mengatakan memiliki indra ke enam sistem nilai. koping/toleransi
- Pasien mengatakan ingin menjadi pemain stres, kelas 2:
sepakbola dunia. respons koping).
- pasien mengatakan dapat melihat kehidupan
masa yang akan dapat saat pasien menjadi
pemain sepak bola dunia
- Pasien mengatakan pernah menghina
pacarnya dengan kata-kata kotor hingga
pacarnya sakit hati.
- Pasien mengatakan marah dan sakit hati jika
diolok-oleh teman.
DO :
- Proses pikir pasien sirkumtansial
- Bentuk pikir non realita
- Pasien selalu menganggap bahwa dirinya
selalu benar.

15
`PROGRAM PROFESI NERS XVI
KEPERAWATAN JIWA
3. DS :
- Keluarga mengatakan pasien pernah dipukuli Riwayat penolakan Harga diri rendah
oleh warga karena mencuri. situasional
- Pasien mengatakan pernah tidak dipercaya situasional
oleh ayahnya. (domain 6:
- Pasien mengatakan malu karena berkali-kali persepsi diri, kelas
masuk RSJ 2: harga diri).
- Pasien mengatakan sedih karena merasa di
tolak mantan pacarnya.
- Pasien mengatakan malu karena sering tidak
naik kelas saat sekolah.
- Setelah putus sekolah pasien tidak ada
kegiatan dirumah hanya berdiam diri di
kamar dan luntang lantung.

DO :
- Pasien sering menundukkan kepala
- Raut wajah tampak penyesalan saat
menceritakan masa lalu
- Tidak ada kontak mata, Pasien menundukkan
kepala dan terlihat sedih.

PRIORITAS MASALAH
1. Resiko perilaku kekerasan terhadap orang lain b.d Pola perilaku kekerasan
terhadap orang lain.
2. Koping defensif b.d Konflik antara persepsi diri dan sistem nilai.
3. Harga diri rendah situasional b.d Riwayat penolakan.

16
`PROGRAM PROFESI NERS XVI
KEPERAWATAN JIWA
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama : Sdr. A
Ruang : Abimanyu

NO. HARI/ DIAGNOSA PERENCANAAN RASIONAL


TANGGAL KEPERAWATN TUJUAN DAN KRITERIA TINDAKAN KEPERAWATAN
HASIL
1. 10 Mei 2017 Resiko perilaku Setelah dilakukan tindakan – Bina hubungan saling percaya - Pasien dapat lebih terbuka
kekerasan terhadap keperawatan selama 3 kali dengan menjelaskan bahwa kita pada perawat
orang lain b.d Pola implementasi diharapkan adalah seorang perawat yang
perilaku kekerasan pasien mampu untuk merawatanya.
terhadap orang lain. mengontrol perilaku – Diskusikan bersama pasien - Pasien dapat mengetahui
kekerasan dengan KH : penyebab marah, tanda gejala dampak yang ditimbulkan
a. Pasien mampu mengontrol perilaku kekerasan, akibat dari perilaku kekerasan
marah dengan tehnik perilaku kekerasan yang dilakukannya, pasien
relaksasi. dapat mencegah atau
b. Tatapan mata tidak tajam menghindari terjadinya
c. Nada bicara pasien tidak – Ajarkan tehnik relaksasi untuk marah.
tinggi. mengontrol perilaku kekerasan - Pasien dapat mengontrol
marah dan mencegah
– Kolaborasi dengan dokter terjadinya amuk
- Memberikan terapi obat
pada pasien sesuai indikasi.
2. 10 Mei 2017 Koping defensif b.d Setelah dilakukan tindakan - Kenali faktor pendukung untuk - Aspek yang positif dapat

17
`PROGRAM PROFESI NERS XVI
KEPERAWATAN JIWA
Konflik antara keperawatan selama 3 kali mengatasi ego. membantu memperbaiki
persepsi diri dan implementasi diharapkan diri
sistem nilai. koping pasien efektif dengan - Dorong pasien untuk mengenali - Mengenali perasaan untuk
kriteria hasil : dan mengungkapkan perasaannya memancing perilaku
1. Pasien dapat secara verbal defensif (menyalahkan
mempertahankan ego orang lain atas kesalahan
melalui kenyataan yang - Ajarkan pasien dalam memberikan yang ia lakukan sendiri).
realistis dan tidak terdapat respon saat menghadapi situasi - Bermain peran dapat
waham kebesaran dalam yang memicu pasien untuk membantu pasien untuk
proses fikirnya melakukan pembelaan mengatasi masalah yang
2. Pasien tidak menghina - Berikan pujian pada pasien akan terjadi.
dan mengkritik orang lain terhadap perilaku yang telah - Pujian yang positif dapat
3. Pasien berinteraksi dilakukan meningkatkan harga diri
dengan orang lain dalam - Bantu klien untuk menentukan pasien
situasi kelompok tanpa tujuan yang realistis - Tujuan yang tepat dapat
mengambil sikap defensif. - Evaluasi kemampuan pasien dalam meningkatkan harga diri
modifikasi perilaku untuk - Keterbatasan kemampuan
memecahkan masalah untuk memecahkan
masalah dijadikan sebagai
tolak ukur untuk
mengembangkan strategi
baru tentang koping yang
tidak efektif.
3. 10 Mei 2017 Harga diri rendah Setelah dilakukan tindakan - Dorong klien untuk – Membantu pasien
situasional b.d keperawatan selama 3 kali mengungkapkan perasaannya mengakui rasa sakit akibat

18
`PROGRAM PROFESI NERS XVI
KEPERAWATAN JIWA
Riwayat penolakan. implementasi diharapkan secara terbuka saat terjadi kehilangan
pasien mampu untuk kehilangan
mempertahankan harga diri - Bantu klien untuk lebih mandiri – Kemandirian dapat
dengan kriteria hasil : meningkatkan harga diri
- Dorong pasien untuk
1. Pasien mampu – Meningkatkan harga diri
berkomunikasi secara efektif
berinteraksi dengan orang
dengan orang lain
lain dalam aktivitas
- Diskusikan bersama klien tentang
kelompok – Pengalaman yang
kehidupan di masa lalu
2. Pasien mampu melakukan mengecewakan dimasa
aktivitas secara mandiri lalu dapat meningkatkan
dan mau menerima atau membangun harga
bantuan orang lain. diri untuk kehidupan yang
- Dorong pasien untuk mengikuti baru
kegiatan terapi kelompok – Komunikasi verbal yang
positif dalam terapi
kelompok dapat
- Kolaborasi dengan keluarga untuk
meningkatkan harga diri.
selalu memberi dukungan pada
– Memberi dukungan untuk
pasien
terjadinya perubahan
dalam proses fikir dalam
membangun kepercayaan
diri pasien.

19
`PROGRAM PROFESI NERS XVI
KEPERAWATAN JIWA

Anda mungkin juga menyukai