METODOLOGI PENELITIAN
OLEH:
MODESTA SUGINI
NPM.1726040204.P
OLEH:
MODESTA SUGINI
NPM.1726040204.P
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sekitar 160 juta wanita di seluruh dunia hamil. Sebagian besar kehamilan ini
yang mengancam jiwa ibu sehingga dapat mengakibatkan kematian lebih dari
setengah juta setiap tahun. Secara global 80% kematian ibu tergolong pada
aborsi tidak aman (13%) dan sebab-sebab lain (8%) (Sarwono, 2011).
Kesehatan ibu dan bayi baru lahir di Indonesia masih jauh dari yang
diharapkan karena masih besarnya jumlah ibu dan bayi yang mati. Angka
kematian ibu (AKI) sebagai salah satu indikator kesehatan ibu, masih tinggi di
yang sering terjadi pada kehamilan dan persalinan disebut “Trias Klasik” yaitu
perdarahan (28%), eklamsi (24%), dan infeksi (11%), kurang energy kronis
sebesar 37% dan anemia 40% pada ibu hamil (Kumalasari, 2012).
mengalami penurunan sebesar 43% dari perkiraan 532.000 pada tahun 2015.
Tetapi penurunan sertiap tahunnya tidak kurang dari yang dibutuhkan untuk
kematian ibu sebanyak 53 orang, yang terdiri dari kematian ibu hamil
sebanyak 6 orang, ibu bersalin sebanyak 39 orang dan ibu nifas sebanyak 8
orang, dengan demikian angka kematian ibu di Provinsi Bengkulu pada tahun
2015 yaitu 172 per 100.000 KH, meningkat sedikit dibandingkan tahun 2014
Data profil Dinkes Kota Bengkulu tahun 2013 angka kematian ibu
sebanyak 37 orang yang terdiri dari ibu hamil sebanyak 15 orang, ibu bersalin
sebanyak 12 orang dan ibu nifas sebanyak 10 orang. Tahun 2014 angka
kematian ibu meningkat menjadi 49 orang yang terdiri dari ibu hamil 19
orang, ibu bersalin 13 orang dan, ibu nifas 17 orang (Dinkes Kota, 2015).
merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas
kehamilan juga masih tinggi, ini disebabkan karena perawatan ditangani oleh
petugas non medis, system rujukan yang belum sempurna (Sarwono, 2011).
dan riwayat hipertensi. Salah satu upaya untuk menurunkan Angka Kematian
suatu sindroma spesifik pada kehamilan yang di tandai dengan trias gejala
klinis berupa peningkatan tekanan darah, edema pada ekstremitas bawah dan
Hasil survey awal yang dilakukan peneliti di Ruang Mawar RSUD dr. M.
Yunus Bengkulu pada tahun 2014 terdapat 121 kasus preeklamsia dari 1101
ibu bersalin. Tahun 2015 terdapat 102 kasus preeklamsia dari 746 ibu bersalin
dan tahun 2016 terdapat 99 kasus preeklamsia dari 505 ibu bersalin.
salah satu masalah yang sering terjadi karena banyak ibu yang tidak
yang terjadi salah satunya preeklamsi. Terutama pada ibu yang memang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Yunus Bengkulu.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
4. Peneliti
E. Kerangka Konsep
Gambar. 1
Kerangka Konsep
F. Definisi Operasional
Tabel 1
Definisi Operasional
Variabel Definisi Cara Alat Hasil Ukur Skala
Operasional Ukur Ukur Ukur
Dependen
Independen
G. Hipotesis
Bengkulu
Disusun Oleh:
MODESTA SUGINI
NPM.1726040204.P
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berat badan merupakan salah satu indikator kesehatan bayi baru lahir
(BBL). Berat Badan Lahir Rendah adalah bayi baru lahir dengan berat badan
kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa kehamilan. Berat Lahir
Rendah adalah berat bayi yang di timbang dalam 1 jam setelah lahir
menyatakan bahwa semua bayi baru lahir yang berat badannya kurang atau
sama dengan 2500 gram disebut Low Birth Weight Infant (bayi berat lahir
rendah). Menurut WHO, BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan
(AKB) dari 32,3 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2005 menjadi 15,5 per
1000 kelahiran hidup, tahun 2015 sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup tetapi
tercatat mengalami penurunan tahun 2002 yaitu dari sebesar 35 per 1000
kelahiran hidup menjadi sebesar 34 per 1000 hidup (SDKI 2007) dan terakhir
Kesehatan RI,2012).
dan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir dan mendorong
faktor ibu, faktor janin, faktor plasenta dan faktor lingkungan. Faktor ibu
meliputi gizi saat hamil kurang, umur ibu, jarak kehamilan terlalu dekat,
Faktor lingkungan yaitu tempat tinggal terpapar radiasi tinggi dan zat-zat
Dari beberapa faktor di atas kejadian BBLR tertinggi terjadi pada usia di
bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun, paritas yang tinggi dan perdarahan
antepartum. Ini melatarbelakangi terjadinya BBLR dan kelahiran prematur
dimana alat reprodukksi yang lemah belum siap menerima implantasi dengan
baik karena belum kembali ke kondisi semula dan adanya kemunduran fungsi
fisiologi dan reproduksi secara umum, sehingga asupan gizi pada janin kurang
dan pertumbuhan janin terganggu sehingga memiliki bayi dengan berat badan
kegawatdaruratan dan penyulit pada masa neonatus adalah Berat Badan Lahir
Kematian Bayi per 1.000 kelahiran hidup pada tiga tahun terakhir di Provinsi
Bengkulu mengalami naik turun dimana pada tahun 2013 dari sebanyak
33.761 kelahiran hidup di Provinsi bengkulu terdapat 266 bayi lahir mati, pada
provinsi Bengkulu terdapat 374 bayi lahir mati dan pada tahun 2015
Bengkulu tahun 2016 jumlah kelahiran hidup sebanyak 433 bayi terdapat 15
Sakit DKT Bengkulu tahun 2016 jumlah kelahiran hidup sebanyak 1662 ibu
Kota Bengkulu pada tahun 2013 jumlah bayi baru lahir sebanyak 1242 bayi
dan yang mengalami BBLR sebanyak 373 bayi, pada tahun 2014 jumlah bayi
baru lahir sebanyak 603 bayi dan yang mengalami BBLR sebanyak 314 bayi.
Pada tahun 2015 dari 1424 ibu bersalin terdapat 268 bayi yang BBLR. Dan
pada tahun 2016 jumlah bayi baru lahir sebanyak 653 bayi terdapat 281 bayi
diketahui bahwa angka kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) masih
tinggi dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Faktor-
2016”
B. Rumusan Masalah
Tahun 2016.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2016.
2. Tujuan Khusus
Tahun 2016.
2016
D. Manfaat Penelitian
3. Bagi Peneliti
E. Kerangka Konsep
Usia Ibu
Paritas BBLR
Perdarahan
Antepartum
F. Definisi Operasional
Ho1 : Tidak ada hubungan antara usia dengan kejadian BBLR di Ruangan
Ha1 : Ada hubungan antara usia dengan kejadian BBLR di Ruangan Perinatal
Ho2 : Tidak ada hubungan antara paritas dengan kejadian BBLR di Ruangan
Tahun 2016
Ho4 : Tidak ada hubungan antara usia dan paritas dengan kejadian BBLR di
Ha4 : Ada hubungan antara usia dan paritas dengan kejadian BBLR di
Ho5 : Tidak ada hubungan antara usia dan perdarahan antepartum dengan
Tahun 2016
Ho6 : Tidak ada hubungan antara paritas dan perdarahan antepartum dengan
Oleh :
MODESTA SUGINI
NPM.1726040204.P
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kematian bayi baru lahir. Tetanus yang menyerang bayi usia di bawah 1 bulan,
yang menempati urutan ketiga.Ada tiga penyebab kematian pada bayi, yaitu
prematuritas dan bayi berat lahir rendah (29%), asfiksia (gangguan pernafasan)
pada bayi baru lahir (27%), tetanus neonatorum (10%). Bila di suatu daerah
terdapat kematian bayi yang disebabkan oleh tetanus neonatorum maka hal ini
perawatan tali pusat pada bayi baru lahir. Salah satu upaya untuk tidak
terjadinya tetanus neonatorum, maka pada ibu hamil dapat diberikan imunisasi
imunisasi TT dua kali pada kehamilan kurang dari dua tahun yang lalu atau
calon pengantin maka imunisasi TT cukup diberikan satu kali saja (Depkes RI,
2012). Hal ini diharapkan dapat membantu upaya pemerintah sehingga dapat
(CFR) Tetanus Neonatorum pada tahun 2012 sebesar 49,6%, relatif menurun
terbatas sehingga pengetahuan ibu juga kurang. Ibu dengan pendidikan dasar
didesa setiap bulan, ikut penyuluhan, dan ibu memperoleh informasi kesehatan
hubungan antara dukungan suami dan umur ibu hamil dengan kelengkapan
imunisasi Tetanus Toxoid (TT) pada ibu hamil di Desa Sungai Dua Kecamatan
bahwa ibu hamil yang memiliki dukungan suami baik akan mendorong ibu
yaitu suami. Hal ini diperkuat oleh Clapman, dkk (2009) yang menyatakan
selama kehamilan.
(ketersediaan sarana dan prasarana) dan faktor pendukung (sikap dan perilaku
baik pula dalam melakukan suatu hal dan dapat mengerti apa yang baik untuk
dirinya terutama dalam bidang kesehatan, dalam hal ini termasuk perilaku ibu
hamil untuk melakukan imunisasi TT, dengan pendidikan dan pengetahuan ibu
hamil akan mempunyai pola pikir yang luas sehingga membuat ibu hamil
sistem kekebalan tubuh ibu hamil dari infeksi bakteri, parasit dan virus. Selama
masa kehamilan, daya tahan tubuh ibu hamil akan sedikit menurun sehingga
mengandung virus mati atau tak aktif. Penyebab utama kematian bayi adalah
Infeksi sebanyak 37%, dan 50% kematian bayi dan balita berkaitan dengan
masalah kekurangan gizi. 13% penyebab lainnya adalah penyakit yang dapat di
Berdasarkan data dari profil Dinas Kesehatan Kota Bengkulu tahun 2016
Hasil survey awal yang dilakukan peneliti terhadap ibu hamil Trimester
III di wilayah kerja puskesmas Sidomulyo pada tanggal 09 Juni 2017 pada
bulan Januari – Mei jumlah cangkupan Ibu hamil sebanyak 249, dan peneliti
hamil tidak tahu tentang imunisasi TT dan juga tidak diberikan dukungan oleh
mengetahui apa fungsi, manfaat dari imunisasi TT dan akibat apabila tidak
mendapatkan imunisasi TT, dan 3 orang ibu hamil mengatakan tahu tentang
dukungan dari suami dan terdapat 2 bayi yang mengalami infeksi pada tali
pusat sehingga sukar kering dan berbau busuk hingga membutuhkan perawatan
yang intensif, pada saat ditanya kepada keluarga, keluarga mengatakan bahwa
pada saat melahirkan di tolong oleh tenaga non medis dan masih menganut
penting pada masa kehamilan untuk kekebalan ibu dan bayinya nanti sehingga
Dari uraian yang telah dikemukakan di atas maka peneliti tertarik untuk
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Bengkulu
bengkulu.
i. Diketahui hubungan pendidikan dan dukungan suami ibu dengan
bengkulu.
bengkulu.
D. Manfaat Penelitian
Pendidikan
Bagan 1.
Kerangka Konsep Penelitian
F. Definisi Operasional
Tabel 1.
Definisi Operasional Variabel
Ha:
1. Ada hubungan faktor pendidikan ibu hamil dengan imunisasi TT pada ibu
Bengkulu
5. Ada hubungan faktor pendidikan dan dukungan suami ibu hamil dengan
Bengkulu
SKRIPSI
KOTA BENGKULU
TAHUN 2017
Oleh :
MODESTA SUGINI
NPM.1726040204.P
BENGKULU
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2016)
89,3%.(Kemenkes RI 2016)
diberikan kepada tidak hanya anak sejak masih bayi hinggga remaja tetapi
responden takut efek samping dari setelah pemberian imunisasi. Seperti pada
samping bagi bayi seperti mengalami demam dan ruam merah setelah
mengimunisasi bayinya.
tua (>25 tahun) sebanyak 156 responden (66,1%) dan ibu yang berumur muda
dengan rincian bayi laki- laki sebanyak 15.420(85%) dan bayi perempuan
laki –laki sebanyak 2.378 (98%) dan bayi perempuan 4.640(196%), urutan ke
rincian bayi laki- laki sebanyak 36(4%) dan bayi perempuan 37(4%) (Profil
imunisasi campak pada tahun 2013 sebanyak 5.962(91,5%) pada tahun 2014
sebanyak 5.846(90,7%) pada tahun 2015 sebanyak 7.331 (110%) pada tahun
berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Bengkulu tahun 2016 didapat
2013 cakupan imunisasi campak pada bayi sebanyak 334(84,6%) pada tahun
2014 mengalami kenaikan yaitu sebanyak 430 (110,3%) dan pada tahun 2015
pada Tanggal 09 Juni 2017 pada bulan Januari – Juni jumlah cakupan
C. Tujuan Penilitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
tahun 2017
tahun 2017
D. Manfaat Penelitian
imunisasi campak.
E. Kerangka Konseptual
Pendidikan
Dukungan Keluarga
Bagan 1
Kerangka Konseptual
F. Definisi Operasional
Tabel 1
Definisi Operasional
G. Hipotesis
Ho1 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu dengan
Ho2 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara umur dengan pemberian
OLEH :
MODESTA SUGINI
NPM.1726040204.P
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu target yang telah
(SDGs) pada tahun 2030. Sebagian besar kematian bayi terjadi pada minggu
2014, Angka Kematian Neonatal (AKN) sebesar 9 per 1.000 kelahiran hidup,
tahun 2015, Angka Kematian Neonatal (AKN) terjadi penurunan sebesar 8 per
Menurut Sari, dkk (2011) dalam penelitian Tahir, dkk (2012), setiap
tahunnya 120 juta bayi lahir didunia, secara global 4 juta (33 per 1000
kelahiran hidup) bayi lahir meninggal dan 4 juta (33 per 1000kelahiran hidup)
lainnya meninggal dalam usia 30 hari. Hampir 3,6 juta (3%) dari 120 juta bayi
bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Keadaan ini disertai
waktu 60 detik pertama.Pada waktu menit pertama harus sudah selesai untuk
neonatus. Dalam hal ini difokuskan pada faktor ibu yaitu kejadian partus lama,
neonatorum. Ibu yang mengalami partus lama berisiko 3,41 kali melahirkan
pada tahun 2014 sebanyak 53 kasus (8,09 %) dari 655 bayi lahir, pada tahun
2015 sebanyak 95 kasus (9,25 %) dari 1026 bayi lahir, pada tahun 2016 terjadi
sebanyak 29kasus (2,84 %) dari 1020 bayi lahir, pada tahun 2015 sebanyak 77
kasus (4,46 %) dari 1726 bayi lahir, pada tahun 2016 terjadi penurunan
Neonatorum pada tahun 2014 sebanyak 370 kasus (35,7 %) dari 1036 bayi
lahir, pada tahun 2015 sebanyak 245 kasus (33,9 %) dari 723 bayi lahir, pada
tahun 2016 terjadi penurunan menjadi 130 (20,3 %) kasus dari 640 bayi lahir.
RS Dr. M. Yunus Bengkulu, angka kejadian Partus Lama pada tahun 2014
sebanyak 20 kasus (1,81 %) dari 1101ibu bersalin, pada tahun 2015 sebanyak
32 kasus (4,28 %) dari 746 ibu bersalin, pada tahun 2016 terjadi penurunan
neonatorum di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu jauh lebih banyak. Selain itu,
Provinsi Bengkulu. Oleh karena itu, penulis tertarik mengambil kasus dengan
B. Rumusan Masalah
timbul adalah masih tingginya kejadian partus lama dan asfiksia neonatorum
di RSUD Dr.M. Yunus Tahun 2016, sehingga rumusan masalah penelitian ini
adalah “Apakah Ada Hubungan antara Partus Lama dengan Kejadian Asfiksia
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
mendapatkan pelayanan yang tepat dan cepat dari tenaga kesehatan dan
Diharapkan agar dapat digunakan sebagai acuan bagi peneliti lain terutama
yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai hubungan partus lama dengan
kejadian asfiksia neonatorum dengan cara memperluas wilayah penelitian,
Tabel 3
Definisi Operasional
Definisi Cara Alat Skala
No Variabel Hasil Ukur
Operasional Ukur Ukur Nominal
1 Asfiksia Keadaan bayi Dokume Checklist 0 : Asfiksia Nominal
baru lahir tidak ntasi/Re 1 : Tidak
dapat bernafas gister Asfiksia
secara spontan
dan teratur. Tanda
dan gejalanya
yaitu tidak ada
pernapasan,
tangisan lemah,
dan biru, tonus
otot lemah dan
denyut jantung
tidak ada.
2 Partus Partus lama Dokume Checklist 0 : Partus Nominal
Lama adalah fase laten ntasi/Re Lama
lebih dari 8 jam. gister 1: Tidak
Persalinan telah Partus
berlangsung 12 Lama
jam atau lebih.
Pada
primigravida,
persalinan terjadi
>24 jam dan >18
jam pada
multigravida.
Tanda dan
gejalanya yaitu
pembukaan
serviks kurang 3
cm selama 8 jam
inpartu,
pembukaan
serviks melewati
garis waspada dan
tidak ada
kemajuan
penurunan
G. Hipotesis
H0 : Tidak ada hubungan antara partus lama dengan kejadian asfiksia pada
bayi baru lahir di RSUD Dr.M. Yunus Kota Bengkulu pada Tahun
2016.
Ha : Ada hubungan antara partus lama dengan kejadian asfiksia pada bayi
baru lahir di RSUD Dr. M. Yunus Kota Bengkulu pada Tahun 2016