Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan pengukuran dan pemantauan beberapa aspek lingkungan fisik
Kepmenkes No. 1405 Tahun 2002 tentang Persyaratan dan Tata Cara
Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri dan juga inspeksi
lingkungan dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain :
1. Kualitas Lingkungan Industri
a. Kualitas Kebisingan Lingkungan Kerja
Hasil pengukuran kebisingan diseluruh ruang PT. Mataram
Tunggal Garment terdapat dua bagian dari delapan belas bagian
yang tidak memenuhi persyaratan yaitu di Sewing Bawah dan
Ironing.
b. Kualitas Pencahayaan Lingkungan Kerja
Hasil pengukuan pencahayaan diseluruh ruang PT. Mataram
Tunggal Garment terdapat 4 bagian yang tidak memenuhi
persyaratan yaitu di bagian Balai Kesehatan, Pembakaran Kayu,
Mushola, dan Meeting Room. Untuk ruang produksinya sendiri
sudah memenuhi persyaratan, baik pekerjaan kasar dan tidak terus
menerus, pekerjaan kasar & terus menerus, pekerjaan rutin,
pekerjaan agak halus, maupun pekerjaan halus.
c. Kualitas Suhu dan Kelembaban Lingkungan Kerja
Hasil pengukuan pencahayaan diseluruh ruang PT. Mataram
Tunggal Garment bagian Packing, Sewing bawah, Unit Cutting,
Unit Ironing, Unit Pembakaran Kayu, Sewing atas, Sample Room
(Unit Cutting), Sample Room (Unit Sewing) melebihi persyaratan
yang telah di tetapkan yaitu diatas 18 OC- 30 OC.
Hasil pengukuran kelembaban di seluruh ruangan di PT.
Mataram Tunggal Garment, pada bagian Packing, sewing bawah,
unit cutting, sewing atas, sample room (unit desain) belum
memenuhi persyaratan yang telah di tetapkan yaitu sebesar 65-
95%.
d. Kualitas Kadar Debu Lingkungan Kerja
Hasil pengukuran kadar debu di ruang produksi PT. Mataram
Tunggal Garment yaitu masih memenuhi nilai ambang batas zat
kimia di udara yaitu di bawah 10 mg/m3.
e. Kualitas Air Minum
f. Kualitas Air Bersih

2. Identifikasi Risiko Kerja


a. Identifikasi Risiko pada Orang
Hasil dari identifikasi penyebab risiko pada orang untuk setiap
jenis pekerjaan banyak disebabkan oleh faktor kurang konsentrasi
dan kelalaian karyawan
b. Identifikasi Risiko pada Barang
Hasil dari identifikasi penyebab risiko pada barang untuk setiap
jenis barang banyak disebabkan oleh kondisi barang yang sudah
tidak layak pakai atau rusak
c. Identifikasi Risiko pada Kebijakan
Hasil dari identifikasi penyebab risiko pada kebijakan perusahaan
sudahlah bijaksana sesuai kebutuhan para pegawai dan kayawan
yang bekerja
d. Kesehatan Kerja
Hasil identifikasi kesehatan kerja pada setiap proses produksi atau
kerja banyak mempunyai bahaya potensial yang berasal dari sikap
kerja yang tidak benar (tidak ergonomis) dan kecelakaan, selain itu
juga dari adanya debu, kebisingan, pencahayaan, uap dan panas,
penghawaan sertas sanitasi yang buruk.
3. Inspeksi Lingkungan Kerja
a. Ergonomi Kerja dan Penggunaan Alata Pelindung Diri (APD)
Hasil inspeksi lingkungan kerja pada setiap bagian dengan sikap
tubuh yang tidak ergonomis saat aktifitas produksi adalah
penyebab utama terjadinya kekakuan otot atau sendi, selain itu
adanya debu yang mengakibatkan penyakit bysinosis, pneumocosis
dan ISPA.
b. Data Kecelakaan Kerja
4. Inspeksi Sanitasi Mushola dan Kesehatan Lingkungan Industri
a. Pemeriksaan Kesehatan Lingkungan (Inspeksi Sanitasi) Mushola
Dari hasil inspeksi yang dilakukan dapat dinyatakan bahwa
Mushola PT. Mataram Tunggal Garment Tidak Laik Sehat dengan
jumlah skore 1170.
b. Pemeriksaan Kesehatan Lingkungan kerja Industri
PT. Mataram Tunggal Garment yang merupakan industri skala
besar ini dapat dinyatakan Memenuhi Syarat (MS) bagi kesehatan
karyawannya dengan total skore 80% karena telah memenuhi rata-
rata skore minimal 80%.
B. Saran
Berdasarkan pemantauan dan pengukuran beberapa aspek lingkungan fisik
dan juga inspeksi lingkungan, maka dapat diberikan beberapa saran antara
lain :
1. Kualitas Lingkungan Industri
a. Kualitas Kebisingan Lingkungan Kerja
Sejauh ini belum terdapat karyawan yang mengeluh mengenai sakit
di telinga akibat kebisingan. Untuk mengurangi kebisingan tesebut
dapat dilakukan dengan menanggulangi pada sumber kebisingan
yaitu dengan pemasangan peredam suara, selain itu juga bagi
karyawan dihimbau menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
berupa ear plug dan ear muff, juga dapat dilakukan rotasi tempat
kerja karyawan.
b. Kualitas Pencahayaan Lingkungan Kerja
Menambah pencahayaan buatan pada ruang yang belum memenuhi
syarat pencahyaan sesuai dengan tingkat ketelitian pekerjaannya.
c. Kualitas Suhu dan Kelembaban Lingkungan Kerja
Menambah kipas angin pada ruang produksi.
d. Kualitas Kadar Debu Lingkungan Kerja
Menambah exhaust fan pada ruang produksi untuk mengurangi
kadar debu kain yang dihasilkan oleh proses produksi di ruang
tersebut
e. Kualitas Air Minum dan Air Bersih
2. Identifikasi Risiko Kerja
a. Identifikasi Penyebab Risiko pada Orang

Anda mungkin juga menyukai