I November 2017
Setiawandari1, Istiqomah2
1
Program Studi DIII Kebidanan, Fakultas Ilmu Kesehatan,
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
2
Bidan Praktek Mandiri Istiqomah Surabaya
Email : setiawandari@unipasby.ac.id
ABSTRAK
Kelahiran sang buah hati adalah moment bahagia yang dinantikan oleh semua orang tua.
Seorang ibu yang mampu memberikan ASI secara eksklusif (0-6 bulan) memberikan arti
kebahagiaan tersendiri bagi seorang ibu. Tetapi tidak jarang, hal ini terkendala dengan produksi
ASI ibu yang belum keluar pada hari-hari pertama menyusui. Hal inilah yang membuat orang tua
khawatir tidak bisa memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya diawal kehidupannya, sehingga
memutuskan untuk memberikan susu formula.
Tujuan penelitan adalah untuk mengetahui efektifitas ekstrak Sauropus Androgynus (daun
katuk) dan ekstrak Moringa oleifera Lamk (daun kelor) terhadap proses persalinan, produksi
kolostrum dan proses involusi uteri ibu postpartum.
Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah menggunakan metode total
sampling. Dengan sampel penelitian adalah semua ibu hamil demgan usia kehamilan 37-40
minggu yang melahirkan normal di Praktik Mandiri Bidan. Jenis penelitian ini adalah true
eksperiment dengan desain penelitian posttest with control group design.
Hasil penelitian adalah tidak ada pengaruh pemberian ekstrak daun katuk dan ekstrak daun
kelor terhadap proses persalinan dengan nilai p=0,457>α=0,05. Pemberian daun katuk lebih efektif
dibanding daun kelor dalam hal mempercepat pengeluaran produksi kolostrum dengan nilai
p=0,026<α=0,05. Dan tidak ada perbedaan antara pemberian daun katuk dengan daun kelor
terhadap proses involutio uteri dengan nilai p=0,552>α=0,05 (24jam), p=0,905>α=0,05 (48jam),
p=0,719>α=0,05 (72jam).
Kesimpulan adalah ekstrak daun katuk dan ekstrak daun kelor bisa diberikan pada ibu
hamil trimester III dan tidak menimbulkan komplikasi proses persalinan, ekstrak daun katuk lebih
efektif dalam meningkatkan produksi ASI dan tidak ada pengaruh terhadap proses involusi uteri.
Kata Kunci : Ekstrak Sauropus Androgynus (Daun Katuk), Ekstrak Moringa oleifera Lamk (Daun
Kelor), Proses Persalinan, Produksi Kolostrumdan Proses Involusi Uteri Ibu Postpartum
PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara yang tersebut, misalnya bahan tanaman yang
mempunyai keunikan dan kekayaan hayati, berkhasiat untuk meningkatkan produksi ASI
salah satunya adalah kaya akan tumbuh- bagi ibu menyusui. Seperti yang tertulis
tumbuhan yang dapat digunakan sebagai dalam Permenkes RI Nomor 6 Tahun 2016
bahan obat tradisional atau herbal. Tidak tentang Formularium obat herbal asli
semua obat tradisional merugikan bagi Indonesia untuk meningkatkan produksi ASI
kesehatan khususnya bagi kesehatan ibu ibu diantaranya adalah daun katuk, biji klabet
hamil dan menyusui. Telah banyak dilakukan dan daun torbangun. Walaupun demikian,
penelitian-penelitian terkait dengan hal sebenarnya masih banyak tanaman yang
HASIL PENELITIAN
Tabel 1.1 Proses Persalinan, Produksi Kolostrum dan Proses Involusi Uteri Pada Responden
Ekstrak Daun Katuk
No Proses Kolostrum keluar hr ke : Involusi Uteri
PersalinanKala I-III cm diatas symphisis
Sebelum Partus Sesudah Partus
(jam) 24 48 jam 72
jam jam
1 2 jam 15 menit 72 12 8 7,5
2 14 jam 21 menit 48 12 10,5 9
3 2 jam 55 menit 48 11 10 9
4 6 jam 15 menit 24 13 9 8
5 5 jam 40 menit 72 12 9 8,5
6 3 jam 45 menit 48 13 11 10
7 18 jam 48 13 11,5 10
8 15 jam 25 menit 72 11 9,5 7
9 3 jam 35 menit 24 12 9 7,5
10 7 jam 51 menit 48 12 10 8
Sumber : Data Primer
Tabel 1.2Proses Persalinan, Produksi Kolostrum dan Proses Involusi Uteri Pada Responden
Ekstrak Daun Kelor
No Proses Persalinan Kolostrum keluar hr ke : Involusi Uteri
Kala I-III Sebelum Partus Sesudah Partus cm diatas symphisis
(jam) 24 48 jam 72 jam
jam
1 2 jam 15 menit 24 11 9 8
2 14 jam 21 menit 48 13 10 8,5
3 2 jam 55 menit 48 12 9,5 8
4 6 jam 15 menit 72 12 8,5 7,5
5 5 jam 40 menit 24 12,5 11 10
6 3 jam 45 menit 48 11 10,5 9
7 1 jam 1 mnt 24 11 10 8,5
8 7 jam 21 menit 72 12 9 8
9 14 jam 48 menit 48 13 10 9,5
10 3 jam 17 menit 48 12 9,5 9
Sumber : Data Primer
hamil usia kehamilan 37-40 minggu yang I persalinan atau yang disebut dengan kala
mendapatkan ekstrak daun kelor pada 10 pembukaan, Kala II persalinan atau disebut
hari sebelum persalinan dan 10 hari sesudah dengan kala pengeluaran dan kala III
persalinan, tidak mengalami komplikasi pada persalinan atau kala pengeluaran plasenta.
proses persalinannya. Ibu hamil yang keluar Lamanya kala I untuk primigravida 12,5 jam
kolostrumnya 3 hari sebelum melahirkan dan untuk multigravida 7 jam 20 menit. Hal
sebanyak 2 orang. Sedangkan 3 orang keluar tersebut dikarenakan mekanisme
produksi kolostrumnya 24 jam postpartum membukanya serviks antara primigravi dan
dan 5 orang 48 jam postpartum. dan multigravida berbeda. Pada primigravida,
Pada proses involusi uteri, didapatkan ostium uteri akan membuka terlebih dahulu,
hasilnilai p=0,552>α=0,05 (24jam), sehingga serviks akan mendatar dan
p=0,905>α=0,05 (48jam), p=0,719>α=0,05 menipis, kemudian ostium ekternum
(72jam), tidak ada perbedaan antara membuka. Sedangkan pada multigravida
pemberian daun katuk dengan daun kelor ostium uteri internum dan ostium uteri
pada proses involutio uteri postpartum. Pada eksternum serta penipisan dan pendataran
proses involusi uteri kedua kelompok tidak serviks terjadi pada saat yang sama. Hal
mengalami komplikasi sub involusi. Pada hari inilah yang menyebabkan waktu
pertama postpartum, involusi uteri berjalan berlangsungnya kala I pada primigravida
sesuai dengan tahapan involusi yaitu 12-13 lebih lama dari pada multigravida. Kala II
cm atau 1 jari dibawah pusat. Pada hari ke-2 pada primigravida berlangsung selama ± 120
postpartum, setengah dari responden (50%) menit, sedangkan pada multigravida
mengalami involusi lebih cepat dari tahapan diharapkan tidak lebih dari 60 menit.
involusi hari ke-2 (10-11 cm). Dan Persalinan kala III atau kala pengeluaran
setengahnya lagi, involusi sesuai dengan pada primigravida dan multigravida
tahapan involusi. Pada hari ke-3 postpartum, berlangsung hampir sama, yaitu ± 10 menit.
sebagian besar ibu postpartum (60%) Pada penelitian ini sebanyak 20 orang, 3
mengalami involusi uteri lebih cepat dari diantaranya pengalami proses persalinan
tahapan involusi normal (9-10 cm). yang lebih dari yang diperkirakan > 14 jam.
Dan satu orang mengalami komplikasi
PEMBAHASAN ketuban pecah premature 24 jam sehingga
Pengaruh Ekstrak Sauropus Androgynus dilakukan rujukan ke institusi kesehatan yang
(Daun Katuk) dan Ekstrak Moringa oleifera lebih tinggi.
Lamk (Daun Kelor) terhadap Proses Lancarnya proses persalinan
Persalinan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
Hasil penelitian didapatkan tidak ada passage (jalan lahir), power, pasange, psikis
pengaruh pemberian ekstrak daun katuk dan dan penolong. Faktor kekuatan atau power
ekstrak daun kelor pada ibu hamil trimester yang mendorong janin keluar terdiri dari :
tiga usia kehamilan 37-40 minggu terhadap kontraksi otot uterus (his), kontraksi otot-otot
proses persalinan. Dari 20 ibu hamil trimester uterus, kontraksi diafragma pelvis, dan
tiga yang diberikan ekstrak daun katuk dan ketegangan serta ligamentous action
daun kelor, satu orang dilakukan rujukan terutama ligamentum rotundum. Kuat
dengan indikasi medis yaitu ketuban pecah lemahnya his bisa dipengaruhi oleh
premature lebih dari 24 jam. Sedangkan 19 pemberian stimulasi dan nutrisi. Stimulasi
responden penelitian mengalami proses pijat oksitosin dan stimulasi putting susu
persalinan yang normal, tidak ditemukan adalah beberapa contoh intervensi stimulasi
komplikasi seperti ketuban mekonial, kala I yang bisa diberikan pada ibu bersalin yang
memanjang, kala II memanjang dan mengalami gangguan inersia uteri hipotonik
perdarahan kala III. Begitu juga dengan (his lemah). Sedangkan tanaman rumput
penilaian Apgar Scor pada bayi baru lahir, Fatimah yang jika pemberiannya berlebihan
tidak ditemukan bayi baru lahir dengan mempunyai efek steroid bisa merangsang
asfiksia. hipotalamus posterior untuk menstimulasi
Proses persalinan pada setiap ibu hormon oksitosin sehingga menyebabkan his
hamil berbeda-beda, tetapi pada dasarnya yang tidak terkoordinir atau hipertonik. Begitu
ada tiga tahapan yang akan dilalui yaitu Kala juga daun kelor, senyawa bioaktif pada
dalam bentuk kapsul siap minum yang berbeda-beda pada setiap orang. Seorang
mengandung 100% ekstrak daun hijau yang ibu yang suka mengkonsumsi kacang hijau
diproses secara hygienis tanpa tambahan akan merasa produksi ASI nya meningkat
bahan apapun guna menjaga khasiat dari dan banyak. Tetapi efek ini belum tentu sama
daun katuk dan daun kelor. dengan ibu lainnya, terutama jika ibu tersebut
Hasil penelitian yang dikutip oleh tidak menyukai kacang hijau, ibu akan
Warta Puslitbang Perkebunan (2014) merasa tidak nyaman sehingga dapat
mengatakan bahwa daun katuk dikenal menurunkan produksi ASInya. Dari beberapa
sebagai tanaman perangsang ASI, karena penelitian mengindikasikan bahwa
mengandung sterol (dengan turunanya laktogogum bekerja melalui dua cara. Yang
fitosterol) dan polifenol yang dapat pertama dengan menstimulasi hormon
meningkatkan kadar hormon prolaktin untuk prolaktin, dan yang kesua dengan
memproduksi ASI, merangsang hormon meningkatkan rasa percaya diri ibu.
desitosin untuk memacu pengeluaran dan Sehingga tidak ada booster ASI tertentu yang
pengaliran ASI, serta memiliki efek lebih direkomendasikan dibandingkan
laktogogum yang dapat meningkatkan jumlah dengan booster ASI lainnya, karena
dan mutu ASI karena mengandung zat yang walaupun booster ASI dapat membantu
bersifat fitosterol 446 mg/100 g. Demikian dalam beberapa kasus untuk mengatasi
juga dengan tanaman kelor, di Indonesia masalah kasus produksi ASI yang sedikit,
tanaman kelor disebut sebagai pohon ajaib tetapi booster ASI bukan satu-satunya solusi
karena memiliki banyak manfaat bagi ketika produksi ASI ibu berkurang. Walaupun
manusia, diantaranya untuk ibu menyusui. ibu mengkonsumsi booster ASI, tetapi jika ibu
Sama halnya dengan daun katuk, daun kelor mengalami gangguan psikologis atau ibu
mengandung senyawa fistosterol yang tidak sedini mungkin berusaha memberikan
berfungsi meningkatkan dan melancarkan ASI kepada bayinya, dan ibu tidak melakukan
produksi ASI (efek laktogogum). Kandungan perawatan pada payudaranya serta tidak
nutrisi yang luar biasa pada kelor, mengkonsumsi makanan dengan nutrisi
dimanfaatkan tidak hanya untuk ibu hamil seimbang maka fungsi booster ekstrak daun
dan menyusui, tetapi juga untuk mengatasi katuk dan ekstrak daun kelor tidak akan
masalah malnutrisi pada balita. Dalam daun maksimal. Laktagogum hanya bekerja ketika
kelor mengandung Fe 5,49mg/100g, dan ASI sering dikeluarkan atau diisap oleh bayi.
fitosterol yaitu sitosterol 1,15%/100 g dan Oleh karena itu laktagogum dalam ekstrak
stigmasterol 1,52%/100 g yang dapat daun katuk atau daun kelor lebih efektif untuk
merangsang produksi ASI (Warta Puslitbang meningkatkan produksi ASI ketika ibu
Perkebunan, 2014). menyusui sering memberikan ASInya pada
Sejalan dengan hasil penelitian bayi. Hal ini dikarenakan isapan bayi
Sudarto (1990)dalam Santoso (2013) bahwa merupakan salah satu faktor pemicu produksi
daun katuk berperan dalam menyuburkan ASI dengan memberikan sinyal ke otak untuk
ASI sehubungan dengan peranan melepaskan hormon yang diperlukan untuk
laktagogum dalam merefleksi prolaktin, yaitu produksi ASI.
refleks yang merangsang alveoli untuk
memproduksi susu. Refleks dihasilkan dari Pengaruh Ekstrak Sauropus Androgynus
reaksi antara prolaktin dan hormon adrenal (Daun Katuk) dan Ekstrak Moringa oleifera
steroid dan tiroksin. Saroni et al. (2004) Lamk (Daun Kelor) terhadap Proses
menemukan bahwa pemberian ekstrak daun Involusi Uteri Ibu Postpartum
katuk pada ibu menyusui bayinya dengan Hasil penelitian tidak ada perbedaan
dosis 3x300 mg/hari selama 15 hari dapat antara pemberian daun katuk dengan daun
meningkatkan produksi ASI 50,7%. kelor pada proses involutio uteri. Involusi
Semua makanan dan minuman dapat uteri adalah proses kembalinya uterus ke
menjadi booster ASI bagi ibu, selama ibu keadaan sebelum hamil, dimulai segera
percaya dan tersugesti bahwa makanan dan setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-
minuman tersebut bisa meningkatkan otot polos uterus (Bobak, 2012). Pada akhir
produksi ASI. Karena itulah peneliti tahap ketiga persalinan, uterus berada di
berpendapat bahwa efek booster ASI dapat garis tengah, kira-kira 2 cm di bawah
umbilicus. Dalam waktu 12 jam, tinggi fundus mempengaruhi involusi uterus tikus, dimana
mencapai kurang lebih 1 cm diatas umbilicus. bobot uterus tikus mencapai bobot normal
Dalam beberapa hari kemudian, perubahan pada 5 hari postpartum dan semakin
involusi berlangsung dengan cepat. Fundus mengecil pada 10 hari postpartum.
turun kira-kira 1-2 cm setiap 24 jam. Enam Beberapa hal dapat mempengaruhi
hari postpartum fundus normal akan berada proses involusi uteri yaitu mobilisasi dini,
pertengahan antara umbilikus dan simpisis status gizi, menyusui, usia dan parietas.
pubis, dan uterus tidak bisa dipalpasi pada Daun katuk dan daun kelor mempunyai
hari ke-9 postpartum. Kembalinya rahim ibu kandungan gizi yang dibutuhkan oleh ibu
ke bentuk semula dipengaruhi oleh beberapa postpartum, salah satunya adalah kandungan
faktor, diantaranya inisiasi menyusui dini dan zat besi dan vitamin C yang dapat
mobilisasi aktif. Pada saat ibu menyusui, meningkatkan daya tahan tubuh untuk pulih
terjadi rangsangan ke hipofisis posterior kembali kekeadaan sebelum hamil.
sehingga dikeluarkannya oksitosin yang Kehilangan darah pada saat melahirkan,
berfungsi untuk meningkatkan kontraksi otot akan menyebabkan ibu postpartum jatuh
polos di sekitar jaringan alveoli kelenjar ASI dalam kondisi anemia, sehingga diperlukan
sehingga ASI dikeluarkan. Oksitosin juga suplemen makanan atau zat gizi seimbang.
merangsang otot rahim untuk berkontraksi Menurut Yahya et al (1992) dalam Santoso
sehingga mempercepat proses involusi uteri. (2013), dalam 100 g daun katuk mentah
Menurut Sulistyawati (2009) dalam Sari et al dikandung zat besi 6,25 mg, direbus dengan
(2011) kontraksi memiliki peranan yang air 3 mg, dikukus 5,84 mg dan direbus
sangat penting dalam involusi uterus. dengan santan 3,12 mg. sedangkan
Kontraksi dan retraksi otot uterus akan kandungan vitamin C dalam 100 g daun
mengurangi suplai darah ke uterus sehingga katuk mentah dikandung 197,48 mg, direbus
akan membantu mengurangi bekas luka 71,55 mg, dikukus menjadi 41,1 mg dan
tempat implantasi plasenta dan mengurangi direbus dengan santan menjadi 77,36 mg.
perdarahan serta mempercepat pengeluaran Sehingga ekstrak daun kelor dan ekstrak
lokia. daun kelor bisa digunakan sebagai
Ekstrak daun katuk dan ekstrak daun alternative pengganti atau diberikan
kelor secara tidak langsung mempengaruhi bersamaan dengan vitamin zat besi.
proses involusi uteri. Kandungan laktogoum
pada daun katuk dan daun kelor membantu SIMPULAN DAN SARAN
meningkatkan produksi ASI ibu. Peningkatan Hasil penelitian ini menunjukkan
produksi ASI akan mendorong ibu untuk lebih bahwa tidak ada pengaruh pemberian
sering menyusui bayinya. Dengan seringnya ekstrak daun katuk dan ekstrak daun kelor
bayi menyusu hal ini akan menyebabkan pada ibu hamil trimester tiga usia kehamilan
terjadinya umpan balik positif dimana hipofise 37-40 minggu terhadap proses persalinan.
posterior akan memproduksi oksitosin lebih Ada pengaruh pemberian ekstrak daun katuk
banyak sehingga mempengaruhi proses terhadap produksi kolostrum, yaitu lebih
involusi berjalan cepat dengan cara cepat produksi kolostrum keluar pada ibu
mengompresi pembuluh darah dan yang mengkonsumsi ekstrak daun katuk dari
membantu proses hemostasis. Proses ini pada ibu yang mengkonsumsi ekstrak daun
akan membantu mengurangi perdarahan kelor. Ekstrak daun katuk dan ekstrak daun
sehingga lochea pada ibu nifas akan kelor juga tidak mempengaruhi proses
berkurang dan menurunkan tinggi fundus involusi uteri.
uteri. Sejalan dengan hasil penelitian Suwanti Berdasarkan kesimpulan penelitian,
(2014) tentang kandungan laktogogum pada disarankan kepada tenaga kesehatan untuk
daun ubi jalan, mempunyai hubungan yang selalu memberikan support kepada ibu hamil
bermakna dengan percepatan involusi uteri, untuk mengkonsumsi nutrisi yang menunjang
responden yang mengkonsumsi daun ubi kelancaran proses menyusui selain dengan
jalar, sebagian besar mengalami tetap memberikan ibu pendidikan kesehatan
pengeluaran lochea normal. Hasil penelitian tentang Inisiasi Menyusu Dini dan mobilisasi
Sari (2011) menyatakan bahwa pemberian aktif pasca melahirkan.
ekstrak dan fraksi daun katuk dapat
Ucapan terima kasih disampaikan Mutiara, T. 2011. Uji Efek Pelancar ASI
kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera
Pada Masyarakat Universitas PGRI Adi (Lamk)) Pada Tikus Putih Galur Wistar.
Buana Surabaya yang telah mendanai Laporan Hasil Penelitian Disertasi Doktor
penelitian ini. Tahun Anggaran 2011. Universitas
Brawijaya. Malang
DAFTAR PUSTAKA Nindiyaningrum NA. Pengaruh Pemberian
Alegantia, dkk. Kualitas Ekstrak Etanol 70% Ekstrak Daun Katuk Terhadap Produksi
Daun Kelor (Moringa oleifera Lamk) Asi Pada Ibu Post Partum. Jurnal Stikes
dalam Ramuan Penambah Asi. Pusat telogorejo Semarang.
Biomedis dan Teknologi Dasar Sa’roni, dkk. 2004. Effectiveness of the
Kesehatan. Pusat Teknologi Terapan Sauropus Androgynus (L.) Merr Leaf
dan Epidemologi Klinik. Badan Ektract in Increasing Mother’s Breast Milk
Libangkes Kemenkes RI. Production. Media Litbang Kesehatan
Bobak(2012).Buku Ajar Keperawatan Volume XIV Nomor 3 Tahun 2004
Maternitas. Jakarta.EGC Sugiyono. 2009. Metodelogi Penelitian
(http://www.sehatinstan.com/2017/09/3- Kuantitatif Kualitatif dan R &D.
bahaya-dan-efek-samping-daun- Cetakanke-8. Bandung: Alfabeta
kelor.html. Diunggah tanggal 10 Syarifah, A et al. 2015. Kandungan Nutrisi
Agustus 2017 dan Sifat Fungsional Tanaman Kelor
https://www.kompasiana.com/tatikbahar/pant (Moringa oleifera). Buletin Pertanian
angan-makanan-bagi-ibu-hamil (hartatik Perkotaan Volume 5 Nomor 2. Balai
bahar, 2011). Diunggah tanggal 10 Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta
Agustus 2017 Santoso, U. 2013. Katuk, Tumbuhan Multi
https://manfaat.co.id/manfaat-daun-kelor- Khasiat. ISBN. 978-602-9071-12-2.
untuk-ibu-hamil.Diunggah tanggal 10 Fakultas Pertanian Unib
Agustus 2017 Sari et al. 2011. Pengaruh Pemberian
Hermansyah, dkk. 2014. Ekstrak Daun Kelor Ekstrak dan Fraksi Daun Katuk
Terhadap Peningkatan Asupan Dan (Sauropus androgynus (L.) Meer)
Berat Badan Ibu Hamil Pekerja Sektor terhadap Involusi Uterus Tikus (Rattus
Informal. Jurnal Ilmu Kesehatan norvegicus)
Masyarakat. Volume 5. 03 November http://repository.ipb.ac.id/handle/1234567
2014. FKM.Unhas. 89/52336 Diunggah 20 November 2017
Kamariyah, N. Pengaruh Fraksi Ekstrak Daun Suwanti, E. 2014. Kecepatan Involusi Uteri
Sauropus Androgynus (L.) Merr (Katuk) pada Ibu Nifas Dengan Konsumsi Daun
Terhadap Kadar Prolaktin Tikus Ubi Jalar. Jurnal Ilmu Kesehatan vol.3
Menyusui & Sel Neuraglia Anak Tikus. nomor 1. http://jurnal.poltekkes-
Jurnal Stikes Yarsis. Surabaya solo.ac.id/index.php/Int/article/view/77/67
Kristina, dkk. 2014. Pemanfaatan Tanaman Wahyuni, RB. 2017. Pengaruh Variasi
Kelor (Moringa oleifera) Untuk Pengolahan Dan Pemanasan Ulang
Meningkatkan Produksi Air Susu Ibu. Terhadap Kandungan Zat Gizi Dan
Warta Penelitian dan Pengembangan Bioavailabilitas Mineral Daun Kelor.
Tanaman Industri, Volume 20 Nomor 3. Tesis. IPB
Kementerian kesehatan Republik Warta Puslitbang Perkebunan
Indonesia.2015. Profil Kesehatan (Puslitbangbun) Vol. 20 No. 3, 2014.
Indonesia 2014. Jakarta.Kemenkes RI. Pemanfaatan tanaman Kelor (Moringa
Lusiana et al.Pengaruh Kombinasi Ekstrak oleifera) Untuk Meningkatkan Produksi
Daun Katuk (Sauropus Androgynus(L.) Air Susu Ibu.
Merr.) dan Domperidon Terhadap Involusi http://perkebunan.litbang.pertanian.go.id/
Uterus Mencit Menyusui. ?p=11232
http://repository.maranatha.edu/12533/10/
1110057. Journal.pdf. Diunggah 20
November 2017