Anda di halaman 1dari 12

TANAMAN OBAT MENIRAN

(Makalah Teknologi Obat)

Oleh
Made Arya Laksmi Stitha Pradjna
1614051070

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Meniran hijau (Phyllanthus niruri L.) merupakan jenis tumbuhan herba yang mudah
ditemukan disekitar tempat tinggal kita. Tumbuhan meniran memiliki karakteristik
seperti herba pada umumnya, namun tumbuhan ini sekilas memiliki penampakan yang
mirip dengan herba putri malu (Mimosa pudica). Perbedaannya adalah dapatnya
ditemukan buah kecil-kecil, biasanya berwarna hijau kadang agak kekuningan pada
bagian ketiak daunnya, buah ini juga dapat tumbuh menjadi bunga. Prajapati dalam
Painthakar dkk. (2011) menambahkan bahwa tanaman ini juga memiliki bunga
kekuningan yang jumlahnya sangat banyak pada bagian axilaris. Bunga meniran
terbagi tiga (poligam) yaitu biseksual, bunga jantan dan bunga betina. Bunga jantan
memiliki 5 calix dan 3 stamen, sedangkan bunga bentina memiliki 5 calix dan putik,
bunga biseksual memiliki semua bagian tersebut (Baghchi dkk. dalam Joseph & Raj,
2011).

Mudahnya meniran hijau tumbuh lalu didapatkan pada lingkungan sekitar membuatnya
jarang mendapat perhatian apalagi dilakukan budidaya atas tanaman tersebut.
Masyarakat juga menganggapnya sebagai gulma karena tumbuh secara tidak
diinginkan pada lahan area tumbuhnya tanaman lain. Sehingga seringkali diabaikan
begitu saja hingga dibasmi karena menjadi gulma.
Walaupun tidak secara luas diketahui dan tidak sepopuler tanaman obat lain secara
umumnya, meniran hijau sebenarnya merupakan tanaman dengan unsur local
indeginous dan dimanfaatkan oleh banyak masyarakat (utamanya masyarakat etnik)
dalam pengobatan tradisional di berbagai daerah Indonesia dan beragam negara di
dunia. Pemanfaatan ini mendorong banyak ahli dan peneliti terutama dari aspek
etnobotani dan farmakologi untuk mengkajinya secara mendalam.

B. Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Teknologi Obat dan juga untuk mengetahuin tentang tumbuhan meniran.
I. TINJAUAN PUSTAKA

A.Klasifikasi dan Morfologi Meniran


Meniran (Phylanthus urinaria, Linn.), memiliki morfologi batangnya berbentuk bulat
berbatang basah dengan tinggi kurang dari 50 cm. Mempunyai daun yang bersirip
genap setiap satu tangkai daun terdiri dari daun majemuk yang mempunyai ukuran
kecil dan berbentuk lonjong. Bunga meniran terdapat pada ketiak daun menghadap
kearah bawah.Tanaman ini dianggap sebagai gulma yang kompetitif di beberapa
daerah, karena jumlah yang besar benih, toleransi naungan tinggidan system akar yang
luas. Merupakan tumbuhan liar yang banyak tumbuh ditempat lembab pada dataran
rendah daerah tropis. Tumbuhan ini banyak tumbuh dihutan, kebun, lading dan
halaman rumah.Tumbuhan ini biasa dianggap rumput liar, padahal tumbuhan meniran
dapat dimanfaatkan sebagai obat herbal tradisional.
Klasifikasi Meniran :
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Euphorbiales
Suku : Euphorbiaceae
Marga : Phyllanthus
Jenis : Phylanthus niruri Linn.

B.Kandungan Meniran
Tanaman Obat Meniran sangat kaya akan berbagai kandungan kimia, antara lain:
phyllanthin, hypophyllanthin, niranthin, nirtetrali, nirurin, nirurinetin, norsecurinine,
phyllanthenol, phyllnirurin, phylltetrin, quercitrin, quercetin, ricinoleic acid, rutin,
salicylic acid methyl ester, garlic acid, ascorbic acid, hinokinin, hydroxy niranthin,
isolintetralin, dan isoquercetin. Tumbuhan meniran secara kimia dicirikan antara lain
oleh kandungan senyawa turunan lignan, alkaloid, flavonoid, dan triterpenoid. Lignan,
secara biogenetik adalah produk kombinasi antara dua unit fenilpropan turunan asam
sinamat, C6-C3. Dari berbagai jaringan tumbuhan meniran telah berhasil ditemukan
senyawa-senyawa lignan, dari jenis dibenzilbutan, aril tetralin, dibenzilbutirolakton,
dan jenis neolignan.
Lignan berupa zat padat hablur tanpa warna yang menyerupai senyawa aromatik
sederhana yang lain dalam sifat kimianya. Lignan tersebar luas di dunia tumbuhan,
terdapat dalam kayu, daun, eksudat, damar, dan bagian tumbuhan lain. Lignan
terkadang dijumpai sebagai glikosida. Lignan digunakan sebagai antioksida dalam
makanan. Selain itu lignan juga merupakan kandungan kimia yang aktif dalam
tumbuhan obat tertentu. Lignan dapat diekstraksi dengan aseton atau etanol dan
seringkali diendapkan sebagai garam kalium yang sukar larut.

C. Manfaat Meniran
Meniran memiliki rasa pahit, agak asam, serta bersifat sejuk atau mendinginkan. Secara
empiris dan klinis, herba meniran berfungsi sebagai antibakteri atau antibiotik,
antihepatotoksik (melindungi hati dari racun), antipiretik (pereda demam), antitusif
(pereda batuk), antiradang, antivirus, diuretik (peluruh air seni dan mencegah
pembentukan kristal kalsium oksalat), ekspektoran (peluruh dahak), hipoglikemik
(menurunkan kadar glukosa darah), serta sebagai immunostimulan (merangsang sel
imun bekerja lebih aktif). Secara etnofitomedika, meniran telah lama digunakan
masyarakat di berbagai belahan dunia. Di Indonesia yang kaya akan flora hutan tropis,
meniran secara tunggal atau diramu bersama tumbuhan obat lainnya secara turun-
temurun digunakan untuk mengobati beragam penyakit, seperti diare, malaria,
sariawan, batu ginjal, sakit kuning, ayan, sakit gigi, gonorhoe, dan antiradang.
II. PEMBAHASAN

Ciri-ciri tanaman herbal meniran :

Batang :
Batang basah dengan warna kulit batang hijau. Tinggi antara 30-40 cm.
Bunga :
Tumbuh bunga di ketiak daun, berseling dalam 2 baris disetiap dahannya. Hingga
kelihatan seakan-akan hanya satu daun bersirip. Pada pangkalnya anak daun terdapat
daun pelindung 2 selaput. Bunga betina adalah tunggal, berada di pangkal, sedangkan
bunga jantan berdua atau bertiga diujung dahan.
Buah :
Bentuk buah tanaman meniran ini adalah kotak, berduri temple pendek berkatup 3,
buah pecah dan rata. Kulit sari dari tanaman herbal meniran ini mempunyai tambahan.
Anak daun :
Berbulu mata pendek di tepinya

Khasiat tanaman meniran sebagai obat:

Antibakteri.

Ekstrak metanol daun Meniran mempunyai efek antibakteri paling tinggi terhadap
bakteri Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherichia colli, dan Pseudomonas
aeruginosa. Efek ini disebabkan senyawa antibakteri pada Meniran seperti phyllanthin,
hypophyllanthin, niranthin, dan nietetralin. Ekstrak petroleum eter dari batang, daun,
dan akar Meniran juga menunjukkan efek antifungi.
a) Pelarut asam urat dan batu ginjal.

Kandungan flavonoid dan glikosida flavonoid adalah senyawa yang paling sering
digunakan dalam pengobatan asam urat dan batu ginjal. Karena itu, Meniran yang kaya
akan senyawa flavonid, dapat digunakan untuk mengobati asam urat dan batu ginjal.
Di dalam tubuh, flavonoid akan berikatan dengan kalsium dari batu ginjal lalu
membentuk senyawa kompleks kelat yang mudah larut. Ion-ion Na dan K dalam
Meniran akan berikatan dengan asam urat membentuk senyawa garam yang mudah
larut dalam air sehingga asam urat yang telah mengkristal di dalam darah dan ginjal
akan terlarut secara perlahan dan kemudian akan dikeluarkan melalui air seni.
Meniran juga bersifat diuretik (membantu keluarnya air seni). Dengan cara tersebut,
Meniran digunakan untuk mengatasi asam urat dan batu ginjal ataupun penyakit lain
yang disebabkan oleh asam urat seperti rematik gout.
b) Immunomodulator.

Penelitian terbaru menyingkapkan bahwa Meniran memiliki aktivitas


immunomodulator. Immunomodulator berperan membuat sistem tubuh lebih aktif
menjalankan tugasnya, termasuk menguatkan sistem imun/sistem kekebalan tubuh.
Jika sistem imun meningkat, maka daya tahan tubuh terhadap serangan berbagai
bakteri dan virus juga meningkat.
Sistem kekebalan tubuh bekerja dengan 3 cara. Pertama, menghalangi masuknya
bakteri dan virus ke dalam tubuh. Kedua, jika bakteri dan virus berhasil masuk ke
dalam tubuh, sistem kekebalan tubuh akan mendeteksinya dan melakukan proses
eliminasi sebelum bakteri dan virus tersebut berkembang biak dan menyebabkan
penyakit. Ketiga, jika bakteri dan virus terlanjur berkembang biak, maka sistem
kekebalan tubuh akan memberantasnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak Meniran dapat memodulasi sistem imun
melalui proliferasi (penyebaran) dan aktivasi limfosit T dan B, apabila perlawanan
sistem kekebalan alami kita tidak mencukupi. Limfosit T dan B bekerja menurut jenis
serangan virus dan bakteri yang terjadi. Selain itu, Meniran juga berfungsi
mengaktivasi sel fagositik seperti monosit dan makrofag yang bertugas memberikan
potongan patogen (agen biologis penyebab penyakit) kepada sel T sehingga patogen
tersebut dapat dikenali dan dibunuh.
Karena bersifat immunomodulator, Meniran dapat digunakan untuk memperkuat
sistem kekebalan tubuh terhadap bakteri, virus, dan mikroba penyebab penyakit
sehingga dapat mencegah berbagai penyakit yang disebabkan bakteri, virus, ataupun
mikroba.

c) Antikanker.

Kemampuan Meniran sebagai immunostimulator membantu merangsang aktivitas


sel natural killer (NK) dan sel killer (K). Jika toksisitas kedua sel tersebut meningkat,
sel-sel yang mengalami mutasi dan abnormal (sel kanker) akan dihancurkan oleh
keduanya.
d) Antidiabetes.

Phyllanthin dan hypophyllanthin merupakan komponen utama yang diduga


berperan aktif dalam penurunan kadar gula darah. Hal tersebut ditunjukkan oleh hasil
penelitian terhadap tikus yang sudah diinduksi aloksan (zat kimia yang diberikan untuk
memicu kondisi diabetes pada hewan percobaan). Ternyata, tikus yang diberi ekstrak
Meniran menurun kadar gula darahnya. Meniran terbukti berperan sebagai
antidiabetes.
e) Hepatoprotektor.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Meniran juga berfungsi sebagai


hepatoprotektor. Sekelompok tikus diinjeksi karbon tetraklorida (zat penginduksi
hepatotoksik). Ternyata, yang diberi air rebusan Meniran mengalami perbaikan organ
liver. Meniran mengandung senyawa antihepatotoksik seperti filantin, hipofilantin,
triakontanal, dan trikontanol.Selain itu, senyawa phyllanthus dalam Meniran juga
diketahui bekerja sebagai pelindung hati (hepatoprotektor) dengan cara menyabotase
DNA polimerasi (enzim yang diperlukan virus hepatitis untuk
bereplikasi/menggandakan diri). Dalam sebuah penelitian di India, 59% pasien yang
menderita infeksi hepatitis B menunjukkan kadar HBV infection yang makin kecil
setelah mengonsumsi Meniran selama 1 bulan.
f) Hepatitis kronis.

Hasil uji klinis di RS Soetomo membuktikan bahwa Meniran berkhasiat mengatasi


hepatitis B. Pasien hepatitis kronis diberi sebuah kapsul Meniran 3 kali sehari selama
sebulan. Ekstrak Meniran dapat memodulasi sistem imun melalui proliferasi dan
aktivasi limfosit T dan B. Sekresi TNF-α dan IFN-α pun meningkat. Efek akhirnya,
indikasi kesembuhan hepatitis. Meniran mendorong mekanisme perbaikan sel-sel hati
dengan cara meningkatkan jumlah enzim yang berperan sebagai antioksidan.
g) Antituberkulosis.

dr. Zulkifi Amin, pakar imunologi TBC dari Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, sepanjang tahun 2000 melakukan uji klinis Meniran terhadap penderita
tuberkulosis. Uji klinis melibatkan 60 penderita usia 15-55 tahun. Pasien dibagi
menjadi 2 kelompok, masing-masing terdiri atas 30 anggota. Kedua kelompok tetap
diberikan obat-obatan anti TBC. Bedanya, 1 kelompok diberi juga tambahan kapsul
ekstrak Meniran 50 mg. Frekuensi 3 kali sehari masing-masing 1 kapsul. Selama 2
bulan keadaan mereka terus dipantau.
Pada minggu pertama efek Meniran terlihat sangat nyata. Jumlah bakteri tahan asam
(BTA, salah satu indikator TBC) pada pasien yang mengonsumsi Meniran berkurang
nyata pada minggu pertama. Perbedaan jumlah BTA antara pasien yang mengonsumsi
Meniran dengan yang tidak sangat signifikan. Meniran membantu meningkatkan kadar
imunitas penderita TB dengan cara meningkatkan CD4 limfosit T dan rasio CD4/CD8
limfosit T.
h) Penyakit kulit.

Konsumsi Meniran juga berguna sebagai terapi tambahan penyakit kulit seperti
lepra dan herpes zoster. Ekstrak Meniran bekerja dengan cara meningkatkan sistem
imunitas seluler. Dengan kata lain, Meniran mendorong limfosit T makin aktif bekerja.
Herpes zoster berkembang biak dengan leluasa saat sistem imunitas tubuh melemah.
Sedangkan lepra adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae.
Bakteri tersebut menyerang kulit dan susunan syaraf tepi sehingga kemampuan
penderita lepra untuk merasakan rangsangan berupa sentuhan, panas, dingin, nyeri
akan menurun. Dalam dunia medis, pasien lepra akan diberi antibiotik untuk menahan
laju perkembangan penyakit.
Makin berat infeksi, makin lama pengobatan antibiotik dilakukan sehingga tak jarang
muncul efek samping obat berupa ruam pada kulit, anemia, atau kerusakan hati.
Dengan mengonsumsi Meniran yang berfungsi sebagai immunomodulator, sistem
kekebalan tubuh akan dipacu dan proses kesembuhan akan terjadi lebih cepat.
III. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, dapat diambil kesimpulan bahwa meniran
mampu mengobati berbagai macam penyakit dan meniran mudah dijumpai di
lingkungan sekitar kita.
DAFTAR PUSTAKA

Ariolla, Nicholas de. 2011. Chanca Piedra (Phyllanthus niruri L.).


Laboratoriosfitofarma, Lima.

Asare, G.A., dkk., 2012. “Genotoxicity, cytotoxicity and toxicological evaluation of


whole plant extracts of the medicinal plant Phyllanthus niruri (Phyllanthaceae)”
Genetics and Molecular Research 11 (1): 100-111. Research Gate

Bagalkotkar, B. dkk., 2006. “Pytochemicals from Phyllanthus niruri Linn. and their
pharmacological properties: a review” Journal of Pharmachy and
Pharmacology. Malaysia
Paithankar V. V. dkk., 2011. “Review Article Phyllanthus Niruri: A Magic Herb”
Research in Pharmacy 1(4) : 1-9. India

Anda mungkin juga menyukai