Sap TB
Sap TB
Disusun oleh :
Anggota :
Mengetahui
(……………………………………………….) (………………………………………….)
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENYAKIT TB (TUBERKULOSIS)
C. Sasaran
Adapun sasaran dari penyuluhan ini ditujukan khususnya kepada pasien dan keluarga
pasien di ruang 25 RS. Dr. Saiful Anwar.
D. Materi (terlampir)
Penyakit Tuberkulosis (TB)
E. Media
1. Leaflet
2. LCD
F. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Evaluasi
G. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Kegiatan Kegiatan Peserta
1. Pembukaan Mengucapkan salam Menjawab salam
( 5 menit ) Memperkenalkan diri Mendengarkan
Menjelaskan tujuan
pendidikan kesehatan
Menanyakan persepsi
dengan cara menggali
pengetahuan yang dimiliki
pasien dan keluarga tentang
penyakit tuberculosis
2. Pelaksanaan Menjelaskan materi Mendengarkan
( 20 menit ) Pasien dan keluarga Bertanya
memperhatikan
penjelasan tentang penyakit
tuberculosis (TB)
Pasien dan keluarga
menanyakan tentang hal-hal
yang belum jelas
3. Penutup Menyimpulkan materi Mendengarkan
(5menit) Mengevalusi pasien dan Menjawab salam
keluarga tentang materi yang
telah diberikan
Mengakhiri pertemuan
H. Pengorganisasian
1. Penyaji : Sofia
2. Moderator : firda
3. Fasilitator : 1) Anita Nofianti
2) Anang Fauzi
3) Intan
I. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Materi dan media yang akan dibawakan pada saat penyuluhan telah
dikonsultasikan terlebih dahulu kepada pembimbing lahan dan pembimbing
institusi dan telah mendapatkan persetujuan.
b. Materi, alat bantu dan jadwal untuk penyuluhan sudah tersedia sebelum hari-H.
2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum penyuluhan
usai.
c. Peserta mampu menerima materi dengan baik, mengajukan pertanyaan, dan
menjawab pertanyaan selama penyuluhan berlangsung.
d. Peserta dapat tenang dan berkonsentrasi terhadap materi yang dipaparkan.
3. Evaluasi Hasil
a. Menanyakan kembali tentang materi yang dijelaskan pada peserta tentang :
1) Apakah pengertian dari penyakit tuberculosis (TB)?
2) Apakah penyebab penyakit tuberculosis (TB)?
3) Apa saja tanda gejala penyakit tuberculosis (TB)?
4) Bagaimana cara penularan penyakit tuberculosis (TB)?
5) Bagaimana pengobatan dari penyakit tuberculosis (TB)?
6) Bagaimana cara pencegahan dari penyakit tuberculosis (TB)?
Pengetahuan peserta tentang pokok bahasan meningkat dibuktikan dengan
kemampuan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh penyuluh.
b. Pertanyaan dari Peserta
1) Pada keluarga jika salah satu anggota keluarga terkena TB apakah anggota
keluarga yang lain pasti tertular ?
2) Apa Penyebab TB ?
3) Kenapa nafsu makan pasien TB menurun ?
4) Apa bedanya TB sama paru – paru ngeflek ?
5) Berapa lama masa intubasi dari TB ?
6) Apakah ada imunisasi untuk mencegah TB ?
7) Seandainya pengobatan TB tidak tuntas bagaimana ?
8) Bagaimana penatalaksanaan TB ?
Tingkat partisipasi dan keaktifan peserta dalam penyuluhan cukup tinggi, dibuktikan
dengan adanya beberapa pertanyaan yang ditanyakan kepada penyuluh.
J. Dokumentasi
Terlampir
MATERI TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS (TB)
A. PENGERTIAN
Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis yang
hampir seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya, tapi yang paling banyak adalah
paru-paru (IPD, FK, UI). Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
Mycobacterium Tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi ( Mansjoer , 1999).
B. PENYEBAB
Etiologi Tuberculosis Paru adalah Mycobacterium Tuberculosis yang berbentuk
batang dan Tahan asam (Price , 1997). Penyebab Tuberculosis adalah M. Tuberculosis
bentuk batang panjang 1 – 4 /m. Dengan tebal 0,3 – 0,5 m. selain itu juga kuman lain
yang memberi infeksi yang sama yaitu M. Bovis, M. Kansasii, M. Intracellutare.
E. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapar terjadi pada pasien dengan TB Paru adalah:
1. Batuk darah.
2. Pneumothorax.
3. Gagal nafas.
4. Gagal jantung.
5. Efusi pleura.
6. Abses paru.
F. PENGOBATAN
Di Indonesia Klasifikasi yang dipakai berdasarkan DEPKES.
1. Kategori 1 :
Paduan obat 2HRZE/4H3R3 atau 2HRZE/4HR atau 2HRZE/6HE. Obat tersebut
diberikan pada penderita baru Y+TB Paru BTA Positif, penderita TB Paru BTA
Negatif Roentgen Positif yang “sakit berat” dan penderita TB ekstra Paru Berat.
2. Kategori II :
Paduan obat 2HRZES/HRZE/5H3R3E3. Obat ini diberikan untuk : penderita
kambuh (relaps), pendrita gagal (failure) dan penderita dengan pengobatan setelah
lalai ( after default)
3. Kategori III :
Paduan obat 2HRZ/4H3R3. Obat ini diberikan untuk penderita BTA negatif dan
roentgen positif sakit ringan, penderita ekstra paru ringan yaitu TB Kelenjar Limfe
(limfadenitis), pleuritis eksudativa uiteral, TB Kulit, TB tulang (kecuali tulang
belakang), sendi dan kelenjar adrenal.
Adapun tambahan dari pengobatan pasien TB obat sisipan yaitu diberikan bila pada akhir
tahap intensif dari suatu pengobatan dengan kategori 1 atua 2, hasil pemeriksaan dahak
masih BTA positif, diberikan obat sisipan ( HRZE ) setiap hari selama satu bulan.
Jenis obat yang dipakai
- Obat Primer - Obat Sekunder
1. Isoniazid (H) 1. Ekonamid
2. Rifampisin (R) 2. Protionamid
3. Pirazinamid (Z) 3. Sikloserin
4. Streptomisin 4. Kanamisin
5. Etambutol (E) 5. PAS (Para Amino Saliciclyc Acid)
6. Tiasetazon
7. Viomisin
8. Kapreomisin
Prinsip Pengobatan Tb
Sesuai dengan sifat kuman TB, untuk memperoleh efektifitas pengobatan,
maka prinsip-prinsip yang dipakai adalah :
- Menghindari penggunaan monoterapi. Obat Anti Tuberkulosis (OAT) diberikan
dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis obat, dalam jumlah cukup dan dosis
tepat sesuai dengan kategori pengobatan. Hal ini untuk mencegah timbulnya
kekebalan terhadap OAT.
- Untuk menjamin kepatuhan penderita dalam menelan obat, pengobatan dilakukan
dengan pengawasan langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang
Pengawas Menelan Obat (PMO).
- Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif dan lanjutan.
Tahap Intensif
- Pada tahap intensif (awal) penderita mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi
secara langsung untuk mencegah terjadinya kekebalan obat.
- Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat, biasanya penderita
menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu.
- Sebagian besar penderita TB BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) dalam 2
bulan.
Tahap Lanjutan
- Pada tahap lanjutan penderita mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam
jangka waktu yang lebih lama.
- Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persister (dormant) sehingga
mencegah terjadinya kekambuhan.
H. PENCEGAHAN TBC
Menutup mulut ketika batuk atau bersin
Tidak meludah di sembarang tempat
Meludah di tempat yang terkena sinar matahari langsung atau ditempat yang
sudah ada karbol/lisol
Menggunakan masker
Olahraga teratur untuk membantu menyehatkan tubuh
Mencuci tangan setelah maupun sebelum melakukan aktifitas
Ventilasi yang cukup
Sinar matahari harus bisa masuk
Jaga jarak aman ketika berhadapan dengan penderita TBC
Etika saat batuk
Jemur kasur seminggu sekali
Untuk dirumah disarankan untuk peralatan makan tidak di bedakan. Dengan
mencuci peralatan makan pien deng baiklin 1:10 tutup botol.
I. PENATALAKSANAAN TBC
Pada awalnya etambutol dan streptomisin mungkin disertakan dalam terapi awal
sampai pemeriksaan resisten obat didapatkan. Regimen pengobatan bagaimanapun tetap
dilanjutkan selama 12 bulan. Individu akan dipertimbangkan noninfeksius setelah
menjalani 2 sampai 3 minggu terapi obat kontinu.
Isoniasid (INH) mungkin digunakan sebagai tindakan preventif bagi mereka yang
diketahui beresiko terhadap penyakit ignifikan, sebagai contoh, anggota keluarga dari
pasien yang berpenyakit aktif. Regimen pengobatan profilatik ini mencakup penggunaan
dosis harian INH selama 6 sampai 12 bulan. Untuk meminimalkan efek samping, dapat
diberikan piridoksin (vitamin B6). Enzim-enzim hepar, nitrogen urea darah (BUN), dan
kreatinin dipantau setip bulan. Hasil pemeriksaan kultur sputum dipantau terhadap basil
tahan asam (BTA) untuk mengevaluasi efektifitas pengobatan dan kepatuhan pasien
terhadap terapi.
DAFTAR PUSTAKA