Anda di halaman 1dari 121

Pekerjaan Persiapan

1. Mobilisasi dan Demobilisasi

Kami SelakuPenyedia diharuskan mempersiapkan alat-alat yang diperlukan untuk


melaksanakan tiap tahap dari pekerjaan sebelum pekerjaan tersebut dimulai. Kerusakan
pada alat-alat sebelum digunakan yang akan mengganggu pelaksanaan kerja harus
segera diperbaiki atau diganti. Kami Selaku Penyedia wajib mendatangkan alat-alat
tersebut tepat pada waktunya. Peralatan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga antara lain :

No. Jenis Kapasitas Jumlah Kepemilikan


1 Excavator 0.92 m³ Milik Sendiri / Sewa / Sewa
2 Unit
Beli
2 Dump Truck 5 m³ Milik Sendiri / Sewa / Sewa
5 Unit
Beli
3 Water Tank Truck 5000 Liter Milik Sendiri / Sewa / Sewa
1 Unit
Beli
4 Concrete Mixer 350 Liter Milik Sendiri / Sewa / Sewa
5 Unit
Beli
5 Mesin Las 200 Ampere Milik Sendiri / Sewa / Sewa
3 Unit
Beli
6 Butt Fusion 150-350 mm Milik Sendiri / Sewa / Sewa
2 Unit
Beli
Daftar Personil antara lain:
Pengalaman
Jabatan dalam
Tingkat Pendidikan/ Kerja Sertifikat Kompetensi
No. pekerjaan yang akan
Ijazah Profesional Kerja
dilaksanakan
(Tahun)
1. S1 Teknik Sipil / Manajer Pelaksanaan Ahli Manajemen Konstruksi /
6 Tahun
Pengairan /Proyek (SKA) Ahli Madya
2. S1 Teknik Sipil / Manajer Teknik 5 Tahun Ahli Teknik Sumber Daya
Pengairan Air / (SKA) Ahli Madya
3. S1 Teknik Sipil / Manajer Lapangan 5 Tahun Ahli Teknik Sumber Daya Air
Pengairan / (SKA) Ahli Muda
4. S1 Teknik Geodesi Manajer Lapangan 5 Tahun Ahli Geodesi / (SKA) Ahli
Muda
5. S1 Teknik Sipil Manajer Administrasi 3 Tahun Ahli Sistem Manajemen Mutu
Kontrak / (SKA) Ahli Muda
6. SLTA Sederajat Petugas K3 Konstruksi 3 Tahun Sertifikat Pelatihan K3
Konstruksi

Hal yang perlu diperhatikan adalah : Mobilisasi dan demobilisasi harus dipersiapkan
dan dilaksanakan tepat waktu oleh penyedia seperti kebutuhan personil dan peralatan.
Penyedia harus menyiapkan surat jalan bagi personil yang akan bekerja serta
dilaporkan dan disetujui oleh PPK.
Pengukuran dan Uitzet
Terhitung 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) oleh
PPK, penyedia harus sudah melaksanakan pekerjaan pengukuran dan pematokan (setting-
out survey) yang pelaksanaannya harus bersama direksi dan dibawah pengawasan PPK.
Pengukuran dan Pematokan harus dilaksanakan oleh penyedia setelah terlebih dahulu
memperoleh persetujuan PPK. Persetujuan akan diberikan bila PPK berpendapat bahwa
program dan metoda kerja pengukuran dan pematokan termasuk keahlian dan keterampilan
personil serta kondisi alat ukur memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi Teknis dan selaras
dengan rencana pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan.
Pengukuran dan pematokan pada kantong lumpur dan saluran drainasi harus dilaksanakan
dengan jarak/interval paling jauh setiap 25 m atau sesuai instruksi PPK khususnya pada
tikungan saluran jarak tersebut harus lebih dekat/pendek yang dimulai dari titik awal
tikungan, tengah-tengah tikungan dan ujung akhir tikungan baik untuk garis sumbu saluran
maupun ROW.
Selama pelaksanaan pekerjaan penyedia bertanggung jawab atas keamanan dan kondisi
patok bench mark, patok tambahan dan patok pembantu lainnya sebagai basis pekerjaan
pengukuran.

Ketelitian data pengukuran sepenuhnya tetap menjadi tanggung jawab penyedia meskipun
dalam pelaksanaannya telah melewati proses pemeriksaan dan persetujuan dari PPK. Data
pengukuran yang telah memperoleh persetujuan PPK, dipergunakan sebagai dasar
perhitungan kuantitas/prestasi kerja penyedia beserta pembayarannya.

Pekerjaan Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat ukur Theodolith. Dilaksanakan


2 (dua) kali yaitu sebelum dan sesudah pelaksanaan pekerjaan dengan ketentuan :
a. Pengukuran Letak Bangunan
Letak atau posisi bangunan baik yang ada maupun yang direncanakan harus diukur dan
ditampilkan pada gambar skala 1 : 200 atau 1 : 100 beserta detailnya.
b. Perhitungan / penggambaran
• Pengelolahan data awal dilakukan di lapangan untuk mengetahui, menentukan
ketelitian ukuran yang dicapai.
• Penghitungan difinitif harus dilakukan untuk perataan data lapangan yang akan
digunakan dalam proses penggambaran.
• Penggambaran profil melintang, memanjang dan situasi trace dibuat pada kalkir
dengan ukuran 80/85 atau pada kertas A3
• Profil memanjang digambar pada skala horizontal 1 : 2000 dan Vertikal 1 : 100
• Denah bangunan air yang ada dan rencana digambar dengan skala 1 : 200 atau
1 :100
• Gambar-gambar yang harus dipersiapkan merupakan gambar CD (Construction
Drawing) :
¨ Peta Situasi Pekerjaan Bendung.
¨ Gambar denah, potongan memanjang dan melintang bendung.
¨ Gambar denah, potongan memanjang dan melintang jembatan bendung.
¨ Gambar denah, potongan memanjang dan melintang kantong lumpur.
¨ Gambar detail pintu dan mekanikal elektrikal.
c. Berdasarkan hasil pengukuran, k a m i s e l a k u penyedia harus memasang
bouwplank (staking out) pada lokasi-lokasi pelaksanaan pekerjaan yang selanjutnya menjadi
acuan pelaksanaan.
Shop Drawing dan As Built Drawing
Kami Selaku Penyedia wajib Menyediakan Personal Computer (PC) selama masa
pelaksanaan pekerjaan. Semua biaya yang dikeluarkan oleh penyedia dianggap sudah
termasuk dalam biaya lump- sum untuk fotocopy dan jilid yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga. Adapun gambar – gambar yang harus disiapkan oleh Kami e=selaku
penyedia sebagai berikut :
Gambar Kerja dan Gambar Purna Bangun
Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia dianggap sudah termasuk dalam biaya lump-
sum untuk menyiapkan gambar kerja, gambar pekerjaan penunjang/sementara dan gambar
purna bangun sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi Umum Pasal 4 yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Bila item pekerjaan/biaya lump-sum di atas tidak tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, segala biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan tersebut yang diperlukan untuk
kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama/permanen, dianggap sudah
termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggungjawab sepenuhnya Penyedia.
Laporan dan Dokumentasi
Penyedia wajib mengadakan camera digital sebanyak 2 (dua) unit, Flash disk 16 GB
sebanyak 2 (dua) unit, album dan cetak foto serta jilid untuk laporan pekerjaan. Semua biaya
yang dikeluarkan oleh penyedia untuk kegiatan diatas dianggap sudah diperhitungkan dalam
biaya lump-sum termasuk untuk menyediakan digital photographs, yang menunjukkan
progres pekerjaan bulanan, progres 0%, 50%, dan 100% ukuran 12 cm x 8 cm, 1 (satu) set
electronic file yang tersimpan dalam flash disk yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga.
Penyedia bertanggung jawab terhadap penggunaan dan pemeliharaan yang diadakan sampai
pada saat penyerahan pekerjaan. Apabila terjadi kerusakan yang menyebabkan peralatan
tidak berfungsi, maka merupakan tanggung jawab penyedia untuk melakukan perbaikan.
Tidak ada biaya tambahan terhadap biaya pemeliharaan peralatan tersebut. Bila item
pekerjaan/biaya lump-sum diatas tidak tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga, segala
biaya yang dikeluarkan penyedia untuk melaksanakan kegiatan pelaporan, monitoring,
evaluasi, dokumentasi dll, harus dianggap sudah termasuk dalam harga kontrak dan menjadi
tanggung jawab sepenuhnya penyedia.
Bangunan Fasilitas Penyedia

No. Uraian Pekerjaan Satuan Luas

I Uraian Pe ke rjaan
2
1 Base Camp M 180,00
2
2 Kantor Direksi M 72,00
2
3 Laboratorium M 48,00
2
4 Garasi dan Gudang M 90,00
2
5 Poli Klinik M 18,00

Kami Selaku Penyedia juga harus menyiapkan fasilitas sementara lainnya yang diperlukan
untuk menyelenggarakan manajemen pelaksanaan pekerjaan selama waktu kontrak dengan
berdasarkan dan mengikuti peraturan, ketentuan, persyaratan dan spesifikasi yang
diterbitkan oleh pemerintah propinsi dan kabupaten setempat.
Semua biaya yang dikeluarkan oleh Kami Selaku Penyedia dianggap sudah termasuk dalam
biaya lump- sum untuk penyelenggaraan dan operasi, pengangkutan dengan ambulan ke
rumah sakit terdekat bagi korban kecelakaan, staf yang menderita sakit serta kegiatan P3K
lainnya, yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Bila item pekerjaan/biaya lump-sum diatas tidak tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, segala biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan tersebut yang diperlukan untuk
kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama/permanen, dianggap sudah
termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya penyedia.
Air dan Perawatan
Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia untuk Air dan perawatannya dianggap sudah
termasuk dalam biaya lump-sum untuk pemasangan, penggunaan/operasi, pemeliharaan dan
pembongkaran atau pengalihannya kepada PPK yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga.
Bila item pekerjaan/biaya lump-sum diatas tidak tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, segala biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan tersebut yang diperlukan untuk
kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama/permanen, dianggap sudah
termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya penyedia.
Listrik dan Perawatan
Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia untuk Listrik dan perawatannya dianggap
sudah termasuk dalam biaya lump-sum untuk pemasangan, penggunaan/operasi,
pemeliharaan dan pembongkaran atau pengalihannya kepada PPK yang tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga.
Bila item pekerjaan/biaya lump-sum diatas tidak tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, segala biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan tersebut yang diperlukan untuk
kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama/permanen, dianggap sudah
termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya penyedia.
Komunikasi
Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia untuk telepon dan komunikasi dianggap sudah
termasuk dalam biaya lump-sum untuk pemasangan, penggunaan/operasi, pemeliharaan dan
pembongkaran atau pengalihannya kepada PPK yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga.
Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia dianggap sudah termasuk dalam biaya lump-
sum untuk penyelenggaraan dan operasi, pengangkutan dengan ambulan ke rumah sakit
terdekat bagi korban kecelakaan, staf yang menderita sakit serta kegiatan P3K lainnya, yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Papan Nama Proyek
Penyedia akan memasang paling sedikit 4 (empat) pelat nama dalam lebar kira-kira 120 mm
dengan tinggi 115 mm. Semua papan nama, papan instruksi dan lampu-lampu indikasi pada
bok dan peralatan, termasuk papan nama diatas, harus dalam bahasa Indonesia. Penyedia
akan menyerahkan semua papan nama dan label-label kepada direksi pekerjaan.
A-7 Fasilitas Pengendali Mutu
Penyedia wajib untuk menyediakan :

No. Uraian Pekerjaan Satuan Kuantitas

1 Concrete compression strength test equipment Set 1,000


2 In-situ concrete test hammer Set 1,000
3 Cone penetrometers Set 1,000
4 Alat Benda Uji dan Slump Test Beton Set 4,000
Penyedia wajib untuk menyediakan 2 (dua) orang tenaga laboratorium untuk melaksanakan
dan mengoperasikan peralatan tersebut selama masa pelaksanaan pekerjaan.
Penyedia bertanggung jawab terhadap penggunaan dan pemeliharaan yang diadakan sampai
pada saat penyerahan pekerjaan. Apabila terjadi kerusakan yang menyebabkan peralatan
tidak berfungsi, maka merupakan tanggung jawab penyedia untuk melakukan perbaikan.
Tidak ada biaya tambahan terhadap biaya pemeliharaan peralatan tersebut.
Semua biaya yang dikeluarkan oleh penyedia dianggap sudah termasuk dalam biaya lump-
sum untuk pengadaan, pemasangan penggunaan/operasi, dan biaya lainnya yang dibutuhkan
untuk pengujian kualitas bahan dan hasil pekerjaan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas
dan Harga.
Bila item pekerjaan/biaya lump-sum diatas tidak tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, segala biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan tersebut yang diperlukan untuk
kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama/permanen, dianggap sudah
termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya penyedia.
A-8 Bantuan untuk PPK, Survey Lapangan dan Tata Letak Pekerjaan
Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia dianggap sudah termasuk dalam biaya lump-
sum untuk membantu PPK dalam penyediaan dalam jumlah yang cukup peralatan
topographic survey, pegs, poles, straight edges, staging, moulds, templates, profiles dan
keperluan/peralatan lainnya yang diperlukan untuk penyelenggaraan site & setting-out
survey, pengujian/pengendalian mutu pekerjaan dan pengukuran kuantitas pekerjaan untuk
pembayaran, yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Tidak ada pembayaran untuk site survey, setting out, dan mutual check survey yang
dilaksanakan oleh Penyedia dan PPK dalam upaya memastikan volume pekerjaan sebelum
dilaksanakan yang oleh karenanya harus dianggap sudah termasuk dalam biaya lump-sum
yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Bila item pekerjaan/biaya lump-sum di atas tidak tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, segala biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan tersebut yang diperlukan untuk
kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama/permanen, dianggap sudah
termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggungjawab sepenuhnya Penyedia.

A-9 Jalan Kerja Sementara


(1) Lingkup Pekerjaan
Jalan kerja menuju ke lokasi pekerjaan berupa jalan kabupaten, jalan inspeksi, jalan
desa dan jalan kecil untuk transportasi hasil bumi yang wujud fisiknya berupa jalan
aspal, macadam atau jalan tanah. Pemanfaatan jalan tersebut di atas oleh Penyedia
sebagai jalan kerja menuju lokasi pekerjaan harus disampaikan oleh Penyedia
selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari sebelum pekerjaan dilaksanakan kepada
PPK guna mendapat persetujuan dengan dilampiri rencana penggunaan jalan, peralatan
dan bahan bangunan yang akan lewat serta rencana pemeliharaan dan perbaikannya.
Pemeliharaan dan perbaikan jalan kerja harus dilakukan oleh Penyedia selama
pelaksanaan pekerjaan dengan metoda dan material sesuai kondisi jalan bersangkutan:
aspal, macadam atau jalan tanah. Bila Penyedia bermaksud meningkatkan jalan
transportasi hasil bumi berupa jalan tanah maka penimbunan dan pemadatan tanah
untuk pelebaran jalan harus mengikuti Spesifikasi Teknik Perkerasan Jalan.
Penyedia harus bertanggungjawab atas pembebasan tanah yang diperlukan untuk jalan
kerja dan ijin dari instansi terkait untuk pembuatan fasilitas pengamanan lalu lintas,
bangunan pengamanan dan relokasi jalur kabel telepon, PLN dan fasilitas umum
lainnya.

(2) Pengukuran dan Pembayaran


Segala biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia untuk kegiatan di atas harus dibebankan
pada item pekerjaan penunjang/sementara dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan
pembayaran dilakukan secara lump-sum. Bila item pekerjaan penunjang/sementara
tidak ada dalam Daftar Kuantitas dan Harga, maka segala biaya yang dikeluarkan
Penyedia untuk kegiatan tersebut di atas guna kemudahan dan kelancaran pelaksanaan
pekerjaan utama, dianggap sudah termasuk dalam harga kontrak dan menjadi
tanggungjawab Penyedia sepenuhnya. Tidak ada penambahan harga kontrak karena
pembayaran item pekerjaan ini, kecuali disetujui PPK.
A-10 Pekerjaan Penunjang/Sementara untuk Pembangunan dan Rehabilitasi Saluran dan
Bangunan

A-10.1 Relokasi Sementara Jalan Raya


(1) Lingkup Pekerjaan
Penyedia harus bertanggungjawab terhadap pengurusan ijin dan pelaksanaan pekerjaan
relokasi sementara jalan raya yang diperlukan dalam rangka pembangunan dan
rehabilitasi bangunan irigasi di lokasi perlintasan jalan raya tersebut dengan saluran
irigasi primer dan sekunder.
Penyedia harus menyerahkan metoda pelaksanaan pekerjaan relokasi sementara jalan
raya termasuk upaya pengamanan, akses peralatan ke lokasi pekerjaan dan metoda
kerjanya kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan relokasi
sementara jalan raya dilaksanakan.
Penyedia harus memasang dan memelihara tanda-tanda lalu lintas, jalur jalan, tanda
peringatan dan penerangan untuk keamanan dan kenyamanan lalu lintas dan
masyarakat yang melintas. Penyedia bertanggungjawab untuk membongkar dan
membersihkan fasilitas relokasi sementara jalan raya dengan seluruh kelengkapannya
dari lokasi pekerjaan seperti kondisi semula, sesudah pekerjaan utama selesai
dilaksanakan.
(2) Pengukuran dan Pembayaran
Segala biaya yang dikeluarkan Penyedia dalam pelaksanaaan relokasi sementara jalan
raya harus dibebankan pada item pekerjaan tersebut dalam Daftar Kuantitas dan Harga
dengan pembayaran secara lump-sum. Bila item pekerjaan relokasi sementara jalan
raya tidak terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga, maka segala biaya yang
dikeluarkan Penyedia untuk kegiatan tersebut yang diperlukan untuk kemudahan dan
kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama, dianggap sudah termasuk dalam harga
kontrak dan menjadi tanggungjawab Penyedia sepenuhnya.

A-10.2 Relokasi Sementara Saluran Irigasi


(1) Lingkup Pekerjaan
Sebelum membangun/merehabilitasi bangunan irigasi antara lain bangunan pembuang
silang, siphon dan lain-lain Penyedia terlebih dahulu harus merelokasi saluran irigasi
guna memungkinkan pemberian dan pembagian air irigasi tetap berlangsung, atau
relokasi saluran drainasi, sungai termasuk bangunan sementara bangunan pembuang
silang dan aqueduct.
Penyedia harus terlebih dahulu menyerahkan gambar desain relokasi sementara
saluran termasuk bangunan sementaranya, metoda kerja, pemeliharaan dan
pembongkarannya kepada PPK untuk memperoleh persetujuan sebelum pekerjaan
sementara tersebut dilaksanakan.
Pekerjaan galian, timbunan dan urugan kembali yang berkaitan dengan pekerjaan
pembangunan dan rehabilitasi dan pembongkaran pekerjaan relokasi sementara
saluran harus dilaksanakan sesuai dengan syarat dan ketentuan dalam Spesifikasi
Teknik ini.
(2) Pengukuran dan Pembayaran
Pembayaran pekerjaan relokasi sementara saluran irigasi dilakukan berdasarkan harga
penawaran lump-sum untuk pekerjaan tersebut dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Bila item pekerjaan sementara tersebut tidak terdapat dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, maka segala biaya yang dikeluarkan Penyedia guna kemudahan dan kelancaran
pelaksanaan pekerjaan utama, dianggap sudah termasuk dalam harga kontrak dan
menjadi tanggungjawab sepenuhnya Penyedia.

A-10.3 Pekerjaan Dinding Penahan Tanah Sementara

(1) Lingkup Pekerjaan


Bila dijumpai pekerjaan galian yang dalam atau galian tebing yang tinggi pada
pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi saluran irigasi atau drainasi yang dapat berakibat
bencana tanah longsor yang membahayakan keselamatan jiwa, peralatan dan bahan,
maka Penyedia harus membangun dinding penahan tanah sementara atau bangunan
lain untuk pencegahan atau metoda kerja yang sesuai dengan lokasi setempat.
Pekerjaan sementara tersebut termasuk pekerjaan dan fasilitas pengeringan air tanah
dan air permukaan akibat hujan, pagar pengaman dan lain-lain. Penyedia harus terlebih
dahulu menyerahkan gambar desain pekerjaan dinding penahan tanah sementara,
metoda kerja, pemeliharaan dan pembongkarannya atau alternatif metoda pelaksanaan
yang sesuai dengan kondisi setempat, kepada PPK untuk mendapat persetujuan paling
lambat 3 (tiga) bulan sebelum dilaksanakan.
Penyedia bertanggungjawab menghubungi dan memperoleh ijin dari instansi yang
berwenang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan sementara juga
pembebasan/penyewaan tanah diluar batas daerah kerja bila diperlukan bagi
kemudahan dan kelancaran pelaksanaan.

(2) Pengukuran dan Pembayaran


Pembayaran pekerjaan dinding penahan tanah sementara termasuk pekerjaan
pengeringan air tanah, air permukaan dan pembongkarannya atau pembayaran
pekerjaan menggunakan metoda kerja alternatif lainnya yang sesuai dengan kondisi
dan lokasi setempat (galian tanah yang dalam, galian tebing yang tinggi) dilakukan
berdasarkan harga penawaran lump-sum untuk pekerjaan tersebut dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.
Bila item pekerjaan sementara tersebut tidak terdapat dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, maka segala biaya yang dikeluarkan Penyedia untuk mencegah bencana tanah
longsor dan untuk kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama, dianggap
sudah termasuk dalam harga kontrak dan menjadi tanggungjawab Penyedia.

A-10.4 Relokasi Sementara Sungai


(1) Lingkup Pekerjaan
Dalam pelaksanaan pembangunan bendung, jembatan, siphon dan lain-lain, mungkin
diperlukan upaya sementara untuk relokasi sungai dengan membuat saluran pengelak
diluar daerah kerja (construction-pit) dilengkapi dengan bangunan pengaman dan
upaya pengeringan.
Penyedia harus menyerahkan terlebih dahulu, rencana relokasi sementara sungai
termasuk perhitungan kapasitas/debit aliran, gambar desain, bangunan pengaman dan
rencana pengeringan/pemompaan, metode kerja relokasi sementara sungai,
pemeliharaan dan pembongkaran/penimbunan serta pembersihannya setelah pekerjaan
utama selesai dilaksanakan, kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan paling
lambat 3 (tiga) bulan sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan.
Untuk pelaksanaan pekerjaan utama yang berupa bendung dan bangunan irigasi yang
utama lainnya beberapa parameter dan data penting mungkin disediakan oleh PPK
untuk keperluan perencanaan dan desain antara lain termasuk desain kala ulang dari
debit banjir, perkiraan ketinggian muka air banjir, rencana alur relokasi sementara
sungai, dan ROW relokasi sungai. Penyedia bertanggungjawab sepenuhnya atas
seluruh perencanaan dan desain relokasi sementara sungai kecuali bila parameter
tersebut di atas telah ditetapkan PPK.
Semua jenis pekerjaan yang berkaitan dengan relokasi sementara sungai harus
dilaksanakan oleh Penyedia dengan mengikuti ketentuan-ketentuan dalam Spesifikasi
Teknik ini.
(2) Pengukuran dan Pembayaran
Pembayaran pekerjaan relokasi sementara sungai dilakukan berdasarkan harga
penawaran lump-sum untuk pekerjaan tersebut dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Bila
jenis pekerjaan penunjang/sementara tersebut tidak terdapat dalam Daftar Kuantitas
dan Harga, maka segala biaya yang dikeluarkan Penyedia guna kemudahan dan
kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama, dianggap sudah termasuk dalam harga
kontrak dan menjadi tanggungjawab sepenuhnya Penyedia.

A-10.5 Bangunan Pengaman/Pengendali Sementara


(1) Lingkup Pekerjaan
Dalam pelaksanaan rehabilitasi jaringan irigasi mungkin diperlukan untuk sementara
waktu relokasi aliran sungai dengan membangun bangunan pengaman/pengendali
yang menutup aliran sungai untuk sementara dan memindahkan aliran sungai tersebut
atau saluran irigasi melalui saluran pengelak.
Penyedia harus menyerahkan terlebih dahulu perencanaan bangunan pengaman,
gambar desain, metoda kerja, pemeliharaan dan rencana pembongkaran/
pembersihannya dari lokasi pekerjaan setelah pekerjaan utama selesai dilaksanakan,
kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum
pelaksanaan bangunan pengaman sementara.
Semua jenis pekerjaan yang berkaitan dengan bangunan pengaman sementara harus
dilaksanakan dengan mengikuti ketentuan-ketentuan dalam Spesifikasi Teknik ini.
Bila diperlukan PPK akan menyediakan beberapa parameter dan data yang penting
untuk keperluan perencanaan dan desain bangunan pengaman sementara termasuk as
dan lokasi bangunan pengaman, perkiraan debit dan elevasi muka air banjir dengan
dan desain bangunan pengaman sementara kecuali bila parameter tersebut di atas telah
ditetapkan PPK.
Upaya pengeringan tempat kerja (construction-pit) dengan pompa untuk menghindari
genangan air tanah maupun air permukaan sudah termasuk dalam lingkup pekerjaan
bangunan pengaman sementara dan menjadi tanggungjawab Penyedia. Bila terjadi
perpanjangan waktu operasi pompa akibat dari kesalahan Penyedia, tidak disediakan
pembayaran tambahan oleh PPK. Penghentian operasi dan pemindahan pompa tidak
diperkenankan tanpa persetujuan PPK.
Penyedia bertanggungjawab untuk menghubungi dan memperoleh ijin dari instansi
yang berwenang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan pembangunan dan
rehabilitasi bangunan pengaman sementara berikut relokasi sungai/saluran irigasi
termasuk pembebanan/penyewaan tanah diluar batas daerah kerja bagi kemudahan dan
kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

(2) Pengukuran dan Pembayaran


Pembayaran untuk pembangunan dan rehabilitasi bangunan pengaman sementara dan
pembongkarannya bila pekerjaan selesai, operasi pompa untuk pengeringan
construction-pit, dan pemeliharaannya, dilakukan berdasarkan harga penawaran lump-
sum dan Daftar Kuantitas dan Harga.
Bila jenis pekerjaan penunjang tersebut tidak terdapat dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, maka segala biaya yang dikeluarkan Penyedia guna kemudahan dan kelancaran
penyelesaian pekerjaan utama, dianggap sudah termasuk dalam harga kontrak dan
menjadi tanggungjawab Penyedia.
A-11 Pekerjaan Core Boring
Pengukuran pekerjaan Core Boring akan dilakukan berdasarkan jumlah kedalaman core
boring, meter, yang dilaksanakan/diselesaikan. Pembayaran akan dilaksanakan berdasarkan
jumlah meter kedalaman core boring dan harga satuannya yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga yang diperhitungkan termasuk segala biaya untuk pelaksanaan dan
penyelesaian pekerjaan ini.

A-12 Undisturbed Sampling From Core Boring


Pengambilan contoh tanah dibagi dalam pengambilan contoh tanah yang tidak terganggu
(undisturbed sample) yang dipergunakan untuk penentuan berat isi, kekuatan dan
penurunan. Pengembilan contoh tanah terganggu (disturbed sampel) digunakan untuk
pengujian tanah yang sederhana seperti pengamatan contoh tanah secara visual, pemadatan
dan sebagainya.
Tipe dan lokasi dari pengambilan sampel harus diputuskan sedemikian rupa Atas Pesetujuan
PPK sehingga dapat memenuhi persyaratan dari pengujian laboratorium. Tujuan dari
penyelidikan tanah yang detil pada tanah lunak adalah untuk mendapatkan informasi-
informasi ke geoteknikan untuk keperluan analisis dan perencanaan dari timbunan jalan
termasuk juga solusi-solusinya, sehingga lokasi dan kedalaman dari pengambilan sampel
harus ditentukan berdasarkan segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah-masalah
kegeoteknikan seperti stabilitas dan penurunan. Sampel tak terganggu harus diambil pada
lapisan yang kritis menurut analisis dan perencanaan dari timbunan. Jumlah sampel yang
diambil harus cukup untuk mewakili sebuah Unit Tanah atau harus konsisten dengan akurasi
ST.A-11
yang disyaratkan dalam desain dan skala dari struktur. Kedalam pengambilan contoh harus
ditentukan sedemikian rupa sehingga dapat mewakili lapisan tanah atau unit tanah yang
diselidiki.
Langkah pengambilan sampel tanah utuh (undisturbed soil sample) :
a. Pertama-tama permukaan tanah dibersihkan dari rerumputan dan sampah.
b. Letakkan ring sampel yang lebih besar dengan bagian runcing diposisi bawah diatas
tanah tadi, kemudian letakkan papan kayu diatas permukaan ring sampel.
c. Pukul ring papan kayu tersebut sampai ring sampel tertanam secara keseluruhan
dalam tanah. Usahakan agar saat memukul ring tersebut tidak bergerak gerah karena
dapat menyebabkan tanahnya terganggu.
d. Letakkan ring sampel yang lebih kecil tepat diatas ring sampel yang lebih besar
kepudian letakkan papan tadi diatas ring tersebut.
e. Pukul lagi hingga ring yang lebih kecil tertanam seutuhnya didalam tanah. Usakan
agar ketika pemukulan ring tersebut tidak banyak bergerak.
f. Pakailah sekop kemudian tusukkan ke tanah kira – kira 10cm dari posisi ring
diusahakan tusukan sekop tersebut lebih dalam dari ring yang tertanam pertama.
g. Angkatlah pelan – pelan sekop tersebut dan satu orang teman kita menakan ring
sampel dengan tangan agar tidak bergerak saat kita mengangkat keluar ke dua ring
tersebut.
h. Irislah dengan menggunakan pemotong bagian bawah ring sampel yang besar secara
pelan pelan, diusahakan agar tak hancur. Kemudian iris tanah yang mengubungkan
ring sampel yang besar dan yang kecil dengan pemotong secara pelan pelan.
i. Bungkus tanah utuh pada ring sampel yang besar dengan pelastik secara rapi lalu
ikat dengan tali karet agar tanah tak hancur.

Pembayaran akan dilaksanakan berdasarkan jumlah sample yang diambil dan harga
satuannya yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang diperhitungkan termasuk
segala biaya untuk pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan ini.
A-13 Physical Test of Sampled Soil from Boring
Pengukuran pekerjaan Physical Test of Sampled Soil from Boring akan dilakukan
berdasarkan jumlah sample yang dilaksanakan/diselesaikan. Pembayaran akan dilaksanakan
berdasarkan jumlah sample Physical Test of Sampled Soil from Boring dan harga satuannya
yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang diperhitungkan termasuk segala
biaya untuk pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan ini.
A-14 Dynamic loading test for pile
Pengujian tiang cara dinamis dilakukan dengan menempatkan 2 pasang sensor secara
berlawanan. Satu pasang sensor terdiri dari pengukur regangan (strain transducer) dan
pengukur percepatan (accelerometer) yang dipasang dibawah kepala tiang (minimum jarak
dari kepala tiang ke transducer 1,5D – 2D, dimana D adalah diameter tiang) sehingga ada
jarak bebas pada saat tumbukan.
Akibat tumbukan hammer pada kepala tiang, sensor akan menangkap gerakan yang timbul
dan mengubahnya menjadi sinyal listrik yang kemudian di rekam dan diproses dengan Pile
Driving Analyzer (PDA) model PAX. Hasil rekaman PDA dianalisa lebih lanjut dengan
software CAPWAP.
CAPWAP (Case Pile Wave Analysis Program) adalah program aplikasi analisa numerik
yang menggunakan masukan data gaya (force) dan kecepatan (velocity) yang diukur oleh
PDA. Kegunaan program ini adalah untuk memperkirakan distribusi dan besarnya gaya
perlawanan tanah total sepanjang tiang berdasarkan modelisasi sistem tiang-tanah yang
dibuat dan memisahkannya menjadi bagian perlawanan dinamis dan statis.
Pembayaran akan dilaksanakan berdasarkan jumlah times yang diambil dan harga satuannya
yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang diperhitungkan termasuk segala
biaya untuk pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan ini.

A-15 Dutch Cone Penetration Test (DCPT)


Penyelidikan dengan penyondiran disebut penetrasi, dan alat sondir yang biasa digunakan
adalah Dutch Cone Penetrometer, yaitu suatu alat yang pemakaiannya ditekan secara
langsung kedalam tanah. Ujung yang berbentuk konus (kerucit) dihubungkan pada suatu
rangkaian stang dalam casing luar dengan bantuan suatu rangka dari besi dan dongkrak yang
dijangkarkan ke dalam tanah.
a) Cara Pembacaan Manometer Pada Alat Sondir
Setelah batang konus dimasukan pada kedalaman tertentu, pemutar sondir diputar
sebanyak 5 (lima) kali. Pada saat itu dilihat pada jarum manometer terdapat dua nilai,
nilai yang terbesar adalah jumlah perlawanan konus (JPK) dan nilai terkecil adalah
perlawanan penetrasi konus (PPK).
Perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan tanah terhadap ujung konus pada saat
dilakukan penetrasi.
Jumlah perlawanan konus adalah perlawanan geser terhadap konus pada saat dilakukan
penetrasi.
Hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus.
b) Tujuan Percobaan
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus dan hambatan
lekat tanah yang merupakan indikasi dari kekuatan tanah tersebut dan yang dapat
menentukan dalamnya erbagai lapisan yang berbeda.
c) Alat – Alat yang Digunakan
1) Mesin sondir ringan kapasitas 2 Ton
2) Seperangkat alat sondir lengkap dengan batang dalam dengan panjang 1m
3) Angker
4) Plat besi
5) Konus dan bikonus
6) Minyak hidraulic
7) Manometer
8) Kunci – unci pipa dan lain – lain.
d) Prosedur Percobaan
1) Masukkan angker ke dalam tanah pada titik yang ditentukan, minimal dua buah.
2) Pasang mesin sondir tepat diantara angker tersebut, kemudian stel sondir agar
berdiri tegak lurus.
3) Kunci mesin sondir pada angker dengan menggunakan plat besi.
4) Isi minyak hidraulic pada tempat pemasangan manometer sampai penuh dan bebas
dari udara ditandai dengan tidak ada gelembung udara lagi.
5) Pasang bikonus pada ujung pipa pertama, kemudian pasang rangkaian tersebut pada
mesin sondir.
6) Tekan batang dengan cara memutar stang pemutar yang berhubungan dengan sisi
yang menjalankan penekan stang luar untuk memasukan bikonus pada kedalaman
yang yang akan disondir dengan memasang tri-ker.
7) Tekanlah stang dalam untuk mencabut tri-ker sehingga ujung konus masuk sedalam
4 cm dan baca manometer sebagai perlawanan penetrasi konus (PPK). Penekanan
selanjutnya akan menggerakkan konus beserta selubung sedalam 8 cm dan baca
manometer sebagai jumlah perlawanan konus (JPK)
8) Tekan pipa bersama batang sampai kedalaman yang akan diukur berikutnya.
Pembacaan dilakukan setiap kedalaman 20 cm.
9) Demikian selanjutnya hingga pembacaan perlawanan penetrasi konus (PPK)
mencapai nilai 150 kg/cm2 sebanyak 3 kali.
10) Lalu penyondiran dihentikan dengan mencabut kembali pipa sondir dengan
memutar ke arah yang berlawanan.
Catatan :
1) Pekerjaan sondir ringan (2 Ton) dihentikan apabila pembacaan PPK ≥ 150 kg/cm2,
sebanyak 3 kali berturut-turut atau penetrasi konus telah mencapai kedalaman 30m.
2) Pekerjaan sondir berat (5 Ton) dihentikan apabila pembacaan PPK ≥ 500 kg/cm2
sebanyak 3 kali berturut-turut atau penetrasi konus telah mencapai kedalaman 50 m.

Pembayaran akan dilaksanakan berdasarkan jumlah point (titik) yang diambil dan harga
satuannya yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang diperhitungkan termasuk
segala biaya untuk pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan ini.

A-16 Sounding Test for Checking Found of Structure, etc


Pengukuran pekerjaan Sounding Test for Checking Found of Structure, etc Bila item
pekerjaan/biaya lump-sum diatas tidak tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga, segala
biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan tersebut yang diperlukan untuk kemudahan dan
kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama/permanen, dianggap sudah termasuk dalam harga
kontrak dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya penyedia.
A-17 Standar Penetration Test (SPT)
A-17.1 Ruang Lingkup SPT
Standar ini menetapkan cara uji penetrasi lapangan dengan SPT, untuk memperoleh
parameter perlawanan penetrasi lapisan tanah di lapangan dengan SPT. Parameter tersebut
diperoleh dari jumlah pukulan terhadap penetrasi konus, yang dapat dipergunakan untuk
mengidentifikasi perlapisan tanah yang merupakan bagian dari desain fondasi. Standar ini
menguraikan tentang prinsip-prinsip cara uji penetrasi lapangan dengan SPT meliputi:
sistem peralatan uji penetrasi di lapangan yang terdiri atas peralatan penetrasi konus dengan
SPT dan perlengkapan lainnya; persyaratan peralatan dan pengujian; cara uji; laporan uji;
dan contoh uji. Cara uji ini berlaku untuk jenis tanah pada umumnya.

metode uji yang dilaksanakan bersamaan dengan pengeboran untuk mengetahui, baik
perlawanan dinamik tanah maupun pengambilan contoh terganggu dengan teknik
penumbukan. Uji SPT terdiri atas uji pemukulan tabung belah dinding tebal ke dalam tanah,
disertai pengukuran jumlah pukulan untuk memasukkan tabung belah sedalam 300 mm
vertikal. Dalam sistem beban jatuh ini digunakan palu dengan berat 63,5 kg, yang
dijatuhkan secara berulang dengan tinggi jatuh 0,76 m. Pelaksanaan pengujian dibagi dalam
tiga tahap, yaitu berturut-turut setebal 150 mm untuk masing-masing tahap. Tahap pertama
dicatat sebagai dudukan, sementara jumlah pukulan untuk memasukkan tahap ke-dua dan
ke-tiga dijumlahkan untuk memperoleh nilai pukulan N atau perlawanan SPT (dinyatakan
dalam pukulan/0,3 m).

A-17.2 Acuan Normatif


SNI 03-2436, Metode pencatatan dan interpretasi hasil pemboran inti

A-17.3 Ketentuan dan Persyaratan


1. Peralatan
Peralatan yang diperlukan dalam uji penetrasi dengan SPT adalah sebagai berikut:
a) Mesin bor yang dilengkapi dengan peralatannya
b) Mesin pompa yang dilengkapi dengan peralatannya
c) Split barrel sampler yang dilengkapi dengan dimensi (ASTM D 1586 84)
d) Palu dengan berat 63,5 kg dengan toleransi meleset ± 1%.
e) Alat penahan (tripod)
f) Rol meter
g) Alat penyipat datar
h) Kerekan
i) Kunci-kunci pipa
j) Tali yang cukup kuat untuk menarik palu
k) Perlengkapan lain

2. Bahan dan Perlengkapan


Bahan penunjang pengujian yang dipergunakan adalah:
a) bahan bakar (bensin, solar)
b) bahan pelumas
c) balok dan papan;
d) tali atau selang
e) kawat
f) kantong plastik
g) formulir untuk pengujian
h) perlengkapan lain
3. Pengujian
3.1 Pengujian penetrasi dengan SPT
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengujian penetrasi dengan SPT adalah:
a) Peralatan harus lengkap dan laik pakai;
b) Pengujian dilakukan dalam lubang bor;
c) Interval pengujian dilakukan pada kedalaman antara 1,50 m s.d 2,00 m
(untuk lapisan tanah tidak seragam) dan pada kedalaman 4,00 m kalau
lapisan seragam;
d) Pada tanah berbutir halus, digunakan ujung split barrel berbentuk konus
terbuka (open
e) cone); dan pada lapisan pasir dan kerikil, digunakan ujung split barrel
berbentuk konus
f) tertutup (close cone);
g) Contoh tanah tidak asli diambil dari split barrel sampler;
h) Sebelum pengujian dilakukan, dasar lubang bor harus dibersihkan terlebih
dahulu;
i) Jika ada air tanah, harus dicatat;
j) Pipa untuk jalur palu harus berdiri tegak lurus untuk menghindari terjadinya
gesekan
k) antara palu dengan pipa
l) Formulir-formulir isian hasil pengujian.

Semua alat ukur harus dikalibrasi minimum 1 kali dalam 3 tahun dan pada saat
diperlukan, sesuai dengan persyaratan kalibrasi yang berlaku.
Petugas pengujian ini adalah laboran atau teknisi yang memenuhi persyaratan
kompetensi yang berlaku dalam pengujian penetrasi lapangan dengan SPT, dan
diawasi oleh tenaga ahli geoteknik.
Nama dan tanda tangan penanggung jawab pekerjaan harus ditulis dengan jelas
pada formulir kerja. Nama petugas, nama pengawas dan nama penyellia
pengujian ini harus ditulis dan disertai tanda tangan serta tanggal yang jelas.

4. Cara Pengujian
a. Persiapan Pengujian
Lakukan persiapan pengujian SPT di lapangan dengan tahapan sebagai berikut :
1) Pasang blok penahan (knocking block) pada pipa bor
2) Beri tanda pada ketinggian sekitar 75 cm pada pipa bor yang berada di atas
penahan
3) Bersihkan lubang bor pada kedalaman yang akan dilakukan pengujian dari
bekas-bekas pengeboran
4) Pasang split barrel sampler pada pipa bor, dan pada ujung lainnya
disambungkan dengan pipa bor yang telah dipasangi blok penahan
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian A - Pekerjaan Persiapan

5) Masukkan peralatan uji SPT ke dalam dasar lubang bor atau sampai
kedalaman pengujian yang diinginkan
6) Beri tanda pada batang bor mulai dari muka tanah sampai ketinggian 15 cm,
30 cm dan 45 cm.
b. Prosedur Pengujian
Lakukan pengujian dengan tahapan sebagai berikut:
1) Lakukan pengujian pada setiap perubahan lapisan tanah atau pada interval
sekitar 1,50 m s.d 2,00 m atau sesuai keperluan;
2) Tarik tali pengikat palu (hammer) sampai pada tanda yang telah dibuat
sebelumnya (kira-kira 75 cm)
3) Lepaskan tali sehingga palu jatuh bebas menimpa penahan
4) Ulangi 2) dan 3) berkali-kali sampai mencapai penetrasi 15 cm
5) Hitung jumlah pukulan atau tumbukan N pada penetrasi 15 cm yang pertama
15 cm pertama dicatat N1;
15 cm ke-dua dicatat N2;
15 cm ke-tiga dicatat N3;
6) Jumlah pukulan yang dihitung adalah N2 + N3. Nilai N1 tidak
diperhitungkan karena masih kotor bekas pengeboran
7) Bila nilai N lebih besar daripada 50 pukulan, hentikan pengujian dan tambah
pengujian sampai minimum 6 meter
8) Catat jumlah pukulan pada setiap penetrasi 5 cm untuk jenis tanah batuan.
c. Koreksi dari hasil uji SPT
Dalam pelaksanaan uji SPT di berbagai negara, digunakan tiga jenis palu (donut
hammer, safety hammer, dan otomatik, periksa Gambar 4) dan empat jenis
batang bor (N, NW, A, dan AW), lihat Pedoman penyelidikan geoteknik untuk
fondasi bangunan air”, Vol.1 (Pd.T-03.1- 2005-A). Ternyata uji ini sangat
bergantung pada alat yang digunakan dan operator pelaksana uji. Faktor yang
terpenting adalah efisiensi tenaga dari sistem yang digunakan. Secara teoritis
tenaga sistem jatuh bebas dengan massa dan tinggi jatuh tertentu adalah 48 kg-m
(350 ft-lb), tetapi besar tenaga sebenarnya lebih kecil karena pengaruh friksi dan
eksentrisitas beban.
5. Cara Pengujian
Hasil uji penetrasi lapangan dengan SPT dilaporkan menjadi satu dengan log bor
dari hasil pengeboran dalam bentuk formulir seperti diperlihatkan dalam Lampiran
B, yang antara lain memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Nama pekerjaan dan lokasi pekerjaan, dan tanggal pengujian;
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian A - Pekerjaan Persiapan

b. Nama penguji, nama pengawas, dan nama penanggung jawab hasil uji dengan
disertai tanda tangan (paraf) yang jelas;
c. Nomor lubang bor, kedalaman pengeboran, muka air tanah elevasi titik bor dan
hasil pengujian SPT;
d. Tipe ujung split barrel yang digunakan, apakah berbentuk konus terbuka atau
konus tertutup;
e. Catatan setiap penyimpangan pada waktu pengujian.
Pembayaran akan dilaksanakan berdasarkan jumlah times (waktu) yang diambil dan harga
satuannya yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang diperhitungkan termasuk
segala biaya untuk pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan ini.
A-18 Unconfined Compression Test
Pengukuran pekerjaan Unconfined Compression Test akan dilakukan berdasarkan jumlah
sample yang dilaksanakan/diselesaikan. Pembayaran akan dilaksanakan berdasarkan jumlah
sample Unconfined Compression Test dan harga satuannya yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga yang diperhitungkan termasuk segala biaya untuk pelaksanaan dan
penyelesaian pekerjaan ini.
A-19 Pekerjaan Pagar Pengaman pada Lokasi Bendung
Pagar pengaman pada lokasi bendung yang berfungsi untuk pembatas area kegiatan
pekerjaan dan mengamankan area pekerjaan dari tindakan orang luar yang mengganggu dan
membahayakan. Pagar pengaman pada lokasi bendung dibutuhkan pada saat pelaksanaan
pekerjaan dan dijadikan bangunan permanen setelah pekerjaan selesai. Sebelum pagar
pengaman proyek dibuat, telebih dahulu dilakukan pengukuran untuk batas-batas area
pekerjaan.
Sebelum Pagar pengaman proyek dibuat harus mendapat persetujuan dari PPK atau direksi
dengan menggunakan penutup kolom beton dan kawat duri. Pagar didirikan mengelilingi
batas area lokasi pekerjaan. Untuk sirkulasi keluar masuk, pada bagian depan pagar
pengaman proyek dibuat pintu lengkap dengan pengunci.
Pembayaran akan dilaksanakan berdasarkan satuan meter persegi (M2) dan harga satuannya
yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang diperhitungkan termasuk segala
biaya untuk pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan ini.
Bila item pekerjaan sementara tersebut tidak terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga,
maka segala biaya yang dikeluarkan Penyedia untuk mencegah bencana tanah longsor dan
untuk kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama, dianggap sudah termasuk
dalam harga kontrak dan menjadi tanggung jawab Penyedia.
A-20 Pompanisasi Dan Pengeringan/Dewatering
Pekerjaan pengeringan di lokasi pekerjaan guna menjamin mutu, kemudahan dan kelancaran
pelaksanaan pekerjaan dengan membuat bangunan sementara yang berupa tanggul,
bangunan/saluran pengelak,bangunan pengamanan, penyediaan pompa air, dan lainnya
untuk memindahkan aliran air sehingga tidak menggenangi lokasi pekerjaan dan
membongkar/membersihkannya bila pekerjaan telah selesai dikerjakan.
Pembuangan air dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan seperti cofferdam, saluran,
drainase dan genangan atau bangunan sementara yang lain pada saat pembuangan air
dilaksanakan, Kontraktor harus memasang mengerjakan, memelihara semua pipa dan
peralatan lain yang diperlukan untuk pembuangan air dari bermacam-macam pekerjaan dan
untuk pemeliharaan pondasi serta bagian pekerjaan yang lain agar bebas dari air dan
pekerjaan konstruksi sesuai dengan yang disyaratkan.
Penyedia bertanggung jawab untuk memperbaiki kerusakan akibat banjir atau kegagalan
pembuangan air atau pekerjaan pengaman atas biaya sendiri. Setelah bangunan sudah
berfungsi maka cofferdam, semua tanggul atau pembuangan air sementara segera dibongkar,
atau diratakan sehingga kelihatan baik dan tidak menganggu kelancaran saluran dan
bangunan yang berhubungan dengan pembuangan atau aliran parit alam. Cara pembuangan
air yang dilakukan oleh penyedia harus mendapat persetujuan Direksi kecuali lebih jauh
sebagaimana disetujui atau diijinkan oleh Direksi untuk pekerjaan pembuangan air
Kontraktor tidak akan menganggu jalannya air yang dibutuhkan untuk pengairan pada
jaringan pengairan yang ada. Apabila pelaksanaan pekerjaan benda dibawah muka air tanah,
air tersebut supaya dipompa dahulu sebelum melakukan penggalian.
Pembuangan air dilakukan sedemikian rupa, sehingga dapat dipelihara kestabilan dari dasar
dan sisi miring yang digali sehingga semua pelaksanaan Konstruksi dikerjakan pada
keadaan kering.
Pembayaran akan dilaksanakan berdasarkan jumlah hari pelaksanaan dewatering dan harga
satuannya yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang diperhitungkan termasuk
segala biaya untuk pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan ini.
Bila item pekerjaan sementara tersebut tidak terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga,
maka segala biaya yang dikeluarkan Penyedia untuk mencegah bencana tanah longsor dan
untuk kemudahan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan utama, dianggap sudah termasuk
dalam harga kontrak dan menjadi tanggung jawab Penyedia.
A-21 Sosialisasi dan Konsultasi
Penyedia wajib melaksanakan sosialisasi dan konsultasi dengan pemerintah daerah dan
masyarakat setempat seperti telah diuraikan dalam Spesifikasi Umum Pasal 20.
Semua biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan sosialisasi dan konsultasi dibebankan
pada harga penawaran lump-sum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Bila jenis pekerjaan sosialisasi dan konsultasi tidak terdapat dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, maka semua biaya yang dikeluarkan Penyedia untuk menyelenggarakan sosialisasi
dan konsultasi dengan pemerintah daerah dan masyarakat, dianggap sudah termasuk dalam
harga kontrak dan menjadi tanggungjawab sepenuhnya Penyedia.
A-22 Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran kepada Penyedia untuk pelaksanaan pekerjaan
penunjang/pekerjaan sementara tersebut di atas akan dilaksanakan berdasarkan persentase
(%) dari item pembayaran yang disesuaikan dengan progres pekerjaan sementara dan
pekerjaan permanen sebagai berikut :

% biaya lump-sum dalam BOQ


Angsuran Syarat Pembayaran
yang harus dibayar
Kesatu 70 Pekerjaan penunjang/sementara selesai
Kedua 5 Progres pekerjaan total 25%
Ketiga 5 Progres pekerjaan total 50%
Keempat 5 Progres pekerjaan total 75%
Kelima 15 Pekerjaan selesai 100%

A-23 Penyelenggaraan Keamanan dan Kesehatan Kerja serta Keselamatan Konstruksi.

Penyedia wajib menyelenggarakan RK3K sesuai Permen PUPR NO. 05 Tahun 2014
Antara lain :
1) Penyiapan RK3K terdiri dari:
a. Pembuatan Manual, prosedur, instruksi kerja, ijin kerja dan formulir
b. Pembuatan Kartu Identitas
2) Sosialisasi dan Promosi K3 :
a. Induksi K3 ( Safety induction)
b. Pengarahan K3 (Safety brefing)
c. Pelatihan K3
d. Simulasi K3
e. Spanduk
f. Poster
g. Papan informasi K3
3) Alat Pelindung Kerja:
a. Jaring Pengaman (Safety Net)
b. Tali Keselamatan (Life Line)
c. Penahan jatuh (Safety Deck)
d. Pagar Pengaman ( guard Railling)
e. Pembatas Area (Restricted Area)
4) Alat Pelindung diri :
a. Topi pelindung
b. Pelindung mata
c. Tameng muka
d. Masker selam
e. Pelindung Telinga
f. Pelindung pernapasan dan mulut
g. Sarung tangan
h. Sepatu keselamatan
i. Penunjang seluruh tubuh
j. Jaket Pelampung
k. Rompi keselamatan
l. Celemek
m. Pelindung Jatuh
5) Asuransi Dan Perijinan :
a. BPJS Ketenagakerjaan dan kesehatan kerja
b. Surat kelayakan alat
c. Surat ijin operator
d. Surat ijin Pengesahan Panitia Pembina keselamatan dan kesehatan kerja (P2K3)
6) Personil K3 :
a. Ahli K3 dan/atau Petugas K3
b. Peyugas Tanggap Darurat
c. Petugas P3K
d. Petugas Pengatur Lalu Lintas
e. Petugas Medis
7) Fasilitas Sarana Kesehatan :
a. Peralatan P3K (kotak P3K, Tandu, kotak oksigen, obat lika, perband, dll)
b. Ruang P3K (Tempat tidur pasien, Stateskop, timbangan berat badan, tensi meter, dll.)
c. Peralatan Pengasapan (Fogging)
d. Obat Pengasapan
8) Rambu-Rambu :
a. Rambu Petunjuk b.
Rambu Larangan c.
Rambu Peringatan
d. Rambu Kewajiban
e. Rambu Imformasi
f. Rambu Pekerjaan Sementara
g. Tongkat Pengatur Lalu Lintas
h. Kerucut Lalu Lintas
i. Lampu Putar
j. Lampu selang lintas
9) Lain-Lain Terkait Pengendalian Resiko K3
a. Alat Pemadam Api Ringan
b. Sirine
c. Bendera K3
d. Jalur Evakuasi
e. Lampu Darurat
f. Program Inspeksi dan audit internal
g. Pelaporan dan penyelidikan Insiden
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian B - Pekerjaan Tanah

Sub-bagian B Pekerjaan Tanah

B-1 Uraian Umum


Pekerjaan yang tercakup dalam bab ini terdiri dari pengadaan keperluan semua tenaga kerja, peralatan,
persediaan dan bahan-bahan serta pelaksanaan semua kegiatan sehubungan dengan pembukaan dan
penggalian pada daerah saluran, penggalian dan urugan kembali sekitar bangunan dan semua pekerjaan
perataan yang penting sesuai dengan spesifikasi dan gambar.
Yang dimaksud pekerjaan tanah adalah semua pekerjaan perataan (grading) pendataran (levelling),
penggalian saluran, dan pemindahan tanah serta semua pekerjaan pembangunan tanggul dan penggalian
lainnya. Penggalian pekerjaan tanggul adalah semua penimbunan tanggul sepanjang saluran,
penanggulangan dan penimbunan pada tempat-tempat pembuangan tanah galian dan semua
penimbunan yang lainnya seperti ditunjukkan dalam gambar. Penggalian dan pekerjaan tanah dapat
dilakukan baik dengan tenaga manusia maupun dengan peralatan mesin. Semua pekerjaan tanah dari
beberapa bagian pekerjaan harus dilaksanakan menurut ukuran dan ketinggian yang ditunjukkan dalam
gambar-gambar, atau menurut ukuran dan ketinggian lain, sebagaimana mungkin akan diperintahkan
oleh Engineer secara tertulis.
Ukuran yang berdasarkan atau berhubungan dengan ketinggian tanah atau jarak harus ditunjukkan
kepada Engineer lebih dulu sebelum memulai pekerjaan tanah pada setiap tempat.
Yang dimaksud dengan ketinggian tanah dalam perincian adalah permukaan tanah, sesudah
pembersihan dan sebelum pekerjaan tanah dimulai.
Semua penggalian dan pekerjaan tanah yang diperlukan harus dilaksanakan menurut Dokumen Kontrak
dan semua hal-hal yang bersangkutan dengan hal tersebut, harus dilaksanakan sesuai dengan syarat-
syarat dan petunjuk-petunjuk yang diberikan disini harus diterapkan, kecuali bilamana syarat dan
petunjuk tersebut dirubah secara tertulis oleh Engineer dan untuk bagian-bagian pekerjaan tertentu.
Penggalian dan pekerjaan tanah akan dilakukan baik secara mekanis maupun dengan tenaga manusia
(manual). Bagaimanapun di dalam dokumen kontrak, sistem yang dipilih akan ditentukan.
Pekerjaan yang tercakup dalam bab ini terdiri dari pengadaan keperluan semua tenaga kerja, peralatan,
persediaan dan bahan-bahan serta pelaksanaan semua kegiatan sehubungan dengan pembukaan dan
penggalian pada daerah saluran, penggalian dan urugan kembali sekitar bangunan dan semua pekerjaan
perataan yang penting sesuai dengan spesifikasi dan gambar.

B-2 Pembersihan Lapangan


Semua daerah di sekitar jalur yang perlu dibersihkan seperti yang ditentukan oleh Engineer, harus
dibersihkan dari segala pohon-pohon, semak-semak, sampah dan bahan lain yang mengganggu dan
bahan-bahan itu harus dibuang, kecuali bila ada ketentuan lain yang disetujui oleh Engineer.
Umumnya hanya pohon-pohon yang mengganggu bangunan yang dimaksudkan dalam spesifikasi ini
yang harus dibuang, dan ditumpuk di tempat-tempat yang ditunjuk oleh Engineer di sepanjang tepi
jalan atau batas tanah (right of way) dan tetap menjadi milik Employer. Pagar-pagar, dinding-dinding,
bangunan-bangunan reruntuhan dari tempat-tempat pekerjaan harus dibuang menurut persetujuan
Engineer.
Khususnya bagi tanaman, Penyedia Jasa harus membongkar akar-akar tanaman pada lokasi bangunan.
Pekerjaan dianggap disetujui sesudah semua bahan-bahan yang berguna dan peralatan dikumpulkan.
Penyedia Jasa diminta untuk memulai pembersihan jauh sebelum pekerjaan pembangunan dimulai.
Semua kerusakan terhadap pekerjaan-pekerjaan dan milik umum atau perseorangan yang diakibatkan
pekerjaan pembersihan yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa harus diperbaiki atau diganti oleh
Penyedia Jasa.
Daerah yang perlu dibersihkan adalah:
a. Untuk saluran, tanggul dan jalan-jalan dengan lebar formasi ditambah 0,5 meter pada kedua sisi.
b. Untuk bangunan-bangunan adalah areal yang perlu untuk pembangunan, ditambah suatu jalur
keliling dengan lebar 2 meter dan untuk pohon-pohon lebarnya 5 meter.
Pembersihan untuk pekerjaan-pekerjaan tersebut harus dikerjakan dengan aturan sebagai berikut:
a. Areal galian dan lubang galian sumbangan (borrow pits) darimana bahan akan diperoleh, harus
dikupas sampai bebas dari rumput, rumput liar atau vegetasi lainnya dan semua tunggul, akar atau
barang yang tidak perlu harus disingkirkan sampai sejauh yang diperlukan untuk menjaga agar
tidak tercampur dengan bahan-bahan yang digunakan dalam konstruksi.
b. Pada areal tanggul dan permukaan tanggul yang ada akan diuruk, semua tunggul dan akar harus
disingkirkan sama sekali.
c. Lubang atau galian sebagai akibat pembuangan benda yang tidak perlu seperti tersebut di atas
harus ditimbun dengan bahan yang disetujui dan didapatkan dengan baik sesuai dengan persetujuan
Direksi.
d. Semua benda hasil pembukaan lahan harus dibuang sebagaimana diminta Direksi, dalam jarak 50
meter tanpa pembayaran tambahan, sementara sisanya harus dibakar.

B-3 Galian dan Timbunan

B.3.1 Umum
Semua pekerjaan tanah dari beberapa bagian pekerjaan harus dilaksanakan menurut ukuran
dan ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar-gambar, atau menurut ukuran dan ketinggian
lain, sebagaimana mungkin akan diperintahkan oleh Direksi secara tertulis.
Ukuran yang berdasarkan atau berhubungan dengan ketinggian tanah atau jarak harus
ditunjukkan kepada Direksi lebih dulu sebelum memulai pekerjaan tanah pada setiap tempat.
Yang dimaksud dengan ketinggian tanah dalam perincian adalah permukaan tanah sesudah
pembersihan lapangan dan sebelum pekerjaan tanah dimulai.
Semua penggalian dan pekerjaan tanah yang diperlukan harus dilaksanakan menurut Dokumen
Kontrak dan semua hal-hal yang bersangkutan dengan hal tersebut, harus dilaksanakan sesuai
dengan syarat-syarat dan petunjuk-petunjuk yang diberikan disini harus diterapkan, kecuali
bilamana syarat dan petunjuk tersebut diubah secara tertulis oleh Direksi untuk bagian-bagian
pekerjaan tertentu.

B.3.2 Garis, Derajat dan Penampang Melintang


Semua galian harus dilakukan sesuai dengan ketentuan dari sub pasal ini dan sesuai dengan
garis-garis, ukuran dan derajat seperti diperlihatkan dalam berbagai Gambar atau diarahkan
oleh Direksi.
Selama berlangsungnya pekerjaan, bila ternyata Direksi berkeinginan merubah berbagai
kemiringan, ketinggian atau ukuran dari galian, dari apa yang ditunjukkan dalam gambar atau
yang disebutkan dalam spesifikasi ini.
Semua langkah-langkah pengamanan yang perlu, harus diambil untuk melestarikan bahan di
bawah dan di luar garis dalam kondisi sebaik mungkin.
Setiap kelebihan penggalian untuk bangunan yang dibuat oleh Penyedia Jasa karena suatu
maksud atau alasan, kecuali kalau ditentukan lain disini, harus diurug dengan bahan yang
sesuai dan kemudian dipadatkan atau jika kelebihan itu berada di bawah pondasi bangunan
beton. Semua perbaikan tersebut harus seluruhnya atas biaya Penyedia Jasa.

B.3.3 Toleransi
Semua lubang galian harus cukup memadai untuk memberikan ruang kerja yang cukup,
perlindungan dan bangunan-bangunan sementara lainnya yang dianggap diperlukan selama
pekerjaan konstruksi.
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian B - Pekerjaan Tanah

Kemiringan sisi talud dan dasar saluran-saluran harus dibangun dan dirapikan dengan sebaik
mungkin yang dapat diperoleh sesuai dengan petunjuk Direksi dengan kemahiran
menggunakan alat pemindah tanah yang disetujui Direksi untuk pekerjaan galian dan
pembentukan tanggul-tanggul atau tenaga manusia.
Areal galian saluran yang sudah selesai pada setiap penampang melintang harus tidak lebih
kecil dari yang ditunjukkan gambar atau seperti yang diminta Direksi.
Toleransi sebesar +0,10 meter atau -0,10 meter dari permukaan tanah yang sebenarnya atau
posisi kemiringan sisi dapat diterima.
Permukaan dasar galian dan profil final tanah pada bangunan tidak ada toleransi plus atau
tidak lebih dari 0,10 meter lebih rendah dari permukaan yang sebenarnya.

B.3.4 Tanah Longsoran (Slide Material)


Tanah-ranah yang tidak dapat bertanah pada lereng seperti digambar atau ditentukan oleh
Direksi dan material yang mungkin longsor ke daerah galian, disepanjang garis galian, harus
dipindahkan oleh Penyedia Jasa menurut cara yang disetujui, dan lereng harus diselesaikan
kembali menurut garis dan tingkat yang ditetapkan oleh Direksi.
Penyedia Jasa mungkin diminta pula untuk menggali daerah yang mungkin akan longsor di
luar batas penggali seperti untuk mencegah kerusakan pada pekerjaan.

B.3.5 Klasifikasi Material


Untuk pembayaran, tidak akan ada klasifikasi mengenai jenis, asal atau keadaan bahan-bahan
yang digali (kecuali dinyatakan khusus dalam Bill of Quantities).

B.3.6 Penggalian
1. Semua penggalian harus dikerjakan menurut syarat-syarat dalam bab ini, garis-garis serta
tingkatan yang ditunjukkan pada gambar atau ditentukan oleh Engineer.
2. Selama pekerjaan berjalan mungkin perlu atau diinginkan adanya perubahan oleh
Engineer mengenai lereng atau dimensi penggalian sebagai perbaikan atau perubahan
sesuai dengan spesifikasi ini.
3. Dimana penggalian tidak akan ditutupi oleh bangunan atau konstruksi lain yang
diperlukan, maka harus sepenuhnya dibuat menurut dimensi yang dimaksud dan harus
diselesaikan menurut garis-garis dan tingkatan yang telah ditentukan.
Penjagaan yang perlu harus dilakukan terhadap bahan-bahan yang berada di atas atau di bawah
garis penggalian agar keadaannya tetap baik.
Semua maksud selain yang ditunjukkan di sini, harus ditutup kembali oleh Penyedia Jasa atau
biayanya sendiri, jika diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan.

B.3.7 Penggalian dengan Hydraulic Dredging


1. Penggalian semua bagian dari pekerjaan dengan hydraulic dredging harus dilaksanakan
sebaik-baiknya seperti kalau dikerjakan dengan tangan di bawah pengawasan ahli mesin
yang qualified, efisien dan hati-hati sesuai dengan spesifikasi ini dan gambar.
2. Untuk melindungi areal pertanian, pemukiman dan tempat lain yang dianggap penting dari
limpahan tanah galian akibat penggunaan hydraulic dredging maka perlu dibuat
bendungan atau tanggul terlebih dahulu sebelum penggalian dilaksanakan.
Bendungan pembuang harus dibangun sedemikan rupa sehingga aliran air yang ada di
jalan-jalan, tebing-tebing, lereng-lereng harus dikontrol sedemikian rupa agar jumlah
material yang digali dengan hydraulic dredging pada tempat-tempat yang ditunjuk atau
yang telah ditunjuk oleh Engineer.
Penyedia Jasa harus melaksanakan penggalian ulang untuk menampung atau operasi
lainnya yang perlu untuk penampungan tanah-tanah tersebut yang telah diizinkan untuk
dibuang.
Hasil galian dengan hydraulic dredging hanya dapat dibuang pada sisi saluran yang tidak
terdapat badan jalan dengan jarak maksimum 20 meter.
3. Untuk keperluan Engineer, jika penggalian dilaksanakan dengan hydraulic dredging,
Kontraktor harus menyediakan perahu, tukang perahu, kuli dan bahan lainnya dimana
semua ini perlu untuk mengangkut Engineer atau wakilnya ke tampat pekerjaaan untuk
melakukan pengontrolan hasil penggalian yang dilaksanakan, semua tiang template,
platform, peralatan, targets, alat-alat pengukuran, pelampung-pelampung dan tanda-tanah
ukuran ditambah lagi pemasangan titik-titik, garis-garis dan juga refeerence yang dibuat
oleh Engineer yang perlu untuk pekerjaan layout penggalian dengan hydraulic dredging
harus dibuat serta dipelihara oleh Penyedia Jasa.
4. Semua perembesan air ke saluran yang sedang digali, untuk pelaksanaan pekerjaan dapat
digunakan oleh Kontraktor untuk pengapungan dan operasi peralatan dredging.
Namun jika perembesan air tidak cukup untuk memungkinkan penggalian dengan
dredging,
Penyedia Jasa harus membuat pengaturan dan membayar semua biaya dalam
mendapatkan air yang cukup dari saluran irigasi, sungai-sungai atau sumber lainnya.
Kegagalan dalam mendapatkan air yang cukup untuk mengadakan penggalian dengan
hydraulic dredging tidak akan membebaskan Penyedia Jasa dari tanggung jawabnya
seperti yang disebutkan dalam Surat Kontrak.

B.3.8 Penggalian dengan Hydraulic Excavator (Back Hoe)


1. Penggalian semua bagian dari pekerjaan dengan hydraulic excavator harus dilaksanakan
sebaik-baiknya seperti kalau dikerjakan dengan tangan di bawah pengawasan ahli mesin
yang berkualitas, efisien dan hati-hati sesuai dengan spesifikasi ini dan gambar.
2. Bilamana perlu, mengingat kondisi tanah permukaan yang lembek, alat berat ini harus
bertumpu pada batang kayu yang perlu disusun (matting) sebelum penggalian dimulai.
3. Hasil galian dengan hydraulic excavator hanya dapat dibuang pada sisi saluran yang tidak
terdapat bangunan penting (misalnya: badan jalan, rumah, dsb) dengan jarak maksimum
10 meter.
4. Semua kerusakan jalan inspeksi/tanggul saluran yang digali menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa.
Penyedia Jasa harus membuat pengaturan dan membayar semua biaya perbaikan
kegagalan dalam mendapatkan prasarana yang cukup untuk mengadakan penggalian
dengan hydraulic excavator tidak akan membebaskan Penyedia Jasa dari tanggung
jawabnya seperti yang disebutkan dalam Surat Kontrak.

B.3.9 Pondasi Bangunan


1. Dasar dan sisi galian, dimana akan didirikan bangunan harus selesai dengan rapi menurut
duga/tingkat dan dimensi yang dikehendaki oleh Engineer, tempat tersebut harus dibasahi
dengan air dan ditumbuk atau digilas dengan alat yang cocok dengan maksud supaya
terbentuk suatu pondasi yang kuat. Jika waktu penggalian material yang digali melampaui
garis dan tingkat yang telah ditentukan, galian yang melampaui batas tadi harus ditimbuni
lagi seluruhnya dengan material yang terpilih kemudian ditumbuk atau digilas lapis demi
lapis yang tebalnya tidak lebih dari 15 cm.
Jika tanah pondasi asli (natural foundation) terganggu atau longgar karena pekerjaan
penggalian Penyedia Jasa, ia harus dipadatkan dengan menumbuknya atau menggilasnya
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian B - Pekerjaan Tanah

atau jika Engineer menghendakinya ia harus dipindahkan atau diganti dengan bahan yang
terpilih yang seluruhnya harus dipadatkan.
2. Jika pada suatu tempat penggalian bangunan atau penggalian untuk bangunan lainnya
yang dikehendaki dipakai bahan yang tidak cocok untuk pondasi menurut ketentuan
Engineer, maka Engineer akan memerintahkan secara tertulis untuk memindahkan barang
yang tidak cocok tersebut dan dipadatkan seluruhnya dengan menumbuknya atau
menggilasnya lapis demi lapis yang tebalnya tidak boleh lebih dari 15 cm.

B.3.10 Bahan Hasil Galian


1. Diharapkan bahwa semua bahan dari galian yang dimaksudkan akan cocok untuk dipakai
dalam pembangunan yang dikehendaki menurut spesifikasi ini. Dimana dapat dikerjakan,
semua bahan harus diletakkan dari penggalian ke tempat terakhir yang telah direncanakan,
kecuali jika bahan tersebut menurut perintah Engineer harus ditempatkan di tempat
penampungan sementara dan untuk kemudian diletakkan di tempat yang telah
direncanakan.
2. Sepanjang masih dapat dikerjakan sebagaimana ditempatkan oleh Engineer semua bahan
yang telah direncanakan untuk digunakan dalam pemadatan penanggulan harus
diusahakaan agar kadar air cukup dengan cara menyiramnya atau cara-cara lain yang
cocok sebelum dan selama penggalian.
3. Seluruh bahan timbunan di sekitar bangunan yang berada pada lereng, dan garis batas
yang telah ditentukan pembayarannya untuk bangunan, dan berada di bawah permukaan
tanah asli dinyatakan sebagai timbunan kembali yang dipadatkan (compacteed back fill)
dan semua timbunan atau timbunan kembali di sekitar bangunan dan di atas permukaan
tanah asli harus dikerjakan sebagaimana membuat tanggul atau tanggul yang dipadatkan,
kecuali ada ketentuan yang lain pada syarat khusus.
4. Dimana tanah yang baik dari penggalian yang ditentukan tidak mencukupi untuk
pembuatan tanggul, bendung pengelak, penimbunan kembali dan pekerjaan tanah lainnya
yang diperlukan seperti tertera di dalam gambar atau petunjuk Engineer maka tambahan
tanah yang baik dapat diambil dari daerah pengambilan yang direncanakan seperti yang
telah disetujui oleh Engineer.
5. Bahan hasil galian yang mengandung tonggak-tonggak, akar, humus dan bahan-bahan lain
yang mengganggu dan bahan galian yang tidak diperlukan untuk penimbunan kembali,
penanggulan dan bangunan lain yang diperlukan menurut spesifikasi ini harus
ditempatkan di tempat penimbunan (spoil bank) yang berbatasan dengan saluran irigasi
dan saluran drainase, jalan air, muara serta pembuangan yang rembes yang terletak pada
atau di luar jalan yang diperintahkan untuk ditimbuni, dan daerah pembuangan lainnya
yang direncakanan oleh Engineer.
6. Tempat penimbunan dan daerah pembuangan harus diratakan dan dimiringkan untuk
keperluan pembuangan dan dirapikan menurut garis-garis teratur yang ditunjukkan pada
gambar atau menurut petunjuk dari Engineer.

B.3.11 Penyiapan Permukaan Tanggul


1. Setelah penggalian yang diperlukan selesai, permukaan tanah di bawah semua tanggul
yang harus dipadatkan harus digaruk atau dibajak seluruhnya sedalam tidak kurang dari
25 cm atau sampai tanah asli (tidak boleh ada sisa lapisan gambut). Jika perlu tanah harus
dibasahi dan dipadatkan seperti dirinci disini.
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian B - Pekerjaan Tanah

2. Pembuatan rambu atau tanda sementara.


Sebelum pelaksanaan pembuatan tanggul dimulai, Penyedia Jasa membuat di tempat
pekerjaan rambu-rambu atan tanda-tanda sementara yang tempatnya ditunjukkan oleh
Engineer.
Rambu atau tanda sementara dibuat dari papan multiplex ukuran 1m x 1m dipasang pada
rambu (ukuran ditentukan oleh Engineer).

B.3.12 Tanggul Penutup


1. Penyedia Jasa harus membangun semua tanggul yang diperlukan menurut spesifikasi ini
seperti yang ditunjukkan pada gambar atau yang dibuat oleh Engineer termasuk (tapi tidak
terbatas pada) tanggul yang membentuk tebing saluran dan jalan-jalan inspeksi, tempat
penimbunan untuk pembuangan bahan-bahan terbuang, penanggulangan untuk
menempatkan kembali atau pembangunan kembali jalan, saluran dan pembuangan, jalan
air, selokan, dan semua penanggulan lainnya seperti yang ditunjukkan pada gambar atau
menurut petunjuk Engineer.
Hal ini dimaksudkan bahwa jarak antara kaki tempat penimbunan (spoil bank) dan jalur
batas (right of way) dibatasi kecuali bila dianggap perlu oleh Engineer.
Untuk tanggul tersebut harus dipadatkan, Kontraktor harus memberikan toleransi terhadap
shrinkage (penyusutan), settlement (penurunan) selama pelaksanaan dan jangka waktu
pemeliharaan, sedemikian sehingga sesudah jangka waktu pemeliharaan didapat level atau
tinggi dan kemiringan sesuai gambar.
Tinggi dan kemiringan tersebut sesuai pendapat Engineer harus dibuat pada gambar, tetapi
hanya dapat dipakai sebagai perkiraan dan tidak berarti membebaskan
Penyedia Jasa dari kewajiban dan tanggungjawabnya sesuai ketentuan dalam Dokumen
Kontrak. Perkiraan penyusutan dan penurunan diperkirakan minimal 15% dari tinggi
konstruksi tanggul dihitung pada tanah asli.
2. Tanggul termasuk tempat penimbunan harus dibangun dengan lapisan yang hampir
horizontal pada seluruh lebar tanggul sampai lereng yang dimaksud. Tanggul tidak boleh
diperlebar dengan melongsorkan bahan yang terbuang dari puncak tanggul.
Tanggul dapat dibangun dengan mesin penggali dan pengangkut (mechanical excavating),
atau dengan mesin penggali yang memindahkan bahan langsung dari penggalian.
Tanggul yang dibangun dengan mesin penggalian dengan memindahkan bahan langsung
dari penggalian.
Tanggul yang dibangun dengan mesin penggali dan pengangkut harus dijaga sedemikian
rupa agar tetap mendatar dari perjalanan alat di atas tanggul selama operasi dengan rute
sedemikian rupa sehingga pemadatan dengan alat tersebut dapat terbagi rata.
Tanggul yang dibuat dengan mesin penggali, yang mengangkut material langsung dari
penggalian (kecuali untuk tanggul yang dipadatkan), harus dibuat horizontal dengan
lapisan yang tebalnya mendekati kedalaman material yang diangkut dengan mesin
penggali kecuali untuk tanggul yang membentuk jalan-jalan inspeksi, maka tebal lapisan
horizontal tersebut harus maksimum 75 cm.
3. Bahan basah dari penggalian, kecuali bila ditentukan oleh Engineer bahwa tidak sesuai,
akan digunakan dalam pembuatan tanggul. Tetapi bahan yang kebasahannya melebihi
batas, dapat menyebabkan adanya penolakan.
Penyedia Jasa harus merencanakan operasi pembuatan tanggulnya dengan
mempertimbankan kemungkinan perlunya penundaan penimbunan dan pemadatan lebih
lambat, pencampuran dengan bahan kering atau prosedur-prosedur lain atau kombinasi
seperti yang diperlukan untuk memungkinkan penempatan material di tanggul yang
diperinci dengan kelebihan yang sesuai.
4. Borrowpits. Sebelum penggalian dari borrowpits dimulai, Kontraktor harus membersihkan
dan mengupas daerah seperlunya.
Tempat dari borrowpits sesuai dengan gambar atau dimana saja seperti disebutkan dalam
Dokumen Kontrak.

B.3.13 Pemadatan Tanggul


1. Tanggul dan timbunan (urugan) yang direncanakan pada gambar atau oleh Engineer untuk
dipadatkan harus menurut garis, tingkatan dan lereng seperti yang ditunjukkan pada
gambar atau ditentukan oleh Engineer.
Operasi Penyedia Jasa dalam penggalian material yang direncanakan untuk digunakan
pada tanggul atau urugan yang dipadatkan harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga
material tersebut berada dalam keadaan baik waktu ditempatkan. Bagian dari tanggul
saluran yang pada gambar direncanakan untuk dipadatkan harus dibangun dari material
yang baik dan paling cocok untuk memberikan kepadatan (impermeabilitas) dan stabilitas
waktu dipadatkan.
2. Sebelum dan selama operasi penempatan perjalananan material harus mempunyai
kelebihan optimum yang praktis yang diperlukan untuk maksud pemadatan seperti yang
ditentukan oleh Engineer dan kelembaban tersebut harus merata pada setiap lapisan.
Selama dapat dilaksanakan seperti yang ditentukan oleh Engineer, material harus dibuat
agar mengandung kelembaban yang cocok di tempat penggalian.
Jika kelembaban kurang dari ukuran optimum untuk pemadatan, pemadatan tidak boleh
dilanjutkan, kecuali ada persetujuan khusus dari Engineer dan kelembaban ditambah
dengan memercikkan air dan mengolahnya di tempat pemadatan.
Jika kelembaban melampaui ukuran optimum, yang diperlukan untuk pemadatan,
pekerjaan pemadatan tidak boleh dilakukan, (kecuali ada persetujuan khusus dari
Engineer), sampai material tersebut harus dikeringkan dengan mengolahnya dan
mencampurnya dengan bahan-bahan yang kering atau cara lain yang disetujui.
3. Material yang dipadatkan harus ditimbun dengan lapisan setebal tidak lebih dari 20 cm
setelah dipadatkan dan penghamparan material tersebut harus dibuat sedemikian rupa
sehingga tanah yang dipadatkan homogen, bebas dari kantong-kantong dan cacat lainnya.
4. Operasi penggalian dan penempatan harus dibuat sedemikian rupa sehingga material yang
dipadatkan akan cukup bercampur atau berpadu dengan baik untuk menjamin adanya
tingkatan-tingkatan pemadatan yang baik sehubungan dengan kepadatannya dan
stabilitasnya.
Segala jenis reller pemadat harus dilengkapi dengan batang pembersih (cleaner bar).
Jika alat penggilas (sheep foot tamping) digunakan, tonjolan penumbuk (tamping knop)
dan batang pembersih harus dipelihara baik-baik dan ruangan antara tamping feet harus
dijaga tetap bersih dari bahan-bahan yang mengurangi keefektifan tamping roller.
5. Untuk bagian dari tanggul yang berbatasan dengan bangunan, termasuk pipa beton,
dimana pemadatan tanggul atau urugan yang diperlukan tidak mungkin dilakukan dengan
alat penggilas untuk mendapatkan kepadatan yang cukup, maka tanggul atau urugan harus
dipadatkan dengan mesin penumbuk (mechanical tamper) dengan berat dan desain cukup
untuk mencapai kepadatan yang setingkat dengan tanggul atau urugan yang dipadatkan di
dekatnya.
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian B - Pekerjaan Tanah

Tebal lapisan pemadatan tanah dan kelembaban bahan-bahan tersebut yang akan ditimbun
harus seperti spesifikasi di atas dan pemeliharaan khusus harus dijalankan untuk
menjamin agar ada ikatan yang cukup dan tanggul yang akan dipadatkan didekatnya.
Penyedia Jasa harus bertanggungjawab atas kerusakan bangunan yang disebabkan operasi
penempatan atau pemadatan bahan tanggul atau urugan yang berdampingan dengan
bangunan dan harus diperbaiki atas biaya Penyedia Jasa.
6. Syarat pemadatan dengan tenaga manusia:
a. Material yang akan dipadatkan harus dibuat dengan lapisan-lapisan horizontal dengan
tebal tidak lebih dari 15 cm, alat penumbuk dengan tangan beratnya tidak kurang dari
15 kg dengan jarak jatuh bebas harus sebesar 30 cm.
b. Material harus dipadatkan sampai kepadatan yang diinginkan tercapai. Alat
penumbuk boleh dibuat dari besi atau beton sedang penggunaan kayu atau batang
kelapa tidak diizinkan.
c. Penggunaan tenaga wanita dan anak-anak di bawah umur 16 tahun tidak diizinkan.
d. Cara pemadatan harus menurut persetujuan Engineer.
7. Dalam penempatan dan pemadatan urugan dari tanggul yang berdampingan dengan pipa
beton, material yang cukup harus ditempatkan dengan hati-hati pada setiap sisi pipa
tersebut, harus ditumbuk sehingga melekat erat pada pipa untuk menjaga garis arah dan
tingkat yang sesuai dengan pipa.
Material yang ditempatkan, dipadatkan harus menurut spesifikasi ini dengan cara
bersamaan pada kedua sisi pipa untuk mencegah adanya penggeseran pipa selama
penempatan dan pemadatan material tanah tersebut.
8. Material pada tanggul yang dipadatkan dan urugan (backfill) yang dipadatkan, harus
didapatkan sampai pada kepadatan yang kering (dry density) tidak kurang dari 90% dari
kepadatan kering maksimum di laboratorium sebagaimana pada standar Proctor
Compaction Test, untuk material yang sedang dipadatkan, kecuali yang diperinci dalam
item 5, pemadatan urugan (backfill).
Engineer akan mengambil contoh-contoh material yang sedang dipadatkan dan akan
melaksanakan tes-tes yang diperlukan untuk menentukan bahwa pemadatan sesuai dengan
maksud spesifikasi ini. Kontraktor harus membantu Engineer dalam mendapatkan contoh-
contoh yang representative untuk pengujian (testing).

B.3.14 Pengangkutan (Overhaul)


Pengangkutan bahan galian dan pinjaman (borrow material) selain bahan yang digali
hydraulic dredging yang diangkut lebih dari jarak free haul (angkutan bebas) harus
dimaksukkan sebagai overhaul. Penghitungan overhaul dibuat hanya untuk material-material
yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dan diangkut menurut petunjuk Engineer serta
digali dan ditempatkan sesuai dengan spesifikasi ini.
B.3.15 Pengukuran dan Pembayaran
1. Harga satuan yang ditawarkan dalam perincian penawaran (Bill of Quantities) untuk
berbagian macam pekerjaan penggalian dan pekerjaan tanah harus mencakup biaya yang
berkenaan dengan semua pekerja, peralatan, material yang digunakan dalam menggali
material yang diperlukan, pembersihan dan pengupasan (stripping) semua daerah di
sekitar jalur yang direncanakan oleh Engineer untuk dibersihkan dan dikupas (kecuali
disebut khusus dalam Bill of Quantities), pelaksanaan semua penyiraman atau
pengeringan serta pencampuran untuk pemadatan yang tepat jika diperlukan; penggalian
dan pemeliharaan daerah penampungan yang cocok serta pencairan air dengan jumlah
yang cukup untuk menjaga pelaksanaan dredging jika penggalian dilaksanakan dengan
hydraulic dredging memisahkan material galian ke daerah yang ditentukan, jika
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian B - Pekerjaan Tanah

diperlukan dan semua pekerjaan yang insidentil untuk pelaksanaan penggalian Penyedia
Jasa, kecuali biaya overhaul yang dicakup dalam angka kesatuan yang ditawarkan dalam
harga penawaran (Bill of Quantities) untuk overhaul.
2. Pembayaran terpisah tidak akan dilaksanakan untuk pembersihan dan pengupasan yang
dilaksanakan menurut spesifikasi ini (kecuali dinyatakan dalam Bill of Quantities).
Pembayaran terpisah atau tambahan tidak akan dilaksanakan di atas jumlah harga satuan
yang ditawarkan dalam Bill of Quantities menurut laporan atas segala material yang basah
atau karena cara atau tipe peralatan yang digunakan dalam pembuatan galian yang
diperlukan.
Tidak ada pembayaran terpisah akan diadakan untuk pengurusan dan penggunaan air
dalam pelaksanaan penggalian.
Pembayaran terpisah atau tambahan tidak akan dilaksanakan atas pemadatan khusus dari
material yang berbatasan dengan bangunan. Pembayaran terpisah atau tambahan tidak
akan dilaksanakan untuk penyiraman atau pengeringan bahan-bahan penanggulan sebagai
akibat dari adanya penundaan yang terjadi.
Tidak ada pembayaran terpisah atau tambahan yang dilaksanakan untuk keperluan
penggarukan, pembajakan, pembasahan dan pemadatan permukaan yang dipadatkan atau
pemadatan tanah antara permukaan yang disiapkan dan daratan alam.
3. Biaya pengangkutan bahan galian dan pinjaman (borrow material) sampai jarak free haul,
biaya penempatan bahan-bahan galian pada tanggul saluran, jalan saluran, tempat
penimbunan untuk urugan penanggulan untuk jalan-jalan, penanggulan untuk saluran,
pembuangan dan jalan air dan pengelak, selokan, saluran dan jalan air yang harus diurug
dan lain lain pembangunan permanen kecuali urugan (backfill) yang dimaksud dalam
spesifikasi ini dan semua biaya yang berhubungan dengan pekerjaan kembali atau bahan
yang digali untuk kepentingan pelaksanaan pembangunan Penyedia Jasa kecuali
pengerjaan kembali bahan untuk urugan harus dimasukkan dalam harga satuan yang
ditawarkan dalam Bill of Quantities untuk jenis pekerjaan penggalian yang dimintakan.
Jarak free haul maupun overhaul harus seperti yang dispesifikasikan dalam Bill of
Quantities.
4. Tidak ada perhitungan pembayaran yang dilaksanakan mengenai penggalian yang dibuat
untuk kepentingan Kontraktor dengan maksud dan alasan untuk penggalian di luar garis
dan tingkat yang telah dibuat, untuk memindahkan material-material yang mengganggu
harus ditimbuni kembali dan ditempatkan kembali dimana diinginkan oleh Engineer
sesuai dengan maksud spesifikasi ini dengan tanggungan biaya Penyedia Jasa.
5. Pembayaran akan dilaksanakan menurut bagian-bagian yang sesuai dengan Bill of
Quantities mengenai penggalian material pondasi yang longsor diluar pengendalian
Penyedia Jasa serta penimbunan kembali dan pemadatan atas penggalian-penggalian
semacam itu jika ditunjukkan dan disetujui Engineer.
Pembayaran akan dilaksanakan menurut bagian-bagian yang sesuai dengan Bill of
Quantities mengenai penempatan penimbunan kembali dan biaya pengerjaan dan
pengangkutan bahan penimbunan dari persediaan timbunan (stockpile).
Jika diperlukan harus dimasukkan dalam harga satuan yang ditawarkan untuk penimbunan
di sekitar bangunan-bangunan.
6. Pembayaran untuk over-haul akan dilaksanakan hanya untuk bahan yang diangkut
(handled) menurut petunjuk Engineer diluar batas freehaul dan hanya untuk material-
material yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Seluruh biaya pengangkutan atas bahan di luar jarak-jarak dari tempat asal sampai jarak
freehaul harus dimasukkan dalam jumlah penawaran yang ditawarkan dalam Bill of
Quantities pada bagian pekerjaan penggalian yang dimintakan.
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian B - Pekerjaan Tanah

Volume dari pekerjaan tanah, pada masa pembayaran akhir akan didasarkan dengan
perkalian harga satuannya. Akan ditentukan dengan mutual check (pemeriksaan bersama)
pada akhir dari jangka waktu pemeliharaan.

(1) Lingkup Pekerjaan


Yang dimaksud dengan pekerjaan ini adalah pekerjaan pembersihan dan
pembongkaran tanah dari pangkal/tunggul batang pohon, gelondongan kayu,
belukar dan tanaman lain.
Penyedia wajib terlebih dahulu mendapat persetujuan PPK sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan terutama batas daerah yang akan ditebas dan dibersihkan, dan pohon,
bangunan dan obyek lainnya yang tidak boleh diganggu/dirusak serta metoda kerja
yang harus menjaga keutuhan tanaman dan bangunan diluar batas daerah kerja. Bila
metoda tebas-bakar dipilih Penyedia dalam pelaksanaan pekerjaan, maka
pengendalian, keamanan, dan penilaian atas aspek lingkungan harus diperhatikan.

Penjelasan berkaitan dengan hal diatas akan diberikan oleh PPK berdasarkan
kondisi lokasi pekerjaan.
Bila lahan dalam batas wilayah garis sempadan didominasi tanaman yang tingginya
kurang dari 2,0 m atau tanaman dengan diameter batas setinggi dada (DSD) kurang
dari 10 cm, maka pembukaan dan pembersihan lahan didaerah tersebut tidak dapat
dikategorikan sebagai pekerjaan ”penebasan dan pembersihan semak belukar”
dalam Spesifikasi Teknik ini, tetapi sebagai pekerjaan stripping sesuai dengan
ketentuan dalam Pasal 2 ialah pengupasan tanah organik: lapisan rumput, tanah
bagian atas, akar-akaran dan bahan non-organik yaitu sisa bangunan, fondasi dan
lain-lain serta mengeluarkannya dari lokasi pekerjaan.

(2) Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran pekerjaan ini dilaksanakan dalam satuan luas meter persegi (M2) yang
diukur dalam batas wilayah garis sempadan dan pembayaran untuk pekerjaan ini
dilakukan berdasarkan harga satuan yang ditawarkan Penyedia dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.
B-4 Pekerjaan Pengupasan Tanah Lapis Atas (Stripping)
(1) Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud dengan pekerjaan pengupasan tanah lapis atas (stripping) adalah
pengupasan tanah lapis atas yang banyak mengandung bahan organik: rumput, akar-
akaran maupun bahan non-organik: sisa bangunan fondasi dan lain-lain dan
membuang material hasil kupasan tersebut dari lokasi pekerjaan saluran dan
bangunan dan lokasi pengambilan tanah bahan timbun (borrow-pit) atau lokasi lain
sesuai dengan gambar kerja atau perintah PPK.
Pengupasan lapisan tanah bagian atas dilaksanakan setebal 20 cm atau sesuai
dengan gambar kerja kecuali bila ditentukan lain oleh PPK. Penyedia sebelum
melaksanakan pekerjaan ini terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan PPK
tentang batas wilayah yang tanah lapisan atasnya akan dikupas dan lokasi
pembuangan material hasil kupasan.
(2) Pengukuran dan Pembayaran
Prestasi kerja untuk pekerjaan ini diukur dalam satuan meter kubik (M3) yang
dihitung dari elevasi permukaan tanah asli sampai elevasi batas kupasan sesuai
dengan gambar kerja yang telah disepakati.
Pembayaran pekerjaan pengupasan lapisan tanah bagian atas ini dilakukan
berdasarkan harga satuan yang ditawarkan Penyedia dalam Daftar Kuantitas dan
Harga kecuali dilokasi borrow-pit pengupasan tanah lapisan atas tidak dibayar.

B-5 Galian

B-5.1 Umum
Pekerjaan galian yang dimaksud adalah galian tanah endapan, tanah biasa dan galian batu
termasuk pekerjaan lainnya yang berkaitan misalnya upaya perlakuannya, jalan akses dan
bangunan penunjang (separator, relokasi, bangunan pengaman dan lain-lain) yang
diperlukan serta pengangkutan material hasil galian ke lokasi yang disepakati untuk
tempat pembuangan akhir atau penimbunan sementara (stock piling) sebelum
dimanfaatkan lebih lanjut.
Penyedia wajib menyerahkan hasil uji laboratorium tanah yang akan digali, metoda kerja
pekerjaan galian termasuk peralatan yang digunakan, pengangkutan ke lokasi
pembuangan akhir atau penampungan sementara sebelum pemanfaatan untuk bahan
timbun, paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan galian.
Penyedia wajib melaksanakan pekerjaan pengukuran dan pematokan bersama PPK
sesudah pekerjaan penebasan dan pembersihan semak belukar selesai dikerjakan atau
waktu yang lain sesuai dengan perintah PPK yang hasilnya berupa gambar hasil
pengukuran yang menunjukkan elevasi muka tanah, tampang memanjang dan melintang
harus diserahkan kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan. Gambar-gambar hasil
pengukuran pra-konstruksi diatas untuk selanjutnya dipergunakan sebagai acuan dan dasar
perhitungan kuantitas pekerjaan galian.
Penyedia wajib mencegah dari kerusakan dan melindungi tanah dibawah elevasi galian
pekerjaan permanen: saluran dan bangunan agar tetap dalam keadaan yang baik,
kerusakan tanah pada tanah pondasi tersebut yang disebabkan oleh kesalahan Penyedia
harus segera diperbaiki dengan biayanya sendiri.
Dalam hal pekerjaan galian melampaui batas yang ditetapkan dalam gambar kerja
(gambar hasil pengukuran pra-konstruksi) Penyedia dengan biayanya sendiri harus
menimbun bagian tersebut dengan bahan timbun yang disetujui PPK.
B-5.2 Galian Tanah Biasa (A)
Penyedia harus membuat patok profil galian yang telah disetujui oleh PPK sebelum
pekerjaan dimulai. Pekerjaan galian tanah biasa yang dilakukan oleh tenaga manusia
dengan menggunakan alat bantu seperti sekop, linggis dll, untuk lokasi pekerjaan saluran
dan bangunan dengan kedalaman kurang dari 0.5 m , biasanya pada galian koporan.
B-5.2.1 Galian Tanah Lumpur/ Sedimen (A)
Penyedia harus membuat patok profil galian yang telah disetujui oleh PPK sebelum
pekerjaan dimulai. Pekerjaan galian tanah lumpur/sedimen yang dilakukan oleh tenaga
manusia dengan menggunakan alat bantu seperti sekop, biasanya pada lokasi saluran yang
tidak bisa dilalui oleh alat excavator, dan galian pada bangunan air dengan ketentuan
untuk menjaga kerusakan pada bangunan air tersebut.
B-5.3 Galian Tanah Biasa (A)
B-5.3.1 Lingkup Pekerjaan
1) Penyedia harus membuat patok profil galian yang telah disetujui oleh PPK sebelum
pekerjaan dimulai.
2) Pekerjaan galian tanah dilakukan untuk lokasi pekerjaan Bangunan Utama dan
Jaringan Pipa disesuaikan dengan gambar yang sudah disetujui oleh PPK.
3) Galian tanah dengan alat tanpa jarak angkut dilakukan dengan menggunakan
excavator.
4) Hasil galian yang dapat digunakan kembali (re-use) untuk bahan timbunan
ditempatkan disisi kiri/kanan rencana bendung tidak lebih dari jarak 100 meter dan
harus disebarkan secara merata serta diusahakan tidak melampaui batas/profil
rencana.
5) Hasil galian yang tidak dapat digunakan kembali untuk bahan timbunan, harus
dibuang dari lokasi pekerjaan ditempat yang disetujui oleh direksi.
6) Untuk menjaga galian dari keruntuhan, penyedia harus memasang bowplank sesuai
dengan petunjuk oleh PPK.
7) Elevasi galian harus sesuai dengan gambar rencana.
B-5.4 Galian Tanah Lumpur/ sedimen (A)
B-5.4.1 Lingkup Pekerjaan
1) Penyedia harus membuat patok profil galian yang telah disetujui oleh PPK sebelum
pekerjaan dimulai.
2) Pekerjaan galian tanah lumpur dilakukan untuk lokasi pekerjaan bendung, saluran
dan bangunan irigasi lainnya.
3) Galian tanah dengan alat tanpa jarak angkut dilakukan dengan menggunakan
excavator.
4) Hasil galian tidak dapat digunakan kembali untuk bahan timbunan, harus dibuang
dari lokasi pekerjaan ditempat yang disetujui oleh direksi.
5) Untuk menjaga galian dari keruntuhan, penyedia harus memasang bowplank sesuai
dengan petunjuk oleh PPK.
6) Elevasi galian harus sesuai dengan gambar rencana.

B-5.4.2 Perhitungan Untuk Pembayaran


1) Perhitungan untuk pembayaran galian tanah dengan alat tanpa jarak angkut
berdasarkan volume galian tanah yang telah dilaksanakan dalam satuan meter kubik
(m3).
2) Perhitungan untuk pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung (backup
data) yang telah disahkan oleh PPK.

B-5.5 Galian Tanah dengan Alat dengan Jarak Angkut 0,1 – 1,0 Km
B-5.5.1 Lingkup Pekerjaan
1) Penyedia harus membuat patok profil galian yang telah disetujui oleh oleh PPK
sebelum pekerjaan dimulai.
2) Pekerjaan galian tanah dilakukan untuk lokasi pekerjaan bendung
3) Galian tanah dengan alat dengan jarak angkut dilakukan dengan menggunakan
excavator.
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian B - Pekerjaan Tanah

4) Hasil galian yang dapat digunakan kembali (re-use) untuk bahan timbunan
ditempatkan disisi kiri/kanan rencana bendung dengan jarak 0,1 km sampai dengan
1,0 km dan harus disebarkan secara merata serta diusahakan tidak melampaui
batas/profil rencana.
5) Hasil galian yang tidak dapat digunakan kembali untuk bahan timbunan, harus
dibuang dari lokasi pekerjaan ditempat yang disetujui oleh PPK.
6) Untuk menjaga galian dari keruntuhan, penyedia harus memasang bowplank sesuai
dengan petunjuk oleh PPK.
7) Elevasi galian galian tanah dengan alat angkut harus sesuai dengan gambar rencana.

B-5.5.2 Perhitungan Untuk Pembayaran


1) Perhitungan untuk pembayaran galian tanah dengan alat dengan jarak angkut
berdasarkan volume galian tanah yang telah dilaksanakan dalam satuan meter kubik
(m3).
2) Perhitungan untuk pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung (backup
data) yang telah disahkan oleh PPK.

B-5.6 Pemanfaatan, Penampungan Sementara (Stock piling) dan Pembuangan Tanah


Hasil Galian (Use, Stockpilling and Disposal of Excavated Materials)

B-5.6.1 Pemanfaatan dan Pembuangan Tanah Hasil Galian


(a) Bila PPK berpendapat bahwa tanah hasil galian memenuhi syarat sebagai bahan
timbun sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini, maka tanah hasil galian
tersebut harus dimanfaatkan untuk bangunan permanen seperti tanggul, timbunan
jalan, saluran dan bangunan.
Bila berdasarkan hasil uji laboratorium tanah hasil galian terdiri dari 2 (dua)
jenis tanah yang memenuhi dan tidak memenuhi spesifikasi sebagai tanah bahan
timbun, Penyedia dalam melaksanakan pekerjaan galian wajib berupaya agar
kedua jenis tanah tersebut tidak bercampur bila tanah yang memenuhi spesifikasi
akan dipergunakan dalam konstruksi sesuai dengan perintah.
Tanah hasil galian yang memenuhi syarat pada umumnya sebagai berikut:
• Diameter butiran (partikel) maksimum 100 mm
• Plasticity Index (PI), lebih besar dari 15%.
Tanah hasil galian yang tidak memenuhi syarat untuk bahan timbun:
• Tanah lapis atas yang mengandung banyak bahan organik.
• Plasticity Index (PI) kurang dari 15%.
• Liquid Limit (LL) lebih dari 50%
• Diameter butiran lebih dari 100 mm
• Batu lunak dan batu keras.
Persetujuan PPK terhadap pemanfaatan tanah hasil galian untuk keperluan
pekerjaan permanen, tanggul, urugan kembali dan lainnya akan diberikan
berdasarkan hasil uji laboratorium tanah galian yang dikerjakan dan diserahkan
oleh Penyedia, tidak hanya persyaratan di atas.
Bila tanah yang sudah disepakati sebagai bahan timbun terlalu basah dengan
kandungan air melampaui kadar air optimum hasil uji laboratorium (Standard
Proctor Test), maka tanah tersebut harus ditampung untuk sementara waktu di
lokasi yang disediakan Penyedia dan disetujui PPK yang dilengkapi dengan
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian B - Pekerjaan Tanah

fasilitas drainasi, guna mendapat perlakuan khusus : penghamparan, pengeringan


dan lain-lain untuk menurunkan kadar airnya sampai memenuhi persyaratan
sebagai tanah bahan timbunan. Kelebihan tanah hasil galian harus dibuang ke
lokasi pembuangan yang disediakan Penyedia dan telah disetujui PPK.
Penimbunan tanah buangan paling tinggi 2,0 m dan tidak diperbolehkan
mengganggu jaringan drainasi di sekitarnya. Bila dianggap perlu Penyedia wajib
menutup timbunan hasil buangan dengan tanah yang baik bila menurut
PPK timbunan hasil galian tersebut berdampak negatif terhadap lingkungan
di sekitarnya, biaya yang dikeluarkan untuk keperluan ini menjadi tanggung
jawab Penyedia.

(b) Hasil galian tanah endapan dari pekerjaan normalisasi harus dibuang di lokasi
yang disediakan Penyedia diluar daerah kerja sesuai dengan ketentuan seperti
yang diuraikan diatas.

B-6 Timbunan Tanah dipadatkan

B-6.1 Jenis Timbunan


Pekerjaan timbunan tanah adalah semua jenis pekerjaan timbunan tanah yang
dilaksanakan untuk terwujudnya konstruksi permanen : saluran, jalan inspeksi, pekerjaan
timbunan bagian dari bangunan irigasi dan bangunan pelengkap yang tanahnya berasal
dari pekerjaan galian atau borrow-pit dan berdasarkan hasil uji laboratorium memenuhi
syarat dan spesifikasi teknik serta sudah mendapat persetujuan PPK sebelum pekerjaan
timbunan dilaksanakan oleh Penyedia.
Penyedia wajib menyampaikan metoda kerja pekerjaan timbunan kepada PPK termasuk
semua kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut untuk mendapatkan
persetujuan sebelum dilaksanakan.
Pekerjaan timbunan harus dilaksanakan sesuai dengan jalur, dimensi, elevasi dan
kemiringan timbunan yang ditetapkan dalam gambar kerja yang telah disepakati.

B-6.2 Penghamparan, Perlakuan dan Pemadatan

B-6.2.1 Uji Coba Timbunan


Sebelum pekerjaan timbunan untuk konstruksi yang permanen akan dilaksanakan,
Penyedia wajib terlebih dahulu mengerjakan uji coba pelaksanaan pekerjaan timbunan di
lapangan menggunakan tanah bahan timbunan, peralatan, tenaga kerja dan metoda kerja
yang sudah mendapat persetujuan PPK sebelumnya.
Uji coba timbunan ini dimaksudkan guna memilih metoda kerja untuk pekerjaan timbunan
yang efisien berdasarkan jumlah peralatan yang dipergunakan, tebal lapisan yang
dipadatkan, jumlah lintasan alat pemadat serta tingkat kepadatan yang dicapai yang harus
memenuhi Spesifikasi Teknik ini.
Metoda kerja yang disetujui oleh PPK tidak dapat dipakai alasan bagi Penyedia untuk
lepas tanggung jawab terhadap tingkat kepadatan dan kinerja pekerjaan timbunan.
Apabila karena suatu sebab perlu dilakukan perubahan metoda kerja atau tanah bahan
timbunan dari lokasi borrow pit lainnya, Penyedia wajib melakukan uji coba timbunan
ulang.
Bila uji coba timbunan tersebut dilaksanakan di lokasi tanggul, saluran, jalan atau
pekerjaan permanen lainnya, maka hasil uji coba tersebut dapat dibayar sebagai bagian
dari pekerjaan timbunan bila menurut pertimbangan PPK telah memenuhi persyaratan.
Sebaliknya bila hasil tes kepadatan uji coba timbunan tidak memenuhi ketentuan dalam
Spesifikasi ini, maka timbunan hasil uji coba tersebut harus dibongkar oleh Penyedia dari
lokasi pekerjaan.

B-6.2.2 Penghamparan, Pengendalian Kadar Air, dan Pemadatan Tanah


(1) Penyedia wajib menyerahkan metoda kerja termasuk peralatan yang dipergunakan
kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan sebelum timbunan tanah dikerjakan.
Sebelum timbunan lapisan pertama dihampar dipermukaan tanah fondasi, perlakuan
terhadap permukaan tanah fondasi seperti diuraikan dalam Pasal 4.2.2.(1) harus
terlebih dahulu diselesaikan.
Permukaan tanah asli atau timbunan lama harus dibuat bertangga sesuai dengan
yang ditunjukkan dalam gambar kerja atau perintah PPK sebelum penghamparan
tanah bahan timbunan dikerjakan.
Untuk lereng timbunan lama yang akan digali dengan bertangga, terlebih dahulu
permukaan lereng tersebut harus dikupas dan dibersihkan dari bahan organik,
setelah selesai baru kemudian dibuat bertangga, sehingga tanggul yang baru dapat
sepenuhnya menyatu dengan tanggul/timbunan yang lama.
Penghamparan tanah bahan timbunan secara mendatar dengan tebal tidak boleh
lebih dari 30 cm atau harus sesuai dengan hasil uji coba timbunan seperti telah
diuraikan dalam Pasal B-4.2.1. Tanah yang berbentuk bongkah-bongkah harus
dipecah-pecah sebelum dipadatkan. Tidak diperkenankan memperlebar timbunan
tanah dengan cara mencurahkan tanah lepas dari atas timbunan lama.

(2) Kadar air tanah bahan timbunan harus dijaga agar di sekitar kadar air optimum
dengan toleransi + 3% sampai -5% dari kadar air optimum hasil uji laboratorium
atau ketentuan lain atas perintah PPK berdasarkan soil-properties tanah tersebut.
Pemadatan harus dikerjakan hingga tingkat kepadatan timbunan mencapai 95%
kepadatan kering maksimum untuk pemadatan biasa/normal dan 85% untuk
pemadatan ringan sesuai dengan ketentuan dalam Pasal B-4.1.(2).
Untuk lereng timbunan yang akan diperkuat dengan lapisan/talud beton, sebelum
talud beton dipasang/dicor, lereng timbunan terlebih dahulu harus dirapikan dan
dipadatkan dengan tamping-rammer atau alat lain yang disetujui PPK sesuai dengan
dimensi yang ditunjukkan dalam gambar kerja.

B-7 Timbunan Tanah Hasil Galian Dipadatkan


B-7.1 Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan timbunan tanah dimaksud merupakan pekerjaan pengadaan tanah hasil
galian sedalam 0 – 2 M dengan jarak 1 km dan telah dimuat kedalam dump truck
yang meliputi pemilihan kualitas tanah.
2) Pekerjaan timbunan tanah dipadatkan dengan alat vibratory roller harus
dilaksanakan sampai garis dan elevasi seperti ditunjukan dalam gambar atau seperti
diperintahkan pengawas dan atau direksi.
3) Tanah yang digunakan untuk timbunan merupakan tanah yang didatangkan dari
tanah hasil galian dengan jarak angkut tidak lebih dari 1 km.
4) Material/bahan timbunan harus bersih dari dan tidak berisi ranting, daun daun, akar
akar dan material material yang dapat membusuk.
5) Permukaan yang akan ditimbun harus dikupas dan dibersihkan dari kotoran yang
ada.
6) Kemudian tanah dihamparkan dan diratakan lapis demi lapis dengan ketebalan 20
sampai dengan 30 cm dengan menggunakan peralatan bulldozer dan kemudian
dipadatkan lapis demi lapis tersebut dengan menggunakan peralatan vibratory roller
pada kadar air optimumnya dengan menggunakan water tank yang sesuai dan
disetujui oleh oleh PPK sampai mencapai elevasi tanggul yang direncanakan (rata
meja).
7) Penggilasan atau pemadatan dilakukan pada tiap lapis sebanyak 6 sampai 10
lintasan sampai kepadatannya mencapai yang disyaratkan (90 sampai dengan 100 %
MDD) .
8) Selesai digilas diadakan pemeriksaan kepadatan di laboratorium, bila kurang dari
yang disyaratkan harus digilas lagi.
9) Pemadatan dilakukan untuk menghilangkan/mengurangi pori-pori tanah atau
mencegah kandungan air berlebihan.
10) Penyedia jasa harus melaksanakan uji laboratorium / uji kepadatan tanah (standar uji
proctor) untuk persyaratan pemadatan tanah dilapangan ditetapkan kepadatan tidak
kurang dari 90 % sampai dengan 100 % MDD dari kepadatan kering menurut
standar uji Proctor.

B-7.2 Perhitungan untuk Pembayaran


1) Perhitungan untuk pembayaran timbunan tanah hasil galian dipadatkan dengan jarak
1 km berdasarkan volume timbunan yang telah dilaksanakan dalam satuan meter
kubik (m3).
2) Perhitungan untuk pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung (backup
data) yang telah disahkan oleh PPK.

B-8 Timbunan /Urugan Tanah Kembali (A)


Pekerjaan urugan kembali harus dikerjakan sesuai dengan gambar kerja yang disepakati
atau atas perintah PPK, berdasarkan tujuannya urugan kembali digolongkan dalam 2
(dua) Tipe, yaitu:
Tipe-A : urugan kembali untuk bangunan : bendung, saluran irigasi dan
drainase dan di lokasi lain sesuai dengan perintah PPK dengan
pemadatan biasa/normal seperti yang diuraikan diatas Spesifikasi
Teknik ini.
Tipe-B : urugan kembali tanpa pengendalian pemadatan yang ketat,
dimaksudkan untuk saluran pengelak sementara dan lokasi lain yang
ditetapkan PPK.
Penyedia wajib menyampaikan metoda kerja, bahan dan peralatan yang direncanakan
akan digunakan, kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan
urugan kembali dilaksanakan.
Tipe-A : - tanah bahan timbunan harus berasal dari tanah hasil pekerjaan galian
atau dari borrow-pit yang memenuhi syarat sebagai tanah bahan
timbun berdasarkan hasil uji laboratorium dan atas
persetujuan/perintah PPK.
- dikerjakan paling sedikit 14 (empat belas) hari sesudah pekerjaan
beton untuk struktur selesai dilaksanakan.
- dikerjakan lapis demi lapis dengan tebal lapisan berdasarkan
hasil uji coba yang tergantung dari material/tanah bahan
timbunan, peralatan yang dipergunakan dan jumlah lintasannya.
- pada umumnya tebal lapisan urugan kembali yang telah
dipadatkan tidak boleh lebih dari 15 cm.
- kadar air tanah bahan timbunan berkisar antara + 3% sampai -5%
dari kadar air optimum berdasarkan hasil uji laboratorium
dengan tingkat kepadatan 95% kepadatan kering maksimum
sesuai dengan spesifikasi ini.
- pemadatan dengan menggunakan vibro-roller di atas bangunan
sampai jarak 0,50 m di atas bangunan tidak diperkenankan
kecuali telah mendapatkan persetujuan PPK.
Tipe-B : tanah bahan timbunan berasal dari tanah hasil pekerjaan galian di
lokasi bangunan atau lokasi lain sesuai persetujuan PPK.
Pengukuran untuk pekerjaan urugan kembali Tipe-A dilakukan dalam satuan
meter kubik (m3) yaitu volume yang diukur mulai dari garis batas pekerjaan galian dan
dinding/permukaan paling luar bangunan atau elevasi yang telah ditetapkan yang
tidak melampaui elevasi permukaan tanah asli atau berdasarkan data hasil pengukuran
sebelum dan segera setelah pekerjaan urugan kembali selesai dikerjakan di
atas fondasi tanah lembek dimana settlement dan land subsidence masih terus
berlanjut atau sesuai perintah PPK. Kecuali bila ditetapkan lain oleh PPK, biaya untuk
urugan kembali Tipe-B sudah termasuk dalam harga Lump Sum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga. Tapi bila berdasarkan perintah PPK, pembayaran pekerjaan
urugan kembali Tipe-B harus dilakukan berdasarkan harga satuan maka
pembayarannya dilakukan berdasarkan volume pekerjaan tersebut yang diperoleh dari
data pengukuran sebelum dan sesudah selesainya pekerjaan yang memuaskan PPK.
Pembayaran pekerjaan urugan kembali dilakukan berdasarkan harga yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga yang sudah termasuk biaya untuk : galian,
angkutan, re-handling, penghamparan, pengendalian kadar air, pemadatan, perapian
dan biaya lain termasuk, upah, bahan, peralatan serta pekerjaan penunjang yang telah
diuraikan diatas.

B-9 Timbunan Tanah Dipadatkan dari Borrow Area


B-9.1 Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan timbunan tanah dari borrow area dengan jarak lokasi pengambilan tanah
keloaksi pekerjaan yang dimaksud , serta sudah memenuhi standar hasil
laboratorium yang sudah disetujui oleh PPK.
2) Material/bahan timbunan harus bersih dari dan tidak berisi ranting, daun daun, akar
akar dan material material yang dapat membusuk.
3) Permukaan yang akan ditimbun harus dikupas dan dibersihkan dari kotoran yang
ada.
4) Kemudian tanah dihamparkan dan diratakan sampai mencapai elevasi tanggul yang
direncanakan.
5) kadar air tanah bahan timbunan berkisar antara + 3% sampai -5% dari kadar air
optimum berdasarkan hasil uji laboratorium dengan tingkat kepadatan 95%
kepadatan kering maksimum sesuai dengan spesifikasi ini
6) Untuk menetapkan Jarak borrow area harus di dilengkapi dengan bukti- bukti
admistrasi secara teknis dengan persetujuan PPK.

B-9.2 Timbunan Tanah Pudel


B-9.3 Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan timbunan tanah pudel adalah campuran kapur, pasir dan tanah liat yang
digunakan untuk menstabilisasi struktur tanah
2) Material/bahan timbunan harus bersih dari dan tidak berisi ranting, daun daun, akar
akar dan material material yang dapat membusuk.
3) Permukaan yang akan ditimbun harus dikupas dan dibersihkan dari kotoran yang
ada.
4) Kemudian tanah dihamparkan dan diratakan sampai mencapai elevasi tanggul yang
direncanakan.

B-9.4 Perhitungan untuk Pembayaran


1) Perhitungan untuk pembayaran timbunan tanah pudel berdasarkan volume timbunan
yang telah dilaksanakan dalam satuan meter kubik (m3).
2) Perhitungan untuk pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung (backup
data) yang telah disahkan oleh PPK.

B-10 Tanah Dihampar, Diratakan dan Dirapihkan, Jarak 1,0 km


B-10.1 Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan tanah dimaksud merupakan pekerjaan tanah hasil galian dengan jarak 1,0
km dan telah dimuat kedalam dump truck yang meliputi pemilihan kualitas tanah.
2) Material/bahan timbunan harus bersih dari dan tidak berisi ranting, daun daun, akar
akar dan material material yang dapat membusuk.
3) Permukaan yang akan ditimbun harus dikupas dan dibersihkan dari kotoran yang
ada.
4) Kemudian tanah dihamparkan dan diratakan lapis demi lapis dengan menggunakan
peralatan bulldozer dan kemudian digilas dengan menggunakan peralatan vibratory
roller sampai mencapai elevasi tanggul yang direncanakan (rata meja).

B-10.2 Perhitungan untuk Pembayaran


1) Perhitungan untuk pembayaran tanah dihampar, diratakan dan dirapihkan, jarak 1,0
km berdasarkan volume timbunan yang telah dilaksanakan dalam satuan meter
kubik (m3).
2) Perhitungan untuk pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung (backup
data) yang telah disahkan oleh PPK.
B-11 Perkerasan Jalan Inspeksi T= 20 cm ( Hamparan Sirtu)
Pada umumnya jalan yang akan dibangun atau ditingkatkan adalah jalan inspeksi, kecuali
bila diperlukan jalan penghubung dan jalan akses/masuk ke lokasi jaringan irigasi.
Konstruksi perkerasan jalan, tampang melintang sesuai dengan yang diperlihatkan dalam
gambar lelang.
Pasir dan kerikil yang dipakai sebagai filter harus bersih dari lumpur, lempung dan
kotoran. Tebal jalan yang direncanakan harus disesuaikan dalam gambar yang sudah
disetujui oleh PPK.
Pekerjaan Hamparan sirtu haruslah disesuaikan gambar rencana ketebalan 20 cm,
dengan dihampar memakai alat excavator dan alat buldozer untuk meratakan serta
memakai alat pemadatan yaitu Vibro sesuai dengan persetujuan PPK.
Spesifkasi teknik pekerjaan perkerasan jalan diuraikan/ditentukan dalam Pasal
D-6, Pekerjaan Batu spesifikasi ini.

B-12 Gebalan Rumput


Permukaan timbunan dan galian tanah harus ditutup dengan gebalan rumput sesuai
dengan gambar kerja atau perintah PPK yakni Rumput yang ditanam berasal dari lokasi
yang telah disetujui, dengan kondisi baik, hidup, tidak bercampur dengan tanaman liar dan
dengan tebal lapisan tanah tidak kurang dari 5 cm dan rumput tidak boleh dari 10 cm.
Gebalan rumput harus ditanam dan dipaku dengan tusuk bambu secara menerus pada
seluruh permukaan timbunan dan galian sesuai gambar kerja, dengan lebar
tambahan/ekstra 20 cm pada kaki, berm dan puncak tanggul serta disiram segera setelah
ditanam dan selanjutnya secara teratur sampai gebalan rumput tumbuh dengan baik dan
memuaskan PPK.
Penyedia wajib menyerahkan metoda kerja penanaman gebalan rumput kepada PPK untuk
mendapatkan persetujuan sebelum dikerjakan dan bertanggung jawab untuk
pemeliharaannya agar tetap tumbuh dan bebas dari gulma sampai penyerahan (Take-Over
Certificate) dilaksanakan.
Pengukuran untuk pekerjaan gebalan rumput dilakukan dalam satuan luas (m2) permukaan
tanah yang digebal.
Pembayaran pekerjaan gebalan rumput dilakukan berdasarkan harga satuan per m2 yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga dengan jadwal pembayaran sebagai berikut:
- sesudah selesai penanaman gebalan rumput : 50%
- sesudah penyerahan pertama pekerjaan,
atau sesuai dengan perintah PPK : 50%
Harga satuan tersebut termasuk biaya untuk : upah, pengadaan gebalan rumput, peralatan,
pengangkutan, pemeliharaan dan segala biaya yang diperlukan Penyedia untuk kelancaran
dan kemudahan pelaksanaan pekerjaan.
B-13 Buangan Tanah Hasil Galian Jarak 50 M – 1 km
Penyedia wajib menyerahkan metoda kerja untuk pengangkutan tanah bahan timbunan
dari lokasi borrow-pit dan/atau galian serta pembuangan sisa galian dan/atau tanah yang
tidak memenuhi syarat sebagai bahan timbunan ke lokasi pembuangan yang disediakan
oleh Penyedia, paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum dikerjakan kepada PPK untuk
mendapatkan persetujuan.
Alat untuk menggali dan pengangkutan tanah antara lain ; Excavator, dan Dump Truck.
Lokasi untuk pembuangan tanah yang dimaksud harus dilengkapi dengan bukti-bukti
administrasi atas petunjuk direksi.
Metoda kerja tersebut dilampiri dengan peta rencana pemindahan tanah secara mekanis
(earth moving work plan) dilengkapi jalur/lintasan jalan untuk transportasi tanah.
Harga satuan untuk pekerjaan galian dan timbunan yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga, sudah termasuk biaya untuk angkutan.

B-14 Toleransi Pekerjaan Tanah


Dimensi, elevasi dan kemiringan pekerjaan tanah setelah selesai dirapikan dapat diberi
toleransi seperti daftar dibawah ini kecuali bila ditetapkan lain oleh PPK.
(a) Saluran irigasi dan drainasi termasuk bangunan pelengkapnya:
- permukaan dasar : - 5 cm, + 0 cm
- lebar dasar : - 0 cm, + 5 cm
- lebar puncak : - 0 cm, + 5 cm
- jalur : ± 5 cm
- kemiringan memanjang : ± 0,1%
(b) Jalan
- permukaan jalan : - 0 cm, + 5 cm
- lebar jalan : - 0 cm, + 10 cm
- jalur : ± 5 cm
(c) Galian bangunan
- dasar galian : + 0 cm, - 5 cm

B-15 Uji Laboratorium untuk Bahan dan Pekerjaan Selesai


Uji laboratorium untuk bahan timbunan dan urugan sebelum pelaksanaan pekerjaan dan
untuk pengendalian mutu selama pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan oleh Penyedia
menggunakan laboratoriumnya di lapangan atau laboratorium lain yang disetujui PPK
dengan disaksikan/diawasi oleh PPK.
Penyedia wajib melaksanakan uji SPT (Standard Cone Penetration Test) pada dasar
galian untuk memastikan kesesuaian tanah sebagai pondasi sebelum dilakukan
pengecoran beton.
Hasil uji laboratorium untuk semua bahan bangunan yang akan dipergunakan untuk
pekerjaan harus disampaikan oleh Penyedia kepada PPK untuk dikaji dan disetujui.
Uji laboratorium yang akan dikerjakan Penyedia, metoda baku untuk uji laboratorium
yang akan digunakan dan frekuensi uji laboratorium untuk bahan bangunan selama
pelaksanaan sampai selesainya pekerjaan harus secara rinci disampaikan kepada PPK.
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


Sub-bagian C Pekerjaan Beton

C-1. Semen dan Agregat Beton


Semen dan agregat yang akan dipergunakan untuk beton termasuk supliernya harus
terlebih dahulu diusulkan oleh Penyedia dilampiri hasil uji laboratorium kepada PPK guna
mendapatkan persetujuan sebelum dipergunakan.
Semen dan agregat harus disimpan dan dirawat dengan baik untuk memelihara
kualitasnya, dan meskipun sebelum realisasi pengadaan bahan tersebut telah mendapat
persetujuan PPK tetapi masih perlu diperiksa dan diuji laboratorium lagi sebelum
dipergunakan sebagai campuran beton.
Semen dan agregat yang tidak memenuhi syarat yang ditetapkan dalam Spesifikasi Teknik
ini harus segera dibuang dari lokasi pekerjaan dan tidak boleh dipergunakan untuk
campuran beton.

C-1.1. Semen
C-1.1.1 Umum
Semen yang dipergunakan adalah Ordinary Portland Cement yang sesuai dengan
persyaratan dalam Standar Nasional Indonesia. Penyedia wajib menyerahkan hasil uji
laboratorium yang dibuat produsen (mill certificate) kepada PPK untuk setiap 100 ton PC
(Portland Cement) yang dikirim ke lokasi pekerjaan.
Meskipun sudah ada mill certificate, Penyedia wajib melakukan uji laboratorium sesuai
persyaratan dalam Standar Nasional Indonesia untuk meyakinkan semen tersebut
memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi ini. Oleh PPK berhak menolak/memerintahkan
penyedia untuk mengganti semen yang kualitasnya tidak layak pakai berdasarkan SK SNI
03-2847-2002.

C-1.1.2 Penyimpan Semen di Lokasi


Semen harus ditaruh dalam kantong kertas yang kuat dan tahan terhadap bantingan
dengan nama produsen, tipe semen, bulan dan tahun produksi harus dicetak jelas pada
kantong.
Segera setelah sampai di lokasi, semen harus disimpan di gudang yang kering, hujan tidak
bocor, beralaskan balok kayu dan ventilasi udara yang baik untuk mencegah kerusakan
semen akibat udara yang lembab. Semen yang sudah menunjukkan tanda-tanda kerusakan,
mulai menggumpal dan mengeras harus segera dibuang dari lokasi dan tidak boleh
dipakai.
Penyedia wajib menyampaikan gambar rencana gudang semen dan metoda
penyimpanannya kepada PPK untuk dikaji dan disetujui. Tumpukan semen tidak boleh
lebih dari 13 (tiga belas) kantong, dan bila penyimpanan akan lebih dari 2 (dua) bulan,
tumpukan semen tidak boleh lebih dari 7 (tujuh) kantong.
Semen yang telah disimpan digudang lebih dari 1 (satu) bulan pada musim hujan dan
lebih dari 3 (tiga) bulan pada musim kemarau harus segera dikeluarkan dari gudang dan
tidak boleh dipergunakan. Penyimpanan dan pemakaian semen dari gudang harus
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


berdasarkan FIFO, first in-first out, dan kantong-kantong semen ditata sedemikian
sehingga memudahkan aksesibilitas untuk pemeriksaan.

C-1.2 Agregat Beton


C-1.2.1 Umum
Agregat beton harus berasal dari batu yang padat, keras dan awet, bebas dari segala
kotoran, bahan organik, kontaminasi bahan kimia dan bahan perusak lainnya. Bila perlu
PPK akan memerintahkan pencucian supaya bersih dan menolak agregat yang tidak
memenuhi Spesifikasi ini.

C-1.2.2 Agregat Kasar


Agregat kasar untuk campuran beton harus berasal dari produksi peralatan pemecah batu
(stone-crusher) atau kerikil dari sungai yang bersih, padat, keras, awet, dan memenuhi
ketentuan-ketentuan dalam Spesifikasi ini.
Agregat kasar harus berukuran nominal maksimum 40 mm, tetapi untuk beton pra-cetak
dan beton dengan besi tulangan yang rapat atau sesuai dengan perintah PPK, maksimum
20 mm. Susunan gradasi butiran agregat kasar harus memenuhi ketentuan seperti dibawah
ini:

Lubang saringan Persen lolos (%), berdasarkan berat


(mm) Ukuran nominal 40 mm Ukuran nominal 20 mm
50 100 -
40 95~100 -
25 - 100
20 35~70 90~100
10 10~30 20~55
5 0~5 0~10
2.5 - 0~5

C-1.2.3 Agregat Halus


Agregat halus untuk campuran beton harus berasal dari produksi peralatan pemecah batu
(stone-crusher) atau pasir sungai, pasir galian yang berbentuk tajam, padat, keras, awet,
bersih dari segala jenis kotoran, bahan organik, lumpur dan partikel yang berpengaruh
buruk pada beton.
Agregat haruslah pasir berasal dari sungai atau tambang pasir. Jika menurut oleh PPK
pasir yang digunakan tidak memenuhi gradasinya, maka pasir dapat ditambahkan dengan
bahan lainnya seperti pasir dari batu pecah.
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


Susunan gradasi butiran agregat halus harus memenuhi ketentuan :
Lubang Saringan Persen Lolos (%)
(mm) Berdasarkan Berat
10 100
5 90 ~ 100
2,5 80 ~ 100
1,2 50 ~ 90
0,6 25 ~ 65
0,3 10 ~ 35
0,15 2 ~ 10

C-1.2.4 Penyimpanan Agregat


Penyedia wajib menyerahkan rencana penyimpanan agregat dan cara penanganan/
perlakuannya kepada PPK untuk dikaji dan disetujui sebelum pekerjaan beton
dilaksanakan. Usulan rencana penyimpanan agregat tersebut harus cukup rinci untuk
menunjukkan bahwa agregat akan terjaga dari kontaminasi dan memenuhi ketentuan
dalam spesifikasi ini.
Penyimpanan agregat kasar harus terpisah dari agregat halus, baik di lokasi sumber
agregat/quarry maupun di lokasi base-camp/batching plant dan harus dijaga dari
kemungkinan terjadi kontaminasi dengan agregat atau material lain. Agregat yang berasal
dari sumber/quarry yang berbeda atau agregat dengan susunan gradasi butiran yang
berbeda, tidak boleh disimpan bersama-sama. Penyimpanan dan penanganan/perlakuan
agregat harus dilakukan tanpa berakibat segregasi butiran.
Di tempat pekerjaan beton misalnya dinding penahan tanah dan lain-lain, Penyedia harus
menyediakan alas dari anyaman bambu atau bahan lainnya untuk tempat penyimpanan
sementara agregat dalam jumlah yang tidak banyak agar tidak bercampur dengan tanah di
sekitarnya atau terkontaminasi dengan bahan lain.

C-1.3 Air
Penyedia wajib menyampaikan rencana sumber air yang akan digunakan untuk campuran
beton kepada PPK untuk dipelajari dan disetujui sebelum pelaksanaan pekerjaan beton.
Bila dipandang perlu oleh PPK, kualitas air yang akan digunakan, Air yang digunakan
untuk membuat dan merawat beton serta membuat adukan haruslah dari sumber yang
baik. Pada waktu pemakaian haruslah terhindar dari bahan-bahan yang dapat mengotori
air seperti minyak, asam, garam serta bahan organis yang dapat merusak beton dan
tulangan.

C-1.4 Bahan Tambah Kimia (Admixture)


Pemakaian bahan tambah kimia harus terlebih dahulu mendapat ijin PPK, dan bahan
tambah yang korosif tidak boleh digunakan:
(a) Air-entraining admixtures, harus sesuai dengan ASTM C260 atau JIS A6204.
(b) Water reducing admixtures, harus sesuai ASTM C260 atau JIS A6204.
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


Pemakaian bahan tambah kimia : air-entraining, water reducing, super plasticizer, set
accelerator, retarder dan sebagainya akan diperintahkan oleh PPK sesuai dengan kondisi
dan kebutuhan di tempat pekerjaan, Penyedia harus menyediakan dan memakai bahan
tambah atas beban biaya sendiri. Bila PPK memerintahkan pemakaian bahan tambah
dalam uji coba campuran beton, Penyedia wajib melaksanakan dengan biaya sendiri
sesuai Pasal C-2.1.

C-2 Campuran Beton


C-2.1 Uji Coba Campuran dan Proporsi Campuran
Sesudah usulan penggunaan semen, agregat dan air untuk campuran beton disetujui PPK,
Penyedia wajib membuat dan melakukan uji-coba campuran beton untuk semua tipe beton
yang akan dipakai di pekerjaan sebelum pekerjaan beton dilaksanakan.
Uji coba campuran juga dimaksudkan untuk menunjukkan : kemudahan pengerjaan beton
dan tidak terjadinya proses segregasi selama pengangkutan beton, kandungan semen yang
minimum tetapi menghasilkan beton dengan kuat tekan sesuai rencana, kemudahan dalam
pengerjaan serta daya tahan beton yang baik.
Penyedia wajib menyerahkan data hasil uji coba campuran termasuk proporsi campuran
dan kuat tekan beton dengan umur 7 hari, 14 hari, dan 28 hari kepada PPK untuk dikaji
dan disetujui.
Proporsi campuran untuk setiap tipe beton akan diputuskan PPK berdasarkan hasil dari uji
coba campuran dan uji laboratorium (testing) Penyedia diharuskan membuat Design Mix
Formula (DMF) sebelum membuat beton Mutu. DMF yang dimaksud adalah DMF yang
dikeluarkan UPTD Balai Pengujian Dinas Pekerjaan Umum atau lembaga lain yang
berkompeten. Selanjutnya berdasarkan DMF tersebut, penyedia melakukan uji coba
campuran (trial mix) dengan disaksikan oleh direksi serta dituangkan dalam berita acara.
Hasil uji coba dilaporkan kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan untuk digunakan
pada pekerjaan Beton Mutu yang ingin dilaksanakan dilapanganyang dikerjakan
Penyedia, dan selama pelaksanaan pekerjaan PPK mungkin akan me-modifikasi proporsi
campuran untuk mendapatkan beton dengan kepadatan, kemudahan pengerjaan,
kekentalan campuran dan kuat tekan yang maksimum dengan perbandingan air/semen
yang minimum.
Proporsi campuran yang telah disetujui PPK, segera dikonversikan pada proporsi setiap
bahan di lapangan, agregat dan semen diukur berdasarkan beratnya sedang air dan bahan
tambah kimia berdasarkan volumenya.
Beton yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan diklasifikasi berdasarkan hasil uji
kuat tekan benda uji beton berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan panjang 30 cm
dengan umur beton 28 hari sesuai SNI 1972 : 2008.

Nilai slump campuran beton harus serendah mungkin yang akan memungkinkan
pemadatan yang baik dengan alat yang disepakati untuk pekerjaan beton. Tidak diijinkan
menambahkan air untuk mengurangi kekentalan beton.
Ukuran maksimum agregat kasar adalah sepertiga (1/3) diameter pipa pompa bagian
dalam. Sebaiknya ukuran maksimum agregat dibatasi dua perlima (2/5) diameter pipa
bagian dalam atau sesuai dengan instruksi PPK.
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


Kalau tidak ditentukan dalam gambar atau diperintahkan PPK, tipe beton dan
penggunaannya dilokasi pekerjaan sebagai berikut :

Tipe Beton Penggunaan di Pekerjaan

Tipe A (K225) Plat Beton Street Box untuk valve, Thrusblock, Pondasi Jembatan
Pipa dan lain-lain.
Tipe B (K275) Bangunan Utama dan lain-lain

*) Lantai Kerja Beton Cor B.0


Kecuali ditentukan selainnya, beton untuk struktur terkait dan lapisan kanal harus dari
tipe B dan pondasi beton di bawah struktur dan kanal lapisan harus sesuai seperti yang
ditentukan dalam Sub-Pasal C-2 dalam spesifikasi teknik ini ini atau seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK). Penempatan beton ini harus dilakukan setelah persiapan pondasi
serta Penggunaan semen, agregat dan air untuk campuran beton yang sudah disetujui
PPK.

Penyedia wajib membuat dan melakukan uji coba campuran beton untuk semua tipe beton yang
akan dipakai pada pekerjaan beton yang akan dilaksanakan

C-2.2. Pencampuran dan Pengadukan Mekanis


(Concrete Batching Plant)
Lokasi untuk penempatan batching and mixing plant harus disepakati oleh Penyedia dan
PPK. Sebelum pemasangan batching and mixing plant, Penyedia wajib menyerahkan
rencana penyimpanan/penimbunan agregat, penyampuran dan pengadukan campuran
beton kepada PPK untuk persetujuan. Penyedia juga wajib menyerahkan rincian data dan
tipe mixer serta mesin yang akan digunakan, rencana pengangkutan beton dari batching
and mixing plant ke lokasi pekerjaan dimana beton akan dituang/dicor.
Batching plant harus mempunyai fasilitas penampung/bin yang terpisah untuk semen,
agregat halus, dan agregat kasar serta kotak/hopper dilengkapi alat penimbang dengan
skala yang mampu dengan teliti menimbang berat semen, agregat halus dan agregat kasar.
Semen dan agregat harus dicampur berdasarkan berat sedang air diukur dalam volume
kecuali bila ditentukan lain oleh PPK. Peralatan untuk mengukur berat dan volume harus
selalu dalam kondisi baik dan ketelitian tinggi selama dipergunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan dan secara periodik dilakukan kalibrasi sesuai perintah PPK. Material beton
harus dicampur berdasarkan desain campuran beton (mix design) yang telah disetujui PPK
dengan toleransi sebagai berikut:

- semen : ± 2%
- agregat halus : ± 2%
- agregat kasar : ± 3%
- air : ±1%
- bahan tambah : ± 1%
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


Penyedia wajib menyediakan alat penguji berat (timbangan) dan alat bantu lainnya yang
diperlukan untuk memeriksa ketelitian timbangan. Penyedia setiap bulan wajib memeriksa
ulang ketelitian alat penimbang dan setiap 6 (enam) bulan harus dikalibrasi oleh institusi
yang berwenang.

C-2.3 Pengadukan (Pencampuran) Beton


Mixer dengan drum pencampuran dan pengaduk beton baik yang dapat berputar
horizontal maupun miring harus selalu dalam keadaan bersih dengan kondisi yang baik
setiap saat selama pelaksanaan pekerjaan. Drum tersebut harus dapat berputar dengan
kecepatan yang sesuai dan disetujui PPK, pengadukan yang terus-menerus tidak diijinkan.
Sebelum semen dan agregat dimasukkan ke dalam drum, terlebih dahulu air untuk
campuran beton dimasukkan ke dalam drum sebanyak kurang lebih 10% jumlah air yang
diperlukan untuk campuran beton, selanjutnya sisa air ditambahkan berangsur-angsur
selama pengadukan sehingga seluruh air untuk campuran beton sudah dimasukkan
kedalam drum sebelum seperempat waktu yang diperlukan untuk pengadukan berakhir.
Pengadukan beton dilanjutkan sampai warna dan kekentalan campuran beton terlihat
merata. Untuk mixer dengan kapasitas 750 liter pengadukan campuran beton dilanjutkan
tidak kurang dari 1,5 menit setelah seluruh volume air dimasukkan. Untuk setiap kenaikan
kapasitas mixer sebanyak 500 liter, waktu pengadukan beton perlu ditambah paling sedikit
15 detik.
Volume campuran beton yang akan diaduk tidak boleh melebihi kapasitas mixer yang
dipergunakan. Sebelum campuran beton yang baru akan dimasukkan ke dalam drum,
semua campuran beton lama harus dikeluarkan sehingga tiada sisa yang tertinggal dalam
drum. Bila karena suatu sebab pelaksanaan pekerjaan beton berhenti selama lebih dari 20
menit, mixer beserta perlengkapannya harus dicuci dengan air bersih. Sisa beton lama
yang mungkin masih tertinggal harus dibersihkan dengan memutar drum yang berisi
agregat dan air, sebelum dipergunakan untuk pengadukan beton yang baru.
Penyedia wajib memeriksa mixer setiap hari dan memperbaiki kerusakan yang ada
sehingga mixer selalu dalam keadaan baik, bersih dan siap untuk operasi.

C-2.4 Truk Mixer


Penggunaan truk mixer untuk pelaksanaan pekerjaan beton harus terlebih dahulu
mendapat persetujuan dari PPK dengan drum yang mampu berputar sesuai rekomendasi
pabriknya.
Pengadukan beton dalam truk mixer harus mulai dilakukan dalam waktu tidak lebih dari
30 (tiga puluh) menit setelah seluruh semen dan agregat dimasukkan dalam mixer,
penuangan/pengecoran beton di tempat pekerjaan harus selesai dilaksanakan tidak lebih
dari 1 (satu) jam sesudah air dimasukkan dalam mixer.

C-2.5 Pengadukan Beton dengan Portable Mechanical Mixer


Pengadukan beton dengan cara manual (tenaga manusia) tidak diperkenankan. Bila
kondisi lokasi pekerjaan hanya memungkinkan penuangan/pengecoran beton dengan
volume yang sedikit, maka pengadukan beton menggunakan portable mechanical mixer
dapat dilaksanakan dengan persetujuan PPK.
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


Campuran semen, agregat halus, agregat kasar dan air boleh dibuat berdasarkan volume,
Penyedia harus menyediakan kotak yang kuat dan bagus sebagai sarana pengukur volume
yang cukup teliti dan harus mendapatkan persetujuan PPK sebelum dipergunakan disetiap
portable mechanical mixer.
Kira-kira 10% dari air yang diperlukan bagi campuran beton, harus sudah dimasukkan ke
dalam drum sebelum semen dan agregat dimasukkan, dan sisa air dituangkan ke dalam
drum berangsur-angsur selama proses pencampuran dan pengadukan sedang berlangsung.
Seluruh volume air yang diperlukan untuk campuran beton harus sudah dituangkan ke
dalam drum pada menit pertama pengadukan. Waktu terbaik untuk pengadukan
seharusnya ditetapkan berdasarkan hasil uji/tes, tetapi umumnya tidak boleh kurang dari 3
(tiga) menit.
Penyedia wajib menjamin bahwa pengawas dan pekerja benar-benar sudah terlatih dengan
baik dalam penggunaan portable mechanical mixer dengan produksi beton yang
berkualitas dan memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi ini.

C-2.6 Sisa Beton


Penyedia wajib menyampaikan kepada PPK sisa harian volume beton untuk setiap tipe
beton termasuk berat semen yang dipergunakan di setiap lokasi pekerjaan permanen
maupun pekerjaan non permanen.

C-3 Pengangkutan dan Penuangan/Pengecoran Beton


C-3.1 Umum
Penyedia sebelum melaksanakan pekerjaan beton baik untuk pekerjaan permanen maupun
non-permanen wajib menyampaikan metoda kerja pengangkutan dan penuangan beton
kepada PPK untuk dipelajari dan disetujui. Metoda kerja tersebut harus menguraikan
secara rinci seluruh kegiatan pelaksanaan pekerjaan beton yang meliputi akses menuju ke
lokasi kerja dan sekitarnya, material, peralatan dan pekerja, metoda, tahapan dan urutan
kegiatan, pemadatan dan perawatan beton, dan kegiatan pembuatan benda uji dan uji
laboratorium yang akan dikerjakan.
Tidak diijinkan melaksanakan pengecoran beton sebelum metoda kerja di atas disetujui
PPK.
Tidak diijinkan melaksanakan kegiatan pembetonan jika: hasil pekerjaan galian, cetakan,
pemasangan besi tulangan dan bagian konstruksi/material yang nantinya akan tertanam
dalam beton dan lain-lain belum diperiksa dan disetujui PPK termasuk keamanan akses
menuju dan sekitar lokasi pekerjaan.
Segera setelah pencampuran dan pengadukan beton dilaksanakan beton harus diangkut ke
lokasi kerja dengan metoda yang menjamin keberlanjutan pengiriman beton dengan aman
bebas dari separasi dan kontaminasi serta kemudahan dalam pengerjaan (workability)
pada waktu dan tempat pengecoran.
Semua beton harus sudah dituangkan/dicor dan dipadatkan dalam waktu 1 (satu) jam sejak
pencampuran/pengadukan dan beton yang sudah mulai mengeras dilarang digunakan
untuk pekerjaan.
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


C-3.2 Limitasi Cuaca
Penuangan/pengecoran beton pada hari hujan tidak diperkenankan. Bila mulai turun hujan
atau akan segera turun hujan pada saat penuangan beton sedang berlangsung, maka
pelaksanaan pekerjaan harus diberhentikan dan sambungan konstruksi harus dibuat dan
perawatan beton untuk bagian pekerjaan yang sudah diselesaikan harus dilaksanakan.
Dalam hal dilakukan penundaan pekerjaan pembetonan sesudah mulai turun hujan,
permukaan beton yang sedang dalam proses mengeras harus ditutup dengan rapat dan
dilindungi dari curah hujan dengan upaya/cara yang disetujui PPK untuk mencegah
hilangnya semen atau terjadinya sarang tawon pada permukaan beton serta mencegah
kerusakan lain akibat hujan dan aliran air hujan.
Bila penuangan/pengecoran beton dilakukan dalam kondisi cuaca sedemikian sehingga
menimbulkan kekhawatiran temperatur beton akan meningkat sampai melampaui 320C,
Penyedia wajib menyiapkan langkah dan upaya yang efektif misalnya mendinginkan lebih
dahulu agregat dan air untuk campuran beton, melindungi lokasi kerja dengan tenda atau
melaksanakan penuangan beton diwaktu malam untuk menjaga temperatur beton di bawah
320C.
Bila kualitas beton dinilai PPK tidak memenuhi ketentuan spesifikasi ini karena Penyedia
mengabaikan ketentuan diatas, atau karena ketidak hati-hatiannya atau karena sebab-sebab
lain, maka beton tersebut harus dibongkar dan dibuang serta dicor ulang dengan
mengikuti ketentuan dalam Spesifikasi ini hingga memuaskan PPK dengan beban biaya
Penyedia.

C-3.3 Penuangan Adukan Beton


Sebelum penuangan adukan beton ke dalam cetakan dilaksanakan, segala kotoran, debu,
paku, kawat, batu atau puing dan lain-lain harus dibuang dan dibersihkan, selanjutnya
permukaan cetakan dibasahi dengan air atau bahan kimia lain dan dihindari adanya
genangan air pada cetakan dan lokasi pengecoran.
Adukan beton harus dituang sedekat mungkin dengan lokasi akhir beton itu berada, guna
mencegah perubahan posisi besi tulangan, cetakan, atau komponen bangunan yang akan
tertanam dalam adukan beton. Penuangan adukan beton dilaksanakan lapis demi lapis
mendatar dengan tebal lapisan tidak melebihi 30 cm. Penuangan adukan beton harus
dikerjakan menerus diantara sambungan konstruksi yang telah disetujui.
Penuangan adukan beton dapat dikerjakan menggunakan talang-luncur atau pompa
dengan tinggi jatuh tidak lebih dari 1 (satu) meter. Bila tinggi jatuh melampaui 1,5 (satu
setengah) meter, maka penuangan adukan beton harus menggunakan pipa. Pipa tersebut
harus selalu penuh dengan adukan beton selama pelaksanaan penuangan beton dan ujung
pipa harus selalu terbenam dalam adukan beton segar.
Bila diperlukan kemiringan yang tajam, talang luncur harus dilengkapi dengan papan-
papan pencegah segregasi atau talang luncur yang pendek-pendek dengan arah yang
berbalikan untuk mencegah segregasi.
Penuangan adukan beton menggunakan pompa dapat dilakukan dengan persetujuan PPK,
penempatan dan pengoperasian pompa harus diatur sedemikian rupa agar getarannya tidak
merusak adukan beton yang masih segar dan baru dalam proses mengeras (setting). Bila
adukan beton dituang dan dialirkan menggunakan alat mekanik/pneumatis dengan tekanan
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


tertentu, alat tersebut harus sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan dan dengan kapasitas
yang cukup. Pengoperasian pompa harus dilaksanakan sedemikian sehingga aliran adukan
beton berlangsung terus menerus tanpa adanya rongga-rongga udara. Adukan beton tidak
boleh dituang di genangan air atau air mengalir, dan air yang berakumulasi selama
pelaksanaan pekerjaan harus dibuang keluar lokasi kerja.
Adukan beton tidak boleh dituang pada beton yang sudah dituang/dicor terlebih dahulu
lebih dari 30 menit kecuali bila dibuat siar pelaksanaan (construction joint) pada bagian
tersebut sesuai ketentuan dalam spesifikasi ini. Bila karena suatu sebab penuangan beton
terpaksa dihentikan, maka siar pelaksanaan harus dibuat secara horizontal atau vertikal
sesuai dengan keperluan, dilengkapi dengan pengunci untuk menahan gaya geser, dan
pasak untuk memperkuat ikatan antar bagian konstruksi sesuai dengan perintah PPK.
Sebelum pekerjaan pembetonan dilanjutkan, permukaan beton harus dipotong atau di-
chipping untuk menghilangkan lapisan semen dan pasir halus (laitance) dan
memunculkan agregat beton, dan permukaan beton harus disiram air sehingga jenuh.
Bahan pengikat (bonding-agent) harus dituang sebelum pengecoran adukan beton yang
baru. Semua bahan yang akan dipakai dan cara penggunaannya harus mendapat
persetujuan PPK.
Bila PPK menilai bahwa kecil kemungkinan penuangan adukan beton dapat dikerjakan
dengan baik disebabkan oleh sempitnya jarak antara besi tulangan dan banyaknya benda
yang akan terpendam dalam beton, tipisnya segmen beton dan lain-lain, Penyedia harus
menambahkan superplasticizer ke dalam adukan beton untuk menambah keenceran
adukan beton dengan biayanya sendiri. Sebelum penggunaan plasticizer Penyedia harus
menyampaikan kepada PPK rincian datanya termasuk spesifikasi, cara penggunaan,
kemudahan dalam penggunaannya, susunan kimia dan lain-lain untuk mendapat
persetujuan.
Kecuali bila diperintahkan lain oleh PPK, Penyedia dengan biayanya sendiri harus
menggunakan bahan tambah air entraining admixture (AE-admixture) dalam pelaksanaan
pekerjaan lining saluran untuk menambah kemudahan dalam pengerjaan adukan beton
dan menambah kedap air.
Penyedia harus menyampaikan kepada PPK rincian data AE-admixture termasuk
spesifikasi, cara penggunaan, kemudahan dalam penggunaannya, susunan kimia dan lain-
lain untuk mendapat persetujuan.

C-4 Penggetaran dan Pemadatan Beton


C-4.1 Bangunan Beton Bertulang
Beton untuk bangunan harus dipadatkan menggunakan vibrator mekanik atau elektrik
yang sebelum digunakan harus mendapat persetujuan PPK. Vibrator yang dipakai harus
berdiameter yang sesuai dengan jarak besi tulangan, frekuensi tinggi dan harus
dioperasikan oleh operator yang berpengalaman.
Pemadatan beton harus dikerjakan dengan hati-hati dan teliti dimulai dari bagian sudut
cetakan, di sekitar besi tulangan dan peralatan/benda yang dipasang dalam beton sehingga
beton benar-benar padat dan tidak ada rongga-rongga atau sarang tawon. Pemadatan harus
merata, tidak terjadi kontak antara vibrator dengan cetakan dan besi tulangan serta harus
dicegah pemadatan yang berlebihan.
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


Alat penggetar/poker vibrator harus dimasukkan ke dalam adukan beton segar dengan
jarak yang teratur berkisar antara 10 (sepuluh) kali diameter tongkat vibrator yang dipakai
antara satu lubang dengan lubang berikutnya dengan kedalaman sedemikian sehingga
adukan beton segar yang sedang dipadatkan menyatu dengan beton yang dicor
sebelumnya. Vibrator dicabut pelan-pelan segera sesudah tidak muncul lagi gelembung
udara dipermukaan adukan beton yang sedang dipadatkan atau tidak lebih dari 30 (tiga
puluh) detik sejak saat dimasukkan ke dalam adukan beton segar. Pencabutan vibrator
harus dilakukan secara vertikal dan dengan perlahan-lahan agar tidak terbentuk rongga-
rongga udara.
Penyedia wajib menyediakan vibrator cadangan selama penuangan beton, atau
pelaksanaan pekerjaan akan dihentikan oleh PPK. Penundaan pelaksanaan pekerjaan
akibat hal tersebut adalah tanggung jawab sepenuhnya Penyedia dalam menyelesaikan
pekerjaan seluruhnya.

C-4.2 Beton untuk Lining Saluran


Adukan beton untuk lining saluran harus dipadatkan untuk mencapai kuat desak dan
kepadatan (density) tidak kurang 98% dari nilai yang dicapai pada uji coba campuran
beton dengan tipe yang sama. Beton harus bebas dari ”sarang tawon”, perhatian khusus
pada tepi luar lining harus dilakukan untuk menjamin beton telah dipadatkan dengan baik.
Pemadatan beton untuk lining saluran dapat dilaksanakan dengan alat getar cetakan
(external vibrator) mekanik atau manual. Metoda pemadatan dan alat yang dipergunakan
harus diusulkan oleh Penyedia kepada PPK untuk dipelajari dan disetujui sebelum
digunakan.
Tidak diperbolehkan menggunakan alat getar intern (internal vibrator) untuk pemadatan
beton lining saluran.

C-5 Perawatan Beton (Curing)


C-5.1 Umum
Perawatan beton yang baru dituang harus dipahami sebagai bagian yang integral dari
seluruh proses penuangan beton. Beton segar harus dirawat dalam keadaan selalu
lembab/basah selama tidak kurang dari 7 (tujuh) terus-menerus sejak beton tersebut
dituang.
Perawatan beton harus menggunakan curing compound, kecuali bila ditentukan/
diperintahkan lain oleh PPK.
Perawatan beton yang dikerjakan tidak sesuai dengan ketentuan, dianggap sebagai
pelanggaran/cacat yang dapat berakibat seluruh pelaksanaan pekerjaan beton dihentikan
oleh PPK sampai Penyedia memperbaikinya.
Cetakan beton yang dibuat dari kayu harus selalu dibasahi/disiram air selama masa
perawatan beton masih berlangsung. Sedang cetakan beton yang terbuat dari bahan metal
yang menghadap sinar matahari harus diberi naungan, atau dicat putih atau dilindungi
selama periode perawatan. Bila cetakan beton dibongkar sebelum masa perawatan 7
(tujuh) hari, cara perawatan lanjutan yang sudah disepakati harus dikerjakan oleh
Penyedia sampai selesainya masa perawatan beton selama 7 (tujuh) hari.
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


Penyedia harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan PPK tentang metoda kerja
perawatan beton, curing compound yang akan dipakai dan penyediaan material tersebut
dilapangan dalam jumlah yang cukup sebelum pekerjaan penuangan beton dilaksanakan.

C-5.2 Perawatan Basah


Perawatan basah adalah cara perawatan beton dengan menggenangi atau menyiramkan air
ke seluruh permukaan beton. Untuk menjaga kelembaban pada permukaan beton dapat
dilakukan dengan menutupinya dengan karung goni yang selalu dalam keadaan basah.
Penutupan dengan karung goni basah atau material lain harus dilakukan sesegera mungkin
sesudah pekerjaan finishing selesai dikerjakan dan tidak ada kemungkinan yang berakibat
rusaknya permukaan beton tersebut. Penutupan dengan karung basah harus berlanjut
sampai beton berumur 7 (tujuh) hari.
Pemakaian limbah/serbuk kayu tidak diijinkan karena dikhawatirkan dapat berakibat
merusak warna beton.
Metoda perawatan beton yang dapat berakibat kondisi beton berubah-ubah basah dan
kering, tidak dapat disetujui karena dianggap cara perawatan beton yang tidak benar.

C-5.3 Curing compound


Bila disetujui PPK, dapat dipakai liquid membrane curing compound yang memenuhi
ketentuan AASHTO M 148, untuk perawatan awal dan akhir beton struktur dan lining.
Bila karena suatu sebab selaput curing compound pada permukaan beton rusak dalam
masa perawatan beton, permukaan yang rusak tersebut harus segera dipoles/disemprot
ulang dengan curing compound yang baru. Pemakaian curing compound pada permukaan
beton harus dilakukan segera setelah tidak lagi terlihat kilauan air pada permukaan beton
tersebut atau segera sesudah cetakan beton dibongkar.
Bila pemakaian curing compound harus ditunda, perawatan dengan pembasahan harus
dilakukan pada permukaan beton sampai perawatan dengan curing compound dapat
dilaksanakan.
Sebelum dipakai, curing compound harus terlebih dahulu diaduk merata kemudian
disemprotkan dengan halus ke permukaan beton menggunakan peralatan semprot sebagai
lapis pertama. Penyemprotan kedua kalinya dilakukan dengan arah tegak lurus terhadap
arah penyemprotan pertama. Dosis untuk setiap penyemprotan harus tidak kurang dari 1
liter curing compound untuk setiap 3,6 meter luas permukaan beton. Pemakaian curing
compound pada bagian sambungan harus dilakukan dengan hati-hati sehingga ikatan
antara beton dengan besi tulangan dan pemasangan joint sealer tidak terganggu.

C-6 Finishing Permukaan Beton


Pekerjaan finishing pada permukaan beton harus dilakukan sesuai dengan ketentuan
dalam spesifikasi ini atau sesuai dengan ketentuan dalam gambar atau perintah PPK.
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


C-6.1 Beton dengan Permukaan Pra-bentuk (Formed Surfaces)
Permukaan beton harus bagus, utuh dan bebas dari sarang tawon, tonjolan/benjolan, serta
cacat-cacat lainnya. Semua sudut permukaan beton (exposed arises) harus bersudut
tumpul atau bulat. Bila berdasarkan hasil pemeriksaan segera sesudah pembongkaran
cetakan perlu segera dilakukan perbaikan terhadap permukaan beton maka segala upaya
perbaikan permukaan beton tersebut (finished surface concrete) harus dengan persetujuan
PPK.
Bila setelah pembongkaran cetakan dijumpai kesalahan dalam pengerjaan beton atau
cacat-cacat atau bila hasil uji laboratorium, uji kuat desak, menunjukkan kualitas beton
jelek maka atas perintah PPK, pekerjaan tersebut harus dibongkar dan diganti oleh
Penyedia atas biaya sendiri.

C-6.2 Unformed Surfaces


Pekerjaan beton untuk bangunan harus dilaksanakan sesuai dengan gambar, mendatar,
bulat atau ber-texture.
Pekerjaan finishing pada lining beton untuk saluran dikerjakan segera sesudah beton
cukup mengeras, dihaluskan dan diratakan dengan tangan guna mendapatkan permukaan
lining beton yang halus dan rata.

C-7 Toleransi Pekerjaan Beton


Bila gambar dan Spesifikasi ini tidak menyebutkan tentang toleransi, maka toleransi yang
ditentukan dalam pasal ini dapat dipergunakan. Pekerjaan beton yang melampaui toleransi
yang diijinkan dalam Pasal ini, harus diperbaiki atau dibongkar dan diganti dengan biaya
ditanggung oleh Penyedia.
Penyedia bertanggung jawab terhadap penempatan/pemasangan serta pengawasan/
penjagaan posisi cetakan beton, besi tulangan, dan barang/peralatan yang akan terpasang
dalam beton dalam batas-batas toleransi yang ditetapkan. Toleransi yang diijinkan untuk
pekerjaan beton, kecuali ditentukan dalam gambar harus mengikuti ketentuan sebagai
berikut:

Toleransi
Item
yang diijinkan
1. Sipon monolit, gorong-gorong, flume
(1) terhadap sumbu/jalur yang ditetapkan 5 cm
(2) terhadap kemiringan (tanjakan) yang ditetapkan 1 cm
(3) perbedaan tebal beton yang terbesar antara:
• minus 2,5 % atau 1 cm
• plus 5% atau 1 cm
(4) perbedaan dari dimensi bersih (dalam) 0,5 %
2. Bendung, pilar pintu, pangkal jembatan, pilar jembatan, transisi
untuk inlet dan outlet, saluran pembuangan (waste way) dan
bangunan pelimpah, bangunan kontrol (check structure),
bangunan terjunan, bangunan bagi (division structure), turn out
dan bangunan sejenis:
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


Toleransi
Item
yang diijinkan
(1) terhadap sumbu/jalur yang ditetapkan 5 cm
(2) terhadap kemiringan (tanjakan) yang ditetapkan 1 cm
(3) perbedaan terhadap arah vertikal/tegak lurus, atau
perbedaan terhadap garis permukaan kolom, pilar dinding
dan tangga:
• exposed 1 cm setiap 3 m
• tertimbun/terbenam urugan 5 cm setiap 3 m
3. Bangunan lain
(1) Perbedaan dari arah datar atau dari kemiringan terhadap
ketentuan dalam gambar untuk lantai, kolom, alur
horizontal dan susunan tangga.
• exposed 1 cm setiap 3 m
• tertimbun/terbenam urugan 5 cm setiap 3 m
(2) Perbedaan dimensi tampang melintang dari kolom, pilar,
lantai, dinding, balok dan bagian sejenis dari bangunan pada
3.(1)
• minus 1 cm
• plus 2 cm
(3) Perbedaan tebal beton lantai jembatan
• minus 1 cm
• plus 2 cm
(4) Footing (fondasi)
(a) perbedaan dimensi (lebar, panjang)
• minus 1 cm
• plus 5 cm
(b) kesalahan penempatan atau eksentris, % terhadap lebar 2%, tidak lebih dari
footing kearah kesalahan 5 cm
(c) kekurangan tebal 5%
(5) Perbedaan ukuran dan lokasi bukaan lantai dan dinding 5 cm
(6) Deviasi dari arah vertikal atau datar untuk sill dan dinding 0,1%

4. Penempatan/Pemasangan Besi Tulangan


(1) Perbedaan tebal selimut beton 10%
(2) Perbedaan jarak besi tulangan dari ketentuan 2 cm
5. Pemasangan/penempatan beton pracetak (panjang=L)
(1) terhadap sumbu/jalur 1%L,tidak lebih
dari 5 cm
(2) terhadap kemiringan (tanjakan) 1%L, tidak lebih
dari 2 cm
(3) perbedaan terhadap arah vertikal untuk beton pracetak yang 1 cm setiap 3 m
dipasang tegak.
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


C-8 Uji Mutu Beton
Penyedia wajib melakukan uji mutu beton di laboratorium miliknya kecuali ditentukan
tersendiri dalam Spesifikasi ini. Uji mutu beton tersebut adalah uji mutu semen dan
agregat beton, uji kuat desak contoh benda uji berbentuk silinder yang diambil selama
pelaksanaan pengecoran beton, juga uji kuat desak contoh benda uji yang diambil dari
pekerjaan tubuh bendung.
Bila tidak ditentukan lain, uji mutu material beton dan pekerjaan beton yang telah selesai
dikerjakan, dilakukan sesuai dengan ketentuan dan frekuensi seperti yang diuraikan di
bawah ini. Tetapi, Penyedia wajib melaksanakan uji mutu di atas dengan frekuensi yang
lebih tinggi/banyak, bila PPK berpendapat bahwa material beton yang berada di lokasi
kerja atau pekerjaan beton yang telah selesai dikerjakan tidak memenuhi Spesifikasi ini.

Untuk setiap 100 (seratus) m3 beton yang dicor secara terus menerus setiap hari harus
diambil 3 (tiga) sample dan tidak kurang dari 1 (satu) random sample. Benda uji harus
berbentuk silinder dengan diameter 15 (lima belas) cm dan tinggi 30 (tiga puluh) cm yang
akan diuji kuat desak setelah dirawat selama 7 (tujuh) hari dan 28 (dua puluh delapan)
hari. Hasil uji kuat desak harus dianalisa secara statistik dengan 2 (dua) metoda sebagai
berikut:

(1) Metoda Sampling


Metoda sampling diterapkan untuk bagian tertentu dari suatu blok/lot pekerjaan, dan
penetapan mutu beton secara keseluruhan untuk blok/lot tersebut dilakukan
berdasarkan data hasil uji laboratorium seluruh bagian dari blok/lot tersebut.
Metoda ini diterapkan untuk pekerjaan bangunan skala besar, atau pekerjaan dengan
volume beton besar, atau atas perintah PPK.

(a) Hasil uji kuat desak harus tidak kurang dari 80% kuat desak yang ditetapkan
desain (sck) dengan probabilitas lebih dari 5%. Kuat desak yang memenuhi
syarat ini (m) diperoleh dengan rumus:
m ≥ 0,8 * sck + Ka*σ ............................... (a)

dimana, m : kuat desak rata-rata beton umur 28 hari dari seluruh hasil
uji per bagian blok/lot yang dilaksanakan secara berurutan.
Ka : probabilitas distribusi normal
σ : standard deviasi.

(b) Hasil uji kuat desak harus tidak kurang dari sck dengan probalitas 25%.

m ≥ sck + Kb * σ .................................. (b)

dimana, ≥ Kb : probabilitas distribusi normal


Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


(2) Metoda Pemeriksaan
Metoda pemeriksaan diterapkan untuk bangunan skala kecil, dan kualitas beton
harus ditetapkan berdasarkan nilai rata-rata kuat desak beton dibandingkan dengan
nilai yang diijinkan atau atas perintah PPK.
Standard deviasi diperoleh hasil uji laboratorium dan jika hasil yang diperoleh
memenuhi rumus (a) dan (b), kualitas beton dinilai memenuhi spesifikasi dengan
menggunakan rumus (c) dan (d) sebagai berikut:

c ³ 0,8sck + Ka. V ................(c)


c ³ sck + Kb * V ......................(d )

dimana, c : kuat desak beton rata-rata


V : hasil uji yang menunjukkan distribusi impartial
Ka,Kb : koefisien untuk penilaian

Uji slump harus dilakukan sesaat sebelum penuangan beton dikerjakan dan selanjutnya
pada setiap saat pengambilan benda uji untuk kuat desak dan saat-saat lain bila
diperintahkan PPK.
Semua uji/tes di atas harus dikerjakan sesuai dengan ketentuan dalam standar yang
dijelaskan dalam spesifikasi ini.

C-8.1 Uji Kuat Tekan Beton


1) Penyedia harus melaksanakan pengambilan sampel berupa silinder beton diameter
15 cm, tinggi 30 cm sebanyak 15 buah mengacu pada SK SNI 03-2847-2002 yang
merujuk pada ACI (American Concrete Institute).
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


2) Penyedia harus melaksanakan uji kuat tekan beton pada laboratorium yang disetujui
oleh oleh PPK.
3) Hasil kuat tekan beton harus sesuai yang disyaratkan dengan beton mutu yang
diinginkan. Tabel konversi dari beton K ke mutu beton f’c dapat dilihat pada tabel
dibawah ini;
Tabel : Mutu Beton
MUTU BETON fc = K x 0.083
Kg/cm² Mpa
K 225 fc 18.68
K 275 fc 22.83

C-8.2 Pemeriksaan Pekerjaan Selesai


Penyedia wajib melakukan pemeriksaan yang menyeluruh dan teliti bersama PPK pada
deluruh pekerjaan bendung yang sudah selesai, dan bila air sudah mengalir di bangunan
bendung untuk memastikan ada/tidak ada kebocoran atau kerusakan yang bersifat fatal.
Penyedia harus memastikan penyebab kebocoran serta kerusakan dan mengerjakan
perbaikan yang diperlukan sebelum dapat diterima dengan baik oleh PPK.

C-9 Pengukuran dan Pembayaran Pekerjaan Beton


Pengukuran prestasi pekerjaan beton untuk semua tipe beton harus dilakukan dalam meter
kubik (m3) beton yang dituangkan untuk bangunan sesuai dengan dimensinya yang
ditunjukkan dalam gambar kerja. Tidak ada pengurangan volume beton yang ditempati
besi beton, besi profil atau benda/peralatan lainnya yang terpendam dalam beton.
Pembayaran untuk semua tipe beton dilakukan berdasarkan harga satuan yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan tersebut harus sudah diperhitungkan
termasuk biaya untuk pekerja, material, alat peralatan, penuangan beton, pemadatan, dan
perawatan termasuk bahannya, bahan tambahan baik bersifat kimia (admixture) maupun
mineral (additive), pekerjaan penyelesaian/finishing dan semua pekerjaan non-permanen
untuk akses dan pendukung, tanggul pelindung dan pengaman, saluran pengelak, relokasi
dan pengamanan serta pengeringan kecuali pekerjaan non-permanen (general-items), uji
laboratorium yang diharuskan dalam spesifikasi dan pekerjaan perbaikan lainnya.
Perhitungan pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung (backup data) yang
telah disahkan oleh pengawas lapangan dan atau direksi

C-10 Pekerjaan Cetakan Beton


C-10.1 Umum
Penyedia bertanggung jawab sepenuhnya untuk desain dan pelaksanaan pekerjaan cetakan
beton termasuk perancah (false work/scaffolding), dan wajib menyerahkan desain dan
metoda kerja kepada PPK guna mendapat persetujuan paling lambat 2 (dua) bulan sebelum
pekerjaan cetakan beton tersebut dilaksanakan termasuk gambar kerja, dan perhitungan
teknis, rincian dari material dan produk pabrik yang akan dipakai untuk
pelaksanaan pekerjaan cetakan.
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


Pekerjaan cetakan beton dapat dibuat dari multipleks 12 mm atau besi dengan desainnya
harus menjamin bahwa konstruksi cetakan dan perancah dengan penguat, penyekat,
penopang dan pendukung cukup kuat sehingga tidak terjadi deformasi yang besar karena
menahan adukan beton yang masih plastis atau karena metoda kerja penuangan dan
pemadatan beton atau karena timbulnya beban tambahan yang semula tidak
diperhitungkan.
Penyedia wajib menyerahkan desain dan metoda kerja untuk pembuatan cetakan beton
kepada PPK guna mendapat persetujuan sebelum dilaksanakan. Desain cetakan dan
perancah harus memuat rincian dasar perhitungan, beban dan tegangan yang ditanggung
konstruksi, asumsi, sifat dan karakteristik material yang dipakai, rincian konstruksi yang
diusulkan termasuk ukuran balok, papan penyekat, penopang, penguat dan perancah.
Metoda kerja penuangan beton, pemadatan, perawatan dan lain-lain harus sesuai dengan
ketentuan dalam Spesifikasi Teknis ini.
Penyedia tidak diperkenankan melakukan pengadaan material sebelum memperoleh
persetujuan PPK. Cetakan harus dibuat dengan cukup teliti sehingga memperlihatkan
bentuk beton seperti yang diuraikan dalam metoda kerja di atas. Penyedia juga harus
memperhatikan perlunya penyesuaian terhadap terjadinya penyusutan, pemampatan/
penurunan (settlement) atau lendutan/defleksi yang mungkin terjadi selama pelaksanaan
sehingga beton yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan dimensi dan toleransi yang
disyaratkan.
Berdasarkan pengukuran dan pembayarannya, cetakan beton dibedakan dalam 2 (dua) tipe
cetakan tergantung dari tinggi dari dinding bangunan atau tinggi dari dasar atau
permukaan tanah seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan perintah
PPK :
Bekisting Non Expose <2 : Cetakan tanpa penopang untuk bangunan beton/tembok
beton dengan tinggi kurang atau sama dengan 1,0 m yang
diukur dari dasar atau permukaan tanah
Bekisting Expose >2 : Cetakan dengan penopang, penyokong dan perancah yang
agak berat, untuk bangunan beton dengan tinggi dinding
lebih dari 1,0 m dan kurang atau sama dengan 5,0 m yang
diukur dari dasar atau permukaan tanah. Pengukuran untuk
pembayaran cetakan tipe ini harus dimulai dari 0,0 m
sampai puncak dinding dimana cetakan dipasang.

Dalam hal tinggi cetakan dalam satu bagian/segmen pekerjaan bervariasi, maka tinggi rata-
rata yang dihitung dari gambar kerja dapat dipakai sebagai dasar untuk menetapkan tipe
cetakan

Dalam hal tinggi cetakan dalam satu bagian/segmen pekerjaan bervariasi, maka tinggi
rata-rata yang dihitung dari gambar kerja dapat dipakai sebagai dasar untuk menetapkan
tipe cetakan.

Semua sudut beton exposed harus ditutup dengan pengisi/listel berbentuk segitiga dengan
ukuran tidak kurang dari 1 cm x 1 cm x 1 cm untuk mencegah mortar mengalir keluar dan
mempersiapkan permukaan yang halus dan lurus atau dengan cara lain sesuai perintah
PPK. Pengisi segitiga/listel dibuat dari kayu kualitas baik, lurus dan dengan permukaan
yang dihaluskan.
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


Lubang-lubang yang disediakan pada cetakan untuk tujuan pemeriksaan kondisi di dalam
cetakan dan untuk membuang air yang dipakai untuk mencuci cetakan, harus dapat
dengan mudah ditutup sebelum pekerjaan penuangan beton dikerjakan.

Seringkali untuk memperkuat cetakan dilakukan dengan memasang baut atau


penguat/pengunci (clamp) dalam jumlah yang cukup kuat untuk mencegah cetakan
mengembang. Baut dan clamp yang dipakai harus dari jenis dan tipe yang dapat dipotong
di bawah permukaan beton 2 cm atau lebih sehingga tidak ada metal sedalam 3 cm dari
permukaan beton.

Seluruh permukaan cetakan yang bersinggungan/kontak dengan beton harus dilapisi


dengan bahan kimia (non-staining releasing agent) agar cetakan dapat dilepas dengan
bersih dan mudah. Pemolesan permukaan cetakan dengan bahan kimia dikerjakan
sebelum besi tulangan dipasang, dan harus dijaga agar non-staining releasing agent tidak
mengotori besi tulangan. Sebelum penuangan beton dilaksanakan, cetakan harus
dibersihkan dan dibasahi dengan baik.

Penuangan beton tidak diijinkan untuk dilaksanakan sebelum seluruh besi tulangan,
waterstop, joint element, anchor, embedded item dan lain-lain sudah dipasang Penyedia
dengan baik sesuai gambar kerja dan diperiksa serta disetujui PPK.

C-10.2 Lingkup Pekerjaan


1) Bekisting menggunakan multiplek dengan tebal 12 mm atau dengan besi sehingga
menghasilkan permukaan beton yang rata.
2) Bekisting harus menghasilkan konstruksi beton akhir yang mempunyai bentuk,
ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan gambar kerja.
3) Bekisting harus kokoh, diberi ikatan-ikatan agar terjamin kedudukan dan bentuk
yang tetap, mudah dibongkar, serta tidak merusak beton pada saat pembongkaran.
4) Bekisting harus disokong dengan perancah atau scaffolding yang kuat dan kokoh,
baik dari kayu, bambu ataupun besi agar dihasilkan bentuk bangunan sesuai dengan
gambar rencana.
5) Bekisting harus rapat atau tidak terdapat celah, sehingga adukan beton tidak keluar
pada saat pelaksanaan pengecoran.
6) Dalam pemasangan bekisting, tidak boleh ada bidang yang bersentuhan dengan
tulangan, untuk itu harus dipasang betondecking (beton tahu) sebagai pengganjal
setebal selimut beton yang ditentukan dalam gambar.
7) Sebelum diisi dengan beton, bekisting harus dibersihkan dan disiram dengan air.

C-10.3 Pembongkaran Cetakan


Cetakan yang dipasang vertikal untuk bangunan, tidak boleh dibongkar lebih cepat dari 3
(tiga) hari atau 72 (tujuh puluh dua) jam sesudah beton dituangkan.
Cetakan dengan perancah/penopang/penguat sementara untuk balok dan lantai beton harus
dijaga tetap berada pada tempatnya selama paling sedikit 10 (sepuluh) hari atau sampai
beton telah mencapai kuat desak paling sedikit 85% dari kuat desak menurut desain.
Cetakan untuk lining beton saluran dapat dibongkar 24 (dua puluh empat) jam sesudah
adukan beton dituang.
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


C-10.4 Pengukuran dan Pembayaran Cetakan
Pengukuran dilakukan berdasarkan luas (m2) cetakan untuk masing-masing tipe cetakan :
Cetakan Expose > 2 dan Cetakan Nonexpose < 2, yang diukur adalah luas bersih
permukaan cetakan tempat beton berada berdasarkan gambar termasuk permukaan beton
pada konstruksi sambungan, dan ujung penutup.
Pembayaran pekerjaan cetakan beton dilaksanakan berdasarkan harga satuan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga. Harga satuan tersebut harus termasuk harga/biaya untuk pekerja,
peralatan, material dan semua pekerjaan yang berkaitan termasuk pekerjaan pemasangan
dan pembongkaran cetakan, penopang, perancah dan lain-lain.
Cetakan beton untuk beton lantai kerja, beton pracetak dan sebagainya, tidak dibayar dan
dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan beton bersangkutan.
Perhitungan pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung (backup data) yang
telah disahkan oleh oleh PPK

C-11 Pembesian
C-11.1 Umum
Besi tulangan untuk pekerjaan konstruksi beton dapat berupa besi polos dan besi ulir yang
memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) 07-2052-2002, Penyedia harus mendapat
persetujuan PPK untuk pengadaan besi tulangan yang akan dipergunakan dan
menyerahkan sertifikat produksi pabrik setiap pengirimannya ke lokasi pekerjaan.
Penyedia dengan biaya sendiri harus melakukan uji material bila diminta PPK dengan
prosedur baku uji yang disetujui PPK.

Tampang melintang besi tulangan yang dikirim ke lokasi kerja harus sama pada seluruh
panjangnya dengan yang disetujui PPK. Dua besi tulangan dengan diameter yang sama
yang diambil secara random dari besi tulangan yang dikirim ke lokasi kerja harus tidak
boleh berbeda lebih dari 2% (dua persen) dari diameter yang disyaratkan. Besi tulangan
harus bersih dari karat, oli, kotoran dan tidak cacat.

C-11.2 Toleransi Besi Tulangan


Ukuran dan toleransi besi tulangan sesuai SNI 07-2052-2002 adalah :
a. Diameter dan berat per meter baja tulangan beton polos seperti tercantum pada
Tabel 1. Diameter, ukuran sirip dan berat per meter baja tulangan beton sirip (ulir)
seperti tercantum pada Tabel 2.
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


b. Toleransi diameter baja tulangan beton polos dan sirip seperti pada tabel 3
Tabel 3

c. Panjang baja tulangan


Panjang baja tulangan beton ditetapkan 6 M, 9 M dan 12 M
d. Toleransi Panjang
Toleransi panjang baja tulangan beton ditetapkan minus 0 MM (-0 MM) plus 70
MM (+70 MM).
e. Toleransi Berat per Batang
Toleransi berat baja tulangan polos dan sirip ditetapkan seperti tercantum pada
table 4

C-11.3 Gambar Pembesian


Penyedia wajib menyerahkan gambar pembesian berikut dengan daftar besi dan
pembengkokannya kepada PPK untuk mendapat persetujuan sebelum pemasangannya di
lokasi pekerjaan.

C-11.4 Pemasangan Besi Tulangan


Besi tulangan harus dipotong, ditekuk dan dibentuk sesuai dengan ukuran/dimensi yang
ditunjukkan pada gambar pembesian yang telah disepakati. Besi tulangan harus dipasang
pada lokasi dan posisi yang tepat sesuai dengan gambar dan diikat kuat pada cetakan
beton.
Besi tulangan harus menyatu dengan kuat antara satu dengan yang lain sebagai suatu
rangkaian/anyaman yang kokoh yang tidak mudah berubah bentuk dan diikat dengan kuat
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


pada cetakan dengan posisi yang tepat dan tidak mudah bergeser selama proses penuangan
dan pemadatan beton.
Semua ujung-ujung kawat pengikat harus ditekuk ke arah dalam adukan beton, tidak
diijinkan mencuat keluar permukaan beton.
Batu tahu untuk membentuk selimut beton, dibuat dari beton pra-cetak dengan kuat desak
tidak kurang dari tipe beton yang akan dituang, dengan tebal sesuai dengan desain tebal
selimut beton diikat kuat pada cetakan dengan kawat dan disiram air sesaat sebelum beton
dituang.
Sebelum penuangan beton dilaksanakan, seluruh besi tulangan harus dibersihkan dari
material lepas, debu, lumpur, kerak, oli atau sisa beton hasil pengecoran sebelumnya yang
menempel/mengeras dan bahan lainnya yang dapat melemahkan ikatan dengan beton.
Penyedia wajib memberikan waktu tidak kurang dari 24 jam sebelum pelaksanaan
penuangan beton, kepada PPK untuk melakukan pemeriksaan kesiapan pelaksanaan
secara menyeluruh dan memberi persetujuan bila semuanya sesuai dengan ketentuan
dalam spesifikasi.

C-11.5 Penyambungan Besi Tulangan


Semua besi tulangan harus dipasang dengan susunan dan panjang seperti pada gambar
kecuali bila ditentukan dan disetujui berbeda oleh PPK.
Kecuali yang sudah ditetapkan dalam gambar penyambungan besi tulangan lainnya tidak
diperkenankan tanpa persetujuan PPK. Penyambungan harus dilakukan dengan overlap
sepanjang mungkin.
Panjang overlap antara 2 (dua) besi tulangan yang disambung harus sesuai dengan
gambar. Bila tidak ditunjukkan dalam gambar, panjang overlap harus tidak kurang dari 30
(tiga puluh) diameter besi tulangan. Untuk penyambungan dengan cara overlap, besi
tulangan harus dipasang dan diikat dengan kawat sedemikian sehingga tebal selimut beton
tetap memenuhi ketentuan.

C-11.6 Selimut Beton


Semua besi tulangan harus dipasang dengan tebal selimut beton sesuai dengan ketentuan
dalam gambar, atau atas perintah PPK.

C-11.7 Pengukuran Pembayaran Besi Tulangan


Kecuali untuk beton pracetak, besi tulangan diukur dalam satuan berat ton untuk setiap
jenis/tipe besi tulangan bulat-polos atau bulat-ulir, berdasarkan berat yang dihitung untuk
besi tulangan dengan ukuran diameter dan panjang yang ditunjukkan dalam daftar dan
gambar pembesian/penulangan yang disetujui PPK.
Untuk menghitung berat besi tulangan setiap tipe besi sebagai dasar pembayaran,
ketentuan berat dalam SNI 07-2052-1990 yang setara dengan JIS G3112 harus diikuti sbb:

Besi Bulat-Ulir
Diameter (mm) D10 D13 D16 D19 D22 D25 D29 D32
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


Berat (kg/m) 0,617 1,04 1,58 2,23 2,98 3,85 5,19 6,31

Besi Bulat-Polos
Diameter (mm) f8 f10 f12 f16 f19 f22 f25 f28 f32
Berat (kg/m) 0,395 0,617 0,888 1,58 2,23 2,98 3,85 4,83 6,31

Bila diameter besi tulangan dalam gambar tidak ada dalam daftar di atas, PPK akan
menetapkan berat besi tulangan yang dipasang di lokasi pekerjaan berdasarkan ketentuan
dalam standar SNI atau JIS.
Besi tulangan yang diperlukan untuk pemasangan, penyetelan, penjepit, pengikat dan
keperluan lainnya untuk penempatan besi tulangan pada cetakan, tidak diperhitungkan
dalam pembayaran. Besi tulangan untuk overlap sambungan yang dinyatakan dalam
gambar atau yang diperintahkan oleh Engineer akan diperhitungkan dalam pembayaran.
Pembayaran untuk pekerjaan besi tulangan dilakukan berdasarkan harga satuan yang
ditawarkan/dicantumkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk masing-masing tipe
besi bulat-ulir dan besi bulat-polos. Harga satuan tersebut sudah termasuk biaya dan
ongkos untuk pekerja, peralatan, material, alat penyediaan, pemasangan dan penyetelan
besi tulangan dan semua pekerjaan pendukung yang disebut dalam Spesifikasi ini.
Perhitungan pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung (backup data) yang
telah disahkan oleh PPK

C-16. Perancah
Peancah merupakan konstruksi pembantu pada pekerjaan bangunan yang sudah mencapai
ketinggian lebih dari 2 meter dan tidak dapat dijangkau oleh pekerja . Perancah adalah
work platform sementara.
Perancah (scaffolding) adalah suatu struktur untuk sementara yang digunakan untuk
menyangga manusia dan material dalam kontruksi yang biasanya berbentuk suatu sistim
modular dari kayu, bambu atau pipa besi sehingga mempunyai kekuatan untuk menopang
beban yang ada diatasnya.
Jenis Perancah terdiri dari :

• Perancah Andang kayu ( Tebal 3 cm)

• Perancang tiang bambu

• Perancah Besi Beroda

• Perancah Besi tanpa roda

• Perancah Frame

• Perancah dolken dia” 6 – 10 cm


Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


Tiap-tiap cetakan harus dipasang di atas papan kayu yang kokoh dan harus mudah distel.
Tiang perancah boleh mempunyai paling banyak satu sambungan yang tidak disokong
kearah samping. Bambu juga boleh digunakan untuk tiang perancah, asalkan dipikirkan
terhadap stabilitas terutama terhadap berat sendiri beton, serta beban-beban lain yang
timbul selama pengecoran seperti akibat getaran alat penggetar, berat pekerja dll.

Mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah unit price dalam meter persegi (M2) yang
dimasukkan kedalam mata pembayaran pekerjaan bekesting (form work) berdasar
kemajuan pekerjaan yang telah dicapai dilapangan dengan pengesahan dari Direksi
Pekerjaan
C-17. Beton K 225

Semen dan Agregat Beton


Semen dan agregat yang akan dipergunakan untuk beton termasuk supliernya harus
terlebih dahulu diusulkan oleh Penyedia dilampiri hasil uji laboratorium kepada PPK guna
mendapatkan persetujuan sebelum dipergunakan.
Semen dan agregat harus disimpan dan dirawat dengan baik untuk memelihara
kualitasnya, dan meskipun sebelum realisasi pengadaan bahan tersebut telah mendapat
persetujuan PPK tetapi masih perlu diperiksa dan diuji laboratorium lagi sebelum
dipergunakan sebagai campuran beton.
Semen dan agregat yang tidak memenuhi syarat yang ditetapkan dalam Spesifikasi Teknik
ini harus segera dibuang dari lokasi pekerjaan dan tidak boleh dipergunakan untuk
campuran beton.

Semen
Umum
Semen yang dipergunakan adalah Ordinary Portland Cement yang sesuai dengan
persyaratan dalam Standar Nasional Indonesia. Penyedia wajib menyerahkan hasil uji
laboratorium yang dibuat produsen (mill certificate) kepada PPK untuk setiap 100 ton PC
(Portland Cement) yang dikirim ke lokasi pekerjaan.
Meskipun sudah ada mill certificate, Penyedia wajib melakukan uji laboratorium sesuai
persyaratan dalam Standar Nasional Indonesia untuk meyakinkan semen tersebut
memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi ini. Oleh PPK berhak menolak/memerintahkan
penyedia untuk mengganti semen yang kualitasnya tidak layak pakai berdasarkan SK SNI
03-2847-2002.

Penyimpan Semen di Lokasi


Semen harus ditaruh dalam kantong kertas yang kuat dan tahan terhadap bantingan
dengan nama produsen, tipe semen, bulan dan tahun produksi harus dicetak jelas pada
kantong.
Segera setelah sampai di lokasi, semen harus disimpan di gudang yang kering, hujan tidak
bocor, beralaskan balok kayu dan ventilasi udara yang baik untuk mencegah kerusakan
semen akibat udara yang lembab. Semen yang sudah menunjukkan tanda-tanda kerusakan,
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


mulai menggumpal dan mengeras harus segera dibuang dari lokasi dan tidak boleh
dipakai.
Penyedia wajib menyampaikan gambar rencana gudang semen dan metoda
penyimpanannya kepada PPK untuk dikaji dan disetujui. Tumpukan semen tidak boleh
lebih dari 13 (tiga belas) kantong, dan bila penyimpanan akan lebih dari 2 (dua) bulan,
tumpukan semen tidak boleh lebih dari 7 (tujuh) kantong.
Semen yang telah disimpan digudang lebih dari 1 (satu) bulan pada musim hujan dan
lebih dari 3 (tiga) bulan pada musim kemarau harus segera dikeluarkan dari gudang dan
tidak boleh dipergunakan. Penyimpanan dan pemakaian semen dari gudang harus
berdasarkan FIFO, first in-first out, dan kantong-kantong semen ditata sedemikian
sehingga memudahkan aksesibilitas untuk pemeriksaan.

Agregat Beton
Umum
Agregat beton harus berasal dari batu yang padat, keras dan awet, bebas dari segala
kotoran, bahan organik, kontaminasi bahan kimia dan bahan perusak lainnya. Bila perlu
PPK akan memerintahkan pencucian supaya bersih dan menolak agregat yang tidak
memenuhi Spesifikasi ini.

Agregat Kasar
Agregat kasar untuk campuran beton harus berasal dari produksi peralatan pemecah batu
(stone-crusher) atau kerikil dari sungai yang bersih, padat, keras, awet, dan memenuhi
ketentuan-ketentuan dalam Spesifikasi ini.
Agregat kasar harus berukuran nominal maksimum 40 mm, tetapi untuk beton pra-cetak
dan beton dengan besi tulangan yang rapat atau sesuai dengan perintah PPK, maksimum
20 mm. Susunan gradasi butiran agregat kasar harus memenuhi ketentuan seperti dibawah
ini:

Lubang saringan Persen lolos (%), berdasarkan berat


(mm) Ukuran nominal 40 mm Ukuran nominal 20 mm
50 100 -
40 95~100 -
25 - 100
20 35~70 90~100
10 10~30 20~55
5 0~5 0~10
2.5 - 0~5

Agregat Halus
Agregat halus untuk campuran beton harus berasal dari produksi peralatan pemecah batu
(stone-crusher) atau pasir sungai, pasir galian yang berbentuk tajam, padat, keras, awet,
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


bersih dari segala jenis kotoran, bahan organik, lumpur dan partikel yang berpengaruh
buruk pada beton.
Agregat haruslah pasir berasal dari sungai atau tambang pasir. Jika menurut oleh PPK
pasir yang digunakan tidak memenuhi gradasinya, maka pasir dapat ditambahkan dengan
bahan lainnya seperti pasir dari batu pecah.

Susunan gradasi butiran agregat halus harus memenuhi ketentuan :


Lubang Saringan Persen Lolos (%)
(mm) Berdasarkan Berat
10 100
5 90 ~ 100
2,5 80 ~ 100
1,2 50 ~ 90
0,6 25 ~ 65
0,3 10 ~ 35
0,15 2 ~ 10

Penyimpanan Agregat
Penyedia wajib menyerahkan rencana penyimpanan agregat dan cara penanganan/
perlakuannya kepada PPK untuk dikaji dan disetujui sebelum pekerjaan beton
dilaksanakan. Usulan rencana penyimpanan agregat tersebut harus cukup rinci untuk
menunjukkan bahwa agregat akan terjaga dari kontaminasi dan memenuhi ketentuan
dalam spesifikasi ini.
Penyimpanan agregat kasar harus terpisah dari agregat halus, baik di lokasi sumber
agregat/quarry maupun di lokasi base-camp/batching plant dan harus dijaga dari
kemungkinan terjadi kontaminasi dengan agregat atau material lain. Agregat yang berasal
dari sumber/quarry yang berbeda atau agregat dengan susunan gradasi butiran yang
berbeda, tidak boleh disimpan bersama-sama. Penyimpanan dan penanganan/perlakuan
agregat harus dilakukan tanpa berakibat segregasi butiran.
Di tempat pekerjaan beton misalnya dinding penahan tanah dan lain-lain, Penyedia harus
menyediakan alas dari anyaman bambu atau bahan lainnya untuk tempat penyimpanan
sementara agregat dalam jumlah yang tidak banyak agar tidak bercampur dengan tanah di
sekitarnya atau terkontaminasi dengan bahan lain.

Air
Penyedia wajib menyampaikan rencana sumber air yang akan digunakan untuk campuran
beton kepada PPK untuk dipelajari dan disetujui sebelum pelaksanaan pekerjaan beton.
Bila dipandang perlu oleh PPK, kualitas air yang akan digunakan, Air yang digunakan
untuk membuat dan merawat beton serta membuat adukan haruslah dari sumber yang
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


baik. Pada waktu pemakaian haruslah terhindar dari bahan-bahan yang dapat mengotori
air seperti minyak, asam, garam serta bahan organis yang dapat merusak beton dan
tulangan.

Bahan Tambah Kimia (Admixture)


Pemakaian bahan tambah kimia harus terlebih dahulu mendapat ijin PPK, dan bahan
tambah yang korosif tidak boleh digunakan:
(c) Air-entraining admixtures, harus sesuai dengan ASTM C260 atau JIS A6204.
(d) Water reducing admixtures, harus sesuai ASTM C260 atau JIS A6204.
Pemakaian bahan tambah kimia : air-entraining, water reducing, super plasticizer, set
accelerator, retarder dan sebagainya akan diperintahkan oleh PPK sesuai dengan kondisi
dan kebutuhan di tempat pekerjaan, Penyedia harus menyediakan dan memakai bahan
tambah atas beban biaya sendiri. Bila PPK memerintahkan pemakaian bahan tambah
dalam uji coba campuran beton, Penyedia wajib melaksanakan dengan biaya sendiri
sesuai Pasal C-2.1.

Campuran Beton
Uji Coba Campuran dan Proporsi Campuran
Sesudah usulan penggunaan semen, agregat dan air untuk campuran beton disetujui PPK,
Penyedia wajib membuat dan melakukan uji-coba campuran beton untuk semua tipe beton
yang akan dipakai di pekerjaan sebelum pekerjaan beton dilaksanakan.
Uji coba campuran juga dimaksudkan untuk menunjukkan : kemudahan pengerjaan beton
dan tidak terjadinya proses segregasi selama pengangkutan beton, kandungan semen yang
minimum tetapi menghasilkan beton dengan kuat tekan sesuai rencana, kemudahan dalam
pengerjaan serta daya tahan beton yang baik.
Penyedia wajib menyerahkan data hasil uji coba campuran termasuk proporsi campuran
dan kuat tekan beton dengan umur 7 hari, 14 hari, dan 28 hari kepada PPK untuk dikaji
dan disetujui.
Proporsi campuran untuk setiap tipe beton akan diputuskan PPK berdasarkan hasil dari uji
coba campuran dan uji laboratorium (testing) Penyedia diharuskan membuat Design Mix
Formula (DMF) sebelum membuat beton Mutu. DMF yang dimaksud adalah DMF yang
dikeluarkan UPTD Balai Pengujian Dinas Pekerjaan Umum atau lembaga lain yang
berkompeten. Selanjutnya berdasarkan DMF tersebut, penyedia melakukan uji coba
campuran (trial mix) dengan disaksikan oleh direksi serta dituangkan dalam berita acara.
Hasil uji coba dilaporkan kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan untuk digunakan
pada pekerjaan Beton Mutu yang ingin dilaksanakan dilapanganyang dikerjakan
Penyedia, dan selama pelaksanaan pekerjaan PPK mungkin akan me-modifikasi proporsi
campuran untuk mendapatkan beton dengan kepadatan, kemudahan pengerjaan,
kekentalan campuran dan kuat tekan yang maksimum dengan perbandingan air/semen
yang minimum.
Proporsi campuran yang telah disetujui PPK, segera dikonversikan pada proporsi setiap
bahan di lapangan, agregat dan semen diukur berdasarkan beratnya sedang air dan bahan
tambah kimia berdasarkan volumenya.
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


Beton yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan diklasifikasi berdasarkan hasil uji
kuat tekan benda uji beton berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan panjang 30 cm
dengan umur beton 28 hari sesuai SNI 1972 : 2008.

Nilai slump campuran beton harus serendah mungkin yang akan memungkinkan
pemadatan yang baik dengan alat yang disepakati untuk pekerjaan beton. Tidak diijinkan
menambahkan air untuk mengurangi kekentalan beton.
Ukuran maksimum agregat kasar adalah sepertiga (1/3) diameter pipa pompa bagian
dalam. Sebaiknya ukuran maksimum agregat dibatasi dua perlima (2/5) diameter pipa
bagian dalam atau sesuai dengan instruksi PPK.

Kalau tidak ditentukan dalam gambar atau diperintahkan PPK, tipe beton dan
penggunaannya dilokasi pekerjaan sebagai berikut :

Tipe Beton Penggunaan di Pekerjaan

Tipe A (K225) Plat Beton Street Box untuk valve, Thrusblock, Pondasi Jembatan
Pipa dan lain-lain.
Tipe B (K275) Bangunan Utama dan lain-lain

Pencampuran dan Pengadukan Mekanis


(Concrete Batching Plant)
Lokasi untuk penempatan batching and mixing plant harus disepakati oleh Penyedia dan
PPK. Sebelum pemasangan batching and mixing plant, Penyedia wajib menyerahkan
rencana penyimpanan/penimbunan agregat, penyampuran dan pengadukan campuran
beton kepada PPK untuk persetujuan. Penyedia juga wajib menyerahkan rincian data dan
tipe mixer serta mesin yang akan digunakan, rencana pengangkutan beton dari batching
and mixing plant ke lokasi pekerjaan dimana beton akan dituang/dicor.
Batching plant harus mempunyai fasilitas penampung/bin yang terpisah untuk semen,
agregat halus, dan agregat kasar serta kotak/hopper dilengkapi alat penimbang dengan
skala yang mampu dengan teliti menimbang berat semen, agregat halus dan agregat kasar.
Semen dan agregat harus dicampur berdasarkan berat sedang air diukur dalam volume
kecuali bila ditentukan lain oleh PPK. Peralatan untuk mengukur berat dan volume harus
selalu dalam kondisi baik dan ketelitian tinggi selama dipergunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan dan secara periodik dilakukan kalibrasi sesuai perintah PPK. Material beton
harus dicampur berdasarkan desain campuran beton (mix design) yang telah disetujui PPK
dengan toleransi sebagai berikut:

- semen : ± 2%
- agregat halus : ± 2%
- agregat kasar : ± 3%
- air : ±1%
- bahan tambah : ± 1%
Penyedia wajib menyediakan alat penguji berat (timbangan) dan alat bantu lainnya yang
diperlukan untuk memeriksa ketelitian timbangan. Penyedia setiap bulan wajib memeriksa
ulang ketelitian alat penimbang dan setiap 6 (enam) bulan harus dikalibrasi oleh institusi
yang berwenang.
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


Pengadukan (Pencampuran) Beton
Mixer dengan drum pencampuran dan pengaduk beton baik yang dapat berputar
horizontal maupun miring harus selalu dalam keadaan bersih dengan kondisi yang baik
setiap saat selama pelaksanaan pekerjaan. Drum tersebut harus dapat berputar dengan
kecepatan yang sesuai dan disetujui PPK, pengadukan yang terus-menerus tidak diijinkan.
Sebelum semen dan agregat dimasukkan ke dalam drum, terlebih dahulu air untuk
campuran beton dimasukkan ke dalam drum sebanyak kurang lebih 10% jumlah air yang
diperlukan untuk campuran beton, selanjutnya sisa air ditambahkan berangsur-angsur
selama pengadukan sehingga seluruh air untuk campuran beton sudah dimasukkan
kedalam drum sebelum seperempat waktu yang diperlukan untuk pengadukan berakhir.
Pengadukan beton dilanjutkan sampai warna dan kekentalan campuran beton terlihat
merata. Untuk mixer dengan kapasitas 750 liter pengadukan campuran beton dilanjutkan
tidak kurang dari 1,5 menit setelah seluruh volume air dimasukkan. Untuk setiap kenaikan
kapasitas mixer sebanyak 500 liter, waktu pengadukan beton perlu ditambah paling sedikit
15 detik.
Volume campuran beton yang akan diaduk tidak boleh melebihi kapasitas mixer yang
dipergunakan. Sebelum campuran beton yang baru akan dimasukkan ke dalam drum,
semua campuran beton lama harus dikeluarkan sehingga tiada sisa yang tertinggal dalam
drum. Bila karena suatu sebab pelaksanaan pekerjaan beton berhenti selama lebih dari 20
menit, mixer beserta perlengkapannya harus dicuci dengan air bersih. Sisa beton lama
yang mungkin masih tertinggal harus dibersihkan dengan memutar drum yang berisi
agregat dan air, sebelum dipergunakan untuk pengadukan beton yang baru.
Penyedia wajib memeriksa mixer setiap hari dan memperbaiki kerusakan yang ada
sehingga mixer selalu dalam keadaan baik, bersih dan siap untuk operasi.

Pengadukan Beton dengan Portable Mechanical Mixer


Pengadukan beton dengan cara manual (tenaga manusia) tidak diperkenankan. Bila
kondisi lokasi pekerjaan hanya memungkinkan penuangan/pengecoran beton dengan
volume yang sedikit, maka pengadukan beton menggunakan portable mechanical mixer
dapat dilaksanakan dengan persetujuan PPK.
Campuran semen, agregat halus, agregat kasar dan air boleh dibuat berdasarkan volume,
Penyedia harus menyediakan kotak yang kuat dan bagus sebagai sarana pengukur volume
yang cukup teliti dan harus mendapatkan persetujuan PPK sebelum dipergunakan disetiap
portable mechanical mixer.
Kira-kira 10% dari air yang diperlukan bagi campuran beton, harus sudah dimasukkan ke
dalam drum sebelum semen dan agregat dimasukkan, dan sisa air dituangkan ke dalam
drum berangsur-angsur selama proses pencampuran dan pengadukan sedang berlangsung.
Seluruh volume air yang diperlukan untuk campuran beton harus sudah dituangkan ke
dalam drum pada menit pertama pengadukan. Waktu terbaik untuk pengadukan
seharusnya ditetapkan berdasarkan hasil uji/tes, tetapi umumnya tidak boleh kurang dari 3
(tiga) menit.
Penyedia wajib menjamin bahwa pengawas dan pekerja benar-benar sudah terlatih dengan
baik dalam penggunaan portable mechanical mixer dengan produksi beton yang
berkualitas dan memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi ini.
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


Sisa Beton
Penyedia wajib menyampaikan kepada PPK sisa harian volume beton untuk setiap tipe
beton termasuk berat semen yang dipergunakan di setiap lokasi pekerjaan permanen
maupun pekerjaan non permanen.

Pengangkutan dan Penuangan/Pengecoran Beton


Umum
Penyedia sebelum melaksanakan pekerjaan beton baik untuk pekerjaan permanen maupun
non-permanen wajib menyampaikan metoda kerja pengangkutan dan penuangan beton
kepada PPK untuk dipelajari dan disetujui. Metoda kerja tersebut harus menguraikan
secara rinci seluruh kegiatan pelaksanaan pekerjaan beton yang meliputi akses menuju ke
lokasi kerja dan sekitarnya, material, peralatan dan pekerja, metoda, tahapan dan urutan
kegiatan, pemadatan dan perawatan beton, dan kegiatan pembuatan benda uji dan uji
laboratorium yang akan dikerjakan.
Tidak diijinkan melaksanakan pengecoran beton sebelum metoda kerja di atas disetujui
PPK.
Tidak diijinkan melaksanakan kegiatan pembetonan jika: hasil pekerjaan galian, cetakan,
pemasangan besi tulangan dan bagian konstruksi/material yang nantinya akan tertanam
dalam beton dan lain-lain belum diperiksa dan disetujui PPK termasuk keamanan akses
menuju dan sekitar lokasi pekerjaan.
Segera setelah pencampuran dan pengadukan beton dilaksanakan beton harus diangkut ke
lokasi kerja dengan metoda yang menjamin keberlanjutan pengiriman beton dengan aman
bebas dari separasi dan kontaminasi serta kemudahan dalam pengerjaan (workability)
pada waktu dan tempat pengecoran.
Semua beton harus sudah dituangkan/dicor dan dipadatkan dalam waktu 1 (satu) jam sejak
pencampuran/pengadukan dan beton yang sudah mulai mengeras dilarang digunakan
untuk pekerjaan.

Limitasi Cuaca
Penuangan/pengecoran beton pada hari hujan tidak diperkenankan. Bila mulai turun hujan
atau akan segera turun hujan pada saat penuangan beton sedang berlangsung, maka
pelaksanaan pekerjaan harus diberhentikan dan sambungan konstruksi harus dibuat dan
perawatan beton untuk bagian pekerjaan yang sudah diselesaikan harus dilaksanakan.
Dalam hal dilakukan penundaan pekerjaan pembetonan sesudah mulai turun hujan,
permukaan beton yang sedang dalam proses mengeras harus ditutup dengan rapat dan
dilindungi dari curah hujan dengan upaya/cara yang disetujui PPK untuk mencegah
hilangnya semen atau terjadinya sarang tawon pada permukaan beton serta mencegah
kerusakan lain akibat hujan dan aliran air hujan.
Bila penuangan/pengecoran beton dilakukan dalam kondisi cuaca sedemikian sehingga
menimbulkan kekhawatiran temperatur beton akan meningkat sampai melampaui 320C,
Penyedia wajib menyiapkan langkah dan upaya yang efektif misalnya mendinginkan lebih
dahulu agregat dan air untuk campuran beton, melindungi lokasi kerja dengan tenda atau
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


melaksanakan penuangan beton diwaktu malam untuk menjaga temperatur beton di bawah
320C.
Bila kualitas beton dinilai PPK tidak memenuhi ketentuan spesifikasi ini karena Penyedia
mengabaikan ketentuan diatas, atau karena ketidak hati-hatiannya atau karena sebab-sebab
lain, maka beton tersebut harus dibongkar dan dibuang serta dicor ulang dengan
mengikuti ketentuan dalam Spesifikasi ini hingga memuaskan PPK dengan beban biaya
Penyedia.

Penuangan Adukan Beton


Sebelum penuangan adukan beton ke dalam cetakan dilaksanakan, segala kotoran, debu,
paku, kawat, batu atau puing dan lain-lain harus dibuang dan dibersihkan, selanjutnya
permukaan cetakan dibasahi dengan air atau bahan kimia lain dan dihindari adanya
genangan air pada cetakan dan lokasi pengecoran.
Adukan beton harus dituang sedekat mungkin dengan lokasi akhir beton itu berada, guna
mencegah perubahan posisi besi tulangan, cetakan, atau komponen bangunan yang akan
tertanam dalam adukan beton. Penuangan adukan beton dilaksanakan lapis demi lapis
mendatar dengan tebal lapisan tidak melebihi 30 cm. Penuangan adukan beton harus
dikerjakan menerus diantara sambungan konstruksi yang telah disetujui.
Penuangan adukan beton dapat dikerjakan menggunakan talang-luncur atau pompa
dengan tinggi jatuh tidak lebih dari 1 (satu) meter. Bila tinggi jatuh melampaui 1,5 (satu
setengah) meter, maka penuangan adukan beton harus menggunakan pipa. Pipa tersebut
harus selalu penuh dengan adukan beton selama pelaksanaan penuangan beton dan ujung
pipa harus selalu terbenam dalam adukan beton segar.
Bila diperlukan kemiringan yang tajam, talang luncur harus dilengkapi dengan papan-
papan pencegah segregasi atau talang luncur yang pendek-pendek dengan arah yang
berbalikan untuk mencegah segregasi.
Penuangan adukan beton menggunakan pompa dapat dilakukan dengan persetujuan PPK,
penempatan dan pengoperasian pompa harus diatur sedemikian rupa agar getarannya tidak
merusak adukan beton yang masih segar dan baru dalam proses mengeras (setting). Bila
adukan beton dituang dan dialirkan menggunakan alat mekanik/pneumatis dengan tekanan
tertentu, alat tersebut harus sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan dan dengan kapasitas
yang cukup. Pengoperasian pompa harus dilaksanakan sedemikian sehingga aliran adukan
beton berlangsung terus menerus tanpa adanya rongga-rongga udara. Adukan beton tidak
boleh dituang di genangan air atau air mengalir, dan air yang berakumulasi selama
pelaksanaan pekerjaan harus dibuang keluar lokasi kerja.
Adukan beton tidak boleh dituang pada beton yang sudah dituang/dicor terlebih dahulu
lebih dari 30 menit kecuali bila dibuat siar pelaksanaan (construction joint) pada bagian
tersebut sesuai ketentuan dalam spesifikasi ini. Bila karena suatu sebab penuangan beton
terpaksa dihentikan, maka siar pelaksanaan harus dibuat secara horizontal atau vertikal
sesuai dengan keperluan, dilengkapi dengan pengunci untuk menahan gaya geser, dan
pasak untuk memperkuat ikatan antar bagian konstruksi sesuai dengan perintah PPK.
Sebelum pekerjaan pembetonan dilanjutkan, permukaan beton harus dipotong atau di-
chipping untuk menghilangkan lapisan semen dan pasir halus (laitance) dan
memunculkan agregat beton, dan permukaan beton harus disiram air sehingga jenuh.
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


Bahan pengikat (bonding-agent) harus dituang sebelum pengecoran adukan beton yang
baru. Semua bahan yang akan dipakai dan cara penggunaannya harus mendapat
persetujuan PPK.
Bila PPK menilai bahwa kecil kemungkinan penuangan adukan beton dapat dikerjakan
dengan baik disebabkan oleh sempitnya jarak antara besi tulangan dan banyaknya benda
yang akan terpendam dalam beton, tipisnya segmen beton dan lain-lain, Penyedia harus
menambahkan superplasticizer ke dalam adukan beton untuk menambah keenceran
adukan beton dengan biayanya sendiri. Sebelum penggunaan plasticizer Penyedia harus
menyampaikan kepada PPK rincian datanya termasuk spesifikasi, cara penggunaan,
kemudahan dalam penggunaannya, susunan kimia dan lain-lain untuk mendapat
persetujuan.
Kecuali bila diperintahkan lain oleh PPK, Penyedia dengan biayanya sendiri harus
menggunakan bahan tambah air entraining admixture (AE-admixture) dalam pelaksanaan
pekerjaan lining saluran untuk menambah kemudahan dalam pengerjaan adukan beton
dan menambah kedap air.
Penyedia harus menyampaikan kepada PPK rincian data AE-admixture termasuk
spesifikasi, cara penggunaan, kemudahan dalam penggunaannya, susunan kimia dan lain-
lain untuk mendapat persetujuan.

Penggetaran dan Pemadatan Beton


Bangunan Beton Bertulang
Beton untuk bangunan harus dipadatkan menggunakan vibrator mekanik atau elektrik
yang sebelum digunakan harus mendapat persetujuan PPK. Vibrator yang dipakai harus
berdiameter yang sesuai dengan jarak besi tulangan, frekuensi tinggi dan harus
dioperasikan oleh operator yang berpengalaman.
Pemadatan beton harus dikerjakan dengan hati-hati dan teliti dimulai dari bagian sudut
cetakan, di sekitar besi tulangan dan peralatan/benda yang dipasang dalam beton sehingga
beton benar-benar padat dan tidak ada rongga-rongga atau sarang tawon. Pemadatan harus
merata, tidak terjadi kontak antara vibrator dengan cetakan dan besi tulangan serta harus
dicegah pemadatan yang berlebihan.
Alat penggetar/poker vibrator harus dimasukkan ke dalam adukan beton segar dengan
jarak yang teratur berkisar antara 10 (sepuluh) kali diameter tongkat vibrator yang dipakai
antara satu lubang dengan lubang berikutnya dengan kedalaman sedemikian sehingga
adukan beton segar yang sedang dipadatkan menyatu dengan beton yang dicor
sebelumnya. Vibrator dicabut pelan-pelan segera sesudah tidak muncul lagi gelembung
udara dipermukaan adukan beton yang sedang dipadatkan atau tidak lebih dari 30 (tiga
puluh) detik sejak saat dimasukkan ke dalam adukan beton segar. Pencabutan vibrator
harus dilakukan secara vertikal dan dengan perlahan-lahan agar tidak terbentuk rongga-
rongga udara.
Penyedia wajib menyediakan vibrator cadangan selama penuangan beton, atau
pelaksanaan pekerjaan akan dihentikan oleh PPK. Penundaan pelaksanaan pekerjaan
akibat hal tersebut adalah tanggung jawab sepenuhnya Penyedia dalam menyelesaikan
pekerjaan seluruhnya.
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


Finishing Permukaan Beton
Pekerjaan finishing pada permukaan beton harus dilakukan sesuai dengan ketentuan
dalam spesifikasi ini atau sesuai dengan ketentuan dalam gambar atau perintah PPK.

Beton dengan Permukaan Pra-bentuk (Formed Surfaces)


Permukaan beton harus bagus, utuh dan bebas dari sarang tawon, tonjolan/benjolan, serta
cacat-cacat lainnya. Semua sudut permukaan beton (exposed arises) harus bersudut
tumpul atau bulat. Bila berdasarkan hasil pemeriksaan segera sesudah pembongkaran
cetakan perlu segera dilakukan perbaikan terhadap permukaan beton maka segala upaya
perbaikan permukaan beton tersebut (finished surface concrete) harus dengan persetujuan
PPK.
Bila setelah pembongkaran cetakan dijumpai kesalahan dalam pengerjaan beton atau
cacat-cacat atau bila hasil uji laboratorium, uji kuat desak, menunjukkan kualitas beton
jelek maka atas perintah PPK, pekerjaan tersebut harus dibongkar dan diganti oleh
Penyedia atas biaya sendiri.

Unformed Surfaces
Pekerjaan beton untuk bangunan harus dilaksanakan sesuai dengan gambar, mendatar,
bulat atau ber-texture.
Pekerjaan finishing pada lining beton untuk saluran dikerjakan segera sesudah beton
cukup mengeras, dihaluskan dan diratakan dengan tangan guna mendapatkan permukaan
lining beton yang halus dan rata.

Toleransi Pekerjaan Beton


Bila gambar dan Spesifikasi ini tidak menyebutkan tentang toleransi, maka toleransi yang
ditentukan dalam pasal ini dapat dipergunakan. Pekerjaan beton yang melampaui toleransi
yang diijinkan dalam Pasal ini, harus diperbaiki atau dibongkar dan diganti dengan biaya
ditanggung oleh Penyedia.
Penyedia bertanggung jawab terhadap penempatan/pemasangan serta pengawasan/
penjagaan posisi cetakan beton, besi tulangan, dan barang/peralatan yang akan terpasang
dalam beton dalam batas-batas toleransi yang ditetapkan. Toleransi yang diijinkan untuk
pekerjaan beton, kecuali ditentukan dalam gambar harus mengikuti ketentuan sebagai
berikut:

Toleransi
Item
yang diijinkan
1. Sipon monolit, gorong-gorong, flume
(1) terhadap sumbu/jalur yang ditetapkan 5 cm
(2) terhadap kemiringan (tanjakan) yang ditetapkan 1 cm
(3) perbedaan tebal beton yang terbesar antara:
• minus 2,5 % atau 1 cm
• plus 5% atau 1 cm
(4) perbedaan dari dimensi bersih (dalam) 0,5 %
2. Bendung, pilar pintu, pangkal jembatan, pilar jembatan, transisi
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


Toleransi
Item
yang diijinkan
untuk inlet dan outlet, saluran pembuangan (waste way) dan
bangunan pelimpah, bangunan kontrol (check structure),
bangunan terjunan, bangunan bagi (division structure), turn out
dan bangunan sejenis:
(1) terhadap sumbu/jalur yang ditetapkan 5 cm
(2) terhadap kemiringan (tanjakan) yang ditetapkan 1 cm
(3) perbedaan terhadap arah vertikal/tegak lurus, atau
perbedaan terhadap garis permukaan kolom, pilar dinding
dan tangga:
• exposed 1 cm setiap 3 m
• tertimbun/terbenam urugan 5 cm setiap 3 m
3. Bangunan lain
(1) Perbedaan dari arah datar atau dari kemiringan terhadap
ketentuan dalam gambar untuk lantai, kolom, alur
horizontal dan susunan tangga.
• exposed 1 cm setiap 3 m
• tertimbun/terbenam urugan 5 cm setiap 3 m
(2) Perbedaan dimensi tampang melintang dari kolom, pilar,
lantai, dinding, balok dan bagian sejenis dari bangunan pada
3.(1)
• minus 1 cm
• plus 2 cm
(3) Perbedaan tebal beton lantai jembatan
• minus 1 cm
• plus 2 cm
(4) Footing (fondasi)
(a) perbedaan dimensi (lebar, panjang)
• minus 1 cm
• plus 5 cm
(b) kesalahan penempatan atau eksentris, % terhadap lebar 2%, tidak lebih dari
footing kearah kesalahan 5 cm
(c) kekurangan tebal 5%
(5) Perbedaan ukuran dan lokasi bukaan lantai dan dinding 5 cm
(6) Deviasi dari arah vertikal atau datar untuk sill dan dinding 0,1%

4. Penempatan/Pemasangan Besi Tulangan


(1) Perbedaan tebal selimut beton 10%
(2) Perbedaan jarak besi tulangan dari ketentuan 2 cm
5. Pemasangan/penempatan beton pracetak (panjang=L)
(1) terhadap sumbu/jalur 1%L,tidak lebih
dari 5 cm
(2) terhadap kemiringan (tanjakan) 1%L, tidak lebih
dari 2 cm
(3) perbedaan terhadap arah vertikal untuk beton pracetak yang 1 cm setiap 3 m
dipasang tegak.
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton

Uji Mutu Beton


Penyedia wajib melakukan uji mutu beton di laboratorium miliknya kecuali ditentukan
tersendiri dalam Spesifikasi ini. Uji mutu beton tersebut adalah uji mutu semen dan
agregat beton, uji kuat desak contoh benda uji berbentuk silinder yang diambil selama
pelaksanaan pengecoran beton, juga uji kuat desak contoh benda uji yang diambil dari
pekerjaan tubuh bendung.
Bila tidak ditentukan lain, uji mutu material beton dan pekerjaan beton yang telah selesai
dikerjakan, dilakukan sesuai dengan ketentuan dan frekuensi seperti yang diuraikan di
bawah ini. Tetapi, Penyedia wajib melaksanakan uji mutu di atas dengan frekuensi yang
lebih tinggi/banyak, bila PPK berpendapat bahwa material beton yang berada di lokasi
kerja atau pekerjaan beton yang telah selesai dikerjakan tidak memenuhi Spesifikasi ini.

Untuk setiap 100 (seratus) m3 beton yang dicor secara terus menerus setiap hari harus
diambil 3 (tiga) sample dan tidak kurang dari 1 (satu) random sample. Benda uji harus
berbentuk silinder dengan diameter 15 (lima belas) cm dan tinggi 30 (tiga puluh) cm yang
akan diuji kuat desak setelah dirawat selama 7 (tujuh) hari dan 28 (dua puluh delapan)
hari. Hasil uji kuat desak harus dianalisa secara statistik dengan 2 (dua) metoda sebagai
berikut:

(2) Metoda Sampling


Metoda sampling diterapkan untuk bagian tertentu dari suatu blok/lot pekerjaan, dan
penetapan mutu beton secara keseluruhan untuk blok/lot tersebut dilakukan
berdasarkan data hasil uji laboratorium seluruh bagian dari blok/lot tersebut.
Metoda ini diterapkan untuk pekerjaan bangunan skala besar, atau pekerjaan dengan
volume beton besar, atau atas perintah PPK.

(c) Hasil uji kuat desak harus tidak kurang dari 80% kuat desak yang ditetapkan
desain (sck) dengan probabilitas lebih dari 5%. Kuat desak yang memenuhi
syarat ini (m) diperoleh dengan rumus:
m ≥ 0,8 * sck + Ka*σ ............................... (a)

dimana, m : kuat desak rata-rata beton umur 28 hari dari seluruh hasil
uji per bagian blok/lot yang dilaksanakan secara berurutan.
Ka : probabilitas distribusi normal
σ : standard deviasi.

(d) Hasil uji kuat desak harus tidak kurang dari sck dengan probalitas 25%.

m ≥ sck + Kb * σ .................................. (b)

dimana, ≥ Kb : probabilitas distribusi normal

(2) Metoda Pemeriksaan


Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


Metoda pemeriksaan diterapkan untuk bangunan skala kecil, dan kualitas beton
harus ditetapkan berdasarkan nilai rata-rata kuat desak beton dibandingkan dengan
nilai yang diijinkan atau atas perintah PPK.
Standard deviasi diperoleh hasil uji laboratorium dan jika hasil yang diperoleh
memenuhi rumus (a) dan (b), kualitas beton dinilai memenuhi spesifikasi dengan
menggunakan rumus (c) dan (d) sebagai berikut:

c ³ 0,8sck + Ka. V ................(c)


c ³ sck + Kb * V ......................(d )

dimana, c : kuat desak beton rata-rata


V : hasil uji yang menunjukkan distribusi impartial
Ka,Kb : koefisien untuk penilaian

Uji slump harus dilakukan sesaat sebelum penuangan beton dikerjakan dan selanjutnya
pada setiap saat pengambilan benda uji untuk kuat desak dan saat-saat lain bila
diperintahkan PPK.
Semua uji/tes di atas harus dikerjakan sesuai dengan ketentuan dalam standar yang
dijelaskan dalam spesifikasi ini.

C-8.1 Uji Kuat Tekan Beton


4) Penyedia harus melaksanakan pengambilan sampel berupa silinder beton diameter
15 cm, tinggi 30 cm sebanyak 15 buah mengacu pada SK SNI 03-2847-2002 yang
merujuk pada ACI (American Concrete Institute).
5) Penyedia harus melaksanakan uji kuat tekan beton pada laboratorium yang disetujui
oleh oleh PPK.
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


6) Hasil kuat tekan beton harus sesuai yang disyaratkan dengan beton mutu yang
diinginkan. Tabel konversi dari beton K ke mutu beton f’c dapat dilihat pada tabel
dibawah ini;

Tabel : Mutu Beton


MUTU BETON fc = K x 0.083
Kg/cm² Mpa
K 100 fc 8.30
K 125 fc 10.38
K 150 fc 12.35
K 175 fc 14.53
K 200 fc 16.60
K 225 fc 18.68
K 250 fc 20.75
K 275 fc 22.83
K 300 fc 24.90
K 325 fc 26.98
K 350 fc 29.05

Pemeriksaan Pekerjaan Selesai


Penyedia wajib melakukan pemeriksaan yang menyeluruh dan teliti bersama PPK pada
deluruh pekerjaan bendung yang sudah selesai, dan bila air sudah mengalir di bangunan
bendung untuk memastikan ada/tidak ada kebocoran atau kerusakan yang bersifat fatal.
Penyedia harus memastikan penyebab kebocoran serta kerusakan dan mengerjakan
perbaikan yang diperlukan sebelum dapat diterima dengan baik oleh PPK.

Pengukuran dan Pembayaran Pekerjaan Beton


Pengukuran prestasi pekerjaan beton untuk semua tipe beton harus dilakukan dalam meter
kubik (m3) beton yang dituangkan untuk bangunan sesuai dengan dimensinya yang
ditunjukkan dalam gambar kerja. Tidak ada pengurangan volume beton yang ditempati
besi beton, besi profil atau benda/peralatan lainnya yang terpendam dalam beton.
Pembayaran untuk semua tipe beton dilakukan berdasarkan harga satuan yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan tersebut harus sudah diperhitungkan
termasuk biaya untuk pekerja, material, alat peralatan, penuangan beton, pemadatan, dan
perawatan termasuk bahannya, bahan tambahan baik bersifat kimia (admixture) maupun
mineral (additive), pekerjaan penyelesaian/finishing dan semua pekerjaan non-permanen
untuk akses dan pendukung, tanggul pelindung dan pengaman, saluran pengelak, relokasi
dan pengamanan serta pengeringan kecuali pekerjaan non-permanen (general-items), uji
laboratorium yang diharuskan dalam spesifikasi dan pekerjaan perbaikan lainnya.
Perhitungan pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung (backup data) yang
telah disahkan oleh pengawas lapangan dan atau direksi
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


Pekerjaan Cetakan Beton
Umum
Penyedia bertanggung jawab sepenuhnya untuk desain dan pelaksanaan pekerjaan cetakan
beton termasuk perancah (false work/scaffolding), dan wajib menyerahkan desain dan
metoda kerja kepada PPK guna mendapat persetujuan paling lambat 2 (dua) bulan sebelum
pekerjaan cetakan beton tersebut dilaksanakan termasuk gambar kerja, dan perhitungan
teknis, rincian dari material dan produk pabrik yang akan dipakai untuk
pelaksanaan pekerjaan cetakan.
Pekerjaan cetakan beton dapat dibuat dari multipleks 12 mm atau besi dengan desainnya
harus menjamin bahwa konstruksi cetakan dan perancah dengan penguat, penyekat,
penopang dan pendukung cukup kuat sehingga tidak terjadi deformasi yang besar karena
menahan adukan beton yang masih plastis atau karena metoda kerja penuangan dan
pemadatan beton atau karena timbulnya beban tambahan yang semula tidak
diperhitungkan.
Penyedia wajib menyerahkan desain dan metoda kerja untuk pembuatan cetakan beton
kepada PPK guna mendapat persetujuan sebelum dilaksanakan. Desain cetakan dan
perancah harus memuat rincian dasar perhitungan, beban dan tegangan yang ditanggung
konstruksi, asumsi, sifat dan karakteristik material yang dipakai, rincian konstruksi yang
diusulkan termasuk ukuran balok, papan penyekat, penopang, penguat dan perancah.
Metoda kerja penuangan beton, pemadatan, perawatan dan lain-lain harus sesuai dengan
ketentuan dalam Spesifikasi Teknis ini.
Penyedia tidak diperkenankan melakukan pengadaan material sebelum memperoleh
persetujuan PPK. Cetakan harus dibuat dengan cukup teliti sehingga memperlihatkan
bentuk beton seperti yang diuraikan dalam metoda kerja di atas. Penyedia juga harus
memperhatikan perlunya penyesuaian terhadap terjadinya penyusutan, pemampatan/
penurunan (settlement) atau lendutan/defleksi yang mungkin terjadi selama pelaksanaan
sehingga beton yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan dimensi dan toleransi yang
disyaratkan.
Berdasarkan pengukuran dan pembayarannya, cetakan beton dibedakan dalam 2 (dua) tipe
cetakan tergantung dari tinggi dari dinding bangunan atau tinggi dari dasar atau
permukaan tanah seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan perintah
PPK :
Bekisting Non Expose <2 : Cetakan tanpa penopang untuk bangunan beton/tembok
beton dengan tinggi kurang atau sama dengan 1,0 m yang
diukur dari dasar atau permukaan tanah
Bekisting Expose >2 : Cetakan dengan penopang, penyokong dan perancah yang
agak berat, untuk bangunan beton dengan tinggi dinding
lebih dari 1,0 m dan kurang atau sama dengan 5,0 m yang
diukur dari dasar atau permukaan tanah. Pengukuran untuk
pembayaran cetakan tipe ini harus dimulai dari 0,0 m
sampai puncak dinding dimana cetakan dipasang.

Dalam hal tinggi cetakan dalam satu bagian/segmen pekerjaan bervariasi, maka tinggi rata-
rata yang dihitung dari gambar kerja dapat dipakai sebagai dasar untuk menetapkan tipe
cetakan
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


Dalam hal tinggi cetakan dalam satu bagian/segmen pekerjaan bervariasi, maka tinggi
rata-rata yang dihitung dari gambar kerja dapat dipakai sebagai dasar untuk menetapkan
tipe cetakan.

Semua sudut beton exposed harus ditutup dengan pengisi/listel berbentuk segitiga dengan
ukuran tidak kurang dari 1 cm x 1 cm x 1 cm untuk mencegah mortar mengalir keluar dan
mempersiapkan permukaan yang halus dan lurus atau dengan cara lain sesuai perintah
PPK. Pengisi segitiga/listel dibuat dari kayu kualitas baik, lurus dan dengan permukaan
yang dihaluskan.

Lubang-lubang yang disediakan pada cetakan untuk tujuan pemeriksaan kondisi di dalam
cetakan dan untuk membuang air yang dipakai untuk mencuci cetakan, harus dapat
dengan mudah ditutup sebelum pekerjaan penuangan beton dikerjakan.

Seringkali untuk memperkuat cetakan dilakukan dengan memasang baut atau


penguat/pengunci (clamp) dalam jumlah yang cukup kuat untuk mencegah cetakan
mengembang. Baut dan clamp yang dipakai harus dari jenis dan tipe yang dapat dipotong
di bawah permukaan beton 2 cm atau lebih sehingga tidak ada metal sedalam 3 cm dari
permukaan beton.

Seluruh permukaan cetakan yang bersinggungan/kontak dengan beton harus dilapisi


dengan bahan kimia (non-staining releasing agent) agar cetakan dapat dilepas dengan
bersih dan mudah. Pemolesan permukaan cetakan dengan bahan kimia dikerjakan
sebelum besi tulangan dipasang, dan harus dijaga agar non-staining releasing agent tidak
mengotori besi tulangan. Sebelum penuangan beton dilaksanakan, cetakan harus
dibersihkan dan dibasahi dengan baik.

Penuangan beton tidak diijinkan untuk dilaksanakan sebelum seluruh besi tulangan,
waterstop, joint element, anchor, embedded item dan lain-lain sudah dipasang Penyedia
dengan baik sesuai gambar kerja dan diperiksa serta disetujui PPK.

Lingkup Pekerjaan
1) Bekisting menggunakan multiplek dengan tebal 12 mm atau dengan
besi sehingga menghasilkan permukaan beton yang rata.
2) Bekisting harus menghasilkan konstruksi beton akhir yang mempunyai bentuk,
ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan gambar kerja.
3) Bekisting harus kokoh, diberi ikatan-ikatan agar terjamin kedudukan dan bentuk
yang tetap, mudah dibongkar, serta tidak merusak beton pada saat pembongkaran.
4) Bekisting harus disokong dengan perancah atau scaffolding yang kuat dan kokoh,
baik dari kayu, bambu ataupun besi agar dihasilkan bentuk bangunan sesuai dengan
gambar rencana.
5) Bekisting harus rapat atau tidak terdapat celah, sehingga adukan beton tidak keluar
pada saat pelaksanaan pengecoran.
6) Dalam pemasangan bekisting, tidak boleh ada bidang yang bersentuhan dengan
tulangan, untuk itu harus dipasang betondecking (beton tahu) sebagai pengganjal
setebal selimut beton yang ditentukan dalam gambar.
7) Sebelum diisi dengan beton, bekisting harus dibersihkan dan disiram dengan air.
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


Pembongkaran Cetakan
Cetakan yang dipasang vertikal untuk bangunan, tidak boleh dibongkar lebih cepat dari 3
(tiga) hari atau 72 (tujuh puluh dua) jam sesudah beton dituangkan.
Cetakan dengan perancah/penopang/penguat sementara untuk balok dan lantai beton harus
dijaga tetap berada pada tempatnya selama paling sedikit 10 (sepuluh) hari atau sampai
beton telah mencapai kuat desak paling sedikit 85% dari kuat desak menurut desain.
Cetakan untuk lining beton saluran dapat dibongkar 24 (dua puluh empat) jam sesudah
adukan beton dituang.

Pengukuran dan Pembayaran Cetakan


Pengukuran dilakukan berdasarkan luas (m2) cetakan untuk masing-masing tipe cetakan :
Cetakan Expose > 2 dan Cetakan Nonexpose < 2, yang diukur adalah luas bersih
permukaan cetakan tempat beton berada berdasarkan gambar termasuk permukaan beton
pada konstruksi sambungan, dan ujung penutup.
Pembayaran pekerjaan cetakan beton dilaksanakan berdasarkan harga satuan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga. Harga satuan tersebut harus termasuk harga/biaya untuk pekerja,
peralatan, material dan semua pekerjaan yang berkaitan termasuk pekerjaan pemasangan
dan pembongkaran cetakan, penopang, perancah dan lain-lain.
Cetakan beton untuk beton lantai kerja, beton pracetak dan sebagainya, tidak dibayar dan
dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan beton bersangkutan.
Perhitungan pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung (backup data) yang
telah disahkan oleh oleh PPK

C-8.2 Pembesian ( Besi Ulir)


Umum
Besi tulangan untuk pekerjaan konstruksi beton dapat berupa besi ulir yang memenuhi
Standar Nasional Indonesia (SNI) 07-2052-2002, Penyedia harus mendapat persetujuan
PPK untuk pengadaan besi tulangan yang akan dipergunakan dan menyerahkan sertifikat
produksi pabrik setiap pengirimannya ke lokasi pekerjaan. Penyedia dengan biaya sendiri
harus melakukan uji material bila diminta PPK dengan prosedur baku uji yang disetujui
PPK.

Tampang melintang besi tulangan yang dikirim ke lokasi kerja harus sama pada seluruh
panjangnya dengan yang disetujui PPK. Dua besi tulangan dengan diameter yang sama
yang diambil secara random dari besi tulangan yang dikirim ke lokasi kerja harus tidak
boleh berbeda lebih dari 2% (dua persen) dari diameter yang disyaratkan. Besi tulangan
harus bersih dari karat, oli, kotoran dan tidak cacat.

Toleransi Besi Tulangan


Ukuran dan toleransi besi tulangan sesuai SNI 07-2052-2002 adalah :
f. Diameter dan berat per meter baja tulangan beton polos seperti tercantum pada
Tabel 1. Diameter, ukuran sirip dan berat per meter baja tulangan beton sirip (ulir)
seperti tercantum pada Tabel 2.
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton

g. Toleransi diameter baja tulangan beton polos dan sirip seperti pada tabel 3
Tabel 3
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


h. Panjang baja tulangan
Panjang baja tulangan beton ditetapkan 6 M, 9 M dan 12 M
i. Toleransi Panjang
Toleransi panjang baja tulangan beton ditetapkan minus 0 MM (-0 MM) plus 70
MM (+70 MM).
j. Toleransi Berat per Batang
Toleransi berat baja tulangan polos dan sirip ditetapkan seperti tercantum pada
table 4

Gambar Pembesian
Penyedia wajib menyerahkan gambar pembesian berikut dengan daftar besi dan
pembengkokannya kepada PPK untuk mendapat persetujuan sebelum pemasangannya di
lokasi pekerjaan.

Pemasangan Besi Tulangan


Besi tulangan harus dipotong, ditekuk dan dibentuk sesuai dengan ukuran/dimensi yang
ditunjukkan pada gambar pembesian yang telah disepakati. Besi tulangan harus dipasang
pada lokasi dan posisi yang tepat sesuai dengan gambar dan diikat kuat pada cetakan
beton.
Besi tulangan harus menyatu dengan kuat antara satu dengan yang lain sebagai suatu
rangkaian/anyaman yang kokoh yang tidak mudah berubah bentuk dan diikat dengan kuat
pada cetakan dengan posisi yang tepat dan tidak mudah bergeser selama proses penuangan
dan pemadatan beton.
Semua ujung-ujung kawat pengikat harus ditekuk ke arah dalam adukan beton, tidak
diijinkan mencuat keluar permukaan beton.
Batu tahu untuk membentuk selimut beton, dibuat dari beton pra-cetak dengan kuat desak
tidak kurang dari tipe beton yang akan dituang, dengan tebal sesuai dengan desain tebal
selimut beton diikat kuat pada cetakan dengan kawat dan disiram air sesaat sebelum beton
dituang.
Sebelum penuangan beton dilaksanakan, seluruh besi tulangan harus dibersihkan dari
material lepas, debu, lumpur, kerak, oli atau sisa beton hasil pengecoran sebelumnya yang
menempel/mengeras dan bahan lainnya yang dapat melemahkan ikatan dengan beton.
Penyedia wajib memberikan waktu tidak kurang dari 24 jam sebelum pelaksanaan
penuangan beton, kepada PPK untuk melakukan pemeriksaan kesiapan pelaksanaan
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


secara menyeluruh dan memberi persetujuan bila semuanya sesuai dengan ketentuan
dalam spesifikasi.

Penyambungan Besi Tulangan


Semua besi tulangan harus dipasang dengan susunan dan panjang seperti pada gambar
kecuali bila ditentukan dan disetujui berbeda oleh PPK.
Kecuali yang sudah ditetapkan dalam gambar penyambungan besi tulangan lainnya tidak
diperkenankan tanpa persetujuan PPK. Penyambungan harus dilakukan dengan overlap
sepanjang mungkin.
Panjang overlap antara 2 (dua) besi tulangan yang disambung harus sesuai dengan
gambar. Bila tidak ditunjukkan dalam gambar, panjang overlap harus tidak kurang dari 30
(tiga puluh) diameter besi tulangan. Untuk penyambungan dengan cara overlap, besi
tulangan harus dipasang dan diikat dengan kawat sedemikian sehingga tebal selimut beton
tetap memenuhi ketentuan.

Selimut Beton
Semua besi tulangan harus dipasang dengan tebal selimut beton sesuai dengan ketentuan
dalam gambar, atau atas perintah PPK.

Pengukuran Pembayaran Besi Tulangan


Kecuali untuk beton pracetak, besi tulangan diukur dalam satuan berat ton untuk setiap
jenis/tipe besi tulangan bulat-polos atau bulat-ulir, berdasarkan berat yang dihitung untuk
besi tulangan dengan ukuran diameter dan panjang yang ditunjukkan dalam daftar dan
gambar pembesian/penulangan yang disetujui PPK.
Untuk menghitung berat besi tulangan setiap tipe besi sebagai dasar pembayaran,
ketentuan berat dalam SNI 07-2052-1990 yang setara dengan JIS G3112 harus diikuti sbb:

Besi Bulat-Ulir
Diameter (mm) D10 D13 D16 D19 D22 D25 D29 D32
Berat (kg/m) 0,617 1,04 1,58 2,23 2,98 3,85 5,19 6,31

Besi Bulat-Polos
Diameter (mm) f8 f10 f12 f16 f19 f22 f25 f28 f32
Berat (kg/m) 0,395 0,617 0,888 1,58 2,23 2,98 3,85 4,83 6,31

Bila diameter besi tulangan dalam gambar tidak ada dalam daftar di atas, PPK akan
menetapkan berat besi tulangan yang dipasang di lokasi pekerjaan berdasarkan ketentuan
dalam standar SNI atau JIS.
Besi tulangan yang diperlukan untuk pemasangan, penyetelan, penjepit, pengikat dan
keperluan lainnya untuk penempatan besi tulangan pada cetakan, tidak diperhitungkan
dalam pembayaran. Besi tulangan untuk overlap sambungan yang dinyatakan dalam
gambar atau yang diperintahkan oleh Engineer akan diperhitungkan dalam pembayaran.
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


Pembayaran untuk pekerjaan besi tulangan dilakukan berdasarkan harga satuan yang
ditawarkan/dicantumkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk masing-masing tipe
besi bulat-ulir dan besi bulat-polos. Harga satuan tersebut sudah termasuk biaya dan
ongkos untuk pekerja, peralatan, material, alat penyediaan, pemasangan dan penyetelan
besi tulangan dan semua pekerjaan pendukung yang disebut dalam Spesifikasi ini.
Perhitungan pembayaran harus dilengkapi dengan data pendukung (backup data) yang
telah disahkan oleh PPK
D. LINING BETON PRACETAK
Lining Beton Pracetak
Pada Umumnya Beton Pracetak dapat Berupa Panel atau profil saluran yang terdiri
atas : panel, sepotong baja polos/ulir yang dipasang pada sambungan memanjang
dengan maksud untuk mengingat pelat agar tidak bergerak horizontal yang
selanjutnya disebut batang pengikat (tiebar) untuk mengingat antar panel, lidah dan
alur sebagai sambungan pengungci, pengait untuk proses pengangkutan dan
pemasangan serta perkuatan panel.
Tipe Lining Saluran Beton Pracetak
1. Panel Pasang
Lining Saluran tersebut dari panel-panel yang disusun sambung-menyambung
membentuk profil saluran. Ukuran panel dibuat sedemikian rupa sehinggah
mudah diangkut dan disusun baik secara mekanis ataupun manual. Namun perlu
diperhatikan bahwa ukuran suatu panel jangan terlalu kecil agar memerlukan
banyak ukuran panel minimum yang telah dipasang disaluran induk Klambu kiri
adalah 60 cm x 80 cm, dengan konstruksi sambungan membentuk lidah dan
alur.
Untuk Mejaga Kekokohan dan kerapihan panel-panel diperlukan pondasi dan
rangka beton setiap 6 m memanjang saluran.
2. Profil Saluran U-Shape dan L-Shape
Untuk dimensi saluran yang tidak terlalu besar (maksimal debit 1m³/s) lining
pracetak dapat dibuat berbentuk U, sedangkan untuk debit yag terlalu besar
dapat digunakan profil L-shape. Kedua profil tersebut telah dipasang BBWS
Brantas, pada Mrican Kanan untuk Profil L-shape dan pada di Nipah untuk
Profil U-shape.
Profil-profil Beton Pracetak tersebut mempertimbangkan berat, panjang dan
lebar untuk pengangkutannya. Sambungan antar profil tersebut harus
meminimalisir kebocoran.
3. Detail kait Pengangkat
Seluruh Panel harus dilengkapi kait pengangkat (lifting Point) sesuai dengan
keperluan. Kait pengangkat tidak diijinkan menggunakan sambungan dengan
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


pengelasan. Batang horizontal kait pengangkat mempunyai jarak (30-40)mm
dari dasar panel, dan bagian atas kait yang, melengkung mempunyai jarak
minimum 32mm dari permukaan atas panel. Kait pengangkat untuk setiap panel
harus digambar sesuai dengan ketentuan. Slot kait pengangkat harus dirancang
dan ditempatkan dengan toleransi ± 50 mm dari titik yang sesuai dengan
perhitungan, yaitu untuk mengangkat panel ke atas.
4. Detail Sambungan
Sambungan Melintang jenis lidah dan alur (shear key). Sambungan melintang
jenis lidah alur harus merinci hal-hal sebagai berikut :
- Dimensi Lidah Alur melintang dan perkuatannya.
- Lokasi Lidah Alur harus dilekatkan atau disambung dengan perekat untuk
beton Pracetak
Perkuatan Panel
a. Semua Tepi Panel Harus diperkuat dengan tulangan, tetapi tulangan tidak boleh
dilas. Tebal penutup beton pracetak minimal 30 mm dari permukaan panel dan
38 mm dari bagian bawah panel harus disediakan semua bentuk perkuatan.
b. Tulangan yang diperlukan untuk perkuatan panel yang aman harus dirancang
oleh produsen panel dan harus ditunjukan dengan jelas pada gambar
pelaksanaan.
c. Pertimbangan Khusus harus diberikan pada panel berbentuk unik, misalnya
bentuk panel yang bersambungan dengan manhole dan belokan.
d. Panel Pracetak harus dirancang untuk dapat menahan beban selama tahap
pemasangan.
5. Persyaratan Panel Beton Pracetak
1. Tanah dasar
Timbunan untuk tanah dasar harus rata sesuai persyaratan yang ditentukan
2. Panel Beton Pracetak
Persyaratan Panel Beton Pracetak adalah sebagai berikut :
a. Panel-panel beton pracetak yang dibuat dipabrik dan memerlukan
angkutan jarak jauh, mutu minimum yang dianjurkan adalah beton
K – 300.
b. panel-panel beton pracetak yang dibuat langsung dilokasi pekerjaan, mutu
minimum yang dianjurkan adalah beton K – 225.
c. Penentuan tipe dan dimensi beton dengan mempertimbangkan metode peksanaan
pekerjaan, misal jenis dan bentuk saluran, kondisi tanah dan pengeringan.
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


d. Campuran beton normal mengacu pada SNI.
e. Panel beton pracetak perlu diberi identitas untuk mempermudah penempatan
panel, sesuai dengan posisinya.
f. Bila panel ditempatkan pada daerah tikungan, dimensi/bentuk panel perlu
sesuaikan dengan geometri yang ada dan diperinci dalam gambar.
Bahan Panel Beton Pracetak
Campuran beton disesuaikan dengan SNI 03-2834 tentang tata cara pembuatan
rencana campuran beton normal.
Bahan Tambah Campuran (Admixtures) untuk Beton
a. Hanya digunakan untuk tujuan kemudahan pengerjaan, pengikatan beton
pracetak lebih cepat atau lebih lambat.
b. Penggunaan bahan tambah harus didsarkan pada hasil uji dalam masa 24 jam
pertama setelah pengecoran beton pracetak. Hal ini dikarenakan bahan tambah
tertentu dapat memperlambat setting dan perkembangan kekuatan campuran
beton pracetak.
c. Bahan tambah yang mengandung kalsium klorida tidak boleh digunakan.
Baja Tulangan
a. Baja Tulangan harus bebas dari kotoran, minyak, lemak, bahan-bahan organik
lainnya, karat, kerak, atau gabungannya yang mempengaruhi ukuran serta sifat
fisik harus diberssihkan sesuai yang disyratkan SNI 03-6812 tentang
Spesifikasi anyaman kawat baja polos yang dilas untuk tulangan beton.
b. Batang pengingat (Tie Bar) mempunyai persyaratan :
- Harus terbuat dari batang baja polos/ulir dengan diameter minimum sesuai
dengan SNI 03-6812 tentang spesifikasi anyaman kawat baja polos yang
dilas untuk tulangan beton.
- Tie Bar harus dilapisi bahan perekat beton sesuai dengan ketentuan.
- Batang pengingat dipasok dalam bentuk ikatan dengan panjang tertentu
sesuai dengan persyaratan yang ditentukan, dalam kondisi baik dan bebas
dari bahan pengotor, misal : karat, kotoran, bahan lain yang lepas, minyak,
gemuk, cat, lumpur, atau bahan-bahan lainnya yang tidak dikehendaki.
Bahan Untuk Perawatan Beton Pracetak
Bahan yang berbentuk lembaran untuk menutup permukaan panel beton pracetak
sesuai dengan SNI 4817.
Bahan Untuk Penutup Sambungan
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


Bahan penutup sambungan (joint sealant) harus dapat dituangkan dalam keadaan
panas, dapat menutup seluruh celah dan kedap air. Tata cara pemrosesan dan
pelaksanaan harus sesuai dengan yang dianjurkan oleh pabrik.
Persyaratan Peralatan
1. Umun
Perlatan pencampuran harus direncanakan, dipasang, dioperasikan, dan sesuai
dengan kapasitas agar dapat menghasilkan campuran adukan beton yang
homogen, dengan kekentalan yang diperlukan untuk pengecoran dan
pemadatan. Apabila instalsi pencampuran (batching plan) digunakan, harus
dilengkapi dengan alat pengukur berat, tepat dengan sesuai rancangan
campuran.
2. Cetakan Panel Beton Pracetak
Cetakan untuk mencetak panel beton pracetak harus kaku dan terbuat dari besi
dengan tebal (minimum 5 mm) agar tidak terjadi deformasi serta mempunyai
tinggi sesuai dengan tebal panel yang direnakan. Dinding cetakan harus
dilengkapi dengan penyangga besi yang dilaskan pada dinding luar cetakan.
Tetapi cetakan bagian atas harus rata dan memudahkan untuk meratakan
permukaan panel. Bentuk lidah alur, penirusan dan bentuk lainnya harus
disesuaikan dengan cetakannya.
a. Cetakan dapat dibuat dari plat baja dan rangka baja yang dilas atau papan
dan rangka kayu yang diperkuat dan terbuat dari bahan nonabsorben serta
harus cukup kedap untuk mencegah kebocoran mortal. Untuk pekerjaan
berskala besar (volume beton lebih besar 1000 m³), harus digunakan
cetakan dari plat baja tebal minimum 5 mm.
b. Cetakan harus dibuat rata, datar dan halus
c. Dinding cetakan harus memiki lebar dasar flens (flange braces) yang cukup
untuk menjaga kestabilan.
d. Batang Flens (flange braces) harus dilebihkan keluar dari dasar tidak
kurang dari 2/3 tinggi cetakan. Bagian dasar cetakan harus melekat pada
dasar atau fondasi dengan cara dipondasi dipadasak padad setiap jarak (1-2)
m, untuk mencegah kemungkinan bagian dasar bergerak dari tempatnya.
e. Bagian atas cetakan harus lurus dan rata, kerataan bagian atas tidak boleh
berbeda lebih dari 3 mm untuk setiap panjang 3 m. Acuan ini harus
dilengkapi dengan pengunci diujung-ujung bagian yang bersambungan.
f. Bagian ujung cetakan harus terkunci sehingga kaku, untuk mencegah agar
cetakan tidak terpisah ketika beton segar ditempatkan.
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


g. Beton di corkan dalam cetakan yang kaku dan mampu menjaga toleransi
dimensi yang ditentukan sesuai dengan gambar.
h. Cetakan untuk beton pracetak harus kuat terhadap pendistribusian beton
segar ke seluruh cetakan sehingga tulangan, ruji, angker dan panel tidak
bergeser atau lepas.
i. semua cetaakan yang rusak, yang menyeabkan penyimpanan atau
kerusakan pada beton pracetak akibat pemindahan cetakan atau hal lainnya
harus diperbaiki atau diganti sebelum digunakan kemali.
j. Cetkan harus dikontrol setiap saat akibat pembongkaran cetakan selama
mengeluarkan panel beton pracetak dari cetakan.
Pencampur Dilapangan Untuk Membuat Panel Beton Pracetak
1. Pencampuran Dengan Concrete Mixer
Alat pencampur dilapangan yang mengunakan untuk membuat panel beton
pracetak, harus menggunakan unit penakaran yang terdiri atas bak-bak atau
ruangan-ruangan terpisah untuk setiap fraksi agregat dan semen curah. Alat ini
harus dilengkapi dengan bak penimbang timbangan dan pengontrol takaran
Timbangan harus cukup mampu untuk menimbang bahan satu adukan dengan
sekali menimbang. Alat tersebut harus dapat menimbang semua bahan secara
teliti. Ketelitian timbangan harus diperiksa sebelum digunakan dan secara
berkala dikalibrasi oleh lembaga yang berwenang. Untuk mengkalibrasi
timbangan selama peksanaan, gunakan batu timbangan 5 Kg dan 10 Kg
kemudian buat grafik hubungan antara timbangan standar dan skala timbangan.
2. Kapisitas Alat Pencampur
Kapistas alat pencmpur harus sesuai dengan kapsitas alat pengecoran beton
pracetak agar tidak terjadi waktu tunggu ditempat pengecoran melebihi 30
Menit.
3. Alat Pengangkat Panel Beton Pracetak (Crene)
Kapasitas alat pengangkut panel beton pracetak harus sesuai dan lebih besar
sekitar 1,5 kali beton panel yang akan diangkat. Pengangkatan panel dapat
dilengkapi dengan pin yang sesuai yang dapat dikaitkan atau dihubungkan
dengan kait pengangkat yang telah disiapkan pada panel dalam lubang yang
tersedia.
4. Pengangkut Adukan Beton Untuk Pembuatan Panel Pracetak
Pengangkutan adukan beton ke lokasi pengecoran harus menggunakan antara
lain : Truck Mixer atau Truck agigator (pengaduk putar), sesuai dengan
pertimbangan ekonomis dan jumlah adukan beton yang diangkut. Pengangkutan
harus dapat menjaga campuran beton tetap kohesip, tidak Segregasi, dan tidak
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


menyebabkan perubahan konsistensi beton. Apabila digunakan truck mixer atau
agigators, rentang waktu pengangkutan dapat diijinkan hingga 60 menit untuk
adukan beton normal. Akan tetapi, waktu pengangkutan harus lebih pendek lagi
untuk adukan beton yang mengeras lebih cepat atau temperatur beton ≥ 30º c.
5. Pemadat dan Adukan Beton
Adukan Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis. Ada dua pilihan
yaitu
a. Vibrator dioperasikan dengan tangan (Han operated Vibrators atau dikenal
dengan nama Vibrator spud) adalah batang panjang yang bergetar dan
dioperasikan oleh kompresor udara atau motor listrik dengan daya kecil
sekitar (1,5 – 3,0) Kw dan dengan kekuatan sekitar (2-4) tenaga kuda.
b. Penempa bergetar (screed Vibration), adalah peralatan seperti rangka
batang yang bergetar yang akan menggetarkan beton segar yang sudah
dituangkan dan ditempatkan. Getaran biasanya dioperasikan dengan tenaga
mekanis atau konpresor udara.
6. Alat Pembongkar Cetakan
Peralatan untuk membongkar cetakan adalah yang tidak merusak permukaan
panel beton pracetak.
B-18. PEKERJAAN PINTU PRIMER/SEKUNDER

1. PEKERJAAN BETON

1.1. Lingkup Pekerjaan

(1) Semua kontruksi beton yang dikehendaki untuk digunakan bagi semua bangu-
nan pintu air yang akan dikerjakan dengan spesifikasi ini dan untuk semua
maksud yang berhubungan dan sebagaimana yang diminta oleh Direksi harus
terdiri dari bahan-bahan yang diperinci di sini dan harus dicampur dengan
perbandingan yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tersebut di sini.

Peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan yang disebutkan di sini akan berlaku kecuali bila
secara khusus dirubah oleh Direksi.

(2) Setiap syarat dan ketentuan yang tidak termasuk di sini harus sesuai dengan
standar Indonesia untuk beton (NI-2, PBI 1971).

1.2. Bahan untuk Beton

(1) Semen Portland harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan dalam spesifikasi ini.
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton

(2) Pasir dan agregat kasar yang digunakan dalam konstruksi beton harus sesuai
dengan syarat-syarat dalam spesifikasi ini.

(3) Semua besi untuk tulangan beton, harus sesuai dengan syarat-syarat dan
ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam spesifikasi ini.

(4) Air yang dipakai untuk pembuatan beton harus sesuai dengan syarat-syarat dan
ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam spesifikasi ini.

1.3. Kelas dan Mutu Beton

(1) Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan standar Beton Indonesia (NI-2
PBI 1971), menurut tabel di bawah ini :

Pengujian terhadap
Klas Mutu r’bk r’ bm Kategori Kualitas Kekuatan
kg/cm2 kg/cm2 bangunan Agregat Tekanan
I B0 - - Non-Struktural Pemeriksaan dengan mata. Tidak ada pengujian.
II BI - - Struktural Pemeriksaan dengan teliti. Tidak ada pengujian.
K-125 125 200 Struktural Pengujian mendetail dgn analisa ayakan. Pengujian akan diadakan.
K-175 175 250 Struktural Pengujian mendetail dgn analisa ayakan. Pengujian akan diadakan.
K-225 225 300 Struktural Pengujian mendetail dgn analisa ayakan Pengujian akan diadakan.
III K-225 225 300 Struktural Pengujian mendetail dgn analisa ayakan. Pengujian akan diadakan.

r’bk = Kekuatan tekan beton karakteristik, yaitu kekuatan tekan, dimana dari
sejumlah besar hasil-hasil pemeriksaan benda uji, kemungkinan adanya
kekuatan tekan yang kurang dari itu terbatas sampai 5% saja (kg/cm2).
r’b = Kekuatan uji beton yang didapat dari masing-masing benda uji (kg/cm2).
r’bm = Kekuatan beton rata-rata (kg/cm2).

Menurut rumus :
n r' bk
r' bm = å
1 n

n = Jumlah seluruh nilai hasil pemeriksaan, jadi jumlah seluruh benda uji yang
diperiksa, dengan jumlah sampel minimum 20 buah.

1.4. Komposisi / Campuran Beton

(1) Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir kerikil/batu pecah, air seperti
yang ditentukan sebelumnya, semuanya dicampur dalam perbandingan yang
serasi dan diolah sebaik-baiknya sampai pada kekentalan yang baik/tepat.
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


(2) Untuk beton mutu “B” campuran yang biasa untuk pekerjaan non struktural
dipakai perbandingan dari semen portland, terhadap pasir dan agregat kasar
tidak boleh kurang 225 kg.

(3) Untuk beton mutu B I dan K.125, campuran nominal dari semen Portland, pasir
dan kerikil/batu pecah harus digunakan dengan perbandingan volume 1 : 2 : 3
atau 1 : 1½ : 2½. Banyaknya semen untuk tiap m3 beton harus antara 300
sampai 325 kg.

(4) Untuk mutu K.175 dan mutu-mutu lainnya yang lebih tinggi harus dipakai
“campuran yang direncanakan” (designed mix). Campuran yang direncanakan
ditentukan dari percobaan-percobaan campuran yang memenuhi kekuatan
karakteristik yang disyaratkan. Banyaknya semen tiap m3 beton paling tidak
harus 325 kg.

(5) Tingkat agregat yang kasar untuk kelas II - derajat K.125 dan untuk kelas II -
derajat K.175 - beton harus ada dalam batas yang ditentukan dalam NI-2, 1875,
klausul 3,4,4 dan kontraktor harus memperoleh derajat yang patut apabila perlu
oleh Engineer, dengan mengkombinasikan ukuran agregat yang proposional,
agar diperoleh derajat sepatutnya.

(6) Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk ber-
bagai pekerjaan (sesuai kelas mutu) harus dipakai dari waktu ke waktu selama
berjalannya pekerjaan, demikian juga pemeriksaan terhadap agregat dan beton
yang dihasilkan. Perbandingan campuran dan faktor air semen yang tepat akan
ditetapkan atas dasar beton yang dihasilkan, juga mempunyai kepadatan yang
tepat, kekedapan, keawetan dan kekuatan yang dikehendaki dengan tidak
memakai semen terlalu banyak.

Faktor air semen dari beton (tidak terhitung air yang dihisap oleh agregat) tidak
boleh melampui 0,55 (dari beratnya) untuk kelas lainnya. Pengujian beton akan
dilakukan oleh Engineer dan perbandingan-perbandingan campuran harus
diubah jika perlu untuk tujuan atau penghematan yang dikehendaki, kegairahan
bekerja, kepadatan, kekedapan, keawetan atau kekuatan dan kontraktor tidak
berhak atas penambahan konpensasi disebabkan perubahan yang demikian.

1.5. Perlengkapan Mengaduk

Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai


ketelitian yang cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-masing
bahan pembentukan beton. Perlengkapan tersebut dan cara pengerjaannya harus
mendapatkan persetujuan Engineer.
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton

1.6. Mengaduk

(1) Bahan-bahan pembentukan beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin
pengaduk beton yaitu Batch Mixer atau Portable Continuous Mixer selama
sedikitnya 11/2 menit sesudah semua bahan (kecuali untuk air dalam jumlah
yang penuh) ada dalam mixer. Waktu pengadukan ditambah, bila mesin
pengaduk berkapasitas lebih besar dari 1,5 m3. Engineer berwenang untuk
menambah waktu pengadukan jika pemasukan bahan dan cara pengadukan
gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan susunan kekentalan dan warna
yang merata/seragam.

Beton harus seragam dalam komposisi dan konsistensi dari adukan ke adukan, kecuali
bila diminta adanya perubahan dalam komposisi atau konsistensi. Air harus dituangkan
lebih dahulu dan selama pekerjaan mencampur. Pengadukan yang berlebih-lebihan
(lamanya) yang membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan konsistensi beton
yang dikehendaki tidak diperkenankan.

(2) Penyampuran dengan tangan diperkenankan apabila pada lokasi-lokasi tertentu


sebuah Portable Mixer tak mungkin dipergunakan menurut pandangan
Engineer. Untuk mempermudah pencampuran ini kontraktor akan membuat
beton masih dengan ketebalan tidak kurang dari 5 cm, licin, rata dengan luas 2
cm2, diliputi dengan parapet setinggi 10 cm. Semua kondisi hand-mixing adalah
sama seperti 3.4.6 (1).

1.7. Komposisi / Campuran Beton

(1) Suhu beton sewaktu dicor, tidak boleh lebih dari 32oC dan tidak kurang dari 4,5
oC. Bila suhu beton yang ditaruh berada antara 27 oC - 32 oC, maka beton harus

diadukkan ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor.

(2) Bila beton melebihi 32 oC, sebagai yang ditetapkan oleh Engineer, Kontraktor
harus mengambil langkah-langkah yang efektif, umpamanya mendinginkan
agregat mencampur air dan mengecor pada waktu malam hari bila perlu
mempertahankan suhu beton untuk dicor pada suhu dibawah 32 oC.

1.8. Cetakan

(1) Cetakan haruslah sesuai dengan bentuk, bidang-bidang, batas-batas dan ukuran
dari hasil beton yang diinginkan sebagaimana pada gambar-gambar atau seperti
ditetapkan Direksi.
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


(2) Cetakan untuk mencetak beton dan membuatnya menurut model yang
dikehendaki harus digunakan bila perlu. Cetakan dapat dibuat dari logam,
lembaran Plywood, papan kayu yang dipress sebagaimana dikehendaki untuk
menghasilkan permukaan yang sempurna seperti terperinci disini.

(3) Permukan yang rata dari beton adalah yang dikehendaki dimanapun juga dari
bagian jalan air.
Cetakan untuk permukaan yang demikian dapat dibuat dari kayu ataupun dari
logam dan harus dalam segala hal benar-benar berbentuk dan berukuran yang
dikehendaki dan harus berkekuatan dan kekakuan yang tetap pada tempat dan
bentuknya selama pembebanan dan berlengsung pekerjaan vibrasi pemadatan
beton.

Semua percetakan kayu pada permukaan jalan air harus diketam rata/digosok
dengan kertas pasir untuk menghilangkan tanda-tanda bekas dari cetakan sejauh
hal ini dapat dikerjakan. Usaha yang sesuai dan efektif harus dikerahkan dalam
pekerjaan cetakan untuk menguatkan pinggiran batas dan ujung lainnya dalam
arah yang tepat untuk menghindari terbentuknya pelengkungan-pelengkungan
sisi-sisi pinggiran tersebut atau kerusakan-kerusakan permukaan beton yang
telah diselesaikan.

(4) Semua cetakan yang dibangun harus teguh. Alat-alat dan usaha-usaha yang
sesuai dan cocok untuk membuka cetakan-cetakan tanpa merusak permukaan
dari beton yang telah selesai harus tersedia. Selama beton dicor, permukaan dari
cetakan-cetakan harus diminyaki dengan minyak yang biasa diperdagangkan
yang mencegah secara efektif lekatnya beton, semua material untuk melepaskan
lekatan harus dipakai hanya setelah disetujui oleh Engineer.

Penggunaan minyak cetakan harus berhati-hati untuk kontak dengan besi beton
yang mengakibatkan kurangnya daya lekat.

(5) Semua cetakan harus betul-betul teliti dan aman pada kedudukannya sehingga
dicegah pengembangan atau lain gerakan selama penuangan beton. Mereka
dapat disanga selama pengecoran beton pada pilar-pilar (Concrete Piers), kaki-
kaki logam (metal Pedestal) atau oleh cara lain yang disetujui. Penyangga
cetakan (perancah) harus bersandar pada pondasi yang baik sehingga tidak akan
terjadi penurunan cetakan selama pelaksanaan.

1.9. Pengecoran

(1) Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan beton,
pemasangan instalasi-instalasi yang harus ditanam, penyokongan dan
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


pengikatan dan penyiapan-penyiapan permukaan yang berhubungan dengan
pengecoran yang telah disetujui oleh Engineer.

(2) Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran
beton (cetakan, lantai kerja) harus bersih dari air yang menggenang, reruntuhan
atau bahan lepas. Permukaan-permukaan dengan bahan yang menyerap dengan
rata hingga kelembaban (air) dari beton yang baru dicor tidak akan diserap.

(3) Permukaan-permukaan beton yang lebih dahulu dicor pada mana beton baru
dicor, permukaan mana telah begitu mengeras sehingga beton baru tidak akan
berpadu dengan sempurna dan tentukan disini, sebagai “Construction Joints”
(hubungan konstruksi/pelaksana).

Permukaan-permukaan construction joint harus bersih dan lembab ketika


ditutup dengan beton baru atau adukan.

Pembersihan harus berupa pembuangan semua kotoran, beton-beton yang


mengelupas atau rusak, bahan-bahan asing yang menutupinya.

Permukaan-permukaan construction joints harus dibersihkan dengan cara-cara


yang disetujui dan kemudian dicuci seluruhnya dengan penyemprotan air
dengan tekanan udara segera sebelum pengecoran beton baru. Pembersihan dan
pencucian harus dilaksanakan pada kesempatan terakhir dari pengecoran beton.
Semua genangan air harus dibuang dari permukaan construction joints sebelum
beton baru dicor.

(4) Semua construction joint atau expansion joints (siar-muai) seperti ditunjukkan
pada gambar harus dibersihkan seluruhnya dari kelebihan-kelebihan beton atau
material lain dengan menggaruk (scraving) memahat atau cara lain yang
disetujui Engineer.

(5) Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus
sedemikian, sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan
dapat dibawa ke tempat pekerjaan tanpa adanya pemisahan dan kehilangan
bahan yang menyebabkan perubahan nilai slump.

(6) Beton dicor hanya pada waktu Engineer atau wakilnya yang ditunjuk serta
pengawas kontraktor yang setarap ada di tempat kerja. Setelah permukaan
disiapkan baik-baik, permukaan-permukaan construction joints dimana beton
baru akan dicorkan harus dilapisi dengan penutup lapisan spesi/mortel harus
mempunyai perbandingan semen dan pasir seperti campuran beton yang
bersangkutan kecuali ditentukan lain, demikian juga konsistensinya.
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


Adukan harus dihamparkan merata dan harus rata juga pada permukaan-
permukaan yang tidak beraturan. Beton harus segera dicor pada adukan yang
baru (fresh). Dalam pengecoran beton pada construction joints yang telah
terbentuk, penjagaan khusus harus dijalankan untuk menjamin agar beton yang
baru menjadi rapat betul dengan permukaan joints (sambungan) dengan
pembobokan dan peralatan dengan memakai alat-alat yang cocok.

(7) Pencampuran/penumbukan kembali beton tidak diperkenankan. Beton yang


sudah mengeras dalam hal mana pengecoran yang tepat tidak mungkin dijamin
harus dibuang dan tidak dibayar untuk pekerjaan terbuang semacam itu. Dalam
semua hal, beton tidak akan dituang/dicor harus diusahakan agar
pengangkutannya ke tempat posisi terakhir sependek mungkin, sehingga pada
waktu pengecoran tidak mengakibatkan pemisah antara kerikil dan spesinya.

(8) Kecuali ada penyetopan/pemotongan oleh hubungan (joints), semua penuangan


beton harus selalu kira-kira berlapis-lapis horizontal dan umumnya tebalnya
tidak lebih dari 50 cm. Engineer mempunyai hak untuk mengurangi tebal
tersebut, apabila pengecoran dengan tebal lapisan-lapisan 50 cm tidak dapat
memenuhi spesifikasi-spesifikasi ini.

Semua intersection dari konstruksi dengan permukaan beton harus dibuat lurus,
rata atau tegak. Semua pertemuan/sambungan dan hubungan konstruksi dengan
permukaan beton, harus dibuat menerus dan rata atau tegak jika tidak ditentukan
di dalam kontrak, jumlah dan lokasi dari hubungan konstruksi harus dimintakan
persetujuan Engineer.

(9) Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama
sedemikian sehingga spesi/mortel terpisah dari agregat kasar.
Selama hujan air semen atau spesi tidak boleh dihamparkan pada construction
joints dan air semen atau spesi yang hanyut dan terhampar harus dibuang dan
diganti sebelum pekerjaan dilanjutkan. Pengecoran tersebut tidak boleh terputus
sebelum bagian tersebut selesai.

(10) Ember-ember/bucket beton yang dipakai sanggaup menuang dengan tepat pada
slump yang rendah dan memenuhi syarat-syarat campuran pada mana
mekanisme pembuangan harus dibuat dengan kapasitas sedikitnya 0,35 m3
sekali tuang. Ember beton harus mudah untuk diangkat/diletakkan dengan alat-
alat lainnya dimana diperlukan bagi lokasi-lokasi yang terbatas.

(11) Keadaan construction joints harus mendekati horizontal jika tidak ada ketentuan
lain dari yang ditunjukan pada gambar atau diperintahkan oleh Engineer.

(12) Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai kepadatan maksimum yang
mungkin, sehingga ia bebas dari kantong-kantong kerikil dan menutup rapat-
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


rapat pada semua permukaan setiap lapisan dari beton, kepala, alat penggetar
(vibrator) harus dapat menembus dan menggetarkan kembali beton pada bagian
atas dari lapisan yang terletak dibawah. Semua beton harus dipadatkan dengan
alat penggetar tipe immersion beroperasi dengan kecepatan paling sedikit 7000
putaran per menit ketika dibenarkan dalam beton.

1.10. Waktu dan Cara-cara Pembukaan Cetakan

(1) Waktu dan cara pembukuan dan pemindahan cetakan harua dikerjakan dengan
hati-hati untuk menghindarkan kerusakan pada beton. Beton yang masih muda
tidak diijinkan untuk dibenahi. Segera sesudah cetakan-cetakan dibuang,
permukaan harus diperiksa dengan hati-hati permukaan-permukaan yang tidak
beraturan harus segera diperbaiki sampai disetujui Engineer.

(2) Umumnya, diperlukan waktu minimum dua hari sebelum cetakan dibuka untuk
dinding-dinding yang tidak bermuatan dan cetakan-cetakan samping lainnya,
tujuh hari untuk dinding-dinding pemikul dan saluran-saluran, 14 hari untuk
dek-dek jembatan.

1.11. Perawatan (Curing)

(1) Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan disini.
Engineer berhak menentukan cara perawatan bagaimana yang harus digunakan
pada bagian-bagian pekerjaan.

(2) Beton harus tetap basah paling sedikit 14 hari terus menerus (segera sesudah
beton cukup keras untuk mencegah kerusakan) dengan cara menutupnya dengan
bahan yang dibasahi air atau dengan pipa-pipa berlubang-lubang, penyiraman
mekanis, atau cara-cara yang disetujui yang akan menjaga agar permukaan
selalu basah.

Air yang digunakan dalam perawatan (curing) harus memenuhi maksud-maksud


spesifikasi-spesifikasi air untuk campuran beton.

1.12. Perlindungan (Protection)

(1) Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan


sebelum penerimaan terakhir oleh Engineer. Permukaan yang terbuka kecuali
permukaan-permukaan yang tertutup oleh white pigmented sealing compoud,
harus dilindungi terhadap sinar-sinar matahari yang langsung paling sedikit 3
hari sesudah pengecoran. Perlindungan semacam itu harus dibuat efektif secepat
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


dapat dilaksanakan sesudah pengecoran beton tanpa cetakan atau sesudah
pembukaan cetakan-cetakan.

1.13. Penyelesaian-penyelesaian dan Penyempurnaan

(1) Penyempurnaan permukaan-permukaan beton harus dilaksanakan oleh tukang


yang ahli dan disaksikan oleh Engineer. Permukaan-permukaan beton akan
diuji/ditest oleh Engineer dimana perlu untuk menentukan apakah ketidak
teraturan permukaan berada dalam batas-batas yang ditentukan di sini. Ketidak
teraturan digolongkan sebagai sekonyong-konyong (abrupt) atau lambat laun
(gradual).

Offset yang disebabkan oleh pemindahan atau penempatan cetakan yang salah
yang membentuk garis-garis, yang disebabkan mata kayu lepas pada cetkan atau
kerusakan lain dari kayu, akan dianggap sebagai ketidak teraturan yang
sekonyong-konyong (abrupt) dan akan diuji dengan menggunakan pengukuran
langsung.

Semua ketidak teraturan lainnya dapat dianggap sebagai ketidak-terusan yang


gradual dan akan diperiksa dengan mempergunakan templete, terdiri dari alat
dengan pinggiran yang lurus atau melengkung untuk permukaan yang
melengkung.

Panjang templete tersebut harus 1,5 m untuk pengujian permukaan hasil cetakan
dan 3 m untuk permukaan yang tidak dipakai cetakan. Sebelum menerima
pekerjaannya, kontraktor harus membersihkan semua permukaan yang terbuka
dari kerak-kerak dan karat yang tidak nampak kecuali bila ditentukan secara
lain.

(2) Permukaan dalam yang tidak bercetakan harus dibuat miring untuk drainase
seperti ditunjukan pada gambar-gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh
Engineer.
Permukaan yang akan terbuka pada udara dan yang biasanya datar, harus dibuat
miring untuk drainase, kecuali bila pemakai dari lerengan lain pada permukaan
yang datar sama dengan pada gambar-gambar atau diperintahkan oleh Engineer,
permukaan yang sempit, umpama puncak tembok dan pinggiran, harus
dimiringkan kira-kira 20 mm tiap meter, lebar permukaan yang lebih luas
seperti lantai dan dek, harus dimiringkan kira-kira 10 mm tiap meter.

Bila tidak ditentukan secara lain tinngkat-tingkat penyelesaian untuk permukaan


yang tidak bercetakan adalah sebagai berikut :
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


Þ Permukaan yang tidak bercetakan yang akan ditutup dengan urugan
(backfill) atau dengan beton harus diselesaikan dengan meratakannya
secara memuaskan dan penambalan untuk menghasilkan permukaan yang
sama. Permukaan yang tidak rata dengan ukuran sebagaimana disebut
dalam pasal (1) tidak boleh lebih dari 0,95 cm.

Þ Penyelesaian dengan sendok baja yang keras (hard steel trowel) harus
dipakai terhadap permukaan yang tidak bercetakan yang terbuka atau
mudah terkena air yang mengalir, kecuali permukaan dek jembatan yang
akan menjadi jalan lalu lintas orang-orang berjalan kaki atau kendaraan
harus diselesaikan dengan memakai tangan atau perlengkapan yang
digerakkan dengan mesin.

1.14. Perbaikan Permukaan Beton

(1) Bila sesudah pembukaan cetakan ada beton yang tidak tercetak menurut gambar
atau diluar garis atau permukaan atau ternyata ada permukaan yang rusak atau
keluar dari garis atau menunjukkan permukaan yang rusak, hal itu dianggap
sebagai tidak sesuai dengan spesifikasi ini dan harus dibuang dan diganti oleh
kontraktor atas bebannya sendiri kecuali bila Engineer memberikan izinnya
untuk menambal tempat yang rusak, dalam hal mana penambalan harus
dikerjakan seperti yang telah tercantum dalam pasal-pasal berikut.

(2) Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri
dari sarang kerikil, kerusakan karena cetakan, lubang-lubang karena keropos,
lubang-lubang baut, ketidakrataan oleh pengaruh sambungan-sambungan
cetakan dan bergeraknya cetakan. Ketidakrataan dan bengkok harus dibuang
dengan batu gerinda. Semua lubang harus terus menerus dibasahi selama 24 jam
sebelum dicor, dan seterusnya disempurnakan.

(3) Jika menurut pendapat Engineer, hal-hal yang tidak sempurna pada bagian
bangunan-bangunan yang akan terlihat sedemikian, sehingga dengan
penambalan saja tidak akan menghasilkan sebuah dinding yang tidak
memuaskan kelihatannya, kontraktor diwajibkan untuk menutupi seluruh
dinding (dengan spesi plester) demikian juga pada dinding yang berbatasan
(yang bersambungan), sesuai dengan instruksi Engineer.

(4) Cacat lubang-lubang baut angker dan tempat cukilan dari sarang kerikil yang
akan diperbaiki, harus diisi dengan spesi/mortel tambahan yang kering yang
disusun dari satu bagian semen portland dengan dua bagian pasir beton bersama
dengan bahan pengisi yang tidak susut, yang disetujui oleh Engineer.
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton

2. BAJA TULANGAN BETON

2.1. Bahan (Material) dan Ukuran Batang

(1) Semua baja tulangan beton harus baru dan dari mutu dan ukuran sesuai dengan
Standard Indonesia untuk beton N.I.2 P.B.I 1971 dan harus disetujui oleh
Direksi.

(2) Kontraktor dapat diminta untuk memberikan surat keterangan tentang pengujian
oleh pabrik dari semua baja tulangan beton yang disediakan untuk disetujui oleh
Direksi.

2.2. Baja Tulangan Beton

(1) Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih, karat,
minyak, gemuk dan pelapisan yang akan merusak atau mengurangi daya
lengketnya. Dimana ada kemacetan dalam pengecoran beton, tulangan, akan
diperiksa kembali dan bila perlu akan dibersihkan. Baja tulangan harus
diserahkan dalam keadaan terikat kuat dalam bungkusan dan disimpan jauh dari
permukaan tanah.

(2) Baja tulangan beton harus bengkok/dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk
dan ukuran-ukuran yang tertera pada gambar konstruksi yang diberikan kepada
kontraktor. Kontraktor harus mempersiapkan daftar pembengkokan tulangan
dalam bentuk yang disetujui Engineer.

2.3. Pemasangan

(1) Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar/ perhitungan dan
dipastikan tidak terjadi pergeseran/pemindahan dengan pemakaian kawat
pengikat tulangan beton atau alat-alat klem yang sesuai pada
perpotongan/pertemuan-pertemuan tulangan dan rangka tulangan harus
didukung oleh ganjel blok beton precast atau kursi-kursi besi/cakar ayam,
perenggang (spacer) atau logam gantungan (metal hangers) sebagaimana
dibutuhkan.

Dalam segala hal untuk besi beton yang horizontal harus digunakan penunjang
yang tepat, sehingga tidak akan ada batang yang turun. Dimana bagian
penunjang menonjol di atas dasar beton yang direncanakan untuk menerima
plesteran yang rata, penunjang ini harus dari logam yang tidak dapat berkarat
(noncorredible).
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton

Kontraktor harus membuat atau menyediakan ganjalan balok beton menurut


petunjuk Direksi.

(2) Baja tulangan beton untuk plat (slab) langsung di atas tanah harus didukung
dengan blok beton yang dicetak lebih dahulu. Permukaan dari blok beton harus
horizontal berukuran kira-kira 7,5 cm x 10 cm. Baja tulangan untuk plat-plat
yang lain dan dalam balok-balok harus ditunjang dengan kursi besi/cakar ayam.

(3) Jarak terkecil antara batang paralel harus satu diameter dari batang-batang tetapi
jarak terbuka sekali-kali jangan kurang dari 1,2 kali ukuran terbesar dari agregat
kasar.

2.4. Kayu atau Kayu Bangunan

(1) Kayu bangunan harus dihasilkan dari sumber yang disetujui.

(2) Kayu bangunan harus dari kualitas yang baik dan kuat. Kayu bangunan harus
mempunyai tekstur yang sama, serta lurus, bersih dari retak yang terbuka,
lobang pemboran, serangan jamur, pembusukan, bintik-bintik lapuk, pilihan
pecah dan kerusakan dan kejelekan-kejelekan lainnya.

(3) Semua ciri lainnya yang harus diikuti, seperti mata-mata kayu, wanvlak dan
penyimpanan dan mutu keawetan serta kelas kekuatan harus sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dari Standar Indonesia untuk kayu NI-5, atau sebagaimana
ditentukan oleh Direksi.

3. PENUTUP DENGAN RUMPUT

3.1. Ketentuan
(1) Tanggul harus ditutup dengan rumput sesuai dengan spesifikasi atau seperti
disetujui oleh Direksi.
(2) Penutupan dengan rumput dikerjakan dengan menyebar dan menanam dari
tempat penanaman dengan jarak 0,20 m. Untuk menjaga rumput tumbuh dengan
baik, lapisan bawah atau dasar yang akan ditanami rumput harus diratakan, jika
perlu digemburkan dan dijaga tetap basah selama musim kering untuk jangka
waktu 3 bulan.

Selama jangka waktu tersebut kontraktor harus cepat mengganti tanaman yang
mati. Hanya permukaan yang ditutupi rumput dengan baik saja yang akan
disetujui untuk diterima oleh Direksi.
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton

3.2. Daerah yang ditutupi Rumput


Daerah yang ditutupi rumput adalah permukaan-permukaan sebagai berikut :

(1) Permukaan atas dari tanggul sampai lebar 0,20 m dari sisi keduanya.
(2) Lereng tanggul dari atas sampai kaki tanggul.

4. PEKERJAAN LOGAM
4.1. Umum

Baja konstruksi dan pekerjaan logam terutama digunakan pada pintu geser, pintu
katup dan sebagian lain-lain alat pengunci pada jembatan-jembatan. Kayu dan
bangunan pengendali air.

4.2. Bahan-bahan

Baja konstruksi (plat baja dan profil baja) harus dalam keadaan baik, baru dari pabrik
yang disetujui dan sesuai dengan mutu 40-B (standar inggris BS 4360).

Semua pekerjaan logam seperti baut, mur, ring, baja profil, baja lembaran, besi siku
dan lain-lain harus digalvanisir dengan cara celup panas. Semua baut harus dilengkapi
dengan dua ring, satu untuk bagian dan satu dekat mur.

Pekerjaan baja konstruksi, seperti untuk embendded angles, curb angles dan pekerjaan
kerangka kecil yang lain lengkap dengan baut mur, angkur harus disediakan dan
dibangun seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau seperti yang diminta oleh
Direksi.

4.3. Pengelasan

Pengelasan harus dengan las listrik dan semua sambungan yang dilas harus tidak
terputus-putus. Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh pekerjaan las kepada
Direksi bila diminta untuk pemeriksaan.

Pengelasan hanya diizinkan sampai tingkat yang diperlihatkan dalam gambar atau
untuk pengikatan pendahuluan bagian-bagian dari pekerjaan untuk memudahkan
perakitan.
Pengelasan harus dilakukan dibengkel kerja dimana mungkin. Pengelasan dilokasi
tidak dibenarkan kecuali kalau disetujui oleh Direksi secara tertulis.
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton

4.4. Sambungan dengan Baut

Sambungan-sambungan yang dilakukan dilapangan dimana mungkin harus dibuat.


Kontraktor harus menyediakan semua baut, mur, ring dan lain-lain yang diperlukan
untuk memasang bagian yang terbuat dari kayu dan baja.

Semua lubang baut harus dibor dan pinggir bagian luar sedikit timbul atau tidak
dibenam. Ukuran lubang boran tidak boleh melebihi dari 2 mm lebih besar dari
diameter baut dan harus cocok dengan baut tersebut.

Dimana mungkin gunakanlah mesin-mesin pembor dengan batang baut sepenuhnya


menempati lubang boran. Baut harus menonjol keluar sekurang-kurangnya satu drat
dengan minimum 3 mm dan maksimum 10 mm setelah dikunci dengan mur. Dibawah
mur-mur pada baut-baut angkur dan dibawah semua kepala baut dan mur harus
digunakan ring yang kuat. Bila baut digunakan pada permukaan-permukaan yang
miring harus digunakan ring yang miring. Kepala baut dan mur harus dikunci dengan
kuat dengan kunci pas yang sesuai tidak kurang dari 0,30 m panjangnya.

Sebelum dikirim ke lokasi, semua baut hitam kecuali baut-baut lewis dan baut-baut
yang digalvanisir harus dicelupkan kedalam cairan Ensis 256 atau cairan yang serupa
yang disetujui. Penyimpanan baut dilapangan harus dengan cermat dan hati-hati agar
dratnya tidak rusak dan selalu dijaga agar benar-benar bersih.

4.5. Pekerjaan Logam


4.5.1. Umum
Semua bahan cat harus diperoleh dari pabrik yang disetujui Direksi dan contoh-contoh
semua cat dan benar-benar yang berkaitan yang diusulkan untuk dipakai harus
diserahkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan. Bahan-bahan harus dikirim
ke lokasi dalam kaleng atau drum dengan segel yang masih utuh. Cat yang sudah
kedaluwarsa, yang dapat diketahui dari masa berlakunya yang tertera pada
kemasannya, tidak dibenarkan untuk dipakai dan harus disingkirkan dari lokasi.
Cat harus diaduk secara merata dibawah pengawasan mandor yang ahli menurut cara
yang disetujui Direksi dan sebelum permukaan-permukaan yang akan dicat maupun
adukan cat tersbeut dipersiapkan dengan baik.
Kecuali jika ditentukan lain dalam spesifikasi ini rekomendasi-rekomendasi dari
pabrik cat tentang percampuran, penanganan, penggunaan produk, temperatur dan
kondisi-kondisi cuaca lainnya, serta luas permukaan yang dapat di cat per kg cat harus
dipertimbangkan sebagai bagian dari spesifikasi ini.
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian C - Pekerjaan Beton


Semua pekerjaan harus diselesaikan dalam warna dan corak sebagai yang ditentukan
Direksi dan jika perlu Kontraktor harus mengubah-ubah corak dari masing-masing
lapisan cat yang berbeda.
Penyiapan permukaan bangunan dari baja yang akan dicat, semua bagian yang terbuat
dari baja yang tidak digalvanisir sebelum dicat harus dibersihkan dari karat, kerak air
gemuk, cat atau benda-benda lainnya.
Baja yang digalvanisir harus sama sekali bersih, tidak bergemuk dan harus dirawat
dengan satu lapisan lethiform atau lapisan cat lain yang disetujui.
Permukaan yang dilapisi tersebut setelah itu harus dicuci sama sekali dengan air
bersih dan dikeringkan sebelum penggunaan lapisan cat yang berikutnya.
Kontraktor harus menempatkan pekerjaan penyiapan permukaan yang akan dicat
sebagai pekerjaan yang sangat penting agar terjamin diperolehnya permukaan yang
baik, bersih dan kering yang tidak akan berkaitan rusak pada bahan yang akan dicat
dan pengecatan selanjutnya.
4.5.2. Pengecatan
Semua baja yang tidak digalvanisir harus dicat dengan dua lapisan cat meni dengan
ketebalan masing-masing minimum 30 mikron. Setelah itu harus digunakan dua lapis
cat bitumen dengan ketebalan masing-maisng 100 mikron.
Semua baja yang digalvnisir harus dicat dengan 2 lapis cat bitumen dengan ketebalan
100 mikron sebagi tambahan dari cat pabrik.
Semua baut yang digalvanisir termasuk mur, ring dan sekrup untuk kayu harus
dicelupkan ke dalam cat bitumen sebelum digunakan untuk bangunan kayu.
4.5.3. Water stop, Pvc lebar 0.25 M
Water stop digunakan untuk menahan tekanan akibat penusutan sehingga terjadi tagangan
tarik ( tension-strenght) yang disebabkan perubahan sambungan beton karena turunnya
permukaan tanah.
Water stop yang harus digunakan antara lain :
Type WSA= 250, lebar = 250 mm ( 0,25 M), Tebal = 16 mm, Bohlam = 18 mm, Panjang =
25 – 50 M/roll.
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian D - Pekerjaan Perpipaan

Sub-bagian D Pekerjaan Perpipaan

BAB I
Pengadaan Pipa

1.1 Uraian Umum


1.1.1 Lingkup Pekerjaan
Penyedia Jasa Pemborongan harus mneyediakan semua pipa-pipa dan sebagainya seperti
yang ditentukan dalam daftar material yang harus disediakan Penyedia Jasa dan termasuk
pula semua baut-baut, mur, packing karet apat pengetes tekanan pipa dan flange penutup
untuk test, ring-ring, tali-tali untuk isolasi, bahan-bahan pengisi, penumpu-penumpu dan
sebagainya yang akan ditentukan pada pekerjaan tersebut. Semua bahan-bahan tersebut
harus cocok untuk dipakai pada iklim tropis dimana suhu air dan sebagainya berkisar ± 300
1.1.2 Jenis Pipa
Jenis Pipa yang digunakan Pipa HDPE S-8, SDR-17, PN 10 Diameter 250 mm
dengan ketebalan minimal 14.80 mm
1.1.2.1 Polyethiline (PE) yang lebih dikenal dengan pipa plastis berisi PE merupakan plastis yang
dibuat melalui temperature tinggi, artinya pembuatan pipa baik bentuk maupun dimensi
dilakukan selama tahap pelelehan metarial resin.
1) Bahan utama pipa ini terbuat dari HDPE resin minimal 92,5 % (SII) ditambah bahan
pembantu.
2) Penyedia barang/jasa harus menyediakan perpipaan dari semua material sebagaimana
dirinci dan ditunjukkan dalam daftar kuantitas bahan. Semua pipa, fitting, valve dan
perlengkapan lainnya harus sesuai dengan pemakaian di daerah tropis, beriklim lembab
dan bersuhu udara 32oC.
3) Penyedia barang/jasa harus menyediakan Sertifikat Jaminan Barang dari pabrik
pembuat yang menyatakan bahwa barang tersebut sesuai dengan kebutuhan yang
dirinci dalam spesifikasi teknis. Penyedia barang/jasa juga harus menyampaikan
tentang laporan hasil uji kimiawi dan fisik yang telah dilakukan di pabrik, serta
melakukan pengujian di Laboratorium Independen sebelum pipa dikirim dan sampai di
lokasi.
4) Standar
a. Semua material yang ditawarkan harus produksi dalam negeri dengan standar SNI
06-4829-2005. Bila ternyata belum ada SNI atau SII untuk produk tertentu atau
belum dibuat di dalam negeri, maka yang ditawarkan dapat menggunakan standard
lain, dengan syarat bahwa kualitas keseluruhan sekurang-kurangnya sama dengan
apa yang ditetapkan dalam dokumen lelang ini.
b. Semua material yang dikirim harus seratus persen baru (bukan material bekas),
dalam keadaan baik dan memenuhi syarat spesifikasi teknis yang ditentukan.
c. Penyedia barang/jasa harus menyediakan dan menyertakan semua pipa dan fitting,
valve, coupling, meter, mur, baut, gasket, material penyambung dan bahan
pelengkap sebagaimana dirinci dalam Daftar Kualitas dan Bahan atau dalam gambar
/ drawing.
5) Standard yang dapat diterima adalah :
• SNI 4829.2 : 2015 Pipa polietilena ( PE ) dan fitting untuk system penyediaan
air minum

8-1
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian D - Pekerjaan Perpipaan

6) Diameter Pipa
a. Diameter pipa yang dipakai sesuai dengan yang dirinci dan ditunjukkan dalam
daftar kuantitas bahan.
b. Untuk diameter luar nominal > 75 tetapi ≤ 250, toleransi sama dengan 0,02dn,
dibulatkan menjadi 0,1 mm
7) Tekanan kerja
Semua pipa dan alat penyambung harus didisain untuk menerima tekanan kerja
minimum sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2).
8) Kelas Pipa
a. Panjang pipa bentuk batangan lurus atau gulungan tidak boleh kurang dari
persetujuan antara pemasok dan pengguna barang dengan toleransi ± 0,05 m.
Diameter drum gulungan minimum harus 18 x dn.
b. Ketebalan diameter luar pipa harus mengacu kepada SNI 06-4829-2005 tentang pipa
PE untuk air minum.
c. Pipa harus memenuhi persyaratan uji hidrostatik yang diberikan sebagaimana tabel
dibawah ini.

Ketahanan Hidrostatik Pipa


Tegangan Uji (Mpa)
Jenis 100 165 Jam1) 1000 Jam
Bahan Jam Pada Pada
Pada 80OC 80OC
20OC
Pe 100 12.4 5.5 5.0
Pe 80 9.0 4.6 4.0
Catatan :
Hanya kegagalan rapuh yang diperhitungkan

d. Pecah karena rapuh (britle failure) pada kurang dari 165 jam adalah merupakan
kegagalan. Jika peng ujian dilaksanakan pada 165 jam ternyata gagal dalam bentuk
kenyal (ductile), uji ulang supaya dilaksanakan pada tegangan yang lebih rendah.
Tegangan uji yang baru, dan waktu kegagalan minimum yang baru supaya dipilih
sebagaimana tabel dibawah.

Ketahanan Hidrostatik Pada Kekuatan Suhu 80OC


Kebutuhan Uji Ulang
PE 80 PE 100
Tegangan Waktu Tegangan Waktu
Kegagalan Kegagalan
MPa MPa
Minimum Minimum
(jam) (jam)
4.6 165
4.5 219 5.5 165
4.4 283 5.4 233

8-2
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian D - Pekerjaan Perpipaan

4.3 394 5.3 332


4.2 533 5.2 476
4.1 727 5.1 688
4.0 1000 5.0 1000

9) Jenis dan Macam Sambungan


a. Welding (heat fusion)
- Butt welding ( 63 mm – 250 mm)
10) Fitting
a. Fitting sambungan harus sesuai dengan pipa yang akan dipasang seperti yang
tercantum dalam Bill of Quantity.
b. Semua fitting harus dari jenis injection molded atau heat process (pencetakan atau
proses panas) dan didesain dengan karakteristik dan kekuatan yang sama dengan
pipa yang disambung.
c. Semua fitting yang dapat digunakan harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik
pipa yang digunakan.

1.1.2.2 Pipa Baja Dengan Lapisan Seng


1) Penyedia barang/jasa harus menyediakan perpipaan dari semua material sebagaimana
dirinci disini dan ditunjukkan dalam daftar kuantitas bahan. Semua pipa, fitting, valve
dan perlengkapan lainnya harus sesuai untuk pemakaian di daerah tropis, beriklim
lembab dan bersuhu udara 320C.

2) Penyedia barang/jasa harus menyediakan Sertifikat Jaminan Barang dari pabrik


pembuat yang menyatakan bahwa barang tersebut sesuai dengan kebutuhan yang
dirinci dalam spesifikasi teknis. Penyedia barang/jasa juga harus menyampaikan
tentang laporan hasil uji kimiawi dan fisik yang telah dilakukan di pabrik, serta
melakukan pengujian sebelum dan setelah pipa dikirim dan sampai di lokasi.

3) Standar
a. Semua material yang ditawarkan harus produksi dalam negeri dengan standar SNI
0039 : 2013. Bila ternyata belum ada SNI atau SII untuk produk tertentu atau belum
dibuat di dalam negeri, maka yang ditawarkan dapat menggunakan standard lain,
dengan syarat bahwa kualitas keseluruhan sekurang-kurangnya sama dengan apa
yang ditetapkan dalam dokumen lelang ini.
b. Semua material yang dikirim harus seratus persen baru (bukan material bekas),
dalam keadaan baik dan memenuhi syarat spesifikasi teknis yang ditentukan.
c. Penyedia barang/jasa harus menyediakan dan menyertakan semua pipa dan fitting,
valve, coupling, meter, mur, baut, gasket, material penyambung dan bahan
pelengkap sebagaimana dirinci dalam Daftar Kualitas dan Bahan atau dalam gambar
/ drawing.

4) Standard yang dapat diterima adalah :


• SNI 0039 : 2013 Pipa Baja DENGAN LAPISAN SENG
• Diameter Nominal 250 mm,
• Diameter Luar 273.0 mm dan
§ Ketebalan dinding Minimum 6.4 mm

8-3
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian D - Pekerjaan Perpipaan

5) Diameter Pipa
Pipa dengan ukuran diameter nominal berikut ini harus mempunyai ukuran diameter
luar dan ketebalan dinding minimum sebelum dilapisi pelindung dalam dan luar
sebagai berikut:

Diameter Luar dan Ketebalan Dinding Pipa Baja


Diameter Diameter Ketebalan
Nominal (mm) Luar (mm) Dinding
Minimum
(mm)
250 273.0 6.4

6) Tekanan Kerja
Semua pipa dan alat penyambung harus didisain untuk menerima tekanan kerja
minimum sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2).
a. Semua sambungan memanjang atau spiral dan sambungan las keliling yang dibuat
dipabrik harus dengan pengelasan sudut (butt welded). Banyaknya pengelasan pabrik
maksimum yang diizinkan adalah satupengelasan memanjang dan tiga pengelasan
keliling untuk setiap batang pipa. Panjang setiap batang pipa adalah 6 (enam) meter
atau kurang, kecuali ditentukan lain.
b. Pengelasan memanjang harus dipasang berselang-seling pada sisi yang berlawanan
untuk bagian yang berurutan. Tidak diizinkan adanya ring, pelat ataupun pelana
(saddle) penguat baik pada bagian luar maupun pada bagian dalam pipa.

7) Fitting
a. Semua fitting baja/steel harus dari bahan yang sama dan difabrikasi sesuai dengan
spesifikasi dan harus didisain dengan kekuatan yang sama dengan pipanya. Ring
penguat atau saddle penguat dapat dipasang pada bagian luar bilamana perlu, sesuai
dengan AWWA Manual M11 atau standar pembuatan yang dapat disetujui. Ketebalan
dinding minimum dan diameter luar dinding fitting harus sesuai dengan persyaratan
yang dispesifikasikan dalam Bagian 3.2 dan standar berikut ini :
• Fitting dengan diameter 125 mm atau lebih kecil : JIS B 2311
• Fitting dengan diameter 150 mm atau lebih besar : JIS B 2311 (sampai dengan 500
mm) dan JIS G 3451. atau AWWA C 208.
b. "Bend" yang mempunyai sudut defleksi sebesar 22.5 derajat dan lebih kecil harus
terdiri dari dua potongan bend. Bend yang mempunyai sudut defleksi lebih besar dari
22.5 derajat sampai dengan 45 derajat harus difabrikasi dengan menggunakan tiga
potongan bend. Bend yang mempunyai sudut defleksi lebih besar dari 45 derajat harus
terdiri dari empat potongan bend.

8) Tekanan Kerja
Tekanan kerja maksimum adalah 7 kg/cm2 belum termasuk water hammer. Test
lapangan maksimum adalah 15 Kg/cm2 dan perpipaan tersebut harus tidak bocor pada
tekanan tersebut dan dilakukan setiap jarak 500 m.

8-4
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian D - Pekerjaan Perpipaan

9) Penumpu-Penumpu
a. Semua keperluan untuk penumpu-penumpu, pendukung-pendukung, penggantung, baut
baut pemasangan dan baut-baut pondasi harus dilengkapi untuk pekerjaan tersebut dan
dibabungkan dengan peralatan-peralatan lain yang telah disetujui.
b. Valve, meter, saringan dan peralatan peralatan lainya yang mendukung pekernaan
tersebut harus ditumpu tersendiri pada pipa –pipa sebelum dihubungkan.
c. Semua rangka-rangka pendukung atau yang lain yang tidak perlu
dihitung/direncanakan, harus kaku dan dari baja dengan baut atau las, mana yang lebih
baik.
d. Tidak satupun pipa yang melalui lantai atau dinding-dinding dipakai sebagai penumpu,
kecuali kalau disetujui oleh Direksi.

10) Pekerjaan Yang Fleksibel


a. Penyedia Jasa Pemborongan harus melengkapi untuk pekerjaan-pekerjaan pipa yang
fleksibel pada sambungan konstruksi utama dan harus mengajukan usul untuk disetujui
oleh Direksi.
b. Sambungan-sambungan yang fleksibel atau leher dan potongan pipa-pipa yang
diizinkan pada pekerjaan pipa, jika perlu untuk menyesuaikan dengan bangunan-
bangunan atau akibat kesalahan-kesalahan.
c. Jika memungkinkan, sambunhgan yang fleksibel harus dilengkapi deng an baut-baut
atau yang lain untuk meneruskan dorongan memanjang sedemikian rupa sehingga
seluruhnya dapat dikurangi sekecil mungkin.
d. Sambungan-sambungan yang fleksibel harus juga dilengkapi untuk memudahkan
pemasangan dan membukaanya dikemudian hari.
e. Perhatian khusus harus diberikan untuk menjamin bahwa dorongan-dorongan pada
pekekrjaan perpipaan tidak dipindahkan ke mesin-mesin atau alat-alat yang lain.
f. Penyedia Jasa Pemborongan harus menunjukkan pada gambar-gambar detail apakah
blok-blok penumpu yang ditentukan untuk mengikat perpipaan disediakan olehnya.

11) Flange dan Gasket


a. Flange
i. Jika tidak ditentukan lain oleh keadaan, maka ukuran dan pelubangan dari semua
flange pada pekerjaan pipa harus menyesuaiakan diri xdengan ketentuan-ketentuan
dari bagian-bagian spesifikasi ini NP.10.
ii. Bagian leher dan yang rata flang-flang yang dilas harus St.37.2 sesuai dengan
DIN.17100 atau standar lain yang sama. Flange yang buntu harus St.37.1 sesuai
dengan standar yang sama.
iii. Semua flange harus direncanakan sesuai dengan ketentuan pada bagian-bagian
spesifikasi ini dan harus mempunyai celah-celah tempat sesatan gasket untuk
menjamin sambungan yang kedap air.
iv. Setiap flange tunggal harus diberi tanda sesuai dengan diamerer nominal dalam mm,
klasnya, mana pabrik pembuataanya atau cap dan tahun pembuatannya.
b. Gasket
i. Flange gasket harus mempunyai diameter yang sama dengan masing-masing
diameter luar flange dan dan harus dilengkapi dengan bentuk lubang yang sama
dengan bentuk flange.

8-5
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian D - Pekerjaan Perpipaan

ii. Flange gasket harus terbuat dari karet, diperuat satu atau lapis perantara, tebal 3 mm
dan harus dipisahkan dari arus listrik.

12) Penyambung (Fitting)


a. Tebal dinding pipa lengkung (bend) paling kecil adalah sama dengan bagian pipa lurus
yang akan disambung.
b. Jari-jari belokan adalah 5 S 9jari-jari belokan 2.1/2 kali diameter pipa) dimana jika
tidak memungkinkan menggunakan 5 S.
c. Reducer (taper) harus type concentric, kecuali ntuk bagian hisap dari pipa atau bagian
lain yang mengguynakan reducer yang excentris.
d. Panjang semua reducer harus palinhg sedikit 3 kali beda antara diameter terbesar dan
terkecil ujung-ujungnya.
e. Tebal dinding reducer harus paling sedikit sama dengan tebal bagian pipa lurus pada
ujung yang besar yang akan dihubungkan.

13) Pengujian
Setiap pipa, lengan (sleeve) dan penyambung (fitting) harus mampu terhadap tekanan
air 16 kg/cm2 di pabrik. Pekerjaan-pekeraan perpipaan yang tidak memenuhi syarat
tersebut diatas harus diganti.

14) Pemberian Tanda


Pada bagian luar dari setiap pipa dan penyambungannya harus diberi tanda yang
menunjukan diameter nominal, nama pabrik pembuatnya atau capnya dan tahun
pembuatannya, setiap pipa lengkung, sebagai tambahan harus mencantumkan pula
sudut lengkungnya antara sisi – sisinya.

15) Hubungan (Joint)


a. Pipa-pipa BAJA DENGAN LAPISAN SENG dan penyambung-penyambungannya
harus dibuat dengan ujung-ujung berbentuk spigot dan socket yang dilengkapi dengan
gasket karet penahan yang sesuai seperti untuk hubungan push-on atau hubungan
mekanis, ika tidak ditentukan lain.
b. Gasket harus sedemikian sehingga ukuran dan bentuknya sesuai dengan yang
diperuntukkan, sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya harus dilengkapi oleh suatu
positif soal dalam batas-batas pelenturan maksimum dan pencabutan dari nseluruh
kombinasi hubungan dan toleransi deminsi gasket dan batasan-batasan tekanan yang
disyaratkan.

16) Penyambung-Penyambung
a. Penyambung-Penyambung yang dipakai pada pipa-pipa BAJA DENGAN LAPISAN
SENG harus sesuai dengan yang ada di daftar kuantitas dan harga.
b. Tee harus mempunyai flange percabangan;
c. Flange menyesuaikan atau potongan flange spigot (ujung = ujung flange dan spigot)
harus dipakai untuk penyambung bagian-bagian utama ke flange perpipaan;

17) Penyesuaian dengan Perencanaan


a. Setiap panjang pipa harus diuji dengan tekanan hidrostatis mimimum 3,5 kali tekanan
kerja seperti yang disebut pada pasal 8.1 ayat 8.1.2.

8-6
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian D - Pekerjaan Perpipaan

b. Tekanan uji harus bertambah sampai mencapai tekanan yang ditentukan dan harus
didiamkan untuk paling tidak 10 detik.

18) Pengujian dan Pengawasan


a. Pengawasan mengenai rupa luarnya, bentuk, ukuran dan beratnya harus dilaksanakan
pada setiap pipa serta penyambungnya.
b. Pipa-pipa dan penyambungnya harus lurus digaris dengan perhatian penuh untuk
menghindarkan penyimpangan-penyimpangan. Semua pipa-pipa dan penyambungnya
harus bebas dari cacat-cacat.
c. Setiap pipa dan penyambungnya harus mampu menahan tekanan uji hidrostatis seperti
yang ditentukan dalam ISO standar.
d. Pipa atau penyambungnya yang bocor dan tidak dapat diperbaiki harus diganti.
e. Uji mekanis untuk kekerasan, kekuatan tarik dan ulur harus dilaksanakan dengan
menguji secara random dari sejumlah pipa sesuai dengan ISO/R.390.

19) Pemberian Tanda


a. Pada bagian luar dan setiap pipa dan penyambungnya harus diberi tanda yang
menunjukkan diameter nominal x tebal dinding nominal, tingkat klas, nama pabrik
pembuatnnya atau cap dagangnya, tahun pembuatannya dan kata-kata “GIP”.
b. Setiap lengkumng harus mencantumkan sebagai tambahan sudut lengkung pada setiao
sisinya;
c. Tanda-tanda tersebut harus dicor, dicap atau dicat dan harus tidak menimbulkan
pengaruh terhadap mutu perpipaan ataupun mempengaruhi kedupan dari sambungan.

20) Flange dan Adaptor Pipa


a. Penyedia jasa harus menyediakan semua adaptor pipa bagi keperluan sambungan dari
berbagai sambungan dan material.
b. Detail penyusunan bahan, rencana dan letak dari semua adaptor pipa harus diketahui
Direksi untuk disetujui sebelum dirakit.

21) Pemisah Hubungan Flange (Flange Joint Insulation)


a. Dimana dua pipa dan dua logam yang berada berhubungan, maka harus dilengkapi
dengan pemisah.
b. Gasket harus dengan muka yang penuh dan harus dari lembar-lembar bungkus
dielektrik.

1.1.3 Katub (Valve)


1.1.3.1 Umum
1) Penyedia jasa harus menyediakan semua katub-katub termasuk pintiu-pintu dan
sebagainya sesuai dengan keperluan.
2) Semua katub-katub tersebut dengan type yang sama harus dari satu pabrik. Katub-katub
tersebut harus mempunyai nama pabrik pembuatnya, tekanan kerja, diameter dan arah
aliran pada badannya.
1.1.3.2 Tekanan Kerja
1) Setiap katub durennakan untuk tekanan kerja tidak kurang dari 10 kg/cm2, jika tidak
ditentukan lain.

8-7
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian D - Pekerjaan Perpipaan

2) Setiap katub-katub kalau ditutup harus kedap dengan tekanan yang bekerja pada katub
tersebut.
1.1.3.3 Ketentuan Pengoperasian
1) Semua katub-katub harus cocok untuk pengoperasian yang sering bagi penutupan maupun
pengontrolan aliran, baik untuk dioperasikan setelah waktu yang lama tidak dijalankan
pada posisi terbuka maupun tertutup.
2) Semua bagian katub-katub yang berhubungan langsung dengan bahan kimia harus tahan
terhadap karap yang akan ditimbulkannya atau yang lain dalam hal badan katub, harus
mempunyai lapisan penahan yang diikatkan padanya.
1.1.3.4 Pelumasan
Semua katub-katub dan sebagainya serta ulir yang cocok dioperasikan penuh air harus
dilumasi dari luar secara tersendiri.
1.1.3.5 Gambar-Gambar
1) Penyedia jasa harys mengajukan gambar-gambar kerja kepada Direksi untuk disetujui.
2) Gambar-gambar kerja tersebut harus mencakup :
a. Daftar dan urutan material
b. Detail seal dan bagian-bagian yang dapat berubah
c. Nama pabriknya
d. Ukuran, detail, bahan dan tebal setiap item
3) Penyedia jasa harus menunjukkan sertifikat dari pabrik pembuatnya dari setiap katub
sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan.
1.1.3.6 Rumah Katub (House Valve)
1) Rumah katub harus dengan badan katub yang bulat, terdiri dari perunggu dengan tekanan
rata-rata 10 kg/cm2 dengan cakram yang dapat diperbaharui. Katub-katub harus
mempunyai batang-batang pembuka, roda-roda tangan yang harus disekrupkan dengan
ulir. Bahan-bahan dari katub harus dibuat atau diselelasikan denghan mesin.
2) Kepala cakram dan seterunya harus dibuat dari cor-coran perunggu 85-5-5-5. Cakram
harus dari campuran setengah lunak atau seperti yang disyaratkan oleh pabrik
pembuatnnya.
1.1.3.7 Gate Valve
1) Tipe, ukuran dan pemempaan katub-katub hendaknya sesuai dengan yang ditunjukkan
dalam gambar. Semua gate valve yang dipergunakan dalam jalur pipa hendaknya
berketahanan 120 M kolom air double disc, badab dari besi tuang, bingkai tembaga, gate
valve tanpa tangkai pemutar sesuai dengan persyaratan A.W.W.A Standard Specification
C.500.
2) Pengakhiran ujung-ujung katub hendaknya mempunyai ujung penyambung flens, kecuapi
bila diitunjukkan lain dalam gambar.
3) Flens untuk katub hendaknya sesuai dengan ANSI B.16.1, untuk flens and fitting cast iron
kleas 125, kecuali bila nyata-nyata ditunjukkn lain.
4) Semua katub hendaknya dilengkapi dengan kunci mur 2 inc persegi dan membuka kearah
yang seragam. Permukaan-permukaan luar dan dalam setiap katub hendaknya dilapisi atau
dipulas dengan 2 (dua) lapisan aspal.
1.1.3.8 Katub Udara (Air Valve)
1) Katub udara dan ruang katubnya ditempatkan sesuai dengan yang ditunjukkan dalam
gambar perencanaan. .

8-8
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian D - Pekerjaan Perpipaan

2) Katub pengurang tekan Pemasangan katub udara dilakukan dengan pemasangan hidrant
tee dengan diameter cabang 100 mm, atau 75 mm sesuai dengan diameter katub udara
yang disarankan.
3) Katub udara hendaknya dilengkapi dengan katub penutup (stop cock) pada bagian
bawahnya. Ruang katub terbuat dari pasangan beton atau batu kali, sedangkan tutup ruang
katub terbuaqt dari besi tuang yang dapat dibuka dan ditutup dengan aman dan mudah.
Tutup ruang katub harus dapat menahan ganda sesuai dengan kelas dan jelas yang dilalui.

BAB II
Pemasangan Pipa dan Pelengkapnya serta Pengujiannya

2.1 Umum
1) Penyedia jasa pemborongan harus melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan pemasangan
pipa sesuai dengan dokumen pelelangan dan syarat – syarat yang tercantum dalam bestek ini .
2) Pekerjaan yang tidak tercantum dalam syarat – syarat ini akan dilaksanakan sesuai dengan
praktek – praktek yang biasa dikerjakan dan sesuai dengan persyaratan Direksi .

2.2 Lintasan dan Sudut Belokan


2.2.1 Tanggung jawab Penyedia jasa pemborongan
Pemborong harus bertanggung jwab atas persyaratan dasar bahwa pipa dipasang sesuai dengan
lintasan dan sudut belokan yang dikehendaki dengan sambungan – sambungan (fitting, katup –
katup (valves) dan penguras (drain) pada tempat – tempat yang diperlukan . Untuk tujuan ini
pemborong harus bekerja atas dasar patah pengukuran atau titik referensi atas biayanya sendiri .
2.2.2 Penyimpangan-penyimpangan (deviasi) oleh struktur lain.
Jika terdapat hambatan lain yang tdak tampak daam gambar rencana dan akan mengganggu
kemajuan pekerjaan, sehingga diperlukan perubahan-perubahan, Direksi berhak untuk merubah
gambar rencana. Jika perubahan ini menyebabkan perubahan volume pekerjaan, maka
pekerjaan tambah/kurang ini akan dikerjakan atas dasar penambahan pembayaran atau
pengurangan pekerjaan.
2.2.3 Berhati-hati dalam penggalian
Penyedia jasa pemborongan harus berhati-hati dalam penggalian dan persiapan penggalian,
sehingga lokasi yang tepat dari struktur-strktur lain dibawah tanah dapat ditentukan.
Kerusakan-kerusakan yang terjadi atas struktur-struktur tersebut menjadi tanggung jawab
Penyedia jasa.
2.2.4 Explorasi bawah permukaan
Jika dikehendaki oleh Direksi, Penyedia jasa harus mengadakan penelitian dan penggalian
untuk menentukan lokasi struktur bawahtanah yang ada atas biaya sendiri dan dibawah
pengawasan Pemberi Tugas.
2.2.5 Kedalaman Pipa
Semua pipa harus dipasang dengan kedalaman sebagai berikut :
d = 200 mm – 450 mm,
H = 1,20 m dan

dimana : d = diameter nominal pipa


H = kedalaman galian

8-9
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian D - Pekerjaan Perpipaan

Meskipun demikian, dalam hal tidak tercantum dalam gambar atau diminta oleh Pemberi
Tugas, maka kedalaman pipa akan disesuaikan.

2.3 Penggalian dan Persiapan Galian


2.3.1 Umum
Galian harus dibuat sedemikian sehingga pipa dapat diletakkan pada lintasan dan kedalaman
yang dikehendaki, dan penggalian hanya dilakukan sejauh pipa yang akan dipasang seperti
yang diperbolehkan oleh Direksi. Galian haus dikeringkan dan dijaga selama pelaksanaan
pekerjaan sehingga pekerjaan dapat bekerja didalamnya dengan aman dan efisien.
2.3.2 Lebar Galian
Lebar galian harus cukup untuk dapat meletakkan pipa dan menyambungkannya dengan baik,
dan timbunan harus ditempatkan dan dimampatkan seperti yang disyaratkan. Galian harus
dibuat dengan lebar ekstra, bila diperlukan, seperti untuk memasukkan penyangga – penyangga
galian dan peralatan – peralatan pipa.
2.3.3 Ruang Penyambungan
Ruang penyambungan harus dibuat pada setiap sambungan agar sambungan dapat dikerjakan
dengan baik.
2.3.4 Penggalian dan Pembuatan Dasar Pipa
1) Galian harus dibuat dengan kedalaman yang dikehendaki untuk membuat dasar pipa, yang
rata dan seragam pada tanah, yang padat pada setiap tempat diantara ruang penyambungan.
2) Setiap bagian dari dasar galian yang dibuat yang tidak sesuai dengan yang disyaratkan
harus diganti dengan bahan yang disetujui, yang dimampatkan seperti yang diarahkan oleh
Direksi.
3) Batu – batu air dan bahan – bahan kasar, bila ditemukan, harus disingkirkan untuk
mendapatkan ruang sekurang – kurangnya 15 cm dibawah dan disetiap sisa pipa dan
peralatannya untuk pipa Ө 600 mm ke bawah dan 20 cm untuk pipa yang berdiametr 60
mm keatas.
2.3.5 Penggalian Pada Tanah Yang Jelek.
1) Jika dasar galian ternyata tidak stabil atau mengandung bahan – bahan tidak stabil seperti
debu – debu, sampah dan sebagainya dan dalam pandangan Direksi harus disingkirkan,
maka Penyedia jasa pemborongan harus mengadakan penggalian dan menyingkirkan
bahan – bahan yang tidak stabil tersebut .
2) Jika menurut pendapat Direksi diperlukan pondasi khusus, seperti penggantian tanah, atau
penimbunan dengan bahan yang sesuai,
3) Penyedia Jasa Pemborongan harus menyelesaikan dengan petunjuk Direksi. Pembayaran
tambahan akan disediakan untuk pekerjaan tambahan
2.3.6 Penguatan Galian
Galian harus diberi penguatan jika perlu sehingga tidak runtuh, menjaga para pekerja untuk
bekerja dengan aman dan pengamanan permukaan jalan dan bangunan – bangunan lainnya
seperti yang ditunjukkan oleh Direksi.
2.3.7 Pemakaian bahan – bahan bangunan
Bahan – bahan bangunan yang dalam pemikiran Direksi dapat dipakai kembali untuk
memperbaiki permukaan bekas galian, harus dipisahkan dari bahan – bahan buangan lainnya,
seperti yang ditunjukkan oleh Direksi.

8-10
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian D - Pekerjaan Perpipaan

2.3.8 Penimbunan bahan – bahan galian.


1) Semua bahan galian harus ditimbun sedemikian sehingga tidak mengganggu pekerjaan dan
tidak mengganggu jalan orang dan lalu lintas. Bahan galian tidak boleh merusak bangunan
– bangunan perorangan lainnya.
2) Jika perlu dan diminta oleh Direksi, Penyedia Jasa Pemborongan harus mengangkut bahan
galian untuk dibuang denga petunjuk Direksi
2.3.9 Barikade, Petunjuk Direksi
1) Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan kerusakan, harus diadakan barikade, papan –
papan penunjuk, lampu – lampu merah dan penjaga secukupnya yang ditempatkan selama
pekerjaan berlangsung.
2) Semua bahan – bahan penyangga, peralatan, dan pipa yang akan mengganngu lalu lintas
harus dilindungi dengan pagar atau barikade dan jika benda ditempat yang kurang
penerangannya harus diberikan lampu secukupnya.
3) Peraturan – peraturan pemerintah daerah/kota yang ada mengenai keamanan dan
pengamanan harus diikuti.
2.3.10 Pengamanan Lalu Lintas
1) Pemborong harus mengatur pekerjaan sedemikian sehinga tidak banyak menyebabkan
kemacetan lalu lintas . Jika lalu lintas terpaksa harus lewat diatas galian, Penyedia Jasa
Pemborongan harus menyediakan jembata plat baja atau semacam penutup yang sesuai
dengan panjang galian sesuai petunjuk Direksi.
2) Penyedia Jasa Pemborongan harus menyediakan pos pengaturan lalu libtas sesuai petunjuk
Direksi.
2.3.11 Gangguan Pelayanan
1) Gangguan pelayanan untuk pekerjaan sambungan dari pipa baru ke pipa yang telah ada
harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak banyak mengganggu langganan dan tidak
terlalu lama menghentikan dinas, dan daerah yang terganggu diusahakan sekecil mungkin.
2) Tidak ada satu katup (valves) yang dari sistem yang telah telah ada, yang dirubah – rubah
oleh Penyedia jasa pemborongan untuk tujuan apapun juga. PAM setempat akan mengatur
semua valve jika diperlukan.

2.4 Pemasangan Pipa


2.4.1 Penurunan Pipa ke Dalam Galian
1) Untuk mendapatkan keamanan dan keberhasilan pekerjaan, Penyedia jasa pemborongan
harus menggunakan semua peralatan dan fasilitas yang telah disetujui Direksi .
2) Semua pipa, sambungan – sambungan dan katup – katup harus diturunkan ke dalam galian
dengan hati –hati dengan peralatan derek, tali, atau peralatan yang memadai untuk
menghindarkan kerusakan pipa dan menjaga lapisan pipa.
3) Dalam keadaan apapun juga pipa tidak boleh dijatuhkan kedalam galian.
4) Jika terjadi kerusakan pada pipa, sambungan – sambungan, katup atau peralatan lainnya
sewaktu pengangkutan, kerusakan harus segera dilaporkan kepada Direksi .
5) Direksi akan mengadakan perbaikan atau membuang bahan – bahan yang rusak tersebut.
2.4.2 Pemeriksaan Sebelum Pemasangan
1) Semua pipa dan sambungan – sambungan harus diperiksa dengan teliti terhadap retak –
retak dan kerusakan – kerusakan lainnya ketika pipa berada diatas galian, segera sebelum
pemasangannya pada posisi terakhir.
2) Ujung spigot harus diperiksa secara seksama karena bagian ini yang paling mudah rusak
pada waktu pengangkutan.

8-11
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian D - Pekerjaan Perpipaan

3) Pipa atau peralatan yang rusak harus diletakkan dekat galian untuk diperiksa oleh Direksi,
yang akan menentukan perbaikan atau dibuang.
2.4.3 Pembersihan Pipa dan Peralatan
Seluruh kotoran dan sisa lapisan (coating) harus dihilangkan dari akhiran – akhiran bell dan
spigot dari tiap pipa, dan bagian luar dari akhiran spigot dan bagian dalam dari bell haris
dibersihkan, kering dan bebas dari lemak dan minyak sebelum pipa dipasang.
2.4.4 Peletakkan Pipa
1) Harus dijaga agar bahan – bahan lain tidak masuk ke dalam pipa ketika pipa diletakkan.
2) Selama pekerjaan berlansung tidak boleh ada bahan - bahan, peralatan, pakaian atau
barang - barang lain diletakkan didalam pipa.
3) Pada waktu peralatan pipa dalam galian, letak akhiran spigot harus tepat dengan bell dan
dipasang dengan lintasan dan sudut yang benar.
4) Pipa harus terletak dengan betul dan timbunan harus dipadatkan kecuali pada bagian bell.
5) Harus dijaga agar kotoran tidak masuk ke dalam ruang antara sambungan. Jika
pemasangan pipa berhenti pada suatu saat, ujung pipa harus ditutup dengan bahan yang
disetujui oleh Direksi.
2.4.5 Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk menempatkan tee atau katup (valves) harus dikerjakan dengan rapih
dan teliti tanpa menyebabkan keruskan pada pipa dan lapisannya dan ujungnya harus dibuat
halus.
2.4.6 Ujung bell mengahadap kearah depan dari pemasangan pipa harus dipasang dengan kahiran bell
yang menghadap ke arah depan dari pemasangan, kecuali jika ditentukan lain oleh Direksi.
Jika pipa diletakkan pada sudut 10% atau lebih besar, pemasangan harus dimulai pada bagian
atas dan harus mendahului bagian atas dengan akhian bell dari pipa yang bersudut.
2.4.7 Kondisi Yang Tidak Cocok Untuk Pemasangan Pipa.
Pipa tidak boleh dipasang, bila menurut pendapat Direksi kondisi galian tidak memungkinkan.

2.5 Sambungan Pipa Dengan “Mechanical Joint”


2.5.1 Persyaratan Umum
Persyaratan umum dalam bagian berikut ini harus diganti . Istilah “bell” dan “spigot” yang
digunakan disini harus dianggap sebagai ujung – ujung bell dan spiot dari sebatang pipa
mechanical joint.
2.5.2 Pembersihan dan Pemasangan
1) Bagian sepanjang 20 cm dari bagian luar spigot dan bagian dalam bell dari pipa
mechanical joint harus dibersihkan dari lemak, pasir, lapisan yang berlebihan dan bahan –
bahan lain dari sambungan dan kemudian dicat dengan larutan sabun.
2) Gland dari besi tuang kemudaian harus diselipkan pada akhiran pipa dengan bibir gland
menghadap socket, atau akhiran bend.
2.5.3 Baut Sambungan
1) Seluruh bagian dari pipa harus didorong sehingga akhiran spigot masuk ke dalam bell .
Gasket kemudian harus ditempatkan masuk dalam bell, harus dijaga agar gasket berada
tepat sekeliling sambungan.
2) Gland besi tuang harus digeser sepanjang pipa hingga mencapai kedudukan untuk
pemasangan baut, semua baut, dimasukkan, dan mur diputar kencang dengan tangan .
3) Semua mur harus dikencangkan dengan kunci yang sesuai.
4) Mur yang terletak dengan jarak sudut 180 derajat harus dikencangkan berurutan, agar
menghasilkan tekanan yang sama pada semua bagian gland.

8-12
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian D - Pekerjaan Perpipaan

2.5.4 Defleksi Yang Diizinkan Dalam Pipa Mechanical Joint


Jika diinginkan adanya defleksi pada pipa mechanical joint untuk membentuk belakang dengan
radius yang panjang, jumlah defleksi harus diarahkan oleh Direksi dan petunjuk – petunjuk dari
pabrik harus diikuti.

2.6 Sambungan Pipa Dengan “PUSH ON JOINT”


2.6.1 Persyaratan Umum
Persyaratan umum dalam kegiatan berikut ini harus diikuti istilah “bell” dan “spigot” yang
digunakan disini harus dianggapsebagai ujung – ujung bell dan spigot dari sebatang pipa push-
on-joint.
2.6.2 Pembersihan
1) Bagian dalam akhiran bell dan bagian luar ujung spigot harus dibersihkan dari minyak,
pasir, lapisan yang berlebihan, dan benda – benda asing lainnya.
2) Gasket karet yang melingkar harus dilapiskan baik pada permukaan bagian dalam dari
gasket atau pada akhiran spigot dari pipa atau keduanya.
3) Minyak gasket harus berasal dari persediaan yang diberikan pabrik dan disetujui oleh
Direksi.
4) Tidak diperkenankan mempergunakan bahan yang tak disetujui.
2.6.3 Pemasangan
1) Akhiran spigot dari pipa harus dimasukan kedalam socket dengan berhati – hati agar tidak
terjadi persentuhan dengan tanah.
2) Sambungan harus diselesaikan dengan menekan bagian akhiran yang datar ke dasar socket
dengan alat atau peralatan lain yang disetujui Direksi.
2.6.4 Defleksi yang diizinkan dalam pipa PUSH ON JOINT
1) Jika diperlukan untuk membuat defleksi pada pipa push-on-joint untuk membentuk
belahan berjari – jari panjang, maka jumlah defleksi harus dengan persyaratan Direksi dan
petunjuk dari pabrik harus diikuti .
2) Adalah penting untuk membuat sambungan pipa pada lintasan yang lurus dan defleksi
dibuat sesudah sambungan diselesaikan.

2.7 Penempatan Katub (Valve) dan Penyambungan (Fitting)


2.7.1 Persyaratan Umum
Katup dan perlengkapan pipa lainnya harus diset dan dipasang pada pipa sperti yang
disyaratkan pada bagian sebelumnya mengenai pembersihan, perletakan, dan penyambungan
pipa.
2.7.2 Lokasi Katup
Lokasi katup dijalan harus sesuai dengan pengarahan Direksi.
2.7.3 Bak Katup Permukaan (Surface Valve Box) dan Ruang Katup (Valve Chamber)
1) Bak katup permukaan tidak boleh menjalankan tekanan atas tegangan terhadap katup dan
harus terletak tepat ditengah dan melapaui bagian mur dari katup dengan tutu bak yan
sesuai dengan permukaan jalan atau permukaan lainnya sesuai dengan pengarahan Dieksi.
2) Ruang katup harus dibangun seperti terlihat pada gambar. Mur dari katup harus dapat
dioperasikan dengan mudah melalui lubang pembukaan
2.7.4 Pipa Penguras
Cabang penguras tidak boleh disambungkan ke saluran pembuangan manapun, atau ke saluran
terndam, atau dipasang sedemikian sehingga menyebabkan sifon balik ke sisti distribusi.

8-13
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian D - Pekerjaan Perpipaan

2.8 Pengujian Hidrostatis


2.8.1 Pengujian Hydrostatis
Uraian berikut ini adalah syarat – syarat yang diperlukan untuk pengujian sambunga pipa dari
perlengkapan untuk menjamin adanya kebocoran sekecil mungkin.
2.8.2 Pengujian Tekanan
Sesudah pipa dipasang dan sebagian ditimbun, semua pipa yang telah terpasang harus diuji
terhadap tekanan hydrostatis.
2.8.3 Lamanya Pengujian Tekanan
Lamanya setiap pengujian tekanan paling kurang harus 30 menit.
2.8.4 Prosedur
1) Untuk pipa Ө 600 mm atau lebih kcil, setiap bagian yang berkatup harus diisi perlahan –
lahan dengan air dan harus diuji dengan pengujian tekanan sebesar 150% dari tekanan
operasi normal, dengan pompa yang dihubungkan ke pipa yang telah disetujui oleh
Direksi.
2) Penyedia jasa pemborongan harus menggunakan peralatan ini dan mengadakan pengujian
di bawah pengawasan dan petunjuk Direksi.
3) Untuk pipa dengan diameter 800 mm keatas, setiap sambungan harus diuji dengan
peralatan khusus yang akan disediakan oleh Direksi.
4) Peralatan khusus ini direncanakan untuk dapat digunakan pada setiap sambungan dari
bagian dalam pipa. Dalam hal peralatan ini digunakan, lamanya pengujian tekanan dapat
dikurangi sesuai dengan petunjuk Direksi. Semua bagian dari sambunga yang dikerjakan
pada hari itu harus diuji pada hari itu juga.
2.8.5 Menghilangkan Udara Sebelum Pengujian
Sebelum diadakan pengujian tekanan, seluruh udara ari dalam pipa harus dikeluarkan. Jika
tidak terdapat katup udara yang permanen pada setiap titik yang tinggi, Penyedia Jasa
Pemborongan harus memasang “Corporation Cock’” pada titik – titik tersebut sesuai dengan
pengarahan Direksi sehingga udara dapat dikeluarkan pada saat pipa diisi dengan air. Sesudah
udara dikeluarkan seluruhnya, corporation cock harus ditutup dan pengujian tekanan dapat
dimulai.
2.8.6 Permeriksaan Dibawah Tekanan
1) Semua pipa, perlengkapan, katup – katup dan sambungan – sambungan lainnya yang
terbuka (exposed) harus betul – betul diperiksa selama pengujian tekanan. Jika terlihat
adanya kebocoran, sambungan harus dikencangkan kembail hingga kencang.
2) Setiap terjadi retakan atau kerusakan pada pipa, perlengkapannya atau katup – katup yang
terjadi karena pengujian ini harus disingkirkan dan diganti sesuai dengan petunjuk Direksi
dan pengujian harus sampai mendapat persetujuan Direksi.
2.8.7 Pengujian Kebocoran
1) Pengujian kebocoran harus diadakan sesudah pengujian tekanan diselesaikan dengan baik.
2) Direksi akan menyediakan alat pengukuran dan peralatan untuk pengujian kebocoran ini.
3) Penyedia jasa pemborongan harus menyediakan peralatan pipa, sambungan sambungan
dan alat – alat lainnya dan membatnu pengerjaan pengujian ini.
4) Lamanya waktu setiap pengujian kebocoran adalah 2 jam, dam selama pengujian, pipa
harus beroperasi pada tekanan normal.
5) Kebocoran akan didefinisikan sebagai jumlah air yang harus disediakan pada pipa yang
baru dipasang untuk mengatur tekanan sesudah udara dalam pipa dikeluarkan an pipa telah
diisi dengan air.

8-14
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian D - Pekerjaan Perpipaan

6) Tidak ada pemasangan pipa yang diterima bila kebocoran lebih besar dari nilai yang tertera
dalam tabel berikut ini.
7) Semua nilai dalam tabel ini dihitung berdasarkan standart A.W.W.A.
8) Tabel berikut menunjukan kebocoran yang diperkirakan (1/jam) untuk pipa dengan jumlah
sambungan 100.
Pengujian Diameter, mm
Tekanan
(Kg/cm2) 75 100 125 150 200 250

4 2.55 3.04 3.80 4.56 6.08 7.60


3 1.97 2.63 3.29 3.95 5.26 6.58
2 1.61 2.15 2.68 3.22 4.30 5.57

Pengujian Diameter, mm
Tekanan
(Kg/cm2) 300 350 400 450 500 600
4 9.12 10.64 12.16 13.68 15.20 18.24
3 7.90 9.21 10.53 11.64 13.16 15.79
2 6.45 7.52 8.60 9.67 10.75 12.89

9) Variasi dan Kebocoran Yang Diizinkan


Jika pada pengujian terhadap ipa yang terpasng terjadi kebocoran lebi besar dari tabel yang
diberikan diatas, Penyedia Jasa Pemborongan harus memperbaiki sambungan hingga
kebocoran terjadi dalam batas yang dikehendaki, dengan biaya Penyedia Jasa
Pemborongan.
2.8.8 Penimbunan Sebelum Pengujian
Jika penimbunan sebagian dikehendaki karena masalah gangguan lalu lintas atau keperluan
lainnya, Penyedia Jasa Pemborongan harus mengerjakannya dengan petunjuk Direksi.

2.9 Penimbunan Kembali


2.9.1 Bahan Timbunan
Semua bahan timbunan harus bebas dari batu - batuan, sampah, debu atau bahan – bahan lain
yang menurut Direksi tidak sesuai sebagai bahan timbunan.
2.9.2 Penggunaan Bahan Galian Sebagai Timbunan
Jika macam bahan timbunan tidak dicantumkan dalam uraian pekerjaan maupun gambar,
Penyedia Jasa Pemborongan dapat menimbun dengan bahan galian, meliputi bahan – bahan
yang mengandung lempung, pasir, kerikil atau bahan lainnya yang menurut petunjuk Direksi
dapat dipakai sebagai bahan timbunan
2.9.3 Penimbun Pasir dan Kerikil
Jika penimbun pasir dan kerikil tidak ditunjukkan dalam gambar, dan jika menurut Direksi
harus digunakan pasa sebagian dari pekerjaan, Penyedia Jasa Pemborongan harus menyediakan
dan menimbun dengan pasir atau kerikil sesuai petunjuk Direksi sebagai suatu pekerjaan
tambahan.
2.9.4 Penimbunan Dibawah Pipa
Semua galian harus ditimbun dengan tangan, mulai dari dasar sampai pertengahan pipa dengan
pasir, kerikil, atau bahan lain yang disetujui, ditimbun dengan lapisan setebal 10 cm dan
dipadatkan dengan pemadat. Bahan timbunan harus dicapai kesetiap penjuru ruangan dalam
galian sekitar sisi pipa dan perlengkapan – perlengkapan secara merata.

8-15
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian D - Pekerjaan Perpipaan

2.9.5 Penimbunan Diatas Pipa


1) Dari garis tengah pipa dan perlengkapannya sampai sedalam kira – kira 30 cm diatas
pipa, galian harus ditimbun dengan tangan atau dengan metode mekanis yang disetujui.
2) Penyedia Jasa Pemborongan harus bekerja dengan hati – hati dalam penempatan timbunan
ini untuk menghindarkan terjadinya kerusakan atau penggeseran pipa
2.9.6 Penimbunan Hingga ke Permukaan
1) Semua pasir yang digunakan untuk menimbun harus berasal dari pasir alam, dengan
butiran dari halus sampai kasar tidak bertepung, dan bebas dari kotoran, debu – debu atau
bahan - bahan lain yang menurut Direksi dapat dianggap tidak dikehendaki.
2) Lempung yang terdapat pada pasir tidak boleh melebihi 10% berat keseluruhan.

2.10 Penyingkiran dan Perbaikan Pengerasan (Pavement)


1) Penyedia Jasa Pemborongan harus menyingkirkan pengerasan dan permukaan jalan
sebagai bagian dari penggalian, dan jumlah yang disingkirkan tergantung pada lebar galian
yang ditunjukkan untuk pemasangan pipa dan panjang daerah pengerasan yang diperlukan
untuk disingkirkan untuk pemasangan katup – katup manhole, atau struktur lainnya.
2) Jika Penyedia Jasa Pemborongan menyingkirkan atau merusakkan pengerasan atau
permukaan di dalam atau diluar batas yang disebutkan diatas, pengerasan dan permukaan
itu harus dikembalikan atau diperbaiki dengan biaya dari Penyedia Jasa Pemborongan.

2.11 Pembersihan Pipa


1) Penyedia Jasa Pemborongan harus membersihkan sekuruh pipa yang terpasang dengan
penggelontoran sesuai dengan petunjuk Direksi.
2) Penggelontoran dilakukan dengan memancarkan air dari cabang pengeras, dimulai dari
bagian hulu dan secara berturut – turut ke bagian hilir.
3) Lamanya pemancaran air dari tiap – tiap pengerasan harus dikerjakan sesuai dengan
petunjuk Direksi.

2.12 Pekerjaan Beton


Sesuai dengan syarat – syarat umum maupun syarat-syarat khusus pada pekerjaan sipil

2.13 Besi Tulangan


Sesuai dengan syarat – syarat umum maupun syarat-syarat khusus pada pekerjaan sipil

2.14 Tiang Penyangga (Piling)


Sesuai dengan syarat – syarat umum maupun syarat-syarat khusus pada pekerjaan sipil

2.15 Jembatan Pipa


Sesuai dengan syarat – syarat umum maupun syarat-syarat khusus pada pekerjaan sipil untuk
pembuatan jembatan.

2.16 Perlintasan Kali/Sungai


1) Untuk pipa – pipa yang melintasi kali /sungai bila diizinkan pipa digunakan pada jembatan
yang ada dengan konstruksi yang sederhana yaitu dengan memakai gantungan dari besi
plat yang dikuatkan pada gelagar jembatan. Pipa yang digunakan untuk perlintasn ialah
pipa baja.
2) Untuk hal ini Direksi akan memberikan petunjuk – petunjuk khusus tersendiri.

8-16
Air Tanah Air Baku I Paket Pekerjaan APBN TA. 2019
Pembangunan Bendung / Intake dan Jaringan Trasmisi Air Baku Popayato di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIK Sub-bagian D - Pekerjaan Perpipaan

3) Apabila tidak memungkinkan digantungkan pada jembatan yang aa, harus diadakan
jembatan pipa tersendiri. Konstruksi jembatan pipa tersebut akan diberikan oleh Direksi.

2.17 Perbaikan Kembali


Penyedia Jasa Pemborongan berkewajiban serta bertanggung jawab untuk semua perbaikan
kembali seperti keadaan/konstruksi semula dengan konstruksi dan kualitas yang minimal harus
sama yaitu untuk semua bangunan dan sebagainya yang rusak oleh Penyedia Jasa Pemborongan
akibat pelaksanaan pekerjaan – pekerjaan pemasangan pipa, antara lain :
1) Jalan aspal harus kembali beraspal
2) Jalan batu harus kembali berbatu
3) Trotoar beton harus kembali berbeton
4) Bidang tanah berumput/tanam – tanaman yang dirusak harus kembali berumput/tanam –
tanaman seperti semula
5) Dan lain – lain yang dijumpai semasa pelaksanaan pekerjaan
Biaya yang timbul akibat perbaikan ini adalah tanggungan Penyedia Jasa Pemborongan.

Gorontalo, Desember 2018


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
KEGIATAN AIR TANAH DAN AIR BAKU I

HERU SUHARTANTO, ST
NIP : 197210182005021002

8-17

Anda mungkin juga menyukai