Here
Here2
40
Commented [am4]: Hasil perhitungan ini diperbesar tulisannya
dan dicantumkan di Lampiran
41
Commented [am5]: Gambar Polygon Thiessen-nya masih
belum betul.
R1 x 1A + Rn x An
CH = 𝐴1+𝐴𝑛
104x 4.59 + 97 x 4.33+102x9.35
= 4.59+4.33+9.35
= 99.94 mm
Dari hasil perhitungan curah hujan harian maksimum dengan rumus polygon
thieseen yang dianggap lebih akurat karena menggunakan daerah timbang
dengan menggunakan tiga stasiun penakar hujan yaitu stasiun hujan Maesan,
Stasiun hujan Jelbuk dan Sukowono maka dapat dilihat pada tabel 4.1.1 curah
hujan harian maksimum 2004-2013.
Sumber : Perhitungan
42
4.1.2. Analisa Frekuensi dan Distribusi Curah Hujan Rencana
Sumber : Perhitungan
∑𝑛
𝑛−1(𝑅𝑖−𝑅(𝑅𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎))
2
Standart Deviasi(S) = √
𝑛−1
n
Koef Swekness (Cs) = ∑n (Ri − R)3
(n−1)(n−2)s3 i=1
1 𝑛
∑𝑛−1(𝑅𝑖−𝑅)4
Koefisien Kourtosis (Ck) = 𝑛
𝑠4
43
Berdasarkan ketentuan nilai koefisien kemencengan Cs = 0,758, maka
digunakan distribusi Log Person Type III sesuai dengan syarat pemilihan
distribusi, nilai koefisien kemencengan Cs harus memenuhi kriteria sebagai
berikut :
1. Distribusi Normal ; Cs = 0, Ck = 3
2. Distribusi Log Normal ; Cs = 3 Cv, Cv = 0,6
3. Distribusi Gumbel ; Cs < 1,1396, Ck < 5,4002
4. Distribusi Log Pearson Type III ; atau yang tidak termasuk diatas
Kolom 4 = Log X
44
Tabel 4.1.3. Distribusi Log Person III
2 3
No Tahun R LogR Log R -Log Rr (Log R -LogRr ) (LogR -LogRr ) Hasil Perhitungan Ket
(mm)
n= 10
Jumlah 19,368 0,000 0,049 0,000
Rata-rata Log Rr 1,937
Sumber : Perhitungan
45
Koef G Koef K
A=0 B = 1,282
Y = -0,05454 K=?
C= -0,1 D = 1,27
(𝑌−𝐴)
K=B+ x (D-B) (4.16)
(𝐶−𝐴)
( −0,05454−0)
= 1,282+ x (1,27-1,282)
(−0,1−0)
K = 1,2755
Tr Pr K K . Sy Log Rt Rt
(tahun) (%) (mm)
Sumber : Perhitungan
𝐿 0,77
Tc = 0,0195 ( )
√𝑆
Dengan :
46
Tc = Waktu konsentrasi
L = Panjang jarak dari tempat terjauh di daerah aliran sampai
tempat pengamatan banjir di Saluran 1 (360 m )
∆H = Selisih ketinggian antara tempat terjauh dan tempat
pengamatan disaluran A
S = Perbandingan selisih tinggi antara tempat terjauh dan tempat
pengamatan terhadap L, yaitu ∆H : L, atau sama dengan
kemiringan rata-rata dari daerah aliran.
47
TABEL 4.1.5.1. WAKTU KONSENTRASI
NO NAMA SALURAN L (M) ELEVASI HULU ELEVASI HILIR ∆H (M) S Tc(MENIT) Tc(JAM)
1 Sal 1 321 119 114 5 0,0156 8 0,137
2 Sal 2 252 120 116 4 0,0159 7 0,113
3 Sal 3 352 117 119 2 0,0057 13 0,217
4 Sal 4 45 299 298,5 1 0,022222222 30 0,034454
5 Sal 5 50 299 298,7 1 0,02 9 0,047370
Sumber :Perhitungan
48
4.1.4.2. Intensitas Hujan Rata-rata
Intensitas hujan (mm/jam ) dapat diturunkan dari data curah hujan harian
(mm) empiris menggunakan metode mononobe, intensitas curah hujan (I)
dalam rumus rasional dapat dihitung berdasarkan rumus (loebis 1992) :
𝑅24 24 2/3
I= ( )
24 𝑡
Dengan :
I = intensitas curah hujan (mm/jam )
R24 = curah hujan rancangan setempat
= 112,401 mm/jam
Metode perhitungan menggunakan metode mononobe. Yang menghitung
intensitas dengan kala ulang persaluran mulai dari 2 tahun sampai 100 tahun,
dapat dilihat pada tabel intensitas 4.1.5.2. :
49
Sumber : Perhitungan
Persawahan 0,7
Perumahan 0,65
Tanah kosong 0,15
50
Gambar 4.1.5.3.1. Peta Tata Guna Lahan
Commented [am7]: Peta tata guna lahan tidak seperti ini.
diperbaiki
51
4.1.4.4. Debit Banjir Rencana
Persamaan Metode Rasional dengan contoh perhitungan pada saluran 1
sebagai berikut :
52
Tabel 4.1.5.4. Debit Banjir Rencana*
L = 360 m , ∆H =1m
∆H
I =
L
53
1
= = 0,00278
360
Setelah melakukan perhitungan kemiringan saluran seperti persamaan di
atas maka dapat ditabelkan dalam tabel kemiringan dasar saluran sebagai
berikut :
L ∆H
No Nama Saluran I (mm/jam)
(m) (m)
1 Sal 1 321 5 0,015576324
2 Sal 2 252 4 0,015873016
3 Sal 3 352 2 0,005681818
Sumber : Perhitungan
2 Kaca 0,010
54
8 Saluran dengan dasar batu dan rumput 0,040
T = b+y(m1+m2)
Jari – jari hidrolik (R) adalah rasio luas basah dengan keliling
basah
𝐴
R=
𝑃
55
V = Kecepatan aliran dalam saluran (m/dtk)
n = Koefisien kekasaran manning
R = Radius hidrolik
S = Kemiringan dasar saluran
1
V = x R2/3 x S1/2
𝑛
Untuk menentukan jenis aliran adalah nisbah antara
gaya gravitasi dan gaya inersia, yang dinyatakan dengan bilangan
Froude (Fr). Bilangan Froude didefinisikan sebagai berikut :
V = kecepatan aliran (m/dtk)
y = kedalaman aliran (m)
g = percepatan gravitasi (m/dtk)
𝑉
Fr =
√𝑔 .𝑦
Menentukan Debit tiap saluran dengan rumus :
A = Luas penampang basah
V = Kecepatan aliran dalam saluran
Q =VxA
56
Tabel 4.1.8. Perencanaan Dimensi Trapesium Existing
Perubahan dimensi
1 Sal 1 0,70 1,20 0,5 1,90 0,30 1,56 3.383 0,461 0,025 0,0028 1.258 0,379 1,96 1,89 Qsal > qrec…..0k
Sumber : Perhitungan
57
Solusi :
Bila terjadi luapan air di sebabkan adanya banyak sampah dan lendutan di dalam saluran
58
Commented [am9]: Salurannya kan ada 3, kenapa sekarang
jadi ada 5?
Ini kan dari tugas angkatan sebelumnya?
59