Granulasi Basahhhh
Granulasi Basahhhh
GRANULASI BASAH
Disusun Oleh :
Sely Ocviani
Siti Isrofiyah
Sri Arta
Theola Margareth. H
Tima Ramadhanti
Zulfikri Ramadhani
Dosen :
Dra. Gloria Murtini, M.Si, Apt
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa-cetak berbentuk rata atau cembung rangkap,
umumnya bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan . Tablet
dapat berbeda dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan, daya hancur, dan dalam aspek
lainnya tergantung pada cara pemakaian tablet dan metode pembuatannya. Kebanyakan tablet
digunakan pada pemberian obat secara oral atau melalui mulut. (Anief, 1994).
Sediaan tablet merupakan sediaan yang paling banyak diproduksi dan juga banyak mengalami
perkembangan dalam formulasinya. Beberapa keuntungan sediaan tablet adalah sediaan lebih
kompak, dosisnya tepat, mudah pengemasannya dan penggunaannya lebih praktis dibanding
sediaan yang lain (Lachman dkk., 1994).
Selain mengandung bahan aktif, tablet biasanya mengandung bahan tambahan yang
mempunyai fungsi tertentu. Bahan tambahan yang umum digunakan adalah bahan pengisi, bahan
pengikat, bahan pengembang, bahan pelicin atau zat lain yang cocok. Bahan tambahan yang
digunakan pada pembuatan tablet harus inert, tidak toksik dan mampu melepaskan obat dalam
keadaan relatif konstan pada jangka waktu tertentu (Soekemi, dkk, 1987).
Granulasi basah merupakan salah satu cara pembuatan tablet metode cetak tidak langsung,
yang lebih banyak digunakan dibandingkan dengan cara lain. Granul yang dihasilkan
lebih spheris sehingga tablet yang dihasilkan biasanya lebih kompak, sedangkan Metode kempa
langsung yaitu pembuatan tablet dengan mengempa langsung campuran zat aktif dan eksipien
kering , tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu. Metode ini merupakan metode yang paling
mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya , namun hanya dapat digunakan pada kondisi zat aktif
yang kecil dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap panas dan lembab. (Soekemi,
dkk., 1987)
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan metode granulasi basah ?
2. Apa kelebihan cetak tablet dengan metode granulasi basah ?
3. Apa kekurangan cetak tablet dengan metode granulasi basah ?
4. Bagaimana mekanisme cetak tablet dengan metode granulasi basah ?
5. Bagaimana proses cetak tablet dengan metode granulasi basah ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan metode granulasi basah
2. Untuk mengetahui kelebihan cetak tablet dengan metode granulasi basah
3. Untuk mengetahui kekurangan cetak tablet dengan metode granulasi basah
4. Untuk mengetahui mekanisme cetak tablet dengan metode granulasi basah
5. Untuk mengetahui proses cetak tablet dengan metode granulasi basah ?
BAB II
Granulasi basah merupakan metode yang digunakan secara luas untuk produksi tablet
kempa. Langkah yang diperlukan adalah
1. Menimbang dan mencampur bahan.
2. Membuat serbuk yang dibahasi atau massa lembap.
3. Mengayak serbuk yang dibasahi atau massa lembap menjadi granul.
4. Pengeringan granul.
5. Perekatan granulasi dengan pengayakan kering.
6. Penambahan lubrikan dan pencampuran.
7. Pembentukan tablet dengan kempa
Jenis Granulasi
Metode granulasi dapat digolongkan menjadi tiga yaitu proses basah, proses kering dan proses
lain. Dalam proses granulasi basah, cairan penggranulasi digunakan untuk mempermudah proses
aglomerasi. Dalam proses granulasi kering, partikel serbuk kering disatukan bersama-sama secara
mekanik dengan mengempa menjadi bongkahan (slugs).
Proses umum Metodologi khusus
Proses basah Pembasahan massa
Granulasi lapis mengalir
Semprot kering (pengeringan dalam
semprotan)
Granulasi panci
Proses kering Ekstrusi dan peletisasi
Kempa gulungan
Proses lain Pembongkahan
Pelembapan
Pembutiran
Peletisasi lebur
4) Pengeringan granul
Granul dikeringkan dalam oven yang terkontrol secara termostatis yang mencatat waktu,
suhu dan kelembapan secara konstan.
5) Perekatan granulasi dengan pengayakan kering
Setelah pengeringan, granul dilewatkan melalui pengayak dengan ukuran mesh yang lebih
kecil dibandingkan proses granulasi awal, ukuran granul diperkecil bergantung pada ukuran
punch yang digunakan, umumnya semakin kecil tablet yang diproduksi, semakin kecil granul.
Pengayak dengan mesh 12-20 umumnya diunakan untuk tujuan tersebut. Tujuan pengecilan
granul adalah supaya lubang die untuk kempa tablet dapat terisi secara cepat dan sempurna
melalui granulasi yang mengalir bebas. Rongga atau ruang udara tertinggal melalui granulasi
yang terlalu besar menyebabkan tablet tidak rata.
6) Penambahan lubrikan dan pencampuran
Setelah pengayakan kering, lubrika kering ditaburkan menyebar pada granulmelalui pengayak
mesh halus. Penambahan lubrikan bertertujuan untuk memperbaiki aliran granul dari hooper
ke dalam lubang die, mencegah adhesi formulasi tablet pada punch dan die, memperkecil
gesekan antara talblet dan dinding die selama pengeluaran tablet dari mesin. Lubrikan yang
sering digunakan yaitu magnesium stearat, kalsim stearat, asam stearat, talkum, dan natrium
stearil fumarat.
GAYA ANTARMOLEKULAR
Gaya dispersi London dipertimbangkan sebagai gaya yang paling banyak digunakan dalam
menguraikan penjelasan adhesi yang disebabkan oleh gaya intermolekular. Sistem terdiri atas
partikel-partikel bulat yang mulus secara molekular. Dugaan ini jelas tidak absah untuk sistem
yang sebenarnya dan dapat merintangi akurasi kuantitatif model ini. Meskipun adanya kekurangan
ini, model ini membantu dalam menjelaskan kondisi ketika gaya antarmolekuler mungkin berperan
dalam proses granulasi dapat disimpulkan gaya antarmolekular berasal dari sistem partikulat yang
murni dan bukan merupakan suatu faktor signifikan yang mempengaruhi daya tarik dan
pertumbuhan partikel awal.
GAYA ELEKTROSTATIS
Gaya ini timbul dalam hampir setiap sistem partikulat dikarenakan gesekan antarpartikulat atau
melalui timbulnya kekuatan kontak. Kerapatan muatan khas sekitar 10-10 hingga 10-6. Untuk
partikel besar dalam keadaan kering, pengaruh elektrostatik merupakan penolong dalam adhesi
awal partikel-partikel, da menghasilkan aglomerat. Sebenarnya penurunan lebih lanjut pada
kekasaran permukaan partikel-partikel akan meningkatkan pentingnya gaya elektrostatis.
Keuntungan Keterbatasan
Memperbaiki sifat alir Tahapan multi proses lebih rumit dan membuat
pemadatan validasi dan pengendalian sulit
Karakteristik pengempaan diperbaiki Waktu, ruangan dan peralatan yang digunakan
Distribusi zat pewarna dan zat aktif yang larut memerlukan biaya yang mahal
lebih baik jika ditambahkan larutan pengikat Stabilitas menjadi perhatian untuk zat aktif peka
Debu berkurang lembap atau termolabil
Pencegahan pemisahan campuran serbuk Kehilangan bahan selama beberapa tahapan
Permukaan hidrofobik menjadi hidrofilik proses
Jenis Pengikat
Pengikat digolongkan menjadi polimer alam, polimer sintetis atau gula. Pemilihan
pengikat bersifat empiris dan bergantung pada pengalaman formulator. Seleksi kuantitas
pengikat ditetapkan dengan studi optimisasi, yang menggunakan parameter seperti
friabilitas granul dan tablet, kekerasan, waktu hancur, dan laju disolusi.
Konsentrasi Pengikat
Selama proses granulasi basah, pengikat membentuk matriks internal. Akibatnya
kekuatan granul dan kekuatan tablet serta kekuatan menghancurkan granul meningkat
jika konsentrasi pengikat meningkat dalam formulasi.
Distribusi Pengikat
Distribusi pengikat dalam granul memengaruhi kemampuannya untuk menghasilkan
granul yang kuat. Faktor yang menghalangi distribusi larutan pengikat ialah; kekentalan
dari larutan pengikat, metode pemrosesan yang digunakan untuk mendistribusi pengikat.
Selama pembuatan massa basah , pengikat dapat dilarutkan dalam penggranulasi, yang
kemudian yang kemudian ditambahkan pada campuran serbuk. Pengikat juga dapat
dicampur kering dengan campuran serbuk, namun hal ini dapat menimbulkan disolusi
pengikat yang tidak sempurna. Akibatnya pencampuran kering pengikat memerlukan
konsentrasi pengikat yang lebih tinggi.
Pengeringan Granul
Pengeringan adalah proses menghilangkan cairan dari suatu zat/bagian dengan
pemanasan atau penguapan, pemanasan dan penguapan dapat dibedakan dari kuantitas
relatif cairan yang dihilangkan seperti penguapan air laut untuk mendapatkan garam dan
pengeringan garam lembap.
Susut Pengeringan
Lembap dalam suatu solid dinyatakan dalam bobot basah atau bobot kering. Berdasarkan
bobot basah, kandungan air dalam zat/bahan dihitung sebagai persentase bobot solid
basah. Jika berdasarkan bobot kering maka air dinyatakan sebagai persentase bobot solid
kering.
Kandungan Lembap
Metoda pengeringan yang paling sering digunakan dalam pengeringan granul farmasetik
adalah pengering penampan, pengering lapis mengalir dan pengering vakum.
Granulasi Lapis Mengalir
Fluidisasi adalah perlakuan untuk mengubah solid halus menjadi keadaan seperti
mengalir melalui kontak dengan suatu gas. Pada kecepatan gas tertentu, aliran akan
mendukung partikel-partikel memberinya kebebasan bergerak. Lapisan mengalir tersebut
menyerupai cairan mendidih, dengan partikel-partikel solid mengalami gerakan yang
sangat bergolak, yang meningkat seiring dengan kecepatan gas.
Granulasi lapis mengalir adalah suatu proses yang menghasilkan granul oleh suatu alat
tunggal dengan menyemprotkan larutan pengikat pada lapisan serbuk mengalir. Granulasi
yang diproses dalam suatu granulator lapis mengalir pada umumnya sangat peka terhadap
lembap lapisan, misalnya jika lapisan serbuk menjadi sangat basah, sistem akan menjadi
tidak stabil dan granul menolak untuk mengalir, sedangkan jika serbuk tidak cukup
dibasahi, agregasi gagal berkembang ke tingkat yang berarti.
Ukuran granul dipengaruhi oleh penetapan keseimbangan dinamis yang kritis antara
penambahan cairan penggranulasi dan penguapan. Berikut adalah variabel proses lapis
mengalir berikut ini
1. Kuantitas zat penggranulasi yang ditambahkan
2. Konsentrasi pengikat
3. Laju aliran media penggranulasi
4. Suhu udara yang masuk
5. Tekanan atomasi
6. Tinggi pipa semprot diatas jaringan grid distribusi
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Charles J.P.Siregar . 2010. Teknologi farmasi sediaan tablet dasar-dasar praktis. Buku
kedokteran EGC cetakan 2010. jakarta