Anda di halaman 1dari 5

BAB I

DASAR TEORI
1.1 Tujuan Percobaan
1. Menentukan bilangan Avogandro secara elektrolisis
2. Menyusun dan mengukur GGL sel elektrokimia
3. Mencoba menguji persamaan Nernst

1.2 Teori
Reaksi kimia dapat menghasilkan energi atau menyerap energi. Pertukaran energi
yang terjadi biasanya dalam bentuk panas, tetapi kadang-kadang dengan suatu modifikasi,
energi yang dipertukarkan tersebut bisa diubah dalam bentuk energi listrik. Sel elektrokimia
adalah alat yang di gunakan untuk melangsungkan perubahan bentuk energi kimia jadi energi
listrik.
Elektrokimia adalah didiplin ilmu kimia yang memperlajari tentang perubahan zat
yang menghasilkan arus listrik atau perubahan kimia yang disebabkan oleh arus listrik.
Dalam sebuah sel, energi listrik di hasilkan dengan jalan pelepasan elektron pada
suatu elektroda (oksidasi) dan penerima elektron pada elektroda lainnya (reduksi). Elektroda
yang melepaskan elektron dinamakan anoda, sedangkan elektroda yang menerima elektron
dinamakan katoda. Suatu sel elektrokimia, kedua sel setengah reaksi dipisahkan dengan
maksud agar aliran listrik (elektron) yang ditimbulkan dapat digunakan. Salah satu faktor
yang mencirikan sebuah sel elektrokimia adalah gaya gerak listrik (GGL) atau beda potensial
listrik antara anoda dan katoda. (Tine,2005)
Elektron mengalir dari anoda seng ke katoda tembaga. Hal ini akan menimbulkan
perbedaan potensial antara ke-2 elektroda. Perbedaan potensial akan mencapai maksimum
ketika tidak ada arus yang mengalir. Perbedaan maksimum ini dinamakan GGL sel atau E sel.
Nilai E sel tergantung pada berbagai faktor. Bila konsentrasi larutan seng dan tembaga 1,0 M
dan suhu sistem 298 K (250C), E sel berada dalam keadaan standar dan diberi simbol E0sel.

Salah satu faktor yang mempengaruhi Esel adalah konsentrasi. Persamaan yang
menghubungkan konsentrasi dengan Esel dinamakan persamaan Nernst. Bentuk persamaan
Nernst untuk reaksi aA + bB  cC + dD, adalah seperti persamaan (1) :
RT acC . ad
Esel = E 0 sel − nF ln D
………………..................……………………...…………..…. (1)
aaA . ab
B
F: Konstanta Faraday
n: Jumlah elektron yang dipertukarkan dalam reaksi redoks
a: Aktivitas
Untuk perhitungan yang tidak memerlukan ketelitian yang tinggi, aktivitas dapat
diganti dengan konsentrasi. Sel elektrolisis adalah kebalikan dari sel elektrokimia. Pada sel
elektrolisis dengan adanya energi listrik akan menyebabkan terjadinya reaksi kimia.Suatu
tetapan yang sangat penting dalam bidang kimia adalah bilangan Avogadro (No). Ada banyak
metoda yang dapat digunakan untuk menentukan bilangan ini, salah satunya adalah dengan
cara elektrolisis. (Anonim,2006)
Di awal abad ke-19, Faraday menyelidiki hubungan antara jumlah listrik yang
mengalir dalam sel dan kuantitas kimia yang berubah di elektroda saat elektrolisis. Ia
merangkumkan hasil pengamatannya dalam 2 hukum di tahun 1833:
1. Jumlah zat yang dihasilkan di elektroda sebanding dengan jumlah arus listrik yang
melalui sel.
2. Bila jumlah tertentu arus listrik melalui sel,jumlah mol zat yang berubah di elektroda
adalah konstanta tidak bergantung jenis zat.
Misalnya, kuantitas listrik yang diperlukan untuk mengendapkan 1 mol logam
monovalen adalah 96485 C (Coulomb), tidak bergantung pada jenis logamnya. Coulomb
adalah satuan muatan listrik dan 1 C adalah muatan yang dihasilkan bila arus 1 A (Ampere)
mengalir selama 1 detik. Tetapan fundamental listrik adalah konstanta Faraday, F = 9,65 x
104 C, yang didefenisikan sebagai kuantitas listrik yang dibawa oleh 1 mol elektron.
Dimungkinkan untuk menghitung kuantitas mol perubahan kimia yang di sebabkan oleh
aliran arus listrik yang tetap mengalir untuk rentang waktu tertentu.
Keadaan standar didefinisikan sebagai keadaan pada 25oC (298.15 K), pada keaktifan
satu untuk semua zat dalam sel elektrokimia pada sel dengan arus nol pada tekanan 1 bar
(105 Pa). Ada dua macam sel elektrokimia, yaitu sebagai berikut :
1. Sel Volta (Sel Galvani)
Dalam sel ini energi kimia diubah menjadi energi listrik atau reaksi redoks
menghasilkan arus listrik.
2. Sel Elektrolisis
Dalam sel ini energi listrik diubah menjadi energi kimia atau arus listrik menghasilkan
reaksi redoks. Dalam sel-sel tersebut, reaksi redoks berlangsung pada elektroda-elektroda.
Elektroda tempat terjadi reaksi oksidasi disebut anoda sedangkan elektroda tempat terjadi
reaksi reduksi disebut katoda. Reaksi yang terjadi di anoda atau katoda masing-masing
merupakan reeaksi setengah reaksi. (Oxtoby, 2001)

1.2.1 Sel Volta


Dalam menyetarakan reaksi redoks, kita dapat memecahkan reaksi itu menjadi dua
bagian yaitu setengah reaksi oksidasi dan setengah reaksi reduksi. Pada reaksi reduksi, zat-zat
yang direaksikan dicanpur dalam satu wadah sehingga terjadi reaksi yang disertai pelepasan
dan penyerapan kalor. (Petrucci,Ralph H.1992)

Gambar 1.1 Sel Volta


a) Potensial Sel (EoSel)
Selain dengan menggunakan percobaan dan voltmeter, potensial sel (EoSel) dapat
juga ditentukan secara teoritis. Potensial sel (EoSel) adalah penjumlahan dari potensial anoda
dengan potensial katoda.
EoSel = Eooksidasi - Eoreduksi ………………………………………….…………… (2)
(anoda) (katoda)
b) Potensial Elektroda
Arus listrik yang terjadi pada sel volta disebabkan karena elektron-elektron mengalir
dari elektroda negatif ke elektroda positif
1.2.2 Sel Elektrolisis
Elektrolisis adalah peristiwa elektrolit dalam sel elektrolisis oleh arus listrik. Arus
listrik berasal dari sumber arus baterai/aki yang menghasilkan arus searah. Pada anoda terjadi
reaksi oksidasi, yaitu anion (ion negatif) ditarik oleh anoda dan jumlah elektronnya berkurang
sehingga bilangan oksidasinya bertambah. Pada katoda terjadi reaksi reduksi, yaitu kation
ditarik oleh katoda dan menerima tambahan elektron sehinggan bilangan oksidasinya
berkurang.
Hukum Faraday
Akibat aliran arus listrik serarah ke dalam larutan elektrolit akan terjadi perubahan
kimia dalam larutan tersebut. Menurut Michael Faraday (1834) lewatnya arus 1F
mengakibatkan oksidasi 1 massa ekivalen suatu zat pada suatu elektroda (anoda) dan reduksi
1 massa ekivalen suatu zat pada elektroda yang lain (katoda).
1.2.3 Hukum Faraday I
“Massa zat yang timbul pada elektroda karena elektrolisis berbanding lurus dengan
jumlah listrik yang mengalir melalui larutan.”
W~Q
W ~ I.t
W = (ME.I.t)/F ……………………………………………………..................….………… (3)
W : massa yang diendapkan (gram)
Q : jumlah arus yang mengalir = muatan listrik (C)
I : kuat arus listrik (A)
ME : massa ekivalen zat
F : bilangan Faraday = 96500 C
1.2.4 Hukum Faraday II
“ Jika 2 buah zat dielketrolisis dengan 2 buah arus yang sama dan dihubungkan seri
maka perbandingan massa zat larutan I dengan massa zat larutan II sama dengan
perbandingan massa ekivalennya.” (Sukardjo,1997)
Contoh :
Ag+ + e- Ag Katoda
Cu2+ + 2e- Cu Anoda
Maka : W Ag : W Cu = ME Ag : ME Cu ………......................…………………… (4)
DAFTAR PUSTAKA

Maria, Tine. 2005. Sains Kimia Jilid 3. Jakarta : Bumi Aksara


Anonim, 2006. Penuntun Praktikum Kimia Analitik 2. F MIPA UNLAM. Banjarbaru.
Oxtoby, 2001. Prinsip-prinsip Kimia Modern jilid 1. Erlangga. Jakarta.
Petrucci,Ralph H.1992. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Eralangga. Jakarta.
Sukardjo. 1997. Kimia Fisika. Rineka Cipta. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai