Anda di halaman 1dari 8

PENEGAKKAN HUKUM DI INDONESIA TERHADAP

TINDAK PIDANA PENIPUAN JUAL BELI SECARA ONLINE


Proposal ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Kewirausahaan, Kepemimpinan
dan Dakwah yang diampu oleh :

Andi Aina Ilmih, SH,M.Hum.

Disusun oleh :

Mega Indah Rahmawati

30301700199

PROGRAM STUDI (S.1) ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2019
DAFTAR ISI

?
ABSTRAK

Oleh :

Mega Indah Rahmawati

30301700199

Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Informasi khususnya kemajuan teknologi


komunikasi dalam dunia online sudah banyak digunakan oleh masyarakat sebagai alat untuk
melakukan jual-beli secara online. Seiring dengan perkembangan teknologi internet,
menyebabkan munculnya kejahatan melalui jaringan internet. Dengan mudahnya untuk
berkreativitas banyak pihak-pihak lain yang menyalahgunakan yang dapat merugikan orang
lain. Kejahatan yang sering terjadi pada saat ini dalam dunia internet adalah penipuan jual beli
barang secara online, yang menawarkan produk penjualan yang dijual dengan harga dibawah
rata-rata. Demi mendapatkan keuntungan yang besar, para pelaku melanggar aturan-aturan dan
norma-norma hukum yang berlaku. Maka, dirumuskan permasalahan hukum mengenai
penegakkan hukum pidana terhadap tindak pidana penipuan jual-beli secara online.

Penegakkan hukum pidana terhadap tindak pidana penipuan jual-beli secara online
dilakukan sesuai dengan aturan hukum pidana yaitu Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP). Dikenakan pasal 378 KUHP Sebagai tindak pidana penipuan. Tetapi karena dalam
pasal tersebut untuk ancaman pidana nya terlalu ringan maka aparat kepolisian juga
menggunakan pasal 28 ayat (1) UU ITE tentang pengaturan mengenai penyebaran berita
bohong dan menyesatkan yang merugikan konsumen dan pasal 45 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 11 tahun 2008 Tentang penipuan dan atau kejahatan ITE sudah mampu menjerat
pelaku.

Kata Kunci : Penegakkan hukum pidana , tindak pidana penipuan jual-beli secara online
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Berkaitan dengan semakin berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Informasi


(IPTEK) saat ini yang modern merupakan salah satu kunci keberhasilan dan kemajuan dalam
pembangunan. Dapat membuat masyarakat di permudah untuk menerima serta memberikan informasi
kepada masyarakat luas.

Perkembangan teknologi komunikasi saat ini tidak hanya sekedar untuk kepentingan menjalin
komunikasi dan bersosialisasi saja, tetapi dapat berinteraksi baru, tempat belanja secara online, dan
sebuah jaringan bisnis dunia yang tanpa batas. Perkembangan teknologi yang disebut internet telah
mengubah pola interaksi masyarakat yaitu interaksi bisnis, ekonomi, sosial, dan budaya. Dengan adanya
internet dan kemajuan teknologi komunikasi khususnya dalam dunia online sudah digunakan oleh
masyarakat untuk melakukan jual-beli secara online, namun banyak juga pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab yang memanfaatkan kesempatan tersebut untuk hal-hal yang dapat merugikan orang
lain.

Seiring dengan perkembangan teknologi internet, menyebabkan munculnya kejahatan yang


disebut dengan “Cybercrime” atau kejahatan melalui jaringan internet. Misalnya penipuan jual-beli
secara online yang merupakan suatu kegiatan jual beli dimana penjual dan pembelinya tidak harus
bertemu untuk melakukan negosiasi dan transaksi dan komunikasi yang digunakan oleh penjual dan
pembeli bisa melalui chat, telfon, sms, dan sebagainya. Menawarkan produk penjualan yang dijual
dengan harga dibawah rata-rata. Pada saat ini jual-beli secara online sudah menjadi tren masa kini,
tetapi membuka cela bagi pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang dapat merugikan orang lain.
Demi mendapatkan keuntungan yang besar para pelaku melanggar aturan-aturan dan norma-norma
hukum yang berlaku.

Orang dalam memenuhi kebutuhannya adalah dengan cara melakukan kegiatan jual-beli.
Dengan adanya internet pembeli dapat melihat langsung barang yang diperdagangkan dalam dunia
maya, dibayar dengan cara transfer dan pembeli hanya menyerahkan bukti transfernya biasanya
dilakukan dengan cara difoto kemudian dikirim ke penjual sebagai bukti transaksi dalam melakukan
jual-beli yang sah. Kemudian pembeli hanya menunggu hingga barang itu tiba.

Kegiatan jual-beli secara online memang mempermudah pelaku penipuan untuk melakukan
aksinya. Penipuan dengan modus penjualan di internet dengan mengaku dengan harga murah dipasaran
sehingga membuat banyak orang tertarik untuk membelinya. Meski jual beli secara online sudah
sebagian terkuak, namun penindakkan oknum terhadap tindakan tersebut banyak yang belum sampai
karena hukum. Ini disebabkan para korban penipuan online enggan melaporkan kepada penegak hukum
karena tindak pidana penipuan dikategorikan sebagai delik biasa.

Faktor-faktor yang menyebabkan penipuan jual-beli secara online yaitu kekhawatiran


pencurian identitas pembeli online, masalah pengembalian barang yang tidak sesuai dengan pembeli
online, dan deskripsi produk yang tidak sesuai dengan produk yang ditawarkan. Kemudian untuk
mencegah penipuan jual-beli secara online antara lain :

 Pelajari status toko apakah benar benar toko yang melakukan jual-beli secara online atau tidak.
 Selalu mencari tahu atau informasi toko online tersebut mulai dari nama , nomor HP , rekening
sebab di internet biasanya telah ada data record penipuan.
 Jika beli secara online lihat lah banyaknya following nya. Biasanya toko online yang tidak
menipu memiliki suka dan following yang sangat banyak.
 Memiliki website resmi agar dapat di akses oleh konsumen
 Meminta nomor resi pengiriman produk yang kita beli pada toko online tersebut.

Penegakkan hukum yang kurang tegas dan jelas terhadap pelaku tindak pidana penipuan jual-
beli secara online sering kali menjadi pemicu tindak pidana penipuan ini, dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana (KUHP) dan pasal 45 ayat (1) Undang-Undang nomor 11 tahun 2008 tentang penipuan
dan atau kejahatan ITE memberikan sanksi hukum terhadap pelaku tindak pidana penipuan tersebut.
Untuk kasus seperti ini maka ditegakkan dengan pasal 378 KUHP dan pasal 28 ayat 1 UU ITE tentang
pengaturan mengenai penyebaran berita bohong dan menyesatkan yang merugikan konsumen.

B. RUMUSAN MASALAH

a. Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan tindak pidana penipuan jual-beli secara online?
b. Bagaimanakah cara mencegah tindak pidana penipuan jual-beli secara online?
c. Bagaimanakah penegakkan hukum pidana terhadap tindak pidana penipuan jual-beli secara
online?

C. TUJUAN PENULISAN

a. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan tindak pidana penipuan jual-beli
secara online
b. Untuk mengetahui bagaimana cara mencegah tindak pidana penipuan jual-beli secara online
c. Untuk mengetahui bagaimana penegakkan hukum pidana terhadap tindak pidana penipuan
jual-beli secara online

D. MANFAAT PENULISAN
Secara garis besar dan sesuai dengan tujuan penulisan, maka manfaat penulisan ini dapat
dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Manfaat Teoritis
Bagi ilmu pengetahuan hukum pidana , hasil penulisan ini diharapkan memberikan
masukan dalam perkembangan ilmu hukum pidana nantinya yaitu tentang penegakkan hukum
pidana terhadap tindak pidana penipuan jual-beli secara online.
2. Manfaat Praktis
Hasil penulisan ini diharapkan berguna sebagai sumber ilmu pengetahuan dan sumber
informasi bagi para pengkaji ilmu hukum maupun yang lainnya dalam mengambil kebijakan
khususnya dalam kasus penipuan jual-beli secara online.

E. METODE PENULISAN

Metode yang digunakan yaitu metode penelitian kepustakaan, literatur-literatur yang ada, serta
tulisan-tulisan dalam bentuk skripsi dan artikel-artikel juga mengambil dari bahan hukum primer yaitu
undang-undang yang terkait, dan KUHP :

1. Bahan hukum primer

Berupa perundangan-undangan yang berlaku dan ada kaitannya dengan permasalahan yang
dibahas meliputi UU Nomor 11 tahun 2008.

2. Bahan hukum sekunder

Dimana bahan hukum sekunder berupa buku literatur, hasil karya sarjana dan artikel internet.

3. Bahan hukum tersier

Memberikan pemahaman dan pengertian atas bahan hukum lainnya.

F. TERMINOLOGI PENULISAN

1. Hukum adalah peraturan yang berupa norma dan sanksi yang dibuat dengan tujuan
untuk mengatur tingkah laku manusia, menjaga ketertiban, keadilan, mencegah
terjadinya kekacauan.
2. Penegakkan hukum adalah proses dilakukannya upaya tegaknya atau berfungsinya
norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman pelaku dalam lalu lintas atau
hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
3. Hukum pidana adalah keseluruhan dari peraturan-peraturan yang menentukan
perbuatan apa yang dilarang dan termasuk kedalam tindak pidana, serta menentukan
hukuman apa yang dapat dijatuhkan terhadap yang melakukannya.
4. Tindak pidana adalah perbuatan melawan hukum yang dilakukan dengan sengaja atau
karena kekhilafan oleh orang lain yang mampu dipertanggungjawabkan.
5. Penipuan adalah sebuah kebohongan yang dibuat untuk keuntungan pribadi yang
merugikan orang lain.
6. Jual beli online adalah aktivitas atau kegiatan jual beli berupa transaksi penawaran
barang oleh penjual dan permintaan barang oleh pembeli secara online dengan
memanfaatkan teknologi internet.

Anda mungkin juga menyukai