Anda di halaman 1dari 16

Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP 2018

Universitas Jember

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN TERAPI AKTIFITAS


KELOMPOK TENTANG TERAPI TEBAK GAMBAR MENGGUNAKAN
PERMAINAN LEMPAR BOLA PADA LANSIA DI PELAYANAN SOSIAL
TRESNA WERDA (PSTW) BONDOWOSO KABUPATEN BONDOWOSO
TAHUN 2018

diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah stase keperawatan gerontik

oleh
Kelompok 2
Siti Nurhasanah, S.Kep. NIM 132311101058
Ika Adelia Susanti, S.Kep. NIM 142311101093
Umar Faruq, S.Kep. NIM 162311101303

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax (0331) 323450
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP 2018
Universitas Jember

BAB I. LATAR BELAKANG

1.1 Analisis Situasi


Lansia adalah periode dimana organisme telah mencapai kematangan
dalam ukuran dan fungsi dan menunjukkan kemunduran sejalan dengan
waktu. Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia
yang menunjukkan proses menua yang berlangsung secara nyata dan
seseorang telah disebut lanjut usia. Usia harapan hidup di Indonesia kian
meningkat sehingga semakin banyak terdapat lansia. Dengan bertambahnya
usia maka permasalahan kesehatan yang terjadi akan semakin kompleks.
Salah satu penyakit yang sering oleh lansia adalah kurangnya kemampuan
mengingat atau dimensia.
Dimensia adalah gejala yang paling dominan yang dialami lansia.
Dimensia ditandai dengan gangguan daya ingat, gangguan memori yang
seperti mudah lupa, gampang lupa dan sering lupa. Keluhan yang sering
muncul pada lansia adalah lupa menaruh barang, lupa janji, lupa nama orang,
dan sering lupa. Penyebab yang sering muncul yaitu kelemahan berfikir,
kelemahan dalam memberi perhatian dan konsentrasi yang kurang.
Lansia perlu dilatih untuk meningkatkan daya ingat dengan
distimulasi dengan lingkungan yang kondusif dimana pertumbuhan otak
lansia akan memberikan jaringan cadangan sehingga otak tidak mudah untuk
mengalami kemunduran karena profes penuaan ataupun kemunduran. Terapi
lepar bola dengan musik adalah salah satu terapi aktifitas kelompok untuk
meningkatkan fungsi kognitif lansia.
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa FKEP
Universitas Jember ditemukan data bahwa lansia di PSTW Bondowoso sering
lupa. Lansia lupa kata-kata yang telah disebutkan mahasiswa dan sulit untuk
mengulang kembali.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam
kegiatan yang akan dilakukan ini adalah bagaimana melakukan terapi
aktifitas kelompok lepar bola dengan musik untuk meningkatkan kognitif
pada lansia di PSTW Bondowoso Kabupaten/Kota Bondowoso Propinsi Jawa
Timur?
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP 2018
Universitas Jember

BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Kegiatan ini bertujuan untuk membantu meningkatkan fungsi
kognitif lansia pada lansia di PSTW Bondowoso Kabupaten/Kota
Bondowoso Propinsi Jawa Timur
2.1.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang ingin dicapai dengan dibuatnya preplaning ini
adalah sebagai berikut:
1. Lansia mengerti dan mampu menyebutkan gambar yang diberikan;
2. Lansia mengetahui manfaat TAK;
3. Lansia mampu mengikuti dan menyebutkan nama hewan yang di
sebutkan pada gambar.

2.2 Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dalam penulisan preplaning ini adalah
sebagai berikut:
2.2.1 Meningkatkan kognitif dan daya ingat lansia
2.2.2 Membantu meningkatkan toleransi dan kekompakan lansia
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP 2018
Universitas Jember

BAB III. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran


Lansia adalah periode dimana organisme telah mencapai kematangan
dalam ukuran dan fungsi dan menunjukkan kemunduran sejalan dengan
waktu. Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia
yang menunjukkan proses menua yang berlangsung secara nyata dan
seseorang telah disebut lanjut usia. Usia harapan hidup di Indonesia kian
meningkat sehingga semakin banyak terdapat lansia. Dengan bertambahnya
usia maka permasalahan kesehatan yang terjadi akan semakin kompleks.
Dengan bertambahnya usia maka permasalahan kesehatan yang terjadi akan
semakin kompleks. Salah satu penyakit yang sering oleh lansia adalah
kurangnya kemampuan mengingat atau dimensia.
Dimensia adalah gejala yang paling dominan yang dialami lansia.
Dimensia ditandai dengan gangguan daya ingat, gangguan memori yang
seperti mudah lupa, gampang lupa dan sering lupa. Keluhan yang sering
muncul pada lansia adalah lupa menaruh barang, lupa janji, lupa nama orang,
dan sering lupa. Penyebab yang sering muncul yaitu kelemahan berfikir,
kelemahan dalam memberi perhatian dan konsentrasi yang kurang.
Lansia perlu dilatih untuk meningkatkan daya ingat dengan
distimulasi dengan lingkungan yang kondusif dimana pertumbuhan otak
lansia akan memberikan jaringan cadangan sehingga otak tidak mudah untuk
mengalami kemunduran karena profes penuaan ataupun kemunduran. Terapi
lepar bola dengan musik adalah salah satu terapi aktifitas kelompok untuk
meningkatkan fungsi kognitif lansia.

3.2 Kerangka Penyelesaian

Mahasiswa memandu lansia untuk berkenlan


dan mencontohkan cara permainan

Lansia yang mendapatkan bola akan diberikan


gambar dan menebak gambar tersebut

Berikan refoiment positif pada lansia


setelah menebak gambar secara benar
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP 2018
Universitas Jember

BAB IV. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah


Terapi aktifitas kelompok yang disertai demonstrasi merupakan upaya
untuk meningkatkan daya ingat pada lansia. Dalam realisasi penyelesaian
masalah mengenai tanda dimensia yang dapat dilakukan adalah melakukan
latihan kognitif untuk memperbaiki kognitif lansia.

4.2 Khalayak Sasaran


Khalayak sasaran pada kegiatan pendidikan kesehatan dan demonstrasi ini
yaitu lansia PSTW Bondowoso akan diajarkan mengenai latihan
meningkatkan kognitif lansia.

4.3 Metode yang Digunakan


1. Jenis model pembelajaran: konstruktif
2. Landasan teori : diskusi dan demonstrasi
3. Langkah pokok
a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik
b. Mengajukan masalah
c. Mengidentifikasi pilihan tindakan
d. Memberi komentar
e. Menetapkan tindak lanjut sasaran
=Sasaran

= Pemateri
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP 2018
Universitas Jember

DAFTAR PUSTAKA

Darmojo, Boedhi dan Martono, Hadi. 2012. Ilmu kesehatan Usia Lanjut. Jakarta:
Balai penerbit Fakultas kedokteran UI

Keliat B. A, 2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 2. Jakarta: EGC.

Stuart, G. W. 2007. Buku Saku Keperawatan. Jakarta: EGC

Yosep, Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Bandung: Reflika Aditama.


Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP 2018
Universitas Jember

Lampiran:
Lampiran 1 : Berita Acara
Lampiran 2 : Daftar Hadir
Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran 4 : Materi
Lampiran 5 : Leaftleat

Jember, 21 Maret 2018


Pemateri

pemateri
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP 2018
Universitas Jember

Lampiran 1: Berita Acara

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
T.A 2017/2018

BERITA ACARA

Pada hari ini, Rabu, 21 Maret 2018 jam 09.00 WIB bertempat di PSTW
Bondowoso Kabupaten Bondowoso, Propinsi Jawa Timur telah dilaksanakan
Kegiatan TAK. Kegiatan ini diikuti oleh 10 orang (daftar hadir terlampir)

Jember, 21 Maret 2018


Mengetahui
Penguji
Stase Keperawatan Gerontik

Ns. Latifa Aini S., M.Kep.,Sp.Kom


NIP. 19710926 200912 2 001
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP 2018
Universitas Jember

Lampiran 2: Daftar Hadir

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
T.A 2017/2018

DAFTAR HADIR

Kegiatan TAK pada: Rabu, 21 Maret 2018 jam 09.00 WIB bertempat di Wisma
Anggrek PSTW Bondowoso Kabupaten/Kota Bondowoso Propinsi Jawa Timur

NO NAMA ALAMAT TANDA TANGAN


1. Mbah karim Bondowoso
2. Mbah budi Bondowoso
3. Mbah suhadi Bondowoso
4. Ika adelia Jember
5. Umar faruq Jember
6. Siti nurhasanah Jember
7. Fajar karisma Jember
8. Nuhita s. Jember
9. Romiyatun Jember
10. Kurnia Jember

Jember, 21 Maret 2018

Mengetahui,
Penguji
Stase Keperawatan Gerontik

Ns. Latifa Aini S., M.Kep.,Sp.Kom


NIP. 19710926 200912 2 001
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP 2018
Universitas Jember

Lampiran 3: Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Latihan terapi kognitif lempar bola


Sasaran : Lansia PSTW Bondowoso
Waktu : 9.00-9.20 (20 menit)
Hari/Tanggal : Rabu, 21 Maret 2018
Tempat : PSTW Bondowoso Kabupaten/Kota Bondowoso Propinsi Jawa
Timur

1. Standar Kompetensi
Setelah dilakukan demonstrasi mengenai latihan terapi kognitif lempar
bola, sasaran akan dapat mengerti, memahami, dan mampu memahami terapi
kognitif.

2. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan demonstrasi dan latihan tebak gambar selama 20 menit
sasaran akan mampu:
a. Mengerti dan mampu menebak gambar yang dipilih
b. Mampu menyebutkan tempat tinggal gambar hewan yang dipilih

3. Pokok Bahasan
TAK menebak gambar dengan metode lempar bola dengan musik

4. Subpokok Bahasan
a. Pengertian latihan TAK kognitif
b. Tujuan latihan TAK kognitif

5. Waktu
1 x 20 menit

6. Bahan/Alat yang diperlukan


a. Materi
b. Bola
c. Gambar
d. musik

7. Model Pembelajaran
a. Jenis model pembelajaran: Pertemuan Ny S dan Istrinya
b. Langkah pokok:
1) Menciptakan suasana ruangan yang baik
2) Mengajukan masalah
3) Membuat keputusan nilai personal
4) Mengidentifikasi pilihan tindakan
5) Memberi komentar
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP 2018
Universitas Jember

6) Menetapkan tindak lanjut

8. Setting Tempat
Keterangan:
1. Pemateri

2. Peserta

3. Fasilitator

9. Persiapan
Pemateri menyiapkan materi dan alat TAK untuk lansia.

10. Kegiatan Pendidikan Kesehatan


Tindakan
Proses Waktu
Kegiatan Pemateri Kegiatan Peserta
Pendahuluan a. Salam pembuka Memperhatikan 3 menit
b. Memperkenalkan
diri
c. Menjelaskan
tujuan umum dan
tujuan khusus
Penyajian 1. Menjelaskan Memperhatikan dan 14 menit
tentang: memberi tanggapan
a. Pengertian
TAK kognitif
b. Tujuan dan
manfaat TAK
kognitif
c. Langkah-
langkah
melakukan
TAK kognitif
2. Memberikan
kesempatan
kepada lansia
untuk bertanya
3. Menjawab
pertanyaan
4. Memulai
permainan
lembar bola
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP 2018
Universitas Jember

diiringi musik
apabila musik
berhenti, bola jg
berhenti
dilemparkan dan
yang
mendapatkan
bola
mendapatkan
giliran menebak
gambar
5. Memberikan
kesempatan
kepada lansia
untuk menjawab
dan memberikan
reinforcement
positif
Penutup a. Menyimpulkan Memperhatikan dan 3 menit
materi yang telah menanggapi
diberikan
b. Mengevaluasi
hasil pendidikan
kesehatan dan
demonstrasi
c. Salam penutup

6. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Materi yang akan disampaikan telah siap disajikan
b. Tempat yang akan digunakan untuk TAK siap dilakukan
c. Persiapan mahasiswa telah dilakukan
d. Persiapan lansia telah dilakukan
2. Evaluasi Proses
a. Proses TAK pada lansia berjalan dengan lancar mulai dari awal
hingga akhir latihan sesuai dengan yang diharapkan
b. Lansia kooperatif selama dilakukan TAK
c. Tujuan umum dan tujuan khusus tercapai setelah TAK dilaksanakan
3. Evaluasi Hasil
Setelah mendapatkan asuhan keperawatan pasien dan keluarga
mampu:
a. Menjelaskan pengertian, tujuan, indikasi serta manfaat TAK kognitif
b. Melakukan TAK setiap waktu
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP 2018
Universitas Jember

Lampiran 4: Materi

Terapi Aktivitas Kelompok

1. Pengertian Terapi kognitif


Kelompok merupakan individu yang mempunyai
hubungan satu dengan yang lain saling ketergantungan dan
mempunyai norma yang sama. Aktivitas kelompok adalah
kumpulan individu yang mempunyai relasi atau hubungan
nsatu dengan yang lain saling terkait dan dapat bersama-
sama mengikuti norma yang sama.
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan kegiatan
yang diberikan kelompok klien dengan tujuan
memberi terapi bagi anggotanya. Dimana berkesempatan
untuk meningkatkan kualitas hidup dan meningkatkan respon
sosial. Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi adalah upaya
memfasilitasi sejumlah klien dalam membina hubungan sosial
yang bertujuan untuk menolong klien dalam berhubungan
dengan orang lain seperti kegiatan mengajukan pertanyaan,
berdiskusi, bercerita tentang diri sendiri pada kelompok,
menyapa teman dalam kelompok. Terapi Aktivitas Kelompok
Orientasi Realita (TAK), orientasi realita adalah upaya untuk
mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri
sendiri, oran lain, lingkungan/tempat dan waktu

2. Tujuan
Terapi aktivitas kelompok mempunyai manfaat yaitu :
a. Umum
Tujuan umum yang diinginkan adalah meningkatkan kemampuan
menguji kenyataan (reality testing) melalui komunikasi dan umpan
balik dengan atau dari orang lain; membentuk sosialisasi; Meningkatkan
fungsi psikologis, yaitu meningkatkan kesadaran tentang hubungan
antara reaksi emosional diri sendiri dengan perilaku defensive (bertahan
terhadap stress) dan adaptasi; Membangkitkan motivasi bagi kemajuan
fungsi-fungsi psikologis seperti kognitif dan afektif.
b. Khusus
b) Meningkatkan identitas diri.
c) Menyalurkan emosi secara konstruktif.
d) Meningkatkan keterampilan hubungan sosial untuk diterapkan sehari-
hari.
e) Bersifat rehabilitatif: meningkatkan kemampuan ekspresi diri,
keterampilan sosial, kepercayaan diri, kemampuan empati, dan
meningkatkan kemampuan tentang masalah-masalah kehidupan dan
pemecahannya.
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP 2018
Universitas Jember

3. Dampak TAK
a. Universalitas, klien mulai menyadari bahwa bukan ia sendiri yang
mempunyai masalah dan bahwa perjuangannya adalah dengan membagi
atau setidaknya dapat dimengerti oleh orang lain.
b. Menanamkan harapan, sebagian diperantarai dengan menemukan yang
lain yang telah dapat maju dengan masalahnya, dan dengan dukungan
emosional yang diberikan oleh kelompok lainnya.
c. Menanamkan harapan, dapat dialami karena anggota memberikan
dukungan satu sama lain dan menyumbangkan ide mereka, bukan hanya
menerima ide dari yang lainnya.
d. Mungkin terdapat rekapitulasi korektif dari keluarga primer yang untuk
kebanyakan klien merupakan problematic. Baik terapis maupun anggota
lainnya dapat jadi resepien reaksi tranferensi yang kemudian dapat
dilakukan.
e. Pengembangan keterampilan sosial lebih jauh dan kemampuan untuk
menghubungkan dengan yang lainnya merupakan kemungkinan. Klien
dapat memperoleh umpan balik dan mempunyai kesempatan untuk belajar
dan melatih cara baru berinteraksi.
f. Pemasukan informasi, dapat dapat berkisar dari memberikan informasi
tentang ganguan seseorang terhadap umpan balik langsung tentang
perilaku orang dan pengaruhnya terhadap anggota kelompok lainnya.
g. Identifikasi, prilaku imitative dan modeling dapat dihasilkan dari terapis
atau anggota lainnya memberikan model peran yang baik.
h. Kekohesifan kelompok dan pemilikan dapat menjadi kekuatan dalam
kehidupan seseorang. Bila terapi kelompok menimbulkan berkembangnya
rasa kesatuan dan persatuan memberi pengaruh kuat dan memberi
perasaan memiliki dan menerima yang dapat menjadi kekuatan dalam
kehidupan seseorang.
i. Pengalaman antar pribadi mencakup pentingnya belajar berhubungan antar
pribadi, bagaimana memperoleh hubungan yang lebih baik, dan
mempunyai pengalaman memperbaiki hubungan menjadi lebih baik.
j. Atarsis dan pembagian emosi yang kuat tidak hanya membantu
mengurangi ketegangan emosi tetapi juga menguatkan perasaan kedekatan
dalam kelompok.
k. Pembagian eksisitensial memberikan masukan untuk mengakui
keterbatasan seseorang, keterbatasan lainnya, tanggung jawab terhadap diri
seseorang.
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP 2018
Universitas Jember

Lampiran 5. Dokumentasi Kegiatan

Gambar 1.
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP 2018
Universitas Jember

Gambar2.

Anda mungkin juga menyukai