PENDAHULUAN
Kebutuhan air bagi kehidupan dibumi sangatlah penting, untuk aktivitas manusia
dan proses pertumbuhan hewan dan tanaman, sehingga sangat tergantung terhadap
keberadan air. Namun keberadaan air dari satu tempat dengan tempat yang lain mempunyai
perbedaan, karena proses siklus Hidrologi yang terjadi pada air yang terbagi ke berbagai
daerah.
kebutuhan air juga akan semakain meningkat pula, pemanfaatan yang sangat bervariasi
terhadap keperluan air, juga akan memerlukan kebutuhan air yang cukup tinggi. Untuk
keperluan rumah tangga, industry dan pertanian Kebutuhan air untuk masyarakat dan
pertanian akan menjadi penting, melihat kondisi kebutuhan penduduk yang semakin
meningkat karena secara tidak langsung kebutuhan makanan pokok penduduk juga
mengalami peningkatan. Dalam hal ini mayoritas, makanan pokok penduduk Indonesia ialah
beras, secara tidak langsung peningkatan produksi tanaman padi harus optimal.
Pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi merupakan salah satu wujud dari
pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu, sesuai dengan amanat dalam UU No.7 Tahun 2004
tentang Sumber Daya Air. Peranan sektor pertanian sangat strategis dalam perekonomian
nasional dan kegiatan pertanian tidak dapat terlepas dari air. Oleh sebab itu, pengembangan
dan pengelolan sistem irigasi, yang merupakan salah satu komponen pendukung
keberhasilan pengembangan pertanian mempunyai peran yang sangat penting dan
strategis.
sangat diperlukan masyarakat dan sektor pertanian, sehingga ketersediaan air minum dan
lahan akan terpenuhi walaupun rumah penduduk dan lahan pertanian berada jauh dari
sumber air pemukiman (sungai). Hal tersebut tidak terlepas dari usaha teknik pengelolaan
irigasi yaitu memberikan air dengan kondisi tepat mutu, tepat ruang dan tepat waktu dengan
efisien dan efektif diperlukan untuk menejemen keberlanjutan sistem irigasi dan hak
guna untuk irigasi.
Pengaturan hak guna air diwujudkan melalui hak guna air untuk
Irigasi yang terdiri atas hak guna pakai air, dan hak guna usaha air untuk Irigasi.
Melihat uraian singakt diatas maka penulis tertarik untuk menuangkannya dalam
suatu karya tulis sebagai tugas akhir dengan judul :
Berdasakan latar belakang diatas, maka pokok permasalahannya yang akan dibahas ialah :
3.Bagaimana pengelolaan irigasi dalam pembagian air minum dan irigasi untuk
pertanian?
2. Untuk menjamin kelestarian saluran, baik fungsi maupun fisik dari salurannya dan
bangunannya
3. Untuk menambah wawasan berfikir penulis dan pengalaman penulis sendiri tentang
irigasi.
1.Menghitung ketersediaan air irigasi dalam memenuhi kebutuhan air kerumah- rumah
ini. Dalam Tahapan ini dilakukan kegiatan pengumpulan data yang diperlukan dalam studi
ini. Pengumpulan data ini harus terencana dengan baik agar tepat sasaran dan efektif. Data
yang dijadikan bahan acuan dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan tugas akhir ini
metode yang penulis gunakan ialah menggunakan metode pengumpulan data sekunder yaitu
data yang penulis dapatkan melalui berbagai sumber literatur, yaitu buku teks (textbook ),
serta dokumen-dokumen dari internet. Dan pengumpulan data primer yaitu data yang
diperoleh dari lokasi rencana pembangunan maupun hasil survei yang dapat langsung
Dalam penyusunan laporan ini, metode yang digunakan adalah deskriptif analitis
karena laporan ini bertujuan untuk mendeskripsikan data-data yang diperoleh dari berbagai
rujukan mengenai irigasi. Pembuatan tugas ini dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu :
b. menentukan DAS dari sungai yang telah ditentukan sebelumnya dengan peta
topografi.
f. merencanakan petak-petak sawah beserta saluran yang diperlukan untuk mengairi petak
sawah tersebut.
g. menghitung dimensi saluran yang diperlukan untuk mengairi sawah.
penyusun ini memerlukan adanya pengamatan dan analisa dengan berdasarkan data -data
yang ada. Adapun garis besar dari penyusunan Laporan Akhir ini adalah sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini berisikan Latar belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat
Bab ini berisikan tentang teori-teori yang akan digunakan dalam penelitian yang
terdiri dari tinjauan umum, Defenisi Irigasi, Jaringan Irigasi, Debit Rencana, Kebutuhan Air
Bab ini Menguraikan tentang bangunan irigasi dan saluran irigasi di Daerah Lembang
Bab yang berisi tentang kesimpulan dan saran yang sehubungan dengan
perencanaan bangunan irigasi dan saluran irigasi di daerah Lembang Simbuang Kecamatan
LANDASAN TEORI
Irigasi didefinisikan sebagai suatu cara pemberian air, baik secara alamiah ataupun
buatan untuk kebutuhan hidup manusia dan kepada tanah dengan tujuan untuk memberi
kenyamanan dan kelembapan yang berguna bagi manusia dan pertumbuhan tanaman.
Secara alamiah :
b.cara alamiah lainnya, adalah melalui genangan air akibat banjir dari sungai, yang akan
menggenangi suatu daerah selama musim hujan, sehingga tanah yang ada dapat siap
Secara buatan :
Ketika penggunaan air ini mengikutkan pekerjaan rekayasa teknik dalam skala
yang cukup besar, maka hal tersebut disebut irigasi buatan (Artificial Irrigation).
Irigasi buatan secara umum dapat dibagi dalam 2 (dua) bagian, yaitu :
a.Irigasi Pompa (Lift Irrigation), dimana air diangkat dari sumber air yang rendah ke tempat
b.Irigasi Aliran (Flow Irrigation), dimana air dialirkan ke lahan pertanian secara gravitasi
Sesuai dengan definisi irigasinya, maka tujuan irigasi pada suatu daerah adalah
upaya rekayasa teknis untuk penyediaaan dan pengaturan air dalam menunjang
ketersediaan air minum dan produksi pertanian, dari sumber air ke daerah yang memerlukan
a.untuk menunjang ketersediaan air minum bagi masyarakat yaitu pada daerah yang curah
b.untuk mengatur pembasahan tanah, agar daerah pertanian dapat diairi sepanjang
waktu pada saat dibutuhkan, baik pada musim kemarau maupun musim penghujan.
c.untuk menyuburkan tanah, dengan mengalirkan air yang mengandung lumpur dan zat-
zat hara penyubur tanaman pada daerah pertanian tersebut, sehingga tanah menjadi subur.
d.pada daerah dingin, dengan mengalirkan air yang suhunya lebih tinggi dari pada tanah,
jaringan irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkap yang merupakan
b. Jaringan irigasi sekunder adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri atas saluran
c. Jaringan irigasi tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana
pelayanan air irigasi dalam petak tersier yang terdiri atas saluran tersier, saluran kuarter dan
2.2.1 Pengelolaan
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2001 dan Peraturan Menteri Pekerjaan
operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi primer dan sekunder sesuai dengan
Operasi dan Pemeliharaan jaringan irigasi tersier menjadi hak dan tanggung jawab
subak. Dalam hal subak tidak mampu melaksanakan operasi dan pemeliharaan jaringan
irigasi yang menjadi hak dan tanggung jawabnya pemerintah, pemerintah provinsi, atau
2.3.3OperasiJaringan Irigasi
rencana tata tanam, menyusun system golongan, menyusun rencana pembagian air,
Agar operasi jaringan dapat dilaksanakan dengan baik harus tersedia data pendukung antara
lain :
a. Peta Wilayah Kerja Pengelolaan Irigasi sesuai dengan tugas dan tanggung jawab.
b. Peta Daerah Irigasi dengan batas daerah irigasi dan plotting saluran induk dan saluran
c. Skema Jaringan Irigasi yang menggambarkan saluran induk dan saluran sekunder,
bangunan air dan bangunan lainnya yang ada disetiap ruas dan panjang saluran, petak tersier
dengan data debit rencana, luas petak, kode golongan yang masing-masing dilengkapi
dengan nomenklatur.
2.3.4 PemeliharaanJaringan Irigasi
irigasi agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancarpelaksanaan operasi
dan pengamanan yang harus dilakukan secara terus menerus. Adapun jenis pemeliharaan
menanggulangi terjadinya kerusakan jaringan irigasi yang disebabkan oleh daya rusak
air, hewan atau manusia guna mempertahankan fungsi dari jaringan irigasi tersebut.
b.Pemeliharaan rutin.
c.Pemeliharaan berkala
dilaksanakan secara berkala yang direncanakan dan dilaksanakan oleh dinas yang
membidangi irigasi dan dapat bekerja sama dengan P3A/ GP3A/ IP3A secara swakelola
berdasarkan kemampuan lembaga tersebut dan dapat pula dilaksanakan dengan kontraktual.
d.Perbaikan darurat.
Perbaikan darurat dilakukan akibat bencana alam dan atau kerusakan berat akibat
terjadinya kejadian luar biasa (seperti pengrusakan/ penjebolan 11 tanggul, longsoran tebing
yang menutup jaringan, tanggul putus dll) dan penanggulangan segera dengan konstruksi
Jaringan irigasi (bangunan sadap, bangunan ukur, bangunan bagi, saluran, dll) perlu
diamankan agar fungsi dan kondisinya dapat terjaga.Kondisi yang baik belum tentu
fungsinya juga baik, demikian juga sebaliknya.Untuk menjaga jaringan irigasi tersebut,
maka perlu dilakukan usaha-usaha pengamanan, yang tidak saja dilakukan oleh petugas
Untuk dapat melakukan pengamanan yang memadai, perlu diketahui hal-hal yang
harus dihindarkan yang berkaitan dengan jaringan irigasi tersebut. Hal tersebut perlu
Namun demikian apabila masyarakat tani dengan secara dialogis sepakat bahwa
hal tersebut tidak perlu dilarang dengan segala resiko yang ada, maka dapat dibenarkan.
Apabila hal-hal yang seharusnya dapat dihindari tapi masih dilakukan oleh beberapa
berkurangnya jumlah air yang dapat dimanfaatkan bagi pertumbuhan tanaman terutama
padi dan rendahnya efisiensi pengairan. Dalam usaha peningkatan efisiensi pengairan,
saluran secara periodik, dan jenis pencurian air di sepanjang saluran yang ada. Dalam rangka
memperkecil kehilangan air dalam eksploitasi irigasi perlu diusahakan agar nilai
parameter saluran tersebut seminimal mungkin, debit air tidak perlu terlalu besar, yang
penting saluran yang perlu mendapat bagian air dapat dibagi sesuai dengan debit yang
diperlukan.
Q k .
_
e
Dengan: s
=debitrencana, l/s e
=koefisienpengurangan l
golongan, r
=efisiensiirigasi secara n
Jika air yang dialirkan oleh jaringan juga untuk keperluan selain irigasi,
maka debit rencana harus ditambah dengan jumlah yang dibutuhkan untuk
selain untuk irigasi yaitu kebutuhan air untuk air minum yang diambil dari
saluran irigasi .
"Lengkung Kapasitas Tegal" yang dipakai sejak tahun 1891, tidak lagi
a.sekarang telah ada metode perhitungan kebutuhan air di sawah yang secara
dalam ketersediaan air dalam musim kering memerlukan penyusunan alokasi air
antara supply dan demand pada suatu titik pengambilan air (outlet). Penelitian ini
Sungai (DAS), mengingat persediaan air yang terbatas dan kebutuhan air (air
baku dan air irigasi) yang semakin meningkat. Model simulasi ini bertujuan
memperoleh kebijakan alokasi dalam memenuhi kebutuhan air saat ini dan
penggunaan masa depan pada musim kering. Pemanfaatan sumber daya air untuk
Sungai (DAS) antara hulu dan hilir yang dikhawatirkan terjadinya kelangkaan air.
DAS yang mengalami kelangkaan air akan mengakibatkan konflik antara daerah
hulu dan hilir, konflik antara pengguna air, dan terjadinya degradasi ekosistem
alam. Keberagaman penggunaan air juga terjadi di DAS yang menjadi sumber air
Kebutuhan bersih (netto) air di sawah (NFR) juga memperhitungkan curah hujan
tanaman dan bergantung kepada cara pengolahan lahan. Besarnya kebutuhan air
di sawah dinyatakan dalam mm/ hari. Besarnya kebutuhan air irigasi pada lahan
komponen kebutuhan air pada lahan sawah. Besarnya kebutuhan air di sawah
untuk tanaman ladang dihitung seperti pada perhitungan kebutuhan air untuk
padi. Ada berbagai hargayang dapat diterapkan untuk kelima faktor di atas.
dengan debit tersedia aktual lebih rendah dari debi andalan 80 %.Metode ini
c. ketersediaanpupuk mencukupi
d. ketersediaanair terbatas