Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN FISIOLOGI HEWAN

DISUSUN OLEH :

NAMA : KUSUMA GALIH AYUSAPUTRI

KELAS : PENDIDIKAN BIOLOGI I 2016

NIM : 16304241002

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2017
KEGIATAN 1
MENGHITUNG DENYUT NADI DAN CARDIAC OUTPUT (CO),
MENGUKUR TEKANAN DARAH SISTOLE DAN DIASTOLE SERTA
MENGAMATI STRUKTUR ANATOMI JANTUNG MAMMALIA

I. TUJUAN
1. Mengukur denyut nadi (pulsus) pada arteri radialis.
2. Menghitung Cardiac Output (CO).
3. Mengukur tekanan darah sistole dan diastole.
4. Mengamati struktur anatomi makroskopis jantung Mammalia (kambing).

II. ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan:
1. Jam (stopwatch)
2. Tally counter
3. Tensimeter (sphygmomanometer) dengan sabuk tekanannya
4. Stetoskop
5. Bak parafin
6. Gunting
7. Skalpel
8. Pinset
9. Klem
10. Penusuk
11. Penusuk

Bahan yang digunakan :


1. Jantung mammalia (kambing)
III. CARA KERJA
1. Menghitung Denyut Nadi Dan Cardiac Output (CO)

Menempelkan tiga jari pada pergelangan tangan di atas arteri


radialis dengan sedikit menekan hingga merasakan denyut nadi.

Menghitung banyaknya denyutan dalam satu menit (heart rate = HR).

Melakukan kegiatan olahraga selama ±10 menit

Melakukan pengukuran denyut nadi seperti langkah pertama

Membandingkan data hasil pengukuran pertama dengan pengukuran kedua

Menghitung Cardiac Output (CO) dengan menggunakan rumus :


Cardiac Output (CO) = HR x SV

B. Mengukur Tekanan Darah Sistole dan Diastole

Melilitkan sabuk tekanan yang telah dilengkapi dengan pompa


dan sphygmomanometer (tensimeter) pada lengan atas tepatnya di atas
sendi siku.

Meletakkan kepala stetoskop pada bawah sabuk tekanan tepat di atas


arteri radialis, kemudian mendengarkan suara denyut jantung.

Memompa sabuk tekanan sampai menekan lengan dan suara jantung


tidak terdengar lagi
Mengendorkan sekrup pengatur pada pompa sehingga udara keluar
dan memantau suara jantung dengan seksama. Apabila suara jantung
terdengar, maka hal itu menunjukkan tekanan sistole

Meneruskan penggembosan hingga suara jantung tidak terdengar lagi.


Apabila suara jantung sudah tidak terdengar lagi, maka hal itu
menunjukkan tekanan diastole

Mencatat tekanan darah siastole per diastole

Melakukan kegiatan olahraga selama ±10 menit

Melakukan pengukuran tekanan darah seperti langkah pertama

Membandingkan data hasil pengukuran pertama dengan pengukuran kedua

C. Mengamati Struktur Anatomi Jantung Mammalia

Menyiapkan jantung kambing yang akan diamati pada bak parafin

Mengamati bagian luar jantung

Melakukan pengirisan melalui bagian median jantung

Mengamati bagian dalam jantung


Mengamati struktur atrium kiri dan atrium kanan, ventrikel kiri dan
ventrikel kanan, chorda tendinea, valvula trikuspidalis, perikardium, apeks
jantung dan musculus papillaris

Menggambar struktur anatomi jantung tersebut

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebelum Latihan Sesudah Latihan


Pulsuz SV CO Tekanan Pulsuz SV CO Tekanan
No Nama (x/menit) (ml) (ml/menit) darah (x/menit) (ml) (ml/menit) darah
(mmHg) (mmHg)
1. Kusuma 75 70 5250 110/80 118 70 8260 110/80
Galih A
2. Puti 80 70 5600 100/80 162 70 11340 130/90
Alifia A
3. Puji 50 70 3500 110/70 97 70 6790 105/80
Lestari
4. M. Ikhsan 84 70 5880 100/80 100 70 7000 100/80
Al Ghazi
Total 289 280 20230 420,0/310,0 477 280 33390 445,0/330,0
Rata-rata 72,25 70 5057,5 105,0/77,5 119,25 70 8347,5 111,25/82,50

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 20 Oktober 2017 di


Laboratorium Zoologi FMIPA UNY. Praktikum ini bertujuan untuk mengukur
denyut nadi (pulsuz) pada arteri radialis dan menghitung Cardiac Output (CO),
mengukur tekanan darah sistole dan diastole dan mengamati struktur anatomi
makroskopis jantung mammalia (kambing). Alat yang digunakan dalam
praktikum ini antara lain jam (stopwatch), tally counter, tensimeter
(sphygmomanometer) dengan sabuk tekanannya, stetoskop, bak parafin, gunting,
skalpel, pinset, klem dan penusuk. Bahan yang digunakan adalah jantung
mammalia (kambing).
Sedangkan cara kerja dalam praktikum menghitung denyut nadi dan
Cardiac Output (CO) yaitu dengan menempelkan tiga jari pada pergelangan
tangan di atas arteri radialis dengan sedikit menekan hingga merasakan denyut
nadi. Kemudian menghitung banyaknya denyutan dalam semenit (heartrate, HR).
Kemudian melakukan kegiatan berolahraga selama ±10 menit dan menghitung
kembali banyaknya denyutan dalam satu menit seperti pada kegiatan pertama.
Setelah itu menghitung Cardiac Output (CO) dengan menggunakan rumus :
Cardiac Output (CO) = HR x SV
Langkah pertama dalam praktikum mengukur tekanan darah sistole dan
diastole adalah melilitkan sabuk tekanan yang telah dilengkapi dengan
pompa dan sphygmomanometer (tensimeter) pada lengan atas tepatnya di
atas sendi siku. Kemudian meletakkan kepala stetoskop pada bawah sabuk
tekanan tepat di atas arteri radialis, kemudian mendengarkan suara denyut
jantung. Selanjutnya memompa sabuk tekanan sampai menekan lengan dan
suara jantung tidak terdengar lagi. Kemudian mengendorkan sekrup pengatur
pada pompa sedemikian rupa secara perlahan-lahan sehingga udara keluar
dan memantau suara jantung dengan seksama. Apabila suara jantung terdengar,
maka hal itu menunjukkan tekanan sistole. Selanjutnya meneruskan
penggembosan hingga suara jantung tidak terdengar lagi. Apabila suara jantung
sudah tidak terdengar lagi, maka hal itu menunjukkan tekanan diastole. Kemudian
mencatat tekanan darah siastole per diastole. Setelah itu melakukan kegiatan
olahraga selama ±10 menit. Kemudian melakukan pengukuran tekanan darah
seperti langkah pertama. Lengkah terakhir yaitu membandingkan data hasil
pengukuran pertama dengan pengukuran kedua.
Langkah pertama dalam praktikum mengamati struktur anatomi jantung
mammalia yaitu menyiapkan jantung kambing yang akan diamati pada bak
parafin, lalu mengamati bagian luar jantung. Kemudian melakukan pengirisan
melalui bagian median jantung. Selanjutnya mengamati bagian dalam jantung,
yaitu mengamati struktur atrium kiri dan atrium kanan, ventrikel kiri dan ventrikel
kanan, chorda tendinea, valvula trikuspidalis, perikardium, apeks jantung dan
musculus papillaris. Langkah terakhir yaitu menggambar struktur anatomi jantung
tersebut.

Praktikum pertama yaitu menghitung denyut nadi (pulsus) dan menghitung


nilai Cardiac Output (CO). Untuk menghitung denyut nadi dilakukan dua kali,
yaitu pada keadaan biasa (sebelum lari) dan sesudah melakukan kegiatan (sesudah
lari). Denyut nadi dapat dirasakan melalui pembuluh darah superfisial seperti
arteri radialis. Oleh karena itu untuk menghitung frekuensi denyut nadi dilakukan
dengan meraba dan merasakan daerah-daerah yang terdapat pembuluh nadi jenis
ini seperti pada pergelangan tangan.
Pulsus atau denyut nadi merupakan tekanan darah yang menekan dinding
arteri dan merambat di sepanjang arteri. Pada umumnya pulsus merupakan akibat
dari tekanan yang ditimbulkan oleh kontraksi ventrikel kiri. Pulsus umumnya
diperiksa pada arteri radialis pada manusia, arteri ekor pada sapi atau kerbau,
arteri femuralis pada kucing, dan arteri jugularis (leher) pada kuda.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, praktikan memiliki denyut
nadi sebelum melakukan kegiatan lari selama ±10 menit dengan rata-rata 72,25
kali per menit. Kecepatan denyut nadi yang normal yaitu 72 kali permenit. Pada
umumnya, semakin tinggi frekuensi denyut nadi permenit, semakin banyak darah
yang dipompakan (Guyton and Hall, 2005 : 147).
Berdasarkan teori tersebut, dapat dikatakan bahwa denyut nadi para
praktikan tergolong normal. Pada dasarnya rangsang yang meningkatkan denyut
jantung juga meningkatkan tekanan darah, sedangkan yang menurunkan denyut
jantung juga menurunkan tekanan darah. Tetapi terdapat perkecualian seperti
terjadinya hipotensi dan takikardi akibat rangsang pada reseptor regang atrium
(Ganong, 2002 : 549).
Sedangkan kecepatan denyut nadi setelah melakukan kegiatan lari selama
±10 menit, rata-rata denyut nadinya adalah 119,25 kali per menit. Hal ini sudah
sesuai dengan teori yang ada karena pada keadaan setelah melakukan aktifitas
maka denyut nadi meningkat. Karena jantung akan bekerja lebih keras untuk
memompa darah ke seluruh tubuh untuk menyampaikan oksigen pada sel-sel yang
bekerja dan kehilangan banyak oksigen. Oleh karena itu, kecepatan denyut nadi
menjadi bertambah.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut jantung,
diantaranya:
a. Kegiatan. Istirahat akan menurunkan frekuensi denyut jantung, sedangkan
latihan fisik akan meningkatkan frekuensi denyut jantung.
b. Peningkatan usia akan menurunkan frekuensi denyut jantung. Bayi yang baru
lahir mempunyai frekuensi jantung >120 kali per menit dan frekuensi ini akan
menurun seiring peningkatan usia.
c. Perempuan memiliki frekuensi denyut jantung yang sedikit lebih cepat
dibandingkan laki-laki.
d. Emosi dan eksitasi akan mempercepat denyut jantung (Soewolo, 2005)
Kegiatan berikutnya adalah menghitung nilai Cardiac Output (CO).
Cardiac Output (CO) adalah banyak darah yang dipompa selama satu menit.
Cardiac Output merupakan hasil kali stroke volume dengan frekuensi denyut
jantung permenit. Stroke volume yaitu volume darah yang dipompa jantung dalam
sekali pompa, rata-rata untuk orang dewasa 70 ml (Nurcahyo, Heru dan Tri
Harjana, 2013 : 6).
Cardiac Output dapat dihitung dengan rumus berikut:
Cardiac Output (CO) = HR x SV
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, nilai CO sebelum
melakukan kegiatan lari selama ±10 menit adalah 5057,5 ml/menit dan setelah
melakukan kegiatan lari selama ±10 menit adalah 8347,5 ml/menit. Cardiac
Output (curah jantung) adalah jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap
menit. Ini bisa naik sesuai dengan kenaikan tingkat kerja sampai pada titik
kelelahan (Sumosardjuno, 1994).
Praktikum kedua yaitu mengukur tekanan darah sistole dan diastole.
Tekanan darah orang dewasa sebesar 120/80 mmHg. Rata-rata tekanan darah
praktikan sebelum melakukan kegiatan olahraga selama ± 10 menit yaitu
105,0/77,5 mmHg, sedangkan Rata-rata tekanan darah praktikan setelah
melakukan kegiatan olahraga selama ± 10 menit yaitu 111,25/82,50 mmHg.
Tekanan darah sebelum melakukan kegiatan olahraga dari praktikan
Kusuma Galih sebesar 110/80 mmHg; Puti Alifia sebesar 100/80 mmHg; Puji
Lestari sebesar 110/70 dan M.Ikhsan sebesar 100/80mmHg. Semua tekanan darah
praktikan tergolong normal. Menurut Pearce (1995), batas normal tekanan darah
adalah bila bila tekanan sistole tidak lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastole
tidak lebih dari 90 mmHg. Sedangkan menurut WHO, tekanan darah dianggap
normal apabila kurang dari 135/85 mmHg. Dikatakan hipertensi apabila tekanan
darah melebihi 140/90 mmHg.
Sedangkan setelah dilakukan kegiatan olahraga selama ±10 menit, tekanan
darah dari praktikan Kusuma Galih sebesar 110/80 mmHg; Puti Alifia sebesar
130/90 mmHg; Puji Lestari sebesar 105/80 mmHg dan M.Ikhsan sebesar 100/80
mmHg. Menurut Pearce (1995), tekanan darah mengalami sedikit perubahan
bersamaan dengan perubahan-perubahan gerakan yang fisiologik, seperti saat
melakukan kegiatan olahraga, saat adanya perubahan mental karena kecemasan
dan emosi, saat tidur dan saat makan. Tekanan darah dari praktikan Kusuma Galih
dan M.Ikhsan tidak ada perubahan antara sebelum melakukan kegiatan olahraga
dan sesudah melakukan kegiatan olahraga. Tekanan darah Puti Alifia terdapat
peningkatan antara sebelum melakukan kegiatan olahraga dan sesudah melakukan
kegiatan olahraga, sedangkan tekanan darah Puji Lestari mengalami penurunan
antara sebelum melakukan kegiatan olahraga dan sesudah melakukan kegiatan
olahraga. Hal ini dapat dikarenakan saat Puji Lestari selesai melakukan kegiatan
olahraga, tidak langsung dihitung tekanan darahnya sehingga tekanan darahnya
sudah kembali ke tekanan darah semula, bahkan dapat turun.
Berdasarkan hasil praktikum, terdapat perbedaan antara sistole/diastole
sebelum melakukan kegiatan olahraga dan sesudah melakukan kegiatan olahraga.
Adanya perbedaan tersebut dapat didukung oleh faktor-faktor diantaranya tubuh
yang belum banyak melakukan aktivitas sehingga beberapa peredaran darah yang
menuju jantung belum lancar. Berbeda halnya dengan jantung yang sudah
melakukan kegiatan olahraga.
Kegiatan praktikum yang terakhir yaitu mengamati struktur anatomi
jantung mammalia (kambing). Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, struktur
anatomi makroskopis jantung mammalia terdiri atas beberapa bagian seperti
atrium kiri, atrium kanan, corda tendinae, ventrikel kiri, ventrikel kanan, valvula
trikuspidalis, perikardium, apeks jantung, dan musculus papillaris,

Setiap bagian dari jantung tentu memiliki fungsinya masing-masing.


Atrium (serambi) kiri berfungsi untuk menampung darah yang berasal dari
seluruh tubuh sedangkan atrium kanan menampung darah yang berasal dari paru-
paru yang mengalir melalui vena pulmonalis. Katup jantung (Corda tendinae)
berfungsi untuk pembalikan daun katup ke arah belakang menuju atrium.
Ventrikel (bilik) kiri berfungsi memompa darah ke paru-paru sedangkan ventrikel
kanan memompa darah ke seluruh tubuh melalui aorta. Antara atrium dan
ventrikel terdapat sebuah klep yang bernama klep bikuspidalis, yang berfungsi
untuk mencegah darah dalam ventrikel kiri agar tidak kembali mengalir ke atrium
kiri saat jantung mengalami kontraksi. Perikardium berfungsi sebagai selaput
pembungkus jantung dan tersusun atas jaringan ikat padat (fibrosa). Antara
ventrikel kanan dan kiri juga terdapat katup yang bernama septum
interventrikular. Musculus papillaris atau otot papilaris adalah penonjolan
trabeculae carnae ke tempat pelekatan korda kolagen katup jantung (corda
tendinae).
Jantung mammalia dapat dibedakan menjadi 4 ruangan secara jelas, yaitu :
atrium kanan dan kiri berupa 2 ruangan kecil dengan otot yang tipis. Serta
ventrikel kanan dan kiri berupa 2 ruangan besar dengan otot yang tebal. Ventrikel
merupakan bagian jantung yang memiliki kemampuan memompa darah,
sedangkan atrium sebagai penerima darah secara pasif. Oleh karena fungsi
tersebut, maka secara struktural otot ventrikel jantung lebih tebal (kuat)
dibandingkan dengan otot atrium. Demikian juga otot ventrikel kiri yang memiliki
otot yang lebih tebal dibandingkan dengan otot ventrikel kanan karena berfungsi
memompa darah ke seluruh tubuh. Sedangakan otot ventrikel kanan berfungsi
memompa darah ke paru-paru. Namun demikian, ventrikel kanan memiliki
ruangan yang lebih besar dibandingkan dengan ventrikel kiri (Nurcahyo, Heru dan
Tri Harjana, 2013 : 1).

V. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Terdapat perbedaan denyut nadi (pulsuz) pada arteri radialis sebelum
melakukan kegiatan olahraga yaitu 72,25 per menit, sedangkan sesudah
melakukan kegiatan olahraga yaitu 119,25 per menit. Denyut nadi sebelum
melakukan kegiatan olahraga lebih rendah dibandingkan dengan denyut nadi
setelah melakukan kegiatan olahraga.
2. Nilai Cardiac Output dihitung dengan menggunakan rumus:
Cardiac Output (CO) = HR x SV
Nilai Cardiac Output (CO) sebelum melakukan aktivitas adalah sebelum
melakukan aktivitas adalah 5057,5 ml/menit dan setelah melakukan aktivitas
adalah 8347,5 ml/menit.

3. Terdapat perbedaan tekanan darah sebelum melakukan kegiatan olahraga yaitu


105,0/77,5 mmHg, sedangkan sesudah melakukan kegiatan olahraga yaitu
111,25/82,50 mmHg. Tekanan darah sebelum melakukan kegiatan olahraga
lebih rendah dibandingkan dengan tekanan darah setelah melakukan kegiatan
olahraga.
4. Struktur anatomi makroskopis jantung mammalia terdiri atas beberapa bagian
seperti atrium kiri, atrium kanan, corda tendinae, ventrikel kiri, ventrikel
kanan, vakula trikuspidalis, perikandrium, apeks jantung dan musculus
papillaris.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Evelyn, C. Pearce. 1995. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta :


Gramedia.
Ganong WF. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : Buku Kedokteran
EGC.
Guyton AC, Hall JE.2005. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC, PP: 137,147.
Nurcahyo, Heru dan Tri Harjana. 2013. Diktat Petunjuk Praktikum Fisiologi
Hewan. Yogyakarta : FMIPA UNY.
Soewolo, Soedjono Basoeki & Titi Yudani. 2005. Fisiologi Manusia. Malang :
Universitas Negeri Malang.
Sumosardjuno S. 1994. Pengetahuan Praktis Kesehatan dalam Olahraga 2.
Jakarta : Gramedia.

VII. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai