Anda di halaman 1dari 12

Manusia, Sains, dan Teknologi

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna keadaannya. Selain
bentuk atau rupa yang paling baik dan sempurna, ia masih juga dibekali kemampuan akalnya.
Ilmu pengetahuan (sains) dan teknologi, atau biasa disingkat IPTEK adalah salah satu contoh
dari hasil olah pikiran atau akal manusia yang kemudian disebut dengan kebudayaan.
Selanjutnya, sejalan dengan perkembangan umat manusia itu sendiri berbagai macam hasil-
hasil kebudayaan manusia ini terus terus berkembang hingga kini.
IPTEK sebagai salah satu hasil dari kebudayaan manusia itu juga terus berkembang,
terlebih lagi pada era sekarang ini, dimana IPTEK telah mencapai tahapan perkembangan yang
sangat spektakuler. Dengan perkembangan IPTEK yang sangat pesat, segala persoalan yang
tadinya sulit menjadi semakin mudah serta masalah yang tadinya berat menjadi semakin ringan
dan lain sebagainya. Namun, meskipun ada beberapa kemudahan atau manfaat yang bisa kita
peroleh dari kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut pada sisi lainnya
ternyata IPTEK juga dapat membawa kita kepada hal-hal lain yang bersifat merusak (negatif).
Berikut akan dijelaskan lebih mendalam hubungan antara manusia, sains, dan teknologi dalam
kehidupan manusia.

A. Perkembangan Sains dan Teknologi melalui Penemuan (Discovery)


Istilah IPTEK (ilmu, pengetahuan, teknologi) juga sering dibedakan secara terpisah
atau sendiri-sendiri, karena masing-masing ketiga istilah itu dianggap memiliki bobot
keilmiahan yang berbeda-beda. Menurut pengertian ini, pengetahuan merupakan
pengalaman yang bermakna dalam diri tiap orang yang tumbuh sejak ia dilahirkan.
Pengetahuan dapat dikembangkan manusia karena dua hal:
1. Manusia mempunyai bahasa yang dapat mengomunikasikan informasi dan jalan pikiran
yang melatarbelakangi informasi tersebut;
2. Manusia mempunyai kamampuan berpikir menurut suatu alur pikir tertentu yang
merupakan kemampuan menalar. Penalaran merupakan suatu proses berpikir menurut
suatu proses berpikir dalam menarik kesimpulan yang berupa pengetahuan.
Pengetahuan yang sifatnya acak perlu ditingkatkan lagi derajat atau bobot
keilmiahannya sehingga berubah menjadi ilmu. Dengan demikian pengetahuan yang
bersifat acak serta terbuka itu dengan melalui proses yang cukup panjang, dapat
diorganisasikan dan disusun menjadi bidang-bidang ilmu.
Ilmu dapat diartikan sebagai pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan
menggunakan kekuatan pemikiran, di mana pengetahuan tersebut selalu dapat dikontrol
oleh setiap orang yang ingin mengetahuinya. Berpijak dari pengertian ini, maka ilmu
memiliki kandungan unsur-unsur pokok sebagai berikut:
1. Berisi pengetahuan (knowledge);
2. Tersusun secara sistematis;
3. Menggunakan penalaran; dan
4. Dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain.
Istilah teknologi sendiri sebenarnya sudah mengandung pengertian sains dan teknik
atau engineering, sebab produk-produk teknologi tidaklah mungkin ada tanpa didasari
adanya sains. Sementara itu, dalam sudut pandang budaya, teknologi merupakan salah satu
unsur budaya sebagai hasil penerapan praktis dari sains.
Berkat kemajuan ilmu dan teknologi, manusia dapat menciptakan alat-alat serta
perlengkapan yang canggih untuk berbagai kegiatan, sehingga dalam kegiatan
kehidupannya tersedia bebagai kemudahan. Hal ini memungkinkan manusia dapat
melakukan kegiatan lebih efektif dan efisien. Dengan ilmu dan teknologi tumbuhlah
berbagai industri yang hasilnya dapat memanfaatkan dalam berbagai bidang, antara lain:
1. Dalam bidang pertanian, peternakan, dan perikanan
a. Mampu menciptakan alat pertanian yang maju seperti, traktor, alat pemotong, dan
penanam, alat pengolah hasil pertanian, dan alat penyemprot hama. Dengan alat-
alat tersebut diharapkan manusia dapat menggunakan waktu dan tenaga lebih
efektif dan efisien.
b. Produksi pupuk buatan dapat membantu menyuburkan tanah, demikian juga dengan
produksi pestisida dapat memungkinkan pemberantasan hama lebih berhasil,
sehingga produksi pangan dapat ditingkatkan.
c. Tenik-teknik pemuliaan dapat meningkatkan produksi pangan. Dengan teknik
pemuliaan yang semakin canggih dapat ditemukan bibit unggul jenis padi VUTW
(Variates Unggul Tahan Wereng), kelapa hibrida, ayam ras, ayam broiler, sapi
perah dan bermacam-macam jenis unggul lainnya.
d. Teknik mutasi buatan dapt menghasilkan buah-buahan dan besar tidak berbiji.
e. Teknologi pengolahan pascapanen, seperti pengalengan ikan, buah-buahan, daging,
dan teknik pengolahan lainnya.
f. Budi daya hewan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan manusia.

1
2. Dalam bidang kedokteran dan kesehatan
Dengan hasilnya manusia menciptakan alat-alat operasi mutakhir, bermacam-macam
obat, penggunaan benda radio aktif untuk pengobatan dan mendiagnosis berbagai
penyakit, sehingga berbagai penyakit dapat dengan segera disembuhkan. Dan dapat
menurunkan angka kematian dan moralitas. Contoh obat yang mengandung unsur
radioaktif adalah isoniazid yang mengandung C radioaktif, sangat efektif dan
menyembuhkan penyakit TBC.
3. Dalam bidang telekomunikasi
Manusia telah menbuat televisi, radio, telepon yang dapat digunakan untuk
berkomunikasi dengan cepat dalam waktu yang singkat manusia dapat memperoleh
informasi dari dari daerah yang sangat jauh, sehingga penggunaan waktu sangat efisien.
4. Dalam bidang pertahanan dan keamanan
Manusia telah mampu menciptakan alat atau persenjataan yang sangat canggih,
sehingga dapat mempertahankan keamanan wilayahnya dengan baik.

B. Penciptaan (Invention), Inovasi, dan Rekayasa


Sains dan teknologi dapat berkembang melalui kreativitas penemuan (discovery),
penciptaan (invention), melalui berbagai bentuk inovasi dan rekayasa. Kegunaan nyata dari
sains dan teknologi bagi manusia sangat tergantung dari nilai, moral, norma, dan hukum
yang mendasarinya. Sains dan teknologi tanpa nilai sangat berbahaya dan manusia tanpa
sains dan teknologi mencerminkan keterbelakangan. Dalam konteks diatas, hubungan
antara sains, teknologi, dan manusia menjadi penting, sebab seperti yang kita ketahui,
teknologi (produk sains) lahir karena adanya kebutuhan manusia untuk mempermudah
segala aktivitas dan kegiatannya.
Semakin berkembangnya zaman, maka semakin kompleks pula kebutuhan manusia.
Kebutuhan manusia yang semakin kompleks ini menyebabkan lahirnya penemuan-
penemuan baru yang mendukung pemenuhan kebutuhan manusia. Penemuan inilah yang
akan menyebabkan terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat.
 Discovery, ialah penemuan baru dalam unsur kebudayaan yang dapat berupa gagasan
atau alat yang dihasilkan oleh seorang individu atau suatu kelompok yang berada di
dalam masyarakat.
 Invention, ialah discovery (penemuan) yang mana telah diterima, telah diakui, serta
telah diterapkan oleh masyarakat.

2
 Inovasi, ialah suatu penemuan baru yang telah menyebar pada masyarakat, dikenal, dan
kemudian dimanfaatkan oleh masyarakat luas.
Teknologi diciptakan manusia melalui penerapan (exercise) budidaya akalnya.
Manusia harus mendayakan akal pikirannya dalam mengelompokkan teknologi
berdasarkan nalar dan kemudian membuatnya, menyusunnya, menjadi suatu produk yang
konkret. Jadi perlu penerapan rekayasa dalam menciptakan teknologi, dan sebaliknya
teknologi kemudian akan membantu manusia dalam merekayasa.

C. Keterkaitan IPTEK terhadap Nilai Moral, Norma Hukum, dan Budaya Agama
Perkembangan dunia IPTEK yang demikian pesatnya telah membawa manfaat luar
biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya
menuntut kemampuan fisik cukup besar, kini relative sudah bias digantikan oleh perangkat
mesin-mesin otomatis. System kerja robotis telah mengalihfungsikan tenaga otot manusia
dengan pembesaran dan percepatan yang menakjubkan.
Begitupun dengan telah ditemukannya formulasi-formulasi baru aneka kapasitas
komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam
berbagai bidang ilmu dan aktivitas manusia. Ringkas kata, kemajuan IPTEK yang telah kita
capai sekarang benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan
kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.
1. Hubungan IPTEK dan Moral
Sesudah dunia memasuki era perdamaian pascaperang dingin, mungkin umat
manusia akan datang pada suatu renungan kembali bahwa kemajuan IPTEK bukanlah
segala-galanya. IPTEK akan berkembang pesat dan pasti akan mengubah kehidupan
manusia ke arah kebaikan, namun IPTEK tidak dapat memberikan penjelasan mengenai
segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan.
Di antara optimisme ilmu pengetahuan dan teknologi, di tengah-tengah
kekayaan rohaniah manusia yang di ekspresikan di dalam kesusastraan dan falsafah,
manusia menyadari bahwa ilmu pengetahuan akan membawa manusia ke segala arah,
ke arah yang baik juga ke arah yang buruk. Di sinilah letaknya peranan moral dan
agama yang akan mengarahkan ilmu pengetahuan dan teknologi ke arah yang benar.
IPTEK dan moral bukanlah dua hal yang bertentangan, tetapi saling mengisi satu
dengan yang lain. Ilmu pengetahuan perlu untuk mencerahkan akal manusia mencari
dan menggali berbagai kemungkinan yang di anugerahkan oleh sang Pencipta kepada
umat manusia di atas bumi. Dengan akalnya manusia dapat mengeksplorasi berbagai

3
kemungkinan yang tersembunyi. Eksplorasi dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan
teknologi bukan hanya memberikan kehidupan yang lebih baik, tetapi juga lebih
mendekatkan manusia itu kepada sang Pencipta akan kebesaran Khalik langit dan bumi.
Di tengah-tengah arus modernisasi, globalisasi, dan kemajuan IPTEK ada
kecenderungan untuk menjauhi moral dan etika. Di dalam suatu seminar nasional
”IPTEK Berwawasan Moral” yang diadakan dalam bulan Agustus 1996, Prof. Quraish
Shihab mengemukakan pendapatnya mengenai beberapa model pemikiran tentang
hubungan IPTEK dan moral. Menurut Shihab terdapat beberapa model pemikiran:
1) Model pemikiran yang bersifat dogmatis atau apologetik yang menutup segala
pemikiran rasional terhadap moral. Bagi model ini satu-satunya akar moral adalah
agama dan menutup berbagai penafsiran yang rasional. Di dalam model ini tampak
adanya suatu penolakan terhadap refleksi dan ketidakberdayaan intelektual untuk
memahami IPTEK secara kritis dan rasional.
2) Model pemikiran yang kedua beranggapan bahwa yang merupakan sumber satu-
satunya nilai adalah nilai agama. Model ini bersifat pre-problematik dan
deterministik. Model yang ketiga bertolak dari watak IPTEK itu sendiri yang
sifatnya menerjang sukar dibendung, sedangkan kewajiban moral dan etika adalah
untuk meletakkan rambu-rambu agar terjangan IPTEK dapat terkendali dan tidak
melenceng sehingga menjadi alat penghancur kehidupan umat manusia.
3) Model pemikiran yang ketiga ini merupakan model yang berpeluang untuk
mengapresiasikan watak ilmiah dari IPTEK tanpa kehilangan arah kemana
seharusnya IPTEK itu dikembangkan. Dengan demikian IPTEK tidak perlu
memiliki peran antagonis terhadap nilai-nilai moral, etika, dan agama. Keduanya
saling berdialog yang pada akhirnya memperkokoh penghayatan manusia baik
terhadap IPTEK sebagai sarana bagi perbaikan peningkatan taraf hidup manusia
maupun agama sebagai sumber nilai-nilai moral dan etika.
2. Hubungan IPTEK dan Budaya Agama
Manusia pada dasarnya diciptakan oleh Allah dalam kondisi serba terbatas,
dimana tidak ada satu orang pun yang sangat mutlak kecerdasannya sehingga bisa
menguasai apa saja. Karena keterbatasan itulah, manusia harus mencari sesuatu itu
dengan jalan belajar. Belajar tidak mengenal waktu, usia, keadaan, situasi dan kondisi.
dari hasil belajar itulah yang disebut dengan ilmu pengetahuan. Ilmu merupakan bagian
dari pengetahuan, dan pengetahuan merupakan unsur kebudayaan. Ilmu pengetahuan
dan budaya berada dalam posisi yang saling tergantung dan saling mempengaruhi.

4
pengembangan ilmu pengetahuan dalam suatu masyarakat tergantung dari
budaya,sehingga ilmu pengetahuan dan teknologi itu berpadu secara intim dengan
seluruh struktur sosial dantradisi kebudayaan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di satu sisi memang
berdampak positif, yakni dapat memperbaiki kualitas hidup manusia. Berbagai sarana
modern hasil dari industri komunikasi dan transportasi misalnya, terbukti amat
bermanfaat. Dahulu Ratu Isabella dari Italia diabad XVI memerlukan waktu lima bulan
dengan sarana komunikasi tradisional untuk memperoleh kabar penemuan benua
Amerika oleh Columbus. Tapi di sisi lain, tidak jarang IPTEK berdampak negatif
karena merugikan dan membahayakan kehidupan manusia. Bom atom yang merupakan
produk IPTEK,telah menewaskan ratusan ribu manusia di Hiroshima dan Nagasaki
pada tahun 1945. Tak sedikit pula yang memanfaatkan teknologi internet sebagai
sarana untuk melakukan kejahatan di dunia maya (cyber-crime) serta untuk mengakses
pornografi, kekerasan dan perjudian.
Peran agama menjadi sangat penting untuk ditengok kembali sebagai pedoman
hidup. Agama diharapkan dapat memberi tuntunan agar kita memperoleh dampak
IPTEK yang positif saja, seraya mengeliminasi dampak negatifnya semiminal
mungkin. Ada beberapa macam hubungan antara agama dan IPTEK, diantaranya
adalah:
1) Berseberangan atau bertentangan.
Pola hubungan ini adalah pola hubungan yang negatif (saling tolak). Dalam pola
ini, pengembangan IPTEK akan menjauhkan orang dari keyakinan akan kebenaran
agama, dan pendalaman agama dapat menjauhkan orang dari keyakinan akan
kebenaran ilmu pengetahuan. Orang yang ingin menekuni ajaran agama akan
cenderung untuk menjauhi ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan
oleh manusia, dan begitu juga sebaliknya.
2) Bertentangan tapi dapat hidup berdampingan secara damai.
Pola hubungan ini adalah perkembangan dari pola hubungan pertama. Ketika
kebenaran IPTEK yang bertentangan dengan kebenaran agama makin tidak dapat
disangkal sementara keyakinan akan kebenaran agama masih kuat di hati, jalan
satu-satunya adalah menerima kebenaran keduanya dengan anggapan bahwa
masing-masing mempunyai wilayah kebenaran yang berbeda. Kebenaran agama
dipisahkan sama sekali dari kebenaran ilmu pengetahuan. Konflik antara agama dan
ilmu apabila terjadi, akan diselesaikan dengan menganggapnya berada pada

5
wilayah yang berbeda. Dalam pola hubungan seperti ini, pengembangan IPTEK
tidak dikaitkan dengan penghayatan dan pengamalan agama seseorang. Pola
hubungan seperti ini dapat terjadi dalam masyarakat sekuler yang sudah terbiasa
untuk memisahkan urusan agama dari urusan masyarakat.
3) Tidak bertentangan satu sama lain.
Pola yang ketiga ini adalah pola hubungan netral. Dalam pola hubungan ini,
kebenaran ajaran agama tidak bertentangan dengan kebenaran ilmu pengetahuan,
tetapi juga tidak saling mempengaruhi. Kendati ajaran agama tidak bertentangan
dengan IPTEK, ajaran agama tidak dikaitkan dengan IPTEK sama sekali. Di dalam
masyarakat dimana pola hubungan seperti ini terjadi, penghayatan agama tidak
mendorong orang untuk mengembangkan IPTEK dan pengembangan IPTEK tidak
mendorong orang untuk mendalami dan menghayati ajaran agama. Keadaan seperti
ini dapat terjadi dalam masyarakat sekuler, karena masyarakatnya sudah terbiasa
dengan pemisahan agama dan negara. Ketika agama bersinggungan dengan IPTEK,
persinggungan itu tidak banyak membawa dampak karena tampak terasa aneh
apabila dikaitkan.
4) Saling mendukung satu sama lain.
Pola hubungan terakhir ini adalah pola hubungan yang positif. Terjadinya pola
hubungan seperti ini mensyaratkan tidak adanya pertentangan antara ajaran agama
dan IPTEK, serta kehidupan masyarakatnya tidak sekuler. Secara teori, pola
hubungan ini dapat terjadi dalam tiga wujud, yaitu ajaran agama mendukung
pengembangan IPTEK tapi pengembangan IPTEK tidak mendukung ajaran agama,
pengembangan IPTEK mendukung ajaran agama tapi ajaran agama tidak
mendukung pengembangan IPTEK serta ajaran agama mendukung pengembangan
IPTEK dan demikian pulasebaliknya.
3. Hubungan IPTEK dan Norma Hukum
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang semakin pesat
memberikan berbagai dampak dalam berbagai segi kehidupan. Banyak sekali problem
yang terjadi akibat penggunaan IPTEK yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang
diterapkan di Indonesia. Dengan adanya fenomena ini, kita sebagai pihak yang berada
dalam era ini seharusnya mampu menjadi filter antara yang baik dan yang buruk.
Karena jika tidak, besar kemungkinan ada beberapa hal negatif yang masuk dan pada
akhirnya merusak moral bangsa dan kebudayaan Indonesia. Untuk bisa menjalankan
fungsi penyaringan, diperlukan norma hukum. Kemudian ada peran lain yang lebih

6
khusus, yaitu peran langsung dari mahasiswa Indonesia, sebagai Agent of Change yang
membawa pengaruh baik bagi Indonesia.
Hampir semua orang berpendapat bahwa teknologi informasi telah/sedang/akan
merubah kehidupan umat manusia dengan menjanjikan cara kerja dan cara hidup yang
lebih efektif, lebih bermanfaat, dan lebih kreatif. Sebagaimana dua sisi baik dan buruk.
Sebagai teknologi, kedua sisi tersebut sangat tergantung pada pemakai. Pesatnya
perkembangan teknologi informasi memudahkan masuknya berbagai macam pengaruh
dari luar, seperti informasi mengenai gaya hidup bangsa barat yang gaya hidup bangsa
barat bertentangan dengan nilai-nilai norma kita. Jika hal tersebut dibiarkan akan
menyebabkan masyarakat terkikis bahkan habis tergilas budaya barat yang
berkembang. Arus globalisasi begitu cepat merasuk kedalam masyarakat terutama di
kalangan muda. Pengaruh ini sudah membuat banyak anak muda kita kehilangan
kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukan dengan gejala-gejala
yang muncul dalam kehidupan sehari-hari anak muda sekarang.
Dari cara berpakaian banyak remaja-remaja kita berdandan seperti selebritis
yang cenderung ke budaya barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim, bahan
yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Padahal cara
berpakaian tersebut jelas-jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan
gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi
orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau
melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan
kepribadian bangsa.
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan
santun dan cenderung cuek, tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Mereka menjadi
korban teknologi dimana teknologi dapat mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang
dekat. Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau jadi apa generasi muda tersebut?
Moral generasi bangsa menjadi rusak. Hubunganya dengan nilai nasionalisme akan
berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli
terhadap masyarakat, dimana generasi muda merupakan penerus masa depan bangsa.
Apakah kita menyadari bahwa kehadiran ilmu pengetahuan dan teknologi di
sekitar kita ibarat pisau bermata dua, di satu sisi IPTEK memberikan kemudahan untuk
memecahkan berbagai persoalan hidup dan kehidupan yang dihadapi, tetapi di pihak
lain dapat membunuh, bahkan memusnahkan peradaban umat manusia. Contoh yang
pernah terjadi adalah ketika bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki

7
dalam Perang Dunia Kedua. Dampaknya tidak hanya dirasakan warga Jepang pada
waktu itu, tetapi menimbulkan traumatik yang berkepanjangan pada generasi
berikutnya, bahkan menyentuh nilai kemanusiaan secara umum. Nilai kemanusiaan
bukan milik individu atau sekelompok orang atau bangsa semata, tetapi milik bersama
umat manusia.

D. Perkembangan dan Keseimbangan IPTEK


Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berubah dan berkembang ke arah yang lebih
maju seiring dengan perkembangan manusia. Perkembangan IPTEK yang sangat cepat
memberikan manfaat yang luar biasa bagi kemajuan kehidupan umat manusia. Jenis-jenis
pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik cukup besar, saat ini sudah bisa
digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis.
Selain itu, kemajuan yang sering diartikan sebagai modernisasi, menjanjikan
kemampuan manusia untuk mengendalikan alam melalui ilmu pengetahuan, meningkatkan
kesejahteraan material melalui teknologi, dan meningkatkan efektivitas bermasyarakat
melalui penerapan organisasi yang berdasarkan pertimbangan rasional sehingga tidak dapat
dipungkiri bahwa kemajuan suatu bangsa tergantung pada penguasaan IPTEK. Dengan
IPTEK pula manusia dapat melakukan hal-hal yang sebelumnya belum pernah
dibayangkan.
Eksistensi IPTEK dalam suatu masyarakat merupakan kekayaan budaya yang
sangat penting bukan hanya bagi masyarakat yang bersangkutan, melainkan untuk seluruh
umat manusia. Kemajuan IPTEK sangat ditentukan oleh keberadaan kebudayaan yang
menghidupkan dan mendukung semangat untuk mengeksplorasi dunia yang belum
diketahui. Inilah yang sering disebut melakukan penelitian atau riset.
IPTEK yang telah kita capai dan kita rasakan saat ini telah memberikan banyak
kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan masyarakat. Beberapa akibat dari
perkembangan IPTEK saat ini ialah kegiatan pertanian, yang dulunya membajak sawah
dengan menggunakan alat tradisional, kini sudah menggunakan peralatan mesin.sehingga
aktifitas penanaman dapat lebih cepat dilaksanakan tanpa memakan waktu yang lama dan
tidak pula terlalu membutuhkan tenaga yang banyak.
Selain itu, dalam hal pengiriman dan penerimaan informasi, pada masa dahulu
kegiatan pengiriman berita sangat lambat, hal ini dikarenakan kegiatan tersebut masih
dilakukan secara tradisional baik itu secara lisan maupun dengan menggunakan sepucuk
surat. Namun saat ini perkembangan IPTEK telah merubah segalanya, dan kita pun tidak

8
perlu menunggu lama untuk mengirim atau menerima berita karena kita bisa menerimanya
melalui media cetak maupun elektronik. Informasi ini merupakan hal yang sangat penting
dalam kehidupan manusia, tanpa adanya informasi kita akan merasa gaptek dan ketinggalan
terhadap kemajuan bangsa.
Perkembangan IPTEK di Indonesia memang masih memprihatinkan. Realitas yang
memprihatinkan itu bukan dilihat dari prestasi beberapa bidang IPTEK yang telah dicapai
selama ini. Namun, keprihatinan itu muncul ketika pergerakan dampak perkembangan
IPTEK memang tidak sejalan dengan penciptaan kesejahteraan masyarakat dalam kerangka
kebijakan IPTEK secara nasional. Hambatan perkembangan IPTEK di negara Indonesia ini
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Kesadaran informasi masyarakat yang masih belum maksimal
2. Sikap terhadap teknologi belum menunjang
3. Penggunaan teknologi informasi belum merata, apalagi mengakar dalam kehidupan
masyarakat
4. Kapasitas inovasi nasional yang masih rendah
5. Kolaborasi antara universitas, litbang, dan industri yang masih perlu dibangun.
Penggunaan produk IPTEK yang semakin berkembang hendaknya memiliki
keseimbangan dengan kondisi pembangunan dan lingkungan, sehingga tujuan utama dari
IPTEK tersebut dapat tercapai.

E. Penyalahgunaan Aplikasi IPTEK yang meliputi Sanksi, Peradaban, dan Ekspansi


Kolonial, tanpa muatan Nilai Religius
Ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan dari abad ke abad.
Kemajuan teknologi menghasilkan permasalahan yang pemecahannya memerlukan
pendekatan ilmiah atau metode ilmiah yang merupakan salah satu ciri dari sains. Jadi,
dengan kata lain, sains mendorong berkembangnya teknologi. Perkembangan sains dan
teknologi yang demikian pesat dan memberikan hasil yang berguna bagi kehidupan
manusia ternyata dapat menimbulkan masalah, yaitu:
1. Masalah kesempatan kerja bagi penduduk yang terus bertambah tiap tahun.
2. Masalah pertumbuhan angkatan kerja dan hambatan dalam bidang pengembangan
industri sehubungan dengan pertumbuhan angkatan kerja.
3. Masalah pengadaan dan permintaan bahan dasar seperti kayu, material, dan bahan
sumber energi yang jika digunakan secara berlebihan dikhawatirkan akan merugikan
generasi yang akan datang.

9
4. Masalah pembiayaan, penentuan arah, dan pola pendidikan, riset dan perkembangan
teknologi, berbeda antara negara yang satu dengan negara yang lain.
5. Masalah kepincangan nilai perdagangan nasional, di mana perbandingan nilai ekspor
dan impor terlalu besar.
Masalah-masalah tersebut bersumber pada satu masalah yang besar, yaitu
perkembangan dunia yang tidak memperhitungkan daya tampung planet bumi yang
sebenarnya sangat terbatas.
Peradaban adalah bagian atau unsur kebudayaan yang halus dan indah, seperti ilmu
pengetahuan, kesenian, dan sopan santun. Masalah yang muncul adalah masuknya
kebudayaan Barat tanpa disaring terlebih dahulu melalui berbagai media seperti televisi.
Hal ini dapat kita lihat dari cara berpakaian.
Selain penyalahgunaan IPTEK terhadap sains dan peradaban, penyalahgunaan
IPTEK juga terjadi pada ekspansi kolonial. Dengan kemajuan IPTEK dapat membuat
manusia terpecah menjadi kelompok-kelompok, misalnya:
a. Di Afrika, penduduknya terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok kulit putih dan
kelompok kulit hitam. Kelompok kulit putih lebih berkuasa karena jumlah mereka lebih
banyak dan lebih menguasai IPTEK dibandingkan dengan kelompok kulit hitam;
b. Negara yang menguasai IPTEK akan lebih mudah memperoleh kemakmuran dibanding
negara yang kurang menguasai IPTEK. Hal ini dapat dipahami karena kalah bersaing
dalam jumlah dan mutu produksi sehingga muncullah kelompok negara maju dan
kelompok negara miskin.
Pengembangan teknologi yang mengatur perilaku manusia mengakibatkan
munculnya masalah-masalah etis di antaranya:
a. Penemuan teknologi yang mengatur perilaku manusia menyebabkan kemampuan
perilaku seseorang berubah dengan operasi dan manipulasi dalam susunan saraf otak.
b. Pemahaman tingkah laku manusia demi tujuan ekonomis, untung lebih banyak
menyebabkan penggunaan media (radio, televisi) untuk mengatur tingkah laku
manusia.
c. Behavior control memunculkan masalah etis, bila tingkah laku seseorang dikontrol oleh
teknologi dan bukan oleh manusia itu sendiri. Konflik justru muncul karena si pengatur
memperbudak orang yang mengendalikan, kebebasan bertindak dikontrol dan diatur
menurut kehendak si pengontrol.
Jadi, perkembangan IPTEK tanpa memuat nilai etis dan religius akan menimbulkan
dampak yang merugikan umat manusia di muka bumi. Dengan adanya nilai etis dan religius

10
terhadap perkembangan IPTEK diharapkan nantinya dapat mengurangi risiko sekecil-
kecilnya. Dalam perkembangan IPTEK, nilai etis dan religius berfungsi sebagai alat
pengontrol atau pengendali diri.

11

Anda mungkin juga menyukai