Pinang (Areca catechu L) adalah sejenis palma yang tumbuh di daerah Pasifik, Asia dan Afrika bagian Timur. Pinang banyak terdapat di Indonesia baik di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Papua, dan Sulawesi. Di Indonesia biji pinang tersebut tidak secara umum digunakan oleh masyarakat atau dengan kata lain hanya sebagian kecil saja yang mengkonsumsi pinang. Di beberapa negara terutama negara-negara Asia Selatan seperti India, Pakistan, Bangladesh, Nepal, dan Malgivast banyak masyarakatnya mengkonsumsi pinang sebagai kebutuhan sehari-hari. Salah satu bagian pinang yaitu bijinya mengandung alkaloid, saponin, flavonoid, katekin, dan tanin. Saponin mempunyai kemampuan sebagai pembersih sehingga efektif untuk menyembuhkan luka terbuka, sedangkan tanin dapat digunakan sebagai pencegahan terhadap infeksi luka karena mempunyai daya antiseptik dan dapat mengecilkan pori-pori. Flavonoid mempunyai aktivitas sebagai antiseptik dan alkaloid memiliki kemampuan sebagai antibakteri. Serta katekin berkhasiat sebagai amtioksidan dan juga antiinflamasi. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lee dan Choi (1999) menyebutkan bahwa ekstrak etanol biji pinang memperlihatkan aktivitas antioksidan dengan LC50 sebesar 45,4 μ mg/ml. Aktivitas antioksidan yang terdapat dalam ekstrak etanol biji pinang ini berkolerasi positif dengan pencegahan kanker. Biji pinang juga merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai pewarna alami. Menurut Heyne (1987), biji pinang dapat menghasilkan warna merah anggur tua. Pewarna alami merupakan bahan pewarna yang pertama kali digunakan manusia. Akan tetapi, pada perkembangan selanjutnya, penggunaan pewarna alami banyak digantikan oleh pewarna sintetis. Hal ini disebabkan oleh karakteristik pewarna sintesis yang memiliki beberapa kelebihan diantaranya mudah diproduksi, murah, memiliki intensitas warna, variasi warna dan stabilitas yang lebih baik dibanding pewarna alami. Pewarna alami berasal dari bahan alam seperti tumbuhan, hewan, mikrooganisme maupun mineral. Oleh karena itu, bahan bakunya tersedia di alam bahkan sebagian besar dapat dibudidayakan. Berdasarkan hal di atas, pada penelitian ini dilakukan suatu percobaan untuk mendapatkan pewarna bubuk alami dari biji pinang melalui proses ekstraksi dengan mengaplikasikannya pada pewarnaan sabun transparan. Ekstrak biji pinang memiliki manfaat untuk kulit karena memiliki aktivitas antioksidan dan berfungsi sebagai anti-aging. Oleh karena itu, ekstrak biji pinang relevan digunakan pada produk kosmestik salah satunya sabun transparan. Sabun transparan merupakan sabun perawatan dan kecantikan. Karakteristik sabun dipengaruhi oleh jenis asam lemak yang digunakan sebagai bahan baku serta bahan-bahan pendukung yang terlibat pada proses pembuatannya. Sabun tersusun dari asam lemak, minyak dan lilin, dimana senyawa itu mengandung ikatan tidak jenuh yang akan mudah teroksidasi. Reaksi tersebut ditandai dengan keluarnya bau tengik pada sabun. Untuk menjaga kualitas sabun dari reaksi oksidasi diperlukan bahan antioksidan. Antioksidan berfungsi sebagai senyawa yang dapat menghambat reaksi radikal bebas penyebab penyakit karsinogenis, kardiovaskuler dan penuaan dalam tubuh manusia terutama bagian kulit serta dapat menangkal radikal bebas yang berasal dari polusi, radiasi dan asap rokok. Antioksidan diperlukan karena tubuh manusia tidak memiliki sistem pertahanan antioksidan yang cukup, sehingga apabila terjadi paparan radikal berlebihan, maka tubuh membutuhkan antioksidan eksogen (berasal dari luar) (Muchtadi dalam Arsyad, 2014).
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut : 1.2.1 Bagaimana metode ekstraksi yang baik untuk simplisia biji pinang (Areca catechu L) ? 1.2.2 Bagaimana membuat formulasi sediaan sabun antioksidan ekstrak biji pinang (Areca catechu L) yang stabil?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk sebagai berikut: 1.3.1 Mendapatkan ekstrak biji pinang yang akan digunakan sebagai pewarna alami dan sebagai zat antioksidan dalam pembuatan sabun transparan. 1.3.2 Mendapatkan formulasi yang sesuai dalam pembuatan sabun transparan dengan ekstrak biji pinang.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini memiliki kegunaan sebagai berikut : 1.4.1 Pemanfaatan ekstrak biji pinang dalam bentuk sediaan sabun yang memiliki khasiat sebagai antioksidan. 1.4.2 Meningkatkan nilai jual biji pinang (Areca catechu L) yang banyak terdapat di Indonesia.
1.5 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan dari bulan Februari 2019 hingga Juni 2019 bertempat di Laboratorium Bahan Alam Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia, jalan Soekarno Hatta (Parakan Resik) No.354 Bandung.