Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pinang (Areca catechu L) adalah sejenis palma yang tumbuh di daerah
Pasifik, Asia dan Afrika bagian Timur. Pinang banyak terdapat di Indonesia baik
di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Papua, dan Sulawesi. Di Indonesia biji
pinang tersebut tidak secara umum digunakan oleh masyarakat atau dengan kata
lain hanya sebagian kecil saja yang mengkonsumsi pinang. Di beberapa negara
terutama negara-negara Asia Selatan seperti India, Pakistan, Bangladesh, Nepal,
dan Malgivast banyak masyarakatnya mengkonsumsi pinang sebagai kebutuhan
sehari-hari.
Salah satu bagian pinang yaitu bijinya mengandung alkaloid, saponin,
flavonoid, katekin, dan tanin. Saponin mempunyai kemampuan sebagai pembersih
sehingga efektif untuk menyembuhkan luka terbuka, sedangkan tanin dapat
digunakan sebagai pencegahan terhadap infeksi luka karena mempunyai daya
antiseptik dan dapat mengecilkan pori-pori. Flavonoid mempunyai aktivitas
sebagai antiseptik dan alkaloid memiliki kemampuan sebagai antibakteri. Serta
katekin berkhasiat sebagai amtioksidan dan juga antiinflamasi. Penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Lee dan Choi (1999) menyebutkan bahwa
ekstrak etanol biji pinang memperlihatkan aktivitas antioksidan dengan LC50
sebesar 45,4 μ mg/ml. Aktivitas antioksidan yang terdapat dalam ekstrak etanol
biji pinang ini berkolerasi positif dengan pencegahan kanker.
Biji pinang juga merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai
pewarna alami. Menurut Heyne (1987), biji pinang dapat menghasilkan warna
merah anggur tua. Pewarna alami merupakan bahan pewarna yang pertama kali
digunakan manusia. Akan tetapi, pada perkembangan selanjutnya, penggunaan
pewarna alami banyak digantikan oleh pewarna sintetis. Hal ini disebabkan oleh
karakteristik pewarna sintesis yang memiliki beberapa kelebihan diantaranya
mudah diproduksi, murah, memiliki intensitas warna, variasi warna dan stabilitas
yang lebih baik dibanding pewarna alami. Pewarna alami berasal dari bahan alam
seperti tumbuhan, hewan, mikrooganisme maupun mineral. Oleh karena itu,
bahan bakunya tersedia di alam bahkan sebagian besar dapat dibudidayakan.
Berdasarkan hal di atas, pada penelitian ini dilakukan suatu percobaan untuk
mendapatkan pewarna bubuk alami dari biji pinang melalui proses ekstraksi
dengan mengaplikasikannya pada pewarnaan sabun transparan. Ekstrak biji
pinang memiliki manfaat untuk kulit karena memiliki aktivitas antioksidan dan
berfungsi sebagai anti-aging. Oleh karena itu, ekstrak biji pinang relevan
digunakan pada produk kosmestik salah satunya sabun transparan. Sabun
transparan merupakan sabun perawatan dan kecantikan. Karakteristik sabun
dipengaruhi oleh jenis asam lemak yang digunakan sebagai bahan baku serta
bahan-bahan pendukung yang terlibat pada proses pembuatannya.
Sabun tersusun dari asam lemak, minyak dan lilin, dimana senyawa itu
mengandung ikatan tidak jenuh yang akan mudah teroksidasi. Reaksi tersebut
ditandai dengan keluarnya bau tengik pada sabun. Untuk menjaga kualitas sabun
dari reaksi oksidasi diperlukan bahan antioksidan. Antioksidan berfungsi sebagai
senyawa yang dapat menghambat reaksi radikal bebas penyebab penyakit
karsinogenis, kardiovaskuler dan penuaan dalam tubuh manusia terutama bagian
kulit serta dapat menangkal radikal bebas yang berasal dari polusi, radiasi dan
asap rokok. Antioksidan diperlukan karena tubuh manusia tidak memiliki sistem
pertahanan antioksidan yang cukup, sehingga apabila terjadi paparan radikal
berlebihan, maka tubuh membutuhkan antioksidan eksogen (berasal dari luar)
(Muchtadi dalam Arsyad, 2014).

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diidentifikasi masalah
sebagai berikut :
1.2.1 Bagaimana metode ekstraksi yang baik untuk simplisia biji pinang
(Areca catechu L) ?
1.2.2 Bagaimana membuat formulasi sediaan sabun antioksidan ekstrak
biji pinang (Areca catechu L) yang stabil?

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini dilakukan untuk sebagai berikut:
1.3.1 Mendapatkan ekstrak biji pinang yang akan digunakan sebagai
pewarna alami dan sebagai zat antioksidan dalam pembuatan sabun
transparan.
1.3.2 Mendapatkan formulasi yang sesuai dalam pembuatan sabun
transparan dengan ekstrak biji pinang.

1.4 Kegunaan Penelitian


Penelitian ini memiliki kegunaan sebagai berikut :
1.4.1 Pemanfaatan ekstrak biji pinang dalam bentuk sediaan sabun yang
memiliki khasiat sebagai antioksidan.
1.4.2 Meningkatkan nilai jual biji pinang (Areca catechu L) yang banyak
terdapat di Indonesia.

1.5 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan dari bulan Februari 2019 hingga Juni 2019
bertempat di Laboratorium Bahan Alam Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia, jalan
Soekarno Hatta (Parakan Resik) No.354 Bandung.

Anda mungkin juga menyukai