Anda di halaman 1dari 3

UNIT Puskesmas Sindang Jaya

Kepala Puskesmas
PELAYANAN KESEHATAN

No. Dokumen : SOP/P2PL/IMUN/07


No. Revisi : 00

dr Radianti Bulan M Tobing


Tanggal Terbit : 14/07/2014 NIP.19780325 200604 2 007

SOP PEMANTAUAN DAN PENANGGULANGAN KIPI

1. PENGERTIAN
KIPI(Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi)merupakan suatu kejadian sakit yang terjadi setelah
menerima imunisasi yang diduga di sebabkan oleh imunisasi, terjadi dalam masa 1-3 bulan
setelah imunisasi.
2. TUJUAN
Untuk mendeteksi dini , merespon kasus KIPI atau diduga kasus KIPI dengan cepat dan
tepat, mengurangi dampak negatif terhadap kesehatan individu dan terhadap program
imunisasi.
3. KEGIATAN PEMANTAUAN KASUS KIPI
 Menemukan kasus, melacak kasus, menganalisis kejadian, menindaklanjuti kasus,
melaporkan dan mengevaluasi kasus.
 Memperkirakan angka kejadian KIPI (rate KIPI) pada suatu populasi.
 Mengidentifikasi peningkatan rasio KIPI yang tidak wajar pada batch vaksin atau
merek vaksin tertentu.
 Memastikan bahwa suatu kejadian yang diduga KIPI merupakan koinsiden atau
bukan.
 Mendeteksi , memperbaiki dan mencegah kesalahan program imunisasi.
 Memberi respon yang cepat dan tepat terhadap perhatian orangtua/masyarakat
tentang keamanan imunisasi, ditengah kepedulian (masyarakat dan profesional)
tentang adanya resiko imunisasi.
4 KEGIATAN PENANGGULANGAN KASUS KIPI
Kepala Puskesmas, Tim KIPI dapat menganalisis data hasil pelacakan untuk menilai
klasifikasin kasus dan dicoba mencari penyebab kasus tersebut.Dengan adanya data kasus
maka pada kasus ringan penanggulangan dapat di selesaikan oleh Puskesmas dan
Memberikan pengobatan segera.Apabila kasus tergolong berat, harus segera di rujuk untuk
pemeriksaan lebih lanjut dan pemberian pengobatan segera.Kasus berat yang masih di
rawat, sembuh dengan gejala sisa, atau kasus meninggal, dilakukan evaluasi ketat dan apabila
di perlukan Komda PP-KIPI segera dilibatkan.
5. ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. Buku Pencatatan KIPI

Bahan :
1. Adrenalin 1:1000
2. ADS 1 ml
1
UNIT Puskesmas Sindang Jaya
Kepala Puskesmas
PELAYANAN KESEHATAN

No. Dokumen : SOP/P2PL/IMUN/07


No. Revisi : 00

dr Radianti Bulan M Tobing


Tanggal Terbit : 14/07/2014 NIP.19780325 200604 2 007

SOP PEMANTAUAN DAN PENANGGULANGAN KIPI

3. Jarum Suntik 23 G× 1 inchi


4. Infus Set
5. Jarum infus untuk bayi dan balita
6. NaCl 0.9 %

6. PELAKSANAAN
6.1 Jika pasien telah tidak sadar, tempatkan pasien pada posisi tidur telentang dan
yakinkan jalan nafas lancar.

6.2 Nilai frekwensi denyut jantung dan frekwensi pernafasan ( jika pasien mempunyai
denyut carotid yang kuat , ia mungkin tidak menderita anafilaksis).
Jika diagnosa tepat,mulai lakukan resusitasi cardiopulmonal.

6.3 Berikan adrenalin 1:1000 secara intramuscular pada lengan /tungkai yang berlawanan
dimana vaksin yang di berikan (pemberian secara subkutan dapat diterima
pada kasus ringan).
6.4 Dan di beri setengah dosis tambahan di sekitar lokasi suntikan (untuk memperlambat
absorsi antigen).

6.5 Jika pasien sadar sesudah pemberian adrenalin, letakkan kepalanya lebih rendah dari
pada kaki dan jaga pasien tetap hangat.

6.6 Beri oksigen denga menggunakan masker oksigen , bila tersedia.

6.7 Kemudian pasang infus dengan menggunakan cairan NaCl 0,9 %, berikan dosis
pemeliharaan (maintenance) sebanyak 80-100 ml/kg BB/24 jam, maksimal cairan
yang di berikan 1:500 ml/24 jam.

6.8 Jangan meninggalkan pasien sendirian . Setelah suntikan pertama adrenalin atau
sesegera mungkin panggil tenaga kesehatan lain yang ada dan panggil ambulance
sebagai alat angkut untuk transportasi.

6.9 Jika konsdisi pasien tidak ada perbaikan dalam 10-20 menit setelah suntikan pertama
ulangi pemberian dosis adrenalin, sampai maksimum total tiga dosis. Penyembuhan
dari shock anafilaksis umumnya cepat sesudah pemberian adrenalin.

2
UNIT Puskesmas Sindang Jaya
Kepala Puskesmas
PELAYANAN KESEHATAN

No. Dokumen : SOP/P2PL/IMUN/07


No. Revisi : 00

dr Radianti Bulan M Tobing


Tanggal Terbit : 14/07/2014 NIP.19780325 200604 2 007

SOP PEMANTAUAN DAN PENANGGULANGAN KIPI

6.10 Mencatat atau meminta orang lain untuk mencatat, tanda tanda vital (frekuensi denyut
jantung, frekuensi pernafasan dan tekanan darah), setiap waktu dan catat dosis setiap
pengobatan yang diberikan.Yakinkan catatan detail tersebut juga dibawa bersama
pasien ketika dirujuk.Tandai kartu imunisasi dengan jelas, sehingga orang tersebut
tidak boleh lagi mendapatkan jenis vaksin tersebut.

6.11 Laporkan kejadian anafilaksis terhadap petugas yang bertanggung jawab terhadap
KIPI di Dinkes Kabupaten dengan fax atau telepon bila terjadi kematian.

Anda mungkin juga menyukai