Anda di halaman 1dari 6

Manajemen Keuangan

Candra Wahyudi
Dicky Yuda Tama
Evi Dwi Astutik
Analisis Rasio Keuangan

A. LAVERAGE
1. Debt ratio : Total debt : total asset

Tahun 2016 = 14.179.604 : 19.474.367 = 72,81%


Tahun 2017 = 16.651.570 : 21.901.740 = 76,03%
Analisis ini digunakan untuk mengukur proporsi dana yang bersumber dari utang untuk
membiayai aktiva perusahaan. Semakin besar rasio ini menunjukkan porsi penggunaan utang
dalam membiayai investasi pada aktiva semakin besar, yang berarti pula risiko keuangan
perusahaan meningkat dan sebaliknya. Pada laporan keuangan PT. Sumber Alfaria Trijaya
menunjukkan bahwa debt ratio pada tahun 2017 lebih besar dibandingkan tahun 2016 yang
menunjukkan penggunaan utang dalam membiayai investasi pada aktiva lebih besar dan risiko
keuangan lebih meningkat yang awalnya sebesar 72,81% menjadi 76,03%.
2. Times Interest Earned Ratio = EBIT : Interest

Tahun 2016 = 1.272.180 : 523.363 = 2,4 kali


Tahun 2017 = 1.036.957 : 647.544 = 1,6 kali
Analisis ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar beban
tetap berupa bunga dengan menggunakan EBIT (earning before interest and taxes). Semakin
besar rasio ini berarti kemampuan perusahaan untuk membayar bunga semakin baik, dan peluang
untuk mendapatkan tambahan pinjaman juga semakin tinggi. Pada laporan keuangan PT. Sumber
Alfaria Trijaya menunjukkan bahwa time interest earned ratio pada tahun 2017 lebih kecil
sebesar 1,6 kali dibandingkan tahun 2016 sebesar 2,4 kali. Hal ini menunjukkan kemampuan
perusahaan PT. Sumber Alfaria Trijaya untuk membayar bunga kurang baik dibandingkan tahun
2016, dan peluang untuk mendapatkan tambahan pinjaman kurang baik jika dibandingkan tahun
2016.
3. Long Term Debt to Equity Ratio = long term debt : equity
Tahun 2016 = 2.759.524 : 5.294.763 = 52,12%
Tahun 2017 = 3.595.667 : 5.250.170 = 68,49%
Analisis ini digunakan untuk mengukur besar kecilnya penggunaan utang jangka panjang
dibandingkan dengan modal sendiri perusahaan. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan risiko
keuangan perusahaan semakin besar. Pada laporan keuangan PT. Sumber Alfaria Trijaya
menunjukkan bahwa long term debt to equity pada tahun 2017 lebih besar sebesar 68,49% hal ini
menunjukkan risiko keuangan perusahaan semakin besar dibandingkan tahun 2016.

B. LIQUIDITY
1. Current Ratio = Current Assets : Current Liabilities

Tahun 2016 : 10.232.917 : 11.420.080 = 89,60%


Tahun 2017 = 11.544.190 : 13.055.903 = 88,42%
Analisis ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar utang
lancar dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki. Semakin besar ratio ini berarti semakin
likuid perusahaan. Pada laporan PT Sumber Alfaria Trijaya menunjukkan bahwa current ratio
pada tahun 2017 kurang baik karena current ratio menunjukkan penurunan yaitu sebesar 88,42%
dibandingkan pada tahun 2016 sebesar 89,60% hal ini berarti perusahaan mengalami penurunan
kelikuiditas selama tahun 2017.
2. Quick Ratio atau Acid Test Ratio = (Current Assets – Inventory) : Current Liabilities
Tahun 2016 = (10.232.917 – 6.058.907) : 11.420.080 = 36,55%
Tahun 2017 = (11.544.190 – 6.934.065) : 13.055.903 = 35,31%
Analisis ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar utang
lancar akan tetapi, persediaan tidak diperhitungkan karena kurang likuid dibandingkan dengan
kas, surat berharga, dan piutang. Pada laporan keuangan PT. Sumber Alfaria Trijaya
menunjukkan bahwa pada tahun 2017 kemampuan perusahaan kurang baik dibandingkan dengan
tahun 2016 harena terjadi penurunan dari 36,55% menjadi 35,31%.

3. Cash Ratio = (Cash + Marketable Securities) : Current Liabilities


Tahun 2016 = 936.614 : 11.420.080 = 8,20%
Tahun 2017 = 946.700 : 13.055.903 = 7,25%
Analisis ini digunakan untuk mengukur kemampuan kas dan surat berharga yang dimiliki
perusahaan untuk menutup utang lancar. Ratio ini paling akurat dalam mengukur kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek karena hanya memperhitungkan
komponen aktiva lancar yang paling likuid. Semakin tinggi rasio likuiditas menunjukkan
semakin baik kondisi keuangan jangka pendek perusahaan. Pada laporan PT. Sumber Alfaria
Trijaya menunjukkan bahwa pada tahun 2017 kemampuan likuiditas semakin menurun dari
8,20% menjadi 7,25%, hal ini berarti kondisi keuangan pada tahun 2017 kurang baik
dibandingkan dengan 2016.

C.ActivityRatio

Rasio ini mengukur efektivitas dan efisiensi perusahaan dalam mengelola aktiva yang dimiliki
perusahaan. Besar kecilnya activityRatiodiukir dengan cara sebagai berikut.

1. InventoryturnoverRatio = Sales÷ inventory

31 Desember 2016 31 Desember 2017


= 56.107.056 ÷ 6.058.907 = 61.464.903 ÷ 6.934.065
= 9,26 x = 8,86 x
InventoryturnoverRatio mengukur perputaran persediaan dalam menghasilkan
penjualan. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif dan efisien pengelolaan
persediaan yang dilakukan manajemen perusahaan untuk menghasilkan penjualan.Dari
data laporan keuangan Alfamart menunjukkan bahwa kemampuan pengelolaan
persediaan Alfamart periode tahun 2016 dengan rasio 9,26 x lebih efektif dan efisien
dibanding periode tahun 2017 dengan rasio 8,86 x. Dapat dikatakan bahwa terjadi
penurunan tingkat keefektifitas dan efisiensi perusahaan di tahun 2017.
2. Averagedaya in inventory = 360 ÷ InventoryTurnover

31 Desember 2016 31 Desember 2017


= 360÷ 9,26 = 360 ÷ 8,86
= 39 Hari = 41 Hari
Rasio ini mengukur berapa hari rata-rata dana terikat dalam persediaan. Semakin lama
dana terikat dalam persediaan, menunjukkan semakin tidak efisien pengelolaan
persediaan, dan sebaliknya tahun diasumsikan sama dengan 30 hari. Dari laporan
keuangan yang tertera menunjukkan bahwa waktu dana terikat dalam persediaan periode
tahun 2017 dengan rasio 41 hari lebih tidak efisien dalam pengelolaan persediaan
dibanding periode tahun 2016 dengan rasio 39 hari. Dapat dilihat bahwa terjadi
penurunan kemampuan pengelolaan persediaan pada periode tahun 2017.
3. Receivableturnover = Sales ÷ Receivable

31 Desember 2016 31 Desember 2017


= 56.107.056 ÷ 1.808.903 = 61.464.903 ÷ 1 897.118
= 31,02 x = 32,40 x
Receivableturnovermengukur perputaran piutang dalam menghasilkan penjualan.
Semakin tinggi perputaran piutang berarti semakin efektif dan efisien manajemen piutang
yang dilakukan oleh perusahaan dan sebaliknya. Dari laporan keuangan
Alfamartmenunjukkan bahwa perputaran piutang dalam menghasilkan penjualan lebih
efektif dan efisien pada periode tahun 2017 dengan rasio 32,40 x dibanding periode tahun
2016 dengan rasio 31,20 x. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kinerja perusahaan
dalam manajamen piutang pada periode tahun 2017.
4. Daya SalesOutstanding (DSO) = 360 ÷ ReceivableTurnover

31 Desember 2016 31 Desember 2017


= 360 ÷ 31,02 = 360 ÷ 32,40
= 12 Hari = 11 Hari
Daya SalesOutstandingatau averagecollectionperiod, mengukur rata-rata waktu yang
diperlukan untuk menerima kas dari penjualan. Semakin besar rasio ini menunjukkan
semakin tidak efektif dan tidak efisiennya pengelolaan piutang yang dilakukan oleh
manajemen perusahaan. Satu tahun diasumsikan sama dengan 360 hari.Dari laporan
keuangan Alfamart menunjukkan bahwa kemampuan pengelolaan piutang pada periode
Desember 2017 dengan rasio 11 hari lebih efektif dan efisien daripada bulan Desember
2016 dengan rasio 12 hari

5. FixedassetsTurnover = Sales ÷ Total FixedAssets

31 Desember 2016 31 Desember 2017


= 56.107.056 ÷ 9.241.450 = 61.464.903 ÷ 10.357.550
= 6,07 x = 5,93x
FixedassetsTurnovermengukur efektivitas penggunaan aktiva tetap dalam
menghasilkan penjualan bagi perusahaan. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan
semakin efektif pengelolaan aktiva tetap yang dilakukan oleh manajemen
perusahaan.Dari laporan keuangan dapat diketahui bahwa pengelolaan aktiva tetap pada
periode 2016 dengan rasio 6,07 x lebih efektif daripada periode 2017 dengan rasio 5,93
x.

6. Total assetsturnover = Sales ÷ Total Assets

31 Desember 2016 31 Desember 2017


= 56.107.056 ÷ 19.474.367 = 61.464.903 ÷ 21.901.740
= 2,88 x = 2,81 x
Total assetsturnovermengukur efektivitas penggunaan seluruh aktiva dalam
menghasilkan penjualan, dan semakin besar rasio ini berarti semakin efektif
pengelolaan seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan. Dari laporan keuangan diketahui
bahwa pengelolaan seluruh aktiva pada Desember 2016 dengan rasio sebesar 2,88 x
lebih baik daripada bulan Desember 2017 dengan rasio 2,81 x.

D. Profitability Ratio
1. Return on assets (ROA)
Pada alfamart tahun 2016 rasio ROA sebesar 2.84% dan pada tahun 2017 1.18%
ROA digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh
aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba setelah pajak. Semakin besar ROA,
semakin efisien penggunaan aktiva perusahaan atau dengan kata lain dengan jumlah
aktiva yang sama bisa dihasilkan laba yang lebih besar, dan sebaliknya.Hal tersebut
membuktikan bahwa tahun 2016 PT. Alfamart lebih efisien dalam penggunaan
aktivanyauntuk menghasilkan laba yang besar daripada tahun 2017.
2. Return on equity (ROE)
Pada alfamart tahun 2016 rasio ROE sebesar 10.46% dan pada tahun 2017 4.91%
ROE digunakan untuk mengukur Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Semakin
tinggi ratio ini berarti semakin efisien penggunaan modal sendiri yang dilakukan pihak
manajemen perusahaan. Jadi hal ini membuktikan bahwa pihak manajemen PT. Alfamart
pada tahun 2016 lebih efisien pengunaan modal sendiri untuk menghasilkan laba
daripada tahun 2017.
3. Net Profit Margin
Net profit margin digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba bersih dari penjualan yang dilakukan perusahaan. Pada PT. Alfamart
rasio 0.99% pada tahun 2016 dan 0.42% pada tahun 2017 hal ini membuktikan bahwa
PT. Alfamart dapat menghasilkan net profit lebih besar pada tahun 2016 daripada tahun
2017
4. Operating Profit Margin
Operating profit margin digunakan untuk mengukur Kemampuan untuk menghasilkan
laba sebelum bunga dan pajak dengan penjualan yang dicapai perusahaan. Pada PT.
Alfamart tahun 2016 menhasilkan rasio 2.27% dan pada tahun 2017 1.69% hal ini
membuktikan bahwa tahun 2016 laba sebelum pajak dan bunga dari PT alfamart lebih
besar daripada tahun 2017
5. Gross profit margin
Gross profit margin digunakan untuk Mengukur Kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba kotor dengan penjualan yang dilakukan perusahaan. Pada tahun 2016
PT alfamart memiliki rasio 19.38% lebih rendah daripada tahun 2017 sebesar 19,47%.
Hal ini membuktikan bahwa PT. Alfamart pada tahun 2017 lebih besar dalam
mendapatkan gross profit dari penjualan yang dilakukan.
6. Basic Earning Power
Basic earning power digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak dengan menggunakan total aktiva yang
dimiliki perusahaan. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif dan efisien
pengelolaan seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan laba sebelum
bunga dan pajak. Pada PT. Alfamart ratio tahun 2016 6.53% dan pada tahun 2017 sebesar
4.73% hal ini membuktikan bahwa pada tahun 2016 PT . Alfamart lebih efektif dan
efisien dalam pengelolaan seluruh aktiva yang dimiliki untuk mengasilkan laba yang
lebih besar sebelum bunga dan pajak daripada tahun 2017.

E. Market Value Ratio


1. Deviden payout ratio
Deviden payout ratio digunakan untuk mengukur berapa besar bagian laba bersih setelah
pajak yanh dibayarkan sebagai deviden kepada pemegang saham. Semakin besar rasio ini
berarti semakin sedikit bagian laba yang ditahan untuk membelanjai investasi yang
dilakukan perusahaan. Pada PT. Alfamart tahun 2016 sebesar 36.61% dan tahun 2017
sebesar 70.08% hal ini membuktikan bahwa PT. Alfamart memberikan deviden kepada
pemegang saham lebih besar pada tahun 2017 dibandingkan pada tahun 2016.

Anda mungkin juga menyukai