Anda di halaman 1dari 12

METODOLOGI PENELITIAN

Penyusunan metodologi yang disampaikan dalam studi ini langsung ditekankan kepada
tujuan utama untuk mengetahui sejauh mana dampak dari Pembangunan Tol Cibitung –
Cilincing terhadap jaringan jalan baik jalan tol di Jakarta maupun jalan umum di lokasi.
Metodologi penelitian ini diharapkan mampu digunakan untuk memadukan seluruh proses
pekerjaan secara sistematis dengan tujuan tercapainya maksud dan tujuan kegiatan.

Secara umum metodologi penelitian yang disusun oleh konsultan pada Studi Analisis Dampak
Lalu Lintas Pembangunan Tol Cibitung - Cilincing dapat dilihat pada diagram alir di bawah ini.

1. Survei nventarisasi jalan Mula1. Trase jalan tol baru


dan persimpangan 2. Data LHRT
2. Survei pencacahan lalu i 3. Data on off ramp week day
lintas di ruas jalan dan weekend.
3. Survei pencacahan lalu 4. Data Program Kebijakan
DATA
PENGUMPULAN DATA

lintas di persimpangan 5. Data Jaringan Jalan


Data Primer
4. Survei antrian dan tundaan Data Sekunder
di persimpangan
PENGUMPULAN

5. Survei kecepatan
perjalanan
6. Survei Moving Car
Obervation
7. Survei Pejalan Kaki
8. Survei Angkutan Umum
9. Survei Video Udara
Pembangunan Model Transportasi
DATA
ANALISISDATA
ANALISIS

Kinerja Lalu Lintas Eksisting

Identifikasi Permasalahan

Sharing rute perjalanan Kinerja on / off ramp toll Gate toll demand

Pemilihan Alternatif Pemecahan Permasalahan


REKOMENDASI
REKOMENDASI

1. Penentuan On/Off Ramp Toll


2.. Penentuan Jumlah Gate Toll
3. Manajemen Dan Rekayasa Lalulintas Simpang Terdampak

Kinerja saat Do-Something


EVALUASI
EVALUASI

Alternatif dan Rekomendasi


Mitigasi

Rekomendasi Penanganan

Evaluasi, Penyempurnaan, dan Rekomendasi

Tabel 1.1 Diagram alir penyusunan Analaisa Dampak Lalu Lintas

Pada tahap pengumpulan data, konsultan melaksanakan proses pengumpulan data


sekunder termasuk pemanfaatan terhadap data-data yang telah dikumpulkan oleh
konsultan dalam studi-studi sejenis.

2.2. PENGUMPULAN DATA DAN ANALISA DATA

2.2.1. Pengumpulan Data Sekunder


Metodologi komprehensif yang disusun oleh konsultan dimulai dengan tahap
pengumpulan data, dalam hal ini data sekunder. Data-data yang dikumpulkan dalam
tahap ini berupa identifikasi terhadap 2 (dua) masalah pokok, yaitu :

a. Data Jaringan Jalan yang sudah ada (eksisting);

b. Data rancang bangun /trase Pembangunan Tol Cibitung – Cilincing

c. Data Lalu Lintas Harian Rata-tata di seluruh jaringan jalan

terdampak

d. Data on / off ramp pembangunan to Cibitung – Cilincing

e. Data program kebijakan

Data sekunder tersebut diperoleh dari Dinas Perhubungan Kabupaten Bekasi, Dinas
Perhubungan Kota Jakarta Utara serta pihak pengembang Tol Cibitung – Cilincing . Selain data
sekunder di atas, data sekunder yang diperlukan dalam analisis, meliputi :

a. Lay out rencana Pembangunan Tol Cibitung – Cilincing dan resume laporan
studi kelayakan yang sudah dikerjakan;

b. Data-data lalu lintas pada sekitar lokasi yang pernah diperoleh dengan studi
terdahulu;

c. Data rute angkutan umum yang melewati kawasan tersebut;

d. Data pertumbuhan kendaraan dan lalu lintas di kawasan tersebut.

Berkaitan dengan data sekunder tersebut selanjutnya digunakan untuk mempersiapkan


kebutuhan data primer, jadwal pelaksanaan pengumpulan, komputerisasi dan analisis data.

2.2.2. Pengumpulan Data Primer


Untuk mendukung data-data sekunder yang telah diperoleh dan untuk mendapatkan
gambaran mengenai kondisi pelayanan ruas jalan dan persimpangan di sekitar lokasi
pembangunan, maka pengumpulan data primer akan dilakukan secara langsung
dengan tujuan memperoleh informasi penting berkaitan dengan kinerja lalu lintas
eksisting.
Sebelum survei primer, terlebih dahulu dilakukan tahap persiapan survei yang intinya
mendayagunakan sumber daya perolehan informasi sekunder bagi kematangan
pelaksanaan survei primer. Pada tahap ini segala informasi yang berkaitan dengan
masalah lapangan pada wilayah kajian diramu dengan peta-peta serta teori idealisasi
sasaran analisis dan diterjemahkan ke dalam bentuk-bentuk formulir survei, rencana
kerja survei, organisasi lapangan, dan peta-peta detail.

Tahap ini dilakukan untuk melaksanakan pengumpulan dan komputerisasi data sebagai
berikut :

a. Data inventarisasi jalan dan persimpangan di sekitar lokasi


pembangunan;

b. Data kondisi Lalu lintas eksisting.

Untuk lebih jelasnya di bawah ini disajikan tabel tentang beberapa data primer yang
dibutuhkan dalam kaitan dengan Analisis Dampak Lalu lintas Pembangunan Tol Cibitung –
Cilincing.

Beberapa hal yang perlu dipersiapkan dalam melakukan survei antara lain :

a. Peralatan pendukung pencatatan data (formulir survei);

b. Perlunya melakukan briefing kepada surveior agar tidak


terjadi kekeliuran dalam pengambilan data dan jumlah data yang diperlukan pada
setiap survei yang dilakukan;

c. Melengkapi alat-alat survei maupun perizinannya.

Waktu pelaksanaan survei dilaksanakan pada kondisi lalu lintas jam sibuk pagi, jam
tidak sibuk, maupun jam sibuk sore.

Adapun penjelasan mengenai teknik dan waktu pelaksanaan pengumpulan data


primer akan dijelaskan berikut ini :
a. Survei Inventarisasi Ruas Jalan dan Persimpangan
Survei inventarisasi ruas jalan dan persimpangan dilaksanakan pada ruas-ruas jalan dan
persimpangan yang terhubung langsung oleh Pembangunan Tol Cibitung – Cilincing . Ruas
jalan dan persimpangan yang disurvei adalah ruas jalan dan persimpangan yang diasumsikan
untuk dilakukan tindakan manajemen maupun rekayasa lalu lintas dengan dilakukanya
Pembangunan Tol Cibitung – Cilincing pada lokasi tersebut. Hal-hal yang perlu dicatat dalam
melakukan survei tersebut yaitu : geometrik jalan, geometrik, dan jenis pengendalian
persimpangan. Dari data inventarisasi ini selanjutnya akan ditaksir kapasitas ruas jalan serta
pola pengaturan lalu lintasnya.

b. Survei Lalu Lintas Eksisiting

1) Survei Pencacahan Lalu Lintas di Ruas


Survei pencacahan lalu lintas ruas dilakukan untuk mendapatkan data volume, komposisi
kendaraan, distribusi gerakan lalu lintas, dan volume jam perencanaan. Pencacahan
lalu lintas dilakukan terpisah untuk masing-masing arah lalu lintas.

Untuk mendapatkan variasi volume dalam sehari telah dilaksanakan survei pada hari kerja
dan hari libur.

Di dalam survei ini kendaraan dikelompokkan ke dalam 4 kelas sebagai berikut :

a) Kendaraan Penumpang Umum :

Angkutan Kota dan mobil penumpang umum lainnya.

b) Kendaraan Pribadi dan Pick Up :

Sedan, station wagon, jeep, dan kendaraan penumpang pribadi lainnya.

c) Pick-up dan mobil hantaran, yaitu kendaraan bermotor beroda empat yang bukan truk
yang dipakai untuk angkutan barang dengan berat total maksimum 2,5 ton.

d) Bus dan Truk :

Bus, yaitu kendaraan bermotor untuk angkutan orang dengan jumlah tempat duduk lebih
dari 9 orang termasuk pengemudi.

Truk, yaitu kendaraan bermotor beroda empat yang dipakai untuk angkutan barang
dengan tonase minimum 2,5 ton.

e) Sepeda motor :

Kendaraan bermotor beroda dua.

2) Survei Pencacahan Kendaraan di Persimpangan

Survei pencacahan lalu lintas persimpangan dilakukan untuk mendapatkan data


volume gerakan membelok, distribusi gerakan lalu lintas, dan volume (membelok) jam
perencanaan. Pencacahan lalu lintas dilakukan terpisah untuk masing-masing lengan
dan arah lalu lintas. Sedangkan jenis kendaraan yang disurvei disesuaikan dengan
pencacahan pada ruas jalan.

3) Survei Simpang di sekitar Lokasi Pembangunan on / off ramp

Survei ini dilakukan dengan mendapatkan gerakan membelok kendaraan di lokasi


pembangunan. Kendaraan yang disurvei meliputi kendaraan pribadi, kendaraan
barang, dan sepeda motor.
4) Survei kecepatan kendaraan

Salah satu indikator kinerja lalu lintas yang penting dalam rekayasa lalu lintas
adalah kecepatan sesaat, oleh karena itu pengukuran kecepatan sesaat merupakan
satu yang diukur. Kecepatan sesaat biasanya digunakan untuk analisis perilaku
masyarakat dalam berlalu-lintas didaerah rawan kecelakaan, tetapi juga digunakan
dalam perencanaan perilaku masyarakat dalam penggunaan persimpangan. Tetapi
juga digunakan untuk melakukan penegakan hukum terhadap pelanggaran
kecepatan, untuk itu biasanya digunakan radar speed gun.

5) Survei Moving Car Observation

Khusus untuk ruas jalan luar kota (rural) data volume lalu lintas menggunakan
data hasil survei Moving Car Observation. Survei ini dilaksanakan untuk
memperoleh data waktu perjalanan atau waktu tempuh kendaraan pada waktu
sepi dalam suatu ruas jalan.

6) Survei pejalan kaki

a) Menyeberangi Jalan

Survei ini dilakukan untuk memperoleh besarnya volume pejalan kaki yang
menyebrangi ruas jalan pada waktu tertentu. Teknik survei menghitung volume
pejalan kaki yang menyebrangi ruas jalan pada waktu tertentu.

b) Menyusuri Jalan

Survei ini dilakukan untuk menghitung volume pejalan kaki yang berjalan
menyusuri jalan pada kanan kiri jalan. Survei dilakukan pada waktu sibuk
kemudian diambil volume terbesarnya dan dirubah kedalam bentuk pejalan kaki
per-menit. Teknik survei dilakukan dengan cara menghitung pejalan kaki yang
mendekati surveior dan menjauhi surveior pada waktu tertentu.

7) Survei angkutan umum

Survei ini dilakuan untuk mengetahui share moda transportasi angkutan pribadi
dan angkutan umum.

8) Survei video udara

Survei ini dilakukan untuk mengetahui kondisi lalu lintas baik dari volume
terklasifikasi ruas maupun simpang serta mengetahui kondisi tata guna lahan di
sekitar jalan.
2.2 METODE ANALISIS

Di dalam tahapan ini akan dilakukan kompilasi data dan analisis di dalam rangka analisis
besaran dan luasan dampak serta penanganan dampak yang dilakukan.

a. Pembangunan Model

Dalam melakukan analisis transportasi digunakan beberapa model perhitungan tergantung


pada ketersediaan data yang akan dipergunakan dalam perangkat lunak (Software).
Modelling dalam pengerjaan analisis dokumen dnegan mengunakan VISSIM. Model
transportasi ini akan memberikan suatu gambaran lalu lintas pada daerah yang di studi.

Pendekatan makro dimulai dengan penaksiran intensitas tata guna lahan Pembangunan Tol
Cibitung – Cilincing yang didapatkan dari pihak pengembang. Dari data tersebut selanjutnya
diestimasi bangkitan perjalanan, distribusi perjalanan, pemilihan moda, dan pembebanan
lalu lintas baik pada jalan-jalan di sekitar lokasi maupun pada akses keluar-masuk lokasi.

Pembebanan perjalanan di sekitar lokasi ditambahkan dengan lalu lintas dasar (base-traffic)
untuk mendapatkan beban yang nyata pada daerah pengaruh dengan dibangunnya Tol
Cibitung – Cilincing .

Secara umum pemodelan transportasi yang digunakan adalah model perencanaan


transportasi empat tahap, yaitu tahap bangkitan, tahap distribusi, tahap pemilihan moda, dan
tahap pembebanan perjalanan. Tahapan tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut :
Pengumpulan Model Bangkitan
Data Sekunder Perjalanan

Model
Penyebaran
Penetapan
Perjalanan
Prioritas
Penanganan

Model Pemilihan
Moda
Pembangunan Survei Primer
Model Jaringan
Transportasi
Model
Pembebanan
Perjalanan

Validasi Model

Model Jaringan
Jalan
(Base Case)

Gambar 2.1
Pemodelan Transportasi

Matriks Asal-Tujuan (MAT) merupakan masukan utama yang paling sering digunakan dalam
berbagai macam perencanaan dan manajemen sistem transportasi. Dapat dikatakan bahwa
MAT ‘yang sebenarnya terjadi’ di lapangan tidak akan pernah bisa diketahui oleh siapa pun
sehingga para peneliti mengembangkan berbagai macam metoda beberapa tahun belakangan
ini untuk dapat memperkirakan MAT tersebut.

Empat tahapan pemodelan sebagai berikut :

1) Perkiraan Tarikan Perjalanan (Trip Attraction)

Tahap awal dari empat tahapan proses pemodelan (modelling) ini adalah bangkitan
perjalanan (Trip Generation) untuk kawasan hunian yang di dalam dan kotegori tata guna
lahan daerah komersial dipergunakan konsep tarikan perjalanan (Trip Attraction).
Dengan mengambil asumsi adanya keterkaitan antara intensitas tata guna lahan dengan
jumlah perjalanan keluar masuk lokasi, maka dapat ditentukan hubungan matematis
yang menggambarkan tingkat tarikan perjalanan ke lokasi tersebut.

2) Distribusi Perjalanan (Trip Distribution)

Trip Distribution pada intinya adalah tahapan untuk mendapatkan matriks asal-tujuan
(O-D Matric, Origin-Destination Matrice) yang akan digunakan dalam proses selanjutnya.

Dasar distribusi yang digunakan adalah dengan proses skim, yaitu berupa penentuan
minimum path jarak tempuh perjalanan proporsional terhadap intensitas tata guna lahan
daerah pengaruh kegiatan ini.

3) Pemilihan Moda (Modal Split)

Dalam melaksanakan tahapan modal split, ada 2 (dua) macam konsep pendekatan, yaitu
Trip End Model dan Trip Interchange Modal Split Model. Dalam studi ini, dipergunakan
konsep pendekatan Trip End Model untuk membagi total person trip menjadi vehicle trip.

4) Pembebanan Perjalanan (Trip/Traffic Assignment)

Tahapan terakhir adalah Trip/Traffic Assignment. Tahapan ini menggunakan perangkat


lunak paket program transportasi. Tahapan ini akan menghasilkan indikator kinerja lalu
lintas yang meliputi derajat kejenuhan, tundaan, dan panjang antrian serta volume
kendaraan di tiap ruas jalan yang kemudian divalidasi dengan volume lalu lintas hasil
survei.

b. Analisis Kinerja Ruas Jalan dan Persimpangan

Untuk dapat mengetahui dan memahami permasalahan transportasi dan lalu lintas
pada daerah studi, pada tahap lanjutan, konsultan akan melakukan analisis kinerja
jaringan jalan baik tanpa maupun dengan Pembangunan Tol Cibitung – Cilincing .
Analisis kinerja jaringan yang dilakukan oleh konsultan disini terdiri atas analisis
kinerja ruas jalan dan kinerja simpang untuk daerah eksternal, serta analisis antrian
pada jalan akses. Oleh karena itu dalam analisis kinerja jaringan eksisting ini,
parameter yang digunakan antara lain adalah nisbah volume-kapasitas (V/C ratio),
derajat kejenuhan (degree of saturation), panjang antrian (queue), besar hambatan
(delay) dan kecepatan (speed).
c. Analisis Antrian dan Tundaan
(i) Tundaan pada simpang ber APILL, meliputi:

 Tundaan lalu lintas (delay traffic) merupakan waktu menuggu yang


disebabkan interaksi lalu lintas dengan gerakan lalu lintas yang
bertentangan.

 Tundaan geometrik (delay geometric) merupakan waktu menunggu yang


disebabkan oleh perlambatan dan percepatan kendaraan yang membelok
disimpangan dan/atau yang terhenti oleh lampu merah.

(ii) Tundaan pada simpang yang tidak dilengkapi dengan APILL (simpang
prioritas) meliputi:

 Tundaan lalu lintas (delay traffic) merupakan waktu menuggu yang


disebabkan interaksi lalu lintas dengan lalu lintas yang berkonflik.
Tundaan lalu lintas terdiri dari tundaan lalu lintas jalan utama yaitu
tundaan lalu lintas rata-rata semua kendaraan bermotor yang masuk
persimpangan dari jalan utama, serta tundaan lalu lintas jalan minor
yaitu tundaan lalu lintas rata-rata semnua kendaraan bermotor yang
masuk persimpangan dari jalan minor.

 Tundaan geometrik (delay geometric) merupakan waktu menunggu yang


disebabkan oleh perlambatan dan percepatan lalu lintas yang terganggu
dan yang tidak terganggu.

(iii) Panjang antrian pada setiap kaki simpang diperoleh dari beberapa kali perhitungan.
Pertama mencari NQ1 yaitu jumlah antrian smp yang kedua mencari NQ2 yaitu jumlah
antrian selama fase merah, kemudian akan di dapat hasil NQ yaitu jumlah kendaraan
yang antri

d. Analisis Pejalan Kaki


Analisis pejalan kaki merupakan kelanjutan dari survei pejalan kaki. Proses analisis ini
terbagi menjadi:
(i) Analisis Tingkat Pelayanan Fasilitas Pejalan Kaki
Untuk melakukan analisis tingkat pelayanan fasilitas pejalan kaki pertama kali data yang
harus dikumpulkan adalah hasil inventarisasi fasilitas pejalan kaki dan jumlah pejalan kaki
permeter. Setelah diketahui jumlah pejalan kaki/menit/meter, kecepatan pejalan kaki,
kemudian menghitung ruang pejalan kaki dengan membagi luas trotoar dengan jumlah total
pejalan kaki. Setelah diketahui ketiga variabel tersebut kemudian digunakan untuk
menentukan tingkat pelayanan fasilitas pejalan kaki tersebut. Dengan demikian dapat
dilakukan identifikasi permasalahan dari pelayanan fasilitas pejalan kaki tersebut dan
fasilitas mana yang memerlukan perbaikan.
(ii) Analisis Pergerakan Menyusuri Jalan
Pergerakan menyusuri jalan dianalisis melalui hasil survei pergerakan menyusuri setiap 15
menit diubah menjadi 1 jam. Selain itu dilakukan identifikasi terhadap tata guna lahan kanan
dan kiri jalan untuk mendapatkan nilai faktor N, kemudian data-data tersebut digunakan
untuk menentukan lebar trotoar. Dengan demikian, akan didapatkan hasil analisis berupa
lebar trotoar yang sesuai dengan kebutuhan pejalan kaki.
Kemudian hasil perhitungan tersebut disesuaikan dengan keadaan tata guna lahan sekitarnya
apakah layak untuk dilakukan penyesuaian lebar trotoar atau tidak. Hasil akhir dari analisis
terhadap hasil survei pejalan kaki adalah berupa fasilitas pejalan kaki.
(iii) Analisis Pergerakan Menyebrang Jalan
Untuk pergerakan menyeberang jalan maka analisis yang dilakukan dengan menghitung
jumlah pergerakan menyebrangan jalan total (P) dan volume arus lalu lintas ruas jalan (V)
tersebut selama 1 jam kemudian nilai arus lalu lintas tersebut dikuadratkan. Nilai dari PV 2 ini
kemudian dijadikan dasar untuk melakukan pemilihan fasilitas penyebrangan sesuai dengan
standar.

e. Analisis Angkutan Umum

(i) Survai Statis

Tujuannya adalah untuk mengetahui frekuensi, faktor muat, tingkat operasi, waktu antar
kendaraan waktu tunggu kendaraan jumlah armada menurut izin dan jumlah armada
yang beroperasi pada setiap rute.

(ii) Survai Dinamis (Survai Naik/Turun Penumpang dan Survai Wawancara penumpang
Dalam Kendaraan)

Tujuannya adalah :

 Untuk mengetahui faktor muat dinamis, jumlah penumpang segmen, waktu perjalanan
dan kecepatan setiap segen dari masing-masing rute angkutan umum.

 Mengetahui Panjang Himpitan Antar Trayek

 Mengetahui Penyimpangan Trayek

 Untuk mengetahui asal dan tujuan penumpang serta tingkat perpindahan moda
penumpang angkutan umum.
 Jenis pelayanan yang diinginkan oleh pengguna jasa

f. Analisis Penanganan Dampak

Tahapan analisis penanganan dampak ialah tahapan di mana skema yang diusulkan dikaji
keefektifannya dengan parameter mikro rekayasa lalu lintas. Analisis yang dilakukan terdiri
dari analisis jaringan jalan eksternal lokasi dan analisis internal lokasi.

Kajian eksternal lokasi meliputi kajian terhadap usulan perbaikan geometrik dan
pengendalian persimpangan, penanganan ruas jalan, penyediaan fasilitas angkutan umum,
serta penyediaan fasilitas pejalan kaki. Sedangkan analisis internal lokasi ditekankan pada
kajian usulan akses keluar-masuk serta parkir.

g. Rekomendasi

Rekomendasi terhadap alternatif penanganan dampak terbaik yang disampaikan dengan


dilengkapi rencana teknik manajemen lalu lintas yang direkomendasikan dalam periode
analisis.

Anda mungkin juga menyukai