Penyusunan metodologi yang disampaikan dalam studi ini langsung ditekankan kepada
tujuan utama untuk mengetahui sejauh mana dampak dari Pembangunan Tol Cibitung –
Cilincing terhadap jaringan jalan baik jalan tol di Jakarta maupun jalan umum di lokasi.
Metodologi penelitian ini diharapkan mampu digunakan untuk memadukan seluruh proses
pekerjaan secara sistematis dengan tujuan tercapainya maksud dan tujuan kegiatan.
Secara umum metodologi penelitian yang disusun oleh konsultan pada Studi Analisis Dampak
Lalu Lintas Pembangunan Tol Cibitung - Cilincing dapat dilihat pada diagram alir di bawah ini.
5. Survei kecepatan
perjalanan
6. Survei Moving Car
Obervation
7. Survei Pejalan Kaki
8. Survei Angkutan Umum
9. Survei Video Udara
Pembangunan Model Transportasi
DATA
ANALISISDATA
ANALISIS
Identifikasi Permasalahan
Sharing rute perjalanan Kinerja on / off ramp toll Gate toll demand
Rekomendasi Penanganan
terdampak
Data sekunder tersebut diperoleh dari Dinas Perhubungan Kabupaten Bekasi, Dinas
Perhubungan Kota Jakarta Utara serta pihak pengembang Tol Cibitung – Cilincing . Selain data
sekunder di atas, data sekunder yang diperlukan dalam analisis, meliputi :
a. Lay out rencana Pembangunan Tol Cibitung – Cilincing dan resume laporan
studi kelayakan yang sudah dikerjakan;
b. Data-data lalu lintas pada sekitar lokasi yang pernah diperoleh dengan studi
terdahulu;
Tahap ini dilakukan untuk melaksanakan pengumpulan dan komputerisasi data sebagai
berikut :
Untuk lebih jelasnya di bawah ini disajikan tabel tentang beberapa data primer yang
dibutuhkan dalam kaitan dengan Analisis Dampak Lalu lintas Pembangunan Tol Cibitung –
Cilincing.
Beberapa hal yang perlu dipersiapkan dalam melakukan survei antara lain :
Waktu pelaksanaan survei dilaksanakan pada kondisi lalu lintas jam sibuk pagi, jam
tidak sibuk, maupun jam sibuk sore.
Untuk mendapatkan variasi volume dalam sehari telah dilaksanakan survei pada hari kerja
dan hari libur.
c) Pick-up dan mobil hantaran, yaitu kendaraan bermotor beroda empat yang bukan truk
yang dipakai untuk angkutan barang dengan berat total maksimum 2,5 ton.
Bus, yaitu kendaraan bermotor untuk angkutan orang dengan jumlah tempat duduk lebih
dari 9 orang termasuk pengemudi.
Truk, yaitu kendaraan bermotor beroda empat yang dipakai untuk angkutan barang
dengan tonase minimum 2,5 ton.
e) Sepeda motor :
Salah satu indikator kinerja lalu lintas yang penting dalam rekayasa lalu lintas
adalah kecepatan sesaat, oleh karena itu pengukuran kecepatan sesaat merupakan
satu yang diukur. Kecepatan sesaat biasanya digunakan untuk analisis perilaku
masyarakat dalam berlalu-lintas didaerah rawan kecelakaan, tetapi juga digunakan
dalam perencanaan perilaku masyarakat dalam penggunaan persimpangan. Tetapi
juga digunakan untuk melakukan penegakan hukum terhadap pelanggaran
kecepatan, untuk itu biasanya digunakan radar speed gun.
Khusus untuk ruas jalan luar kota (rural) data volume lalu lintas menggunakan
data hasil survei Moving Car Observation. Survei ini dilaksanakan untuk
memperoleh data waktu perjalanan atau waktu tempuh kendaraan pada waktu
sepi dalam suatu ruas jalan.
a) Menyeberangi Jalan
Survei ini dilakukan untuk memperoleh besarnya volume pejalan kaki yang
menyebrangi ruas jalan pada waktu tertentu. Teknik survei menghitung volume
pejalan kaki yang menyebrangi ruas jalan pada waktu tertentu.
b) Menyusuri Jalan
Survei ini dilakukan untuk menghitung volume pejalan kaki yang berjalan
menyusuri jalan pada kanan kiri jalan. Survei dilakukan pada waktu sibuk
kemudian diambil volume terbesarnya dan dirubah kedalam bentuk pejalan kaki
per-menit. Teknik survei dilakukan dengan cara menghitung pejalan kaki yang
mendekati surveior dan menjauhi surveior pada waktu tertentu.
Survei ini dilakuan untuk mengetahui share moda transportasi angkutan pribadi
dan angkutan umum.
Survei ini dilakukan untuk mengetahui kondisi lalu lintas baik dari volume
terklasifikasi ruas maupun simpang serta mengetahui kondisi tata guna lahan di
sekitar jalan.
2.2 METODE ANALISIS
Di dalam tahapan ini akan dilakukan kompilasi data dan analisis di dalam rangka analisis
besaran dan luasan dampak serta penanganan dampak yang dilakukan.
a. Pembangunan Model
Pendekatan makro dimulai dengan penaksiran intensitas tata guna lahan Pembangunan Tol
Cibitung – Cilincing yang didapatkan dari pihak pengembang. Dari data tersebut selanjutnya
diestimasi bangkitan perjalanan, distribusi perjalanan, pemilihan moda, dan pembebanan
lalu lintas baik pada jalan-jalan di sekitar lokasi maupun pada akses keluar-masuk lokasi.
Pembebanan perjalanan di sekitar lokasi ditambahkan dengan lalu lintas dasar (base-traffic)
untuk mendapatkan beban yang nyata pada daerah pengaruh dengan dibangunnya Tol
Cibitung – Cilincing .
Model
Penyebaran
Penetapan
Perjalanan
Prioritas
Penanganan
Model Pemilihan
Moda
Pembangunan Survei Primer
Model Jaringan
Transportasi
Model
Pembebanan
Perjalanan
Validasi Model
Model Jaringan
Jalan
(Base Case)
Gambar 2.1
Pemodelan Transportasi
Matriks Asal-Tujuan (MAT) merupakan masukan utama yang paling sering digunakan dalam
berbagai macam perencanaan dan manajemen sistem transportasi. Dapat dikatakan bahwa
MAT ‘yang sebenarnya terjadi’ di lapangan tidak akan pernah bisa diketahui oleh siapa pun
sehingga para peneliti mengembangkan berbagai macam metoda beberapa tahun belakangan
ini untuk dapat memperkirakan MAT tersebut.
Tahap awal dari empat tahapan proses pemodelan (modelling) ini adalah bangkitan
perjalanan (Trip Generation) untuk kawasan hunian yang di dalam dan kotegori tata guna
lahan daerah komersial dipergunakan konsep tarikan perjalanan (Trip Attraction).
Dengan mengambil asumsi adanya keterkaitan antara intensitas tata guna lahan dengan
jumlah perjalanan keluar masuk lokasi, maka dapat ditentukan hubungan matematis
yang menggambarkan tingkat tarikan perjalanan ke lokasi tersebut.
Trip Distribution pada intinya adalah tahapan untuk mendapatkan matriks asal-tujuan
(O-D Matric, Origin-Destination Matrice) yang akan digunakan dalam proses selanjutnya.
Dasar distribusi yang digunakan adalah dengan proses skim, yaitu berupa penentuan
minimum path jarak tempuh perjalanan proporsional terhadap intensitas tata guna lahan
daerah pengaruh kegiatan ini.
Dalam melaksanakan tahapan modal split, ada 2 (dua) macam konsep pendekatan, yaitu
Trip End Model dan Trip Interchange Modal Split Model. Dalam studi ini, dipergunakan
konsep pendekatan Trip End Model untuk membagi total person trip menjadi vehicle trip.
Untuk dapat mengetahui dan memahami permasalahan transportasi dan lalu lintas
pada daerah studi, pada tahap lanjutan, konsultan akan melakukan analisis kinerja
jaringan jalan baik tanpa maupun dengan Pembangunan Tol Cibitung – Cilincing .
Analisis kinerja jaringan yang dilakukan oleh konsultan disini terdiri atas analisis
kinerja ruas jalan dan kinerja simpang untuk daerah eksternal, serta analisis antrian
pada jalan akses. Oleh karena itu dalam analisis kinerja jaringan eksisting ini,
parameter yang digunakan antara lain adalah nisbah volume-kapasitas (V/C ratio),
derajat kejenuhan (degree of saturation), panjang antrian (queue), besar hambatan
(delay) dan kecepatan (speed).
c. Analisis Antrian dan Tundaan
(i) Tundaan pada simpang ber APILL, meliputi:
(ii) Tundaan pada simpang yang tidak dilengkapi dengan APILL (simpang
prioritas) meliputi:
(iii) Panjang antrian pada setiap kaki simpang diperoleh dari beberapa kali perhitungan.
Pertama mencari NQ1 yaitu jumlah antrian smp yang kedua mencari NQ2 yaitu jumlah
antrian selama fase merah, kemudian akan di dapat hasil NQ yaitu jumlah kendaraan
yang antri
Tujuannya adalah untuk mengetahui frekuensi, faktor muat, tingkat operasi, waktu antar
kendaraan waktu tunggu kendaraan jumlah armada menurut izin dan jumlah armada
yang beroperasi pada setiap rute.
(ii) Survai Dinamis (Survai Naik/Turun Penumpang dan Survai Wawancara penumpang
Dalam Kendaraan)
Tujuannya adalah :
Untuk mengetahui faktor muat dinamis, jumlah penumpang segmen, waktu perjalanan
dan kecepatan setiap segen dari masing-masing rute angkutan umum.
Untuk mengetahui asal dan tujuan penumpang serta tingkat perpindahan moda
penumpang angkutan umum.
Jenis pelayanan yang diinginkan oleh pengguna jasa
Tahapan analisis penanganan dampak ialah tahapan di mana skema yang diusulkan dikaji
keefektifannya dengan parameter mikro rekayasa lalu lintas. Analisis yang dilakukan terdiri
dari analisis jaringan jalan eksternal lokasi dan analisis internal lokasi.
Kajian eksternal lokasi meliputi kajian terhadap usulan perbaikan geometrik dan
pengendalian persimpangan, penanganan ruas jalan, penyediaan fasilitas angkutan umum,
serta penyediaan fasilitas pejalan kaki. Sedangkan analisis internal lokasi ditekankan pada
kajian usulan akses keluar-masuk serta parkir.
g. Rekomendasi