Anda di halaman 1dari 12

A.

Topik
Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri
B. Tanggal
12 Februari 2019
C. Tujuan
Untuk mempelajari morfologi koloni bakteri
D. Dasar Teori

Menurut bentuk dan struktur selnya makhluk hidup dibedakan menjadi dua yaitu makhluk
hidup bersel banyak (multiselular) dan makhluk hidup bersel satu (uniselular). Bakteri
merupakan mikroba prokariotik uniselular yang berkembang biak secara aseksual dengan
pembelahan sel. Bakteri tidak berklorofil kecuali beberapa ada yang bersifat fotosintetik
(Volk & Wheeler, 1988). Bakteri tidak dapat dilihat dengan mata telanjang karena ukurannya
yang sangat kecil sehingga membutuhkan alat bantu, yaitu mikroskop. Mikroskop sering
digunakan untuk, meningkatkan kemampuan daya pisah atau lihat seseorang sehingga
memungkinkan dapat mengamati obyek yang sangat halus dan tidak dapat terlihat oleh mata
terbuka (Dwidjoseputro, 1984).

Bakteri membutuhkan medium untuk dia tumbuh dan berkembang biak. Berdasarkan
tekstur fisiknya, medium dibedakan menjadi medium cair, medium setengah padat dan
medium padat. Medium cair yang sering digunakan adalah kaldu nutrien atau kaldu glukosa
yang dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan seperti pembiakan organisme dalam
jumlah besar, penelaahan fermentasi, dan berbagai macam uji. Sedangkan untuk medium
setengah padat dan medium padat dapat dibuat dengan menambahkan bahan pemadat (agar-
agar) pada medium kaldu sesuai dengan konsentasi yang dibutuhkan (Hadioetomo, 1990).

Morfologi bakteri yaitu bentuk dan struktur yang dimiliki oleh suatu bakteri.Bakteri
memiliki bentuk dan struktur yang berbeda. Setiap bakteri memiliki bentuk yang berbeda.
Hal tersebut juga dapat dipengaruhi oleh kondisi tempat hidupnya. Bakteri dapat hidup di
setiap tempat misalnya ; udara, diantara rambut, di sela-sela gigi , didalam tanah dan
sebagainya (Hastuti, 2012). Menurut Volk & Wheeler (1998), umumnya bakteri memiliki 3
bentuk yang berbeda yaitu:

1. Kokus bentuknya seperti buah beri kecil.bakteri ini terdapat dalam beberapa pola atau
pengelompokan yang berbeda dan oleh karen itu dapat dijadikan ciri setiap marga yang
berbeda. Beberapa kokus secara khas hidup sendiri-sendiri, sedangkan yang lainnya dapat
dijumpai berpasangn, kubus atau rantai panjang, bergantung caranya membelah diri dan
berlekatan satu sama yang lain.
o Kokus yang senantiasa membelah dalam satu bidang namun tidak memisahkan diri,
sering membentuk rantai kokus, ini merupakan bentuk khas Strepcoccus.
o Kokus yang membelah dalam tiga bidang tegak lurus satu sama lain membentuk paket
kubus, cara ini dijumpai pada merga Sarcina.
o Kokus yang membelah dalam dua bidang untuk membentuk gugusan yang tidak
teratur diklasifikasikan dalam marga Staphylococcus atau marga Micrococcus.
2. Basil adalah bakteri yang bentuknya menyerupai batang atau silinder. Basil memiliki
ukuran yang beraneka ragam, beberapa diantaranya menyerupai rokok sigaret. Bentuk
lainnya adalah basil berebantuk gelendong dengan ujung-ujung yang meruncing lebih
menyerupai cerutu. Beberapa basil panjang dan lebarnya sama dan bentuknya lonjong,
basil-bail ini menyerupai kokus sehingga disebut koko-basil.
3. Bentuk Spiral
o Vibrio adalah batang yang melengkung menyerupai koma. Kadang-kadang vibrio
tumbuh sebagai benang-benang membelit atau membentuk S.
o Spiril adalah spiral atau lilitan yang sebenarnya, seperti kotrek (pembuka gabus). Tubuh
selnya kokoh.
o Spirochaeta berbentuk spiral tetapi bedanya dengan spiril dalam hal kemampuannya
melenturkan dan melekuk-lekukkan tubuhnya sambil bergerak.

Untuk mengidentifikasi suatu bakteri dapat diamati dari bentuk koloni, warna koloni, tepi
koloni, elevasi koloni, serta tipe pertumbuhannya pada medium miring.

1. Bentuk Koloni
Bentuk koloni yang umunya ditemukan yaitu bundar, bundar dengan tepian kerang,
bundar dengan tepian timbul, keriput, konsentris, tak beraturan dan menyebar, berbenang-
benang, bentuk l, bundar dengan tepian menyebar, filiform, rizoid, atau kompleks.
2. Bentuk Tepi Koloni
Bentuk tepian koloni bakteri umunya yaitu licin, berombak, berlekuk, takberaturan, siliat,
bercabang, seperti wol, seperti benang, atau seperti ikal rambut.
3. Elevasi Koloni
Selain dapat diamati dan diidentifikasi dari bentuk, warna, dan tepian koloninya,
pengamatan koloni juga dapat di lakukan pada elevasi koloninya. Beberapa elevasi dari
koloni bakteri yaitu, datar, timbul, cembung, seperti tetesan, seperti tombol, berbukit-
bukit, tumbuh kedalam medium, atau seperti kawah.
4. Tipe Pertumbuhan pada Medium Agar Miring
Tipe pertumbuhan koloni bakteri pada medium agar miring juga dapat digunakan untuk
mengidentifikasi jenis bakteri. Menurut Fardiaz dalam Hatuti (2012) ada beberapa tipe
koloni bakteri pada medium agar miring yaitu bentuk serupa pedang, bentuk berduri,
bentuk serupa tasbih, bentuk titik-titik, bentuk berupa batang, dan bentuk serupa akar.
E. Alat dan Bahan

 Alat :

1. Inkubator

2. Loupe

3. Jarum Inokulasi

 Bahan :

1. 2 Medium Lempeng NA

2. 2 Medium Miring

F. Prosedur

1. Pengamatan morfologi koloni bakteri

Meneteskan sari buah atau sayur (seledri) pada permukaan medium cawan petri NA secara
aseptic ,lalu diputar agar tetesan tersebut tersebar secara merata. Kemudian inkubasikan pada suhu
37 oC selama 1x24 jam untuk memperolehbiakan campuran bakteri.

Memilih salah satu biakan campuran yang ditumbuhi koloni-koloni bakteri

M Melakukan pengamatan morfologi koloni dan macam bakteri meliputi : Warna koloni , Bentuk
koloni, Tepi koloni, Elevasi (kenaikan permukaan koloni), Kepekatan koloni, Mengkilat atau
suram, Diameter Koloni

Perhitungan jumlah koloni bakteri yang memiliki ciri-ciri yang sama untuk masing-masing koloni
yang diamati. Kemudian menulis hasil pengamatan

2. Pembuatan Biakan Murni Bakteri


Menyediakan 2 medium lempeng NA dan 2 buah medium miring NA

Memilih 2 macam koloni bakteri yang berasal dari biakan campuran (sama dengan koloni yang
diamati pada pengamatan morfologi koloni bakteri)

Secara aseptic inokulasi koloni bakteri


1. Medium lempeng dengan arah zig zag dengan memakaijarum inokulasi lurus ( tiap medium
hanya diinokulasi dengan 1 macam koloni bakteri
2. Medium miring dengan arah lurus mula dari permukaan miring again bawah menuju atas

Kemudian inkubasikan pada suhu 37 oC selama 1x24 jam untuk memperoleh biakan murni
bakteri.

Mencatat bentuk koloni bakteri yang tumbuh pada bakteri miring

G. Hasil Pengamatan

Koloni Bakteri A Koloni Bakteri B


Tabel Pengamatan Morfologi Bakteri

Ciri Koloni Bakteri A Koloni Bakteri B


Morfologi koloni bakteri
Warna koloni Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
Bentuk koloni Tidak beraturan dan menyebar Bundar
Tepi koloni Tidak beraturan Licin
Elevasi koloni Berbukit-bukit Cembung
Mengkilat/suram Mengkilat Mengkilat
Diameter koloni 1,85 cm 0,3 cm
Kepekatan koloni Tidak pekat Pekat
Jumlah koloni 3 18
Ciri lain - -
Asal bakteri Seledri Seledri
Tipe pertumbuhan pada
Seperti Batang Seperti Pedang
bidang miring

H. Analisis Data

Pada praktikum kali ini menggunakan dua medium, yaitu medium lempeng untuk
biakan koloni bakteri campuran dan medium miring untuk biakan koloni bakteri murni
.Setiap medium memiliki fungsi masing-masing dalam menumbuhkan mikroorganisme.
Medium NA memiliki fungsi yakni untuk mengembangbiakkan bakteri secara umum,
Medium NA mengandung nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri.
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diketahui morfologi bakteri pada koloni bakteri
A dan B. Morfologi koloni bakteri A menampakkan warna kuning kecoklatan, bentuk
koloninya tidak beraturan dan menyebar, tepi koloninya tidak beraturan, elevasi koloni
berbukit-bukit, koloni mengkilat, diameter koloni 1,85 cm, koloni tidak pekat, jumlah koloni
sebanyak 3 koloni, tidak ada ciri lain, koloni bakteri berasal dari sayur seledri, sedangkan tipe
pertumbuhan koloni pada medium miring tampak seperti batang. Morfologi koloni bakteri B
menampakkan warna kuning kecoklatan, bentuk koloninya bundar, tepi koloninya licin,
elevasi koloni licin, koloni mengkilat, diameter koloni 0,3 cm, koloni pekat, jumlah koloni
sebanyak 18 koloni, tidak ada ciri lain, koloni bakteri berasal dari sayur seledri, sedangkan
tipe pertumbuhan koloni pada medium miring tampak seperti pedang.

I. Pembahasan
Bakteri yang telah ditumbuhkan dalam medium agar akan membentuk koloni. Koloni
bakteri merupakan sekelompok masa sel yang dapat dilihat dengan menggunakan mata
langsung. Satu koloni bakteri yang ada pada media cawan petri/ dalam media agar adalah
sama dan dianggap semua sel yang berada di dalam satu koloni tersebut adalah satu
keturunan (progeny) dari satu mikroorganisme dan karena itu mewakili biakan murni
( Kusnadi, dkk., 2003).
Beberapa karakteristik utama bakteri adalah ukuran, bentuk, struktur, dan penataan
selnya. Menurut Darkuni (2001), ciri-ciri tersebut termasuk ke dalam morfologi sel. Beberapa
sifat morfologi bakteri sangat penting dalam hubungannya dengan pertumbuhannya pada
makanan dan ketahanannya terhadap pengolahan makanan. Sifat-sifat tersebut misalnya
bentuk dan pengelompokan sel, susunan dinding sel, pembentukan kapsul, flagella, dan
endospora, serta sifat-sifat lainnya (Fardiaz, 1992).

Morfologi koloni harus diamati dengan sangat teliti terutama dari sifat-sifat koloni
nya. Sifat-sifat dari suatu koloni adalah sifat – sifat yang ada sangkutnya dengan bentuk,
susunan, permukaan, pengkilatan. Pengamatan dari sifat-sifat ini dapat dilihat dengan
menggunakan mata biasa tanpa menggunakan mikroskop. Agar sifat-sifat tersebut jelas
teramati, maka ada baiknya bakteri ditumbuhkan dalam media padat (Dwidjoseputro, 2005).
Morfologi koloni bakteri A menampakkan warna kuning kecoklatan, bentuk
koloninya tidak beraturan dan menyebar, tepi koloninya tidak beraturan, elevasi koloni
berbukit-bukit, koloni mengkilat, diameter koloni 1,85 cm, koloni tidak pekat, jumlah koloni
sebanyak 3 koloni. Sedangkan, morfologi koloni bakteri B menampakkan warna kuning
kecoklatan, bentuk koloninya bundar, tepi koloninya licin, elevasi koloni licin, koloni
mengkilat, diameter koloni 0,3 cm, koloni pekat, jumlah koloni sebanyak 18 koloni. Bila
dibandingkan dengan teori maka hasilnya sesuai dengan teori bahwa dalam hal bentuk koloni
ada yang bulat, ada yang memanjang, dengan tepian rata dan tidak rata. Sedangkan dalam
kenaikan atau elevasinya terdapat koloni yang permukaannya rata dengan medium dan ada
yang timbul yang menjulang di permukaan medium. Bila dilihat dari wajah, ada koloni yang
mengkilat dan juga ada yang permukaannya suram. Warna dari kebanyakan koloni adalah
berwarna keputih-putihan dan kekuningan (Dwidjoseputro, 2005).
Untuk mengklasifikasi suatu mikroorganisme sebaiknya mengetahui karakteristik atau
ciri-ciri dari mikroorganisme tersebut. Tentu saja yang diteliti adlah karakteristik yang berasal
dari biakan murni (pure culture) yang hanya mengandung satu macam mikroorganisme
(Darkuni, 2001). Pada koloni bakteri A tipe pertumbuhan pada medium miring tampak seperti
batang, sedangkan pada koloni bakteri B tipe pertumbuhan pada medium miring tampak
seperti pedang.

Koloni yang didapatkan diukur berdasarkan diameter diperoleh diameter dari masing-
masing koloni adalah 1,85 cm untuk koloni pertama dan 0,3 cm untuk koloni kedua dari hasil
yang telah didapatkan dapat diketahui bahwa pertumbuhan koloni pertama lebih cepat
dibandingkan dengan koloni kedua sehingga menunjukkan diameter yang lebih besar pada
koloni pertama. Dalam hal ini bila dikaitkan dengan teori yang ada pertumbuhan dari koloni
bakteri ini dipengaruhi oleh tersedianya energi, makanan, dan kondisi lingkungan yang cukup
( pH, dan suhu) (Irianto, 2006).

J. Kesimpulan
 Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diketahui morfologi bakteri pada koloni bakteri
A dan B. Morfologi koloni bakteri A menampakkan warna kuning kecoklatan, bentuk
koloninya tidak beraturan dan menyebar, tepi koloninya tidak beraturan, elevasi
koloni berbukit-bukit, koloni mengkilat, diameter koloni 1,85 cm, koloni tidak pekat,
jumlah koloni sebanyak 3 koloni, tidak ada ciri lain, koloni bakteri berasal dari sayur
seledri, sedangkan tipe pertumbuhan koloni pada medium miring tampak seperti
batang. Morfologi koloni bakteri B menampakkan warna kuning kecoklatan, bentuk
koloninya bundar, tepi koloninya licin, elevasi koloni licin, koloni mengkilat,
diameter koloni 0,3 cm, koloni pekat, jumlah koloni sebanyak 18 koloni, tidak ada ciri
lain, koloni bakteri berasal dari sayur seledri, sedangkan tipe pertumbuhan koloni
pada medium miring tampak seperti pedang.
K. Diskusi
1. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi jumlah dan jumlah macam bakteri pada suatu
tempat?
Menurut Hadieotomo (1990) faktor yang mempengaruhi jumlah dan jumlah macam
bakteri pada suatu tempat yaitu:
1. Faktor nutrisi
- Karbon
Karbon merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh bakteri. Karbon tersebut
dapat berasal sari karbon dioksida atau senyawa organik. Karbon dimanfaatkan
sebagai penghasil metabolit organik esensial dan sebagai sumber pertumbuhan.
Bakteri yang berbeda memanaatkan karbon untuk kebutuhan yang berbeda pula.
- Faktor pertumbuhan
Sejumlah bakteri heterorofik tidak dapat tumbuh dari suplai satu atau lebih faktor
pertumbuhan. Hal ini menandakan bahwa fsktor pertumbuhan merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi keberadaan dan jumlah bakteri di suatu tempat.
- Ion anorganik
Sejumlah kecil ion anorganik dibutuhkan oleh bakteri dalam jumlah yang kecil. Ion
organik tersebut tersusun atas Nitrogen, Sulfur, Fosfor, Kalium, Magnesium, dan
Kalisium
- Oksigen
Kebutuhan oksigen pada bakteri mencerminkan mekanisme yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan energinya.
- Karbon dioksida
Karbon dioksida secara normal dihasilkan oleh katabolisme senyawa organik, oleh
karena itu dinamakan sebagai faktor pembatas.
2. Faktor fisik
- Temperatur
Setiap bakteri memiliki temperatur optimal yang dapat membuat pertumbuhan bakteri
semakin cepat. Bakteri memiliki rentang temperatur yang menyababkan mereka dapat
tumbuh. Temperature optimal biasanya mencerminkan lingkungan normal
mikroorganisme.
- Konsentrasi ion hydrogen (pH)
Bakteri membutuhkan pH yang berbeda untuk setiap jenisnya. Perbedaan ini
disebabkan oleh proses metabolisme yang terjadi di dalam sel.
- Kondisi omotik
Konsentrasi larutan yang aktif secara osmotic di dalam sel bakteri umumnya lebih
tinggi dari konsentrasi di luar sel. Sebagiam besar bakreri yang mengalami kerusakan
dinding selnya akan mengalami kerusakan dinding sel, tidak toleran terhadap
pertumbuhan osmotic dan akan mengembangkan sistem transport kompleks dan alat
pengatur sensor-osmotik dan memelihara keadaan osmotic konsentrat dalam sel.
- Potensial reduksi-oksidasi
Mikroba memiliki derajat sensitifitas tertentu terhadap potensial reduksi-oksidasi dari
medium pertumbuhannya. Potensial oksidasi-reduksi dari suatu substrat merupakan
nilai kemudahan substrat tersebut dalam mengeluarkan dan mendapatkan elektron.

3. Apakah kegunaan biakan murni bakteri?


Biakan murni bakteri digunakan untuk mempermudah pengamatan dengan melihat
satu koloni bakteri tersebut dan supaya kita mendapatkan satu spesies saja dalam satu
piaraan. Biakan murni biasanya ditumbuhkan pada medium agar, hal ini diharapkan
mikroba tersebut dapat tumbuh agak berjauhan dari sesamanya dan setiap selnya
berhimpun membentuk koloni sehingga kita mudah mengamatinya, dalam satu cawan
petri dianggap sama

L. DAFTAR PUSTAKA

Darkuni. 2001. Mikrobiologi. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang.

Dwidjoseputro, 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit Djambatan.


Dwijosapoetra, D. 1984. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta

Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.

Hadioetomo, Ratna Siri. 1990. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta : Gramedia

Hastuti, Utami Sri. 2012. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang: UMMPress

Irianto, K. 2006. Mikrobiologi: Menguak Dunia Mikrobiologi Jilid 2. Bandung : CV. Yrama
Widya .
Kusnadi, dkk. 2003. Common TextBook Mikrobiologi. Bandung: JICA-IMSTEP.
Volk, Wesley A & Wheeler, Margaret F. 1988. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Erlangga

M. LAMPIRAN

Gambar 1. Koloni 1 pada Gambar 2. Koloni 2 pada


Gambar 3. Koloni A
medium agar (yang bentuknya Gambar 5. Koloni B
seperti batang (kiri) Gambarmedium agar
4. Koloni A (yang
tidak beraturan) seperti pedang
bentuknya
dan koloni B seperti tetes)
LAPORAN PRAKTIKUM

MORFOLOGI BAKTERI
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Mikrobiologi
Yang dibimbing oleh Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti, M.Pd.dan Fauzi Akhbar Anugrah,
S.Si., M.Si.

Disusun oleh:
Offering I Kelompok 4
Annisah Rachmawati A. (170342615556)
Fransisca Puspitasri (170342615530)
Naizesa Salsabila (170342615547)
Novaralda Jayanti (170342615508)
Tesa Alif (17032615598)
Vina Rizkiana (170342615504)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Februari 2019

Anda mungkin juga menyukai