Anda di halaman 1dari 15

KARSINOMA SEROMUSINUS OVARIUM

Laporan Sebuah Kasus


Putu Ratna Darmayani , Herman Saputra
Bagian/SMF Patologi Anatomi, FK UNUD/RSUP Sanglah Denpasar

ABSTRAK
Latar Belakang
Karsinoma epitel ovarium merupakan penyakit yang sangat heterogen dengan
variasi luas histologis, patogenesis dan gambaran klinis, serta hasil akhir yang
berbeda. Tumor ini termasuk keganasan yang sering ditemukan pada traktus
genitalia wanita. Karsinoma epitel ovarium biasanya berasal dari satu koloni sel.
Berdasarkan revisi terbaru World Health Organization (WHO) Classification of
Tumours of the Female Reproductive Organs tahun 2014, terdapat tambahan
kategori baru dalam tumor epitelial ovarium yaitu neoplasma seromusinus,
termasuk di dalamnya karsinoma seromusinus. Laporan kasus ini dibuat selain
karena kasus karsinoma seromusinus sangat jarang, juga untuk memberikan
tambahan informasi mengenai tumor ini.

Tujuan
Untuk melaporkan kasus karsinoma seromusinus ovarium pada wanita berusia 41
tahun

Metode
Diagnosis ditegakkan berdasarkan data klinis, laboratorium, radiologis dan
histopatologi dari bahan operasi

Hasil
Seorang wanita, usia 41 tahun, dengan keluhan benjolan di perut sejak 3 bulan
yang lalu. Makroskopis berupa kista ovarium, unilokuler, berisi cairan mukoid,
dengan bagian berpapil dan nodul solid. Mikroskopis tampak proliferasi sel
epitelial ganas membentuk gambaran campuran serus dan musinus tipe
endoservikal. Dibuat kesimpulan karsinoma seromusinus.
Diskusi
Karsinoma seromusinus ovarium sangat jarang ditemukan dan merupakan bagian
dari kategori baru seromusinus neoplasma berdasarkan revisi terbaru World
Helath Organization Classification (WHO) of Tumours of the Female
Reproductive Organs. Belum banyak diketahui mengenai perangai tumor ini,
beberapa data menunjukkan keterkaitan dengan endometriosis. Berdasarkan
temuan klinis, radiologis, dan temuan histopatologi maka diagnosis karsinoma
seromusinus ovarium dapat dapat ditegakkan.

Kata Kunci
Karsinoma seromusinus, ovarium

1
SEROMUCINOUS CARCINOMA OVARY
A Case Report
Putu Ratna Darmayani , Herman Saputra
Departement of Pathology Anatomi, Medical Faculty Udayana/Sanglah
Hospital

ABSTRACT
Background
Epithelial ovarian cancer represents a very heterogenous disease with widely
varying histology, pathogenesis, and clinical presentation, resulting in greatly
different outcome. This tumors are common diseases of the female genital tract.
Usually ovarian epithelial cancer originate from single colonies. Seromucinous
neoplasms are a new category of ovarian epithelial tumor in the revised World
Health Organization (WHO) Classification of Tumors of the Female Reproductive
Organs, including seromucinous carcinoma. Seromucinous carcinoma of ovary is
very rare and there only have a few reports.

OBJECTIVE
To report a case of seromucinous carcinoma ovary in 41 years old female

RESULT
A 41 year-old female presented with 3 month history of a palpable abdominal
mass. Ultrasonography revealed cystic mass in pelvic to abdomen. Macroscopy,
cystic tumor, uniloculer, with mucous fluid, and focal papillary and solid part.
Microscopy, tumor revealed a mixture of serous and endocervical-type mucinous
cell.

DISCUSSION
Seromucinous carcinoma is very rare and included in new category of ovarian
epithelial tumor in the revised World Health Organization (WHO) Classification
of Tumours of the Female Reproductive Organs. There are not much to know
about this tumor, but some studies associated this tumor with endometriosis.
Based on clinical finding, radiologic, and histopathology examination, diagnosis
seromucinous carcinoma was made.

KEYWORDS
Seromucinous carcinoma, ovary

2
PENDAHULUAN

Karsinoma epitel ovarium merupakan penyakit yang sangat heterogen dengan


variasi luas histologi, patogenesis dan gambaran klinis, serta menghasilkan hasil
akhir yang berbeda.1 Tumor ini termasuk keganasan yang sering ditemukan pada
traktus genitalia wanita.2 Di tahun 2013, sekitar 22240 kasus baru karsinoma
epitel ovarium yang ditemukan, dan sekitar 14000 wanita mengalami kematian
akibat penyakit ini di Amerika Serikat.2 Sementara berdasarkan data registrasi
kanker tahun 2010, kanker ovarium menempati urutan ke-3 tumor tersering
menurut tumor primer pada wanita di seluruh Indonesia dan peringkat ke-7 tumor
tersering menurut tumor primer pada wanita di Bali. 3
Karsinoma epitel ovarium biasanya berasal dari satu koloni sel.2
Berdasarkan revisi terbaru World Health Organization(WHO) Classification of
Tumours of the Female Reproductive Organs tahun 2014, terdapat tambahan
kategori baru dalam tumor epitelial ovarium yaitu neoplasma seromusinus,
termasuk di dalamnya karsinoma seromusinus.4 Karsinoma seromusinus ovarium
sangat jarang ditemukan dan hanya ada sedikit laporan mengenainya. Hingga saat
ini belum ada data pasti mengenai jumlah dari kasus karsinoma serus ovarium
ini.5Laporan kasus ini dibuat selain karena kasus karsinoma seromusinus sangat
jarang, juga untuk memberikan tambahan informasi mengenai tumor ini. Adapun
di dalam diskusi akan dibahas mengenai neoplasma seromusinus.

KASUS

Seorang wanita, usia 41 tahun, riwayat partus satu kali, abortus (-), mengeluh
benjolan di perut sejak 3 bulan yang lalu, semakin membesar, nyeri(-), berat
badan (BB) menurun, perdarahan pervaginam (-). Pada pemeriksan fisik pasien
dengan keadaan umum baik, Glasgow coma scale (GCS) E4V5M6, tekanan darah
110/70 mmHg, nadi 80x/menit, respirasi 20x/menit, temperature aksila 36,5
derajat Celcius, berat badan 58 kg. Pada pemeriksaan fisik abdomen tampak
teraba massa, ukuran 25x20 cm, batas tidak jelas, permukaan rata.

3
Dari hasil pemeriksaan ultrasonografi ditemukan massa kistik, batas
sebagian tidak tegas, bersepta, dengan komponen solid dan internal echo di
dalamnya di cavum pelvis sampai dengan cavum abdomen,ukuran 31,33 x18,98 x
23,57 cm. Sedangkan foto rontgen toraks AP menunjukkan jantung dan paru tidak
tampak kelainan. Pada pemeriksaan darah rutin didapatkan hasil WBC 6900/UL,
Hb 10,8 g/dL, HCT 36,6%, PLT 316000/Ul. Hasil pemeriksaan kimia darah
didapatkan SGOT/PT 25/25,6 U/L, albumin 4,47 g/dL, BUN /serum kreatinin
4/0,72 mg/dL, natrium/kalium 141/4 mmol/L . Pada pemeriksaan CEA didapatkan
hasil meningkat ringan 3,43 ng/mL, AFP 2,38 IU/mL, CA 19-9 > 500 IU/mL
(meningkat) sedangkan CA 125 masih dalam nilai normal <35 U/mL. Pasien
direncanakan untuk dilakukan laparotomy frozen section. Durante operasi tampak
massa kistik diameter 30x20 cm, permukaan rata, tanpa ada perlengketan, kesan
berasal dari adneksa kiri sehingga diputuskan untuk dilakukan
Salphingoophorektomy Sinistra.

Pada pemeriksaan makroskopis didapatkan satu potong jaringan kista


ovarium ukuran 34x27x14 cm dengan tuba panjang 6 cm, diameter 0,5 cm.
Permukaan luar kista licin. Pada irisan keluar cairan mukoid, tampak kista
unilokuler, permukaan dalam sebagian licin, sebagian dengan bercak-bercak
kuning, pada beberapa fokus tampak bagian yang berpapil dan beberapa nodul
berwarna kuning.

Gambar 1. Makroskopis tumor kistik dengan bagian berpapil dan nodul

4
Pada pemeriksaan mikroskopis frozen section di bagian kista dengan nodul
kuning tampak potongan jaringan dinding
din kista terdiri dari sel sel tubo-
endometrioid metaplasia dengan
denga stroma mengandung sebukan padat PMN
netrofil. Pada bagian lain tampak dinding kista dilapisi sel epitel musinus tipe
endoservikal yaitu sel selapis kolumnar dengan sitoplasma mengandung musin
tersusun pseudostratified,
pseudostratified inti cigar shaped,, kromatin halus, tidak tampak anak
a
inti. Pada pemeriksaan mikro
mikroskopis
skopis dari dinding kista yang berpapil tampak
proliferasi sel-sel
sel epithelial neoplastik dengan gambaran sel tipe serus yaitu pola
papiler kompleks, kribriform,
kribriform dan tufting. Morfologi sel berbentuk kolumnar
dengan sitoplasma mengandung musin, inti cigar shaped,, beberapa bulat-ovoid,
bulat
hiperkromatik, tampak anak inti. Dari hasil sediaan frozen section disimpulkan
gambaran morfologi sesuai untuk surface epithelial tumor dd/ atypical
seromucinous borderline tumor hingga seromucinous carcinoma.

A B

Gambar 2. A dan B. Sel epitel ganas terdiri dari campuran sel serus dan sel
musinus tipe endoservikal

5
A B

Gambar 3. A dan B. Tumor dengan gambaran papiler kompleks, kribriform, dan


tufting, sebagian dengan musin ekstraseluler

A B

Gambar 4. A Sel serus. B. Sel musinus tipe endoservikal

6
Gambar 5. A. Genangan musin ekstraseluler B. Stroma mengandung sebukan sel
radang PMN netrofil, limfosit dan sel plasma.

Pada pemeriksaan mikroskopis dari sedi


sediaan
aan histopatologi rutin tampak
potongan jaringan mengandung proliferasi sel epitelial
epit ganas tipe serus yang
membentuk pola papiler kompleks dan kribriform
ribriform dengan morfologi sel
sitoplasma eosinofilik, sebagian dengan gambaran sel musinus tipe endoservikal
mengandung musin, tersusun pseudostratified, inti
nti menunjukkan peningkatan N/C
ratio,, pleomorfia inti berat, anak inti prominen, mitosis 9/10
/10 lapangan pandang
besar. Pada beberapa fokus tampak genangan musin ekstraseluler. Tampak pula
dinding kista dilapisi sel epitel dengan sitoplasma mengandung musin dan inti
terletak di basal. Stroma di sekitarnya mengandung sebukan sel radang PMN
netrofil, limfosit dan sel plasma. Dibuat kesimpulan seromucinous carcinoma.
carcinoma

DISKUSI

Istilah seromucinous ovarian tumor awalnya dikemukan


kemukan oleh Shappel dkk untuk
mengklasifikasikan tumor musinus tipe endoservikal yang memiliki gambaran
dan perangai seperti tumor serus. Kelompok ini dikategorikan sebagai kelompok
intermediet karsinoma ovarium dengan low malignant potential oleh the
International
ernational Federation of Gynecology and Obstretics (FIGO) pada tahun 1963.
Pada tahun 1973, World
orld Health Organization (WHO) mengambil istilah
“borderline malignancies untuk mendeskripsikan tumor ini. 2
borderline malignancies”

7
Seromucinous tumor merupakan kategori baru dari tumor epitel ovarium
berdasarkan revisi terbaru World Health Organization (WHO) Classification of
Tumours of the Female Reproductive Organs tahun 2014. Tumor ini terdiri dari
Seromucinous cystadenoma/adenofibroma, seromucinous borderline
tumour/Atypical proliferative seromucinous tumour dan seromucinous carcinoma.

Seromucinous cystadenoma/adenofibroma merupakan neoplasma kistik


jinak dengan satu/ atau lebih tipe sel Mϋllerian, semuanya mencakup sekitar 10%
epitel. Pada tumor yang jarang memiliki komponen fibrus yang prominen
(adenofibroma). Tumor ini mencakup 1 % dari neoplasma epitel jinak dan
ditemukan pada dewasa dengan puncak pada kelompok usia reproduktif. Tumor
ini biasanya muncul sebagai kista unilokuler dengan permukaan luar dan dalam
licin. Bisa mengandung cairan serus atau musinus dan pada kasus yang jarang
memiliki komponen solid dengan permukaan putih homogen. Secara mikroskopis
tumor ini terdiri dari dinding kista yang dilapisi oleh variasi sel campuran sel
serus dan musinus (tipe endoservikal) tetapi bisa terlihat komponen sel
endometrioid, transisional dan skuamus. Bila ada pada stroma tampak jaringan
fibrus prominen. 5

Seromucinous borderline tumour/atypical proliferative seromucinous


tumour/ atypical proliferative seromucinous tumour merupakan tumor epitel yang
non-invasif, proliferatif, terdiri dari lebih dari satu tipe sel epithelial, kebanyakan
sel tipe serus dan musinus tipe endoservikal. Bisa mengandung sel endometrioid,
sel jernih (clear cell), transisional atau skuamus. Sebelumnya tumor ini
merupakan bagian dari tumor musinus (tipe endoservikal), sehingga dari semua
mucinous atypical proliferative (borderline) tumour, tumor ini mencapai 15%
kasus.. Kebanyakan pasien dengan FIGO stadium I, tetapi minoritas memiliki
stadium yang lebih lanjut dalam bentuk implan dan/atau keterlibatan limfonodi.
Rata-rata usia pasien 34-44 tahun dan berkaitan dengan endometriosis pada
sepertiga kasus. Secara makroskopis tumor dengan ukuran 8-10 cm, biasanya
unilokuler, permukaan luar licin dan mengandung viscid fluid. Pada beberapa
bagian mengandung papil-papil. Fokus jaringan granuler dan perdarahan sering

8
mengindikasikan keterkaitan dengan endometriosis. Bisa ditemukan area solid
dan sekitar 40% bilateral. 2,5

Secara histopatologi tumor ini memiliki arsitektur yang mirip dengan


serous borderline/atypical proliferative serous tumours. Tumor ini menunjukkan
arsitektur papiler kompleks yang bercabang dengan susunan hierarki. Papil yang
berukuran besar cenderung memiliki stroma edematous dengan sebukan sel
netrofil. Epitel yang melapisi tersusun bertingkat dan terdiri dari sel musinus tipe
endoservikal atau epitel serus, namun bisa juga ditemukan sel endometrioid,
transisional, skuamus, dan sel jernih (clear cells). Sel goblet biasanya tidak
ditemukan. Sitoplasma eosinofilik sering conspicuous dengan inti low-grade, dan
frekuensi mitosis jarang. Mikroinvasi, karsinoma intraepithelial, dan gambaran
mikropapiler bisa terjadi. Bagian kista bisa menunjukkan gambaran kista
endometriosis.5

Seromucinous carcinoma merupakan karsinoma epitel ovarium yang


didominasi oleh epitel tipe serus dan sel musinus tipe endoservikal. Namun bisa
juga mengandung fokus sel jernih dan sel dengan diferensiasi endometrioid dan
skuamus.5 Sebelumnya tumor ini dikategorikan sebagai karsinoma musinus
ovarium tipe endoservikal berdasarkan sistem klasifikasi WHO tahun 2003.6

Tumor ini sangat jarang ditemukan sehingga tidak tersedia data


epidemiologinya. Rata-rata usia pasien yang pernah dilaporkan yaitu 45 tahun.
Kebanyakan pasien muncul dengan massa di pelvis dan sekitar 575 wanita
mengalami peritoneal endosalpingiosis.5

Pada kasus ini pasien adalah seorang wanita, usia 41 tahun, partus satu
kali, abortus (-), mengeluh benjolan di perut sejak 3 bulan yang lalu, semakin
membesar, nyeri(-), berat badan (BB) menurun, perdarahan pervaginam (-). Pada
pemeriksan fisik pasien dengan keadaan umum baik, Glasgow coma scale (GCS)
E4V5M6, tekanan darah (110/70 mmHg), nadi 80x/menit, respirasi 20x/menit,
temperature aksila 36,5 derajat Celcius, berat badan 58 kg. Pada pemeriksaan fisik
abdomen tampak teraba massa, ukuran 25x20 cm, batas tidak jelas, permukaan
rata. Dari hasil pemeriksaan ultrasonography (USG)ditemukan massa kistik, batas

9
sebagian tidak tegas, bersepta, dengan komponen solid dan internal echo di
dalamnya di cavum pelvis sampai dengan cavum abdomen,ukuran 31,33 x18,98 x
23,57 cm. Pada pemeriksaan CEA didapatkan hasil 3,43 ng/mL sedikit meningkat
dari nilai normal <=2,30 ng/mL. Hasil CA 125 didapatkan masih dalam batas
normal yaitu 32,7 U/mL dan CA 19-9 meningkat yaitu>500 IU/mL.

Secara makroskopis, rata-rata ukuran tumor ini yaitu 12 cm dan lebih dari
setengah kasus adalah bilateral. Tumor bisa unilokuler atau multilokuler dan
mengandung area solid. Permukaan luar dan dalam kista mengandung struktur
papiler. Pada makroskopis kasus didapatkan satu potong jaringan kista ovarium
sinistra ukuran 34x27x14 cm dengan tuba panjang 6 cm, diameter 0,5 cm.
Permukaan luar kista licin. Pada irisan keluar cairan mukoid, tampak kista
unilokuler, permukaan dalam sebagian licin, sebagian dengan bercak-bercak
kuning, pada beberapa fokus tampak bagian yang berpapil dan beberapa nodul
berwarna kuning.

Secara mikroskopis tumor ini menunjukkan gambaran papiler dan


stratifikasi epitel menyerupai tumor serus. Pola paling umum dari invasi adalah
bentukan kribriform atau konfluen (ekspansil), meskipun pertumbuhan infiltratif
destruktif bisa terjadi. Secara definisi, tumor ini mengandung epitel musinus tipe
endoservikal dan epitel tipe serus, tetapi gambaran sitoplasma jernih (tidak
menunjukkan gambaran pola karsinoma sel jernih), dan juga fokus diferensiasi
endometrioid, termasuk sel skuamus bisa ada. Indeks mitosis bervariasi, tetapi
cenderung sedikit (<5 mitosis/ 10 lapangan pandang besar). 6

Pada pemeriksaan mikroskopis dari sediaan histopatologi rutin pada kasus


tampak potongan jaringan mengandung proliferasi sel epitelial ganas dengan
gambaran sel tipe serus membentuk pola papiler kompleks dan kribriform dengan
morfologi sel dengan sitoplasma eosinofilik, sebagian dengan gambaran sel
musinus tipe endoservikal mengandung musin, tersusun pseudostratified, N/C
ratio meningkat, pleomorfia inti berat, anak inti prominen, mitosis 9/10 lapangan
pandang besar. Pada beberapa fokus tampak genangan musin ekstraseluler.
Tampak pula dinding kista dilapisi sel epitel dengan sitoplasma mengandung
musin dan inti terletak di basal. Stroma di sekitarnya mengandung sebukan sel

10
radang PMN netrofil, limfosit dan sel plasma. Dibuat kesimpulan seromucinous
carcinoma.

Keberadaan dari varian invasif neoplasma seromusinus (= karsinoma)


masih diperdebatkan. Jaime Prat’s dkk menemukan dari 31 neoplasma
seromusinus ovarium, tidak menemukan tumor invasif dan menyimpulkan bahwa
neoplasma seromusinus invasif harus diklasifikasikan sebagai karsinoma
endometrioid.7 Meski demikian, Robert Kurman dkk, mendefinisikan bahwa
pertumbuhan tumor ini analog dengan tumor serus dimana adanya pertumbuhan
destruktif dan ekspansif > 5mm disebut sebagai invasif. Hal ini ditemukan pada
kasus.8

Profil imunohistokimia serupa dengan borderline/atypical proliferative


group dari seromucinous tumours. Histogenesis dari tumor ini masih belum jelas
karena hanya sejumlah kecil kasus yang dilaporkan tetapi sering ditemukan
bersamaan dengan seromucinous borderline/atypical proliferative tumours dan
endometriosis, sehingga diduga bahwa endometriosis sebagai lesi prekursor.2,4,5

Diduga tumor seromusinus ini berkaitan dengan endometriosis pada


2,4,5
setidaknya 1/3 kasus dan sering muncul pada kista endometriosis. Jaringan
tipe endometrial dan endometriosis secara umum bisa mengalami metaplasia
musinus yang kemudian berkembang menjadi cystadenoma dan
borderline/atypical proliferative tumour. Patogenesis dari tumor ini tidak
berkaitan dengan borderline/atypical proliferative mucinous tumour
gastrointestinal type. Adanya keterkaitan dengan endometriosis, ER positif, dan
tidak adanya ekspresi WT1 menimbulkan dugaan keterkaitan erat dengan
endometrioid dan neoplasma sel jernih. Hal ini didukung dengan temuan mutasi
pada ARID1A dan kehilangan ekspresi pada bagian tumor ini serupa dengan
endometrioid dan karsinoma sel jernih.5

Prognosis dikatakan baik bila pasien ditemukan pada stadium I, sedangkan


pada stadium lanjut, pasien akan meninggal karena penyakit ini. Pada pasien ini
tumor hanya terbatas pada ovarium sinistra dengan permukaan intak jadi termasuk
dalam stadium IA. Setelah operasi pasien dalam kondisi baik dan dianjurkan

11
untuk kontrol rutin setiap 6 bulan termasuk pemeriksaan fisik,lab lengkap, dan
tumor marker.

Sampai saat ini studi mengenai marker molekuler belum menemukan


prediktor yang reliabel untuk perangai dari tumor ini. Diperlukan studi yang
mendalam mengenai gambaran klinis, analisa prognostik, dan terapi optimal.
Diagnosis yang akurat serta staging klinis mengarah pada terapi yang lebih baik
dan mengurangi penggunaan terapi agresif yang tidak perlu. 2

SIMPULAN
Dilaporkan satu kasus karsinoma seromusinus ovarium. Diagnosis ditegakkan
berdasarkan pemeriksaan klinis, laboratorium, radiologis, dan histopatologi
(makroskopis dan mikroskopis) yang khas.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Kessler M, Fotopulou C, Meyer T. The moleculer fingerprint of high


grade serous ovarian cancer reflects its fallopian tube origin. International
Journal of Moleculer Sciences. March 23rd, 2013;6572-6589.
2. Lee JC, Hung YC, Yeh LS, Chang WC. Ovarian seromucinous
(endocervical-type mucinous and mixed cell-type) tumor: a case report.
Taiwanese Journal of Obstetric Gynecology. March 2005 (44)1;62-64.
3. Primadi L.P.Registrasi Kanker di Denpasar. Dalam : Kanker di Indonesia
Tahun 2010 Data Histopatologik. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik
Departemen Kesehatan RI, Badan Registrasi Kanker Perhimpunan Dokter
Spesialis Patologi Indonesia, Yayasan Kanker Indonesia. 2010.
4. Taylor J, McCluggage WG. Ovarian seromucinous carcinoma: Report of a
series of a newly categorized and uncommon neoplasms. American journal
of surgical pathology. February 26th, 2015. Available at:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/25723110. Diakses tanggal 8 juni
2015.
5. Seidman JD, Bell DA, Crum CP et al. Seromucinous neoplasm. In:
Kurman RJ, Carcangiu ML, Herrington CS, Young RH (editor). World
Health Organization Classification of Tumour of Female Reproductive
Organs. International Agency for Research on Cancer (IARC); 2014:
6. Devouassoux-Sisheboran M, Genestie C. Pathobiology of ovarian
carcinomas. Chinese Journal of Cancer. 2015 (34) 1; 50-55.
7. Rodriguez IM, Irving JA, Prat J. Endocervical-like mucinous borderline
tumors of the ovary: a clinicopathologic analysis of 31 cases. American
Journal of Surgical Pathology. 2004;28(10):1311-8.
8. Shappell HW, Riopel MA, Smith Sehdev AE, Ronnett BM, Kurman RJ.
Diagnostic criteria and behavior of ovarian seromucinous (endocervical-
type mucinous and mixed cell-type) tumors: atypical proliferative
(borderline) tumors, intraepithelial, microinvasive, and invasive

13
carcinomas. American Journal of Surgical Pathology. 2002;26(12):1529-
41.

GDAFT

gg

14
15

Anda mungkin juga menyukai