K-13
s
Kela
kimia
TEORI ATOM
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.
1. Memahami perkembangan dari teori atom Dalton hingga teori atom mekanika
kuantum.
2. Menjelaskan struktur atom berdasarkan penemuan partikel penyusun inti atom.
Para ahli di masa lampau menduga bahwa materi terbentuk dari suatu bahan dasar yang
disebut atom. Oleh karena dugaan tersebut, mereka terus menerus menggali dan mengajukan
teori-teori tentang model atom. Model atom hanya berupa suatu gambaran, karena para ahli
tersebut tidak tahu pasti seperti apa bentuk model atom sebenarnya.
1
Dalton adalah sebagai berikut.
• Suatu unsur tersusun atas atom, yaitu partikel-partikel terkecil yang menyerupai
bola pejal dan bersifat identik, serta tidak dapat dibagi lagi.
• Atom-atom dari unsur yang sama akan memiliki berat, ukuran, serta bentuk
yang sama (identik). Atom-atom dari unsur berbeda akan memiliki sifat yang
berbeda.
• Atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
• Dua atom unsur atau lebih dapat bergabung membentuk senyawa.
2
• Model atom Thomson diumpamakan seperti roti kismis. Roti diibaratkan sebagai
bola pejal dan kismis yang tersebar merata sebagai elektron-elektronnya.
3
3. Kelemahan Teori Atom Rutherford
Teori atom Rutherford bertentangan dengan teori Maxwell, yaitu jika elektron
bergerak mengelilingi inti atom dan memancarkan energi, maka lama-kelamaan
energi elektron akan berkurang. Hal ini mengakibatkan gaya tarik inti menguat
sehingga elektron akan jatuh ke inti. Jadi, kelemahan teori atom Rutherford adalah
tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak tertarik dan jatuh ke inti atom.
nukleus
elektron
orbit
4
3. Kelemahan Teori Atom Niels Bohr
Teori ini hanya dapat menjelaskan spektrum dari atom atau ion yang mengandung
satu elektron, tetapi tidak dapat menjelaskan spektrum atom atau ion yang
mengandung banyak elektron.
–
+ –
E = hv
Keterangan:
E = energi (J);
h = ketetapan Planck (6,63 × 10–34 Js); dan
v = frekuensi radiasi (Hz).
5
Dengan demikian, diperoleh:
mc 2 = hv
c
mc 2 = h
λ
h
m=
cλ
Keterangan:
m = massa partikel (kg);
h = ketetapan Planck (6,63 × 10–34 Js);
λ = panjang gelombang (m); dan
c = kecepatan cahaya (3 × 108 m/s).
4. Erwin Schrödinger
• Erwin Schrödinger berhasil mengemukakan teori atom modern atau teori
atom mekanika kuantum, yaitu keadaan elektron pada saat tertentu tidak dapat
ditentukan secara pasti, yang ada hanyalah peluang atau probabilitasnya.
• Gerakan elektron pada lintasannya menyerupai gelombang. Erwin Schrödinger
telah berhasil menyusun persamaan gelombang untuk elektron dengan
menggunakan prinsip mekanika kuantum.
• Menurut Erwin Schrödinger, elektron yang mengelilingi ini terdapat pada suatu
orbital, yaitu daerah dengan kemungkinan terbesar ditemukannya elektron.
Orbital digambarkan sebagai awan elektron atau pola titik-titik. Semakin rapat
titik-titiknya, semakin besar kemungkinan elektron ditemukan.
6
B. PARTIKEL PENYUSUN ATOM
Atom tersusun atas partikel-partikel subatom yaitu proton dan neutron yang berada di
inti atom, serta elektron yang mengelilingi inti atom.
a. Penemuan Elektron
Elektron ditemukan oleh J.J. Thomson pada tahun 1897. Sejarah penemuan elektron
tersebut diawali oleh penemuan-penemuan ilmuwan sebelumnya sebagai berikut.
1. Sir Humpry
Pada tahun 1821, seorang ahli fisika Inggris, Sir Humpry berhasil menemukan bahwa
gas dapat menjadi penghantar yang lebih baik pada tekanan rendah.
2. William Crookes
Tahun 1879, William Crookes berhasil menyempurnakan susunan tabung pengawan
muatan. Pada bagian ujung tabung, terdapat dua pelat logam yang berfungsi
sebagai elektroda (sambungan listrik). Pada tekanan rendah dan tegangan tinggi,
gas dalam tabung akan berpijar dengan warna sesuai jenis gasnya. Jika tekanan
gas dikurangi, maka daerah depan katoda akan menjadi gelap, tetapi bagian depan
katoda berpendar kehijauan. Hal ini disebabkan oleh adanya radiasi yang memancar
dari katoda menuju anoda. Radiasi ini disebut sinar katoda.
Anoda
+
Sinar katoda
Sinar terusan
Katoda
–
Tegangan Tinggi
Sumber: belajarkimia.com
7
Super (Solusi Quipper)
KNAP
Katoda Negatif, Anoda Positif
Pada tahun yang sama dengan penemuan Karl Ferdinand Braun, yaitu tahun 1897,
J.J. Thomson berhasil menemukan elektron. Thomson memperjelas penemuan sinar
katoda dengan menentukan simpangan sinar katoda dalam medan listrik. Selain
itu, Thomson juga telah berhasil menentukan nilai perbandingan muatan terhadap
e
massa ( ) partikel sinar katoda yaitu sebesar 1,76 × 108 Cg–1. Partikel sinar katoda
m
selanjutnya oleh Thomson disebut dengan elektron yang dilambangkan dengan e.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini merupakan sifat-sifat dari sinar katoda/elektron.
• Bergerak lurus dari katoda menuju anoda.
• Dibelokkan oleh medan magnet dan medan listrik ke kutub positif, sehingga
membuktikan sinar katoda muatannya negatif.
• Sifat sinar katoda tidak dipengaruhi oleh kawat elektroda maupun gas yang
digunakan dalam tabung.
• Muatan elektron = –1,6 × 10–19 coulomb.
• Massa elektron = 9,107 × 10–28 gram (berdasarkan percobaan tetes minyak
Millikan).
b. Penemuan Proton
Proton ditemukan oleh Goldstein pada tahun 1886. Goldstein memodifikasi tabung sinar
katoda dengan melubangi bagian tengah lempengan katoda. Pada percobaan tersebut,
ditemukan sinar yang arahnya berlawanan dengan sinar katoda dan menembus lubang
kanal pada lempengan katoda. Oleh karena itu, sinar tersebut dinamakan sinar kanal/
sinar terusan/sinar positif. Sinar kanal yang bermuatan positif itu selanjutnya dinamakan
proton yang dilambangkan dengan p.
• Muatan proton = +1,6 × 10–19 coulomb
• Massa proton = 1,6726 × 10–24 gram
c. Penemuan Neutron
Pada tahun 1919, Aston menemukan alat spektrometer untuk menentukan massa atom
atau molekul. Melalui alatnya, Aston mengetahui bahwa massa atom tidak sama dengan
8
jumlah protonnya sehingga diduga ada partikel tidak bermuatan (netral) dalam atom yang
jumlahnya dapat berbeda meski unsurnya sama, yang kemudian disebut isotop. Dugaan
Aston ini terbukti benar, karena pada tahun 1932, James Chadwick, fisikawan asal Inggris
berhasil menemukan neutron.
Dalam percobaannya, James Chadwick menggunakan inti atom berilium yang ditembak
dengan partikel alfa sehingga menghasilkan radiasi partikel yang memiliki daya tembus
tinggi. Radiasi dengan daya tembus tinggi membuktikan bahwa partikel tersebut tidak
bermuatan (netral) dan memiliki massa yang hampir sama dengan massa proton. Partikel
itulah yang selanjutnya disebut sebagai neutron (n). Neutron merupakan partikel dasar
penyusun inti atom dengan karakteristik berikut.
• Muatan neutron = 0
• Massa neutron = 1,6750 × 10-24 gram
O
S
I
L
L
Po
I
Be ruang gas O
G
R
A
F
Parafin
Polonium Berillum
sumber sinar alfa
9
• Sebagian kecil partikel alfa dibelokkan karena mengalami gaya tolak inti. Hal ini
menunjukkan bahwa seluruh muatan positif dan hampir seluruh massa atom ada
dalam inti atom.
• Sebagian kecil partikel alfa ada yang dipantulkan. Ini menunjukkan bahwa sebagian
kecil dari bagian atom merupakan bola pejal.
HamburanHamburan sinar a
Sinar a Sinar a
sinar a
dipantulkan
e. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa atom terdiri atas:
• inti atom yang tersusun dari neutron (netral) dan proton (bermuatan positif ); dan
• elektron yang bermuatan negatif berada di sekeliling inti atom (kulit atom).
Proton
Inti atom Nukleon
Neutron
Atom
10