Anda di halaman 1dari 10

X

K-13

s
Kela
kimia
TEORI ATOM

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.
1. Memahami perkembangan dari teori atom Dalton hingga teori atom mekanika
kuantum.
2. Menjelaskan struktur atom berdasarkan penemuan partikel penyusun inti atom.

Para ahli di masa lampau menduga bahwa materi terbentuk dari suatu bahan dasar yang
disebut atom. Oleh karena dugaan tersebut, mereka terus menerus menggali dan mengajukan
teori-teori tentang model atom. Model atom hanya berupa suatu gambaran, karena para ahli
tersebut tidak tahu pasti seperti apa bentuk model atom sebenarnya.

A. PERKEMBANGAN MODEL ATOM


Democritus berpendapat bahwa atom terbentuk dari partikel terkecil yang tidak dapat
dibagi lagi. Pendapat Democritus ini selanjutnya disempurnakan oleh John Dalton dan
terus disempurnakan oleh ilmuwan lainnya hingga terbentuk model atom modern.

a. Teori Atom Dalton


1. Model Atom Dalton
Pada tahun 1803, seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris, John Dalton (1766
– 1844), menyampaikan gagasannya tentang model atom. Model atom menurut

1
Dalton adalah sebagai berikut.
• Suatu unsur tersusun atas atom, yaitu partikel-partikel terkecil yang menyerupai
bola pejal dan bersifat identik, serta tidak dapat dibagi lagi.
• Atom-atom dari unsur yang sama akan memiliki berat, ukuran, serta bentuk
yang sama (identik). Atom-atom dari unsur berbeda akan memiliki sifat yang
berbeda.
• Atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
• Dua atom unsur atau lebih dapat bergabung membentuk senyawa.

2. Kelebihan Teori Atom Dalton


Teori atom Dalton dapat digunakan untuk menjelaskan hukum kekekalan massa
(hukum Lavoisier) dan hukum perbandingan tetap (hukum Proust) yang berkaitan
dengan massa suatu zat. Hukum Lavoisier menyatakan bahwa massa zat sebelum
dan sesudah reaksi adalah sama, sedangkan hukum Proust menyatakan bahwa
perbandingan massa unsur-unsur suatu zat adalah tetap.

3. Kelemahan Teori Atom Dalton


Kelemahan teori atom Dalton dapat diketahui dari munculnya penemuan-penemuan
atau teori-teori berikut.
• Atom tersusun atas partikel yang lebih kecil lagi yaitu subatom yang terdiri atas
proton, neutron, dan elektron.
• Atom-atom dari unsur yang sama dapat memiliki massa yang berbeda (isotop).
• Atom dari suatu unsur dapat berubah menjadi unsur lain melalui reaksi nuklir.

Gambar model atom Dalton.

b. Teori Atom Thomson


1. Model Atom Thomson
Pada tahun 1879, J.J. Thomson (1856-1940), menyampaikan gagasannya tentang
model atom. Model atom menurut Thomson adalah sebagai berikut.
• Atom merupakan partikel kecil menyerupai bola pejal yang bermuatan positif
dan di dalamnya terdapat elektron-elektron bermuatan negatif yang tersebar
merata.

2
• Model atom Thomson diumpamakan seperti roti kismis. Roti diibaratkan sebagai
bola pejal dan kismis yang tersebar merata sebagai elektron-elektronnya.

2. Kelebihan Teori Atom Thomson


Teori atom Thomson berhasil menyempurnakan teori atom Dalton, yaitu dalam
atom terdapat partikel lain yang lebih kecil dengan muatan negatif yang disebut
elektron.

3. Kelemahan Teori Atom Thomson


Kelemahan teori atom Thomson dapat diketahui dari hasil percobaan Rutherford
yang menyatakan bahwa elektron-elektron dalam atom bergerak dalam lintasan
tertentu. Sementara teori atom Thomson hanya mampu menjelaskan bahwa
elektron-elektron tersebar merata dalam atom dan tidak bergerak.

Gambar model atom Thomson.

c. Teori Atom Rutherford


Pada tahun 1909, Ernest Rutherford (1871-1937), ilmuwan asal Selandia Baru
menyampaikan gagasannya tentang model atom yang didasarkan pada percobaan
penembakan sinar alfa. Hasil percobaan tersebut menghasilkan model atom Rutherford
sebagai berikut.
1. Model Atom Rutherford
• Atom terdiri atas inti atom yang bermuatan positif dan dikelilingi elektron-
elektron yang bergerak pada lintasannya.
• Hampir seluruh massa atom berasal dari massa intinya.
• Atom bersifat netral sehingga jumlah elektron sama dengan jumlah muatan
inti atom.

2. Kelebihan Teori Atom Rutherford


Teori atom Rutherford sudah mampu menjelaskan bahwa elektron bergerak
mengelilingi inti atom pada orbit/lintasan tertentu.

3
3. Kelemahan Teori Atom Rutherford
Teori atom Rutherford bertentangan dengan teori Maxwell, yaitu jika elektron
bergerak mengelilingi inti atom dan memancarkan energi, maka lama-kelamaan
energi elektron akan berkurang. Hal ini mengakibatkan gaya tarik inti menguat
sehingga elektron akan jatuh ke inti. Jadi, kelemahan teori atom Rutherford adalah
tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak tertarik dan jatuh ke inti atom.

nukleus

elektron
orbit

Gambar model atom Rutherford.

d. Teori Atom Niels Bohr


1. Model Atom Niels Bohr
Pada tahun 1913, Niels Bohr (1885-1962), ilmuwan asal Denmark menyampaikan
gagasannya tentang model atom. Model atom menurut Bohr adalah sebagai
berikut.
• Atom terdiri atas inti atom yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh elektron-
elektron bermuatan negatif yang bergerak pada lintasannya (kulit atom).
• Pada keadaan stasioner, energi elektron bersifat konstan sehingga lintasan
elektron tetap dan elektron tidak jatuh ke inti.
• Elektron dapat berpindah dari kulit yang satu ke kulit lainnya dengan
pemancaran atau penyerapan energi. Jika elektron berpindah dari kulit yang
lebih dalam ke kulit yang lebih luar, maka akan disertai penyerapan energi.
Sebaliknya, jika elektron berpindah dari kulit yang lebih luar ke kulit yang lebih
dalam, maka akan disertai pemancaran energi.

2. Kelebihan Teori Atom Niels Bohr


Teori atom Niels Bohr telah berhasil menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke
inti atom, yaitu karena energi elektron konstan sehingga lintasan elektron tetap.

4
3. Kelemahan Teori Atom Niels Bohr
Teori ini hanya dapat menjelaskan spektrum dari atom atau ion yang mengandung
satu elektron, tetapi tidak dapat menjelaskan spektrum atom atau ion yang
mengandung banyak elektron.


+ –

Gambar model atom Niels Bohr.

e. Teori Atom Mekanika Kuantum


Teori atom mekanika kuantum diprakarsai oleh penemuan-penemuan beberapa ilmuan
berikut.
1. Max Planck
Menurut Max Planck, atom-atom hanya dapat menyerap atau memancarkan energi
pada paket-paket gelombang tertentu yang disebut kuanta. Energi setiap kuanta
bergantung pada frekuensi radiasi yang dipancarkan atau diserap.

E = hv

Keterangan:
E = energi (J);
h = ketetapan Planck (6,63 × 10–34 Js); dan
v = frekuensi radiasi (Hz).

2. Hipotesis Louis de Broglie


Louis de Broglie menyatakan bahwa elektron mempunyai dualisme sifat, yaitu
sebagai partikel dan sebagai gelombang. Louis de Broglie juga telah berhasil
merumuskan sebuah persamaan yang menghubungkan antara karakteristik partikel
dan gelombang berdasarkan gabungan rumus Einstein dan Max Planck berikut.
• Persamaan Einstein: E = mc2
• Persamaan Max Planck: E = hv

5
Dengan demikian, diperoleh:

mc 2 = hv
c
mc 2 = h
λ
h
m=

Keterangan:
m = massa partikel (kg);
h = ketetapan Planck (6,63 × 10–34 Js);
λ = panjang gelombang (m); dan
c = kecepatan cahaya (3 × 108 m/s).

3. Asas ketidakpastian Heisenberg


Werner Heisenberg menyatakan bahwa posisi dan momentum elektron tidak dapat
ditentukan secara pasti, yang dapat ditentukan hanyalah probabilitas menemukan
elektron pada jarak tertentu dari inti atom (orbital elektron).

4. Erwin Schrödinger
• Erwin Schrödinger berhasil mengemukakan teori atom modern atau teori
atom mekanika kuantum, yaitu keadaan elektron pada saat tertentu tidak dapat
ditentukan secara pasti, yang ada hanyalah peluang atau probabilitasnya.
• Gerakan elektron pada lintasannya menyerupai gelombang. Erwin Schrödinger
telah berhasil menyusun persamaan gelombang untuk elektron dengan
menggunakan prinsip mekanika kuantum.
• Menurut Erwin Schrödinger, elektron yang mengelilingi ini terdapat pada suatu
orbital, yaitu daerah dengan kemungkinan terbesar ditemukannya elektron.
Orbital digambarkan sebagai awan elektron atau pola titik-titik. Semakin rapat
titik-titiknya, semakin besar kemungkinan elektron ditemukan.

Gambar model atom mekanika kuantum.

6
B. PARTIKEL PENYUSUN ATOM
Atom tersusun atas partikel-partikel subatom yaitu proton dan neutron yang berada di
inti atom, serta elektron yang mengelilingi inti atom.

a. Penemuan Elektron
Elektron ditemukan oleh J.J. Thomson pada tahun 1897. Sejarah penemuan elektron
tersebut diawali oleh penemuan-penemuan ilmuwan sebelumnya sebagai berikut.
1. Sir Humpry
Pada tahun 1821, seorang ahli fisika Inggris, Sir Humpry berhasil menemukan bahwa
gas dapat menjadi penghantar yang lebih baik pada tekanan rendah.

2. William Crookes
Tahun 1879, William Crookes berhasil menyempurnakan susunan tabung pengawan
muatan. Pada bagian ujung tabung, terdapat dua pelat logam yang berfungsi
sebagai elektroda (sambungan listrik). Pada tekanan rendah dan tegangan tinggi,
gas dalam tabung akan berpijar dengan warna sesuai jenis gasnya. Jika tekanan
gas dikurangi, maka daerah depan katoda akan menjadi gelap, tetapi bagian depan
katoda berpendar kehijauan. Hal ini disebabkan oleh adanya radiasi yang memancar
dari katoda menuju anoda. Radiasi ini disebut sinar katoda.

Anoda
+
Sinar katoda
Sinar terusan

Katoda

Tegangan Tinggi

Sumber: belajarkimia.com

3. Karl Ferdinand Braun


Berdasarkan penemuan Crookes, pada tahun 1897, Karl Ferdinand Braun berhasil
mengembangkan osiloskop pertama dengan menggunakan tabung sinar katoda.
Tabung tersebut dibuat dari tabung kaca yang dialiri arus listrik searah, dari kutub
positif (anoda) dan dari kutub negatif (katoda).

7
Super (Solusi Quipper)
KNAP
Katoda Negatif, Anoda Positif

Pada tahun yang sama dengan penemuan Karl Ferdinand Braun, yaitu tahun 1897,
J.J. Thomson berhasil menemukan elektron. Thomson memperjelas penemuan sinar
katoda dengan menentukan simpangan sinar katoda dalam medan listrik. Selain
itu, Thomson juga telah berhasil menentukan nilai perbandingan muatan terhadap
e
massa ( ) partikel sinar katoda yaitu sebesar 1,76 × 108 Cg–1. Partikel sinar katoda
m
selanjutnya oleh Thomson disebut dengan elektron yang dilambangkan dengan e.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini merupakan sifat-sifat dari sinar katoda/elektron.
• Bergerak lurus dari katoda menuju anoda.
• Dibelokkan oleh medan magnet dan medan listrik ke kutub positif, sehingga
membuktikan sinar katoda muatannya negatif.
• Sifat sinar katoda tidak dipengaruhi oleh kawat elektroda maupun gas yang
digunakan dalam tabung.
• Muatan elektron = –1,6 × 10–19 coulomb.
• Massa elektron = 9,107 × 10–28 gram (berdasarkan percobaan tetes minyak
Millikan).

b. Penemuan Proton
Proton ditemukan oleh Goldstein pada tahun 1886. Goldstein memodifikasi tabung sinar
katoda dengan melubangi bagian tengah lempengan katoda. Pada percobaan tersebut,
ditemukan sinar yang arahnya berlawanan dengan sinar katoda dan menembus lubang
kanal pada lempengan katoda. Oleh karena itu, sinar tersebut dinamakan sinar kanal/
sinar terusan/sinar positif. Sinar kanal yang bermuatan positif itu selanjutnya dinamakan
proton yang dilambangkan dengan p.
• Muatan proton = +1,6 × 10–19 coulomb
• Massa proton = 1,6726 × 10–24 gram

c. Penemuan Neutron
Pada tahun 1919, Aston menemukan alat spektrometer untuk menentukan massa atom
atau molekul. Melalui alatnya, Aston mengetahui bahwa massa atom tidak sama dengan

8
jumlah protonnya sehingga diduga ada partikel tidak bermuatan (netral) dalam atom yang
jumlahnya dapat berbeda meski unsurnya sama, yang kemudian disebut isotop. Dugaan
Aston ini terbukti benar, karena pada tahun 1932, James Chadwick, fisikawan asal Inggris
berhasil menemukan neutron.

Dalam percobaannya, James Chadwick menggunakan inti atom berilium yang ditembak
dengan partikel alfa sehingga menghasilkan radiasi partikel yang memiliki daya tembus
tinggi. Radiasi dengan daya tembus tinggi membuktikan bahwa partikel tersebut tidak
bermuatan (netral) dan memiliki massa yang hampir sama dengan massa proton. Partikel
itulah yang selanjutnya disebut sebagai neutron (n). Neutron merupakan partikel dasar
penyusun inti atom dengan karakteristik berikut.
• Muatan neutron = 0
• Massa neutron = 1,6750 × 10-24 gram

O
S
I
L
L
Po
I
Be ruang gas O
G
R
A
F
Parafin
Polonium Berillum
sumber sinar alfa

Gambar skema percobaan Chadwick.


Sumber: sinn-ess-theater.de

d. Penemuan Inti Atom


Inti atom ditemukan oleh Ernest Rutherford bersama dua orang asistennya, Hans Geiger
dan Ernest Marsden melalui percobaan hamburan sinar alfa. Percobaan dilakukan dengan
menggunakan lempeng emas tipis yang ditembaki dengan sinar alfa yang berenergi
tinggi (nomor atom 2 dan nomor massa 4). Hasil percobaan tersebut sebagai berikut.
• Hampir semua partikel alfa diteruskan. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar
bagian atom merupakan ruang hampa (kosong), bukan bola pejal.

9
• Sebagian kecil partikel alfa dibelokkan karena mengalami gaya tolak inti. Hal ini
menunjukkan bahwa seluruh muatan positif dan hampir seluruh massa atom ada
dalam inti atom.
• Sebagian kecil partikel alfa ada yang dipantulkan. Ini menunjukkan bahwa sebagian
kecil dari bagian atom merupakan bola pejal.

HamburanHamburan sinar a
Sinar a Sinar a
sinar a
dipantulkan

Sumber sinar alfa

Layar yang dapat


Layar yang dapat
berputar
berputar
Lempeng tipis logam Sebagian besar sinar a
emas diteruskan

Gambar skema percobaan hamburan sinar alfa.


Sumber: belajarkimia.com

e. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa atom terdiri atas:
• inti atom yang tersusun dari neutron (netral) dan proton (bermuatan positif ); dan
• elektron yang bermuatan negatif berada di sekeliling inti atom (kulit atom).

Proton
Inti atom Nukleon
Neutron
Atom

Kulit atom Elektron

10

Anda mungkin juga menyukai