Anda di halaman 1dari 6

Aliyya Suci Arizona

180342618088

OFF H / BIOLOGI

A. Pertanyaan Bab Enzim

1. Mengapa enzim biasanya hanya terdapat pada sel yang mempunyai konsentrasi rendah ?
2. Bagaimana enzim dan substrat bisa menghasilkan suatu produk ?
3. Bagaimana pengaruh konsentrasi substrat terhadap kecepatan suatu reaksi yang
menggunakan enzim?
4. Apa yang terjadi jika enzim berada pada kondisi pH yang terlalu tinggi dan terlalu rendah
?
5. Brown (1902) menduga bahwa enzim di dalam mengikat molekul substrat mempunyai
kemampuan terbatas yaitu menjadi jenuh. Apa yang menyebabkan enzim menjadi jenuh ?
6. Enzim bekerja terhadap suatu substart tertentu, tetapi mengapa pada model induce fit
enzim bisa bekerja pada bermacam substrat ?
7. Apa peranan inhibitor dalam reaksi yang menggunakan enzim ?
8. Mengapa harus ada inhibitor dalam kerja enzim ?
9. Mengapa perubahan enzim yang tidak ekstrim dapat mempengaruhi enzim secara
tomporer ?
10. Lebih baik mana kerja enzim dengan model lock and key atau induce fit ?
11. Apakah inhibitor bisa dihilangkan agar tidak mengganggu cara kerja enzim ?

B. Penjelasan PPT Enzim


 Enzim sebagai katalis suatu reaksi
Fungsi suatu enzim ialah sebagai katalis untuk proses biokimia yang terjadi dalam sel
maupun di luar sel, suatu reaksi dapat bereaksi dengan cepat karena adanya bantuan dari
enzim. Suatu enzim dapat mempercepat reaksi beberapa kali lipat dibanding reaksi
tersebut dilakukan tanpa katalis, dan hanya memerlukan energi yang sedikit daripada
seharusnya.

 Situs aktif dan hubungannya dengan struktur enzim

Suatu enzim mempunyai kekhasan yaitu hanya bekerja pada satu reaksi saja. Untuk dapat
bekerja terhadap suatu zat atau substart harus ada hubungan atau kontak antara enzim
dengan substrat. Suatu enzim mempunyai ukuran yang lebih besar dari substrat. Oleh
karena itu tidak seluruh bagian enzim dapat berhubungan dengan subsrat. Hubungan
antara substrat dengan enzim hanya terjadi pada bagian atau tempat tertentu saja. Tempat
atau bagian enzim yang mengadakan hubungan atau kontak dengan substrat dinamakan
bagian aktif ( active site ). Hubungan hanya mungkin terjadi apabila bagian aktif
mempunyai ruang yang tepat dapat menampung substrat. Apabila substrat mempunyai
bentuk atau konfirmasi lain, maka tidak dapat ditampung pada bagian aktif suatu enzim.

 Reaksi degradasi pada enzim

Degradasi adalah pemecahan atau pembongkaran molekul-molekul yang besar menjadi


lebih kecil, misalnya pada degradasi asam amino. Asam amino yang berlebihan tidak
dapat disimpan dan direaksikan digunakan sebagai bahan bakar. Gugus amino dibebaskan
menjadi urea sebagai rangka karbon diubah menjadi zat antara metabolisme. Asam amino
arginine mengalami degradasi menjadi urea dan ornitin, urea diekskresikan melalui
ginjal. Jadi enzim dapat memecah molekul besar menjadi molekul kecil.

 Reaksi sintesis enzim

Sebaliknya enzim dapat merubah molekul-molekul kecil menjadi molekul besar yang
disebut dengan reaksi sintesis, dalam artian enzim dapat bekerja bolak-balik. Misalnya
protein merupakan molekul yang sangat besar yang disintesa dari asam amino yang lebih
kecil dengan suatu mekanisme.

 Karakterisitik enzim
a) Enzim mempercepat reaksi kimia tetapi tidak mempengaruhi keseimbangan
akhir.
Enzim meningkatkan kecepatan reaksi dengan cara menurunkan energy
aktivasi. Energy aktivasi adalah energy yang diperlukan untuk mengaktifkan
suatu reaktan sehingga dapat bereaksi untuk membentuk senyawa lain. Energy
potensial hasil reaksi menjadi lebih rendah dari pada pereaksi, sehingga
kesetimbangan reaksi menuju ke hasil reaksi. Adanya enzim menyebabkan
energy aktivasi menjadi lebih rendah dan tidak mempengaruhi kesetimbangan
reaksi, karena enzim hanya mempercepat reaksi tersebut tanpa ikut campur ke
dalam reaksi tersebut.
b) Suatu reaksi kimia, khususnya senyawa organik yang dilakukan dalam
laboratorium memerlukan kondisi yang ditentukan oleh beberapa faktor
seperti suhu, tekanan, waktu tertentu. Apabila salah satu kondisi tidak sesuai
dengan apa yang dibtuhkan maka reaksi tidak dapat berlangsung dengan baik,
sama seperti halnya enzim yang dapat berfungsi jika pada kondisi tertentu.
 Istilah enzim
Enzim mempunyai gugus bukan protein, jadi termasuk golongan protein
majemuk. Enzim semacam ini disebut holoenzim terdiri atas protein (apoenzim)
dan suatu gugus bukan protein. Gugus bukan protein ini yang dinamakan
kofaktor, ada yang terikat kuat pada protein, ada pula yang tidak begitu kuat
ikatannya. Gugus yang terikat kuat pada bagian protein, artinya yang sukar terurai
dalam larutan disebut gugus prostetik, sedangkan yang tidak begitu kuat
ikatannya, jadi yang mudah dipisahkan secara dialysis disebut koenzim. Baik
gugus protestik maupun koenzim merupakan bagian enzim yang memungkinkan
enzim bekerja terhadap substrat, yaitu zat-zat yang diubah atau direaksikan oleh
enzim. disebut koenzim.
 Penggolongan enzim
a) Oksidoreduktase
Enzim-enzim yang termasuk golongan ini dapat dibagi dalam dua bagian yaitu
dehydrogenase dan oksidase. Dehidrogenase bekerja pada reksi-reaksi
dehydrogenase, yaitu rekasi pengambilan atom hydrogen dari suatu senyawa
(donor). Hydrogen yang dilepas diterima oleh senyawa lain (akseptor).
Enzim-enzim oksidase juga bekerja sebagai katalis pada reaksi pengambilan
hydrogen dari suatu substrat. Dalam reaksi ini yang bertindak selaku akseptor
hydrogen adalah oksigen. Sebagai contoh enzim glukosa oksidase bekerja
sebegai katalis pada reaksi oksidasi glukosa menjadi asam glukonat.
b) Transferase
Enzim yang termasuk dalam golongan ini bekerja sebagai katalis pada reaksi
pemindahan suatu gugus dari suatu senyawa kepada senyawa lain. Beberapa
contoh enzim yang termasuk golongan ini adalah metiltransefase,
hidroksimetiltransferase, transaminase.
c) Hydrolase
Enzim pada golongan ini bekerja sebagai katalis pada reaksi hidrolisis. Ada
tiga jenis hydrolase, yaitu yang memecah ikatan ester, memecah glikosida dan
yang memecah ikatan peptide
d) Liase
Enzim golongan ini mempunyai peranan penting dalam reaksi pemisahan
suatu gugus dari suatu substrat ( bukan cara hidrolisis ) atau sebaliknya.
Contoh enzim golongan ini antara lain dekarboksilase, aldolase, hydratase.
e) Isomerase
Enzim yang termasuk golongan ini bekerja pada reaksi perubahan
intramolekuler, misalnya reaksi perubahan glukosa menjadi fruktosa,
perubahan senyawa L menjadi senyawa D, senyawa sis menjadi senyawa
trans, dan lain-lain.
f) Ligase
Enzim golongan ini bekerja pada reaksi-reaksi penggabungan dua molekul,
oleh karenanya enzim tersebut dinamakan sintetase
 Faktor-faktor yang mempengaruhi cara kerja enzim
a) Konsentrasi enzim
Seperti pada katalis lain, kecepatan suatu reaksi yang menggunakan enzim
tergantung pada konsentrasi enzim tersebut. Pada suatu konsentrasi substrat
tertentu, kecepatan reaksi bertambah dengan bertambahnya konsentrasi enzim.
b) Konsentrasi substrat
Bahwa dengan konsentrasi enzim yang tetap, maka pertambahan konsentrasi
substrat akan menaikkan kecepatan reaksi. Akan tetapi pada batas konsentrasi
tertentu, tidak terjadi kenaikkan kecepatan reaksi walaupun konsentrasi
substrat diperbesar. Untuk dapat terjadi kompleks enzim substrat diperlukan
adanya kontak antara enzim dengan substrat. Kontak ini terjadi pada suat
tempat atau bagian enzim dengan substrat. Kontak ini terjadi pada suatu
tempat atau bagian enzim yang disebut bagian aktif. Pada konsentrasi substrat
rendah bagian aktif enzim ini hanya menampung susbstrat sedikit. Bila
konsentrasi substrat diperbesar, makin banyak substrat yang dapat
berhubungan dengan enzim pada bagian aktif tersebut. Dengan demikian
konsentrasi kompleks enzim substrat makin besar dan hal ini menyebabkan
makin besarnya kecepatan rekasi.
c) Suhu
Oleh karna reaksi kimia itu dapat dipengaruhi oleh suhu, maka reaksi yang
menggunakan katalis enzim yang dapat dipengaruhi oleh suhu. Pada suhu
rendah reaksi kimia berlangsung lambat, sedangkan pada suhu yang lebih
tinggi reaksi berlangsung lebih cepat. Disamping itu, karena enzim adalah
suatu protein, maka kenaikan suhu dapat menyebabkan terjadinya proses
denaturasi. Apabila terjadi proses denaturasi maka bagian aktif enzim akan
terganggu dan konsentrasi enzim berkurang serta kecepatan reaksi menurun.
d) pH
seperti protein pada umumnya, struktur ion enzim tergantung pada pH
lingkungannya. Dan pH rendah atau pH tinggi dapat menyebabkan proses
denaturasi dan menurunkan cara kerja enzim.
 Model situs aktif
a) Model Lock & Key
Menurut teori lock and key, cara kerja enzim mirip dengan mekanisme kerja
kunci dan gembok. Enzim diibaratkan sebagai kunci yang memiliki sisi aktif,
sedangkan substratnya diibaratkan sebagai gembok. Substrat memasuki sisi
aktif dari enzim seperti halnya kunci memasuki gembok. Substrat tersebut
kemudian diubah menjadi produk tertentu. Produk inilah yang kemudian
dilepaskan dari sisi aktif enzim untuk kemudian enzim siap menerima substrat
baru.
b) Model Induce Fit
Berdasarkan teori induksi pas (induced fit), enzim diibaratkan dapat
melakukan penyesuaian bentuk untuk berikatan dengan suatu substrat. Hal ini
ditujukan untuk meningkatkan kecocokan dengan substrat dan membuat
ikatan antara enzim dan substrat menjadi lebih reaktif.
 Inhibitor
a) Competitive

Pada inhibitor ini zat – zat penghambat mempunyai struktur yang mirip dengan
struktur substrat. Dengan demikian baik substrat maupun inhibitor berkompetisi
atau bersaing untuk bersatu dengan sisi aktif enzim, jika inhibitor lebih dulu
berikatan dengan sisi aktif enzim, maka substratnya tidak dapat lagi berikatan
dengan sisi aktif enzim.
Pada inhibitor kompetitif, kelajuan maksimal reaksi tidak berubah, namun
memerlukan konsentrasi substrat yang lebih tinggi untuk mencapai kelajuan
maksimal tersebut, sehingga meningkatkan Km.
Inhibitor ini daya kerjanya bergantung pada :
 Konsentrasi Inhibitor
 Konsentrasi Substrat
 Afinitas relatif inhibitor dan substrat

b) Non competitive
Pada inhibitor non-kompetitif, inhibitor tidak dapat berikatan dengan enzim
bebas, namun hanya dapat dengan komples ES (enzim-substrat). Kompleks
EIS yang terbentuk kemudian menjadi tidak aktif. Contoh: pestisida (DDT)
dan parathion yang menghambat kerja enzim dalam system syaraf, serta
antibiotik dan penisilin pada sel bakteri. Inhibitor irreversible non kompetitif
ini melekat pada sisi aktif enzim dengan sangat kuat (ikatan kovalen) sehingga
tidak lepas dari enzim (irreversible). Akibatnya enzim tidak aktif.
Pada inhibitor nonkompetitif, inhibitor menempelkan diri pada suatu tempat di
permukaan enzim yang agak jauh dari lokasi aktif sehingga struktur lokasi
aktif berubah. Karena perubahan struktur lokasi aktif , substrat tidak dapat
masuk. Akibatnya, peran enzim scbagai katalisator yang normal tidak dapat
terlaksana.

Anda mungkin juga menyukai