UJI TARIK
DISUSUN OLEH :
Alhamdulillah kami bersyukur kepada Tuhan YME. Berkat karunia-Nya makalah ini telah
kami selesaikan.laporan ini bertujuan untuk melengkapi tugas dan juga dapat
digunakansebagai referensi bagi para pembaca untuk memahami dan mempelajari tentangUji
Tarik.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telahmembantu penulis
dalam menyelesaikan lapoaran ini, sehingga makalah ini dapatdiselesaikan dengan sebaik
mungkin dan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih memiliki banyak kekurangandan kesalahan.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yangmembangun dari pembaca untuk
kesempurnaan makalah ini kedepannya.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul.........................................................................................i
Kata Pengantar........................................................................................ii
Daftar Isi..................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan ...........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................3
2.1 Pengertian uji tark...........................................................................4
2.2 Jenis-jenis mekanik logam..............................................................5
DAFTAR PUSAKA.............................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu logam mempunyai sifat-sifat tertentu yang dibedakan atas sifat fisik, mekanik,
thermal dan korosif. Salah satu yang penting dari sifat tersebut adalah sifat mekanik. Sifat mekanik
terdiri dari keuletan, kekerasan, kekuatan, dan ketangguhan. Sifat mekanik merupakan salah satu
acuan untuk melakukan proses selanjutnya terhadap suatu material, contohnya untuk dibentuk dan
dilakukan proses permesinan. Untuk mengetahui sifat mekanik pada suatu logam harus dilakukan
pengujian terhadap logam tersebut. Salah satu pengujian yang dilakukan adalah pengujian
tarik.Dalam pembuatan suatu konstruksi diperlukan material dengan spesifikasi dan sifat-sifat yang
khusus pada setiap bagiannya. Sebagai contoh dalam pembuatan konstruksi sebuah jembatan.
Diperlukan material yang kuat untuk menerima beban diatasnya. Material juga harus elastis agar
pada saat terjadi pembebanan standar atau berlebih tidak patah. Salah satu contoh material yang
sekarang banyak digunakan pada konstruksi bangunan atau umum adalah logam.Meskipun dalam
proses pembuatannya telah diprediksikan sifat mekanik dari logam tersebut, kita perlu benar-benar
mengetahui nilai mutlak dan akurat dari sifat mekanik logam tersebut. Oleh karena itu, sekarang ini
banyak dilakukan pengujian-pengujian terhadap sampel dari material.Pengujian ini dimaksudkan
agar kita dapat mengetahui besar sifat mekanik dari material, sehingga dapat dlihat kelebihan dan
kekurangannya. Material yang mempunyai sifatmekanik lebih baik dapat memperbaiki sifat mekanik
dari material dengan sifat yang kurang baik dengan cara alloying hal ini dilakukan sesuai kebutuhan
konstruksi dan pesanan.
Uji tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji kekuatan suatu bahan material
dengan cara memberikan beban gaya yang sesumbu. asil yang didapatkan dari pengujian tarik sangat
penting untuk rekayasa teknik dan desain produk karena mengahsilkan data kekuatan material.
Pengujian uji tarik digunakan untuk mengukur ketahanan suatu material terhadap gaya statis yang
diberikan secara lambat.Salah satu cara untuk mengetahui besaran sifat mekanik dari logam adalah
dengan uji tarik. Sifat mekanik yang dapat diketahui adalah kekuatan dan elastisitas dari logam
tersebut. Uji tarik banyak dilakukan untuk melengkapi informasi rancangan dasar kekuatan suatu
bahan dan sebagai data pendukung bagi spesifikasi bahan.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
a. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian uji tarik serta dapat menerapkan teori-
teoriapa sajakah yang dapat digunakan dalam prosedur uji tarik
b. Mahasiswa dapat mengetahui metode atau cara yang dapat dilakukan
untuk melakukan proses uji tarik
c. Mahasiswa dapat menjelaskan bagaimana hasil yang didapat setelah benda
dilakukan proses uji tarik
BAB II
PEMBAHASAN
Biasanya yang menjadi fokus perhatian adalah kemampuan maksimum bahan tersebut
dalam menahan beban. Kemampuan ini umumnya disebut “Ultimate Tensile Strength”
disingkat dengan UTS, dalam bahasa Indonesia disebut tegangan tarik maksimum.
Untuk hampir semua logam, pada tahap sangat awal dari uji tarik, hubungan antara beban
atau gaya yang diberikan berbanding lurus dengan perubahan panjang bahan tersebut. Ini
disebut daerah linier atau linear zone. Di daerah ini, kurva pertambahan panjang vs
beban mengikuti aturan Hooke sebagai berikut:
Stress adalah beban dibagi luas penampang bahan dan strain adalah pertambahan
panjang dibagi panjang awal bahan.
E=σ/ε
Untuk memudahkan pembahasan, Gbr.1 kita modifikasi sedikit dari hubungan antara
gaya tarikan dan pertambahan panjang menjadi hubungan antara tegangan dan regangan
(stress vs strain). Selanjutnya kita dapatkan Gbr.2, yang merupakan kurva standar ketika
melakukan eksperimen uji tarik. E adalah gradien kurva dalam daerah linier, di mana
perbandingan tegangan (σ) dan regangan (ε) selalu tetap. E diberi nama “Modulus
Elastisitas” atau “Young Modulus”. Kurva yang menyatakan hubungan antara strain dan
stress seperti ini kerap disingkat kurva SS (SS curve).
4.
Bentuk bahan yang diuji, untuk logam biasanya dibuat spesimen dengan dimensi
Sekarang akan kita bahas profil data dari tensile test secara lebih detail. Untuk keperluan
kebanyakan analisa teknik, data yang didapatkan dari uji tarik dapat digeneralisasi seperti
pada Gbr.5.
Kita akan membahas istilah mengenai sifat-sifat mekanik bahan dengan berpedoman pada
hasil uji tarik seperti pada Gbr.5. Asumsikan bahwa kita melakukan uji tarik mulai dari titik O
sampai D sesuai dengan arah panah dalam gambar.
Tegangan luluh pada data tanpa batas jelas antara perubahan elastis dan plastis
Untuk hasil uji tarik yang tidak memiliki daerah linier dan landing yang jelas, tegangan luluh
biasanya didefinisikan sebagai tegangan yang menghasilkan regangan permanen sebesar
0.2%, regangan ini disebut offset-strain (Gbr.6).
Gbr.6 Penentuan tegangan luluh (yield stress) untuk kurva tanpa daerah linier
Perlu untuk diingat bahwa satuan SI untuk tegangan (stress) adalah Pa (Pascal, N/m2) dan
strain adalah besaran tanpa satuan.
3. Istilah lain
Selanjutnya akan kita bahas beberapa istilah lain yang penting seputar interpretasi hasil uji
tarik.
Kelenturan (ductility)
Merupakan sifat mekanik bahan yang menunjukkan derajat deformasi plastis yang terjadi
sebelum suatu bahan putus atau gagal pada uji tarik. Bahan disebut lentur (ductile) bila
regangan plastis yang terjadi sebelum putus lebih dari 5%, bila kurang dari itu suatu bahan
disebut getas (brittle).
A. Kesimpulan
dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. tingkat kekerasan bahan itu berbeda-beda, tergantung spesimen yang digunakan
2. Semakin rendah suhu, material semakin keras, dan sebaliknya.
B. Saran
dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disarankan Sebaiknya sebelum dilakukan
pengujian, alat-alat yang digunakan dilakukan pengecekan terlebih dahulu, agar apabila ada
alat yang rusak dapat segera dapat diperbaiki, dan pengujian dapat dilakukan lebih maksimal.
Daftar pustaka
http://www.infometrik.com/2009/09/mengenal-uji-tarik-dan-sifat-sifat-mekanik-logam/
https://www.academia.edu/11791157/Makalah_Pengujian_Tarik_Jurusan_Teknik_Mesin_
UNNES