Anda di halaman 1dari 96

LAPORAN DIAGNOSIS DAN INTERVENSI KOMUNITAS

PENGETAHUAN MENGENAI PENTINGNYA MAKAN


BUAH DAN SAYUR PADA KELUARGA BINAAN RT 004/RW
001
DESA TALOK, KECAMATAN KRESEK,
KABUPATEN TANGERANG
PROVINSI BANTEN

DISUSUN OLEH:
Kelompok 9

Ayuningtyas Tri Handini 1102013050


Denie Rahmad 1102011074
Nadhila Adani 1102013196
Pratiwi Astrid Anggraeny 1102013228

Pembimbing:
DR. Rifqatussa’adah SKM., M.Kes
KEPANITERAAN KEDOKTERAN KOMUNITAS BAGIAN ILMU
KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI PERIODE OKTOBER 2018
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Laporan Diagnosis dan Intervensi Komunitas dengan judul “Pengetahuan


Mengenai Pentingnya Makan Buah dan Sayur pada Keluarga Binaan RT
004/001, Desa Talok, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi
Banten” periode 15 Oktober – 16 November 2018 telah disetujui oleh pembimbing
untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

Jakarta, Oktober 2018

Pembimbing,
DR. Rifqatussa’adah SKM., M.Kes
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wa Rahmatullahii wa Barakatuuh


Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur senantiasa kami ucapkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada tim
penulis sehingga Laporan Diagnosis dan Intervensi Komunitas yang berjudul
“Pengetahuan Mengenai Pentingnya Makan Buah dan Sayur Pada Keluarga
Binaan RT 004/001, Desa Talok, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten” ini dapat diselesaikan.
Penulisan dan penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas
kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI. Selain itu, tujuan lainnya adalah sebagai salah satu sumber
pengetahuan bagi pembaca, terutama pengetahuan mengenai Ilmu Kesehatan
Masyarakat, semoga dapat memberikan manfaat.
Penyelesain laporan ini tidak terlepas dari bantuan para dosen pembimbing,
staf pengajar, dokter dan tenaga medis Puskesmas, serta orang-orang sekitar yang
terkait. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. dr. Erlina Wijayanti, MPH, DipIDK, selaku ketua bagian Kepaniteraan
Ilmu Kedokteran Komunitas dan staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
2. dr. Dini Widianti, M.KK, selaku koordinator kepaniteraan Kedokteran
Komunitas dan staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas YARSI
3. Rifqatussa’adah, SKM, M.Kes, selaku staf pengajar bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI dan dosen
pembimbing Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Universitas YARSI
yang telah membimbing dan memberi masukan yang bermanfaat.
4. dr. Sophianita, MKK, PKK, selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
5. dr. Dian Mardhiyah, M.KK, selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Komunitas Universitas YARSI
6. DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes, selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Komunitas Universitas YARSI
7. dr. H. Sumedi Sudarsono, M.PH, selaku staf pengajar bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
8. dr. Yusnita, M.Kes, DipIDK, selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
9. Seluruh tenaga kesehatan yang terkait di Puskesmas Kresek, Tangerang.
10. Seluruh rekan sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasama
sehingga tersusun laporan ini.
Jakarta, Oktober 2018

Tim Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................


PERNYATAAN PERSETUJUAN..........................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................
BAB I LATAR BELAKANG..................................................................................
BAB I
LATAR BELAKANG

1.1. Gambaran Umum Desa Secara Geografis


1.1.1 Situasi Keadaan Umum

Gambar 1.1 Peta Desa Talok (Sumber: Google Maps)

Desa Talok adalah desa yang berada di Kecamatan Kresek,


Kabupaten Tangerang, Banten, Indonesia.
Secara administratif desa Talok terdiri atas 15 kampung. Kampung-
kampung tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kampung gabus
2. Kampung talok
3. Kampung ketileng
4. Kampung andil
5. Kampung rengas
6. Kampung pasir sawo
7. Kampung masjid
8. Kampung babakan tegal
9. Kampung pulo
10. Kampung pulo
11. Kampung pageuh
12. Kampung soge
13. Kampung soge
14. Kampung soge pasir
15. Kampung enggan
Luas wilayah desa Talok sebagai berikut:
a. Pemukiman : 267 Ha
b. Pesawahan : 98 Ha
c. Perkebunan :-
d. Kuburan : 10 Ha
e. Rawa : 30 Ha

1.1.2. Batas Wilayah


Desa Talok berbatasan dengan wilayah diantaranya :
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Kemuning
Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Jengkol
Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Renged
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kresek

1.2 Gambaran Umum Desa Secara Demografi


1.2.1 Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk desa talok Kecamatan Kresek sampai dengan bulan
September 2018 tercatat sebanyak 7055 jiwa terdiri dari laki-laki 3510 jiwa
dan perempuan 3745 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 2780 kepala
keluarga. Secara rinci klasifikasi penduduk menurut kelompok usia sebagai
berikut :
???
Jumlah penduduk:
 Laki-laki : 3510 jiwa
 Perempuan : 3545
1.2.2 Keadaan Sosial dan Ekonomi
Keadaan ekonomi erat kaitannya dengan sumber mata pencaharian
penduduk dan merupakan jantung kehidupan bagi manusia setiap orang
senantiasa berusaha mendapatkan pekerjaan sesuai dengan bidang dan
keahlian masing-masing. Dari jumlah penduduk 7055 jiwa yang usia pekerja
dan pencari kerja diperkirakan sebanyak 3809 jiwa secara umum dapat
dijelaskan bahwa Desa talok Kecamatan Kresek bermata pencaharian
pedagang buruh karyawan swasta pegawai negeri sipil merupakan potensi
yang sangat besar sedang ABRI petani pertukangan dan pensiunan jumlahnya
relatif kecil (Profil Desa Talok, 2017).

1.2.3. Kondisi Kehidupan Beragama


Dari jumlah penduduk 7055 jiwa penduduk yang beragama islam
100%, suasana kehidupan masyarakat desa Talok Kecamatan Kresek cukup
baik, rukun, tenang dan tentram, saling menghormati, tolong-menolong dalam
menghadapi persemasalahan yang timbul ataupun dalam menghadapi
musibah dalam kehidupan bermasyarakat, sebagai contoh: musibah dan
sebagainya (Profil Desa Talok, 2017).
Sikap dan pola hidup masyarakat desa Talok merupakan cermin dan
nilai-nilai kehidupan beragama. Sebagai masyarakat yang beragama, tentunya
memerlukan sarana peribadatan sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing, antara lain:
Masjid : 5 unit
Musholla : 20 unit
1.2.4 Pendidikan
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi pembangunan
manusia seutuhnya guna mencerdaskan dan meningkatkan kehidupan bangsa.
Perkembangan pendidikan 2 tahun terakhir tahun 2015 sampai 2018
mengalami kemajuan yang cukup signifikan Hal ini ditandai dengan adanya
program keaksaraan fungsional dan berdirinya sarana dan prasarana sekolah
baru di wilayah Desa talok Kecamatan Kresek (Profil Desa Talok, 2017).

1.3 Gambaran Umum Kecamatan Secara Geografis


1.3.1 Situasi Keadaan Umum

Gambar 1.2 Peta Kecamatan Kresek


(Sumber : Google Maps)

Kecamatan Kresek merupakan salah satu wilayah di Kabupaten


Tanggerang terletak sebelah Barat Kabupaten Tangerang dengan jarak ±
27 Km dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang dan luas wilayah
27.99 Km2.
Kecamatan Kresek memiliki 9 desa binaan/wilayah kerja
diantaranya Desa Kresek, Desa Talok, Desa Renged, Desa Patrasana,
Desa Pasirampo, Desa Koper, Desa Jengkol, Desa Kemuning, dan Desa
Rancailat. Desa Talok sebagai daerah binaan yang dipilih oleh
Puskesmas Kresek (Profil Puskesmas Kresek, 2017).

1.3.2. Batas Wilayah


Kecamatan Kresek berupa dataran rendah dan berupa lahan pertanian
dengan batas wilayah Kecamatan Kresek sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kecamatan Kronjo
Sebelah Barat : Kabupaten Serang
Sebelah Timur : Kecamatan Gunung
Kaler Sebelah Selatan : Kecamatan Sukamulya

1.4. Gambaran Umum Kecamatan Secara Demografi


1.4.1 Situasi Kependudukan
Menurut Profil Puskesmas Kresek tahun 2017, jumlah penduduk
wilayah kecamatan Kresek 66.207 yang terdiri dari:
Laki-Laki : 33.588 Jiwa
Perempuan : 32.619 Jiwa
Jumlah Rumah Tangga : 18.889 KK.
Dengan rata-rata jiwa per RT 3,5 jiwa, dan tingkat kepadatan
penduduk mencapai 2365,4 jiwa per km2.
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kecamatan di Kecamatan
Kresek Tahun 2017 (Profil Puskesmas Kresek, 2017).

Jumlah

Jumlah Rumah

Penduduk (per
Luas Wilayah

Jiwa/Rumah

Kepadatan
Desa

Kelurahan

Kelurahan

Rata-Rata
Penduduk
Jumlah

Tangga
Desa+
(km2)

km2)
No Kecamatan

1 Jengkol 3.57 1 0 1 6,107 1,587 3.85 1,710.64


2 Kemuning 4.47 1 0 1 9,903 2,468 4.01 2,215.44
3 Koper 2.60 1 0 1 4,398 1,489 2.95 1,691.54
4 Kresek 3.81 1 0 1 9,079 2,279 3.98 2,382.94
5 Pasirampo 2.45 1 0 1 6,032 1,627 3.71 2,462.04
6 Patrasana 2.34 1 0 1 7,592 2,209 3.44 3,244.44
7 Rancailat 3.09 1 0 1 7,032 1,867 3.77 2,275.73
8 Renged 3.18 1 0 1 7,575 2,225 3.40 2,382.08
9 Talok 2.48 1 0 1 6,435 1,612 3.99 2,594.76
Jumlah 27.99 9 0 9 64,153 17,363 3.69 2,292.00
Kab/Kota
Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Usia di
Kabupaten Tangerang tahun 2017
(Profil Puskesmas Kresek, 2017).

KELOMPOK JUMLAH PENDUDUK

USIA LAKI-LAKI &


NO LAKI-LAKI PEREMPUAN
(TAHUN) PEREMPUAN

1 1–4 3.028 2.824 5.852


2 5-9 3.024 2.747 5.771
3 10- 14 3.107 2.908 6.015
4 15- 19 3.267 3.124 6.391
5 20-24 3.264 3.045 6.309
6 25-29 3.111 2.824 5.935
7 30-34 2.552 2.648 5.200
8 35-39 2.554 2.565 5.119
9 40-44 2.284 2.331 4.615
10 45-49 2.048 2.017 4.065
11 50-54 1.800 1.711 3.511
12 55-59 1.305 1.251 2.556
13 60-64 1.057 1.079 2.136
14 65-69 597 656 1.253
15 70-74 344 489 833
16 75+ 246 400 646
Jumlah (Kecamatan) 33.588 33.588 32.619
1.4.1.1 Indeks Pembangunan Manusia
Indeks Pembangunan Manusia merupakan kinerja pembangunan
wilayah terhadap pembangunan manusianya, dengan upaya peningkatan
kualitas penduduk, baik aspek fisik (kesehatan), aspek intelektual
(pendidikan) dan aspek kesejahteraan ekonomi (daya beli) yang turut
serta dalam pembangunan wilayah (Profil Puskesmas Kresek, 2017).
Dalam penyusunan Indeks Pembangunan Manusia, terkait erat
dengan tiga komponen yaitu angka harapan hidup, angka indeks
pendidikan (lama sekolah), dan kemampuan daya beli (Profil Puskesmas
Kresek, 2017).

Tabel 1.3 Laporan Cakupan Rumah Sehat Puskesmas Kresek Tahun 2017
(Profil Puskesmas Kresek, 2017)

Rumah
Jumlah Jumlah % Jumlah %
No Desa
Seluruhnya Diperiksa Diperiksa Sehat Sehat
1 Jengkol 1286 975 76,82 858 73,87
2 Kemuning 1755 820 48,72 451 66,0
3 Koper 1171 681 68,18 430 63,14
4 Kresek 1593 1160 72,82 858 73,97
5 Pasirampo 1101 875 78,47 534 61,03
6 Patrasana 1439 772 53,65 464 60,10
7 Rancailat 1388 900 84,84 504 68,0
8 Renged 2310 1081 48,80 444 41,07
9 Talok 1187 808 68,07 467 67,80
Jumlah 13.230 8.072 4.788

a) Akses terhadap air bersih


Dari jumlah penduduk 66.207 Jiwa, yang mendapat akses air bersih
ada 57.792 Jiwa, terdiri dari sumur gali terlindung 1.332 jiwa, sumur
bor dengan pompa 32.478 jiwa dan pengguna PDAM sebanyak
23.982 jiwa (Profil Puskesmas Kresek, 2017).
b) Kepemilikan sarana sanitasi dasar
Kepemilikan sarana sanitasi dasar meliputi, jamban, tempat sampah
dan pengelolaan air limbah dari jumlah 66.207 penduduk yang
diperiksa, jumlah penduduk yang memiliki akses sanitasi layak
sebanyak 46.402 penduduk.

Tempat-tempat Umum (TTU) dan Tempat Umum Pengolahan


Makanan (TUPM) merupakan suatu sarana yang dikunjungi banyak
orang dan berpotensi menjadi tempat persebaran penyakit. TTU meliputi
terminal, pasar, tempat ibadah, stasiun, tempat rekreasi, dll. Sedangkan
TUPM meliputi hotel, restoran, depot air dll. TTU dan TUPM yang sehat
adalah yang memenuhi syarat kesehalan yaitu memiliki sarana air bersih,
tempat pembuangan sampah, sarana pembungan air limbah (SPAL),
ventilasi yang baik dan luas lantai ruangan yang sesuai dengan jumlah
pengunjung dan memiliki pencahayaan yang cukup.
Jumlah tempat-tempat Umum yang ada di Kecamatan Kresek
berjumlah 57 unit, sedangkan yang memenuhi syarat kesehatan 47 unit
(82,46 %). Untuk Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) berjumlah 86
unit dan yang memenuhi syarat hygiene sanitasi sebanyak 56 unit (Profil
Puskesmas Kresek, 2017).

1.4.1.2 Keadaan perilaku masyarakat


Perilaku dapat diartikan sebagai suatu keadaan jiwa (berfikir,
berpendapat, bersikap) untuk memberikan respon terhadap situasi di luar
subyek yang dapat bersifat pasif (tanpa tindakan) atau aktif yaitu dengan
adanya tindakan. Komponen perilaku terdiri dari aspek pengetahuan,
sikap, dan tindakan, dari mulai mengetahui lalu menerima atau menolak
dan melakukan tindakan sebagai perwujudan dari pikiran dan jiwa
(Notoatmodjo, 2010).
Untuk menggambarkan perilaku masyarakat yang berpengaruh
terhadap kesehatan digunakan indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) yang terdiri dari 10 indikator (Kemenkes, 2013).
1. Rumah Tangga Sehat
Jumlah PHBS Rumah Tangga yang dipantau 1.890 rumah, dan
jumlah rumah tangga tersebut yang yang mempunyai Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat hanya 1.188 rumah tangga (62.9%) menunjukan bahwa
persentase rumah tangga sehat di Kecamatan Kresek masih kurang jika
dibandingkan dengan standar pelayanan minimal (65%).
2. ASI ekslusif
Air Susu Ibu diyakini dan terbukti merupakan makanan bayi yang
paling tinggi manfaatnya bagi bayi dari semua aspek. Total bayi 0-6
bulan yang ada di Kecamatan Kresek berjumlah 774 bayi, dan yang
mendapatkan ASI ekslusif mencapai 584 bayi (75.5%), cakupan ini sudah
melampaui target pencapaian dibandingkan standar pelayanan minimal
yaitu (75%).
3. Desa dengan garam beryodium yang baik
Dari Jumlah 9 desa yang ada di Kecamatan Kresek, masih ada yang
menggunakan garam kasar (krosok) yang kandungan yodiumnya sangat
rendah. Ini menunjukan perilaku masyarakat belum peduli terhadap
manfaaat kandungan yodium pada garam yang digunakan sehari hari.
4. Posyandu
Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kepada
masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan sumber
daya yang ada di masyarakat dengan Posyandu merupakan salah satu
UKBM yang sangat populer. Posyandu dikelompokkan menjadi Pratama,
Madya, Pumama dan Mandiri. Di Kecamatan Kresek jumlah Posyandu
berjumlah 57 pos, terdiri dari Posyandu Pratama berjumlah 0 posyandu,
Madya 55 posyandu, Pumama 0 posyandu dan Mandiri 2 posyandu. Dari
data tersebut, Posyandu di wilayah Kecamatan Kresek masih di dominasi
oleh Strata Madya.
5. Poli Persalinan Desa
Pondok bersalin desa didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan ibu dan anak khususnya di wilayah pedesaan yang
jauh dari jangkauan pelayanan kesehatan. Terdapat 3 polindes yang
terdapat di Desa Pasirampo, Desa Jengkol dan Desa Renged. Namun
kondisi bangunan polindes di Desa Renged sudah tidak terawat.
6. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin
Dalam rangka meningkatkan jangkauan pelayanan masyarakat
yang jauh Puskesmas kresek melaksanakan Puskesmas Keiling yang
menjangkau 9 desa dilaksanakan setiap hari selasa dengan mobil
puskesmas keliling.

1.4.1.3 Kesehatan
A. Sepuluh Besar Penyakit

Grafik 1.1 Jumlah Sepuluh Besar Penyakit di Puskesmas Kresek Tahun 2017.
Sumber : Profil Puskesmas Kresek, 2017

Dari grafik diatas, ISPA (Infeksi Saluran Nafas Atas) berada


diposisi teratas dengan 9.208 kasus, diikuti Hipertensi sebanyak 3.221
kasus dan Faringitis 2.626 kasus, sedangkan Diare menempati posisi
terakhir dengan 794 kasus (Profil Puskesmas Kresek, 2017).
B. Sarana Kesehatan
a) Sarana dan Prasarana
Unit Pelayanan Teknis Puskesmas Kresek memiliki
gedung utama dan gedung tambahan yang diuraikan sebagai
berikut:
• Gedung Utama /Rawat Jalan:
1. Ruang Loket / Pendaftaran
2. Ruang Tunggu
3. Ruang Periksa BPU
4. Ruang Periksa Kesehatan Anak
5. Ruang Gigi
6. Kamar Obat / Apotik
7. Ruang Periksa Kesehatan Ibu
8. Ruang Gudang Farmasi
9. Ruang Administrasi Bidan
10. Ruang Tata Usaha
11. Ruang Pelayanan terbatan 24 jam (UGD)
12. Ruang Kepala Puskesmas
13. Ruang Bendahara
14. Mushalla untuk Pegawai
15. Ruangan Kamar Inap dengan 5 tempat tidur
16. Ruangan Persalinan (PONED)
17. Ruang Klinik Gizi
18. Ruang Aula
19. Ruang Laboratorium
• Gedung Tambahan yang berada di depan gedung utama terdiri
dari:
1. Ruang Periksa TB Paru
2. Ruang Pos Satpam
• Untuk sarana penunjang kegiatan Puskesmas dilengkapi antara
lain:
1. Mobil Puskesmas keliling 1 unit
2. Mobil Ambulan untuk merujuk pasien gawat darurat 1 unit
3. Sepeda motor dinas 4 unit
(Profil Puskesmas Kresek, 2017)

1.2. Profil Puskesmas Kresek


Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya
di wilayah kerjanya (Permenkes RI No. 75 tahun 2014).
Puskesmas Kresek berupaya melaksanakan kegiatan pelayanan
kesehatan terhadap masyarakat secara maksimal, sesuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan yang mengutamakan kepuasan pelanggan dengan
mengedepankan mutu setiap bidang pelayanan dan berupaya
menjangkau semua lapisan masyarakat yang berada di wilayah kerja
Puskesmas dalam memberikan pelayanan dan pembinaan kesehatan baik
kegiatan dalam gedung dan di luar gedung (Profil Puskesmas Kresek,
2017).
1.2.1. Wilayah Kerja dan Kependudukan

Gambar 1.3 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Kresek.


Sumber : Profil Puskesmas Kresek, 2017

1.2.2. Visi dan Misi


Dalam menjalankan fungsinya, maka Puskesmas Kresek telah
menetapkan Visi, yaitu: “mewujudkan pembangunan kesehatan
bewawasan lingkungan menujumasyarakat kecamatan kresek sehat dan
mandiri”, dengan melaksanakan misi :
1) Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan secara paripurna
2) Meningkatkan pemberdayaan masyarakat secara terpadu
3) Meningkatkan upaya pencegahan penyakit
4) Meningkatkan sinergi kemitraan dengan sektor terkait

1.2.3. Moto
Motto Puskesmas Kresek adalah “BERSINAR” yang artinya adalah :
1) Bersih, Puskesmas bebas dari sampah lingkungan, sampah medis
dan non medis, sampah organik dan non organik.
2) Sehat, Memiliki lingkungan kerja yang sehat dan tidak menjadi
sumber penularan penyakit.
3) Indah, Keselarasan dalam penataan lingkungan kerja.
4) Nyaman, Kondisi puskesmas yang menyenangkan dalam
memenuhi kepuasan pelanggan.
5) Amanah, Menjalankan tugas dan tanggung jawab dengan sepenuh
hati dan bertanggung jawab.
6) Ramah, memberikan pelayanan dengan penuh kesantunan
dengan moto pelayanan 5S (senyum, sapa, salam, sopan dan
santun).

1.2.4. Sistem Pelaporan


Strategi penyusunan profil dilakukan dengan metode cek silang
data analisa, korelasi dari seluruh program, keakuratan dan informasi
yang disajikan dapat memberikan gambaran yang jelas dari kondisi dan
situasi yang ada, sehingga dapat dilakukan pengolahan data di tingkat
Puskesmas. Penyajian data dilakukan dalam bentuk tabel dan grafik,
sedangkan dalam pembahasan menyajikan perbandingan pencapaian
indikator dari tahun sebelumnya dan target yang akan dicapai. Profil
Puskesmas mengacu kepada tabel indikator Indonesia Sehat 2010
dengan sumber data yang diperoleh dari Kecamatan, Pendidikan, BPS
Kecamatan, Balai Pengobatan Swasta yang ada di Kecamatan Kresek
dan dari kegiatan internal puskesmas. Jumlah Kesakitan
Dari grafik diatas, ISPA (Infeksi Saluran Nafas Atas) berada
diposisi teratas dengan 9.208 kasus, diikuti Hipertensi sebanyak 3.221
kasus dan Faringitis 2.626 kasus, sedangkan Diare menempati posisi
terakhir dengan 794 kasus (Profil Puskesmas Kresek, 2017).
1. Penyakit Menular
Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular terdiri dari:
a. Penyakit menular melalui binatang
• Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD dititik
beratkan pada kegiatan PSN (Pemberanatasan Sarang Nyamuk) disemua
wilayah.

Tabel 1.4 Data kasus DBD Puskesmas Kresek Tahun 2017


Sumber : Profil Puskesmas Kresek Tahun 2017

JUMLAH KASUS MENINGGAL


NO DESA
L P L+P L P L+P
1 Kresek 0 0 0 0 0 0
2 Talok 1 2 3 0 0 0
3 Renged 1 0 1 0 0 0
4 Patrasana 0 1 1 0 0 0
5 Pasirampo 0 1 1 0 0 0
6 Koper 1 0 1 0 0 0
7 Jengkol 0 0 0 0 0 0
8 Kemuning 0 0 0 0 0 0
9 Rancailat 0 0 0 0 0 0
TOTAL 3 4 7 0 0 0

b. Penyakit menular langsung


• Penyakit Diare
Penyakit diare adalah buang air besar lebih dari 3 kali
sehari dengan tinja encer dapat juga disertai dengan
darah/lendir.
Grafik 1.2 Jumlah Diare yang Ditangani Per Desa di Wilayah Puskesmas Kresek Tahun 2017
(Profil Puskesmas Kresek, 2017)

Dari grafik diatas Desa Kresek menempati urutan pertama sebanyak


207 penderita, di ikuti Desa Renged 180 penderita, dan Desa Talok 139
penderita adapun daerah terendah penderita diare yang ditangani yaitu Desa
Rancailat 16 penderita.

I. Penyelidikan Epidemiologi
1. Kejadian Luar Biasa (KLB)
Pada tahun 2017 di wilayah Puskesmas Kresek tidak terjadi
kasus kejadian luar biasa baik penyakit maupun keracunan.
2. Desa Bebas Rawan Gizi
Dari 9 desa yang ada di Wilayah Kecamatan Kresek, semua desa
termasuk kategori rawan gizi (Profil Puskesmas Kec. Kresek. 2017).

1.5 Lokasi Keluarga Binaan


Keluarga binaan bertempat tinggal di Desa Talok, Kecamatan Kresek,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Keluarga binaan kelompok kami
terdiri dari 4 kepala keluarga, yaitu :
1. Keluarga Tn. Dani
2. Keluarga Ny. Mastarah
3. Keluarga Tn. Sudirman
4. Keluarga Ny. Halimah

Adapun denah lokasi pemukiman keluarga binaan kelompok kami adalah


sebagai berikut:

Gambar 1.4 Lokasi Keluarga Binaan

1.6 Profil Keluarga Binaan

1.6.1 Keluarga Tn. Dani


Keluarga Tn. Dani tinggal di dalam rumah yang terdiri dari 1 kepala
keluarga yang terdiri dari Tn. Dani sebagai kepala keluarga, Ny. Suhaeni
sebagai istri, Musopan, Holisoh, Habibullah, Sintia Devi, Jodi Setiawan, dan
Ridho Ramadhan sebagai anak.
Tabel 1.5 Data Keluarga Tn. Dani

Penghasilan/
No Nama Jenis KelaminUsia Status Pendidikan Pekerjaan
bulan
1 M. Dani Laki-laki 54 Menikah SD Buruh Rp.
Bangunan 1.500.000,-
2 Suhaeni Perempuan 52 Menikah Tidak Pedagang Rp.
Sekolah 1.500.000,-
3 Musopan Laki-laki 29 Belum Tidak - -
Menikah Sekolah
4 Holisoh Perempuan 25 Menikah SMA Karyawan Rp.
Pabrik 2.300.000,-
5 Habibullah Laki-laki 23 Belum SMP - -
Menikah
6 Sintia Devi Perempuan 20 Belum SMA Karyawan Rp.
Menikah Pabrik 2.200.000,-
7 Jodi Laki-laki 18 Belum SMP - -
Setiawan Menikah
8 Ridho Laki-laki 9 Belum SD Pelajar -
Ramadhan Menikah

Keluarga Tn. Dani bertempat tinggal di Desa Talok Kecamatan Kresek,


Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Tn. Dani berusia 54 tahun dan bekerja
sebagai buruh bangunan di daerahnya dengan rata-rata penghasilan perbulan
Rp. 1.500.000,-. Istrinya, Ny. Suhaeni berusia 52 tahun dan bekerja sebagai
pedagang makanan di rumahnya dengan penghasilan sebesar Rp. 1.500.000,-
per bulan. Anaknya, Holisoh berusia 25 tahun bekerja sebagai karyawan
pabrik dengan penghasilan perbulan Rp 2.300.000,-. Sedangkan Devi juga
bekerja sebagai karyawan pabrik dan berpenghasilan sebesar Rp. 2.200.000,-.
Penghasilan Tn. Dani dan Ny. Suhaeni kurang cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari maka butuh bantuan dari kedua anaknya yang bekerja.
a. Bangunan Tempat Tinggal
Keluarga Tn. Dani tinggal di rumah bersama istri dan anak-anaknya
dengan ukuran bangunan 8x5m. Di dalam terdapat 1 ruang tamu yang
menjadi akses langsung pintu depan dengan alas ubin berukuran 3x4m, 1
ruang keluarga dengan ukuran 3x3m, 2 kamar tidur dengan alas ubin
masing-masing berukuran 2x2m, 1 dapur dengan alas ubin berukuran
2x1,5m. 1 kamar mandi dengan pintu dengan alas ubin berukuran
1,5x1,5m, terdapat 1 jamban di dalam kamar mandi, serta terdapat teras
rumah dengan alas ubin berukuran 5x1m. Bangunan rumah tidak
bertingkat dengan atap terbuat dari genteng dan dibawah genteng tidak
ditutupi plafon. Terdapat 2 jendela di bagian depan rumah dan 1 jendela
di setiap kamar dan terdapat 1 jendela di dapur. Ventilasi hanya terdapat
di bagian depan rumah sebanyak 4 buah celah, permanen terbuka dan
tidak ada ventilasi di setiap kamar tidur. Sinar matahari masuk ke kamar
tidur. Di dalam rumah terdapat 2 lampu berada di kamar tidur dan 1
lampu di ruang tamu dan 1 di ruang keluarga, 1 lampu di dapur dan 1 di
kamar mandi serta 1 lampu di teras rumah. Terdapat 1 buah kamar mandi
dengan jamban dan berukuran 1,5x1,5m dengan alas ubin dan dinding
semen dan ditutupi tripleks sebagai penghalang. Terdapat 1 tempat
pembuangan sampah di dalam rumah, sampah ditampung di bakul
sampah dan langsung dibuang setiap hari di lahan kosong di dekat
pemukiman. Limbah air rumah tangga dibuang ke saluran pembuangan
dan bermuara ke selokan.
Gambar 1.5 Denah Rumah Tn. Dani

b. Lingkungan Pemukiman
Rumah Tn. Dani terletak di pemukiman padat penduduk. Bagian
depan rumah Tn. Dani terdapat jalan setapak dan terdapat selokan yang
banyak mengandung sampah serta di seberangnya terdapat rumah
tetangga. Bagian kiri rumah Tn. Dani terdapat jalan setapak. Bagian
kanan rumah Tn. Dani merupakan rumah tetangga. Bagian belakang
rumah Tn. Dani juga merupakan rumah tetangga.
c. Pola Makan
Keluarga Tn. Dani rata-rata makan 3 kali sehari, yaitu pagi, siang
dan sore hari. Menu sehari-hari seringkali diolah sendiri oleh istrinya
antara lain nasi, tahu, tempe, dan ayam tanpa sayur atau kadang dengan
sayur yang diolah dengan cara di tumis. Keluarga Tn. Dani jarang
memakan buah setiap hari, hanya jika ingin saja. Air minum didapat dari
air PAM yang dimasak sampai matang. Ny. Suhaeni biasa menggunakan
air PAM untuk mencuci makanan. Keluarga Tn. Dani selalu mencuci
tangan dengan sabun sebelum makan.
d. Riwayat Obstetri dan Pola Asuh Anak
Saat ini tidak ada wanita yang sedang hamil dan tidak ada balita
dalam keluarga Tn. Dani. Anak Tn. Dani lahir secara normal di bidan dan
dukun paraji. Pada saat Ny. Suhaeni mengandung anaknya tidak pernah
mengalami sakit, tekanan darah tinggi dan bengkak pada kakinya. Ny.
Suhaeni menggunakan kontrasepsi suntik tiap 3 bulan namun KB yang
terakhir digunakan ialah implan selama kurang lebih 3 tahun kemudian
sekarang sudah dilepas dan tidak menggunakan KB sejak 3 tahun terakhir.
Menurut pengakuan ibunya anak-anaknya diberikan imunisasi lengkap
sejak lahir.
e. Kebiasaan Berobat
Ketika ada anggota keluarga yang sakit, biasanya keluarga selalu
membeli obat di warung, dan bila keluhan belum teratasi maka keluarga
akan berobat ke puskesmas. Seluruh anggota keluarga Tn. Dani memiliki
kartu BPJS dan keluarga jarang menggunakan kartu BPJS untuk
pengobatannya.
f. Riwayat Penyakit
Riwayat penyakit seperti hipertensi, riwayat stroke, atau TB tidak
pernah didapatkan oleh anggota keluarga Tn. Dani. Tn. Dani mengatakan
bahwa pada keluarganya tidak pernah ada yang memiliki penyakit
hipertensi, asam urat maupun TB, namun Ny. Suhaeni mengatakan
memiliki penyakit diabetes sejak 2 tahun terakhir. Penyakit lain yang
pernah dialami keluarga antara lain batuk pilek, tifus dan maag.
g. Perilaku dan Aktivitas Sehari-hari
Tn. Dani merupakan perokok aktif dengan konsumsi rokok kretek
setengah bungkus perhari namun jarang merokok di dalam rumah. Tn.
Dani dan keluarganya tidak terbiasa melakukan olahraga rutin. Keluarga
Tn. Dani mempunyai kebiasaan mandi 2 kali sehari dan sikat gigi rutin.
Kegiatan bersih-bersih rumah seperti menyapu dilakukan 2 kali sehari.
Tabel 1.6 Faktor Internal Keluarga Tn. Dani
No Faktor Internal Permasalahan
1 Kebiasaan Merokok Tn. Dani merokok rokok kretek setengah
bungkus/hari dan namun jarang merokok di
dalam rumah.
2 Olahraga Tn. Dani dan keluarganya tidak rutin
berolahraga.
3 Pola Makan Keluarga Tn. Dani makan 3 kali sehari
dengan menu makanan seperti nasi, tahu,
tempe, ayam dan kadang sayur yang ditumis.
Keluarga Tn. Dani jarang mengonsumsi buah.
4 Pola Pencarian Pengobatan Keluarga Tn. Dani membeli obat warung atau
berobat ke puskesmas apabila ada anggota
keluarga yang sakit.
5 Aktifitas Sehari-hari Tn. Dani bekerja sebagai buruh bangunan di
daerahnya, Ny. Suhaeni dirumah sebagai
pedagang makanan. Holisoh dan Devi bekerja
sebagai karyawan pabrik.
6 Alat Kontrasepsi Ny. Suhaeni menggunakan alat kontrasepsi
berupa suntik 3 bulan dan implan selama ±3
tahun.
7 Situasi dan Kondisi Rumah Terdapat 2 jendela di bagian depan rumah dan
1 jendela di setiap kamar dan ventilasi hanya
terdapat di bagian depan rumah sebanyak 4
buah celah, permanen terbuka. Sinar matahari
masuk ke kamar tidur. Di dalam rumah
terdapat 7 lampu. 2 berada di kamar tidur, 1
lampu di ruang tamu, 1 lampu di ruang
keluarga, 1 lampu di dapur, 1 lampu di kamar
mandi serta 1 lampu di teras rumah.

Tabel 1.7 Faktor Eksternal Keluarga Tn. Dani

No Faktor Eksternal Permasalahan


1 Luas Bangunan Luas bangunan 8m x 6m
2 Ruangan dalam rumah 1 ruang tamu yang berukuran 4x3m, 1 ruang
keluarga dengan ukuran 3x3m, 2 kamar tidur
dengan alas ubin masing-masing berukuran
2x2m, 1 dapur dengan alas ubin berukuran
1,5x 2m. 1 kamar mandi dengan pintu dengan
alas ubin berukuran 1,5x1,5m, terdapat
jamban di dalam kamar mandi, serta teras
rumah dengan alas ubin berukuran 8x1m.
3 Jamban Keluarga Tn. Dani memiliki 1 jamban di
dalam kamar mandi.
4 Jendela dan Ventilasi Terdapat jendela di ruangan tamu dan setiap
kamar. Hanya ada 4 ventilasi di bagian depan
rumah berupa celah.
5 MCK Mandi, cuci dan kakus dilakukan di dalam
rumah.
6 Pencahayaan Terdapat 7 lampu dalam 1 rumah. Sinar
matahari masuk di bagian depan rumah dan
setiap kamar.
7 Sumber Air Air didapatkan dari PAM. Air berwarna
bening. Air minum berasal dari air PAM yang
direbus hingga mendidih.
8 Saluran Pembuangan Air Limbah air rumah tangga dibuang ke saluran
pembuangan dan bermuara ke selokan.
9 Tempat Pembuangan Terdapat tempat pembuangan sampah di
Sampah dalam rumah, sampah ditampung di bakul
sampah dan langsung dibuang setiap hari ke
lahan kosong di dekat pemukiman.
10 Lingkungan Sekitar Rumah Rumah Tn. Dani terletak di pemukiman padat
penduduk. Bagian depan rumah Tn. Dani
terdapat jalan setapak dan terdapat selokan.
Bagian kiri rumah Tn. Dani terdapat jalan
setapak. Bagian kanan rumah Tn. Dani
merupakan rumah tetangga. Bagian belakang
rumah Tn. Dani merupakan rumah tetangga.
1.6.2 Keluarga Ny. Halimah
Keluarga Ny. Halimah terdiri dari 3 anggota keluarga yaitu Ny.
Halimah, dan dua anaknya yaitu Tn. Faisal, Nn. Ismiyati.

Tabel 1.7 Data Dasar Keluarga Ny. Halimah


Jenis
Status Usia Pendidikan
No Nama Kelamin Pekerjaan
Keluarga (tahun) Terakhir
(L/P)
1. Ny. Kepala P 68 SD Pedagang
Halimah Keluarga
2. Tn. Faisal Anak 1 L 39 SD Belum
bekerja
3. Nn. Anak 2 P 29 SMK Belum
Ismiyati bekerja

Keluarga Ny. Halimah bertempat tinggal di kampung Andil,


RT004/RW001, desa Talok, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten. Ny. Halimah, 68 tahun, sehari-hari bekerja sebagai
pedagang, dengan penghasilan kasar berkisar Rp 3.000.000,- per bulan.
Pendapatan Ny. Halimah digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-
hari, seperti membeli makanan, membayar listrik, kesehatan, kebutuhan
rumah dan lain-lain.
a. Bangunan Tempat Tinggal
Keluarga Ny. Halimah tinggal di dengan luas tanah sekitar 42 m2
dan luas bangunan berukuran 6 x 7 m. Bangunan tempat tinggal satu
lantai, dengan lantai semen, beratap genteng, dan dindingnya terbuat dari
batu bata yang disemen dan di cat di seluruh bangunan tempat tinggal.
Rumah ini terdiri dari ruang tamu sekaligus ruang keluarga, tiga kamar
tidur berukuran 2m x 2m, satu dapur, dan satu kamar mandi di dalam
rumah. Satu kamar digunakan oleh Ny. Halimah. Kamar kedua digunakan
sebagai kamar anak pertama. Kamar ketiga digunakan sebagai kamar anak
kedua. Ventilasi berasal dari pintu depan dengan panjang, jendela dibagian
depan dan terdapat ventilasi juga pada setiap kamar dan dapur. Satu ruang
dapur berukuran 1,75 x 1,25 m. Di dalam rumah terdapat 3 lampu berada
di kamar tidur dan 1 lampu di ruang tamu dan ruang keluarga, 1 lampu di
dapur dan kamar mandi serta 1 lampu di teras rumah. Keluarga ini
memiliki kamar mandi yang digunakan untuk MCK (Mandi, Cuci, dan
Kakus). Kegiatan MCK dilakukan didalam rumah, jamban yang di pakai
bersama oleh seluruh keluarga. jamban ini tidak dilengkapi air mengalir,
air dibawa menggunakan ember dari sumur yang berada >10 meter.

Gambar 1.4 Denah Rumah Ny. Halimah


b. Lingkungan Pemukiman
Rumah Ny. Halimah terletak di perumahan yang berada di dekat
persawahan. Di samping kiri terdapat tetangga yang merupakan keluarga
Ny. Halimah.
c. Pola Makan
Keluarga Ny. Halimah memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari.
Sehari-hari Ny. Halimah paling sering memasak lauk berupa telur, tahu,
tempe. Mereka jarang mengonsumsi ayam, daging, dan sayur dan hampir
tidak pernah mengonsumsi buah. Untuk makan dan minum keluarga Ny.
Halimah menggunakan air galon yang dibeli di depot isi ulang.
d. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak
Kedua anak Ny. Halimah lahir secara spontan dengan bantuan paraji.
Ny. Halimah tidak menggunakan KB.
e. Riwayat Penyakit dan Kebiasaan Berobat
Ny. Halimah berobat ke fasilitas kesehatan. Apabila hanya
mengalami pusing – pusing, Ny. Halimah mengonsumsi obat warung. Ny.
Halimah memiliki riwayat penyakit hipertensi sejak beberapa tahun ini.
Ny. Haliamah mengaku mengkonsumsi obat penurun darah tinggi dari
dokter namun saat ini sudah tidak dilanjutkan. Ny. Halimah mengaku anak
pertama Ny. Halimah mengalami gangguan jiwa dan belum pernah berobat
kedokter.
f. Perilaku dan Aktivitas Sehari-hari
Keluarga Ny. Halimah mengaku jarang mencuci tangan sebelum
makan dengan menggunakan sabun. Dalam kesehariannya Ny. Halimah
menggunakan air sumur untuk mandi dan mencuci. Untuk memasak,
keluarga Ny. Halimah menggunakan air galon.
Tabel 1.13 Identifikasi Faktor Internal Keluarga Ny. Halimah

No Kriteria Permasalahan
Pola makan Keluarga Ny. Halimah makan 3x/hari. Ny. Halimah
paling sering memasak telur, tahu, tempe. Keluarga
Ny. Halimah jarang mengonsumsi ayam daging
sayur dan buah.
Pola pencarian Apabila sakit keluarga Ny. halimah biasanya
pengobatan membeli obat warung terlebih dahulu namun tidak
jarang juga berobat ke dokter

Aktivitas a. Ny. Halimah mendapat penghasilan dari bekerja


sehari-hari sebagai pedagang
b. Keluarga Ny. Halimah tidak berolahraga
c. Keluarga Ny. Halimah jarang mencuci tangan
dengan sabun dan air yang mengalir sebelum
maupun sesudah makan
d. Keluarga Ny. Halimah tidak menggunakan
jamban dengan air mengalir
e. Keluarga Ny. Halimah mandi dan mencuci
ditempat yang sama

Tabel 1.14 Identifikasi Faktor Ekternal Keluarga Ny. Halimah


No Kriteria Permasalahan
1. Luas bangunan Luas tanah sekitar 42m2 dan luas bangunan berukuran
7m x 6m
2. Ruangan Rumah ini terdiri dari ruang tamu sekaligus ruang
dalam rumah keluarga, tiga kamar tidur berukuran 2m x 2m, satu
dapur, dan satu kamar mandi di dalam rumah. Satu
kamar digunakan oleh Ny. Halimah. Kamar kedua
digunakan sebagai kamar anak pertama. Kamar ketiga
digunakan sebagai kamar anak kedua
3. Ventilasi Ventilasi berasal dari pintu depan dengan panjang,
jendela dibagian depan dan terdapat ventilasi juga pada
setiap kamar dan dapur
4. Pencahayaan Di dalam rumah terdapat 3 lampu berada di kamar
tidur dan 1 lampu di ruang tamu dan ruang keluarga, 1
lampu di dapur dan kamar mandi serta 1 lampu di teras
rumah.
5. MCK Tempat cuci piring, cuci pakaian digabung dengan
tempat mandi dan kakus yang berada dibelakang
rumah.
6. Sumber air a. Membeli air bersih yang berasal dari galon isi
ulang, digunakan untuk air minum serta memasak.
b. Untuk kebutuhan mandi dan mencuci berasal dari
air sumur.
7. Saluran Ny. Halimah tidak memilki tempat pembuangan
pembuangan limbah.
limbah
8. Tempat Keluarga Ny. membuang sampah dan membakarnya
pembuangan dekat rumah
sampah
9. Lingkungan Daerah lingkungan padat dan berdekatan persawahan
1.6.3 Keluarga Tn. Sudirman
Keluarga binaan Tn. Sudirman terdiri dari 5 anggota keluarga yaitu Tn.
Sudirman, Istrinya Ny. Maryam, dan dua anaknya yaitu Tn. Nugrah, Nn. lita.
Tabel 1.12 Data Dasar Keluarga Tn. Sudirman
Jenis
Status Usia Pendidika
No Nama Kelamin Pekerjaan
Keluarga (tahun) n Terakhir
(L/P)
1. Tn. Kepala L 56 SD Penjahit
Sudirman Keluarga
2. Ny. Istri P 51 SD Ibu Rumah
Maryam Tangga
3. Tn. Anak 1 L 24 SMK Belum
Nugrah bekerja
4. Anak 2 P 22 SMK
Nn. Lita Belum
bekerja

Keluarga Tn. Sudirman bertempat tinggal di Desa Andil,


RT004/RW001, Kelurahan Talok, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten. Tn. Sudirman, 56 tahun, sehari-hari bekerja sebagai penjahit,
dengan penghasilan kasar berkisar Rp 9000.000 per bulan. Pendapatan Tn.
Sudirman digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti
membeli makanan, membayar listrik, kesehatan, kebutuhan rumah dan lain-
lain, sedangkan Ny. Maryam berusia 51 tahun, bekerja sebagai ibu rumah
tangga.

a. Bangunan Tempat Tinggal


Keluarga Tn. Sudirman tinggal di dengan luas tanah sekitar 42 m2
dan luas bangunan berukuran 6 x 7 m. Bangunan tempat tinggal satu
lantai, dengan lantai semen, beratap genteng, dan dindingnya terbuat dari
batu bata yang disemen dan di cat di seluruh bangunan tempat tinggal.
Rumah ini terdiri dari ruang tamu sekaligus ruang keluarga, tiga kamar
tidur berukuran 2m x 2m, satu dapur, dan satu kamar mandi di dalam
rumah. Satu kamar digunakan oleh Tn. Sudirman dan Ny. Maryam. Kamar
kedua digunakan sebagai kamar anak pertama. Kamar ketiga digunakan
sebagai kamar anak kedua. Ventilasi berasal dari pintu depan, terdapat 1
jendela di bagian depan rumah dan 1 jendela di setiap kamar dan tidak
terdapat jendela di ruangan lainnya. Ventilasi hanya terdapat di bagian
belakang rumah sebanyak 4 buah celah, permanen terbuka dan tidak ada
ventilasi di setiap kamar tidur. Satu ruang dapur berukuran 1,75 x 1,25 m.
Di dalam rumah terdapat 3 lampu berada di kamar tidur dan 1 lampu di
ruang tamu dan ruang keluarga, 1 lampu di dapur dan kamar mandi serta 1
lampu di teras rumah. Keluarga ini memiliki kamar mandi yang digunakan
untuk MCK (Mandi, Cuci, dan Kakus). Kegiatan MCK dilakukan didalam
rumah, jamban yang di pakai bersama oleh seluruh keluarga. jamban ini
tidak dilengkapi air mengalir, air dibawa menggunakan ember dari sumur
yang berada >10 meter.

Gambar 1.4 Denah Rumah Tn. Sudirman

b. Lingkungan Pemukiman
Rumah Tn. Sudirman terletak di perumahan yang berada di dekat
persawahan. Di samping kanan terdapat tetangga yang merupakan
keluarga Tn. Sudirman.
c. Pola Makan
Keluarga Tn. Sudirman memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari.
Sehari-hari Ny. Maryam paling sering memasak lauk berupa telur, tahu,
tempe. Mereka jarang mengonsumsi ayam dan daging. Sayur juga kadang
di konsumsi dalam seminggu paling banyak 2x memakan sayur yang
diolah secara matang dan juga sangat jarang mengonsumsi buah dalam
sebulan hanya satu kali memakan buah. Untuk minum keluarga Tn.
Sudirman menggunakan air galon yang dibeli di depot isi ulang.
d. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Ibu dan Anak
Ny. Maryam tidak menggunakan KB.
e. Riwayat Penyakit dan Kebiasaan Berobat
Tn. Sudirman memiliki riwayat merokok sudah 25 tahun. Beliau
jarang berobat ke fasilitas kesehatan. Apabila hanya mengalami pusing –
pusing, Tn. Sudirman mengonsumsi obat warung. Ny. Maryam memiliki
riwayat penyakit hipertensi sejak beberapa tahun ini. Ny. Maryam
mengaku mengkonsumsi obat penurun darah tinggi dari dokter namun saat
ini sudah tidak dilanjutkan. Anak-anak Tn. Sudirman tidak memiliki
keluhan atau riwayat penyakit apapun, namun mengaku sering terkena
penyakit diare.
f. Perilaku dan Aktivitas Sehari-hari
Keluarga Tn. Sudirman mengaku jarang mencuci tangan sebelum
makan dengan menggunakan sabun. Tn. Sudirman mengaku sering
merokok didalam rumah tetapi kadang merokok diluar, dan sering lupa
mencuci tangan sehabis merokok.
Dalam kesehariannya Ny. Maryam menggunakan air sumur untuk
mandi dan mencuci. Untuk memasak, keluarga Tn. Sudirman
menggunakan air galon.
Tabel 1.13 Identifikasi Faktor Internal Keluarga Tn. Sudirman

No Kriteria Permasalahan
1 Kebiasaan Tn. Sudirman merokok sejak ± 25 tahun yang
merokok lalu, sebanyak 1-2 bungkus sehari

2 Pola makan Keluarga Tn. Sudirman makan 3x/hari. Ny.


Maryam paling sering memasak telur, tahu,
tempe. Keluarga Tn. Sudirman jarang
mengonsumsi ayam daging, sayur dan buah.
3 Pola pencarian Apabila sakit keluarga Tn. Sudirman biasanya
pengobatan membeli obat warung terlebih dahulu namun
tidak jarang juga berobat ke dokter

4 Aktivitas sehari- a. Tn. Sudirman mendapat penghasilan dari


hari bekerja sebagai tukang jahit
b. Keluarga Tn. Sudirman tidak berolahraga
c. Keluarga Tn. Sudirman jarang mencuci
tangan dengan sabun dan air yang mengalir
sebelum maupun sesudah makan
d. Keluarga Tn. Sudirman tidak menggunakan
jamban dengan air mengalir
e. Keluarga Tn. Sudirman mandi dan mencuci
ditempat yang sama
Tabel 1.14 Identifikasi Faktor Ekternal Keluarga Tn. Sudirman

No Kriteria Permasalahan
1. Luas bangunan Luas tanah sekitar 42m2 dan luas bangunan berukuran
7m x 6m
2. Ruangan dalam Rumah ini terdiri dari ruang tamu sekaligus ruang
rumah keluarga, tiga kamar tidur berukuran 2m x 2m, satu
dapur, dan satu kamar mandi di dalam rumah. Satu
kamar digunakan oleh Tn. Sudirman dan Ny. Maryam.
Kamar kedua digunakan sebagai kamar anak pertama.
Kamar ketiga digunakan sebagai kamar anak kedua.
3. Ventilasi Ventilasi berasal dari pintu depan, terdapat 1 jendela di
bagian depan rumah dan 1 jendela di setiap kamar dan
tidak terdapat jendela di ruangan lainnya. Ventilasi
hanya terdapat di bagian belakang rumah sebanyak 4
buah celah, permanen terbuka dan tidak ada ventilasi di
setiap kamar tidur
4. Pencahayaan Di dalam rumah terdapat 3 lampu berada di kamar tidur
dan 1 lampu di ruang tamu dan ruang keluarga, 1 lampu
di dapur dan kamar mandi serta 1 lampu di teras rumah.
5. MCK Tempat cuci piring, cuci pakaian digabung dengan
tempat mandi dan kakus yang berada dibelakang rumah.
6. Sumber air a. Membeli air bersih yang berasal dari galon isi ulang,
digunakan untuk air minum serta memasak.
b. Untuk kebutuhan mandi dan mencuci berasal dari air
sumur.
7. Saluran pembuangan Tn. Sudirman tidak memiliki tempat pembuangan
limbah limbah.
8. Tempat pembuangan Keluarga Tn. Sudirman membuang sampah dan
sampah membakarnya dekat rumah
9. Lingkungan Daerah lingkungan padat dan berdekatan persawahan

1.6.4 Keluarga Ny. Mastarah


Keluarga Ny.Mastarah tinggal di dalam rumah yang terdiri dari 1 kepala
keluarga yang terdiri dari Ny.Mastarah sebagai kepala keluarga, Tn.Madropi
sebagai anak.

Tabel 1.5 Data Keluarga Ny. Mastarah

No Nama Jenis Usia Status Pendidikan Pekerjaan Penghasilan/


Kelamin bulan
1 Mastarah Perempuan 61 Janda SD Pedagang Rp.
Meninggal 2.500.000,-
2 Madropi Laki-laki 32 Belum Tidak Belum -
Menikah Sekolah bekerja

Keluarga Ny. Mastarah bertempat tinggal di Kampung Andil,


RT004/RW001, Kelurahan Talok, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten. Ny. Mastarah , 61 tahun, sehari-hari bekerja sebagai
pedagang, dengan penghasilan kasar berkisar Rp 200.000 per hari.
Pendapatan Ny. Mastarah digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari, seperti membeli makanan, membayar listrik, kesehatan,
kebutuhan rumah dan lain-lain.
Gambar 1.5 Denah Rumah Ny. Mastarah

b. Bangunan Tempat Tinggal


Keluarga Ny. Mastarah tinggal di rumah bersama anaknya dengan
ukuran bangunan 7x6m. Di dalam terdapat 1 ruang tamu yang menjadi
akses langsung pintu depan dengan alas ubin berukuran 3x4m, 1 ruang
keluarga dengan ukuran 3x3m, 2 kamar tidur dengan alas ubin masing-
masing berukuran 2x2m, 1 dapur dengan alas semen. 1 kamar mandi
dengan pintu dengan alas semen, terdapat 1 jamban di dalam kamar
mandi, serta terdapat teras rumah dengan alas ubin berukuran 5x1m.
Bangunan rumah tidak bertingkat dengan atap terbuat dari genteng dan
dibawah genteng tidak ditutupi plafon. Terdapat 1 jendela di bagian depan
rumah dan 1 jendela di setiap kamar dan terdapat 1 jendela di dapur.
Ventilasi terdapat di bagian depan rumah sebanyak 2 buah celah,
permanen terbuka dan ada ventilasi di setiap kamar tidur. Sinar matahari
tidak masuk ke kamar tidur. Di dalam rumah terdapat 1 lampu berada di
masing-masing kamar tidur dan 1 lampu di ruang tamu dan 1 di ruang
keluarga, 1 lampu di dapur dan 1 di kamar mandi serta 1 lampu di teras
rumah. Terdapat 1 buah kamar mandi dengan jamban dan berukuran
1,5x1,5m dengan alas semen dan dinding semen dan ditutupi tripleks
sebagai penghalang. Terdapat 1 tempat pembuangan sampah di dalam
rumah, sampah ditampung di bakul sampah dan langsung dibuang setiap
hari di lahan kosong di belakang rumah atau dibakar. Limbah air rumah
tangga dibuang ke saluran pembuangan dan bermuara ke selokan.
c. Lingkungan Pemukiman
Rumah Ny. Mastarah terletak di pemukiman padat penduduk.
Bagian depan rumah Ny. Mastarah terdapat jalan setapak dan terdapat
selokan yang banyak mengandung sampah serta di seberangnya terdapat
rumah tetangga. Bagian kanan rumah Ny. Mastarah terdapat jalan
setapak. Bagian kiri rumah Ny. Mastarah merupakan rumah tetangga.
Bagian belakang rumah Ny. Mastarah juga merupakan lahan kosong.
d. Pola Makan
Keluarga rata-rata makan 3 kali sehari, yaitu pagi, siang dan malam
hari. Menu sehari-hari seringkali diolah sendiri oleh Ny. Mastarah antara
lain nasi, telur, tahu, tempe, kadang ayam. Sayur dimakan sebagai lalapan
biasanya adalah kemangi dan mentimun, namun jarang dimakan dalam
seminggu hanya sekitar 2-3x. Keluarga Ny. Mastarah juga hamper tidak
pernah memakan buah. Air minum didapat dari air Sumur yang dimasak
sampai matang. Ny. Mastarah biasa menggunakan air Sumur untuk
mencuci makanan. Keluarga Ny. Mastarah dan anaknya jarang mencuci
tangan saat sebelum dan sesudah makan.
d. Riwayat Obstetri dan Pola Asuh Anak
Saat ini tidak ada wanita yang sedang hamil dan tidak ada balita
dalam keluarga Ny. Mastarah. Anak Ny. Mastarah lahir secara normal di
rumah dibantu dukun paraji. Pada saat Ny. Mastarah mengandung
anaknya tidak pernah mengalami sakit, tekanan darah tinggi dan bengkak
pada kakinya. Ny. Mastarah tidak menggunakan kontrasepsi karena
mengaku sudah menopause. Menurut pengakuan ibunya anak-anaknya
diberikan imunisasi lengkap sejak lahir.
f. Kebiasaan Berobat
Ketika ada anggota keluarga yang sakit, biasanya keluarga selalu
membeli obat di warung, dan bila keluhan belum teratasi maka keluarga
akan berobat ke puskesmas. Seluruh anggota keluarga Ny. Mastarah
memiliki kartu BPJS.
g. Riwayat Penyakit
Riwayat penyakit hipertensi dimiliki oleh Ny. Mastarah pernah
berobat ke puskesmas namun sekarang pengobatan tidak pernah
dilanjutkan lagi. Ny. Mastarah mengakui anaknya memiliki sakit
kejiwaan tapi belum pernah berobat.
h. Perilaku dan Aktivitas Sehari-hari
Ny. Mastarah dan keluarganya tidak terbiasa melakukan olahraga
rutin. Keluarga Ny. Mastarah mempunyai kebiasaan mandi 2 kali sehari
dan sikat gigi rutin. Kegiatan bersih-bersih rumah seperti menyapu
dilakukan 2 kali sehari.
Tabel 1.6 Faktor Internal Keluarga Ny. Mastarah
No Faktor Internal Permasalahan
1 Olahraga Ny. Mastarah dan keluarganya tidak rutin
berolahraga.
2 Pola Makan Keluarga Ny. Mastarah makan 3 kali sehari
dengan menu makanan seperti nasi, telur,
tahu, tempe, kadang ayam. Keluarga Ny.
Mastarah jarang mengonsumsi sayur dan
buah.
3 Pola Pencarian Pengobatan Keluarga Ny. Mastarah membeli obat warung
atau berobat ke puskesmas apabila ada anggota
keluarga yang sakit.
4 Aktifitas Sehari-hari Ny. Mastarah bekerja sebagai pedagang di
daerahnya.
5 Alat Kontrasepsi Ny. Mastarah tidak menggunakan alat
kontrasepsi karena sudah menopause.
6 Situasi dan Kondisi Rumah Terdapat 1 jendela di bagian depan rumah dan
1 jendela di setiap kamar dan ventilasi hanya
terdapat di bagian depan rumah sebanyak 4
buah celah, permanen terbuka. Sinar matahari
tidak masuk ke kamar tidur. Di dalam rumah
terdapat 6 lampu. 1 berada di masing- masing
kamar tidur, 1 lampu di ruang tamu, 1 lampu di
ruang keluarga, 1 lampu di dapur, 1 lampu di
kamar mandi serta 1 lampu di teras rumah.
Tabel 1.7 Faktor Eksternal Keluarga Ny. Mastarah

No Faktor Eksternal Permasalahan


1 Luas Bangunan Luas bangunan 7m x 6m
2 Ruangan dalam rumah 1 ruang tamu yang berukuran 4x3m, 1 ruang
keluarga dengan ukuran 3x3m, 2 kamar tidur
dengan alas ubin masing-masing berukuran
2x2m, 1 dapur dengan alas ubin berukuran
1,5x 2m. 1 kamar mandi dengan pintu dengan
alas ubin berukuran 1,5x1,5m, terdapat
jamban di dalam kamar mandi, serta teras
rumah dengan alas ubin berukuran 7x1m.
3 Jamban Keluarga Ny. Mastarah memiliki 1 jamban di
dalam kamar mandi.
4 Jendela dan Ventilasi Terdapat jendela di ruangan tamu dan setiap
kamar. Hanya ada 4 ventilasi di bagian depan
rumah berupa celah dan masing-masing
ventilasi di setiap kamar.
5 MCK Mandi, cuci dan kakus dilakukan di dalam
rumah.
6 Pencahayaan Terdapat 6 lampu dalam 1 rumah. Sinar
matahari masuk di bagian depan rumah dan
setiap kamar.
7 Sumber Air Air didapatkan dari Sumur. Air minum berasal
dari air sumur yang direbus hingga mendidih.
8 Saluran Pembuangan Air Limbah air rumah tangga dibuang ke saluran
pembuangan dan bermuara ke selokan.
9 Tempat Pembuangan Terdapat tempat pembuangan sampah di
Sampah dalam rumah, sampah ditampung di bakul
sampah dan langsung dibuang setiap hari ke
lahan kosong di belakang rumah atau dibakar.
10 Lingkungan Sekitar Rumah Rumah Ny. Mastarah terletak di pemukiman
padat penduduk. Bagian depan rumah Ny.
Mastarah terdapat jalan setapak dan terdapat
selokan. Bagian kanan rumah Ny. Mastarah
terdapat jalan setapak. Bagian kiri rumah Ny.
Mastarah merupakan rumah tetangga. Bagian
belakang rumah Ny. Mastarah merupakan
lahan kosong.

1.7. Menentukan Area Masalah


1.7.1. Area Masalah Pada Keluarga Binaan
Sebagai pendekatan awal yang dilakukan untuk mengetahui area
masalah yaitu dilakukan wawancara pada keluarga binaan di Talok. Kemudian
dilakukan observasi pada masing-masing keluarga binaan di Desa Talok,
Kecamatan Kresek didapatkan berbagai area permasalahan pada keluarga
binaan tersebut, yaitu:
1. Keluarga Tn. Dani
a. Masalah non-medis
 Tn. Dani perokok aktif
 Tn. Dani dan keluarga tidak rutin berolahraga
 Kurangnya pengetahuan mencuci tangan dengan sabun
 Jarang mengkonsumsi buah dan sayur
b. Masalah Medis
 Ny. Suhaeni memiliki penyakit diabetes

2. Keluarga Ny. Mastarah


a. Masalah non-medis
 Ny. Mastarah dan keluarga tidak rutin berolahraga
 Kurangnya pengetahuan mencuci tangan dengan sabun
 Ny. Mastarah dan keluarga tidak rutin berolahraga
 Jarang mengkonsumsi buah dan sayur
 Pengelolaan sampah yang tidak baik
b. Masalah Medis
 Ny. Mastarah memiliki Hipertensi

3. Keluarga Tn. Sudirman


a. Masalah non-medis
 Pola makan (gizi tidak seimbang, jarang mengkonsumsi buah dan
sayur)
 Anggota keluarga sering terkena penyakit diare
 Salah satu anggota keluarga mempunyai kebiasaan merokok di
dalam rumah.
 Sala satu anggota keluarga mempunya penyakit hipertensi
 PHBS (tidak mempunyai mck bersih, jamban bersama tidak layak
dan tidak ada air mengalir, jarang mengkonsumsi buah dan sayur)
 Kurangnya pengetahuan mencuci tangan dengan sabun
 Tn.Sudirman dan keluarga tidak rutin berolahraga

4. Keluarga Ny. Halimah


a. Masalah non-medis

 Pola makan (gizi tidak seimbang, jarang mengkonsumsi buah dan


sayur)
 Kurangnya pengetahuan mencuci tangan dengan sabun
 Ny. Mastarah dan keluarga tidak rutin berolahraga
 Anggota keluarga sering terkena penyakit diare
 Salah satu anggota keluarga mempunyai kebiasaan merokok di
dalam rumah.
 Sala satu anggota keluarga mempunya penyakit hipertensi
 PHBS (tidak mempunyai mck bersih, jamban bersama tidak layak
dan tidak ada air mengalir, jarang mengkonsumsi buah dan sayur)

1.7.2. Penentuan Area Masalah


Penjabaran Area Masalah Pada Keluarga Binaan
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi pada presurvey, tidak
didapatkan masalah medis pada keluarga binaan kami, tetapi didapatkan
beberapa area masalah non medis sebagai berikut :
1. Kurangnya konsumsi makan buah dan sayur
2. Pengelolaan sampah yang tidak baik
3. Kurangnya pengetahuan mencuci tangan dengan sabun
4. Tidak rutin berolahraga

Terdapat 2 metode yang bisa digunakan untuk menentukan area


masalah yaitu metode delbeq dan metode delphi. Pada penelitian ini
digunakan metode Delphi. Metode Delphi adalah suatu metode dimana dalam
proses pengambilan keputusan melibatkan beberapa pakar. Dalam
pengambilan sebuah masalah, kami menggunakan metode Delphi. Metode
Delphi merupakan suatu teknik membuat keputusan yang dibuat oleh suatu
kelompok, dimana anggotanya terdiri dari para ahli atau masalah yang akan
diputuskan.

Bagan 1. Alur Penentuan Masalah dengan Metode Delphi

Dari sekian masalah yang ada pada keluarga binaan, peneliti


memutuskan untuk mengangkat permasalahan mengenai mengenai
pentingnya makan buah dan sayur pada keluargaa binaan di Kampung Andil
RT 004/001 Desa Talok, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi
Banten. Selanjutnya dilakukan pre-survey pada keluarga binaan untuk menilai
aspek pengetahuan, sikap dan perilaku dari keluarga binaan yang
berhubungan dengan masalah tersebut. Dari 17 populasi yang ada di keluarga
binaan hanya 10 orang yang menjadi responden dalam pengisian presurvey
dengan hasil sebagai berikut.

Tabel 1.17 Hasil Pre-Survey

Aspek Baik Cukup Kurang Total


Pengetahuan - 4 6 10
Sikap - 6 4 10
Perilaku - 10 - 10
Hasil dari pre survey didapatkan sekitar 6 anggota keluarga
binaan memiliki pengetahuan yang kurang dan 4 memiliki pengetahuan
yang cukup mengenai pentingnya makan buah dan sayur, 6 keluarga
binaan memiliki sikap yang cukup dan 4 memiliki sikap yang kurang
mengenai pentingnya makan buah dan sayur, dan 10 keluarga binaan
memiliki perilaku yang cukup mengenai makan buah dan sayur.
Dengan demikian melalui proses musyawarah antara kelompok
dengan para tenaga kesehatan di Puskesmas Kresek kami memutuskan
untuk mengangkat permasalahan “Pengetahuan Mengenai
Pentingnya Makan Buah dan Sayur pada Keluarga Binaan di
Kampung Andil RT 004/001, Desa Talok, Kecamatan Kresek,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten”.
1.7.3 Alasan Pemilihan Area Masalah
Pemilihan area masalah kesehatan ini didasarkan atas berbagai
pertimbangan, yaitu:
1.7.3.1 Data primer : Dari hasil wawancara pada keempat keluarga binaan
didapatkan bahwa adanya pengetahuan yang buruk mengenai
pentingnya makan buah dan sayur. Dari hasil wawancara pada
keempat keluarga binaan juga didapatkan bahwa belum adanya
penyuluhan terkait manfaat buah dan sayuran pada daerah
tersebut. Pada pre survey didapatkan bahwa hasil pengetahuan
dari responden adalah 6 dari 10 orang memiliki pengetahuan yang
buruk.
1.7.3.2 Data Sekunder: Berdasarkan profil puskesmas Kresek pada tahun
2017 didapatkan persentase rumah tangga yang berperilaku hidup
bersih dan sehat (ber-PHBS) di desa Talok yakni 89,05% dari 210
keluarga. Namun hasil tersebut hanya menunjukkan 17,98% dari
total keluarga di desa Talok yakni 1168 keluarga. Menurut
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Promosi
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat salah satu indikator
PHBS ialah konsumsi buah dan sayur.
1.7.3.3 Data Agama: Berdasarkan Firman Allah dalam surat Al-Ma’idah
ayat 88 yang artinya “Dan makanlah makanan yang halal lagi baik
dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah
kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.” dan hadist dari
Syaikh Shalih Al-Munajjid hafidzahullah yang berkata “Yaitu
mendahulukan buah daripada makanan utama lebih baik karena
lebih cepat dicerna. Sebagian (ulama) berdalil dengan firman Allah
pada jamuan penduduksurga dan mereka mendahulukan buah dari
makanan utama.
Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung
dari apa yang mereka inginkan
Akan tetapi ini tidaklah menjadi dalil, semata-mata menyebut
sebagai ma’tuf (urutan) tidaklah menjadi dalil untuk mendahulukan
buah. Kemudian (yang menjadi alasan juga) keadaan di surga
berbeda dengan di dunia, sama saja mendahulukan buah sebelum
makan atau makan sesudahnya, maka perkaranya lapang.”[2]
BAB II
KEPUSTAKAAN

2.1 TINJAUAN PUSTAKA


2.1.1 Diagnosis dan Intervensi Komunitas
Diagnosis dan intervensi komunitas adalah suatu kegiatan untuk
menentukan adanya suatu masalah kesehatan di komunitas atau masyarakat
dengan cara pengumpulan data di lapangan dan kemudian melakukan
intervensi sesuai dengan permasalahan yang ada. Diagnosis dan intervensi
komunitas merupakan suatu prosedur atau keterampilan dari ilmu kedokteran
komunitas. Dalam melaksanakan kegiatan diagnosis dan intervensi komunitas
perlu disadari bahwa yang menjadi sasaran adalah komunitas atau
sekelompok orang sehingga dalam melaksanakan diagnosis komunitas sangat
ditunjang oleh pengetahuan ilmu kesehatan masyarakat (epidemiologi,
biostatistik, metode penelitian, manajemen kesehatan, promosi kesehatan
masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan gizi).

2.1.2 Teori Pengetahuan


2.1.2.1 Definisi Pengetahuan
Menurut Notoatmojo (2007), pengetahuan merupakan hasil “Tahu” dan
ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu subyek
tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yaitu indra
penglihatan, pendengaran penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat berperan untuk terbentuknya suatu
tindakan seseorang.
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang ada dikepala kita. Kita dapat
mengetahui sesuatu berdasarkan pengalaman yang kita miliki. Selain
pengalaman, kita juga menjadi tahu karena kita diberitahu oleh orang lain.
Pengetahuan juga didapatkan dari tradisi.
Pengetahuan (Knowledge) adalah suatu proses dengan menggunakan
pancaindra yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu dapat
menghasilkan pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan seseorang
biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai macam
sumber seperti, media poster, kerabat dekat, media massa, media elektronik,
buku petunjuk, petugas kesehatan, dan sebagainya. Pengetahuan dapat
membentuk keyakinan tertentu, sehingga seseorang berperilaku sesuai dengan
keyakinannya tersebut.

2.1.2.2 Cara Mendapatkan Pengetahuan


Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu:
a. Cara Tradisional Untuk Memperoleh Pengetahuan. Cara-cara penemuan
pengetahuan pada periode ini dilakukan sebelum ditemukan metode
ilmiah, yang meliputi :
1) Cara Coba Salah (Trial Dan Error)
Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan
kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain.
Apabila tidak berhasil, maka akan dicoba kemungkinan yang lain
lagi sampai didapatkan hasil mencapai kebenaran.
2) Cara Kekuasaan atau Otoritas
Pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau
kekuasaan baik tradisi, otoritas pemerintahan, otoritas pemimpin
agama, maupun ahli ilmu pengetahuan.
3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman
yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi
pada masa yang lalu. Apabila dengan cara yang digunakan tersebut
orang dapat memecahkan masalah yang sama, orang dapat pula
menggunakan cara tersebut.
4) Melalui Jalan Pikiran
Manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam
memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh
kebenaran pengetahuan, manusia telah menggunakan jalan fikiran.
b. Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan.
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada
dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode
penelitian ilmiah.

2.1.2.3 Tingkat Pengetahuan


Termasuk di dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali
(recall). Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan yang cukup dalam
domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk di dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab
itu, “Tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling
rendah, kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang
telah dipelajari antara lain: menyabutkan, menguraikan, mendefinisikan,
menyatakan dan sebagainya.
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara
benar mengenai obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan
meteri tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek
atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan, contoh
menyimpulkan, merencanakan, dan sebagainya terhadap obyek yang
telah dipelajari.
3. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang riil (sebenarnya).
Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,
rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks dan situasi yang
lain. Dalam menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah
(problem solving cycle) didalam pemecahan masalah kesehatan dari
kasus yang diberikan.
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu obyek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu
struktur organisasi dan masih ada kaitanya satu sama lain. Kemampuan
analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata - kata kerja. Dapat
menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,
mengelompokkan, dan sebagainya.
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis itu suatu kemampuan
untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-
penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang telah ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

2.1.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkatan Pengetahuan


Pengetahuan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal sebagai
berikut (Arikanto dkk ,2010)
1. Faktor Internal
a. Pendidikan
Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-
hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan
kualitas hidup.
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin mudah
pula dalam menerima informasi, sehingga pengetahuan yang dimiliki
semakin bertambah. Demikian sebaliknya, apabila seorang memiliki
tingkat pendidikan yang rendah, akan menghambat perkembangan
sikap dalam memperoleh informasi baru (Mubarak, 2011).
b. Pekerjaan
Pekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan terutama
untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Bekerja
umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu serta dapat
memberikan pengalaman maupun pengetahuan.
c. Usia
Semakin cukup usia, tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.

2. Faktor Eksternal
a. Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar
manusia dan pengaruhnya yang dapat memengaruhi perkembangan
dan perilaku orang atau kelompok.
Dalam hal ini petugas kesehatan dapat menjadi sarana
meningkatkan pengetahuan dengan memberikan penyuluhan atau
konseling pada suami.
b. Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
memengaruhi sikap dalam menerima informasi.
Menurut Lowdermilk (2013), kepercayaan dan praktik budaya
sangat penting menentukan sikap orang tua dalam penyesuaian peran
keluarga baru. Hal ini tercermin dari interaksi antara orang tua yang
memberikan perawatan kepada bayinya.

2.1.2.5 Sumber Pengetahuan


Menurut Istiarti, pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari
berbagai macam sumber, misalnya media massa, media elektronik, buku
petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat, dan sebagainya.
Sumber pengetahuan dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik
formal maupun informal ahli agama, pemegang pemerintahan, dan
sebagainya.

2.1.2.6 Pengukuran Pengetahuan


Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket (kuesioner) yang menanyakan tentang materi yang ingin diukur dari
subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin
diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas.
Pengukuran tingkat pengetahuan dimaksudkan untuk mengetahui status
pengetahuan seseorang dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi.
(Notoatmodjo, 2007).
Tingkat pengetahuan seseorang dapat diinterpretasikan dengan skala
yang bersifat kualitatif, yaitu (Arikunto, 2010):
1. Baik (jawaban terhadap kuesioner 76 – 100% benar)
2. Cukup (jawaban terhadap kuesioner 56 – 75% benar)
3. Kurang (jawaban terhadap kuesioner < 56% benar)

2.1.3 Teori Memakan Buah dan Sayur


2.1.3.1 Memakan Buah dan Sayur Merupakan Satu Indikator PHBS
PHBS merupakan kependekan dari Pola Hidup Bersih dan Sehat.
Sedangkan pengertian PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang
dilakukan karena kesadaran pribadi sehingga keluarga dan seluruh
anggotanya mampu menolong diri sendiri pada bidang kesehatan serta
memiliki peran aktif dalam aktivitas masyarakat.
Tujuan utama dari gerakan PHBS adalah meningkatkan kualitas
kesehatan melalui proses penyadartahuan yang menjadi awal dari kontribusi
individu – individu dalam menjalani perilaku kehidupan sehari – hari yang
bersih dan sehat. Manfaat PHBS yang paling utama adalah terciptanya
masyarakat yang sadar kesehatan dan memiliki bekal pengetahuan dan
kesadaran untuk menjalani perilaku hidup yang menjaga kebersihan dan
memenuhi standar kesehatan.
Manfaat PHBS adalah meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mau
menjalankan hidup bersih dan sehat. Hal tersebut agar masyarakat bisa
mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan. Selain itu, dengan
menerapkan PHBS masyarakat mampu menciptakan lingkungan yang sehat
dan meningkatkan kualitas hidup.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) secara umum menganjurkan konsumsi
sayuran dan buah-buahan untuk hidup sehat sejumlah 400 gram per orang per
hari, yang terdiri dari 250 gram sayur (setara dengan 2 porsi atau 2 gelas
sayur setelah dimasak dan ditiriskan) dan 150 gram buah, (setara dengan 3
buah pisang ambon ukuran sedang atau 1 potong pepaya ukuran sedang atau 3
buah jeruk ukuran sedang). Bagi masyarakat Indonesia terutama balita dan
anak usia sekolah dianjurkan untuk mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan
300-400 gram per orang per hari dan bagi remaja dan orang dewasa sebanyak
400-600 gram per orang per hari. Sekitar dua-pertiga dari jumlah anjuran
konsumsi tersebut adalah porsi sayur.
Dalam mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari sebenarnya kita perlu
mengikuti Pedoman Gizi Seimbang sesuai Permenkes No. 41 Tahun 2014.
Sebanyak 3-4 porsi sayur dan 2-3 porsi buah setiap hari atau setengah bagian
piring berisi buah dan sayur (lebih banyak sayuran) setiap kali makan, tandas
Menkes. Terdapat 10 indikator phbs salah satu diantaranya adalah konsumsi
buah dan sayur yang memiliki banyak manfaat pada tubuh.
2.1.3.2 Manfaat Memakan Buah dan Sayur
2.1.3.2.1 Sayur dan Buah sebagai Sumber Vitamin
Buah dan sayur merupakan bahan pangan yang sangat memberi manfaat
bagi tubuh. Tarutama untuk mendukung kebutuhan akan vitamin. Vitamin
merupakan kelompok senyawa organik yang tidak termasuk dalam golongan
protein, karbohidrat maupun lemak. (Moch, agus Krisno Budiyono. 2004:51).
Kebutuhan vitamin ini relatif kecil, namun peranannya dalam tubuh sangat
penting. Peranannya termasuk dalam kelompok zat pengatur pemeliharaan
dan pertumbuhan. Disamping itu, vitamin adalah senyawa organik yang
mudah rusak oleh pengolahan dan penyimpanan. Karenanya jumlah asupan
sayuran dan buah ini relatif tinggi agar orang mendapatkan kemanfaatannya.
Vitamin tidak dapat diproduksi oleh tubuh secara cukup, karenanya
harus diperoleh dari makanan. Vitamin D merupakan contoh vitamin yang
dapat diprodusi didalam kulit, asalkan tubuh mendapatkan sinar matahari
dalam jumlah yang cukup. Sinar matahari akan mengubah provitamin D
menjadi vitamin D.
Berikut ini aneka vitamin yang larut dalam air, anjuran konsumsi,
fungsi dan sumber sayuran dan buah-buahan yang dapat dimanfaatkan.
Tabel 2.1 Macam-Macam Vitamin yang Larut dalam Air

Anjuran
Vitamin Fungsi Sumber
konsumsi

Membentuk kolagen,
Pria (19-70th) 90 Jeruk, kiw, strabery,
sintesis hormon, system
Vitamin C ml, wanita (19- tomat, broccoli,
imun, antioksidan,
kentang.
70th) penyerapan zat besi, vit A.

(14-70th) pria 90
Bagian dari Co-enzym Biji bung mathr
mc (1,3 mg),
Thiamin B1 untuk metabolisme energi, kacang, kedelai, tepung
wanita 75mc (1,1
pertumbuhan, fungsi nerve. gandum utuh, katul dll
mg)
Bag dari Co-enzym untuk
14-70th) pria 1,3 metabolisme energi, Susu, produk- produk
Ribovlavin
ml . wanita 1,1 pertumbuhan, pembentuk susu, organ, daging,
B2
ml vit B6, coenzim, niacin, beras tumbuk, telur
penglihatan
Bag dari Co-enzym untuk Daging, ayam, ikan,
14-70th) pria 16
Niacin B3 metabolisme energi, organ, bers tumbuk,
ml, wanita 14ml
pertumbuhan susu telur
(14-50th) pria 1,3
Bag dr coenzim mauk dlm
ml, (51-70th) 1,7 KH, dan terutama dlm Daging, unggas, ikan,
Vitamin B 6 ml. wanita (19- metabolisme protein, kentang,pisang,
sintesis sel darah merah, Sayuran hijau
50th) 1,7ml, (51-
darah putih, syaraf
70th) 1,5 ml
Folat 400 mc (14-70th) Bag dr co enzim yang Sayuran hijau, kacang,
diperlukan membuat DNA, jeruk, beras
dan sel baru, saraf
penghubung pd otak,
metabolisme asam amino
Bahan hewani, daging,
Mengbah folat menjadi
unggas. Ikan kerang,
Vitamin B12 (14-70th) 2,4 mc aktif, fungsi system saraf
telur, susu dan
normal, kesht tulang,
produknya.
Asam Bag dari Co-enzym untuk Meluas
14-70th 5 ml
pantetonat metabolisme energi,
Bag dari Co-enzym ,
termasuk untuk Meluas , dibuat diusus
Biotin 19-70th 30 mc
metabolisme energi, lemak halus
& protein
Meluas , susu, telur,
pria 550ml. Sintesis system saraf
Cholin kacang.
wanita 425 ml penghubung, sintesis lecitin,
Berikut ini aneka vitamin yang larut dalam air, anjuran konsumsi,
fungsi dan sumber sayuran dan buah-buahan yang dapat dimanfaatkan.

Tabel.2.2 Macam-macam Vitamin. yang larut dalam air

Vitamin Anjuran konsumsi Fungsi Sumber


Kesehatan mata (cornea dan
retina) kemampuan untuk
Hati, susu & cereal
Wanita 600 mcgr melihat. Sel epitel yang menjaga
yg diperkaya.
Pria 900 mcgr (1- paru-paru, lambung, ginjal.
Vitamin A Telur. Provit,
70 th) Pertumbuhan dan
sayuran hijau,
UL Pro vit A 3000 perkembangan, tulang & gigi,
jeruk, sayuran lain.
fungsi system imun, kesehat
kulit
(31-50th)5
Susu yang
mcgram
diperkaya, minyak
Cholecalciferol Menjaga level kalsium dlm
ikan, cereal yang
th darah. Membangun tulang &
Vitamin D (51-70 ) 10 mc diperkaya, kuning
gigi. Kontraksi otot, saraf.
Cholecalciferol telur, sinar
UL50 mc matahari.
Cholecalciferol
Minyak sayur,
(14-70th) 15 ml
Anti oksidan terutama sel darah margarin,
alpha-tocopherol
merah, paru-paru, otak. shortening, salad
UL; 1.000 ml
Metabolisme zat besi, fungsi dressing, seed,
Vitamin E alpha- tocopherol
system imun, fungsi saraf kacang, cereal atau
baik sintetik atau
nervos roti dr gandum
dari makanan
utuh
Vitamin K (19-70th) pria 120 Kesehatan tulang, pembeku Hati, sayuran daun

mc, wanita 90mc darah hijau, broccoli,


minyak sayur,
dibuat di usus
2.1.3.2.2 Sayur dan Buah Sebagai Sumber Serat
Bahan makanan nabati seperti sayur dan buah-buahan ini diperlukan
oleh manusia karena kandungan seratnya atau fiber. Serat ini merupakan
komponen jaringan yang pada tanaman yang tidak dapat dicerna oleh enzim
pencernaan. Artinya tidak ada enzim pencernaan yang mampu mengurai serat
menjadi komponen yang mudah diserap. Keadaan ini memberi keuntungan
bagi manusia terutama untuk:
1. Makanan untuk program penurunan berat badan. Adanya rasa kenyang
setelah mengkonsumsi seratdalam jumlah yang cukup menjadikan orang
tidak mudah untuk megkonsumsi makanan lainnya.
2. Didalam usus serat ini dapat mengikat glukosa, maka serat memiliki
fungsi memberi efek hipoglemik. Yaitu memberi efek pada penurunan
gula darah sehingga cocok untuk penderita D M.
3. Adanya konsumsi serat yang tinggi akan menyebabkan pengeluaran asam
empedu lebih banyak mengeluarkan kolesterol dan lemak yang
dikeluarkan lewat feses. Ini sangat membantu bagi saat orang
mengkonsumsi makanan dengan lemak dan kolesterol tinggi ataupun
kelebihan kedua zat tersebut.
4. Serat menjegah penyerapan kembali asam empedu, kolesterol dan lemak.
Atau memberi efek hipolipidemik yang bermanfaat bagi diet penderita
hipokolesterolemik. Efek dari keadaan ini adalah dapat mengurangi
resiko terkena jantung koroner.
5. Jumlah konsumsi sayuran cukup 1 mangkuk saja, karena bila lebih akan
mengganggu atau menghalangi penyerapan zat besi.

Serat terbagi menjadi dua kelompok. Berikut ini tabel yang


menguraikan kedua jenis serat tersebut.
Tabel.2.3 Jenis serat

Serat Larut Serat Tak Larut


Wheat brand, whole
Buah dan sayuran: apel, anggur, jeruk citrun, wortel grain: gandum utuh,
beras sosoh,
Semua padi-padian: oat, barley,
biji-bijian yg dimakan
Whole grain: mengandung PHYTOCHEMICALS,
sebagai sayur, kacang
substansi tanaman yg dpt menurunkan resiko kanker dan
polong (bean & peas)
penyk jantung manakala dimakan berulang-ulang
Kacang-kacangan: lentil, Benih (seed)

Masing-masing serat tersebut yaitu 1) serat yang larut/dapat dipecah


(Soluble fiber) dan 2) serat yang tidak larut/tidak dapat dipecah (Insoluble
fiber). Soluble fiber adalah jenis serat yang dapat larut dalam air dan juga
dapat membantu menurunkan lemak-lemak dalam darah dan
mempertahankan gula darah. Sumber utama serat kelompok ini antara lain
dari kacang-kacangan, buah dan produk dari gandum. Insoluble fiber adalah
jenis serat yang tidak dapat larut dalam air, sehingga akan langsung melalui
sistem pencernaan. Serat tak larut ini memiliki fungsi menyerap air,
karenanya memberi volume, membuat lunak pada feses, sehingga mudah
dikeluarkan. Serat jenis Ini ditemukan dalam produk biji- bijian murni (whole
grain) dan sayuran.

2.1.4 Mengonsumsi makanan buah dan sayur menurut Islam


2.1.4.1 Makanan dalam Perspektif Islam
2.1.4.1.1. Ayat Mengenai Buah
Di dalam ayat-ayat Al-Qur’an, Allah menyuruh manusia supaya
memperhatikan keberagaman dan keindahan disertai seruan agar merenungkan
ciptaan-ciptaan-Nya yang amat menakjubkan. Firman Allah dalam QS. Al-
An’Am : 99 berbunyi :
Artinya :
“Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami
tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami
keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami
keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari
mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun
anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang
tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan
(perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman”.(QS Al-
An’am: 99).
Berikut ini merupakan salah satu ayat yang menjelaskan mengenai buah-
buahan :
Artinya :
“Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit
lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam
jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah
yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat.” [35. Surat
Fatir: 27]

Artinya :
“Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman;
zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang
memikirkan.” [QS: an-Nahl: 11]

Artinya :
“Perumpamaan syurga yang dijanjikan kepada orang-orang yang takwa
ialah (seperti taman); mengalir sungai-sungai di dalamnya; buahnya tak
henti-henti sedang naungannya (demikian pula). Itulah tempat kesudahan bagi
orang-orang yang bertakwa, sedang tempat kesudahan bagi orang-orang kafir
ialah neraka.” [QS: Ar-Ra’d [13:35]
Di antara ulama ada yang berdalil bahwa Allah menyebut buah dahulu
baru daging sebagai dalil anjuran dalam islam, makan buah dahulu baru
makanan pokok

Al-Gazali rahimahullah berkata,


‫ فإنهسسا أسسسرع‬،‫ويسسستحب تقسسديم الفاكهسسة إن كسسانت فسسذلك أوفسسق فسسي الطسسب‬
‫استحالة فينبغي أن تقع في أسفل المعسسدة وفسسي القسسرآن الكريسسم تنسسبيه علسسى تقسسديم‬
‫طحيةر كممما يهحشتهرهوهن‬
‫ هولهححكم ه‬:‫ هوهفاككههةة كممما يهتههخيمرروهن ثم قال‬:‫الفاكهة في قوله تعالى‬.
“Dianjurkan mendahulukan makan buah jika karena sesuai dengan ilmu
kedokteran yaitu lebih cepat dicerna maka lebih baik buah lebih bawah (dalam
perut) daripada hidangan (makanan pokok). Dalam Al-Quran ada peringatan
untuk mendahulukan makan buah yaitu dalam firman Allah,”Dan buah-
buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka
inginkan”.[1]

Akan tetapi ada ulama yang TIDAK SETUJU dengan pendalilan seperti
ini akan tetapi membenarkan bahwa adab makan mendahulukan buah dari
makanan utama.
Syaikh Shalih Al-Munajjid hafidzahullah berkata,
‫ وبعضسسهم‬،‫يعني أن تقديم الفاكهة قبل الطعام أحسن؛ لنه أسرع لهضسسمها‬
‫ هوهفاككههسسةة كمممسسا‬:‫ فسسي ضسسيافة أهسسل الجنسسة أو طعسسام أهسسل الجنسسة‬:‫يستند بقوله تعالى‬
‫[سس فقسسدم الفاكهسسة علسسى‬21-20:‫يهتههخيمسسرروهن * هولهححسسكم طهحيسسةر كمممسسا يهحشسستهرهوهن ]الواقعسسة‬
‫ فمجرد ذكره معطوفا ل عليه ل يكسسون‬،‫ل‬
‫ لكن هذا ل يستلزم أن يكون دلي ل‬،‫الطعام‬
‫ على أيسسة‬..‫ ثم إن الوضع في الجنة قد يختلف عن الدنيا‬،‫دليلل على تقديم الفاكهة‬
‫حال سواء قدموا الفاكهة قبل الكل أو بعده فالمر واسع‬
“Yaitu mendahulukan buah daripada makanan utama lebih baik karena
lebih cepat dicerna. Sebagian (ulama) berdalil dengan firman Allah pada
jamuan penduduksurga dan mereka mendahulukan buah dari makanan utama.
Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari
apa yang mereka inginka
Akan tetapi ini tidaklah menjadi dalil, semata-mata menyebut sebagai
ma’tuf (urutan) tidaklah menjadi dalil untuk mendahulukan buah. Kemudian
(yang menjadi alasan juga) keadaan di surga berbeda dengan di dunia, sama
saja mendahulukan buah sebelum makan atau makan sesudahnya, maka
perkaranya lapang.”[2]

Akan tetapi ada dalil yang lainya sebagaimna disebutkan oleh Imam AN-
Nawawi rahimahullah,
‫وقد ذكر النووي عند شرح حديث أبسي الهيثسم بسن التيهسان لمسا أتساه النسبي‬
،‫صلى ا عليه وسلم وأبو بكر وعمر فجسساءهم بعسسذق فيسسه بسسسر وتمسسر ورطسسب‬
‫ ثم أخذ المدية وانطلق ليذبح لهم‬،‫ كلوا من هذه‬:‫فقال‬.
‫ذكر النووي في شرحه أن فيسسه دليل علسسى اسسستحباب تقسسديم الفاكهسسة علسسى‬
‫الخبز واللحم وغيرهما‬.
“Imam An-nawawi telah menyebutkan ketika menjelaskan hadits Abi Al-
Haitsam bin Thihan tatkala ia datang kepada Nabi Shallallahu alaihi wa
sallam dan ada Abu Bakar dan Umar. Ia membawa wadah yang berisi kurma
basah dan kurma kering, kemudian Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam
berkata,
‘makanlah ini (kurma), kemudian mengambil hidangan dan kemudian
pergi
Imam AN-Nawawi menjelaskan bahwa hadits ini sebagai dalil
dianjurkannya mendahulukan makan buah, baru kemudian roti, daging dan
makanan pokok lainnya.[3]

2.1.4.1.2. Memakan Buah dan Sayur Termasuk ke Dalam Makanan


Halalan Thayyiban

Artinya :
“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah
telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman
kepada-Nya.” (Q.S Al-Maidah : 88)

Kriteria Makanan Halal


Sayyid Sabiq dalam Fiqh SUnnah menjelaskan bahwa makanan halal
adalah apabila Al-Qur’an maupun hadis menjelaskan dan tidak melarangnya.
Namun makanan halal yang dijelaskan teks agama tidak mencakuo seluruh
makanan yang ada. Karena itu para ulama berijtihad sesuai kaedah: “al-Ashlu di al-
asyya’ al-ibahah illa ma dalla ad-dalidu ‘ala tahrimihi” (Hukum asal segala sesuatu
itu adalah mubah/boleh kecuali bila ada dalil yang mengharamkannya.). Secara
umum Al-Qur’an maupun hadis memberikan kriteria bahwa makanan halal itu
adalah thayyib (halalan thayyiban). Maksud halalan thayyiban, menurut Sayyid
Sabiq, terangkum dalam tiga hal: pertama, sesuai selera alamiah manusia. Kedua,
bermanfaat dan tidak membahayakan tubuh manusia. Ketiga, diperoleh dengan cara
yang benar dan dipergunakan untuk hal yang benar.
Para ulama menjelaskan kriteria makanan yang halal sebagai berikut :
1. Pertama, makanan nabati berupa tumbuh-tumbuhan, biji-bijian dan buah-
buahan, selama tidak membahayakan tubuh.
2. Kedua, minuman seperti air, susu (dari hewan yang boleh dimakan dagingnya),
kopi, cokelat.
3. Ketiga, makanna hewani terdiri dari binatang darat dan air. Hukkum binatang
darat baik liar maupun jinak adalah halal selain yang diharamkan syariat.
Begitu juga binatang air, dalam pendapat yang paling sahih, adalah halal
kecuali yang membahayakan.
Hal ini dijelaskan dalam hadis Nabi SAW ketika ditanya tentang bersuci dengan air
laut, beliau menjawab: “Laut itu suci airnya dan halal bangkai binatangnya.” (HR.
Bukhari Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i).
2.1.5. Kerangka Teori
Menurut teori yang telah dikemukakan Arikunto tahun 2010 mengenai
faktor-faktor yang dapat mempengarahuhi pengetahuan terbagi menjadi dua
yaitu faktor internal yang meliputi pendidikan pekerjaan dan usia dan faktor
eksternal yaitu lingkungan dan sosial budaya maka dibuat ke dalam kerangka
teori sebagai berikut.

Faktor Internal :
1. Pendidikan
2. Pekerjaan
3. Umur

Pengetahuan

Faktor Eksternal :
1. Lingkungan
2. Sosial Budaya
2.1.6 Kerangka Konsep
Kerangka konsep dibuat dengan mengambil seluruh variabel bebas (pendidikan,
pekerjaan, usia, lingkungan dan social budaya) yang ada didalam kerangka teori
yang mempengaruhi variabel terikat yaitu “Pengetahuan mengenai pentingnya
makan buah dan sayur pada keluarga binaan RT 004/001, Desa Talok, Kecamatan
Kresek, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten.

Faktor Internal :
3. Pendidikan
4. Pekerjaan
5. Umur
Pengetahuan Mengenai
Pentingnya Makan Buah dan
Sayur pada Keluarga Binaan
RT 004/001, Desa Talok,
Faktor Eksternal : Kecamatan Kresek,
6. Lingkungan Kabupaten Tangerang,
7. Sosial Budaya Provinsi Banten

//

//
/

//

/
2.1.7. Definisi Operasional
Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati
atau diteliti, variabel tersebut diberi batasan atau definisi operasional. Definisi
operasional bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau
pengamanan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta
mengembangkan instrumen (alat ukur). Adapun definisi operasional dalam
penelitian ini sebagai berikut:

Tabel Definisi Operasional

Skala
No Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur
Pengukuran
1. Pengetahuan Pengetahuan Kuisioner Wawancara 1. Baik: jika Ordinal
mengenai responden menjawab
pentingnya mengenai buah benar 10-12
makan buah dan sayur meliputi soal
2. Cukup: jika
dan sayur jenis, kandungan,
menjawab
manfaat, takaran
benar 7-9 soal
dan frekuensi
3. Kurang: jika
memakan buah
menjawab
dan sayur
benar 0-6 soal

2. Usia Usia responden Kuisioner Wawancara 1. 0-17 tahun Ordinal


2. 18-65 tahun
terhitung sejak
3. 66-79 tahun
lahir sampai 4. 80-99 tahun
5. >100 tahun
dilakukannya
penelitian
3. Pendidikan Pendidikan formal Kuisioner Wawancara 1. SD Ordinal
2. SMP/Sederajat
terakhir responden
3. SMA/Sederajat
yang ditamatkan 4. Perguruan
tinggi
5. Tidak sekolah
4. Pekerjaan Aktivitas sehari- Kuisioner Wawancara 1. Pedagang Nominal
2. Buruh/tani
hari responden
3. PNS
untuk memenuhi 4. TNI/Polri
5. Pensiunan
kebutuhan hidup
6. Wiraswasta
keluarga 7. IRT
8. Pelajar
9. Tidak bekerja

5. Lingkungan Ketersediaan buah Kuisioner Wawancara 1. Baik: bila Ordinal


dan sayur di menjawab
sekitar benar 4-7 soal
2. Buruk: bila
pemukiman
menjawab
seperti adanya
benar 0-3 soal
tanaman dan
penjual buah dan
sayur
6. Sosial Dukungan Kuisioner Wawancara 1. Baik: bila Ordinal
Budaya agama/kepercayaa menjawab
n, keluarga dan benar 3-4 soal
2. Buruk: bila
kader kesehatan
menjawab
dalam memakan
benar 0-2 soal
buah dan sayur
BAB III
METODE

Pada penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif. Metode penelitian


deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti suatu sekelompok manusia, suatu
obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa
pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat
deskipsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir M,
2005). Tujuan umum dari pengumpulan data adalah untuk memecahkan masalah,
langkah-langkah yang ditempuh harus relevan dengan masalah yang telah
ditetapkan sebelumnya. Dalam setiap melaksanakan langkah tersebut harus
dilakukan secara objektif dan rasional.

3.1 Populasi Pengumpulan Data


Populasi adalah keseluruhan objek pengumpulan data (Arikunto, 2002).
Dalam hal ini yang menjadi populasi adalah keluarga di kampung Andil RT
004/RW 001, Desa Talok, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi
Banten. Jumlah seluruh populasi ada tujuh belas orang.

3.2 Sampel Pengumpulan Data


Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2002).
Dalam hal ini yang menjadi sampel adalah keempat keluarga binaan di Kampung
Andil RT 004/RW 001, Desa Talok, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten. Dalam hal ini yang menjadi sampel adalah anggota dari keluarga
binaan yang memenuhi kriteria inklusi. Kriteria inklusi mencakup usia >17 tahun,
sehat mental dan tidak cacat fisik. Responden adalah sebagian sampel yang mau
berpartisipasi pada penelitian ini diambil dari peneliti langsung melakukan
observasi ke rumah keluarga binaan dan pengumpulan data dengan kuesioner.
Kriteria eksklusi mencakup usia <17 tahun atau diatas 65 tahun, tidak sehat mental
dan cacat fisik, dan responden yang tidak bersedia menjadi informan atau terlalu
sulit ditemui dikarenakan waktu kerjanya yang padat.

3.3 Responden Pengumpulan Data


Responden kuesioner merupakan perwakilan dari setiap anggota keluarga
binaan yang kooperatif, usia diatas 17 tahun, sehat jasmani dan rohani yaitu
sebanyak 10 orang, yaitu: keluarga Tn. Dhani sebanyak lima orang, Ny. Mastarah
sebanyak satu orang, Ny. Halimah sebanyak dua orang, dan Tn. Sudirman sebanyak
dua orang.
Adapun kriteria inklusi dan eksklusi adalah sebagai berikut :
a. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili
dalam sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel yaitu :
- Bersedia untuk menjadi informan
- Merupakan anggota keluarga binaan
- Usia diatas 17 tahun
- Sehat jasmani dan rohani
b. Kriteria Ekslusi
Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat
mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian,
yaitu :
- Tidak bersedia menjadi informan
- Berusia diatas 65 tahun dan atau dibawah 17 tahun
- Anggota keluarga yang terlalu sibuk bekerja hingga sulit ditemui
- Memiliki gangguan mental

3.4 Jenis dan Data Sumber Data


3.4.1 Jenis Data
a. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam
bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik
pengumpulan data misalnya wawancara, analisis, observasi yang telah
dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip).
b. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai
dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis
menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika.

3.4.2 Sumber Data


Sumber data dalam pengumpulan data ini adalah para responden yaitu
empat keluarga binaan di Kampung Andil RT 004/RW 001, Desa Talok,
Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
a. Data primer
Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian
dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data
langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari (Azwar S,
2004). Pada penelitian ini, data tersebut merupakan data yang langsung
didapatkan dari hasil pengamatan langsung ke rumah, melalui hasil
wawancara terpimpin, analisis dan observasi pada keluarga binaan di
Kampung Andil RT 004/RW 001, Desa Talok, Kecamatan Kresek,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
b. Data sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak
langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya (Azwar S,
2004). Pada penelitian ini, data tersebut merupakan data yang langsung
didapatkan dari data yang sudah ada di Puskesmas Kresek. Berupa data
angka kejadian 10 penyakit terbanyak Puskesmas Kresek tahun 2017
dan Laporan Kegiatan Pos Gizi Puskesmas Kresek tahun 2017.
c. Data tersier
Data yang didapat dari buku promosi kesehatan dan ilmu perilku karya
Soekidjo Notoatmodjo tahun 2007, jurnal kesehatan masyarakat, jurnal
biomedik, dan internet.
Data yang didapat dari buku dan internet yaitu mengenai Manajemen
Penelitian, Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan, Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Pokok–pokok metodologi penelitian, Pendidilkan dan Ilmu
Perilaku, Memahami Penelitian Kualitatif dan lain-lain.

3.4.3 Skala Pengukuran


1. Skala Nominal
Data berskala nominal adalah data yang diperoleh dengan cara
kategorisasi atau klasifikasi.
Contoh: Jenis pekerjaan, diklasifikasi sebagai:
Pegawai negeri, diberi tanda 1,
Pegawai swasta, diberi tanda 2,
Wiraswasta, diberi angka 3

Ciri Data Nominal:


 Posisi data setara. Dalam contoh tersebut, pegawai negeri tidak lebih
tinggi/lebih rendah dari pegawai swasta.
 Tidak bisa dilakukan operasi matematika (X, +, - atau : ). Contoh,
tidak mungkin 3-2=1 (Wiraswasta dikurangi pegawai
swasta=pegawai negeri

2. Skala Ordinal
Data berskala ordinal adalah data yang diperoleh dengan cara
kategorisasi atau klasifikasi, tetapi diantara data tersebut terdapat
hubungan.
Contoh:Kepuasan pelanggan, diklasifikasikan sebagai:
Sangat puas, diberi tanda 1,
Puas, diberi tanda 2,
Cukup puas, diberi tanda 3,
Tidak puas diberi tanda 4,
Sangat tidak puas diberi tanda 5

Ciri Skala Ordinal:


 Posisi data tidak setara. Dalam kasus di atas, sikap pelanggan yang
sangat puas, lebih tinggi dari yang puas. Sikap pelanggan yang puas,
lebih tinggi dari yang cukup puas, dst. Angka/tanda bisa dibalik dari
5 hingga 1, tergantung kesepakatan.
 Tidak bisa dilakukan operasi matematika. Tidak mungkin 1+2=3
(yang berarti sangat puas ditambah puas = cukup puas)

3. Skala Interval
Data berskala interval adalah data yang diperoleh dengan cara
pengukuran, dimana jarak antar dua titik pada skala, sudah diketahui.
Berbeda dengan skala ordinal, dimana jarak dua titik tidak diperhatikan
(seperti berapa jarak antara puas dan tidak puas, yang sebenarnya
menyangkut perasaan orang saja)
Contoh: Temperatur ruangan. Bisa diukur dalam Celsius, atau
Fahrenheit, dengan masing-masing punya skala sendiri. Untuk air
membeku dan mendidih: Celcius pada 0° C sampai 100° C. Skala ini
jelas jaraknya, bahwa 100-0=100 Fahreinheit pada 32° F sampai 212°F.
Skala ini jelas jaraknya, 212-32=180

Ciri Skala Interval:


Tidak ada kategorisasi atau pemberian kode seperti terjadi pada data
nominal dan ordinal. Bisa dilakukan operasi matematika. (panas 40
derajat adalah dua kali panas dibanding 20 derajat)
1) Hasil pengukuran suhu (temperatur) menggunakan termometer yang
dinyatakan dalam ukuran derajat. Rentang temperatur antara 0°
Celcius sampai 1° Celcius memiliki jarak yang sama dengan 1°
Celcius sampai 2° Celcius. Oleh karena itu berlaku operasi
matematik ( +, – ), misalnya 15° Celcius + 15° Celcius = 30°
Celcius. Namun demikian tidak dapat dinyatakan bahwa benda yang
bersuhu 15° Celcius memiliki ukuran panas separuhnya dari benda
yang bersuhu 30° Celcius. Demikian juga, tidak dapat dikatakan
bahwa benda dengan suhu 0° Celcius tidak memiliki suhu sama
sekali. Angka 0° Celcius memiliki sifat relatif (tidak mutlak).
Artinya, jika diukur dengan menggunakan Termometer Fahrenheit
diperoleh 0° Celcius = 320 Fahrenheit.
2) Kecerdasaran intelektual yang dinyatakan dalam IQ. Rentang IQ 100
sampai 110 memiliki jarak yang sama dengan 110 sampai 120.
Namun demikian tidak dapat dinyatakan orang yang memiliki IQ
150 tingkat kecerdasannya 1,5 kali dari urang yang memiliki IQ 100.
3) Didasari oleh asumsi yang kuat, skor tes prestasi belajar (misalnya
IPK mahasiswa dan hasil ujian siswa) dapat dikatakan sebagai data
interval.
4) Dalam banyak kegiatan penelitian, data skor yang diperoleh melalui
kuesioner (misalnya skala sikap atau intensitas perilaku) sering
dinyatakan sebagai data interval setelah alternatif jawabannya diberi
skor yang ekuivalen (setara) dengan skala interval, misalnya:
1. Skor (5) untuk jawaban “Sangat Setuju”
2. Skor (4) untuk jawaban “Setuju”
3. Skor (3) untuk jawaban “Tidak Punya Pendapat”
4. Skor (2) untuk jawaban “Tidak Setuju”
5. Skor (1) untuk jawaban “Sangat Tidak Setuju”
6. Dalam pengolahannya, skor jawaban kuesioner diasumsikan
memiliki sifat-sifat yang sama dengan data interval.

4. Skala Rasio
Data berskala rasio adalah data yang diperoleh dengan cara pengukuran,
dimana jarak dua titik pada skala sudah diketahui, dan mempunyai titik
nol yang absolut. Ini berbeda dengan skala interval, dimana taka da titik
nol mutlak/absolut. Seperti titik 0°C tentu beda dengan titik 0°F. atau
pergantian tahun pada system kalender Masehi (setiap 1 Januari)
berbeda dengan pergantian tahun Jawa, China dan lainnya. Sehingga tak
ada tahun baru dalam artian diakui oleh semua kalender sebagai tahun
baru.
Contoh:Jumlah buku di kelas: Jika 5, berarti ada 5 buku. Jika 0, berarti
tak ada buku (absolut 0)

Ciri Skala Rasio:


 Tak ada kategorisasi atau pemberian kode.
 Bisa dilakukan operasi matematika. Missal: 100 cm + 35 cm = 135
cm; 5 mangga + 2 mangga = 7 mangga.
Catatan: pengolahan data kuantitatif sebagian besar menggunakan data
rasio.

3.4.4 Penentuan Instrumen Pengumpulan


Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan
digunakan oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan
tersebut menjadi sistematis dan mudah.
Instrumen sebagai alat bantu dalam metode pengumpulan data
merupakan sarana yang dapat diwujudkan berupa benda atau alat, seperti
cek list, kuesioner, perangkat tes, pedoman wawancara, pedoman observasi,
skala, kamera foto dan sebagainya. Instrumen yang kami pakai untuk
mengumpulkan data adalah kuesioner. Dengan instrumen akan diperoleh
data yang merupakan bahan penting untuk menjawab permasalahan, untuk
mencapai tujuan dan membuktikan hipotesis.

3.4.5 Pengumpulan Data


Pengumpulan data merupakan bagi antar penting dalam suatu
langkah-langkah diagnosis komunitas. Untuk mendapatkan data yang
diperlukan, maka digunakan beberapa metode dalam proses pengumpulan
data.
Metode yang kami pakai dalam mengumpulkan data adalah
wawancara dengan menggunakan instrumen kuesioner sebagai alat untuk
mengumpulkan data-data.
Tabel 3.4.5 Jadwal Kegiatan Pengumpulan Data

Tanggal Kegiatan
Sabtu, 27 Oktober a. Perkenalan dan sambung rasa dengan keluarga binaan.
2018
Selasa, 30 Oktober a. Observasi rumah keluarga binaan.
2018 b. Pengumpulan data dasar masing-masing keluarga binaan.
c. Pengumpulan data dari Puskesmas Kresek yang
berhubungan dengan beberapa masalah yang ditemukan
pada keluarga binaan.
d. Diskusi kelompok menentukan area permasalahan dengan
menjabarkan permasalahan pada keluarga binaan masing-
masing.
e. Diskusi dengan bu Rifqa
Tanggal Kegiatan
Minggu, 26 Oktober Diskusi kelompok menentukan area permasalahan
2018 “Pengetahuan Mengenai Pentingnya Makan Buah dan
Sayur pada Keluarga Binaan RT 004/001, Desa Talok,
Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi
Banten”
Selasa, 28 Oktober a. Diskusi dengan drg. Rr. Truly Kartikawatie (Kepala
2018 Puskesmas Kresek)
b. Diskusi kelompok :
1. Mengumpulkan referensi yang berkaitan dengan area
masalah.
2. Membuat kerangka teori dan pertanyaan mengenai
seputar faktor-faktor yang berkaitan dengan area
masalah.
c. Menentukan teknik dan instrumen pengumpulan data,
disepakati melalui observasi dan kuesioner
d. Diskusi kelompok:
1. Membuat kerangka konsep
2. Membuat definisi operasional
3. Membuat kuesioner
4. Diskusi Diagnosis dan Intervensi Komunitas
Rabu, 01 Oktober 1. Mengunjungi keluarga binaan untuk anamnesis mengenai
2018 keluhan yang sedang dialami
2. Memperbaiki kuesioner
Kamis, 02 Oktober 1. Mengunjungi keluarga binaan untuk pengisian
2018 kuesioner
2. Mengolah data yang diperoleh
3. Menganalisis data dan menarik kesimpulan dari hasil
kuesioner
Jumat, 03 Oktober 1. Diskusi dengan drg. Rr. Truly
2018 Kartikawatie (Kepala Puskesmas Kresek)
Sabtu, 04 Oktober 1. Diskusi dengan a.
2018 drg. Rr. Truly
Kartikawatie (Kepala Puskesmas Kresek)
Kamis, 09 November 2. Intervensi keluarga binaan
2018

3.4.6 Pengolahan Data dan Analisa Data


Untuk pengolahan data tentang “Pengetahuan Mengenai
Pentingnya Makan Buah dan Sayur Pada Keluarga Binaan di
Kampung Andil RT 004/001, Desa Talok, Kecamatan Kresek,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten” pada kepaniteraan kedokteran
komunitas periode 15 Oktober – 16 November 2018 digunakan dengan
bantuan SPSS versi 21. Untuk menganalisa data-data yang sudah didapat
adalah dengan menggunakan analisa univariat.
Analisa Univariat adalah analisa yang dilakukan untuk mengenali
setiap variabel dari hasil penelitian. Analisa univariat berfungsi untuk
meringkas kumpulan data sedemikian rupa sehingga kumpulan data tersebut
berubah menjadi informasi yang berguna. Peringkasan tersebut dapat berupa
ukuran statistik, tabel, grafik.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku keluarga binaan terhadap


konsumsi makan buah dan sayur, variabel yang diukur adalah:
1. Pengetahuan
2. Usia
3. Pekerjaan
4. Pendidikan
5. Lingkungan
6. Sosial Budaya
BAB IV
HASIL

4.1 Karakteristik Keluarga Binaan

Hasil analisis ini disajikan melalui bentuk tabel yang diambil dari karakteristik
responden yang terdiri dari empat keluarga binaan di Kampung Andil RT
004/RW 001, Desa Talok, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
Karekteristik responden diurutkan berdasarkan usia, pendidikan dan pekerjaan.

Tabel 4.1. Karakteristik Responden


Karakteristik Jumlah Responden %
Usia (tahun)
0-17 0 0
18-65 10 100
66-79 0 0
Subtotal 10 100
Pendidikan
SD / Sederajat 5 50
SMP / Sederajat 1 10
SMA / Sederajat 3 30
Perguruaan Tinggi 0 0
Tidak Sekolah 1 10
Subtotal 10 100
Pekerjaan
Pedagang 3 30
Buruh/ Tani 3 30
Wiraswasta 1 10
IRT 1 10
Pelajar 1 10
Tidak Bekerja 1 10
Subtotal 10 100
4.2 Analisis Univariat
Hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel berdasarkan variabel-variabel
dalam kuesioner yang dijawab oleh 10 orang responden pada bulan Oktober
2018.
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Keluarga Binaan Terhadap
Pentingnya Makan Buah dan Sayur
Pengetahuan Jumlah Responden %
Baik 0 0
Cukup 2 20
Kurang 8 80
Total 10 100

Dari Tabel 4.2 didapatkan 8 (80%) responden memiliki pengetahuan yang


kurang dan 2 (20%) responden memiliki pengetahuan yang cukup.

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Faktor Lingkungan Keluarga Binaan


Lingkungan Jumlah Responden %
Baik 0 0
Buruk 10 100
Total 10 100

Dari Tabel 4.6 didapatkan seluruh (100%) responden memiliki interaksi


lingkungan yang buruk.
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Faktor Sosial Budaya Keluarga Binaan

Sosial Budaya Jumlah Responden %

Baik 4 40
Buruk 6 60
Total 10 100

Dari Tabel 4.7 didapatkan 4 responden (40%) memiliki faktor sosial budaya
yang baik, dan 6 responden (60%) memiliki faktor sosial budaya yang buruk.

4.3 Rencana Intervensi Pemecahan Masalah


Setelah dilakukan analisis data hasil penelitian, untuk menentukan rencana
intervensi pemecahan masalah digunakan diagram fishbone. Tujuan
pembuatan diagram fishbone yaitu untuk mengetahui penyebab masalah
sampai dengan akar-akar penyebab masalah sehingga dapat ditentukan
rencana intervensi pemecahan masalah dari setiap akar penyebab masalah
tersebut. Adapun diagram fishbone dapat dilihat sebagai berikut:

Sesuai dengan diagram fishbone tersebut, akar-akar penyebab masalah yang


ditemukan dapat dilihat melalui Tabel 4.5, kemudian setelah ditemukan akar
penyebab masalah dapat ditentukan alternatif pemecahan masalah dan
rencana intervensi.
Pendidikan Usia Lingkungan

Tidak ada masalah Kurangnya penjual buah yang


Pendidikan yang rendah berdagang di dekat pemukiman
dengan usia Tidak adanya tanaman buah
menyebabkan keterbatasan
di sekitar pemukiman
pengetahuan

Kurangnya kemampuan
untuk melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang
lebih tinggi

Lingkungan yang berada


disekitar menyebabkan PENGETAHUAN
Keterbatasan biaya keterbatasan untuk TENTANG
menyebabkan memperoleh buah dan PENTINGNYA MAKAN
terhambatnya sayuran BUAH DAN SAYUR
pendidikan PADA KELUARGA
BINAAN RT004/RW001
DESA TALOK,
Penghasilan rendah dibawah Keterbatasan pemahaman KECAMATAN
Upah Minimum Regional masyarakat tentang manfaat buah KRESEK, KABUPATEN
(UMR). dan sayur bagi tubuh TANGERANG,
PROVINSI BANTEN

Prioritas membeli bahan makanan Adanya persepsi yang menganggap


pokok dibanding buah dan sayuran bahwa makan buah sedikit sudah cukup

Kebiasaan mengonsumsi buah dan


Kurangnya keterampilan untuk sayur yang hanya disediakan di
mendapatkan pekerjaan lain dalam rumah

Pekerjaan Budaya
Tabel 4.7 Alternatif Pemecahan Masalah dan Rencana Intervensi pada Keluarga Binaan di RT
004/RW 001, Desa Talok, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Oktober 2018

No. Akar Penyebab Alternatif Rencana Intervensi


Pemecahan Masalah
Masalah
1. Keterbatasan biaya Memberikan informasi Berkoordinasi dengan kader
menyebabkan mengenai pentingnya setempat untuk menggalakan
terhambatnya pendidikan dan edukasi dan sosialisasi
pendidikan mengenalkan program mengenai pentingnya
pendidikan bebas biaya pendidikan dan mengenalkan
program pendidikan bebas
biaya kepada masyarakat
setempat
2. Tidak ada masalah - -
dengan usia

3. Lingkungan yang Mempermudah akses  Memberikan buah-buahan


berada disekitar untuk memperoleh buah serta sayur-sayuran beserta
menyebabkan dan sayuran bibit untuk ditanam di sekitar
keterbatasan untuk rumah keluarga binaan
memperoleh buah  Menyarankan kepada

dan sayuran pemerintah setempat untuk


menyediakan lahan agar dapat
ditanami tanaman buah dan
sayuran
4 Penghasilan rendah Memotifasi untuk Menyarankan kepada kader
dibawah Upah meningkatkan aktivitas setempat untuk melakukan
Minimum Regional pekerjaan yang dapat kegiatan bersama yang dapat
(UMR). meningkatkan pendapatan. meningkatkan pendapatan,
seperti bazar atau pelatihan

5 Keterbatasan Menjelaskan pentingnya Melakukan penyuluhan


pemahaman makan buah dan sayuran mengenai buah dan sayur
masyarakat tentang meliputi jenis, kandungan,
manfaat buah dan manfaat serta takaran dan
sayur bagi tubuh frekuensi memakan buah dan
sayur

a. Intervensi Pemecahan Masalah yang Terpilih


Intervensi terpilih yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
 Melakukan penyuluhan mengenai buah dan sayur meliputi jenis,
kandungan, manfaat serta takaran dan frekuensi memakan buah dan sayur
 Memberikan buah-buahan serta sayur-sayuran beserta bibit untuk ditanam
di sekitar rumah keluarga binaan
Terpilihnya intervensi tersebut dikarenakan penyuluhan serta menampilkan
poster dan video merupakan salah satu cara yang cukup efektif dan efisien
untuk mengajak warga binaan untuk mempelajari mengenai pentingnya
makan buah dan sayuran.
Penyuluhan akan diselenggarakan pada hari Kamis tanggal 08 November
2018. Menggunakan komunikasi secara massgroup dengan jumlah peserta
sebanyak 4 anggota keluarga binaan di RT 004/RW 001, Desa Talok.
Kami akan mempresentasikan materi penyuluhan dalam bentuk poster dan
video mengenai buah dan sayur, kami juga membuka sesi tanya jawab setelah
penyuluhan.

4.4 Menetapkan Kegiatan Operasional

1. Konsep acara
 Persiapan
1. Menentukan waktu pelaksanaan penyuluhan
2. Mempersiapkan konsep acara dan media yang akan digunakan
3. Menghubungi pemilik teras
4. Menghubungi seluruh kepala keluarga binaan untuk mengajak
seluruh anggota keluarga untuk berkumpul di tempat, pada waktu
yang sudah ditentukan
 Pelaksanaan
1. Penyuluhan dilaksanakan pada pukul 10.00 WIB di tempat
yang sudah ditentukan
2. Peserta penyuluhan dipersilakan untuk berkumpul pada waktu
dan jam yang telah ditentukan
3. Teknik pelaksanaan acara dilaksanakan secara bersama dengan
anggota keluarga binaan sebagai peserta penyuluhan
4. Acara penyuluhan dilaksanakan menggunakan media informasi
dalam bentuk poster dan video
5. Acara berakhir pada pukul 12.30 WIB

2. Waktu dan Tempat


Acara penyuluhan akan dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 08
November 2018 di teras rumah salah satu keluarga binaan di kampung
Andil, Desa Talok dan berlangsung pada pukul 10.00 WIB

4.5 Evaluasi Intervensi Pemecahan Masalah


Intervensi pemecahan masalah telah dilakukan diteras salah satu keluarga
binaan pada hari Kamis, 08 November 2018
Dilakukan pre-test pada keluarga binaan terlebih dahulu sebelum pemberian
informasi/penyuluhan melalui poster dan video. Hasil pre-test adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.8 Hasil Pre-test

Hasil Pre-test Jumlah Responden Presentase (%)


Baik 0 0
Cukup 2 20
Buruk 8 80
Total 10 100
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa pengetahuan responden
mengenai pengetahuan makan buah dan sayur adalah buruk sebelum
dilakukannya penyuluhan.
Setelah dilakukan penyuluhan, responden diberikan soal yang sama
dengan pre-test dan didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.10 Hasil Post-test

Hasil Pre-test Jumlah Responden Presentase (%)


Baik 8 80
Cukup 2 20
Buruk 0 0
Total 10 100 %

Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa pengetahuan responden


mengenai pengetahuan makan buah dan sayur adalah baik setelah dilakukan
penyuluhan.
BAB V
PENUTUP

5.1. Simpulan
5.1.1. Area Masalah
Pengetahuan mengenai pentingnya makan buah dan sayur pada keluarga
binaan RT. 004/ RW. 001, Desa Talok, Kecamatan Kresek, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten pada bulan Oktober 2018.

5.1.2. Hasil Analisis Univariat


a. Pengetahuan tentang Buah dan Sayur
Dari hasil analisis data, didapatkan pengetahuan keluarga binaan
mengenai pentingnya makan buah dan sayur berjumlah cukup
sebanyak 2 responden ( 20%) dan kurang sebanyak 8 responden
(80%).
b. Usia
Dari hasil analisis data, didapatkan responden dengan rentang usia
18-65 tahun berjumlah sebanyak 10 responden (100%)
c. Tingkat Pendidikan
Dari hasil analisis data, didapatkan tingkat pendidikan keluarga
binaan setingkat SMA ialah sebanyak 3 responden (30%), SMP
sebanyak 1 responden (10%) dan SD sebanyak 5 responden (50%).
d. Pekerjaan
Dari hasil analisis data, didapatkan jumlah responden dengan
pekerjaan pedagang sebanyak 3 responden (30%), Buruh sebanyak 3
responden (30%), Wiraswasta sebanyak 1 (10%), IRT sebanyak 1
responden (10%), Pelajar sebanyak 1 (10%), dan tidak berkerja
sebanyak 1 responden (10%).
e. Lingkungan
Dari hasil analisis data, didapatkan semua responden dengan faktor
lingkungan buruk yaitu sebanyak 10 (100%) responden.
f. Budaya
Dari hasil analisis data, didapatkan semua responden dengan faktor
budaya baik yaitu sebanyak 10 (100%) responden.

5.1.3. Hasil Fishbone


 Keterbatasan biaya menyebabkan terhambatnya pendidikan
sehingga sulit untuk memperoleh pengetahuan mengenai
pentingnya buah dan sayur.
 Kesadaran seseorang untuk mencari informasi menurun seiring
bertambahnya usia.
 Lingkungan yang berada di sekitar menyebabkan keterbatasan
untuk memperoleh pengetahuan tentang buah dan sayur.
 Penghasilan yang rendah dibawah UMR membuat masyarakat
lebih memilih membeli bahan makanan pokok dibandingkan
membeli buah-buahan.
 Keterbatasan pemahaman masyarakat tentang manfaat buah dan
sayur sehingga mereka hanya mengonsumsi buah-buahan yang
disediakan di rumah.

5.1.4. Intervensi Pemecahan Masalah


 Memberikan promosi kesehatan menggunakan poster dan video yang
menarik mengenai pentingnya makan buah dan sayur yang termasuk
dalam perilaku hidup bersih dan sehat.
 Memberikan penyuluhan mengenai pentingnya makan buah dan sayur
bagi kesehatan.
 Mengenalkan sayur dan buah-buahan pada keluarga binaan.
5.2. Saran
Bagi Masyarakat
 Diharapkan kepada keluarga binaan untuk menerapkan hasil dari
penyuluhan yang telah didapat dan mengajarkannya kepada seluruh
anggota keluarga dan juga di lingkungan masyarakat.

Bagi Puskesmas Kresek


 Meningkatkan kegiatan – kegiatan promosi kesehatan berupa penyuluhan
mengenai pentingnya makan buah dan sayur bagi kesehatan.
 Meningkatkan pembinaan kader agar lebih optimal dalam hal kegiatan
penyuluhan mengenai pentingnya makan buah dan sayur.

Anda mungkin juga menyukai