Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika

(INPAFI)
Available online http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/inpafi
e-issn 2549-8258, p-issn 2337-4624

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN 5E BERBASIS INKUIRI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP


SISWA PADA MATERI FLUIDA STATIS DI SMA NEGERI 10 MEDAN T.P 2015/2016

Monika M. Simanjuntak dan Mariati Purnama Simanjuntak


Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan
simanjuntakm10@yahoo.com
Diterima: Juni 2017; Disetujui: Juli 2017; Dipublikasikan: Agustus 2017

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran 5E berbasis inkuiri
terhadap pemahaman konsep siswa pada materi fluida statis di kelas XI IPA semester II SMA
Negeri 10 Medan T.P 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dengan desain
two control group pretest-posttest. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster
random sampling dengan mengambil dua dari tiga kelas yaitu kelas XI IPA-I sebagai kelas
kontrol dan kelas XI IPA-III sebagai kelas eksperimen yang masing-masing berjumlah 40
orang. Instrumen yang digunakan berupa tes berbentuk pilihan berganda sebanyak 20 soal
dengan 5 option jawaban. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes untuk
kelas kontrol sebesar 34,75 dan untuk kelas eksperimen sebesar 31,81. Nilai rata-rata postes
untuk kelas kontrol sebesar 50,31 dan kelas eksperimen sebesar 58,31 Berdasarkan hasil uji
hipotesis menggunakan uji beda (uji-t) diperoleh ada perbedaan yang signifikan karena
pengaruh model pembelajaran 5E berbasis inkuiri terhadap pemahaman konsep siswa,
sehingga dapat dikatakan model pembelajaran 5E berbasis inkuiri lebih efektif dalam
meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi fluida statis di kelas XI semester II SMA
Negeri 10 Medan T.P 2015/2016.
Kata kunci : model 5E, pemahaman konsep, fluida statis.

ABSTRACT
The aim of this research was to know the effectivity of 5E learning model based inquiry about
the understanding of concept on static fluid topic at grade XI science second semester in SMA
10 Medan A.Y.2015/2016. The type of this research was quasi experiment with two control
group pretest-posttest design. The sampling was taken with cluster random sampling with
taking two from three class ,that was XI –science I as control class and XI science III as
experiment class that filled 40 students. The instrument that used as a multiple choice as
much as 20 exercises with 5 answer option. Based on the the result of this research ,the
average of value on pre-test for control class was 34,75 and for experiment class as much as
31,81. The average of post-test on control class was 50,31 and for experiment class was 58,31.
Based on the hypothesystest , used different test (t-test) was get the significant difference
because the effect of 5E learning model based inquiry about understanding concept for
student, so it can be concluded that 5E learning model based inquiry about understanding
concept for student was more effectively to increase the understanding of concept on static
fluid topic at grade XI second semester in SMA 10 Medan A.Y.2015/2016.
Keyword : 5E learning model, understanding of concept, static fluid
46
Jurnal Inpafi 5 (3) (2017): 46-51

PENDAHULUAN Katagori dan Proses


Fisika pada hakikatnya sebagai kumpulan kognitif (Categories & Indikator
pengetahuan yang dapat berupa fakta, konsep, Cognitive Processes)
prinsip, hukum, dan teori. Mata pelajaran fisika mengelompokkan
sangat perlu untuk dipelajari di sekolah karena Merangkum mengabstraksikan
memuat tentang keadaan alam dan mempelajari menggeneralisasikan
tentang fenomena alam. Hakikat belajar fisika Menyimpulkan menyarikan
tentu saja tidak cukup sekedar mengingat saja, mengektrapolasikan
menginterpolasikan
akan tetapi yang sangat penting adalah
memprediksikan
pembiasaan perilaku ilmuwan dalam
Membandingkan mengontraskan
menemukan dan memahami konsep yang memetakan
dilakukan melalui percobaan yang mencocokkan
dihubungkan dengan kehidupan nyata melalui Menjelaskan menjelaskan
gejala dan fenomena alam.
(Anderson dan Krathwohl, 2001)
Menurut kalangan kontruktivis meyakini
bahwa para siswa membentuk pengetahuan
Pentingnya pemahaman konsep tidak
sendiri dan menciptakan hubungan antara
didukung dengan data yang peneliti dapatkan
pengetahuan dan kenyataan (Trianto, 2009).
dari lapangan. Berdasarkan hasil observasi
Siswa perlu dilibatkan untuk lebih aktif saat
peneliti menyatakan bahwa, guru tidak
proses belajar, sehingga dalam mengatasi
melibatkan siswa secara aktif dalam proses
pemasalahan, peserta didik harus dilatih
belajarnya. Guru juga kurang menvariasikan
melakukan percobaan. Percobaan dilakukan
model pembelajarannya dan tidak
bertujuan untuk melatih siswa untuk
melaksanakan fase pembelajaran sesuai urutan
menemukan dan memahami konsep.
yang benar pada model pembelajaran yang
Pemahaman konsep didefinisikan sebagai
digunakan. Penggunaan metode ceramah dan
kemampuan untuk menyerap arti dari materi
metode penugasan dominan digunakan oleh
yang dipelajari dan yang mengacu pada
guru tersebut selama proses belajarnya,
kemampuan untuk mengerti dan memahami
sehingga guru kurang melatih pemahaman
suatu konsep dan memaknai arti suatu materi.
konsep siswa.
Berdasarkan domain kognitif Bloom,
Ada banyak model pembelajaran yang
pemahaman merupakan tingkatan kedua
dapat digunakan, tetapi dalam pemilihan model
(Anderson dan Krathwohl, 2001). Pemahaman
pembelajaran harus melibatkan siswa secara
tersebut masih terdiri dari beberapa kategori.
aktif, melakukan penyelidikan dan mampu
Setiap kategori memiliki masing-masing
menjelaskan permasalahan sehingga dapat
indikator yang menjelaskan lebih spesifik
memahami konsep dengan baik. Salah satu
defenisi dari pemahaman konsep. Adapun
model pembelajaran yang sesuai dengan ini
indikator dalam ranah pemahaman untuk
adalah model pembelajaran 5E berbasis inkuiri.
pemahaman konsep ditunjukkan pada tabel 1.
Hal ini dikarenakan adanya kegiatan inkuiri
pada tahap pembelajaran 5E yang memperkuat
Tabel 1. Indikator Pemahaman Konsep
kemampuan pemahaman konsep siswa. Model
Katagori dan Proses
pembelajaran 5E merupakan model
kognitif (Categories & Indikator
Cognitive Processes) pembelajaran sains yang berbasis
Menafsirkan mengklarifikasi kontruktivisme. Menurut Bybee,dkk, (2006)
memparafrasakan model pembelajaran 5E merupakan model
merepresentasi pembelajaran sains yang berbasis konstruktivis,
menerjemahkan dimana pada prosesnya terdiri dari:
Mencontohkan mengilustrasikan 1)engagement (melibatkan); 2)exploration
memberi contoh (menggali); 3)explanation (menjelaskan);
Mengklasifikasikan mengkatagorisasikan 4)elaboration (mengelaborasi); dan 5)evaluation

47
Monika M. Simanjuntak dan Mariati Purnama Simanjuntak, Efektivitas Model Pembelajaran 5e Berbasis Inkuiri Terhadap
Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Fluida Statis Di SMANegeri 10 Medan T.P 2015/2016

(menilai). Pembelajaran yang berbasis inkuiri Keterangan :


terdapat juga rangkaian kegiatan yang O1= pretes pemahaman konsep
melibatkan kemampuan siswa untuk mencari X1= model pembelajaran 5E berbasis inkuiri
dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, O2= postes pemahaman konsep
dan analitis sehingga mereka dapat X2= pembelajaran konvensional
merumuskan sendiri pengetahuannya dengan
rasa percaya diri. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu
Sebuah model pembelajaran dikatakan model pembelajaran 5E berbasis inkuiri untuk
efektif apabila adanya pengaruh atau akibat kelas eksperimen dan pembelajaran
yang ditimbulkan dan membawa hasil yang konvensional untuk kelas kontrol. Adapun yang
merupakan keberhasilan dari suatu usaha atau menjadi variabel terikat dalam penelitian ini
tindakan. Model pembelajaran 5E berbasis adalah pemahaman konsep siswa pada materi
inkuiri dikatakan efektif terhadap pemahaman fluida statis. Teknik pengumpulan data untuk
konsep apabila secara statistik, pemahaman pemahaman konsep dilakukan dengan
konsep siswa menunjukkan adanya perbedaan pemberian pretes dan postes berupa tes pilihan
yang signifikan akibat dari pengaruh model berganda sebanyak 20 soal dengan 5 option
pembelajaran 5E berbasis inkuiri terhadap jawaban. Soal yang digunakan telah divalidasi
pemahaman konsep siswa. oleh dosen ahli.
Adapun tujuan penelitian ini adalah
mengetahui efektivitas model pembelajaran 5E HASIL DAN PEMBAHASAN
berbasis inkuiri terhadap pemahaman konsep Hasil Penelitian
siswa. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
nilai rata-rata pretes untuk kelas kontrol sebesar
METODE PENELITIAN 34,75 dan untuk kelas eksperimen sebesar 31,81.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Setelah pretes diadakan di kedua kelas, maka
Negeri 10 Medan pada siswa kelas XI IPA hasil pretes tersebut diuji kesamaannya dengan
semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 yang menggunakan uji t dua pihak. Sebelum
beralamat di Jln. Tilak No.108 Sei Rengas I, dilakukan uji hipotesis, dilakukan uji prasyarat
Medan Kota, Sumatera Utara. Populasi dalam yaitu, uji normalitas dan uji homogenitas. Hasil
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA uji normalitas dan homogenitas menunjukkan
SMA Negeri 10 Medan semester II Tahun data kedua kelas sampel berdistribusi normal
Pelajaran 2015/2016. Sampel dalam penelitian dan homogen atau dapat mewakili seluruh
ini kelas XI IPA III sebagai kelas ekperimen dan populasi yang ada. Setelah data dinyatakan
kelas XI IPA I sebagai kelas kontrol yang normal dan homogen, kemudian dilakukan uji
masing-masing berjumlah 40 orang. Adapun hipotesis. Adapun hasil uji hipotesis ditunjukkan
banyak pertemuan selama penelitian sebanyak pada Tabel 3.
empat kali pertemuan. Jenis penelitian ini
adalah kuasi eksperimen dan desain penelitian Tabel 3. Ringkasan Hasil Perhitungan Uji t
yang digunakan adalah desain two control Pretes
group pretest-posttest design Desain penelitian Kelas thitung ttabel Kesimpulan
ini ditunjukkan pada Tabel 2. Kemampuan
Eksperimen
Tabel 2. Two Control Group Pretest-Posttest -1,61 1,994 awal siswa
Design Kontrol sama
Kelas Pretes Perlakuan Postes
Eksperimen O1 X1 O2 Berdasarkan Tabel 3, adapun hasil yang
diperoleh data pretes dari hasil perhitungan
Kontrol O1 X2 O2
didapat bahwa  t 1  t  t 1 yaitu -1,994 <
(Arikunto, 2012) 1  1 
2 2
-1,61 < 1,994 maka dapat disimpulkan bahwa
48
Jurnal Inpafi 5 (3) (2017): 46-51

kemampuan awal untuk pemahaman konsep menjelaskan. Adapun hasil analisis nilai postes
siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol ditunjukan pada Gambar 1.
adalah sama.
Setelah dinyatakan normal dan Eksperimen Kontrol
90,0
homogen, peneliti memberi perlakuan yang 80,0
70,0
berbeda pada kedua kelas, dimana pada kelas 60,0
eksperimen dengan model pembelajaran 5E 50,0
40,0
berbasis inkuiri dan pada kelas kontrol dengan 30,0
pembelajaran konvensional. Setiap pertemuan, 20,0
10,0
peneliti melaksanakan model pembelajaran 5E 0,0
berbasis inkuiri sesuai sintaks dari model
pembelajaran yang peneliti gunakan.
Setelah kedua kelas diberikan perlakuan
yang berbeda, kemudian kedua kelas Gambar 1. Analisis data postes terhadap indikator
selanjutnya diberikan postes dengan soal yang pemahaman konsep
sama seperti soal pretes. Pengolahan data untuk
pemahaman konsep siswa didapat bahwa rata- Berdasarkan Gambar 1, secara
rata nilai postes untuk kelas eksperimen sebesar keseluruhan didapat bahwa pada indikator
58,31 dan untuk kelas kontrol sebesar 50,31. menyimpulkan kelas eksperimen lebih baik
Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu daripada kelas kontrol. Hal ini dikarenakan
dilakukan uji prasyarat data yaitu uji normalitas siswa di kelas ekperimen dapat menyimpulkan
menggunakan uji Lilliefors. Hasil uji normalitas dengan baik dan benar berdasarkan pengalaman
menunjukkan bahwa data berdistribusi normal saat belajar dan bertahan lama dalam ingatan
dan homogen. Uji t satu pihak digunakan untuk siswa. Selain itu, pada Gambar 1 juga
mengetahui pengaruh model pembelajaran 5E menunjukkan bahwa indikator
berbasis inkuiri terhadap pemahaman konsep mengklasifikasikan kurang baik dari semua
pada materi fluida. Hasil perhitungan uji t satu indikator pemahaman konsep. Hal ini
pihak ditunjukkan pada Tabel 4. dikarenakan siswa tidak terbiasa dalam
mengklasifikasikan benda atau zat saat
Tabel 4. Ringkasan Perhitungan Uji t Data pembelajaran sebelumnya. Berdasarkan hal
Postes tersebut dapat disimpulkan bahwa pemahaman
Kelas thitung ttabel Kesimpulan konsep siswa pada kelas eksperimen lebih baik
dari kelas kontrol sehingga penggunaan model
Eks Ada perbedaan
3,860 1,667 pembelajaran 5E berbasis inkuiri dikatakan
Kntrl yang signifikan lebih efektif dalam meningkatkan pemahaman
konsep siswa pada materi fluida statis.
Berdasarkan Tabel 4. diperoleh bahwa Pembahasan
nilai postes untuk pemahaman konsep yang Adanya perbedaan pemahaman konsep
diperoleh siswa setelah dilakukan uji hipotesis pada kedua kelas ini diuji dengan uji beda, dari
satu pihak menggunakan uji t, didapat bahwa hasil uji t menyatakan adanya perbedaan yang
thitung > ttabel yaitu 3,860 > 1,667 maka signifikan antara pemahaman konsep siswa yang
ada perbedaaan yang signifikan sehingga diajarkan dengan model pembelajaran 5E
penggunaan model pembelajaran 5E berbasis berbasis inkuiri dengan yang diajarkan dengan
inkuiri dikatakan lebih efektif dalam pembelajaran konvensional. Perbedaan hasil
meningkatkan pemahaman konsep siswa. belajar disebabkan oleh kelebihan model
Selain itu, rata-rata nilai pemahaman pembelajaran 5E berbasis inkuiri yang dapat
konsep dapat diuraikan berdasarkan membantu siswa untuk mengkonstruksi
indikatornya yaitu: menafsirkan, mencontohkan, langsung pengetahuan melalui setiap kegiatan
mengklasifikasikan, merangkum, yang telah dirancang pada setiap fase. Kegiatan
menyimpulkan, membandingkan, dan pada setiap fase inilah yang membuat siswa
49
Monika M. Simanjuntak dan Mariati Purnama Simanjuntak, Efektivitas Model Pembelajaran 5e Berbasis Inkuiri Terhadap
Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Fluida Statis Di SMANegeri 10 Medan T.P 2015/2016

menjadi lebih aktif dalam pembelajaran. Setiap diberi kesempatan untuk membuat pertanyaan
pertemuan siswa dilibatkan secara langsung yang terbuka terhadap apa yang mereka
dalam praktikum. Kemampuan pemahaman kerjakan sehingga mereka dapat menyimpulkan
konsep siswa dapat terlihat pada setiap fase apa kelemahan dan kelebihan dari kinerja
dalam model pembelajaran 5E berbasis inkuiri. mereka.Siswa akan berusaha untuk
Model 5E berbasis inkuiri ini memiliki memperbaiki kinerjanya dan hal ini juga
kelebihan pada setiap fase ketika telah meningkatkan kategori pemahaman konsep
diterapkan di kelas. dalam hal menjelaskan.
Saat fase engage (pelibatan), peneliti Model pembelajaran 5E berbasis inkuiri
melibatkan siswa secara langsung pada lebih efektif karena model ini didesain untuk
permasalahan dan peneliti membimbing siswa membuat siswa lebih aktif (Ergin, 2012). Selain
membuat pertanyaan sendiri terhadap itu dalam menggali, menyelidiki, mengevaluasi
permasalahan yang diberikan. Fase engage akan pemahamannya terhadap konsep yang
meningkatkan kategori menafsirkan dan dipelajari, siswa menjadi lebih aktif sehingga
mencontohkan. Siswa dilibatkan dalam akan terjadi perubahan konseptual pada siswa.
mencontohkan jenis-jenis fluida dan Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
menafsirkan hal-hal yang berhubungan dengan sebelumnya (Artun and Bayram, 2012), dimana
fluida statis. Selanjutnya pada fase explore hasil penelitiannya juga menunjukkan bahwa
(penyelidikan), siswa membuat hipotesis baru model pembelajaran 5E efektif dalam
tentang pembelajaran yang akan dipelajari, pada meningkatan pemahaman konsep siswa. Hasil
fase ini siswa menggali sendiri pengetahuan penelitian lainnya menyatakan bahwa model
melalui percobaan-percobaan dan melakukan pembelajaran 5E efektif dalam meningkatkan
penyelidikan sehingga pemahaman konsep pemahaman konsep siswa Hal ini didukung oleh
siswa terlatih. Pengetahuan yang siswa dapat Ramadhani (2012), dimana hasil penelitian
juga berdasarkan pengalaman sendiri. Selain itu, yang didapat meningkatkan hasil belajar siswa.
dengan percobaan yang dilakukan siswa ketika Hal ini juga sesuai dengan pernyataan
melaksanakan praktikum dapat membuktikan Bybee, et al (2006) dimana kelebihan dari model
kebenaran konsep sehingga dapat pembelajaran 5E adalah 1) melibatkan siswa
mengklasifikasikan jenis-jenis fluida dan sifat- dalam permasalahan dunia nyata yang kompleks
sifatnya. yang membuat siswa dapat mendefenisikan
Begitu juga pada fase explain permasalahan yang bermakna bagi mereka; 2)
(penjelasan) siswa menjelaskan dengan kalimat Mengeksplorasi pengetahuan yang sudah
sendiri apa yang mereka dapatkan pada fase dimiliki siswa dan menghasilkan ide-ide baru,
eksplorasi dan percobaan yang dilakukan siswa mengajukan pertanyaan, merancang dan
ketika melaksanakan praktikum dapat menerapkan awal penyelidikan; 3) Mengundang
membuktikan kebenaran konsep, merangkum siswa untuk mengajukan pertanyaan mereka
dan menyimpulkan pelajaran sehingga sendiri melalui proses penyelidikan ilmiah; 4)
pemahaman konsep siswa akan terlatih. Selain Mendorong siswa untuk membandingkan ide-
itu, pada fase elaboration (elaborasi) siswa dapat ide mereka dengan orang lain; 5)
menerapkan pengetahuan yang mereka Memungkinkan guru untuk menilai
dapatkan pada situasi baru dan apabila hasil pemahaman dan kemampuan siswa dalam
yang mereka temukan tidak sesuai dengan mencapai tujuan pembelajaran. Sehingga dengan
konsep yang sebenarnya, maka siswa dapat penerapan model 5E berbasis inkuiri,
mencari tahu kembali. Hal ini juga sesuai pemahaman konsep dan pemahaman konsep
dengan kategori pemahaman konsep yaitu siswa dapat lebih baik.
membandingkan konsep sebenarnya dengan Model pembelajaran 5E berbasis inkuiri
konsep yang salah sebelumnya. Fase evaluation lebih efektif meningkatkan pemahaman konsep,
(penilaian) guru secara langsung mengevaluasi namun pada penerapannya masih terdapat
kegiatan siswa selama pembelajaran. Siswa kendala yang dihadapi yaitu kurang
50
Jurnal Inpafi 5 (3) (2017): 46-51

kondusifnya pembelajaran. Kendala yang terjadi Arikunto, S., (2012). Dasar-dasar Evaluasi
adalah ketika mengorganisasikan siswa dalam Pendidikan-Edisi ke-2, Jakarta: Kencana
kelompok, menggunakan waktu yang cukup Prenada Media Grup
lama oleh karena siswa di kelas ini belum Artun, H. dan Bayram C., (2012), Effect of the
terbiasa dalam pembentukan kelompok. Rasa 5E Model on Prospective Teachers’
malu dan keragu-raguan dalam pengambilan Conceptual Understanding of Diffusion
kesimpulan masih tertanam pada diri siswa, and Osmosis: A Mixed Method
sehingga siswa mengalami kesulitan dalam Approach, Journal Educ Technol 22: 1–10
menjelaskan hasil kerja kelompok sehingga pada Bybee, W., Gardner, A., Scotter, V., Powell, C.,
fase explain, memerlukan waktu yang lebih Westbrook, A., dan Landes, N., (2006),
lama. Adapun yang peneliti lakukan untuk The BSCS 5E Instructional Model:
menyelesaikannya, peneliti membagi kelompok Origins and Effectiveness, National
secara acak dan menyiapkan alat dan bahan Institutes of Health BSCS
percobaan di meja masing-masing kelompok, Ergin, I., (2012), Constructivist approach based
dan dalam menjelaskan, peneliti memilih 5E model and usability instructional
sendiri siapa yang akan memjelaskan hasil physics. International Journal of
presentasi untuk membuat siswa aktif secara Science Education Vol. 6 (1) :16-18
keseluruhan. Ramadhani, N., (2012), Pengaruh model
pembelajaran 5E terhadap Hasil
KESIMPULAN DAN SARAN Belajar di SMA Laksamana
Kesimpulan Nartadinata, Jurnal Pendidikan Fisika
Berdasarkan hasil uji hipotesis Vol. 1 (1) : 2252-732X
menyatakan adanya perbedaan yang signifikan Trianto, (2009), Mendesain Model
karena pengaruh model pembelajaran 5E Pembelajaran Inovatif-Progresif,
berbasis inkuiri terhadap pemahaman konsep Jakarta: Kencana Prenada Media Grup
siswa, sehingga model pembelajaran 5E berbasis
inkuiri efektif dalam meningkatan pemahaman
konsep siswa.
Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam
penelitian ini, maka peneliti mempunyai
beberapa saran, yaitu 1) kepada peneliti
selanjutnya yang ingin meneliti tentang model
pembelajaran 5E berbasis inkuiri agar lebih
mengarahkan siswa lebih aktif pada tahap
eksplorasi, explanation, dan elaborasi. 2) kepada
peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang
model pembelajaran 5E berbasis inkuiri
penggunaan waktu harus diefektifkan
semaksimal mungkin, supaya tiap-tiap tahap
model pembelajaran 5E berbasis inkuiri dalam
berjalan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Anderson, W.L., dan Krathwohl, D.R., (2010),
Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran
dan Asesmen Revisi Taksonomi
Pendidikan Bloom, Yokyakarta: Pustaka
Pelajar

51

Anda mungkin juga menyukai