Anda di halaman 1dari 8

TUGAS IKM

MAKALAH MENGENAL PENYAKIT BATU GINJAL

OLEH :
NAMA : ANDI USMUSSAADAH POTTO

NIM : 70600116001

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN ALAUDDIN

2019
MENGENAL PENYAKIT BATU GINJAL

1.1.Definisi
Urinary Calculy atau lebih dikenal oleh masyarakat dengan sebutan Batu Ginjal
adalah suatu keadaan dimana terdapat satu atau lebih batu di dalam pelvis atau calyxs dari ginjal.
Pembentukan batu ginjal dapat dapat terjadi di bagian mana saja dari saluran kemih, tetapi
biasanya terbentuk pada dua bagian tebanyak pada ginjal, yaitu di pelvis dan calcyx renalis. Batu
dapat terbentuk dari kalsium, fosfat, atau kombinasi asam urat yang biasanya larut dalam urin.
(Sun et al., 2010)
1.2. Klasifikasi

Batu pada ginjal umumnya mengandung unsur: kalsium oksalat, kalsium fosfat, asam urat,
magnesium-amonium-fosfat (MAP), xanthyn dan sistin. Pengetahuan tentang komposisi batu
yang ditemukan penting dalam usaha pencegahan kemungkinan timbulnya batu residif. Terdapat
beberapa macam jenis batu yang terdapat didalam ginjal antara lain :

1. Batu Kalsium
Batu kalsium (kalsium oksalat dan atau kalsium fosfat) paling banyak ditemukan yaitu
sekitar 75-80% dari seluruh batu saluran kemih. Faktor tejadinya batu kalsium adalah :
a. Hiperkalsiuria
Kadar kasium urine lebih dari 250-300 mg/24 jam, dapat terjadi karena peningkatan
absorbsi kalsium pada usus (hiperkalsiuria absorbtif), gangguan kemampuan reabsorbsi
kalsium pada tubulus ginjal (hiperkalsiuria renal), adanya peningkatan resorpsi tulang
(hiperkalsiuria resoptif) yang banyak terjadi pada hiperparatiridisme primer atau tumor
paratiroid dan abnormalitas struktur biasanya pada daerah pelvikalises ginjal.
b. Hiperoksaluria
Ekskresi oksalat urien melebihi 45 gram/24 jam, banyak dijumpai pada pasien pasca
pembedahan usus dan kadar konsumsi makanan kaya oksalat seperti teh, kopi instan, soft
drink, kakao, arbei, jeruk sitrun dan sayuran hijau terutama bayam.
c. Hiperurikosuria
Kadar asam urat urine melebihi 850 mg/24 jam. Asam urat dalam urine dapat bertindak
sebagai inti batu yang mempermudah terbentuknya batu kalsium oksalat. Asam urat dalam
urine dapat bersumber dari konsumsi makanan kaya purin atau berasal dari metabolisme
endogen.
d. Hipositraturia
Dalam urine, sitrat bereaksi dengan kalsium membentuk kalsium sitrat sehingga
menghalangi ikatan kalsium dengan oksalat atau fosfat. Keadaan hipositraturia dapat terjadi
pada penyakit asidosis tubuli ginjal, sindrom malabsorbsi atau pemakaian diuretik golongan
thiazide dalam jangka waktu lama.
e. Hipomagnesiuria
Seperti halnya dengan sitrat, magnesium bertindak sebagai penghambat timbulnya batu
kalsium karena dalam urine magnesium akan bereaksi dengan oksalat menjadi magnesium
oksalat sehingga mencegah ikatan dengan kalsium dengan oksalat.
2. Batu Struvit
Batu struvit dikenal juga dengan batu infeksi karena terbentuknya batu ini disebabkan
oleh adanya infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini adalah kuman golongan
pemecah urea atau urea spilitter yang dapat menghasilkan enzim urease dan merubah urine
menjadi basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak. Suasana ini memudahkan garam-
garam magnesium, ammonium fosfat, dan karbonat membentuk batu magnesium ammonium
fosfat (MAP). Kuman kuman pemecah urea adalah proteus spp, klabsiella, serratia,
enterobakter, pseudomonas, dan stapillokokus
3. Batu Asam Urat
Batu asam urat meliputi 5-10% dari seluruh batu saluran kemih, banyak dialami oleh
penderita gout, penyakit mieloproliferatif, pasein dengan obat sitostatika dan urikosurik
(sulfinpirazone, thiazide dan salisilat). Kegemukan, alkoholik dan diet tinggi protein
mempunyai peluang besar untuk mengalami penyakit ini. Faktor yang mempengaruhi
terbentuknya batu asam urat adalah: urine terlalu asam (pH < 6, volume urine < 2 liter/hari
atau dehidrasi dan hiperurikosuria.
4. Batu Cystin
Batu cystin merupakan jenis yang timbul biasanya pada anak kecil dan orang tua, jarang
ditemukan pada usia remaja. Cystunuria mengakibatkan kerusakan metabolic secara
congetinal yang mewarisi penghambat atosomonal.
1.3.Epidemiologi

Penyakit batu ginjal adalah gangguan multi-faktorial yang terjadi akibat adanya pengaruh
gabungan yaitu faktor risiko epidemiologis, biokimia, dan genetik. Jumlah keseluruhan untuk
penderita batu ginjal berbeda di berbagai negara dan diperkirakan di Asia 1-5%, Eropa 5-9%,
Amerika Utara 13% . Penyakit ini menyerang sekitar 4% dari seluruh populasi, dengan rasio pria
wanita 4: 1 kebanyakan terjadi pada pria.(Sandhya et al., 2010)

. Faktor risiko seseorang terkena penyakit batu ginjal pada orang dewasa bervariasi di
berbagai negara di dunia. Prevalensi terjadinya batu ginjal di Asia (1-5%) lebih rendah dibanding
negara lain seperti, Eropa (5-9%) Amerika Serikat (13%), dan dilaporkan bahwa Arab Saudi
(20,1%) memiliki pervalensi yang tinggi. Di beberapa tahun terakhir, prevalensi di Eropa
Tengah, meningkat secara bertahap tiap tahunnya dari 5,9 hingga 9%, dengan peningkatan rawat
inap kejadian dari 0,049% menjadi 0,097% pada tahun berikutnya. Epidemiologi penyakit batu
berbeda sesuai dengan wilayah geografis dan periode sejarah. Perubahan kondisi sosial ekonomi
yang mengakibatkan terjadinya peningatan kejadian penyakit batu ginjal seitiap tahunnya.
(Bartoletti R et., all 2012)
1.4. Etiologi

Penyebab terbentuknya batu saluran kemih sampai saat ini belum diketahui pasti, tetapi
penyebab terbentuknya batu saluran kemih diduga berhubungan dengan gangguan aliran urine,
gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain yang masih
belum terungkap (idiopatik).

Adapun beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu saluran kemih yang dibedakan
sebagai faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.

1. Faktor intrinsik
a. Faktor genetik
Seseorang yang mempunyai keluarga penderita batu ginjal mempunyai risiko mengalami
penyakit batu ginjal sebesar 25 kali dibandingkan dengan seseorang yang tidak mempunyai garis
keturunan penyakit batu ginjal. Berdasarkan penelitian dilaporkan bahwa 50% pasien dengan
hiperkalsiura idiopatik bersifat diturunkan.
b. Riwayat sakit batu ginjal sebelumnya
Penyakit batu ginjal bersifat kumat-kumatan, Artinya pasien yang pernah menderita batu
ginjal sekalipun batunya pernah keluar secara spontan atau dikeluarkan oleh dokter, suatu saat
nanti dapat mengalami kekambuhan.
c. Umur : paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun
d. Jenis kelamin : jumlah pasien pria 3 kali lebih banyak dibanding pasien wanita.
e. Kelainan anatomi ginjal dan salurannya. (Bartoletti R et., all 2012)

2. Faktor ekstrinsik meliputi :


a. Jumlah minum sedikit
Kurang minum, aktivitas yang banyak mengeluarkan keringat, dan cuaca/iklim panas
menyebabkan volume cairan tubuh berkurang. Akibatnya, jumlah air kemih yang terbentuk juga
lebih sedikit. Keadaan ini juga menciptakan supersaturasi atau kejunuhan ginjal.
b. Jenis pekerjaan dan hobi yang memicu dehidrasi
Seseorang dengan pekerjaan sehari-hari lebih banyak menggunakan kekuatan fisik dan yang
terlebih lagi tinggal di daerah yang beriklim panas serta terpapar matahari memiliki peluang
lebih besar untuk mendapatkan batu ginjal. Mereka yang mempunyai hobi berolah raga tanpa
diimbangi dengan jumlah minum yang memadai yang termasuk golongan yang berpotensi
menderita batu ginjal.
c. Penyakit dan gangguan metabolic
Kelainan metabolik tertentu menyebabkan pembuangan mineral tubuh meningkatkan
misalnya penyakit hiperparateriodisme (terjadi hiperkalsiura, penyakit rematik asam urat/gout
artritis (terjadi hiperuricosuria), penyakit usus (menurunnya kadar sitrat), dan penyakit asidosis
tubuler ginjal (kehilangan sitrat melalui air kemih).
e. Diet
Diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu ginjal. (Sandhya et al.,
2010)
Penanganan
Tindakan Sebagai Tenaga Kesehatan

Batu ginjal merupakan penyakit yang dapat dihindari jadi sebaiknya dilakukan pencegahan
dan bagi orang yang telah mengidap penyakit tersebut dianjurkan untuk tidak mengkonsusmi
pantanganya, jadi sebagai petugas kesehatan tindakan yang dilakukan terhadap pasien dengan
penyakit gagal ginjal agar tidak bertambah parah yaitu salah satunya diberikan konseling seperti,
tidak mengkonsusmsi bahan makanan yang kaya akan natrium/sodium, oksalat dan vit c seperti
tomat, bayam, teh hijau, dll dikarenakan hal tersebut dapat meningkatkan produksi kalsium yang
nantinya akan memperparah untuk pasien yang sudah beresiko batu ginjal, tidak dianjurakan
pula untuk mengkonsumsi bahan yang mengandung purine (hati, usus, otak, dan udang) karena
dapat mengakibatkan tingginya kadar asam urat dalam air kemih, tingginya kadar asam urat yang
terdapat dalam air kemih akan memicu terjadinya batu ginjal dan memperparah penyakit batu
ginjal, sebaiknya mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung asam sitrat seperti jeruk,
melon, lemon, dll. Dan untuk mencegah penyakit tersebut sebaiknya mengurangi porsi makanan
yang mengandung bahan makan seperti yang dituliskan diatas. Dianjurkan pula untuk minum air
sesuai kebutuhan tubuh, minimal 8 gelas per-hari, dan jika memiliki pekerjaan yang memerlukan
aktivitas yang berlebihan maka dianjurkan meminum air yang banyak. (Dwi N., 2011)

Jika penyakit tersebut sudah parah sebagai dokter umum kita sarankan atau rujuk ke rumah
sakit untuk segera dilakukan operasi pengangkatan batu ginjal.

Tindakan Sebagai Dokter Muslim


Sebagai dokter muslim tindakan yang dilakukan pada pasien yang mengalami penyakit baru
ginjal atau penyakit lainnya, yaitu :
1. Menjelaskan kepada pasien agar dia dapat mengerti penyakitnya dan meyakinkan
untuk menerima cobaan yang sedang dideritanya secara ikhlas dan berserah pada
Allah SWT
2. Ikut serta memecahkan dan meringankan problem yang dideritanya
3. Memberikan pengertian dan bimbingan dalam melaksnakan kewajiban keagaamn
harian yang harus dikerjakan sesuai batas kemampuan pasien
4. Perawatan dan pengobatan dikerjakan dengan berpedoman pada tuntutan islam.
Memberikan obat dibiaskan dengan membaca ‘Bismillahirrahman nirrahim” dan
diakhiri dengan “Alhamdulillahrobbil ‘alamin”
5. Menunjukkan kepada pasien perilaku dan bicara yang baik sesuai dengan kode etik
kedokteran muslim
DAFTAR PUSTAKA
• Bartoletti R. 2012. Epidemology and Risk Factors in Urolithiasis. Urol Int, 79: 3-7
• Charles D., Scales Jr ., Alexandria C. Smith., Janet M. Hanley., Christopher S.2012.
Prevalence of Kidney Stones in the United States 1 6 0– 1 6 5
• Dwi, N ,.2011. FAKTOR RISIKO PENYAKIT BATU GINJAL. KEMAS51-62.
http://journal.unnes.ac.id/index.php/kemas
• Eric N. 2005. Obesity, Weight Gain and the risk of Kidney Stones. JAMA, 293 (4): 455-
462
• Sandhya ,A., Sandhya, D, G., Sreedevi, V., Deepika., Hema P, M. 2010. KIDNEY
STONE DISEASE: ETIOLOGY AND EVALUATION. 0976-4550
• Sun, Q., Shen, Y., Sun, N., Zhang, G.J., Chen, Z., Fan, J.F., Jia, L.Q., Xiao, H.Z., Li,
X.R. and Puschner, B. 2010. Diagnosis, Treatment, and Follow-up of 25 Patients with
Melamine-Induced Kidney Stones Complicated by Acute Obstructive Renal Failure in
Beijing Children’s Hospital. Eur J Pediatr, 169: 483–489

Anda mungkin juga menyukai