Anda di halaman 1dari 3

Penerapan Sila ke-5 di Indonesia

Keadilan sosial berarti keadaan yang seimbang dalam suatu masyarakat, namun ternyata dalam
kenyataannya sila ke-5 masih memiliki banyak kekurangan.
Perwujudan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia setelah 68 tahun merdeka masih
belum maksimal sekaligus merupakan sila yang diabaikan oleh penyelenggara Negara Kesatuan
Republik Indonesia dari saat kemerdekaan 17 Agustus 1945 sampai dengan saat ini. Ini ditandai
dengan saat ini adanya kurang lebih 100 juta rakyat Indonesia (menurut data Bank Dunia) berada
dibawah garis kemiskinan atau kurang lebih 40 % dari bangsa Indonesia ini menandakan masih
besarnya kesenjangan sosial di indonesia.

Dilihat dari strata sosial bangsa Indonesia setelah kemerdekaan tidak mengalami perubahan,
strata tersebut antara lain:

a) Strata Sosial Utama : Diduduki oleh kaum pemodal yang dengan kebijakan ekonomi
liberal, dimulai masa orde baru sampai dengan saat ini.

b) Strata Sosial Kedua : Kalangan birokrat penyelenggara negara yang dengan penyakit
KKN yang akut dari masa orde baru sampai dengan saat ini.

c) Strata Sosial Ketiga : Para pekerja professional.

d) Strata Sosial Keempat : Tetap tidak berajak dari masa penjajahan Belanda dulu yang
menikmati paling sedikit kesejahteraan dialam kemerdekaan ini adalah: petani, buruh, pekerja
rendahan, nelayan, akibat daya dukung kehidupan makin menurun di pedesaan dan terpaksa
melarikan diri ke kota tanpa modal pendidikan dan keahlian apa-apa.

3.4 Garis Besar Sila Ke-5

Secara garis besar sila ke-5 mengalami masalah atau kekurangan dalam bidang perekonomian
nasional dan kesejahteraan sosial yang tidak merata. Untuk contoh konkrit berdasarkan pasal-
pasal yang terkait dengan masalah tersebut adalah sebagai berikut:

a. Pasal 33 UUD 1945

Tentang kesejahteraan sosial, dimana di ayat 3 disebutkan bahwa bumi dan air dan kekayaan
alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan digunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Berarti seharusnya rakyat Indonesia dapat menggunakan air secara gratis
dan merata tapi ternyata sudah rakyat harus bayar dan tidak merata terbukti banyak terjadi
kekeringan dan kekurangan air didaerah-daerah terpencil contoh NTB. Mereka harus membuat
sumber air sendiri hingga hal tersebut dijadikan sebagai iklan salah satu perusahaan air minum.
Kemudian kelangkaan minyak dan bahan bakar (bensin) padahal Indonesia kaya akan segala
macam kekayaan alam. Tetapi realitanya bangsa Indonesia harus antri dan membayar mahal
untuk mendapatkan kebutuhan tersebut.

b. Pada Pasal 31 UUD 1945

Tentang Pendidikan, juga belum terlaksana dengan baik. Biaya sekolah setiap tahun semakin
meningkat, beasiswa juga disalurkan tidak merata kadang malah salah orang, dan pendidikan pun
mengenal kata diskriminasi karena penduduk kota saja yang dapat merasakan pendidikan dengan
baik sedangkan daerah – daerah tertentu yang sulit dijangkau oleh manusia apalagi teknologi
tidak dapat, merasakan pendidikan itu dengan baik.

3.5 Berdasarkan pengamalan nilai Pancasila khususnya sila ke-5 maka seharusnya aplikasi sila
ke-5 dalam masyarakat adalah sebagai berikut:

1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana


kekeluargaan dan kegotongroyongan.

2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.

3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

4. Menghormati hak orang lain.

5. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang
lain.

6. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.

7. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan
umum.

8. Suka bekerja keras.

9. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan
bersama.

10. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.
http://aristasundari.blogspot.com/2016/12/makalah-pancasila-sila-keadilan-sosial.html

Anda mungkin juga menyukai