Prinsip superposisi adalah jika ada dua gelombang menjalar dalam suatu medium,maka
gangguan total pada medium adalah jumlah gangguan oleh masing-masing gelombang. Prinsip
ini berlaku untuk semua macam gelombang, selama gangguan yang disebabkan gelombang
tidak terlalu besar. Jadi misalnya, jika simpangan pada gelombang tali oleh masing-masing
gelombang sangat besar sehingga melewati batas elastisitas tali, maka simpangan dua
gelombang ini tidaklah sama dengan jumlah simpangan oleh masing-masing gelombang.
Gb 2.1
Pada Gb.2.1 dilukiskan apa yang terjadi sedelah kedua pulsa ini bertemu, kedua-duanya
meneruskan perjalanan mereka tanpa ada perubahan bentuk. Jadi kedua gelombang ini tidak
saling mempengaruhi.
Secara matematik tiga buah gelombang dalam suatu medium yang simpangannya
masing-masing gelombang dapat kita tulis sebagai berikut : y1 (x , t) , y2 (x , t) , y3 (x , t) .
YT (x , t) = y1 (x , t) + y2 (x , t) + y3 (x , t) (2-1)
Jadi persamaan (2-1) menunjukan bahwa antara YT (x , t) dengan y1 (x , t) , y2 (x , t) ,
y3 (x , t) merupakan hubungan linier. Ini berlaku selama gangguan terhadap medium tidak
terlalu besar.
YT (x , t) = y1 (x , t) + y2 (x , t) + a ( y1 (x , t) + y2 (x , t))2 (2-2)
Dalam hal ini setelah gelombang bertemu dan berpisah lagi, masing-masing gelombang
akan mengalami perubahan bentuk. Dikatakan bahwa gelombang ini berinteraksi. Akan tetapi
selama reaksi medium terhadap gangguan adalah linier, maka gelombang ini dikatakan
bersuperposisi, atau sering dikatakan terjadi interfensi antara kedua gelombang ini.
Kita bahas terlebih dahulu mengenai dua buah gelombang sinus dengan frekwensi dan
amplitudo yang sama, menjalar pada arah dan dengan kecepatan yang sama, akan tetapi
mempunyai fasa yang berlainan. Fungsi gelombang untuk kedua gelombang ini dinyatakan
oleh :
y2 = A sin ( kx – ωt ) (2-4)
Gb 2.2
Sehingga jika kita potret y1 dan y2 bersama-sama, maksudnya kita lukiskan y1 dan y2
sehingga fungsi x pada suatu saat t tertentu, maka puncak y1 akan tergeser sejarak θ01/k dari
puncak y2 (lihat Gb.2.2). Hasil superposisi kedua gelombang y1 dan y2 adalah :
Kita peroleh :
𝛉𝟎𝟏 𝛉𝟎𝟏
Y = ( A Cos ) Sin ( kx – ωt - ) (2-6)
𝟐 𝟐
1. Jika beda sudut fasa nol, maka y1 dan y2 mempunyai fasa yang sama dimana-mana. Puncak
y1 dan puncak y2 berada pada tempat yang sama. Dikatakan antara y1 dan y2 terjadi interferensi
konstruktif. Jika sudut fasa θ01 = 180o , maka amplitudo resultan yang terjadi sangat kecil
θ01
(Gb.2.3.b). Jika θ01 tepat sama dengan 180o maka cos = cos 900 = 0 , amplitudo gelombang
2
resultan sama dengan nol di mana-mana. Hal terjadi karena pada tempat yang terjadi puncak
y1, di situ terjadi lembah untuk y2. Dikatakan y1 dan y2 berinteraksi secara destruktif.
Sekarang bagaiman halnya superposisi tiga buah gelombang, atau dua gelombang
dengan frekwensi yang sama yang menjalar pada medium yang sama akan tetapi dengan
amplitudo yang berbeda. Dalam hal ini kita dapat menggunakan persamaan (2-5), karena faktor
yang berlainan.
Contoh Soal :
Dua buah gelombang merambat pada medium yang sama dan arah getarnya sama. Persamaan
getaran di suatu titik yang dihasilkan masing-masing gelombang adalah :
Jawab :
a. Amplitudo gelombang :
∆𝜃 𝜋
= 2𝐴𝑐𝑜𝑠 ( 2 ) 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐴 = 0,5 𝑐𝑚, ∆𝜃 = 3
𝜋
= 2(0,5)0 (𝑐𝑜𝑠 6 )
= 2(0,5)𝑐𝑜𝑠30°
1
= 2(0,5) (2 √3)
1
= 2 √3 𝑐𝑚