TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
yang sangat bervariasi dan dapat disebabkan oleh berbagi hal, tetapi biasanya
Biasanya terjadi akibat proses penuaan, tapi dapat timbul pada saat kelahiran
kelainan mata yang lain (seperti uveitis anterior) (Smeltzer, 2001) Hal 1996.
jernih dan bening menjadi keruh. Asal kata katarak dari kata Yunani
cataracta yang berarti air terjun. Hal ini disebabkan karena pasien katarak
seakan-akan melihat sesuatu seperti tertutup oleh air terjun didepan matanya
Jenis- jenis katarak menurut (Vaughan, 2000) hal 177- 181 terbagi atas :
9
Katarak senilis adalah jenis katarak yang paling sering dijumpai.
semakin kabur.
sindrom.
3. Katarak traumatik
lensa atau trauma tumpul terhadap bola mata. Lensa menjadi putih segera
10
intraokular yang sering berkaitan dengan pembentukan katarak adalah
retina.
6. Katarak toksik
Katarak toksik jarang terjadi. Banyak kasus pada tahun 1930-an sebagai
kekeruhan lensa.
7. Katarak ikutan
ekstrakapsular.
1. Anatomi mata
a. Struktur Mata Eksternal
11
Gambar 1.
(Smeltzer, 2001)
1) Alis
2) Kelopak mata
12
3) Bulu mata
Gambar 2.
(Smeltzer, 2001)
1) Sklera
Lapisan paling luar dan kuat ( bagian “putih” mata). Bila sklera
2) Khoroid
disekitarnya.
3) Retina
optik meninggalkan biji mata. Titik ini disebut titik buta, oleh
14
4) Kornea
6) Iris
khoroid. Iris berisi dua kelompok serabut otot tak sadar ( otot
sendiri.
7) Pupil
Terletak diantara iris dan lensa. Baik bilik anterior maupun bilik
9) Aqueus humor
dalam aliran darah pada sudut iris dan kornea melalui vena
15
10)Lensa
air, 35% protein, dan sedikit sekali mineral yang biasa ada
lensa.
11)Vitreus humor
16
2. Fisiologi mata
Saraf optikus atau urat saraf cranial kedua adalah saraf sensorik
untuk penglihatan. Saraf ini timbul dari sel-sel ganglion dalam retina yang
pembungkus yang serupa dengan yang ada pada meningen otak. Lapisan
luarnya kuat dan fibrus serta bergabung dengan sclera, lapisan tengah
(mengandung banyak pembuluh darah). Pada saat serabut-serabut itu mencapai khiasma optikum,
maka separuh dari serabut-serabut itu akan menuju ke traktus optikus sisi seberangnya, sementara
separuhnya lagi menuju traktus optikus sisi yang sama. Dengan perantara serabut-serabut ini, maka
setiap serabut nervus optikus dihubungkan dengan kedua sisi otak sehingga indera penglihatan
menerima rangsangan berkas-berkas cahay pada retina. Pusat visual terletak pada kortex lobus
oksipitalis otak (Pearce, 1997).
Bayangan itu akan menembus dan diubah oleh kornea, lensa badan aqueus
a. Pembentukan bayangan
objek di retina. Bayangan dalam fovea di retina selalu lebih kecil dan
17
terbalik dari objek nyata. Bayangan yang jatuh pada retina akan
terjadi jika bola mata terlalu panjang dan berbentuk elips, titik fokus
melihat lebih jelas harus mendekatkan mata pada objek yang dilihat,
pupil, kontraksi iris membuat pupil mengecil dan melebar. Jika sinar
masuk ke dalam mata. Dalam keadaan gelap pupil melebar agar sinar
banyak yang ditangkap. Dalam hal melihat benda, jika mata melihat
ke sisi lain bersatu dengan serabut yang berasal dari retina. Otak
serebri dan visual pada bagian korteks visual ini membentuk gambar
D. Etiologi
atau kapsul lensa, korteks lensa yang terletak antara nukleus lensa atau inti
lensa dengan kapsul lensa. Pada anak dan remaja nukleus bersifat lembek
sedang pada orang tua nukleus ini menjadi keras. Katarak dapat mulai dari
Dengan menjadi tuanya seseorang maka lensa mata akan kekurangan air dan
menjadi lebih padat. Lensa akan menjadi keras pada bagian tengahnya,
terlihat pada usia 45 tahun dimana mulai timbul kesukaran melihat dekat
(presbiopia). Pada usia 60 tahun hampir 60% mulai mengalami katarak atau
lensa keruh.
19
Katarak biasanya berkembang pada kedua mata akan tetapi progresivitasnya
lensa sepertidiabetes melitus, obat tertentu, sinar ultra violet B dari cahay
matahari, efek racun dari merokok, dan alkohol, gizi kurang vitamin E, dan
lainnya. Penyakit infeksi tertentu dan penyakit seperti diabetes melitus dapat
20
E. Patofisiologi
yang besar. Lensa mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral
terdapat densitas seperti duri di anterior dan posterior nukleus. Opasitas pada
dari badan silier ke sekitar daerah diluar lensa, misalnya dapat menyebabkan
terputusnya protein lensa normal terjadi disertai influks air ke dalam lensa.
Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi
sinar. Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam
bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien yang menderita
katarak.
F. Manifestasi Klinik
21
gangguan fungsional sampai derajat tertentu yang diakibatkan karena
seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak akan tampak dengan
oftalmoskop. Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akan dipendarkan dan
Pupil yang normalnya hitam, akan tampak kekuningan, abu-abu atau putih.
sudah sangat memburuk, lensa koreksi yang lebih kuat pun tak akan mampu
memperbaiki penglihatan.
untuk menghindari silau yang menjengkel yang disebabkan oleh cahaya yang
salah arah. Misalnya, ada yang mengatur ulang perabotan rumahnya sehingga
sinar tidak akan langsung menyinari mata mereka. Ada yang mengenakan topi
berkelepak lebar atau kaca mata hitam dan menurunkan pelindung cahaya saat
22
Sudut bilik Normal Sempit Normal Terbuka
mata
Glaukoma
G. Penatalaksanaan
ditentukan oleh keadaan tajam penglihatan dan bukan oleh hasil pemeriksaan.
Tajam penglihatan dikaitkan dengan tugas sehari-hari penderita. Digunakan nama insipien, imatur,
matur, dan hipermatur didasarkan atas kemungkinan terjadinya penyulit yang dapat terjadi (Prof. Dr
Sidarta Ilyas, dkk, 2002).
lokal diinfiltrasikan di sekitar bola mata dan kelopak mata atau diberikan
secara topikal. Operasi dilakukan dengan insisi luas pada perifer kornea atau
sklera anterior, diikuti oleh ekstraksi (lensa diangkat dari mata) katarak
ultrasonografi yang dimasukkan melalui insisi yang lebih kecil dari kornea
23
H. Komplikasi
operasi maka gel vitreous dapat masuk ke dalam bilik anterior, yang
2. Prolaps iris. Iris dapat mengalami protrusi melalui insisi bedah pada
periode pasca operasi dini. Terlihat sebagai daerah berwarna gelap pada
jarang terjadi.
I. Pengkajian Fokus
utama dan hal yang penting di lakukan baik saat pasien pertama kali masuk
1. Biodata
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
24
Riwayat kesehatan pendahuluan pasien diambil untuk menemukan
dua mata dan berapa lama pasien sudah menderita kelainan ini.
mengalami cedera mata atau infeksi mata, penyakit apa yang terakhir
diderita pasien.
kesulitan melihat (fokus) pada jarak dekat atau jauh?, apakah ada
atau perifer?
kakek-nenek.
3. Pemeriksaan fisik
pada pupil sehingga retina tak akan tampak dengan oftalmoskop (Smeltzer,
2002). Katarak terlihat tampak hitam terhadap refleks fundus ketika mata
25
nukleus, korteks, atau subkapsular. Katarak terinduksi steroid umumnya
sebagai berikut :
lainnya.
Aktifitas 0 1 2 3 4
Mandi
Berpakaian/ berdandan
Eliminasi
Pindah
Ambulasi
Naik tangga
Belanja
26
Memasak
Merapikan rumah
terbangun.
Adakah diet khusus yang dijalani pasien, jika ada anjuran diet
apa yang telah diberikan. Kaji nafsu makan pasien sebelum dan
bulan terakhir.
e) Pola eliminasi
atau kesulitan. Untuk BAK kaji warna, bau dan frekuensi sedangkan
Adakah keluhan nyeri karena suatu hal, jika ada kaji kualitas nyeri.
seperti harga diri, ideal diri pasien dalam hidupnya, identitas diri dan
27
h) Pola koping
5. Pemeriksaan Diagnostik
28
J. Pathways Keperawatan
Lensa normal dengan struktur posterior iris yang
jernih, transparan, dan memiliki kekuatan refraksi
besar
Prosedur pembedahan
29
Resti
Ansieta
s
Gangguan rasa
Sumber : nyaman:nyeri
Doengoes,(2000)
Engram, (1999)
Vaughan, (2000)
Smeltzer, (2000)
K. Diagnosa Keperawatan
1. Pre Operasi
dilakukan.
2. Post Operasi
invasive.
pembedahan mata.
30
kesehatan.
f. Diagnosa Psikososial :
informasi.
L. Fokus Intervensi & Rasional
1. Pre Operasi
Rencana tindakan :
koping.
31
3) Jelaskan rutinitas persiapan operasi dan tindakan operasi yang akan
dilakukan
Pasan makanan yang bisa dimakan dengan tangan bagi mereka yang
sehat.
perawatan pasien.
memungkinkan
Rasional: Isolasi sosial dan waktu luang yang terlalu lama dapat
32
b. Resiko Cedera berhubungan dengan kerusakan
penglihatan.
dari cedera.
Rencana tindakan :
bimbingan penglihatan.
resiko cedera.
lingkungan.
33
4) Bahas perlunya penggunaan persisai metal atau kacamata
bila
diperintahkan
Rasional : Tameng logam atau kacamata melindungi mata
terhadap cedera.
mata.
situasi individu.
Kriteria hasil : Mengenal gangguan sensori dan berkompensasi
terhadap perubahan, mengidentifikasi atau memperbaiki
Rencana tindakan :
terlibat.
disekitarnya.
operasi.
menurunkan bingung.
dengan penggunaan.
35
6) Ingatkan pasien menggunakan kacamata katarak yang tujuannya
mungkin ada.
untuk
mengkompensasi.
2.Post Operasi
invasive.
Tujuan
: Setelah dilakukan tindakan keperawatan, infeksi
tidak terjadi.
Rencana tindakan :
menyentuh/mengobati mata.
36
3) Tekankan pentingnya tidak menyentuh/menggaruk
mata yang
dioperasi.
individu.
Kriteria hasil : Mengenal gangguan sensori dan berkompensasi
37
Rencana tindakan :
terlibat.
disekitarnya.
pasca operasi.
38
Rasional :
dengan penggunaan.
akan dilakukan.
mata.
39
Kriteria hasil : Menyangkal ketidaknyamanan mata, tak ada
merintih,
Rencana tindakan :
1) Tanyakan pasien tentang nyeri. Tentukan karakteristik nyeri,
ringan diperkirakan
diresepkan.
infeksi.
40
Rasional :
invasi bakteri.
Kriteria hasil: tidak ada memar kaki, menyangkal jatuh, tidak ada
perdarahan.
Rencana tindakan :
memberi tanda untuk bantuan bila turun dari tempat tidur sampai
41
2)
Mulai tindakan-tmdakan untuk mencegah peningkatan tekanan
intraokular :
42
Rasional :
b) Ingatkan pasien untuk menghindari batuk, bersin, membungkuk
pembedahan mata.
informasi.
tindakan.
Rencana tindakan :
bebas.
diberikan.
43
3) Diskusikan kemungkinan efek/ interaksi obat mata dan masalah
Rencana tindakan :
saat ini.
44
Rasional :
Rasional : Faktor ini mempengaruhi persepsi
pasien
penglihatan tambahan.
pengobatan.
perasaan.
45