PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(Muttawin & Sari, 2011). Nursalam (2006) menyebutkan bahwa gagal ginjal
kronis (chronic renal failure) adalah kerusakan ginjal progresif yang ditandai
dengan uremia dimana urea dan limbah nitrogen beredar dalam darah yang
ginjal. Penyakit gagal ginjal kronik (GGK) saat ini menjadi masalah besar
pada tahun 2012 lebih dari 10% atau lebih dari 20 juta orang (Alfiannur,
Nauli & Dewi, 2015). Data yang dirilis oleh Riset Kesehatan Dasar tahun
kronik sebesar 0,2% dan penyakit batu ginjal sebesar 0,6% dari seluruh
0,5% dan DI Yogyakarta sebesar 0,3%. Riset Kesehatan Dasar tahun 2013
1
Sulawesi Utara sebesar 0,3% dan prevalensi gagal ginjal kronik di Kota
metode terapi dialisis yang digunakan untuk mengeluarkan cairan atau limbah
dari dalam tubuh saat ginjal sudah tidak mampu melaksanakan fungsinya
tindakan ini tidak akan bisa mengembalikan fungsi ginjal (Wahyuni, et al,
2014). Hemodialisis digunkan bagi pasien dengan tahap akhir gagal ginjal
atau pasien dengan penyakit akut yang membutuhkan dialisis waktu singkat
(Nursalam, 2006). Pasien gagal ginjal kronik harus menjalani terapi dialisis
sepanjang hidupnya, biasanya tiga kali seminggu selama paling sedikit 3 atau
4 jam per 1 kali terapi, atau sampai mendapat ginjal baru melalui transplantasi
2
dan pengalaman subyektif dari seseorang yang membuat dirinya tidak
nyaman. Cemas merupakan suatu sikap alamiah yang dialami oleh setiap
dan sisanya mengalami kecemasan sedang hingga sangat berat. Begitu juga
penelitian yang dilakukan oleh Tanvir (2013) dengan hasil 42,69% yang
penelitian ini meneliti tingkat kecemasan pada pasien penyakit ginjal kronik
responden dan dapat disimpulkan bahwa semua pasien penyakit gagal ginjal
3
Cukor et al (2008) dalam Patimah, Suryani, & Nuraeni (2015)
instrumen antara lain Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS), Analog Anxiety
Scale, Zung Self Rating Anxiety Scale (ZSAS) dan Trait Anxiety Inventory
Form Z-1 (STAI Form Z-I) (Kaplan & Saddock,1998). Dari beberapa
kuisioner tersebut, Zung Self Rating Anxiety Scale merupakan instrumen yang
ditandai oleh perasaan takut dan khawatir terhadap ancaman bahaya yang
dan juga hubungan antara setiap pertanyaan dengan total skor yang didapat
4
pasien yang melakukan tindakan hemodialisis berjumlah 81 orang dimana
antara 2-5 tahun mengatakan sudah tidak takut saat melakukan tindakan
3 kali. Intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk menangani cemas adalah
B. Rumusan Masalah
Bethesda Tomohon?”
C. Pertanyaan Penelitian
terhadap hemodialisa?
5
2. Bagaimanakah karakteristik pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
hemodialisa?
D. Hipotesis Penelitian
terhadap hemodialisa.
E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
hemodialisa.
F. Manfaat Penelitian
6
mengenai kecemasan pasien dengan gagal ginjal kronik terhadap
hemodialisa.
3. Bagi penulis
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Kecemasan
a. Definisi
Pieter, 2013).
2011).
8
b. Penyebab kecemasan
1) Lingkungan
lingkungannya.
c. Gejala kecemasan
9
banyak orang, gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang
2008).
d. Tingkat kecemasan
10
menerima informasi dan pengetahuan mengenai kondisi yang ada
pada sesuatu yang lebih terinci dan spesifik serta tidak dapat
11
respon yang berkesinambungan sebagai akibat dari stres. Faktor
coping.
12
Emotion-Focused Coping. Bentuk koping ini bertujuan
melihat dari sudut pandang lain, menerima atau melarikan diri dari
a. Definisi
Gagal Ginjal Kronik (GGK) atau penyakit ginjal tahap akhir adalah
13
uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) (KMB,
ml/min/1,73 m2 selama tiga bulan atau lebih dan dapat berakhir dengan
gagal ginjal. Gagal ginjal adalah tahap akhir dari penyakit gagal ginjal
berada dibawah batas normal selama lebih dari 3 bulan (Davey, 2005).
b. Etiologi
14
paling sering adalah penyakit ginjal hipertensi (35%) dan nefropati
paling atas penyebab GGK. Penyebab lain dari GGK yang sering
(1%), ginjal polikistik (1%), tidak diketahui (2%) dan lain-lain (6%).
renalis)
sklerosis sistemik)
7) Nefropati toksik
c. Klasifikasi
pada LFG dengan ada atau tidaknya kerusakan ginjal. Pada derajat 1-3
15
Tabel. 1 Klasifikasi GGK (KDIGO, 2013)
ringan
berat
5 ˂ 15 Gagal ginjal
d. Manifestasi Klinis
16
2) Manifestasi klinik menurut (Smeltzer, 2001 : 1449) antara lain :
berkonsentrasi).
berikut :
17
kejang, kelemahan pada tungkai, rasa panas pada
e. Penatalaksanaan
berikut :
1) Diet Protein
18
menormalkan kembali dan memperlambat terjadinya gagal
2) Diet Kalium
3) Diet Kalori
(Sukandar, 2006).
19
4) Kebutuhan Cairan
2006).
1) Hemodialisis
2) Dialisis Peritoneal
20
terakhir dilakukan pada jam tidur sehingga cairan peritoneal
3) Transplantasi Ginjal
f. Patofisiologi
21
(hipotesa nefron utuh). Nefron-nefron yang utuh hipertrofi dan
disertai poliuri dan haus. Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak
telah hilang 80% - 90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang demikian
2001 : 1448).
22
menyebabkan glomerulusklerosis fokal, terdiri dari penebalan
yang cepat.
3. Hemodialisis
a. Definisi
dengan penyakit ginjal stadium akhir atau end stage renal disease
23
Hemodialisis adalah proses pembersihan darah oleh
dengan tahap akhir gagal ginjal atau pasien berpenyakit akut yang
Nursalam, 2006).
b. Tujuan
24
merupakan fungsi dari ginjal normal. Dialisis dilakukan dengan
total. Sesi tiap dialisis, status fisiologis pasien harus diperiksa agar
25
sel ataupun organ tertentu merupakan penyebab dari akumulasi zat
c. Indikasi
kelebihan cairan ini dapat ditarik cairannya sekitar 2-3 liter akan
26
pompa bertekanan negatif, maka cairan darah akan mengalir dari
d. Komplikasi
27
Komplikasi ini kemungkinan terjadinya lebih besar jika terdapat
2008).
28
konsentrasi yang lebih rendah (Lavey, 2011). Cairan dialisat
Blood Flow ± 100-300 ml/m dan dialisat flow ±500 ml/m. Benang-
29
benang Hollow Fiber (ginjal buatan) sebenarnya terdiri dari
30