Anda di halaman 1dari 6

KONSEP MANUSIA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah satu dari sekian banyak mahluk ciptaan tuhan yang diberikan banyak
kelebihan dari mahluk yang lain. Manusia adalah mahluk yang utuh dan unik. Sebagai mahluk yang
utuh manusia terdiri dari bio, psiko, sosio, dan spiritual.
Manusia adalah terdiri dari satu kesatuan yang merupakan karakteristik dan berakal,
memiliki sifat-sifat yang unik yang ditimbulkan oleh berbagai macam-macam kebudayaan.
Dikatakan unik karena manusia memiliki beragai macam perbedaan dengan setiap manusia lain,
mempunyai cara yang berbeda dalam upaya memenuhi kebutuhannya.
Manusia sebagai mahluk individu, dimana manusia memiliki perbedaan dengan manusia lain
dalam salah satu atau beberapa segi meliputi bio, psiko, sosio, dan spiritual.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa saja yang mendasari konsep manusia?
b. Apa saja kebutuhan dasar manusia?
c. Bagaimana konsep sehat-sakit dalam keperawatan?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Mengetahui konsep manusia
b. Mengetahui konsep kebutuhan dasar manusia
c. Mengetahui konsep sehat-sakit

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Manusia
Konsep manusia dibagi menjadi tiga bagian:
1. Manusia sebagai sistem
Manusia ditinjau sebagai sistem, artinya manusia terdiri dari beberapa unsur/ sistem
yang membentuk suatu totalitas yakni sistem adaptif, sistem personal, sistem interpersonal, dan
sistem social.
Manusia sebagai sistem adaptif, disebabkan:
 Setiap individu dapat berubah
 Setiap individu merespon terhadap perubahan
Manusia sebagai sistem personal, disebabkan:
 Setiap manusia memiliki proses persepsi
 Setiap manusia bertumbuh kembang
Manusia sistem interpersonal, disebabkan:
 Setiap manusia berinteraksi dengan yang lain
 Setiap manusia memiliki peran dalam masyarakat
 Setiap manusia berkomunikasi terhadap orang lain
Manusia sebagai sistem sosial, disebabkan:
 Setiap individu memiliki kekuatan dan wewenang dalam pengambilan keputusan dalam
lingkungannya; keluarga, masyarakat, dan tempat kerja
Manusia sebagai sistem terbuka yang terdiri dari berbagai sub sistem yang saling berhubungan
secara terintegrasi untuk menjadi satu total sistem.
Terdiri dari beberapa komponen :
a. Komponen biologis adalah anatomi tubuh
b. Komponen psikologis adalah kejiwaan
c. Komponen sosial adalah lingkungan
d. Komponen kultural adalah nilai budaya
e. Komponen spiritual adalah kepercayaan agama

Individu Keluarga Masyarakat


( Sistem personal ) ( Sistem interpersonal ) ( Sistem social )
Perawat harus Perawat harus Perawat harus
mengerti tentang kons mengerti tentang konsep interaksi, per mengerti tentang kons
ep self, persepsi, dan an, dan komunikasi. ep organisasi, power,
tumbuh kembang. otoritas, dan pengambilan
keputusan.

2. Manusia sebagai adaptif


Adaptasi adalah proses perubahan yang menyertai individu dalam berespon
terhadap perubahan lingkungan mempengaruhi integritas atau keutuhan. Lingkungan adalah
seluruh kondisi keadaan sekitar yang mempengaruhi perkembangan organisme atau kelompok
organisme. Model konsep adaptasi pertama kali dikemukakan oleh Suster Callista Roy (1969).
Konsep ini dikembangkan dari konsep individu dan proses adaptasi seperti diuraikan di bawah ini.
Terdapat tingkatan dan respon fisiologik untuk memudahkan adaptasi:
 Respon takut (mekanisme bertarung)
 Respon inflamasi
 Respon stress
 Respon sensori
Asumsi dasar model adaptasi Roy adalah :
 Manusia adalah keseluruhan dari biopsikologi dan sosial yang terus-menerus berinteraksi dengan
lingkungan.
 Manusia menggunakan mekanisme pertahanan untuk mengatasi perubahan-perubahan
biopsikososial.
 Setiap orang memahami bagaimana individu mempunyai batas kemampuan untuk beradaptasi.
Pada dasarnya manusia memberikan respon terhadap semua rangsangan baik positif maupun
negatif.
 Kemampuan adaptasi manusia berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, jika seseorang
dapat menyesuaikan diri dengan perubahan maka ia mempunyai kemampuan untuk menghadapi
rangsangan baik positif maupun negatif.
 Sehat dan sakit merupakan adalah suatu hal yang tidak dapat dihindari dari kehidupan manusia.
3. Manusia sebagai holistik
Manusia sebagai makhluk holistik mengandung pengertian, manusia makhluk yang terdiri
dari unsur biologis, psikologis, sosial dan spritual, atau sering disebut juga sebagai makhluk bio-
psiko-sosial-spritual. Di mana, keempat unsur ini tidak dapat terpisahkan, gangguan terhadap
salah satu aspek merupakan ancaman terhadap aspek atau unsur yang lain.
2.2 Kebutuhan Dasar Manusia Menurut Abraham Maslow
Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow meliputi lima kategori kebutuhan dasar,
yakni sebagai berikut :
1. Kebutuhan fisiologis (Physiologic Needs)
Kebutuhan fisiologis memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Seorang yang beberapa
kebutuhannya tidak terpenuhi secara umum akan melakukan berbagai upaya untuk memenuhi
kebutuhan fisiologisnya terlebih dahulu. Misalnya, seorang yang kekurangan makanan,
keselamatan, dan cinta biasanya akan mencari makanan terlebih dahulu daripada mencari cinta.
Kebutuhan fisiologis hal yang penting untuk bertahan hidup. Manusia memiliki delapan macam
kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan akan oksigen dan pertukaran gas, kebutuhan cairan dan
elektrolit, kebutuhan nutrisi, kebutuhan eliminasi urin dan fekal, kebutuhan istirahat dan tidur,
kebutuhan tempat tinggal, kebutuhan temperatur, serta kebutuhan seksual. Penting untuk
mempertahankan kebutuhan tersebut guna kelangsungan umat manusia.
2. Kebutuhan keselamatan dan rasa aman (Safety and Security Needs)
Kebutuhan keselamatan dan rasa aman yang dimaksud adalah keselamatan dan rasa aman dari
berbagai aspek, baik fisiologis maupun psikologis. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan perlindungan
diri dari udara dingin, panas, kecelakaan dan infeksi, bebas dari rasa takut dan cemas, serta
bebas dari ancaman keselamatan dan psikologi pada pengalaman yang baru atau tidak dikenal.
3. Kebutuhan rasa cinta, memiliki, dan dimiliki (Love and Belonging Needs)
Kebutuhan ini meliputi memberi dan menerima kasih sayang, perasaan dimiliki dan hubungan yang
berarti dengan orang lain, kehangatan, persahabatan, serta mendapat tempat atau diakui dalam
keluarga, kelompok dan lingkungan sosialnya.
4. Kebutuhan harga diri (Self Esteen Need)
Kebutuhan ini meliputi perasaan tidak bergantung pada orang lain, kompeten, serta penghargaan
terhadap diri sendiri dan orang lain.
5. Kebutuhan aktualisasi diri (Need for Self Actualization)
Kebutuhan ini meliputi kemampuan untuk dapat mengenal diri dengan baik (mengenal dan
memahami potensi diri), belajar memenuhi kebutuhan sendiri – sendiri, tidak emosional,
mempunyai dedikasi yang tinggi, kreatif, serta mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dan
sebagainya.
Dengan mengetahui konsep kebutuhan dasar menurut Maslow, kita perlu memahami bahwa :
 Manusia senantiasa berkembang, sehingga dapat mencapai potensi diri yang maksimal.
 Kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi tidak akan terpenuhi dengan baik sampai
kebutuhan di bawahnya penuhi.
 Jika kebutuhan dasar pada tiap tingkatan tidak terpenuhi, pada akhirnya akan muncul
sesuatu kondisi patologis.
 Setiap orang mempunyai kebutuhan dasar yang sama dan setiap kebutuhan tersebut
dimodifikasi sesuai dengan budaya masing.
 Setiap orang memenuhi kebutuhan dasarnya menurut prioritas.
 Walaupun kebutuhan pada umumnya harus dipenuhi, tetapi beberapa kebutuhan sifatnya
dapat ditunda.
 Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan menyebabkan ketidakseimbangan homeostasis.
Lebih lanjut kondisi ini dapat menimbulkan penyakit.
 Kebutuhan dapat menyebabkan seseorang berpikir dan bergerak memenuhinya. Ini
disebabkan oleh rangsangan yang berasal dari faktor eksternal dan internal.
 Seseorang dapat merasakan adanya kebutuhan sehingga dapat berespon melalui berbagai
cara.
 Kebutuhan dasar sifatnya saling berkaitan, beberapa kebutuhan yang tidak terpenuhi
akan mempengaruhi kebutuhan lainnya.
Untuk beralih ke tingkat kebutuhan yang lebih tinggi, kebutuhan dasar di bawahnya harus
terpenuhi dulu. Artinya, terdapat sesuatu jenjang kebutuhan yang “lebih penting” yang harus
dipenuhi sebelum kebutuhan yang lain dipenuhi. Sebagai contoh, jika kebutuhan fisiologis
seseorang seperti makan, cairan, istirahat, dan lain sebagainya belum terpenuhi, tidak mungkin
baginya untuk memenuhi kebutuhan harga diri atau aktualisasi diri dengan mengabaikan
kebutuhan yang pertama.

2.3 Konsep Sehat-Sakit


Berdasarkan rentang sehat sakit tersebut, maka paradigma keperawatan dalam konsep sehat
sakit memandang bahwa bentuk pelayanan keperawatan yang akan diberikan selama rentang sehat
dan sakit, akan melihat terlebih dahulu status kesehatan dalam rentang sehat sakit tersebut,
apakah statusnya dalam tahap setengah sakit, sakit akut atau sakit kronis, sehingga akan
diketahui tingkatan asuhan keperawatan yang akan diberikan serta tujuan yang ingin diharapkan
dalam meningkatkan status kesehatannya. Rentang ini merupakan suatu alat ukur dalam menilai
status kesehatan yang bersifat dinamis dan selalu berubah dalam setiap waktu. Melalui rentang
ini dapat diketahui batasan perawat dalam melakukan praktek keperawatan dengan jelas.
1. Rentang Sehat
Rentang ini diawali dari status kesehatan sehat normal, sehat sekali, dan sejahtera.
Dikatakan sehat bukan hanya bebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi seluruh aspek
kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial, dan spiritual. Batasan sehat itu dapat
diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental, dan serta tidak hanya
bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).
Faktor pengaruh status kesehatan:
 Perkembangan
Perubahan status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia dalam hal ini adalah
pertumbuhan dan perkembangan, mengingat proses perkembangan itu dimulai dari usia bayi
sampai usia lanjut yang memiliki pemahaman dan respon terhadap perubahan kesehatan yang
berbeda-beda. Respon dan pemahaman itulah yang dapat mempengaruhi status kesehatan
seseorang. Apabila seseorang merespon dengan baik terhadap perubahan kesehatannya, maka
akan memiliki kesehatan yang baik sehingga, mencapai kesehatan yang optimal, demikian
sebaliknya apabila seseorang yang merespon dengan tidak baik terhadap perubahan status
kesehatan bagi dirinya, maka dapat menimbulkan perubahan status kesehatan yang kurang.
 Sosial dan kultural
Sosial dan kultural dapat juga mempengaruhi proses perubahan status kesehatan seseorang
karena akan mempengaruhi pemikiran atau keyakinan sehingga dapat menimbulkan perubahan
dalam perilaku kesehatan.
 Pengalaman masa lalu
Hal ini dapat diketahui jika ada pengalaman kesehatan yang tidak diinginkan atau pengalaman
kesehatan yang buruk sehingga berdampak besar dalam status kesehatan selanjutnya.
 Harapan seseorang tentang diri
Harapan dapat menghasilkan status kesehatan ke tingkat yang lebih baik secara fisik maupun
psikologis, karena melalui harapan akan timbul motivasi bergaya hidup sehat dan selalu
menghindari hal-hal yang dapat mempengarui status kesehatan dirinya.
 Keturunan
Potensi perubahan status kesehatan telah dimiliki melalui faktor genetik, walaupun tidak
terlalu besar teteapi akan mempengaruhi respon terhadap berbagai penyakit.
 Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik seperti sanitasi lingkungan, kebersihan diri,
tempat pembuangan air limbah atu kotoran serta rumah yang kurang memenuhi persyaratan
kesehatan sehingga dapat mempengaruhi perilaku hidup sehat yang dapat merubah status
kesehatan.
 Pelayanan
Pelayanan kesehatan dapat berupa tempat pelayanan atau sistem pelayanan yang dapat
mempengaruhi status kesehatan.

2. Rentang Sakit
Rentang ini dimulai dari keadaan setengah sakit, sakit, sakit kronis, dan kematian. Sakit
pada dasarnya merupakan keadaan terganggunya seseorang dalam proses tumbuh kembang fungsi
tubuh secara keseluruhan atau sebagian, serta terganggunya proses penyesuaian diri manusia,
sakit juga bisa dikatakan sebagai gangguan dalam fungsi yang normal di mana individu sebagai
totalitas dari keadaan organisme sebagai sistem biologis dan adaptasi sosial (Parsons, 1972).
Sakit dapat diketahui dari adanya suatu gejala yang dirasakan serta terganggunya kemampuan
individu untuk melaksanaka aktivitas sehari-hari.
Tahapan proses sakit:
1. Tahap gejala
Merupakan tahap awal seseorang mengalami proses sakit dengan ditandai adanya perasaan tidak
nyaman terhadap dirinya karena timbulnya suatu gejala yang dapat meliputi gejala fisik seperti
adanya perasaan nyeri, panas, dan lain-lain.
2. Tahap asumsi terhadap peran sakit (sick rok)
 Penerimaan terhadap sakit.
 Individu mencari kepastian sakitnya dari keluarga atau teman menghasilkan peran sakit.
 Mencari pertolongan dari profesi kesehatan yang lain mengobati sendiri, mengikuti
nasehat teman / keluarga.
 Akhir dari tahap ini dapat ditentukan bahwa gejala telah berubah dan merasa lebih
buruk. Individu masih mencari penegasan dari keluarga tentang sakitnya. Rencana pengobatan
dipenuhi/ dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman.
3. Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan
Individu yang sakit meminta nasehat dari profesi kesehatan atas inisiatif sendiri. Ada 3 tipe
informasi :
 Validasi keadaan sakit.
 Penjelasan tentang gejala yang tidak dimengerti.
 Keyakinan bahwa mereka akan baik.
Jika tidak ada gejala, individu mempersepsikan dirinya sembuh, jika ada gejala kembali pada
posisi kesehatan.
4. Tahap ketergantungan
Jika profesi kesehatan menvalidasi (menetapkan) bahwa seseorang sakit menjadi pasien yang
tergantungan untuk memperoleh bantuan.Setiap orang mempunyai ketergantungan yang berbeda
sesuai dengan kebutuhan.
5. Tahap Penyembuhan
Pasien belajar untuk melepaskan peran sakit dan kembali pada aktivitas seperti biasanya.
Perilaku pada orang sakit:
1. Adanya perasaan ketakutan
2. Menarik diri
3. Egosentris
4. Sensitif terhadap persoalan kecil
5. Reaksi emosional tinggi
6. Perubahan persepsi
7. Berkurangnya minat
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manusia adalah satu dari sekian banyak mahluk ciptaan tuhan yang diberikan banyak
kelebihan dari mahluk yang lain. Manusia adalah mahluk yang utuh dan unik. Sebagai mahluk yang
utuh manusia terdiri dari bio, psiko, sosio, dan spiritual. Konsep manusia dibagi menjadi tiga
bagian yaitu manusia sebagai sistem, manusia sebagai adaptif, dan manusia sebagai makhluk
holistik.
Kebutuhan dasar manusia adalah hal-hal seperti makanan, air, keamanan, dan cinta yang
merupakan hal yang penting untuk bertahan hidup dan kesehatan. Dasar kebutuhan manusia
adalah terpenuhinya tingkat kepuasan agar manusia bisa mempertahankan hidupnya. Hirarki
kebutuhan dasar manusia menurut Maslow meliputi lima kategori kebutuhan dasar, yakni
kebutuhan fisiologis, kebutuhan keselamatan dan rasa aman, kebutuhan rasa cinta, memiliki, dan
dimiliki, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri.
3.2 Saran
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan, maka dari itu
kami membutuhkan berbagai masukan-masukan ataupun saran yang bersifat konskruktif untuk
memperbaiki pembuatan makalah selanjutnya.

Posted by Razka Utiya at 3:08:00 AM


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Anda mungkin juga menyukai