Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kerusakan pada gigi merupakan salah satu penyakit kronik yang

umum terjadi pada individu di seluruh dunia. Menurut data riskesdas tahun

2013 sekitar 25,9% penduduk indonesia mempunyai masalah gigi dan

mulut dalam 12 bulan terakhir (potential demand) dan 24,3% dari

kelompok usia 15-24 tahun. Indeks DMF-T indonesia sebesar 4,6 dengan

nilai masing-masing: D-T=1,6; M-T=2,9; F-T=0,08; yang berarti

kerusakan gigi penduduk indonesia 460 buah gigi per 100 orang.(yossy

juliarni)

Masalah utama kesehatan gigi dan mulut yang cukup banyak

adalah karies gigi dan penyakit periodontal. Pada penelitian yang pernah

dilakukan ternyata plak sangat berperan pada terjadinya dua penyakit gigi

dan mulut tersebut(adriana). Dan gingivitis merupakan penyakit

periodontal stadium awal berupa inflamasi gingiva pada jaringan lunak

disekitar gigi dan terjadi karena kebersihan mulut yang tidak memadai

sehingga menyebabkan penumpukan plak dan kalkulus pada gigi(eva).

Plak adalah lapisan tipis, tidak berwarna, mengandung bakteri,

melekat pada permukaan gigi dan selalu terbentuk didalam mulut dan bila

bercampur dengan gula yang ada dalam makanan yang kita makan, akan

membentuk asam. Asam ini akan berada dalam mulut dalam jangka waktu
yang lama, karena gula hasil fermentasi membuat plak menjadi lebih

melekat(adriana).

Plak dapat terbentuk kapan saja, meskipun gigi telah dibersihkan.

Tanpa menerapkan pembersihan gigi yang baik dan benar dapat

mengakibatkan plak semakin melekat yang kemudian akan menjadi karang

gigi yang telah mengalami pengapuran. karang gigi yang semakin

menumpuk pada permukaan gigi selanjutnya akan mengakibatkan

kerusakan pada jaringan penyangga gigi, seperi peradangan pada gingiva

ataupun kerusakan pada tulang penyangga gigi semakin lama

pe;rmaslahan ini dapat membuat gigi goyang selanjutnya dapat mebuat

gigi tercabut dengan sendirinya tanpa dilakukan prosedur pencabutan.

Kebersihan mulut dalam kesehatan gigi dan mulut sangatlah

penting. Beberapa masalah mulut dan gigi dapat terjadi dikarenakan

kurang menjaga kesehatan mulut dan gigi(hidayat rachmat,2016) dan

menyikat gigi merupakan salah satu cara dalam menjaga kebersihan gigi.

Menyikat gigi termasuk salah satu kegiatahn yang telah ada sejak

dahulu kala, barabad tahun kebelakang lamanya. Mulai dari peadaban arab

yang menggunakan kayu kunyah atau biasa disebut dengan siwak, hingga

penggunaan “sikat gig” oleh bangsa cina berupa batang bambu yang

dipasangi bulu babi hutan siberia.

Berlanjut pada peradaban eropa , tulang ulai digunakan sebagai

pengganti bambu untuk batang sikat gigi dan bulu surai kuda sebagai ganti

bulu babi siberia(erwana agam ferry,2015)


Topik utama yang nantinya akan dibahas adalah hal yang

menyangkut kebersihan pada gigi dengan penggunaan siwak dan sikat gigi

berbulu halus, didalam islam diantara amalan rutin yang dilakukan oleh

golongan muslim yaitu membersihkan gigi dengan mrnggunakan siwak

ketika akan melaksanakan sholat. Hal ini berdasarkan hadits-hadits berikut

‫ قال وسلم عليه هللا صلى النبي عن عنه هللا رضي ىريرة ابي عن‬: ‫ّ المرتهم امتي على‬

‫صالة كل عند بالسواك اشق ان ال لو‬. (‫ )مسلم رواه‬Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a.,

dari Nabi saw. Beliau bersabda, “Seandainya aku tidak (khawatir) akan

memberatkan umatku, niscaya aku perintahkan mereka (agar menggosok

gigi) dengan siwak setiap akan salat.” ( HR. Muslim) Hadits di atas

menyiratkan makna bahwa siwak hampir saja diwajibkan kalaulah tidak

memberatkan umat. Bahkan Nabi saw menyangka akan turun ayat

berkaitan perintah siwak. Di antara faedah bersiwak adalah membersihkan

mulut dan gigi, mendatangkan ridha allah, terhindar dari zina, menambah

kefasihan, melipagandakan pahala salat, menguatkan hafalan,

menghilangkan lendir, dan membuat senang malaikat. Maulana Athar

Husen, dalam salah satu tulisannya berkaitan dengan fadhilah siwak

menyebutkan, ada 40 faedah bersiwak .22 Adapun saat yang terbaik dan

disunnahkan bersiwak adalah ketika salat, baik salat fardhu maupu sunnah.

Jadi maksudnya setiap akan memulai dengan salat yang baru maka

disunnahkan mengulangi siwaknya. Bersiwak juga disunnahkan sebelum

tidur baik tudur siang maupun tidur malam. Abu Hurairah menambahkan

sebelum dan sesudah makan sebaiknya bersiwak. Ketika sahur, ketika


membaca AlQur‟an, ketika hendak salat jumat, ketika berpuasa, ketika

ihram, dalam perjalanan, keluar dan masuk rumah, Jamaah Tabligh

meyakini, banyak sekali faedah-faedah menggunakan siwak ini. Ada yang

menyebutkan 70 faedah. Yang paling dasar adalah membersihkan mulut

dan faedah yang paling utama adalah dapat mengucapkan kalimat syahadat

ketika meningal dengan mudah.(zaki, 2015)

Dimasa sekarang ini banyak cara dalam menjaga kembersihan gigi,

mulai dari berkumur dengan obat kumur, menyikat gigi atau melakukan

pemeriksaan gigi 6 bulan sekali, namun yang menjadi pokok dari

pembahasan yaitu tingkat efektifitas dalam mengilangkan plak dengan

membandingkan hasil dari pengguna sikat gigi bulu halus dan pengguna

siwak.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah

penelitian ini adalah :

Apakah ada perbedaan indeks skor plak antara pengguna sikat gigi

bulu halus dengan batang kayu siwak di SDN IKIP 1

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum :

Untuk menyajikan data kesakitan yang diakibatkan oleh plak

Tujun khusus:
Untuk menghilangkan plak secara teratur dengan penggunaan alat

yang efektif dalam menghilangkan plak.

D. Manfaat Penelitian

a. Untuk masyarakat :

yaitu sebagai bahan referensi dan edukasi dalam penanggulangan

karies dan penyakit periodontal yang disebabkan olah plak.

b. Untuk institusi :

sebagai bahan referensi untuk innstitusi yang akan melakukan

penelitian selanjutnya dalam hal pengembangan ilmu dan sebagai

aplikasi ilmu yang diperoleh di politeknik kesehatan makassar

Anda mungkin juga menyukai