Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Skateboard Inline Stadium adalah suatu tempat dimana para


skateboarding dan inliners berkumpul, berlatih dalam sebuah bangunan
indoor. Skateboard adalah sebuah papan yang memiliki empar roda yang
digunakan untuk aktifitas meluncur, sedangkan inline adalah sebuah
sepatu yang memiliki beebrapa roda yg diletakan sejajar untuk berlari.

Setelah ditemukannya Skateboard pada pertengahan tahun 1950-an


di California Amerika Serikat, hobi olah raga ekstrim ini mulai diminati
terutama oleh anak-anak muda di seluruh dunia. Skateboarding yang
merupakan salah satu bagian dari olah raga ekstrim ini menjadi olah raga
yang berkembang pesat sampai saat ini. skateboarding telah menjadi
kegiatan yang dicari orang untuk belajar, apakah sebagai hobi atau sebagai
karir masa depan yaitu menjadi professional skateboarder. Di negara kita
Indonesia, sampai saat ini sudah mulai mengikuti perkembangan olahraga
ekstrim skateboard. hal ini dibuktingan dengan banyaknya anak-anak
muda di indonesia yang sudah menjadi skateboarder, baik itu sebagai hobi
maupun skateboarder amatir dan skateboarder profesional. Sama halnya
juga bagi anak-anak dari umur di atas 10 tahun sampai ramaja yang baru
akan memulai hobi ini. tidak diragukan lagi bahwa perkembangan dunia
olah raga ekstrim ini sangat pesat sekali, di tambah lagi dengan adanya
tren fashion para skateboarder yang meng-influence banyak anak muda di
negara kita sehingga menjadikannya sebuah sebutan baru dalam dunia ini
yaitu poser atau skater look, merupakan sebutan bagi mereka yang hanya
mengikuti gaya seorang skateboarder tetapi tidak menggeluti hobi ini.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Indonesian Skateboarder
Association (ISA) beberapa skateboarder Indonesia sudah
membuahkan hasil dalam level internasional, diantaranya ada Ardi poli
yang menjadi juara X Games china Vert Skateboarding Class, Reno
Pratama sebagai juara ke-3 street skateboarding ESPN X Games di
Thailand, Pevi Permana menjadi juara ke-3 Tampa AM kelas street
skateboard di Amerika Serikat dan masih banyak lagi skateboarder
Indonesia yang mengharumkan nama negara di kelas International
Skateboarding. Dan pada perhelatan akbar Asian games 2018 Jakarta-
Palembang Team Skateboarding Indonesia Menyumbang 2 medali perak
dan 2 medali perunggu, hal ini menjadi motivasi para skaters disamarinda
untuk lebih berprestasi.

Disamarinda perkembangan skateboard dan inline juga ikut


berkembang banyaknya anak-anak muda yang menggeluti olahraga
extream ini, mereka tersebar dipenjuru kota samarinda bermain ditempat-
tempat umum maka perlu adanya sebuah perencanaan skateboard inline
stadium untuk memfasilitasi mereka agar tidak membahayakan atau
menggangu aktivitas orang lain. Di Kota Samarinda perkembangan
Skateboard dan Inline dimulai di tahun 2004, pada saat itu skaters dan
Inliners berkumpul di gedung PKK untuk berlatih, namun setelah tujuh
tahun berdiri PKK skatepark harus dibongkar menjadi taman kota. Setelah
PKK skatepark dibongkar para skaters Samarinda mulai berpencar-pencar
untuk bermain skate dan inline, banyak event yang diadakan para skaters
Samarinda diantaranya Go Skateboarding days, Battle at sempaja namun
karena terbatasnya fasilitas para skaters mulai kebingungan untuk
mengadakan event di Kota Samarinda, mereka banyak mengikuti event-
event yang ada di Balikpapan karena kota Balikpapan sudah memiliki
fasilitas Skatepark yang layak, bahkan di Samarinda memiliki Nama besar
seperti Ramadhan dan Jefry Royen yang pernah mengikuti Singapore
Open Extream Champion mewakili Kota Samarinda dan menyabet medali
perak. Peminat olahraga extream ini sangat diminati para kaula muda di
Samarinda mulai dari anak-anak SMP sampai Orang dewasa pun sangat
antusias menggeluti olahraga extream ini sehingga banyaknya komunitas-
komunitas Skateboard dan Inline salah satunya Right Wing ,diperkirakan
terdapat hampir 200 orang yang menggeluti olahraga ini, namun karena
keterbatasannya fasilitas membuat mereka kebingungan untuk berlatih dan
bermain terkadang mereka melakukan swadaya untuk membuat rintangan
kecil-kecilan untuk berlatih. Dengan adanya perencanaan Skateboard
Inline Stadium ini dapat mewadahi para penggelut olahraga extream ini
dan membuat Kota Samarinda lebih kompetitif dalam mengadakan event-
event besar Skateboard dan Inline.

Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan tempat untuk bermain,


berlatih, dan berolahraga skating dan inline di samarinda yang nyaman
bagi masyarakat kota dan disebut “skateboard inline stadium”. Arena
bermain ini ditunjukan bagi masyarakat umum yang tidak hanya berfungsi
sebagai sarana olahraga namun juga sarana rekreasi melepas penat, sarana
berkumpul, dan mempunyai fasilitas komersil lain (seperti workshop,
skate shop, tempat makan, dan live music,taman) yang menunjang.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Bagaimana merencanakan skateboard inline stadium dengan


indoor main area dengan penerapan efek fisika bangunan?

1.3 BATASAN MASALAH


 Penekanan efek pencahayaan dan bukaan akan diterapkan pada
main indoor area?
 Berdasarkan penggunaannya, skateboard dan inline akan menjadi
obstacle yang berbeda?

1.4 TUJUAN

Merencanakan bangunan Skateboard inline stadium dengan


penerapan efek pencahayaan dan bukaan pada bangunan.

1.5 SASARAN

 Sebagai tempat berkumpulnya masyarakat kota samarinda yang


menggemarin skateboard dan inline
 Sebagai sarana tempat berlatih Skateboard dan Inline di kota
Samarinda

1.6 Manfaat

 Manfaat umum
Dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat atau
kalangan mahasiswa tentang bagaimana sebuah perencanaan suatu
Skateboard inline park yang terkonsep
 Manfaat perencana
Memberikan wawasan tambahan bagaimana merencanakan
sebuah arena olahraga extream

1.7 Keaslian Judul

Dengan sebenarnya bahwa penulisan Laporan Stupa VI ini


berdasarkan hasil penelitian, pemikiran dan pemaparan asli dari sendiri,
baik untuk naskah laporan maupun kegiatan Programming yang tercantum
sebagai bagian dari Laporan Stupa VI ini. Judul yang saya ambil ini
berlokasikan di Kota Samarinda tanpa ada mengikuti perencanaan orang
lain dan ini merupakan sesuatu yang baru di Kota Samarinda.

Untuk data dan referensi, saya selalu mencantumkan sumber sesuai


dengan apa yang di data, tanpa mengubah atau merusak.

1.8 Meteodologi

Metode Pembahasan yang akan digunakan dalam perencanaan


Wisata Edukasi Ikan Air Twar Khas Lokal Di Kota Samarinda ini
menggunakan beberapa tahapan, berupa

1. Data Primer
a. Survey
Survey yang dilakukan untuk mendapatkan data yang berkaitan
dengan perencanaan antara lain sebagai berikut :
• Lokasi yang direncanakan
• Kondisi sekitar site
• Data Lokasi Tapak
• Alur sirkulasi sekitar tapak
b. Observasi
Melakukan perbandingan terhadap beberapa Pembudidaya ikan air
tawar konsumsi di kawasan Kota Samarinda dan mencari sumber dari
internet, dan hasilnya dicatat sedemikian rupa sehingga dapat dijadikan
panduan penulis dalam perencanaan

2. Data Sekunder
a. Studi Literature
Dengan adanya studi literature guna bertujuan mendapatkan dasar – dasar
teori diantaranya adalah :
• Buku Data Arsitek sebagai acuan dalam perencanaan
• Standar perencanaan bangunan Pusat Balai Pelatihan Budi Daya
Ikan Air Tawar Konsumsi Di Kota Samarinda sesuai dengan yang
mengacu pada RTH
• Data internet tentang contoh bangunan beserta fasilitas dan
pendekatan terhadan perencanaan Pusat Balai Pelatihan Budi Daya Ikan
Air Tawar Konsumsi Di Kota Samarinda.
b. Data
Data yang diperoleh dari Daerah Kota Samarinda, data tersebut meliputi :
• Pengumpulan data lokasi
• Pengumpulan data tata kota
• Pengumpulan data fasilitas Balai Pelatihan yang ada di Samarinda

• Pengumpulan data RTH

Metodologi Analisa
1.8.1 Analisa Kegiatan/Aktivitas
Melakukan analisa terhadap seluruh kegiatan yang ada di dalam
maupun luar Pusat Balai Pelatihan Budi Daya Ikan Air Tawar Konsumsi
Di Kota Samarinda.
1.8.2 Analisa Kebutuhan Ruang
Melakukan analisa mengenai kebutuhan ruang yang akan
digunakan untuk mewadahi semua aktivitas pengguna guna mendukung
kegiatan maupun kebutuhan komponen secara menyuluruh.
1.8.3 Analisa Besaran Ruang

Melakukan analisa besaran ruang dengan acuan dari berbagai


macam standart dan dari berbagai macam referensi, diantaranya buku data
arsitek dan dimensi ruang.

1.8.4 Analisa Penentuan Lokasi


Pada tahapan ini akan dilakukan analisa site yang akan dipilih
dengan penjelasan mengapa site tersebut menjadi pilihan.
Kriteria site yang akan dipilih diantaranya adalah :
• Berada di Kota Samarinda
• Mudah Diakses segala mode transportasi
• Berdekatan dengan sumber air tawar
• Memilih lahan yang mempunyai kontur (topografi) yang sesuai.
1.8.5 Analisa Site
Melakukan analisa site dalam proses perencanaan diantaranya
adalah analisa view, sirkulasi, transportasi, infrastruktur, sinar matahari,
aspek angin dan vegetasi. Analisa site ini akan berfungsi sebagai konsep
orientasi dan tata ruang bangunan.
1.8.6 Analisa Bentuk Bangunan

Melakukan analisa terhadap bentuk yang digunakan sebagai


pemecahan masalah, mulai dari pencarian bentuk hingga filosofi serta
penjelasan mengapa bentuk terpilih

1.9 Kerangka pikir

TAHAP TAHAP TAHAP TAHAP


pendahuluan Penentuan Judul

Latar Belakang
Penekanan Judul

Rumusan Masalah

Permasalahan

Batasan Masalah

Sistematika Penulisan

Kerangka Pikir
TAHAP TAHAP ANALISA Pelaku, Kegiatan dan
KEBUTUHAN RUANG Rekap Kebutuhan Ruang
Analisa

Hubunga Ruang (matrik),


Pola Hubungan Ruang

TAHAP ANALISA Pemilihan lokasi site


SITE (3 alternatif)

Analisa site terpilih

Bentuk dan dimensi site

Kontur tanah

Arah dan gerak lintasan


matahari

VIEW / potensi
TAHAP ANALISA pandanganmatahari
Bentuk Ruang, Massa

Pola Organisasi Ruang dan Massa

TAHAP ANALISA
Struktur, Sanitasi, Gubahan Ruang dan Gubahan Massa
keamanan Gedung

TAHAP TAHAP Konsep Luasan Efektif Lahan


KONSEP Penggunaan Lahan (KDB dan KDH)

Rancangan Jumlah Lantai

TAHAP Konsep
Sirkulasi

TAHAP Konsep
Gubahan Massa
TAHAP Konsep
Bentuk Bangunan

TAHAP Konsep
Struktur, Sanitasi,
Keamanan

TAHAP Konsep
Kenyaman, Material dan
Warna

TAHAP TAHAP Pengembangan


Pengembangan Rencana Tapak

TAHAP
Site plan

TAHAP
Tampak dan Potongan
keseluruhan

TAHAP
Rencana

TAHAP
Detail Arsitektur dan
Perspektif

TAHAP
Pembuatan MAKET

1.10 Sistematika Penulisan


Secara garis besar konsep perancangan ini terbagi menjadi dalam
beberapa tahap yaitu :
Bab I Pendahuluan
Berisi pengertian judul, latar belakang masalah, rumusan masalah,
permasalahan batasan masalah, dan sistematika penulisan. Serta berisikan
tentang teori arsitektur baik berupa ilmu arsitektur dasar maupun peraturan
pemerintah tentang perencanaan Perpustakaan Dalam Provinsi Samarinda
yang di ambil dari buku, media elektronik seperti internet, maupun survey
ke lokasi terkait.
Bab II Landasan Teori
Landasan Teori berisikan daftar teori yang akan menjadi panduan
ataupun perarturan yang digunakan sebagai pekembangan dalam
perancangan konsep.
Bab III Gambaran Umum Lokasi
Gambaran Umum Lokasi berisikan daftar atau penggambaran
kondisi eksisting pada tiga lokasi yang salah satunya akan di pilih dalam
perancangan dan ditinjau oleh peraturan RTRW.
Bab IV Analisa Perencanaan
Analisa Perencanaan berisikan daftar kegiatan pengguna bangunan,
kebutuhan ruang pada bangunan dan besarannya, serta pola hubungan
ruang dalam bangunan tersebut. Sedangkan analisa site berisikan tentang
informasi dimana bangunan akan didirikan, serta memilih lokasi dan
menganalisa utilitas kota pada sekitar site.
Bab V Konsep Perencanaan
Berisikan konsep dasar perencanaan seperti misalnya konsep
tatanan masa bangunan, bentuk bangunan, struktur bangunan, dan macam-
macam utilitas yang di butuhkan oleh bangunan.
Bab VI Penutup
Berisikan Kesimpulan dan saran
• Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai