Document 1
Document 1
1 LATAR BELAKANG
Upaya yang dilakukan rumah sakit untuk meningkatkan keselamatan pasien antara lain
melalui program tujuh langkah menuju keselamatan rumah sakit dan penerapan standar
keselamatan pasien rumah sakit. Langkah awal dalam mencapai keselamatan pasien tersebut
adalah melalui penerapan budaya keselamatan pasien yang disertai kepemimpinan yang baik.
Hal ini tertuang dalam tahap pertama program tujuh langkah menuju keselamatan rumah sakit
yakni bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien, ciptakan kepemimpinan dan budaya
yang terbuka dan adil.
Membangun budaya keselamatan pasien yang memungkinkan seluruh tim mendukung dan
meningkatkan keselamatan pasien dipengaruhi oleh kepemimpinan yang kuat. Lingkup
kepemimpinan dalam penerapan budaya keselamatan pasien salah satunya adalah
kepemimpinan kepala ruang. Upaya kepala ruang dalam melaksanakan kepemimpinan yang
efektif di ruangannya mempengaruhi penerapan budaya keselamatan pasien. Kepala ruang
akan dapat mempengaruhi strategi dan upaya menggerakkan perawat dalam lingkup
wewenangnya untuk bersama-sama menerapkan budaya keselamatan pasien.Upaya untuk
menjadi pemimpin yang paling efektif yaitu perlunya menyesuaikan gaya-gaya
kepemimpinannya terhadap situasi.14 Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang
dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu, untuk mencapai
suatu tujuan.
1
1.2 TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Ismail solihin (2009), kepemimpinan adalah proses yang dilakukan oleh
pemimpin untuk mempengaruhi dan mengarahkan para bawahannya untuk mengerjakan tugas
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang
untuk mempengaruhi kelompok untuk mencapai tujuan yang diharapkan (Robbins dan Coulter,
2002).
Secara klasikal, kepemimpinan dalam bahasa Inggris disebut sebagai leadership yang berarti
being a leader power of leading: the qualities of leader.2 Namun secara terminology, ada
beberapa kepemimpinan menurut para ahli yang dipandang dari berbagai perspektif tergantung
dari sudut mana para ahli memandang hakikat kepemimpinan.
1. Beberapa pendapat para ahli tentang kepemimpinan mengandung pengertian dan makna yang
sama. Antara lain dikemukakan oleh:1. SutartoKepemimpinan adalah rangkaian kegiatan
penataan berupa kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain dalam situasi tertentu agar
bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.2. Sondang P.
SiagianKepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain agar melaksanakan
pekerjaan bersama menuju suatu tujuan tertentu.3. Ordway TeadKepemimpinan adalah
aktifitas mempengaruhi orang-orang agar mau bekerjasama untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.4. George TerryKepemimpinan adalah hubungan yang erat ada dalam diri orang
atau pemimpin, mempengaruhi orang-orang lain untuk bekerja sama secara sadar dalam
hubungan tugas untuk mencapai keinginan pemimpin.5. Franklin G. MoooreKepemimpinan
adalah kemampuan membuat orang-orang bertindak sesuai dengan keinginan pemimpin.
1. Kepemimpinan berarti melibatkan orang atau pihak lain, yaitu para karyawan atau
bawahan (fllowers). Para karyawan atau bawahan harus memiliki kemauan untuk
menerima arahan dari pemimpin. Walaupun demikian, tanpa adanya karyawan, tidak
akan ada pemimpin.
2. Seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang yang dengan kekuasaannya (his or
herpower) mampu menggugah pengikutnya untuk mencapai kinerja yang memuaskan.
Para pemimpin dapat menggunakan bentuk-bentuk kekuasaan atau kekuatan yeng
berbeda untuk mempengaruhi perilaku bawahan dalam berbagai situasi.
3. Kepemimpinan harus memiliki kejujuran terhadap diri sendiri (integrity), sikap
bertanggung jawab yang tulus (compassion), pengetahuan (cignizance), keberanian
bertindak dengan keyakinan (commitment), kepercayaan pada diri sendiri dan orang
lain (confidence) dan kemampuan untuk meyakinkan orang lain (comminication)
dalam mambangun organisasi.
Seorang pemimpin terutama harus mempunyai fungsi sebagai penggerak atau dinamisator dan
koordinator dari sumber daya manusia, sumber daya alam, semua dana dan sarana yang
disiapkan oleh sekumpulan manusia yang berorganisasi untuk mencapai sebuah tujuan.
2
Berdasarkan uraian di atas dapat diidentifikasikan beberapa komponen dalam kepemimpinan,
yaitu:
1. Jujur
2. Terbuka
3. Terus belajar
4. Enterpreuner (Wira Usaha)
5. Disiplin
Kepemimpinan adalah kemampuan membuat seseorang mengerjakan apa yang tidak ingin
mereka lakukan dan menyukainya (Truman dalam Gillies, 1996). Kepemimpinan merupakan
penggunaan keterampilan mempengaruhi orang lain untuk melaksanakan sesuatu dengan
sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya (Sullivan & Decleur, 1989). Kepemimpinan
adalah serangkaian kegiatan untuk mempengaruhi anggota kelompok bergerak menuju
pencapaian tujuan yang ditentukan (Baily, Lancoster & Lancoster, 1989). Kepemimpinan
adalah sebuah hubungan dimana satu pihak memiliki kemampuan yang lebih besar untuk
mempengaruhi perilaku pihak lain yang didasarkan pada perbedaan kekuasaan antara pihak-
pihak tersebut (Gillies, 1996). Sedangkan menurut Ngalim Purwanto (1993: 26),
"Kepemimpinan sebagai suatu bentuk persuasi, suatu seni pembinaan kelompok orang-orang
tertentu, biasanya melalui 'human relations' dan motivasi yang tepat, sehingga tanpa adanya
rasa takut mereka mau bekerja sama dan membanting tulang memahami dan mencapai segala
apa yang menjadi tujuan-tujuan organisasi". Rumusan komponen yang ada dalam
3
kepemimpinan ada empat aspek, yaitu: 1) Leader, 2) Pengikut, 3) tujuan, dan 4) situasi dan
komunikasi.
Pemimpin yang handal harus mempunyai syarat menunjukkan kecakapannya. Ada 3 syarat
pemimpin yaitu : kekuasaan (legalitas yang memberikan wewenang kepada pemimpin untuk
memimpin suatu kelompok), kewibawaan (kelebihan, keunggulan yang dimiliki seseorang
yang membuat orang lain bersedia melakukan perbuatan tertentu), dan kemampuan (segala
kesanggupan, kecakapan yang dianggap melebihi kemampuan anggota kelompok lainnya).
Pemimpin memiliki peran interpersonal role (berkaitan dengan hubungan antar pribadi),
informational role (berhubungan dengan informasi, baik yang diterima maupun yang akan
disampaikan), dan desicional role (terkait dengan pembuatan keputusan).
Sebagai seorang pemimpin yang memiliki kekuasaan , kewibawaan dan kemampuan di atas
anggota kelompok lainnya maka dalam kepemimpinan harus memperhatikan azas-azas
kepemimpinan.
1. Azas Kemanusiaan
2. Azas Efisiensi Dengan sumber daya yang terbatas, pemimpin dapat mengefisienkan untuk
kepentingan kelompoknya 3. Azas kesejahteraan yang lebih merata Pemimpin
berusaha mengurangi kesenjangan dan konflik yang dapat mengganggu jalannya organisasi
Gaya kepemimpinan merupakan cara seseorang memanfaatkan kekuatan yang tersedia untuk
memimpin orang lain. Setiap pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda. Ada 3
faktor yang menjadi kunci gaya kepemimpinan seseorang yang merupakan faktor yang saling
melengkapi dan mempengaruhi satu sama lainnya, yaitu: pemimpin itu sendiri, orang yang
dipimpin dan situasi.Bila dilihat dari pemimpin itu sendiri, bisa dipelajari teori bakat; bila
dilihat pemimpin itu sendiri dan orang yang dipimpin, maka bisa dicocokkan dengan teori
perilaku; dan bila dilihat situasinya, maka bisa menggunakan teori situasional.
1. Teori bakat
Teori bakat dikenal dengan “Great Man Theory”. Teori bakat muncul karena adanya keyakinan
bahwa kemampuan memimpin hanya dimiliki oleh orang yang dilahirkan dengan bakat
tersebut. Teori ini tidak sepenuhnya benar sebab setiap orang bisa menjadi pemimpin, dan
mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan kepemimpinannya.
2. Teori Perilaku, yang biasa digunakan Kurt Lewin (1960) a. Otokratik : Pada gaya otokratik
pemimpin melakukan kontrol maksimal terhadap staf, membuat keputusan sendiri dalam
menentukan tujuan kelompok. Lebih menekankan pada penyelesaian tugas dari pada hubungan
interpersonal. Gaya ini cenderung menyebabkan permusuhan dan agresif atau apatis sampai
menurunnya inisiatif. Contoh Kepala Ruang menetapkan jadwal dinas, sanksi sesuai aturan,
tanpa mempertimbangkan alasan staf perawat yang mengajukan ijin b. Demokratik : Pemimpin
mengikutsertakan bawahan dalam proses pengambilan keputusan. Lebih menekankan pada
hubungan interpersonal dan kerja kelompok.Pemimpin menggunakan posisinya untuk
mendapatkan pandangan dan pemikiran bawahan serta memotivasi mereka untuk menentukan
tujuan dan mengembangkan rencana. Hal ini cenderung meningkatkan produktivitas dan
kepuasan kerja. Contoh Kepala Bidang Keperawatan selalu meminta Kepala Ruang
memberikan masukan untuk sebuah perubahan kebijakan
5
Pemimpin perlu memahami karakteristik dirinya dan bawahannya agar dalam menyelesaikan
masalah pemimpin dapat mengambil keputusan yang tepat, antara lain :
1. Tipe KharismatikTipe ini mempunyai daya tarik dan pembawaan yang luar biasa, sehingga
mereka mempunyai pengikut yang jumlahnya besar. Kesetiaan dan kepatuhan pengikutnya
timbul dari kepercayaan terhadap pemimpin itu. Pemimpin dianggap mempunyai kemampuan
yang diperoleh dari kekuatanYang Maha Kuasa.2. Tipe PaternalistikTipe Kepemimpinan
dengan sifat-sifat antara lain;
d. Tipe Otoriter
4. Tipe Militeristik
5. Tipe Demokrasi
6
Tipe demokrasi mengutamkan masalah kerja sama sehingga terdapat koordinasi pekerjaan
dari semua bawahan. Kepemimpinan demokrasi menghadapi potensi sikap individu, mau
mendengarkan saran dan kritik yang sifatnya membangun. Jadi pemimpin menitik beratkan
pada aktifitas setiap anggota kelompok, sehingga semua unsure organisasi dilibatkan dalam
aktifitas, yang dimulai penentuan tujuan,, pembuatan rencana keputusan, disiplin.
Secara operasional, fungsi kepemimpinan dapat dibedakan dalam lima pokok kepemimpinan.
Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Imam Wahyudi 24 yaitu sebagai berikut :
7
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN