LAPORAN PRATIKUM
Oleh :
Kelompok 1 / Golongan
BAB 1. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Supaya mahasiswa memahami dan mengerti jenis-jenis pertumbuhan tanaman dan dapat
membedakan berdasarkan morfologi dan fungsinya.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
3.2.1 Bahan
3.2.2 Alat
1. bak pengecambah
2. beaker glass
3. kertas label
4. handpyer
10 - - -
Tabel 2. Pertumbuhan tanaman dikotil hipogeal yaitu kacang polong
Jenis Panjang Panjang Panjang
No Tanaman Ul Gambar Hipokotil Epikotil Kecambah
1 28 cm 16,5 cm 44,5 cm
2. Kacang 2 26,5 cm 12 cm 38,5 cm
Polong 3 27,5 cm 13 cm 40,5 cm
4 27 cm 15 cm 42 cm
5 30 cm 14,5cm 44,5 cm
6 30 cm 18,5cm 48,5 cm
7 28 cm 16,5cm 44,5 cm
8 24 cm 13,5 cm 37,5 cm
9 24 cm 16,5cm 40,5 cm
10 31,5 cm 12 cm 43,5 cm
10 - cm - cm - cm
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami lakukan pada 4 jenis tanaman
yng berbeda dengan masing-masing tanaman 10 tanaman yang telah ditanam selama
satu minggu, diperoleh beberapa informasi mengenai pertumbuhan pada tanaman
yang telah kami ukur. Pada tabel 1, tanaman jagung yang merupakan tanaman
monokotil hipogeal menunjukkan pertumbuhan cukup baik meskipun terdapat satu
tanaman yang tidak tumbuh. Dari ke-10 tanaman jagung, panjang hipokotillnya
berbeda-beda mencapai kisaran 1-5 cm, panjang epikotilnya berkisar 4,5-30 cm, dan
panjang kecambah berkisar 3-31,5 cm. Pada tabel 2 yaitu pertumbuhan pada tanaman
kacang polong yang merupakan tanaman dikotil hipogeal menunjukkan pertumbuhan
yang sangat baik. Dari ke-10 tanaman kacang polong terdapat panjang hipokotil
mencapai kisaran 24-39 cm, panjang epikotilnya ialah antara 12-18,5 cm, dan
panjang perkecambahan yang berkisar antara 28,5-44,5 cm. Pada tabel 3 yaitu
pertumbuhan pada kacang tanaah sebagai tanaman dikotil hipogeal menunjukkan
bahwa dari ke-10 tanaman, panjang hipokotil kacang tanah berkisar antara 1,3-7 cm
yang mana terdapat satu tanaman yang belum tumbuh, sedangakan untuk panjang
epikotilnya belum tumbuh, dan panjang kecambah berkisar 2,5-6,7 cm yang mana
terdapat dua tanaman yang belum tumbuh. Pada tabel 4 yaitu tanaman kedelai yang
merupakan tanaman dikotil epigeal menunjukkan bahwa panjang hipokotilnya
berkisar antara 2,5-7 cm dimana terdapat 6 tanaman yang belum tumbuh, sementara
panjang epikotilnya tidak ada, dan panjang kecambahnya berkisar antara 2,5-7 cm
yang mana terdapat 6 tanaman yang belum tumbuh. Dari uraian diatas menunjukkan
bahwa terjadi perbedaan pertumbuhan pada semua tanaman yang ditanam baik
berbeda jenis maupun sesama jenis. Hal ini disebabkan oleh beberapa perbedaan
seperti tingkat kematangan biji, ukuran biji, daya serap biji terhadap air, umur benih
dalam simpanan, kesehatan pathogenesisnya, intensitas cahaya, media tanam dan
hormon. Penyinaran cahaya dan air pada tanaman satu dengan lainnya berbeda
meskipun dalam media dan jenis tanaman yang sama sekalipun karena setiap tanaman
memiliki karakteristik dan kemampuan menyerap air yang berbeda. Media yang
digunakan juga terbatas sehingga memungkinkan terjadinya kompetisi atau
persaingan dalam perebutan nutrisi tanaman dalam tanah sehingga tanaman yang
mampu bersaing dalam hal nutrisi maka dapat mempertahankan hidupnya dan akan
tumbuh dengan baik sedangkan tanaman yang tidak memperoleh nutrisi,
pertumbuhannya akan terhambat.
Pertumbuhan tanaman pada tanaman berbiji yang telah dilakukan pada
tanaman jagung,kacang tanah, kacang polong dan kedelai diawali dengan proses
perkecambahan yaitu proses dari biji sampai terbentuknya tumbuhan kecil.
Perkecambahan dimulai dengan proses penyerapan air oleh biji yang disebut imbibisi.
Proses ini menyebabkan enzim-enzim pada biji menjadi aktif sehingga dapat
memecah berbagai zat makanan untuk pembentukan struktur tubuh. Proses imbibisi
berguna untuk melunakkan kulit biji dan menyebabkan pengembangan embrio dan
endosperma yang mengakibatkan robek atau pecahnya kulit biji sehingga radikula
keluar. Kecepatan penyerapan air dipengaruhi oleh permeabilitas kulit biji,
konsentrasi air, suhu, tekanan hidrostatik, luas permukaan biji yang kontak dengan
air, daya intermolekuler, komposisi kimia, dan aktivasi enzim. Setelah imbibisi,
proses selanjutnya yaitu digestion atau pencernaan makanan yang merupakan proses
pemecahan zat atau senyawa bermolekul besar dan kompleks menjadi senyawa
bermolekul lebih kecil, sederhana, larut dalam air dan dapat diangkut melalui
membran dan dinding sel. Proses ini dibantu oleh enzim. Kemudian hasil pencernaan
makanan cadangan yang berupa asam amino, asam lemak dan glukosa diangkut dari
jaringan penyimpanan ke daerah yang membutuhkan. Proses selanjutnya ialah
asimilasi yaitu pembangunan kembali setelah pencernaan makan cadangan. Pada
proses ini protein yang telah dirombak akan disusun kembali menjadi protein baru
yang berfungsi untuk pembentukan sel baru untuk pertumbuhan. Pertumbuhan
merupakan memerlukan energi melalui pernapasan yang merupakan proses
perombakan makanan menjadi senyawa yang lebih sederhana. Kandungan air dalam
biji juga sangat penting karena perkecambahan suatu tanaman akan terjadi apabila
kadar air dalam biji meningkat. Maka dari itu pada praktikum kali ini perawatan
dengan menyemprotkan air setiap hari pada tanaman sanagat dibutuhkan, terutama
untuk proses perkecambahan tanaman tersebut agar tanaman dapat tumbuh secara
optimal.
Perkecambahan pada tanaman berbiji dibagi menjadi 2 tipe perkecambahan
berdasarkan letak kotiledonnya. Seperti yang telah kami lakukan pada praktikum kali
ini yang menggunakan tanaman jagung sebagai contoh tanaman monokotil hipogeal.
Perkecambahan hipogeal yaitu tipe perkecambahan di bawah tanah dimana
epikotilnya tumbuh memanjang sehingga plumula menembus kulit biji dan muncul ke
permukaan tanah meninggalkan kotiledon. Sedangakan tanaman kedelai sebagai
contoh jenis tanaman dikotil epikotil. Perkecambahan epikotil ialah perkecambahan
diatas tanah sebagai akibat dari hipokotil yang memanjang sehingga plumula dan
kotiledon terdorong ke atas tanah.
Proses perkecambahan tanaman dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh tumbuhan itu
sendiri seperti gen, hormon yaitu hormon auksin dan giberelin, kematanagan biji dan
sifat dormansi biji. Sedangakan faktor ekternal biasanya dari lingkungan tempat
tubuh tanaman itu sendiri seperti suhu, kelembaban, cahaya, air, dan tanah. Kualitas
biji yang baik akan mempengaruhi proses perkecambahan. Begitupula dengan
kandungan air dalam biji Yng memegang peran penting pada proses ini karena
perkecambahan sangat bergantung terhadap komposisi air dalam biji, sementara jenis
dan tekstur tanah juga penting dalam proses ini. Seperti praktikum yang telah
dilakukan dengan menanam tanaman pada pasir karena pasir memiliki pori-pori tanah
yang besar sehingga menyimpan banyak air yang berfungsi sebagai penyerapan air
untuk pada proses imbibisi sehingga proses perkecambahan dapat berlangsung
dengan baik.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pertumbuhan tanaman pada setiap tanaman berbeda-beda meskipun dalam
jenis tanaman yang sama maupun berbeda, hal ini dipengaruuhi oleh beberapa faktor
seperti fissiologi benih dan faktor lingkungan lainnya. Pertumbuhan pada tanaman
diawali oleh proses perkecambahan. Terdapat dua jenis perkecambahan menurut letak
kotiledonnya yaitu perkecambahan hipogeal dan epigeal. Perkecambahan dipengaruhi
oleh beberapa faktor salah satunya adalah air yang merupakan unsur penting dalam
proses perkecambahan karena kandungan air dalam biji lah yeng mengawal
terjadinya proses perkecambahan melalui proses imbibisi.
5.2 Saran
Menurut saya dalam praktikum kali ini, sebaiknya praktikan tidak hanya
mengamati pertumbuhan perkecambahan saja tapi juga mengamati fisiologi benih
tanaman agar semua tanaman dapat tumbuh dengan baik. Praktikan perlu juga
melakukan pengamatan dengan memperhatikan beberapa faktor lain yang
mempengaruhi proses perkecambahan tidak hanya pada kadar air dan media saja agar
jika salah satu perkecambahan tanaman terhambat dapat dijelaskan dalam berbagai
faktor tersebut. Selain itu, dalam setiap lebih baik pre-test diselingi dengan post-test
karena pemahaman praktikan tentang kegiatan praktikum sangat penting tidak hanya
teori sebelum praktikum saja.
DAFTAR PUSTAKA
Alaba.E, gbadosi. 2013. Germination biology of pricalina nitida (stapf) under pretreatment.
Biological Sciences. Vol. 3 (1), pp. 013-020
Annisa, satyanti. 2009. Functional Importance of Seed Weight on the Seedling Establishment
of Syzygium bankense (Hassk.) Merr. & L.M. Perry and Quercus gemelliflora
Blume. Biodiversitas. 10 (1) : 29-33
Das, niamjit. 2014. The Effect of Seed Sources Variation and Presowing Treatments
on the Seed Germination of Acacia catechu and Elaeocarpus floribundus
Species in Bangladesh. Forestry Research. Volume 2014, Article ID
984194 : 8
Marthen, E. Kaya dan H. Rehatta. 2013. Pengaruh perlakuan pencelupan dan perendaman
terhadap perkecambahan benih sengon (Paraserianthes falcataria L.). agrogolia.
2(1): 10- 16
Robinson, richard. 2001. Plant sciences. New york : macmillan reference USA
Suhartati. dan Syofia Rahmayanti. 2013. Evaluasi pertumbuhan asal sumber benih dan
Acacia mangium Eucalyptus pellita di kalimanta selatan. Tekno Hutan Tanaman.
6 (2):47 – 54
Sunarlim,novianti. S. I. Zam, dan J. Purwanto. 2012. Perlukaan benih dan perendaman
dengan antonik pada perkecambahan benih dan pertumbuhan tanaman semangka
non biji (Citrullus vulgaris Schard L.). Agroteknologi.2(2): 29-32
Wahyudi,dan Sudu panjaitan. 2011. Model pertumbuhan dan hasil tanaman shore
leprosula pada sistem tebang pilih tanam jalur teknik silin. Penelitian
dipterokarpa. 5(2):37-38