BAB 1-3 Desa Mekarbakti
BAB 1-3 Desa Mekarbakti
PENELITIAN
Disusun Oleh :
Dokter Pembimbing :
PENDAHULUAN
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik untuk bayi yang mengandung sel darah
putih, protein dan zat kekebalan yang cocok untuk bayi. ASI membantu pertumbuhan dan
perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari penyakit (Profil Kesehatan RI,
2013). Menurut World Health Organization ASI Ekslusif adalah memberikan hanya ASI saja
tanpa memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan,
kecuali obat dan vitamin. Namun bukan berarti setelah pemberian ASI eksklusif pemberian
ASI dihentikan, tetapi tetap diberikan kepada anak sampai berusia 2 tahun (WHO, 2017).
Dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian anak, United Nations
Childrens Fund (UNICEF) dan World Health Organization (WHO) merekomendasikan
sebaiknya anak hanya disusui air susu ibu (ASI) selama paling sedikit enam bulan. Selain itu
UNICEF dan WHO merekomendasikan pemberian ASI eksklusif sampai bayi berumur enam
bulan. ASI eksklusif dianjurkan pada beberapa bulan pertama kehidupan karena ASI tidak
terkontaminasi dan mengandung banyak gizi yang diperlukan anak pada umur tersebut.
Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang
kurang jika dibandingkan dengan anak seusianya. Indonesia saat ini tengah bermasalah dengan
stunting. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) 2013 menunjukkan prevalensi stunting di
Indonesia mencapai 37,2%. Pada tahun 2017
22,2% atau sekitar 150,8 juta balita di dunia
mengalami stunting dan lebih dari
setengah balita stunting di dunia
berasal dari Asia (55%)
sedangkan lebih dari sepertiganya (39%) tinggal di Afrika. Data prevalensi balita stunting yang
dikumpulkan World Health Organization (WHO), Indonesia termasuk ke dalam negara ketiga
dengan prevalensi tertinggi di regional Asia Tenggara/South-East Asia Regional (SEAR).
Rata-rata prevalensi balita stunting di Indonesia tahun 2005-2017 adalah 36,4%. Stunting dapat
dicegah yaitu salah satu caranya dengan pemberian ASI dan MPASI.
Berkaitan dengan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
hubungan pengetahuan ibu yang memiliki anak usia 2-5 tahun mengenai ASI eksklusif
terhadap angka kejadian stunting di desa Mekarbakti, Sumedang, Jawa Barat. Hal ini tentunya
berguna, selain untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dan dapat
menjadi informasi untuk kepada ibu bahwa pemberian ASI merupakan salah satu pencegahan
anak untuk mengalami stunting.
I.2 Rumusan Masalah
1. Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan ibu yang memiliki anak usia 2-5
tahun tentang pemberian ASI eksklusif terhadap angka kejadian stunting di desa
Mekarbakti, Sumedang, Jawa Barat pada tahun 2019?
2. Bagaimana gambaran antropometri anak usia 2-5 tahun di desa Mekarbakti,
Sumedang, Jawa Barat pada tahun 2019?
3. Bagaimana distribusi anak stunting di desa Mekarbakti, Sumedang, Jawa Barat
menurut tingkat pendidikan akhir ibu?
4. Bagaimana distribusi anak stunting di desa Mekarbakti, Sumedang, Jawa Barat
berdasarkan jenis kelamin?
1. Mengetahui distribusi anak usia 2-5 tahun yang mengalami stunting di desa
Mekarbakti, Sumedang, Jawa Barat
2. Mengetahui gambaran pengetahuan ibu yang memiliki anak usia 2-5 tahun
mengenai pemberian ASI Eksklusif di desa Mekarbakti, Sumedang, Jawa Barat.
Adanya hubungan antara tingkat pengetahuan ibu yang memiliki anak usia 2-5 tahun
mengenai pemberian ASI Eksklusif terhadap angka kejadian stunting di desa Mekarbakti,
Sumedang, Jawa Barat
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi wawasan bagi masyarakat
desa Mekarbakti dengan demikian pengetahuan akan stunting dan bahayanya dapat membuat
masyarakat sekitar lebih waspada dan peduli terhadap tumbuh kembang anak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Dasar Hukum
Pemerintah Republik Indonesia telah mengeluarkan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 tentang
Pemberian ASI Eksklusif. PP tentang pemberian ASI eksklusif ini
merupakan penjabaran dari Undang-undang Kesehatan Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 129, ayat 1 “Pemerintah
bertanggung jawab menetapkan kebijakan dalam rangka menjamin
hak bayi untuk mendapatkan ASI secara eksklusif”. Dan ayat 2:
“ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan Peraturan Pemerintah”
Pekerja perempuan berhak atas istirahat selama 1,5 bulan sebelum
melahirkan dan 1,5 bulan sesudah melahirkan menurut perhitungan
dokter atau bidan Pasal 82 ayat (1) Undang - undang (UU)
Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 menyatakan bahwa pengusaha
yang tidak memberikan istirahat selama 1,5 bulan sebelum
melahirkan dan 1,5 bulan sesudah melahirkan menurut perhitungan
dokter atau bidan dikenaikan sanksi pidana penjara paling singkat
satu tahun dan paling lama empat tahun dan/atau denda paling
sedikit Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling banyak
Rp400.000.000,00 (empat ratus juta rupiah).
C. Kandungan ASI
1) Lemak
Sumber kalori utama dalam ASI adalah lemak. Sekitar
50% kalori ASI berasal dari lemak. Kadar lemak dalam ASI
antara 3,5-4,5%. Walaupun kadar lemak dalam ASI tinggi,
tetapi mudah diserap oleh bayi karena trigliserida dalam ASI
lebih dulu dipecah menjadi asam lemak dan gliserol oleh enzim
lipase yang terdapat dalam ASI. Kadar kolestrol ASI lebih
tinggi dari pada susu sapi. Disamping kolestrol, ASI
mengandung asam lemak essensial yaitu asam linoleat (Omega
6) dan asam linolenat (Omega 3). Kedua asam lemak tersebut
adalah pembentuk asam lemak tidak jenuh rantai panjang
disebut docosahexaenoic acid (DHA) berasal dari Omega 3 dan
arachidonic acid (AA) berasal dari Omega 6 yang berfungsi
sangat penting untuk pertumbuhan otak anak. Kadar lemak ASI
matur dapat berbeda menurut lama menyusui. Pada permulaan
menyusu (5 menit pertama) disebut foremilk kadar lemak ASI
rendah (1-2 g/dl) dan lebih tinggi dapat hindmilk (ASI yang
dihasilkan pada akhir menyusu setelah 15-20 menit). Kadar
lemak hindmilk bisa mencapai 3 kali dibandingkan dengan
foremilk.
2) Karbohidrat
Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa, yang
kadarnya paling tinggi dibanding susu mamalia lain (7gr%).
Laktosa mudah diurai menjadi glukosa dan galaktosa dengan
bantuan enzim laktase yang sudah ada dalam mukosa saluran
pencernaan sejak lahir. Laktosa mempunyai manfaat lain yaitu
mempertinggi absorbsi kalsium dan merangsang pertumbuhan
Lactobasillus bifidus.
3) Protein
Protein dalam susu adalah kasein dan whey. Kadar
protein ASI sebesar 0.9%, 60% diantaranya adalah whey, yang
lebih mudah dicerna dibanding kasein. Dalam ASI terdapat dua
macam asam amino yang tidak terdapat dalam susu sapi yaitu
sistin dan taurin. Sistin diperlukan untuk pertumbuhan somatic,
sedangkan taurin untuk pertumbuhan otak. Selain dari ASI,
sebenarnya sistin dan taurin dapat diperoleh dari penguraian
tirosin, tetapi pada bayi baru lahir enzim pengurai tirosin ini
belum ada.
4) Vitamin
ASI cukup mengandung vitamin yang diperlukan bayi.
Vitamin K yang berfungsi sebagai katalisator pada proses
pembekuan darah terdapat dalam ASI dengan jumlah yang
cukup dan mudah dicerna. Dalam ASI juga banyak vitamin E,
terutama di kolostrum. Dalam ASI juga terdapat vitamin D,
tetapi bayi prematur atau yang kurang mendapat sinar matahari
dianjurkan pemberian suplementasi vitamin D.
5) Zat Besi
Bayi aterm normal biasanya lahir dengan hemoglobin
tinggi (16- 22 gr/dl), yang berukuran cepat setelah lahir. Zat besi
yang diperoleh dari pemecahan hemoglobin digunakan kembali.
Bayi tersebut juga memiliki persediaan zat besi dalam jumlah
banyak cukup untuk setidaknya 4-6 bulan. meskipun jumlah zat
besi yang terkandung dalam ASI lebih sedikit dari yang
terkandung dalam susu formula, bioavailabilitas zat besi dalam
ASI jauh lebih tinggi. 70% zat besi dalam ASI dapat diserap,
sedangkan hanya 10% jumlah zat besi dapat diserap dalam susu
formula. Perbedaan ini disebabkan rangkaian interaksi kompleks
yang terjadi di usus. Bayi yang diberikan susu sapi segar atau
susu formula dapat mengalami anemia karena perdarahan kecil
di usus.
6) Seng
Defisiensi seng dapat menyebabkan kegagalan
bertumbuh dan lesi kulit tipikal. Meskipun seng lebih banyak
terdapat pada susu formula dibanding ASI, bioavalabilirasnya
lebih besar pada ASI. Bayi yang diberi ASI mampu
mempertahankan kadar seng dalam plasma tetap tinggi
dibanding bayi yang diberi susu formula, bahkan meskipun
konsentrasi seng yang terdapat di dalamnya tiga kali lebih
banyak daripada ASI.
7) Kalsium
Kalsium lebih efisien diserap dari ASI dibanding susu
pengganti ASI karena perbandingan kalsium fosfor ASI lebih
tinggi. Susu formula bayi yang berasal dari susu sapi tidak
terelakkan memiliki kandungan fosfor lebih tingi dari pada ASI
dan dilaporkan meningkatkan resiko tetanus pada neonatus.
8) Mineral
ASI memiliki kadar kalsium, fosfor, natrium, dan kalium
yang lebih rendah daripada susu formula. Tembaga, kobalt, dan
selenium terdapat dalam kadar yang lebih tinggi. Semakin tinggi
bioavailabilitas mineral dan unsur kelumit ini, dipastikan bahwa
kebutuhan bayi terpenuhi dan pada saat yang bersamaan, juga
menimbulkan beban penyerapan yang lebih rendah pada ginjal
neonatus dari pada susu pengganti ASI.
A. Manfaat ASI Ekslusif
1) Bagi Bayi
Sebagai nutrisi lengkap.
Meningkatkan daya tahan tubuh.
Meningkatkan kecerdasan mental dan emosional
yang stabil serta spiritual yang matang diikuti
perkembangan sosial yang baik.
Mudah dicerna dan diserap.
Gigi, langit-langit dan rahang tumbuh secara
sempurna
Memiliki komposisi lemak, karbohidrat, kalori,
protein dan Vitamin.
Perlindungan penyakit infeksi melipiti otitis media
akut, daire dan saluran pernafasan.
Perlindungan alergi karena dalam ASI mengandung
antibodi
Memberikan rangsang intelegensi dan saraf.
Meningkatkan kesehatan dan kepandaian secara
optimal
2) Bagi Ibu
Terjalin kasih sayang.
Membantu menunda kehamilan (KB alami).
Mempercepat pemulihan kesehatan.
Mengurangi risiko perdarahan dan kanker payudara.
Lebih ekonomis dan hemat.
Mengurangi resiko penyakit kardio vaskuler.
Secara psikologi memberikan kepercayaan diri.
Memiliki efek perilaku ibu sebagai ikatan ibu dan
bayi
Memberikan kepuasan ibu karena kebutuhan bayi
dapat dipenuhi.
2. Penyakit Infeksi
Penyakit infeksi merupakan salah satu faktor penyebab
langsung stunting, Kaitan antara penyakit infeksi dengan
pemenuhan asupan gizi tidak dapat dipisahkan. Adanya
penyakit infeksi akan memperburuk keadaan bila terjadi
kekurangan asupan gizi. Anak balita dengan kurang gizi
akan lebih mudah terkena penyakit infeksi. Penyakit infeksi
akan ikut menambah kebutuhan akan zat gizi untuk
membantu perlawanan terhadap penyakit ini sendiri.
Pemenuhan zat gizi yang sudah sesuai dengan kebutuhan
namun penyakit infeksi yang diderita tidak tertangani akan
tidak dapat memperbaiki status kesehatan dan status gizi
anak balita. Untuk itu penanganan terhadap penyakit infeksi
yang diderita sedini mungkin akan membantu perbaikan gizi
dengan diiimbangi pemenuhan asupan yang sesuai dengan
kebutuhan anak balita.
Penyakit infeksi yang sering diderita balita seperti
cacingan, Infeksi saluran pernafasan Atas (ISPA), diare dan
infeksi lainnya sangat erat hubungannya dengan status mutu
pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi, kualitas
lingkungan hidup dan perilaku sehat. Ada beberapa
penelitian yang meneliti tentang hubungan penyakit infeksi
dengan stunting yang menyatakan bahwa diare merupakan
salah satu faktor risiko kejadian stunting pada anak usia
dibawah 5 tahun.
II. 1. Definisi
ASI eksklusif didefinisikan sebagai pemberian ASI tanpa suplementasi makanan maupun
minuman lain, baik berupa air putih, jus, ataupun susu selain ASI. Pemberian vitamin,
mineral, dan obat-obatan diperbolehkan selama pemberian ASI eksklusif. (IDAI)
Keuntungan menyusui meningkat seiring lama pemberian ASI eksklusif hingga enam bulan.
Setelah itu, dengan tambahan makanan pendamping ASI pada usia enam bulan. Menurut
Wulandari & Iriana (2013) Manfaat ASI eksklusif adalah sebagai berikut:
1. Bagi Ibu
a. Menyusui berarti memelihara hubungan emosional ibu dan bayi.
Ketika seorang ibu memeluk bayinya sambil bermain atau mendekapnya dalam kenyamanan,
maka tingkat oksitosin keduanya akan meningkat dan itu akan memicu sistem penghargaan
pada bagian otaknya. Kondisi ini akan melahirkan dorongan bagi ibu untuk semakin banyak
mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anak dan meningkatkan keterikatan antara
bayi dan ibunya.
b. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan.
Apabila bayi disusui setelah dilahirkan maka kemungkinan terjadinya perdarahan setelah
melahirkan (post partum) akan berkurang. Ini terjadi karena ibu menyusui terjadi
peningkatan kadar oksitosin yang berguna juga untuk kontriksi (penutupan pembuluh darah)
sehingga peredaran darah akan lebih cepat berhenti. Hal ini akan menurunkan angka
kematian ibu yang melahirkan (Roesli, 2005 dalam Raharjo, 2015).
2. Bagi Bayi
a. Sebagai nutrisi makanan terlengkap untuk bayi, karena mengandung zat gizi yang
seimbang dan cukup serta diperlukan untuk 6 bulan pertama.
b. ASI terutama kolostrum mengandung immunoglobulin yaitu secretory IgA (SIgA), yang
berguna untuk pertahanan tubuh bayi. Melindungi terhadap penyakit diantaranya diare,
gangguan pernapasan dan alergi karena tidak mengandung zat yang dapat menimbulkan
alergi.
c. Menunjang perkembangan motorik sehingga bayi yang diberi ASI ekslusif akan lebih cepat
bisa berjalan.
d. Meningkatkan jalinan kasih sayang.
e. Selalu siap tersedia, dan dalam suhu yang sesuai serta mudah dicerna dan zat gizi mudah
diserap.
f. Mengandung cairan yang cukup untuk kebutuhan bayi dalam 6 bulan pertama, 87% ASI
adalah air.
g. Mengandung asam lemak yang diperlukan untuk pertumbuhan otak sehingga bayi ASI
ekslusif potensial lebih pandai.
h. Menunjang perkembangan kepribadian, kecerdasan emosional, kematangan spiritual dan
hubungan sosial yang baik.
Non-
No Tahun Total Pesawahan Pemukiman Hutan Kebun Pangangonan Lainny
Sawah
Untuk luas wilayahnya, sebagaimana disajikan sumber data yang sama, pada
tahun 2013 Desa Mekarbakti memiliki luas wilayah total sebesar 409,6 hektar. Luas
wilayah tersebut terbagi ke dalam beberapa jenis penggunaan atau tata guna lahan.
Utamanya adalah yang digunakan sebagai lahan pertanian dan lahan pemukiman.
Lahan pertanian di Desa Mekarbakti mencakup luasan sebesar 227,9 hektar. Dan
sisanya seluas 181,7 hektar merupakan kawasan pemukiman atau lahan perumahan dan
pemukiman. Untuk jenis lahan pertaniannya terbagi ke dalam dua jenis yaitu lahan
pesawahan dan lahan pertanian bukan pesawahan. Lahan pesawahannya memiliki
luasan sebesar 16,3 hektar dan untuk lahan pertanian bukan pesawahannya seluas 211,6
hektar.
Walau tidak terdapat data komposisi mata pencaharian, namun melihat dari tata
guna lahan yang sebagian besar dipergunakan sebagai lahan pertanian, tidak bisa
dipungkiri jika sebagian penduduk Desa Mekarbakti bekerja di sektor pertanian. Lahan
pesawahan di Desa Mekarbakti tergolong subur walau masih belum menggunakan
sistem pengairan teknis. Ini bisa dilihat dari produktivitasnya yang bagus dalam
menghasilkan produk utama berupa padi. Selain padi, dihasilkan juga produk lain
berupa jagung baik jagung hibrida, jagung manis maupun jagung lokal. Kemudian
dihasilkan juga ubi jalar, kacang tanah, dan berbagai jenis sayuran seperti tomat, cabai
besar, cabai rawit, kacang merah.
METODOLOGI PENELITIAN
III.3. Populasi
III.3.1 Populasi Target
Populasi target dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki
anak usia 2 – 5 tahun Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
III.3.2 Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki
anak usia 2 – 5 tahun
Dimana:
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi ibu yang memiliki anak usia 2 – 5 tahun di Desa
Mekarbakti, Kabupaten Sumedang yaitu sebanyak ibu.
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, sebesar 10%
III.6. Variabel
III.6.1. Variabel Bebas
Variabel bebas pada penelitian ini adalah pengetahuan ibu yang
memiliki anak usia 2 – 5 tahun mengenai pemberian asi eksklusif
terhadap kejadian stunting
gizi sangat
pendek dan
pendek.
(Kemenkes).
Penginderaan (Ya/Tidak)
perilaku (Ya/Tidak)
pengetahuan (Ya/Tidak)
kandungan dalam
ASI (Ya/Tidak)
- Ibu mengetahui
manfaat dalam
pemberian ASI.
Ya/Tidak)
1) Alat tulis
3) Lembar kuesioner
4) Alat antropometri
Tahap
Memasukan data ke program SPSS
Pengolahan Data
1. Editing, untuk memastikan data yang di peroleh terisi semua atau lengkap
komputer.
3. Entry data, data yang telah di coding diolah dengan bantuan progam
komputer.
4. Cleaning, proses pengecekan kembali data yang sudah dientry apakah ada