Anda di halaman 1dari 18

BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Teori Global Developmental Delay (GDD)


2.1.1 Definisi Global Developmental Delay (GDD)
Global developmental delay (GDD) atau keterlambatan perkembangan global
(KPG) adalah yang signifikan pada dua atau lebih domain perkembangan anak
diantaranya : motorik kasar, motorik halus, bahasa bicara, kognitif, personal atau
sosial aktivitas hidup sehari-hari. Istilah KPG dipakai pada anak berumur kurang
dari 5 tahun, sedangkan pada anak berumur lebih dari 5 tahun saat tes IQ sudah
dapat dilakukan dengan hasil yang akurat maka istilah yang dipergunakan adalah
retardasi mental. Anak dengan KPG tidak selalu menderita retardasi mental sebab
berbagai kondisi dapat menyebabkan seorang anak mengalami KPG seperti
penyakit neuro muskular, palsi serebral, deprivasi psikososial meskipun aspek
kognitif berfungsi baik.
2.1.2 Tahap Perkembangan Normal Pada Anak
2.2.1.1 Ciri-Ciri dan Prinsip Tumbuh Kembang Anak
Anak memiliki suatu ciri khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak
konsepsisampai berakhirnya masa remaja. Hal ini yang membedakan anak dengan
dewasa. Anak menunjukkan ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai
dengan usianya.
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan
interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau
keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan peristiwa yang terjadi secara
simultan. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil interaksi
kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya. Misalnya
perkembangan sistem neuro muskular, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi.
Kesemua fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh.
Seiring dengan berjalannya waktu anak akan terus mengalami proses
pertumbuhan dan perkembangan. Proses tumbuh kembang anak memiliki ciri-ciri
yang satu sama lain nya sering berkaian. Ciri-ciri tersebut antara lain

4
5

perkembangan selanjutnya, pertumbuhan dan perkembangan mempunyai


kecepatan yang berbeda. Perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhan,
perkembangan mempunyai pola yang tetap serta perkembangan memiliki tahap
yang berurutan.
Selain memiliki ciri-ciri yang khusus proses tumbuh kembang anak juga
memiliki prinsip-prinsip yang saling berkaitan. Prinsip-prinsip dapat digunakan
sebagai kaidah atau pegangan dalam memantau pertumbuhan dan perkembangan
anak. Terdapat dua prinsip proses tumbuh kembang yaitu perkembangan
merupakan hasil proses kematangan dan belajar serta pola perkembangan dapat
diramalkan.
2.2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang
Anak
Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal
yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhinya. Faktor-
faktor tersebut antara lain faktor internal, diantaranya ras/etnik atau bangsa,
keluarga, umur, jenis kelamin, genetik dan kelainan kromosom : faktor eksternal
diantaranya faktor prenatal (gizi, mekanis, toksin/zat kimia, endokrin, radiasi,
infeksi, kelainan imunologi, anoksia embrio dan psikologi ibu), faktor peralihan,
faktor pasca persalinan (gizi, penyakit kronis/kelainan kongenital, lingkungan
fisik dan kimia, psikologis, endokrin, sosio, ekonomi, lingkungan pengasuh,
stimulasi dan obat-obatan).
2.2.1.3 Aspek-Aspek Perkembangan Yang Dipantau
Aspek-Aspek Perkembangan Yang Dipantau meliputi :
1. Motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak
melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar
seperti duduk, berdiri dan sebagainya.
2. Motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak
untuk melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan
dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat
seperti mengamati sesuatu, menjimpit dan sebagainya.
6

3. Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan


kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, berbicara,
berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya.
4. Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai
bermain), berpisah dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi
dengan lingkungannya dan sebagainya.
2.1.3 Etiologi
KPG dapat merupakan manifestasi yang muncul dari berbagai kelainan
neurodevelopmental (mulai dari disabilitas belajar hingga kelainan
neuromuskular). Tabel berikut memberikan pendekatan beberapa etiologi KPG :
Kategori Komentar
Genetik atau sindromik o Sindrom yang mudah didentifikasi
Terdentifikasi dalam 20% dari mereka misalnya sindrom down
yang tanpa tanda-tanda neurologis, o Penyebab genetik yang tidak terlalu
kelainan dismorfik atau riwayat jelas pada awal masa kanak-kanak
keluarga. misalnya sndromfragile X, sindrom
velo-cardio-facial (delesi 22q11).
Sindrom Angelman, sindrom soto,
sindrom Rett fenil ketonuria
maternial, mukopolisakaridosis,
distrofi muskularis tipe duchere,
tuberus sklerosis, neurofibromatosis
tipe 1 dan delesi subtelometik.
Metabolik teridenfikasi dalam 1% dari o Skrinning universal secara nasional
mereka yang tanpa tanda-tanda neonatus untuk fenilketonuria (PKU)
neurologis, kelainan dismortik atau dan defisiensi acyl-Co A
riwayat keluarga. Dehidrogenare rantai sedang
o Misalnya kelainan siklus atau daur
urea
Traumatik o Terdapat skrinning unversal
neonatus untuk hipotiroidisme
kongenital
Penyebab dari lingkungan o Anak-anak memerlukn kebutuhan
dasarnya seperti makanan, pakaian,
kehangatan, cinta dan stimulasi
untuk dapat berkembang secara
normal
o Anak-anak tanpa perhatian, diasuh
dengan kekerasan, penuh ketakutan,
dibawah stimulasi lingkungan
mungkin tidak menunjukkan
7

perkembangan yang normal


o Ini mungkin merupakan faktor yang
berkontribusi da nada bersamaan
dengan patologi lain dan merupakan
kondisi yaitu ketika kebutuhan anak
diluar kapasitas orangtua untuk
dapat menyediakan atau
memenuhinya.
Malformasi serebral o Misalnya kelainan migrasi neuron
Palsi serebral dan kelainan o Kelainan motorik dapat mengganggu
perkembangan secara umum
Infeksi o Perinatal, misalnya rubella, CMV,
HIV
o Meningitis
Toksin o Fetus : alcohol maternal/obat-obatan
saat masa kehamilan
o Anak : keracunan timbal

2.1.4 Tanda Bahaya Perkembangan


2.1.4.1 Tanda Bahaya Perkembangan Motorik Kasar
2.1.4.1.1 Gerakan yang asimetris atau tidak seimbang misalnya antara
anggota tubuh bagian kiri dan kanan
2.1.4.1.2 Menetapnya refleks primitive (refleks yang muncul saat bayi)
hingga lebih dari usia 6 bulan
2.1.4.1.3 Hiper/hipotania atau gangguan tonus otot
2.1.4.1.4 Hiper/hiporefleksia atau gangguan refleks tubuh
2.1.4.1.5 Adanya gerakan yang tidak terkontrol
2.1.5 Tanda Bahaya Gangguan Motorik Halus
2.1.5.1.1 Bayi masih menggenggam setelah usia 4 bulan
2.1.5.1.2 Adanya dominasi satu tangan (handedness) sebelum usia 1
tahun
2.1.5.1.3 Eksplorasi oral (seperti memasukkan mainan ke dalam mulut)
masih sangat dominan setelah usia 14 bulan
2.1.5.1.4 Perhatian penglihatan yang inkonsisten
2.1.6 Tanda Bahaya Bicara dan Bahasa (Ekspresif)
2.1.6.1.1 Kurangnya kemampuan menujukkan untuk memperlihatkan
ketertarikan terhadap suatu benda pada usia 20 tahun
8

2.1.6.1.2 Ketidakmampuan membuat frase yang bermakna setelah 24


bulan
2.1.6.1.3 Orangtua masih tidak megerti perkataan anak pada usia 30
bulan
2.1.7 Tanda Bahaya Bicara dan Bahasa (Reseptif)
2.1.7.1 Perhatian atau respons yang tidak konsisten terhadap suara atau bunyi,
misalnya saat dipanggil tidak selalu memberi respons
2.1.7.2 Kurangnya Join attention atau kemampuan berbagai perhatian atau
ketertarikan dengan orang lain pada usia 20 bulan.
2.1.7.3 Sering mengulang ucapan orang lain (membeo) setelah usia 30 bulan
2.1.8 Tanda Bahaya Gangguan Sosio-Emosional
2.1.8.1 6 bulan : Jarang senyum, atau ekspresi kesenangan lain
2.1.8.2 9 bulan : Kurang bersuara dan menunjukkan ekspresi wajah
2.1.8.3 12 bulan : Tidak merespon panggilan namanya
2.1.8.4 15 bulan : Belum ada kata
2.1.8.5 18 bulan : Tidak bisa bermain pura-pura
2.1.8.6 24 bulan : Belum ada gabungan 2 kata yang berarti
2.1.8.7 Segala usia : Tidak adanya babbling, bicara dan kemampuan
bersosialisasi/ interaksi
2.1.9 Tanda Bahaya Gangguan Kognitif
2.1.9.1 2 bulan : Kurangnya fixation
2.1.9.2 4 bulan : Kurangnya kemampuan mata mengikuti gerak benda
2.1.9.3 6 bulan : Belum berespons atau mencari sumber suara
2.1.9.4 9 bulan : Belum tabbling seperti “mama, baba”
2.1.9.5 24 bulan : Belum ada kata berarti
2.1.9.6 36 bulan : Belum dapat merangkai 3 kata
2.1.10 Gejala Klinis
Terdapat hal spesifik yang dapat mengarahkan kepada diagnosa klinik KPG
terkait ketidakmampuan anak dalam perkembangan milestones yang seharusnya,
yaitu :
Anak tidak dapat duduk di lantai tanpa bantuan pada umur 8 bulan
Anak tidak dapat merongkak pada 12 bulan
9

Anak memiliki kemampuan bersosial yang buruk


Anak tidak dapat berguling pada umur 6 bulan
Anak memiliki masalah komunikasi
Anak memiliki masalah pada perkembangan motorik kasar dan halus
2.1.11Pemeriksaan Fisik
Faktor risiko untuk keterlambatan dapat dideteksi dan pemeriksaan fisik.
Pengukuran lingkar kepala (yang mengindikasikan mikrosefalis atau makro
sefali) adalah bagian penting dalam pemeriksaan fisik. Perubahan bentuk
tubuh sering dihubungkan dengan kelainan kromosom atau faktor penyakit
genetic lain sulit dilihat dalam pemeriksaan yang cepat sebagai tambahan.
Pemeriksaan secara terstruktur dari mata yaitu fungsi penglihatan dapat
dilakukan saat infant dengan menggunakan pemeriksaan sederhana seperti
meminta mengikuti arah cahaya lampu. Saat anak sudah memasuki usia pre
school, pemeriksaan yang lebih mendalam diperlukan seperti visus, selain itu
pemeriksaan saat mata istirahat ditemukan adanya strabismus. Pada
pendengaran dapat pula dilakukan test menggunakan brain-stem evoked
potentialis pada infant. Saat umur memasuki 6 bulan, kemampuan
pendengaran dapat dites dengan menggunakan peralatan audiometri. Pada
usia 3-4 tahun, pendengaran dapat diperiksa menggunakan audiometer
portable. Pemeriksaan telinga untuk mencari tanda dari infeksi otitis media
menjadi hal yang penting untuk dilakukan karena bila terjadi secara kontinu
akan menyebabkan gangguan pendengaran ringan. Pemeriksaan kulit secara
menyeluruh dapat dilakukan untuk mengidentifikasi penyakit ectodermal
seperti tuberous sclerosis atau neurofibromatosis yang dihubungkan dengan
delay. Pemeriksaan fisik juga harus meliputi pemeriksaan neurologi yang
berhubungan dengan perkembangan seperti ada harus meliputi pemeriksaan
neurologi yang berhubungan dengan perkembangan seperti ada nya primitive
reflek yaitu mororefleks, hypertonia atau hipotania atau adanya gangguan
tonus.
2.1.13 Pemeriksaan Penunjang
Skrinning metabolic : mengecek serum amino, serum glukosa, laktat,
ammonia, kreatinin
10

Tes sito genetic


Skrinning Tiroid : untuk bayi baru lahir, dilakukan bila terdapat disfungsi
tiroid
EEG : Riwayat anak yang memiliki epilepsia atau sindrom epiletik
Imaging : lebih baik MRI daripada CT-SCAN
2.1.13Penatalaksanaan
Pengobatan bagi anak-anak dengan KPG hingga saat ini masih belum
ditemukan. Hal ini disebabkan oleh karakter anak-anak yang unik, dimana anak-
anak belajar dan berkembang dengan cara mereka sendiri berdasarkan
kemampuan dan kelemahan masing-masing. Sehingga penanganan pada faktor-
faktor yang berisiko menyebabkannya. Intervensi yang dilakukan antara lain :
1. Speech and language therapy
Dilakukan pada anak-anak dengan kondisi KPG , autism, kehilangan
pendengaran. Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbicara,
berbahasa dan oral motoric, abilities. Metode yang dilakukan bervariasi
tergantung dengan kondisi dari anak tersebut. Salah satunya, metode yang
dilakukan bervariasi tergantung dengan kondisi dari anak tersebut. Salah satunya
metode menggunakan jari, sivlan, sedotan atau barang yang dapat membantu
anak-anak untu belajar mengendalikan otot pada mulut, lidah dan tenggorokan.
Metode tersebut digunakan pada anak-anak dengan gangguan pengecapan. Dalam
terapi ini, terapis menggunakan alat-alat yang membuat anak-anak tertarik untuk
terus belajar dan mengikuti terapi tersebut.
2. Occupational therapy
Terapi ini bertujuan untuk membantu anak-anak untuk menjadi lebih mandiri
dalam menghadapi permasalahan tugasnya. Pada anak-anak, tugas mereka antara
bermain, belajar dan melakukan kegiatan sehari-hari seperti mandi, memakai
pakaian, makan dan lain-lain. Sehingga anak-anak yang mengalami kemunduran
pada kemampuan kognitif, terapi ini dapat membantu mereka meningkatkan
kemampuan untuk menghadapi permasalahannya.
3. Physical therapy
Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar dan
halus, keseimbangan dan koordinasinya, kekuatan dan daya tahannya.
11

Kemampuan motoik kasar yakni kemampuan untuk mengunakan otot yang besar
seperti berguling, merangkak, berjalan, berlari atau melompat. Kemampuan
motorik halus yakni menggunakan mantau perkembangan dari anak dilihat dari
fungsi, kekuatan daya tahan otot dan sendi. kemampuan motorik oralnya. Pada
pelaksanaannya, terapi ini dilakukan oleh terapi dan orang-orang yang berada
dekat dengan anak tersebut. Sehingga terapi ini dapat mencapai tujuan yang
diinginkan.
4. Behavioral therapies
Anak-anak dengan delay development akan mengalami stress pada dirinya
dan memiliki efek kepada keluarganya. Anak-anak akan bersikap agresif atau
buruk seperti melempar barang-barang, menggigit, menarik rambut dan lain-alin.
Behavioral terapi merupakan psikoterapi yang berfokus untuk mengurangi
masalah sikap dan meningkatkan kemampuan untuk beradaptasi. Terapi ini dapat
dikombinasikan dengan terapi kognitif. Hal itu terlihat pada terapi kognitif yang
lebih focus terhadap pikiran dan emosional yang mempengaruhi sikap tertentu,
sedangkan behavioral therapy dilakukan dengan mengubah dan mengurangi
sikap-sikap yang tidak diinginkan bebrapa terapis mengkombinasikan kedua
terapi tersebut yang disebut rogsitive-behavioral therapy.
2.1.14Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada anak-anak dengan KPG, yakni
kemunduran perkembangan pada anak-anak yang makin memberat. Jika tidak
tertangani dengan baik, dapat mempengaruhi kemampuan yang lain, khususnya
aspek psikologi dari anak itu sendiri. Salah satunya, anak akan mengalami depresi
akibat ketidakmampuan dirinya dalam menghadapi permasalahannya sehingga,
anak itu dapat bersikap negative atau agresif.
2.2 Asuhan Keperawatan Secara Teori
2.10.1 Pengkajian
1. Identitas
Nama harus lengkap dan jelas, umur perlu dipertanyakan untuk interpretasi
tingkat perkembangan anak yang sudah dicapai sesuai dengan umur, jenis
kelamin, dikatakan anak laki-laki lebih sering sakit dibandingkan anak
perempuan, tetapi belum diketahui secara pasti mengapa demikian.
12

Nama orangtua harus diketahui, supaya tidak keliru dengan orang lain.
Alamat untuk mempermudah komunikasi, kondisi lingkungan dan komunititas
untuk mengetahui epidemiologi (orang, tempat dan waktu). Umur, pendidikan dan
pekerjaan untuk pendekatan anamnesis di dalam memperoleh data yang akurat,
menggambarkan tingkat status social dan pola asuh, asah dan asih. Agama dan
suku menilai perilaku tentang kesehatan dan penyakit berhubungan dengan
kebiasaan dan tradisi yang dapat menunjang atau menghambat perilaku sehat.
2. Keluhan Utama
Keluhan yang membuat klien dibawa ke Rumah Sakit karena pertumbuhan
dan perkembangan anaknya yang terlambat dari kelompok usianya.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya dirawat dari pengalaman dan perasaan cemas ibu klien yang
melihat pertumbuhan dan perkembangan anaknya yang terlambat tidak sesuai
dengan kelompok seusianya.
4. Riwayat Kesehatan Dahulu
Penyakit seperti rubella, tetanus, difteri, meningitis, morbili, polio,
pertussis, varicella dan encephalitis dapat berkaitan atau mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan baik secara enteral maupun parenteral.
5. Riwayat Antenatal Natal dan Post Natal
a. Antenatal
Kesehatan ibu selama hamil, penyakit yang pernah diderita serta upaya
yang dilakukan untuk mengatasi penyakitnya, berapa kali perawatan antenatal,
kemana serta kebiasaan minum jamu-jamuan dan obat yang pernah diminum serta
kebiasaan selama hamil.
b. Natal
Tanggal jam. Tempat [ertolongan persalinan, siapa yang menolong, cara
persalinan (spontan, ekstraksi forcep, section secaria dan gamelli), presentasi
kepala dan komplikasi atau kelainan kongenital. Keadaan saat lahir dan
morbiditas pada hari pertama setelah lahir, masa kehamilan (cukup, kurang, lebih)
bulan.
c. Post Natal
13

Lama dirawat dirumah sakit, masalah-masalah yang berhubungan dengan


gangguan sistem, masalah nutrisi, perubahan berat badan, warna kulit, pada
eliminasi dan respon lainnya. Selama neonatal perlu dikaji adanya trauma dan
infeksi.
6. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
Berat badan, lingkar kepala, lingkar lengan kiri atau lingkar dada terakhir.
Tingkat perkembangan anak yang telah dicapai motoric kasar, halus, social dan
bahasa.
7. Riwayat Kesehatan Keluarga
Social, perkawinan orantua, kesejahteraan dan ketentraman, rumah tangga
yang harmonis dan pola asuh, asah dan asih. Ekonomi dan adat-istiadat,
berpengaruh dalam pengolaan lingkungan internal dan eksternal yang dapat
mempengaruhi perkembangan intelektual dan pengetahuan serta keterampilan
anak. Disamping itu juga berhubungan dengan persediaan dan pengadaan bahan
pangan, sandang dan papan.
8. Pola Fungsi Kesehatan
a. Pola nutrisi, makanan, pokok utama apakah ASI atau PASI. Pada umur
anak tertentu. Jika diberikan PASI (ditanyakan jenis, takaran dan frekuensi)
pemberiannya serta makanan tambahan yang diberikan. Adakah makanan yang
disukai, alergi atau masalah makanan yang lain.
b. Pola eliminai, sistem pencernaan dan perkemihan pada anak perlu dikaji
BAB atau BAK (Konsistensi, warna, frekuensi, jumlah serta bau). Bagaimana
tingkat toileting trining sesuai dengan tingakt perkembangan anak.
c. Pola aktivitas, kegiatan dan gerakan yang sudah dicapai anak pada usia
sekelompoknya mengalami kemunduran atau mempercepat tidur.
d. Pola istirahat, kebutuhan istirahat setiap hari, adakah gangguan tidur. Hal
yang mengganggu tidur dan yang mempercepat tidur.
e. Pola kebersihan diri, bagaimana perawatan pada diri anak apakah sudah
mandiri atau masih ketergantungan ekunder pada orang lain atau orangtua.
9. Pemeriksaan Fisik
14

Keadaan umum. Kondisi klien saat dikaji, kesan kesadaran, tanda-tanda


vital (perubahan suhu, frekuensi pernafasan, sistem pernafasan, sistem sirkulasi
dan perfusi jaringan)
a. Kepala, lingkar kepala hendaknya diperiksa sampai anak usia 2 tahun
dengan pengukuran diameter oksipito frontalis terbesar.
b. Rambut, warna distribusi dan keadaan kulit kepala.
c. Ubun-ubun, normal ubun-ubun besar rata atau sedikit cekung sampai anak
usia 18 bulan.
d. Mata, refleks mata baik. Sklera adakah ekterus, konjungtiva adakah
anemis, penurunan penglihatan (visus).
e. Telinga simetris, fungsi pendengaran
f. Mulut/ leher, keadaan farings, tonsil (adakah pembesaran, hyperemial,
adakah pembesaran kelenjar limfe, lidah dan gigi kotor atau tidak adakah
kelainan, bengkak dan gangguan fungsi. Kelenjar tiroid adakah
pembesaran (gondok) yang dapat mengganggu proses pertumbuhan dan
perkembangan anak.
g. Kulit, keadaan warna, turgor, odema,keringat dan infeksi
h. Thorax, bentuk simetris, gerakan
i. Paru, normal vesikuler, adakh kelainan pernafasan (ronchi, wheezing)
j. Jantung, pembesaran, irama, suara jantung dan bising
k. Genetalia, testis, jenis kelamin, apakah labia mayor menutupi labia minor
pada perempuan
l. Ektremitas, refleks fisiologis, refleks patologis, refleks memegang,
sensibilitas, tonus dan motorik.

10. Penatalaksaan
a. Radiologi
- Pemeriksaan EEG
- Pemeriksaan statutory scan kepala
- Thorax AP/PA
b. Laboratorium
- SE (serum elektrolit)
15

- FL, UL, DL, BUN, LED, serum protein


- Ig, b/Ig. M Rubella, CMV
c. Konsultasi
- Bidang, THT, jantung, paru
- Bidang mata
- Rehabilitai medis
d. Program terapi
- Gizi seimbang
- Multivitamin
- AB sesuai dengan infeksi penyerta
2.10.2 Diagnosa Keperawatan
2.10.2.1 Ansietas berhubungan dengan keadaan pertumbuhan dan perkembangan
anaknya yang telambat
2.10.2.2 Gangguan aktivitas fisik dan ketergantunga sekunder berhubungan
dengan disfungsi otak
2.10.2.3 Gangguan tingkat perkembangan (personal sosial, bahasa dan kognitif)
berhubungan dengan atropi hemifer kiri (difungsi otak)
2.10.2.4 Keterbatasan untuk memenuhi kebutuhan sosial, bahasa, bermain dan
pendidikan sekunder berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
pertumbuhan dan perkembangan anak.
2.10.3 Intervensi Keperawatan
2.10.3.1 Ansietas berhubungan dengan keadaan pertumbuhan dan perkembangan
anaknya yang telambat
Ds: Keluarga meraa cemas dengan keadaan pertumbuhan dan
perkembangan anaknya yang tidak sesuai dengan kelompok seusianya,
klien sering menanyakan apakah keadaan tersebut dapat disembuhkan
atau dilatih seperti anak yang sehat, klien kurang pengalaman dalam
perawatan dan pengetahuan tentang pertumbuhan-perkembangan anak.
Do : Keluarga tampak gelisah, berkeringat dingin, keluarga klien sering
bertanya tentang keadaan dan prognosis anaknya.
Tujuan : Ansietas berkurang
Kriteria :
16

1. Keluarga menerima keadaam pertumbuhan dan perkembangan


anaknya yang dialami sekarang
2. Keluarga mengerti tentang pertumbuhan dan perkembangan serta
faktor-faktor yang mempengaruhi
3. Keluarga nampak tenang dan mau bekerja sama dalam perawatan dan
penatalaksanaan
Intervensi :
1. Bina hubungan saling percaya antara perawat-keluarga-dokter dalam
pengumpulan data atau pengkajian dan penatalaksanaan
R/ Rasa percaya yang terbina antara perawat-keluarga klien/klien-
dokter merupakan modal dasar komunika efektif dalam pengumpulan
data, menemukan masalah dan alternatif pemecahan masalah
2. Diskusikan dan informasikan dengan jelas sesuai tingkat pengetahuan
dan keluarga :
1) Tingkat pertumbuha dan perkembangan anaknya yang terlambat
perlu pemeriksaan yang kompleks
R/ Diskusikan merupakan metode efektif untuk menyampaikan
informasi untuk diterima dan dipertimbangkan oleh keluarga,
sehingga informasi tersebut mendapat tanggapan dan kooperatif serta
partisipatif yang berkesinambungan
2) Jelaskan tentang tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang
dicapai anak saat dikaji
R/ Penjelasan yang diterima cenderung memberikan jalan pikiran
terbuka, sehingga mau menerima keadaan anaknya dan sedikit
menekan stress
3. Berikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya dan
mengungkapkan perasaan cemasnya
R/ Asertivitas dalam menghadapi sesuatu dengan segala perasaan dan
kepuasan akan mendorong atau memberi semangat untuk
memfasilitasi tingkat pertumbuhan dan perkembangan anaknya
mencapi tingkat optimal sesuai dengan kelompok sebayanya
17

4. Berikan reinforcement terhadap kemauan dan kemampuan keluarga


untuk semangat dan tanggapan yang positif serta benar tentang
persepsi keadaan anaknya.
R/ Reinforcement sebagai kekuatan untuk meningkatkan tingkat
psikologis yang baik dan positif sehingga termotivasi untuk
menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anaknya.
2.10.3.2 Gangguan aktivitas fisik dan ketergantunga sekunder berhubungan
dengan disfungsi otak
Ds: Semua atau sebagian dari kebutuhan dan perawatan dirinya sehari-
hari dibantu oleh keluarga tingkat kemampuan akan dalam aktivitas
sehari-hari masih minimal dari pada anak normal dan seusianya.
Do: Tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak dalam koordinasi
motorik kasar dan halus mengalami keterlambatan atau kemunduran dari
kelompok seusianya, tingkat pertumbuhan dan perkembangan dilihat dari
perangkap scoring perkembangan denver dan NCHs dibawah abnormal.
Tujuan: Aktivitas fisik dan kemandirian klien dalam batas optimal.
Kriteria:
1. Klien mampu melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuan dan
tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak pada usia yang sama
2. Tingkat ketergantungan sekunder minimal
3. Stimulasi pada anak dalam aktivitas efektif dan adekuat
Intervensi:
1. Monitor tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak pada area
fungsi motorik kasar dan halus dengan perangkat scoring denver
(DDsT) dan NCHs (BB, TB, lingkar kepala, likar dada, dan lingkar
lengan atas)
a. R/ Pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan individu
tergantung pada sensitivitas suatu organ dalam face cepat seperti
fungsi biologis, gizi, dan faktor lingkunagan serta pola asuh, asah, dan
asih yang dapat tergambar dalam perangkat scoring perkembangan
deverus dan NCHs daapat menialai tingkat kenormalan fisik individu
yang sesuai dengan usianya.
18

2. Diskusikan dan ajarkan keluarga dan pengasuh tentang tugas-tugas


perkembangan anak yang sesuai dengan kelompok usia dan
stimulasinya
a. R/Anak harus perlu diperlakukan sebagai pribadi anak yang aktif yang
perlu dirangsang atau stimulasi untuk menghadapi dan mampu
mengatasi masalah melalui interaksi dan komunikasi antara orangtua
klien dan pengasuh
3. Ajarkan dan beri kesempatan pada anak untuk memenuhi tugas
perekembangan sesuai dengan kelompok seusianya
a. R/Tindakan pemberian stimulasi untuk ungkapan rasa kasih sayang
yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan yang dimulai dari
tahap yangsudah dicapai oleh anak dengan wajar atau tanpa paksaan
serta beri pujian bila hal yang dilakukan itu mencapai keberhasilan
4. Berikan reinforcement terhadap keberhasilan anak dalam aktivitas
tertentu
a. R/Reinforcement dapat meningkatkan semangat dan rasa percaya diri
pada anak dalam perkembangan dan aktivitasnya
5. Tugaskan dan cari pengasuh yang konsisten
a. R/Peran aktif pengaruh diperlukan adaptasi anak dalam pada asuh,
asih dan asah terutama pada balita
6. Dorong anak untuk melakukan aktivitas perawatan diri (makan,
minum, toileting sendiri)
a. R/Tingkat kemampuan motorik kasar dan halus pada usia 1-3 bulan
diberi stimulasi untuk membantu anak mencapi tingkat perkembangan
yang optimal
7. Berikan area yang aman, dimana anak dapat bermain bebas
menggerakkan alat bantu jalan, pegangi tangan saat melangkah
a. R/Tempat aman dimana anak bermain hendaknya diperhatikan,
sehingga terhindar dari cedera efek keracunan bahan mainan dan lain-
lain
8. Kolaborai rehabilitasi medis (latihan fisik)
a. R/ Fasilitas latihan fisik untuk endapatkan kemampuan yang optimal
19

2.10.3.3 Gangguan tingkat perkembangan (personal sosial, bahasa dan kognitif)


berhubungan dengan atropi hemifer kiri (difungsi otak)
Ds: Klien tidak bisa mengucapkan kata-kata pada usia yang sebaya,
kemampuan mendengar menurun, pengulangan kata terganggu
Do: Pembicaraan spontan (-), tidak mengenal benda, tidak mampu
mengikuti pengulangan kata-kata serta meniru pengucapan kata tidak
bisa
Tujuan : memperlihatkan tingkat perkembangan (personal sosial, bahasa
dan kognisi) seoptimal mungkin sesuai dengan kelompok usianya
Kriteria :
1. Perilaku ingin sangat tahu dan lebih memungkinkan melakukan sesuai
secara mandiri
2. Belajar dengan kata-kata melalui perabaan bahasa
3. Pengucapan verbal meningkat 1-2 kata
4. Dapat berbicara pada diri sendiri atau orang lain
5. Keluarga mau melakukan stimulasi terhadap tugas-tugas
perkembangan anak
Intervensi :
1. Monitor tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak pada area
fungsi motorik kasar dan halus dengan perangkat scoring denver
(DDST) dan NCHS (BB,TB,Lingkar kepala, lingkar dada dan lingkar
lengan atas)
R/ Pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan individu
tergantung pada sensitivitas suatu organ dalam fase cepat seperti
fungsi biologis, gizi dan faktor lingkungan serta pola asuh, asah dan
asihyang dapat tergambar dalam perangkat scoring perkembangan
denver dan NCHS dapat menilai tingkat kenormalan fisik individu
yang sesuai dengan usianya
2. Diskusikan dan ajarkan keluarga dan pengasuh tentang tugas-tugas
perkembangan anak yang sesuai dengan kelompok usia dan
stimulasinya
20

R/ Anak harus lebih diperlakukan sebagai pribadi anak yang aktif


yang perlu dirangsang atau stimulasi untuk menghadapi dan mampu
mengatasi masalah melalui interaksi dan komunikasi antara orangtua,
klien dan pengasuh
3. Ajarkan dan beri kesempatan pada anak untuk memenuhi tugas
perkembangan sesuai dengan kelompok usianya
R/ Tindakan pemberian stimulasi untuk ungkapan rasa kasih sayang
yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan yang dimulai dari
tahap yangsudah dicapai oleh anak dengan wajar atau tanpa paksaan
erta beri pujian bila hal yang dilakukan itu mencapai keberhasilan
4. Tugaskan dan cari pengasuh yang konsisten
R/ Peran aktif pengasuh diperlukan adaptasi anak dalam pola asih,
asuh dan asah terutama pada balita
5. Ajarkan dan tingkatkan perkembangan dan kata-kata dengan
pengulangan kata-kata yang dipergunakan anak
R/ Stimulasi pendengan dengan memnaggil nama anak, mengulangi
kata-kata yang diucapkan dengan jelas, menyebutkan anggota badan
dapat melatih memeory sel otak anak
6. Berikan waktu bermain dengan anak sebaya
R/ Anak bermain dengan cara toddler dengan karakteristik (paralel
play dan solidtary play), bermain secara spontan dan bebas. Perlu
diingat anak mempunyai autonomi dan kemauan sehingga penting
diperhatikan keamanan dan keselamatannya
7. Kolaborasi dengan rehabilitasi medis dan audiologi
R/ Latihan speech dapat merangsang otot-otot bicara dan memori sel
otak, sekaligus memberi pelajaran pada orangtua tentang cara
menstimulasi anaknya. Audiologi dapat mengevaluasi kelainan pada
bidang THT
2.10.3.4 Keterbatasan untuk memenuhi kebutuhan sosial, bahasa, bermain dan
pendidikan sekunder berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
pertumbuhan dan perkembangan anak, yang ditandai dengan :
21

Ds: Keluarga menanyakan cara perawatan di rumah, apa yang bisa


dikerjakan. Keluarga mengatakan belum mempunyai pengalaman dalam
mengasuh anak, klien adalah anak pertamanya, tingkat pendidikan
menengah, status sosial dan ekonomi kurang mendukung.
Do: Keluarga belum mengetahui tentang tugas-tugas perkembangan dan
stimulasi sesuai tingkat usia
Tujuan : Keluarga dapat memenuhi kebutuhan sosial, bahasa, bermain
dan sekunder pada anak.
Kriteria Hasil :
- Keluarga mengetahui atau mengenal tugas perkembangan anak dan
stimulasinya
- Keluarga mempunyai buku panduan atau acuan dalam perawatan anak
dalam perkembangan dan stimulasinya
Intervensi :
a. Ajarkan dan diskusikan dengan keluarga tentang tugas-tugas
perkembangan dan stimulasinya pada kelompok usia yang sama
R/ Tugas-tugas perkembangan dan stimulasi yang diberikan dapat
dilaksanakan oleh keluarga dalam perawatan sehari-hari dirumah
setelah mengetahui maksud dan tujuan tindakan tersebut
b. Berikan buku panduan untuk atau petunjuk tentang tugas
perkembangan anak dan stimulasinya
R/ Buku petunjuk sangat membantu dalam proses pembelajaran dan
pendidikan sekunder anak di rumah
c. Kolaborasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan pertumbuhan
dan perkembangan anak (dokter, perawat dan lain sebagainya yang
berkompetensi)
R/ Shering pendapat dalam pengalaman dapat memberikan wacana
baru dan luar serta membina hubungan hubungan kerjasama dalam
mencapai tujuan yang diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai