Anda di halaman 1dari 211

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E

TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI IPA


SMA MUHAMMADIYAH 4 TIKEP PADA MATERI KELARUTAN DAN
HASIL KALI KELARUTAN

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Kimia

FAJRI LAHANE
0329 1411 019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
2018
ABSTRAK

Fajri Lahane, 2018. Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Terhadap


Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP
Pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Pembimbing Nur Asbirayani
Limatahu dan Sudir Umar.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Learning
Cycle 5E terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPA SMA
Muhammadiyah 4 TIKEP pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Jenis
penelitian yang digunakan yaitu penelitian pre-experimental dengan desain one-
group pretest-posttest design. Populasi dalam penelitian adalah siswa kelas XI IPA
SMA Muhammadiyah 4 TIKEP yang berjumlah 14 siswa, teknik pengambilan
sampel yaitu secara sampling jenuh. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
berupa soal essay sebanyak 10 item yang digunakana untuk mengukur kemampuan
berpikir kritis siswa dan digunakan lembar observasi untuk hasil belajar ranah afektif
dan psikomotor. Didukung juga dengan angket tanggapan guru dan siswa terhadap
model pembelajaran Learning Cycle 5E. Teknik analisis data adalah teknik analisis
statistik deskriptif dan analisis statistik nonparametrik menggunakan SPSS 22.
Hasil uji hipotesis diperoleh data signifikansi 0,001 < 0,005, Zhitung > Ztebel atau 3,297
> 1,96 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model
pembelajaran Learning Cycle 5E terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI
IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.
Untuk besar peningkatan kemampuan berfikir kritis siswa diperoleh persentase rata-
rata nilai gain sebesar 81% dengan interpertasi tinggi. Sedangkan hasil analisis
lembar observasi menunjukan hasil belajar ranah afektif mencapai rata-rata 67,6
dengan kriteria cukup dan hasil belajar ranah psikomotor mencapai rata-rata 67
dengan kriteria cukup. Didukung juga dengan tanggapan guru dan tanggapa siswa
terhadap model pembelajaran Learning Cycle 5E diperoleh nilai rata-rata tanggapan
guru 84% dan tanggapan siswa diperoleh nilai rata-rata sebesar 82%.
Kata Kunci: Model pembelajaran Learning Cycle 5E, kemampuan berpikir kritis
siswa, Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan, statistik deskriptif dan
statistik nonparametrik, SPSS Versi 22

ii
ABSTRACT

Fajri Lahane 2018. The influence of learning cycle 5E Model of student critical
thinking ability on class XI IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP in the solubility
material and solubility result. Supervised by Nur Asbirayani Limatahu and Sudir
Umar.
This research aim is to know the influence of learning cycle 5E model of students
critical thinking ability on the class XI IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP. The
solubility material and solubility result. The types of research used research of pre-
experimental with one group pretest-posttest design. This research population to the
students of class XI IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP, which consist of 14
students as the sample saturated. The instrument in this research essay question as
many as 10 items to measure the students critical thinking by using observation sheet
for affective and Psychomotor affective learning. Supported also by the questionnaire
response of teacher and students to learning cycle 5E.the data analysis technique are
descriptive statistical analysis and nonparametric statistical using SPSS 22.
Hypothesis test result obtained by significance 0,001<0,005, Zcount >Ztable or 3,297>
1,96 shows that there is a significant influence of the use of learning cycle 5E to
critical thinking skills of students of class XI IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP on
solubility material and solubility result. For the great improvement of students’critical
thinking ability obtained an average percentage of gain value of 81% with high
interpretation, while the result of analysis of observation sheet shows the result of
learning affective field reaches average 67.6 with sufficient criteria and psychomotor
learning achievement reaches average 67 with enough criteria. Supported also by
teacher and student responses to learning cycle 5E model obtained the average score
of teacher responses 84% and student responses 82%.
Keywords: The 5E learning cycle model, students critical thinking ability, solubility
material and solubility result, descriptive statistics and nonparametric
statistics, SPSS 22.

iii
iv
v
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

1. “..sesungguhnya sesudah kesulitan (KONDISI) itu ada kemudahan


(PELUANG). Maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah
dengan sungguh-sungguh urusan yang lain” (QS. Asy-Syarh: 6-7).
2. “Barang siapa dikehendaki oleh Allah mendapat kebaikan, ia akan diberikannya
cobaan” (HR Bukhari Muslim).
3. Jika jalanmu penuh kegelapan dan engaku melihat setitik cahaya di hadapanmu
maka kejarlah cahaya itu, jangan penah engkau berhenti meskipun engkau harus
gugur dalam usah terbaikmu.

PERSEMBAHAN:

Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang, Terima kasih serta
penuh cinta sayang penulis kepada:

1. Ayahanda dan ibunda tercinta (Lahane Usman dan Wa Ode Meliati), yang telah
memberikan limpahan kasih sayang, membesarkan, mendidik, mendoakan,
memberikan semangat, membimbing, bekerja keras untuk membiayai, memberi
dorongan dan motivasi, serta pengorbanan yang tiada terkira kepada penulis.
2. Neneku yang tecinta (Halimani dan Wa Ode Boku) yang juga telah banyak
membantu dan memberikan dorongan motivasi kepada penulis.
3. Kedua pembimbing (Ibu Nur Asbirayani Limatahu, S.Pd., M.Si. dan Bapak
Sudir Umar, S,Si. M.Si.) yang senantiasa selalu sabar memberikan bimbingan,
arahan, dan motivasi yang terbaik kepada penulis.
4. Sahabat-sahabatku (Afifa Neneng Sarofa, Firawati Majid dan Asraf Tengku Ali)
yang selalu membantu dan memberikan semangat yang terbaik kepada penulis.
5. Almamaterku tercinta program studi pendidikan kimia Fakultas Keguruan dan
Ilmu pendidikan Universitas Khairun.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
Rahmat, Hidayah, dan Karunia-Nya yang diberikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran
Learning Cycle 5e Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IPA SMA
Muhammadiyah 4 TIKEP pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan”.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi
Strata Satu (S1) untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan MIPA, Program Studi Pendidikan MIPA,
Program Studi Pendidikan Kimia, Universitas Khairun.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Husen Alting, S.H., M.H., selaku Rektor Universitas Khairun.
2. Bapak Dr. Abdulrasyid Tolangara, S.Si., M.Si., selaku dekan FKIP Universitas
Khairun yang telah memberikan izin penelitan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Dr. Yahya Hairun, S.Pd., M.Si. selaku ketua jurusan MIPA.
4. Ibu Nur Asbirayani Limatahu, S.Pd., M.Si, selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Kimia.
5. Ibu Nur Asbirayani Limatahu, S.Pd., M.Si, selaku Pembimbing I dan Bapak Sudir
Umar, S.Si., M.Si selaku Pembimbing II yang telah memberikan arahan,
motivasi, dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Drs. H. Abdul Rasid Saraha, M.Si.,selaku Penguji I, Bapak Ahmad
Muchsin Jayali, S.Si., M.Si., selaku Penguji II dan Bapak Khusna Arif Rakhman,
S.Si., M.Sc., selaku Penguji III yang telah memberikan arahan dan saran yang
terbaik guna kelengkapan skripsi ini.
7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Kimia : Bapak Drs. H.
Abdul Rasid Saraha, M.Si., Bapak Dr. H. Muhammad Amin, M.Eng., Bapak
Indra Cipta, S.Si., M.Sc. Bapak M. Hidayat J.M., S.Si., M.Sc., Selaku Dosen dan
Penasehat Akademik, Bapak Muliadi S.Si., M.Si., Ibu Khadijah, S.Si., M.Si, Ibu
St. Hayatun Nur Abu, S,Pd,. M.Pd., Ibu Nurfatimah Sugrah, S.Pd., M.Pd., Ibu
Nurul Aulia Rahman, S.Pd., M.Pd., Ibu Elsa Sriwahyuni, S.Pd., M.Pd. yang telah
mencurahkan waktu dan membekali ilmu kepada penulis selama di bangku
perkuliahan.
8. Pegawai tata usaha Ibu Nursan Hasan S.Pd dan Bapak Witharsa Y. Djama, S.Pd
dan Teknisi Laboratorium Ibu Nurbaeti Kumendong, S.Si. Program Studi
Pendidikan Kimia yang telah membantu penulis dalam penyelesaian administrasi
dan kegiatan praktikum selama di bangku perkuliahan.
9. Seluruh staf dosen dan tata usaha di lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Khairun.

viii
10. Bapak Muhajir Salama, S.Pd., selaku kepala SMA Muhammadiyah 4 TIKEP. Ibu
Nofita Asal, S.Pd., selaku guru bidang studi kimia beserta staf guru dan tata usaha
serta para siswa-siswi SMA Muhammadiyah 4 TIKEP yang telah memberikan
izin dan turut membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.
11. Ayahanda dan ibundaku tercinta Lahane Usaman dan Wa Ode Muliyati yang
selalu mendoakan, memberikan bimbingan, dan motivasi yang terbaik serta
Nenekku tercinta yang selalu memberikan dukungan baik secara moril maupun
materil.
12. Teman-teman angkatan 2014, PPL II dan KUBERMAS yang tak dapat penulis
sebutkan satu persatu yang telah memberikan semangat pada penulis dalam
penyusunan skripsi ini,
13. Semua pihak yang telah membantu penulisan dalam menyusun skripsi ini.
14. Almamaterku tercinta tempat penulis menuntut ilmu.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai


kesempurnaan. Namun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Amiin.

Ternate, 20 Agustus 2018

Penulis

ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
ABSTRAK .................................................................................................... ii
ABSTRACK ................................................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iv
PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 3
C. Batasan Masalah............................................................................... 4
D. Rumusan Masalah ............................................................................ 4
E. Tujuan Penelitian.............................................................................. 5
F. Manfaat Penelitian............................................................................ 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................... 7
A. Model Pembelajaran Learning Cycle 5E ........................................... 7
B. Kemampuan Berpikir Kritis .............................................................. 9
C. Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan .................................................. 10
D. Hipotesis .......................................................................................... 15
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 16
A. Jenis Penelitian ................................................................................ 16
B. Waktu Dan Tempat Penelitian .......................................................... 16
C. Populasi dan Sampel......................................................................... 17
D. Variabel Penelitian ........................................................................... 17
E. Prosedur Penelitian ........................................................................... 17
F. Teknik Pengumpulan Data................................................................ 20
G. Teknik Analisis Data ........................................................................ 23
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 27
A. Hasil Penelitian ................................................................................ 27
B. Pembahasan...................................................................................... 37
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 64
A. Kesimpulan ...................................................................................... 64
B. Saran ................................................................................................ 65
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 66
LAMPIRAN–LAMPIRAN ........................................................................... 69
RIWAYAT PENDIDIDKAN ........................................................................ 201

x
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Indikator Kemamapuan Berpikir Kritis ......................................... 10
Tabel 2.2 Konstanta Hasil Kali Kelarutan ..................................................... 12
Tabel 2.3 Hubungan Antara Ksp dan Kelarutan ........................................... 13
Tabel 3.1 Desain Penelitian One-Grup Pretest-Posttest Design .................... 16
Tabel 3.2 Tahap-Tahap Model Pembelajaran Learning Cycle 5E ................. 19
Tabel 3.3 Hasil validasi soal tes kognitif kemampuan berpikir kritis ............ 20
Tabel 3.4 Angket Tanggapan Guru ............................................................... 22
Tabel 3.5 Angket Tanggapan Siswa.............................................................. 22
Tabel 3.6 Panduan Pemberian Skor Pada Skala Likert .................................. 22
Tabel 3.7 Klasifikasi Standart Gain.............................................................. 24
Tabel 3.8 Kriteria Penilaian Afektif dan Psikomotorik.................................. 25
Tabel 3.9 Kriteria Pemberian Skor Angket Skala Likert................................ 26
Tabel 4.1 Hasil Validasi Nilai Rata-Rata Soal .............................................. 27
Tabel 4.2 Analisis Deskripsi Hasil Pretest .................................................... 28
Tabel 4.3 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Pretest ................................... 29
Tabel 4.4 Hasil Kolmogorov-Smirnov Test Hasil Belajar Siswa .................... 30
Tabel 4.5 Hasil Uji Hipotesis Uji Wilcoxon .................................................. 31
Tabel 4.6 Hasil Analisis Nilai Gain Per Indikator ........................................ 32
Tabel 4.7 Hasil Skor dan Persentase Tiap Aspek Afektif ............................. 33
Tabel 4.8 Hasil Skor dan Persentase Tiap Aspek Psikomotorik..................... 34
Tabel 4.9 Hasil Analisis Angket Tanggapan Guru ........................................ 35
Tabel 4.10 Hasil Analisis Angket Tanggapan Siswa ....................................... 36

xi
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 4.1 Hasil Belajar Rata-Rata Pretest dan posttest ............................. 29
Gambar 4.2 Hasil Ketuntasan Belajar .......................................................... 30
Gamvar 4.3 Persentase Nilai Gain Tiap Indikator ........................................ 32
Gambar 4.4 Persentase Skor Rata-rata Tiap Indikator .................................. 33
Gambar 4.5 Persentase Skor Rata-rata Tiap Indikator .................................. 34
Gambar 4.6 Hasil Persentase Angket Tanggapan Guru ................................ 36
Gambar 4.7 Hasil Persentase Angket Tanggapan Siswa ............................... 37

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Silabus Pembelajaran ............................................................... 69
Lampiran 2. Pemetaan Standar Isi ................................................................ 72
Lampiran 3a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1....................................... 75
Lampiran 3b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2....................................... 81
Lampiran 3c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3....................................... 87
Lampiran 3d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 4....................................... 92
Lampiran 3e. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 5....................................... 99
Lampiran 3f. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 6....................................... 105
Lampiran 4a. Lembar Kerja Siswa (LKS 1) ................................................... 111
Lampiran 4b. Lembar Kerja Siswa (LKS 2) ................................................... 116
Lampiran 4c. Lembar Kerja Siswa (LKS 3) ................................................... 122
Lampiran 4d. Lembar Kerja Siswa (LKS 4) ................................................... 126
Lampiran 5. Kisi-Kisi Soal Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
(Sebelum Divalidasi) ................................................................ 130
Lampiran 6. Instrumen Soal Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan (Sebelum
Divalidasi) ............................................................................... 133
Lampiran 7. Kunci Jawaban dan Skor Instrumen Soal (Sebelum Divalidasi) 137
Lampiran 8a. Instrument Validasi Soal Pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali
Kelarutan (Validator 1) ............................................................ 146
Lampiran 8b. Rekapitulasi Validasi Soal Validtor 1 ....................................... 148
Lampiran 8c. Persentase Validasi Soal Validtor 1 .......................................... 149
Lampiran 8d. Surat Keterangan Validator 1 ................................................... 151
Lampiran 9a. Instrument Validasi Soal Pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali
Kelarutan (Validator 2) ............................................................ 152
Lampiran 9b. Rekapitulasi Validasi Soal Validtor 2 ....................................... 154
Lampiran 9c. Persentase Validasi Soal Validtor 2 .......................................... 155
Lampiran 9d. Surat Keterangan Validator 2 ................................................... 157
Lampiran 10. Kisi-Kisi Instrumen Soal Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
(Setelah Divalidasi) .................................................................. 158
Lampiran 11. Instrumen Soal Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan (Setelah
Divalidasi) ............................................................................... 160
Lampiran 12. Kunci Jawaban dan Skor Instrumen Soal (Setelah Divalidasi) .. 163
Lampiran 13. Data Mentah Pretest ................................................................. 170
Lampiran 14. Data Mentah Posttest ............................................................... 172

xiii
Lampiran 15. Data Mentah Hasil Belajar ....................................................... 174
Lampiran 16. Uji Normalitas.......................................................................... 175
Lampiran 17. Uji Hipotesis (Uji Wilcoxon) .................................................... 176
Lampiran 18. Data Nilai Gain ........................................................................ 177
Lampiran 19. Kisi-Kisi Penilaian Afektif ...................................................... 178
Lampiran 20. Instrumen Penilaian Afektif ..................................................... 179
Lampiran 21. Persentase Nilai Afektif Tiap Skor ......................................... 181
Lampiran 22. Kisi-Kisi Penilaian Psikomotorik ............................................. 182
Lampiran 23. Instrumen Penilaian Psikomotorik ............................................ 183
Lampiran 24. Persentase Nilai Psikomotorik Tiap Skor .................................. 185
Lampiran 25a. Kisi-kisi Angket Tanggapan Guru ............................................ 186
Lampiran 25b. Angket Tanggapan Guru .......................................................... 187
Lampiran 26. Rekapitulasi Angket Tanggapan Guru ...................................... 189
Lampiran 27. Persentase Angket Tanggapan Guru ......................................... 190
Lampiran 28a. Kisi-kisi Angket Tanggapan Siswa .......................................... 192
Lampiran 28b. Angket Tanggapan Siswa ........................................................ 193
Lampiran 29. Rekapitulasi Angket Tanggapan Siswa ..................................... 195
Lampiran 30. Persentase Angket Tanggapn Siswa.......................................... 196
Lampiran 31. Dokumentasi ............................................................................ 198

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang materi yang meliputi struktur,

komposisi, sifat dan perubahan materi serta energi yang menyertainya. Materi

kimia dianggap sulit oleh siswa SMA di karenakan materi kimia banyak

memuat konsep-konsep dan perhitungan kimia yang bersifat abstrak (Ismawati,

2017). Salah satu materi kimia yang sulit untuk dipahami adalah kelarutan dan

hasil kali kelarutan, karena untuk memahami materi ini terlebih dahulu harus

mengusai perhitungan dasar kimia, persamaan reaksi dan konsep kesetimbangan

kimia. Hal ini yang menjadikan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan

menjadi lebih sulit untuk dipahami.

Berdasarkan hasil observasi awal serta wawancara guru mata pelajaran

kimia kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP, diperoleh informasi

bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari materi kelarutan dan hasil

kali kelarutan. Siswa jarang mengemukakan pendapat ataupun bertanya kepada

guru sehingga proses pembelajaran terkesan berjalan satu arah dari guru ke

siswa. Hal ini sejalan dengan hasil wawancara siswa kelas XII IPA SMA

Muhammadiyah 4 TIKEP, juga diperoleh informasi bahwa mereka mengalami

kesulitan dalam memahami materi kelarutan dan hasil kali kelarutan, sehingga

menyebabkan banyak siswa yang masih belum mencapai kriteria kentuntasan

minimal (KKM) sebanyak 67%.


2

Rendahnya hasil belajar siswa tentunya disebabkan oleh dua faktor yaitu

faktor internal meliputi minat, kesiapan siswa dan faktor eksternal diataranya

adalah penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi sehingga

menyebabkan kurangnya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran dan juga

siswa cenderung tidak aktif dalam proses pembelajaran berlangsung, hal ini

menimbulkan dugaan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa masih dianggap

rendah.

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah diatas tentunya kita

membutuhkan model pembelajaran yang mengajak siswa berperan aktif dalam

proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran tersebut yaitu model

pembelajaran Lerning Cycle 5E. Menurut Harjono, dkk (2017) model

pembelajaran ini dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis

siswa, diamana siswa diberikan kesempatan untuk mengkonstruksi pengetahuan

dan pengalaman mereka sendiri dengan terlibat secara aktif dalam mempelajari

materi baik secara individu maupun secara kelompok. Model pembelajaran

Lerning Cycle 5E sangat sesuai dengan materi kelarutan dan hasil kali

kelarutan, karena proses pembelajaran pada tahapan exploration siswa

diwajibkan untuk melakukan analisis dan menerapan konsep pada tahapan

elaboration kemudian melakukan evaluasi diakhir pembelajaran. Dengan

demikian maka diharapkan kemampuan berfikir kritis siswa juga dapat

meningkat.
3

Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Saputro, dkk (2017) menyatakan

bahwa Penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar siswa kelas XI MIA 1 SMA

Negeri 1 Banyudono, dengan Hasil analisis kemampuan berpikir kritis siswa

yang berkategori tinggi sebesar 83,33%. Persentase ketuntasan siswa aspek

pengetahuan sebesar 63,33% dan penilaian aspek sikap mencapai 100% siswa

berkategori minimal baik. Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Soeprodjo dkk (2008) diperoleh kesimpulan, ada pengaruh

positif penggunaan model learning cycle terhadap hasil belajar peserta didik

dalam materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

Berdasarakan uraian diatas peneliti sangat tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Lerning Cycle 5E

Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IPA SMA

Muhammadiyah 4 TIKEP Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali

Kelarutan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka terdapat beberapa masalah

yang teridentifikasi diantaranya:

1. Proses pembelajaran hanya berlangsung satu arah

2. Hasil belajar siswa banyak yang tidak mencapai kriteria kentuntasan

minimal (KKM).
4

3. Model pembelajaran yang digunakan tidak mendukung siswa dalam

mengembangkan kemampuan berpikir kritis.

C. Batasan Masalah

Untuk membatasi agar penelitian ini tidak meluas, berdasarkan identivikasi

masalah di atas maka batasan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya dibatasi pada penilain kemampuan berpikir kritis siswa

pada mata pelajaran kelarutan dan hasil kali kelarutan.

2. Model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran Lerning

Cycle 5E

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah :

1. Apakah ada pengaruh model pembelajaran Lerning Cycle 5E tehadap

kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 4

TIKEP pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan ?

2. Berapa besar pengaruh model pembelajaran Lerning Cycle 5E tehadap

kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 4

TIKEP pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan ?

3. Apakah ada pengaruh model pembelajaran Lerning Cycle 5E terhadap

kemampuan berpikir kritis pada aspek afektif dan psikomotorik siswa kelas

XI IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP pada materi kelarutan dan hasil kali

kelarutan ?
5

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Lerning Cycle 5E

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPA SMA

Muhammadiyah 4 TIKEP pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

2. Untuk mengetahui besar pengaruh model pembelajaran Lerning Cycle 5E

terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPA SMA

Muhammadiyah 4 TIKEP pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Lerning Cycle 5E

terhadap kemampuan berpikir kritis pada aspek afektif dan psikomotorik

siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP pada materi kelarutan

dan hasil kali kelarutan?

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritik

a. Memberikan sumbangsi pemikiran untuk meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa

b. Memberikan variasi dalam bimbingan belajar dan hasil belajar atau

prestasi.

c. Sebagai informasi penting dalam menerapkan model pembelajaran

kususnya pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.


6

2. Manfaat secara praktik

a. Bagi siswa, siswa dapat terlibat langsung dalam proses pembelajaran,

ikut aktif dan kreatif serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengembangkan keterampilannya dalam pembelajaran untuk

meningkatkan pemahamannya terhadap konsep kimia.

b. Bagi guru, dapat merangsang guru agar dapat mengembangkan proses

pembelajaran dengan model pembelajaran Lerning Cycle 5E

c. Bagi peneliti, dapat menyelesaikan penelitian dan studi akhir serta

sebagai pegangan untuk masa yang akan datang.


7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Model pembelajaran Lerning Cycle 5E

Model pembelajaran learning cycle menurut Fajaroh (2008) merupakan

model pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan serangkaian tahap-tahap

kegiatan pembelajaran yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga siswa dapat

menguasai kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan berperan

aktif. Soeprodjo dkk. (2008) juga menjelaskan bahwa model pembelajaran

learning cycle merupakan model pembelajaran yang memberi kesempatan

kepada peserta didik untuk aktif mengkonstruksi dan mengembangkan

pengetahuan dengan melalui lima tahapan pembelajaran yakni Engagement,

Exploration, Explanation, Elaboration dan Evaluation.

Model pembelajaran learning Cycle 5E merupakan model pembelajaran

yang berpusat pada siswa dengan melalui lima tahapan pembelajaran yakni

Engagement, Exploration, Explanation, Elaboration dan Evaluation, dimana

setiap tahapan pembelajaran siswa dituntut untuk berperan aktif.

1. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Lerning Cycle 5E

Model pembelajaran Lerning Cycle 5E Menurut Nurhayat, dkk, (2013)

memiliki lima tahapan yaitu tahap Engagement, Exploration, Explanation,

Elaboration dan Evaluation. Kelima tahap tersebut dapat dijabarkan sebagai

berikut:
8

a. Tahap membangkitkan minat (Engagement) pada tahap ini guru

menyiapkan atau mengkondisikan siswa untuk belajar, membangkitkan

minat siswa dengan mengajukan pertanyaan tertang materi yang

dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.

b. Tahap menyelidiki (Exploration) pada tahap ini siswa bekerja sama

dalam kelompok-kelompok kecil untuk mengerjakan tugas yang

diberikan guru tanpa pengajaran langsung dari guru. Siswa mempelajari

konsep sendiri dari berbagai sumber yang dimiliki dan mendiskusikan

dengan teman kelompoknya. Dalam hal ini guru berperan sebagai

fasilitator.

c. Tahap menjelaskan (Explanation) Pada tahap ini siswa menjelaskan

konsep hasil temuan kelompoknya dengan kata-kata mereka sendiri,

menunjukkan bukti dan klarifikasi dari penjelasan mereka, serta

membandingkan argumen yang mereka miliki dengan argumen dari

siswa lain.

d. Tahap memperluas (Elaboration) pada tahap ini siswa mengaplikasikan

konsep yang mereka dapatkan untuk menyelesaikan soal - soal

pemecahan masalah.

e. Tahap evaluasi (Evaluation) dapat dilakukan melalui pemberian tes

(quiz) atau question di akhir pembelajaran untuk mengetahui sejauh

mana tingkat pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari.


9

2. Kelebihan Model Pembelajaran Lerning Cycle 5E

Menurut Fajaroh (2008) menjelaskan model pembelajaran Learning

Cycle 5E memiliki beberapa kelebihan diantaranya:

a. Merangsang siswa untuk mengingat kembali materi pembelajaran yang

telah mereka dapatakan sebelumnya.

b. Memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih aktif dalam

pembelajaran dan menambah rasa keingintahuan.

c. Melatih siswa untuk menyampaikan secara lisan konsep yang mereka

pelajari.

d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir, mencari,

menemukan dan menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah

dipelajari.

B. Kemampuan Berpikir Kritis

Menurut Ismail (2016) mengatakan bahwa kemampuan berpikir kritis

merupakan sebuah proses terorganisasi yang memungkinkan siswa

mengevaluasi bukti, asumsi, logika, dan bahasa yang mendasari pernyataan

orang lain. Nudia (2013) juga menjelaskan bahwa kemampuan berpikir kritis

merupakan proses berpikir yang dapat meningkatkan intelektual dan

kemampuan siswa dalam melakukan proses pembelajaran. Annisa (2017)

menjelaskan bahwa Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan dalam

pengambilan keputusan melalui tahapan observasi, analisis, dan kesimpulan

suatu permasalahan.
10

Menurut Ennis (1985) menjelaskan bahwa terdapat enam aspek kemampuan

berpikir kritis siswa yang terbagi atas dua belas indikator, seperti pada tebel 2.1.

Tabel 2.1 Indikator kemampuan berpikir kritis


Aspek Berpikir Kritis Indikator
Memberikan penjelasan sederhana Memfokuskan pertanyaan
Menganalisis pertanyaan
Bertanya dan menjawab pertanyaan
tentang suatu penjelasan
Membangun keterampilan dasar Mempertimbangkan sumber apakah
dapat dipercaya atau tidak
Mengobservasi dan
mempertimbangkan suatu laporan hasil
observasi
Menyimpulkan Mendeduksi dan mempertimbangkan
hasil deduksi
Menginduksi dan mempertimbangkan
hasil induksi
Membuat dan menentukan hasil
pertimbangan
Memberikan penjelasan lebih Mendefinisikan istilah dan
lanjut mempertimbangkan suatu defenisi
Mengindentifikasi asumsi
Mengatur startegi dan taktik Mementukan suatu tindakan
Berinteraksi dengan orang lain
(Rahayu, S. dkk 2016)

Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan seseorang dalam

mengabil sebuah keputusan dengan terampil melalui serangkaian tahapan ilmiah

meliputi opservasi, analisis dan membuat suatu kesimpulan dalam

menyelesaikan sebuah masalah untuk meningkatakan kemampuan siswa.

C. Kelarutan dan hasil kali kelarutan

Tidak semua garam dapat larut dalam air.Banyak garam-garam yang kurang

larut bahkan dapat dikatakan tidak larut di dalam air.Walaupun tampaknya tidak
11

larut, sesungguhnya masih ada sebagian kecil dari garam-garam itu yang dapat

larut dalam air. Kelarutan garam-garam ini membentuk kesetimbangan dengan

garam-garam yang tidak larut.

1. Kelarutan (s)

Istilah kelarutan (solubility) digunakan untuk menyatakan jumlah

maksimal zat yang dapat larut dalam sejumlah tertentu pelarut. Terdapat dua

kuantitas yang menyatakan kelarutan suatu zat yaitu: kelarutan molar,

jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan jenuh (mol per liter) dan

kelarutan yaitu gram zat terlarut dalam 1 liter larutan jenuh (gram per liter).

Biasanya dengan mengetahui kelarutan molar (mol/L) kita dapat

menghitung kelarutan dalam gram/L, begitupun sebaliknya. Misalanya kita

mengetahui kelarutan kalsium sulfat (CaSO4) berdasarakan percobaan

adalah 0,5 gram/L. biasanya untuk mengetahui nilai Ksp suatu larutan kita

terlebih dahulu mengubah kelarutan gram/L menjadi kelarutan mol/L

dengan cara sebagai berikut:

0,5 gram CaSO4 1 mol CaSO4


kelarutan CaSO4 mol/L = × = 3,6x10 mol/L
1 L larutan 136,2 gram CaSO4

(Chang R, 2004)

2. Tetapan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

Jika senyawa yang sukar larut misalnya AgCl dilarutkan kedalam air,

secara kasat mata kita melihat bahwa senyawa tersebut tidak larut dalam air.
12

Akan tetapi sebenarnya ada sebagian kecil senyawa tersebut yang larut dan

membentuk kesetimbangan ion dengan yang tidak larut.

AgCl (s) Ag+ (aq) + Cl- (aq)

Karena garam AgCl diangap sebagai elektolit kuat, semua AgCl yang

larut dalam air dianggap terurai sempurna menjadi ion Ag+ dan Cl-. Kita

mengetahui bahwa untuk reaksi heterogen, konsentrasi padatan adalah

konstan. Jadi kita dapat menuliskan konstanta kesetimbangan untuk

pelarutan AgCl sebagai berikut:

Kc [AgCl] = Ksp = [Ag+][Cl-]

Dimana Ksp disebut sebagai konstanta hasil kali kelarutan atau,

ringkasnya hasil kali kelarutan. Secara umum hasil kali kelarutan suatu

senyawa ialah hasil kali konsentrasi molar dari ion penyusunnya, di mana

masing-masing dipangkatkan dengan koefisien stoikiometrinya dalam

persamaan kesetimbangan (Syukri, 1999).

Tabel 2.2 konstanta hasil kali kelarutan senyawa pada suhu 25 ‘C


Senyawa Ksp Senyawa Ksp
-33
Al(OH)3 2,0 X 10 PbS 7,0 X 10-27
-9
BaCO3 8,1 X 10 Mg(OH)2 1,2 X 10-11
BaCrO4 2,4 X 10-10 MgC2O4 8,6 X 10-5
-6
BaF2 1,7 X 10 Mn(OH)2 4,5 X 10-14
BaSO4 1,5 X 10-9 MnS 7,0 X 10-14
-29
CdS 3,6 X 10 Hg2Cl2 2,0 X 10-21`
-9
CaCO3 9,0 X 10 HgS 1,6 X 10-54
CaF2 1,7 X 10-10 NiS 2,0 X 10-21
(Syukri, 1999)
13

3. Hubungan Kelarutan (s) dengan Tetapan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

Secara umum hubungan antara kelarutan (s) dengan tetapan hasil kali

kelarutan (Ksp) untuk larutan elektrolit dapat dinyatakan dalam tebel

berikut:

Tebel 2.3 Hubungan antara Ksp dan Kelarutan (s)


Senyawa Persamaan Katio Anio Hubungan antara Ksp dan s
ksp n n
+ -
AgCl [Ag ][Cl ] s s Ksp = s2;s = (Ksp)1/2
BaSO4 [Ba2+][SO4- s s Ksp = s2;s = (Ksp)1/2
2
]
Ag2CO3 [Ag+]2[CO32 2s s Ksp = 4s3;s = (Ksp/4)1/3
-
]
PbF2 [Pb2+][F-]2 s 2s Ksp = 4s3;s = (Ksp/4)1/3
Al(OH)3 [Al+3][OH-]3 s 3s Ksp = 27s4;s = (Ksp/27)1/4
Ca3(PO4) [Ca2+]3[PO4 3s 2s Ksp = 108s5;s = (Ksp/108)1/5
3- 2
2 ]
(Chang R, 2004)

4. Pengaruh Ion Senama Terhadap Kelarutan

Sebagaimana telah kita ketahui bahwa pengendapan senyawa inonik dari

larutan terjadi apabila hasil kali ion melebihi Ksp zat tesebut. Dalam larutan

jenuh AgCl, contohnya hasil kali ion [Ag+][Cl-] tentu saja sama dengan Ksp.

Selain itu stoikiometri sederhana menyatakan bahwa [Ag+]=[Cl-]. Namun

kesamaan ini tidak selalu terjadi dalam setiap setuasi.

Misalkan kita mengkaji larutan yang mengandung dua zat terlarut yang

memiliki ion senama, katakan saja, AgCl dan AgNO3. Selain penguraian

AgCl, proses berikut juga menambah konsentrasi total ini perak dalam

larutan:
14

AgNO3 (s) H2O Ag+ (aq) + NO3-(aq)

Jika AgNO3 ditambahakan pada larutan AgCl jenuh, meningkatnya

[Ag+] akan membuat hasil kali ion lebih besar dari pada hasil kali kelarutan:

Q = [Ag+]0[Cl-]0 > Ksp

Untuk kembali ke kesetimbangan, sebagian AgCl akan terendapkan dari

larutan, sebagaimana diprediksi oleh asas Le Chatelier, sampai hasil kali ion

sekali lagi sam dengan Ksp. Efek penambahan ion senama, dengan

demikian, menurunkan kelarutan garam (AgCl) dalam larutan.

5. Reaksi Pengendapan

Dalam larutan elektrolit kuat terdapat beberapa jenis ion baik ion positif

maupun ion negatif. Untuk berbagai keperluan sering kali kita ingin

mengambil atau menghilangkan ion tertentu. Dalam proses industri bisanya

untuk mendapatakan senyawa tertentu dapat dilakukan dengan

menyesuaikan konsentrasi ion sampai hasil kali ion melampaui hasil kali

kelarutan (Ksp) sehingga senyawa tesebut bebentuk endapan dalm larutan.

Jika larutan belum jenuh tentu harga Qc lebih kecil daripada harga Ksp.

Sebaliknya jika Qc lebih besar daripada Ksp, hal ini berarti larutan itu lewat

jenuh, sehingga akan mengendap.

Jika Qc < Ksp, maka larutan belum jenuh ( tidak terjadi endapan).

Jika Qc = Ksp, maka larutan tepat jenuh (tidak terjadi endapan).

Jika Qc> Ksp, maka larutan lewat jenuh (terjadi endapan)


15

D. Hipotesis Penelitian

Ha : Ada pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran Lerning

Cycle 5E terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPA SMA

Muhammadiyah 4 TIKEP pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran

Lerning Cycle 5E terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPA

SMA Muhammadiyah 4 TIKEP pada materi kelarutan dan hasil kali

kelarutan.
16

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, sedangkan desain

penelitian yang digunakan adalah desain Pre-experimental design tipe one-

group pretest-posttest design. Pada penelitian ini peneliti menggunakan sampel

jenuh dimana semua semua populasi siswa kelas XI IPA dijadikan sebagai

sampel.

Tabel 3.1 One-group pretest-posttest design


O1 X O2

Keterangan:

X = Kelas yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Project-

Based Learning

O1 = Nilai pretest sebelum diberikan model pembelajaran Lerning Cycle 5E

O2 = Nilai posttest setelah diberikan model pembelajaran Lerning Cycle 5E

(Sugiono, 2015)

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di sekolah SMA Muhammadiyah 4 TIKEP,

dilaksanakan kurang lebih 1 bulan pada bulan mei dan pelaksanaannya

disesuaikan dengan jam pelajaran di sekolah.


17

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Penelitian ini yang menjadi populasi adalah jumlah keseluruhan siswa

kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP yang berjumlah 14 siswa.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini yaitu sampel jenuh dimana populasi siswa

kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP, dijadikan sebagai sampel

penelitian sebanyak 14 siswa (Sugiyono, 2015: 124).

D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis

2. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Lerning

Cycle 5E

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang digunakan dalam proses penelitian ini diantaranya,

sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan

a. Melakukan observasi awal dengan teknik wawancara tehadap guru

kimia dan siswa kelas XII IPA dengan tujuan untuk mengumpulkan data
18

awal yang dibutuhkan serta mengetahui kesediaaan sekolah untuk

dilakukannya penelitian.

b. Menentukan populasi dan sampel penilitian, Populasi dalam penelitian

ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA yang berjumlah 20 orang siswa

dan sampel penelitian ini adalah sampel jenuh diamana seluruh siswa

kelas XI IPA berjumlah 20 orang siswa dijadiakan sebagai sampel.

c. Membuat instrument tes, instrument tes berupa soal dalam bentuk essay

sebanyak 15 nomor soal.

d. Validasi soal oleh tim pembimbing dan penguji.

e. Pembuatan perangkat pembelajaran (RPP, LKS dan bahan ajar).

2. Tahap Pelaksanaan

a. Memberikan pretest pada kelas eksperimen dengan tujuan untuk

mengetahui kemampuan awal siswa.

b. Melakukan proses pembelajaran pada kelas eksperimen dengan model

pembelajaran Lerning Cycle 5E pada mata pelajaran kelarutan dan hasil

kali kelarutan.

c. Memberikan posttest pada kelas eksperimen yang bertujuan untuk

mengetahui hasil belajar siswa meliputi kemampuan berpikir kritis

siswa.

d. Membagikan angket kepada guru dan masing-masing siswa dengan

tujuan untuk mengetahui ketertarikan menggunakan model pembelajaran

Lerning Cycle 5E.


19

Tabel 3.2 Tahap-tahap model pembelajaran Lerning Cycle 5E


Tahap
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Guru membangkitkan minat belajar siswa dengan
Tahap 1 mengajukan pertanyaan agar siswa dapat menjawab dan
Engagement menjelaskan (C2) pertanyaan tentang materi kelarutan
dan hasil kali kelarutan yang dikaitkan dengan kehidupan
sehari-hari.
Guru meminta siswa bekerja sama dalam kelompok agar
siswa dapat menganalisis (C4) video animasi praktikum
Tahap 2
kemudian mempertimbangkan hasil observasi dan
Exploration
menjawab pertanyaan dalam LKS tentang materi
kelarutan dan hasil kali kelarutan.
Guru membimbing siswa dalam diskusi, agar siswa dapat
menjelaskan pertanyaan hasil temuan kelompoknya
Tahap 3 dengan kata-kata mereka sendiri kemudian kelompok
Explanation lain memperhatikan dan berusaha memahami (C1) apa
yang telah disampaikan dan memberikan argument
bandingan apabila merasah penjelasan temannya berbeda
atau tidak sesuai dengan tujuan pertanyaan.

Guru menujuk salah satu siswa untuk maju dan


Tahap 4 menjawab soal latihan didepan kelas, agar siswa dapat
Elaboration memahami (C3) dan membuat deduksi dari materi
kelarutan dan hasil kali kelarutan dalam menyelesaikan
soal-soal latihan.
Tahap 5 Guru memberikan evaluasi melalui pemberian tes (quiz)
Evaluation di akhir pembelajaran agar siswa dapat lebih memahami
(C2) materi kelarutan dan hasil kali kelarutan .
20

F. Tehnik Pengumpulan Data

1. Teknik Tes (Kemampuan Berpikir Kritis)

Teknik tes digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui dan

mengukur kemampuan berfikir kritis siswa berdasarkan indikator

kemampuan berfikir kritis. Sebelum dilakukan pritest dan posttest terlebih

dahulu soal divalidasi untuk mengetahui kelayakan isi soal. Validasi soal

yang divalidasi oleh ahli sebanyak 15 soal dalam bentuk essay. Validasi soal

terdapat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Hasil Validasi soal tes kognitif kemampuan berpikir kritis
Instrumen Jumlah Soal yang di gunakan Soal yang dibuang
Nomor
Validasi 15 1,3,4,7,8,9,10, 11,12, 2,5,6,14, dan 15
soal dan 13

2. Observasi

a. Ranah Afektif

Ranah afektif dinilai dengan menggunakan lembar observasi.

Beberapa indikator penilaian untuk ranah afektif kelas eksperimen

sebagai berikut:

1) Selalu menjelaskan dan menerima (A1) materi pembelajaran

dengan baik

2) Selalu datang ke sekolah tepat waktu agar menentukan dan

membentuk sikap (A3) karakter yang baik.

3) Selalu memberikan alternative dan berpartisipasi (A2) dalam

mengerjakan tugas dengan baik.


21

4) Saling menghargai dan menerima (A1) teman yang berbeda

agama, suku, ras dan gender.

5) Selalu menghargai dan menghormati (A5) orang yang lebih tua.

b. Ranah psikomorik

Teknik untuk memperoleh hasil penilaian ranah psikomotorik siswa

dilakukan dengan menggunakan lembar observasi. Beberapa indikator

penilaian untuk ranah psikomotorik kelas eksperimen sebagai berikut :

1) Siswa mempersiapkan diri agar mampu mengumpulkan data dan

mengadakan (P1) dengan baik.

2) Siswa mampu menafsirkan data dan menempatkan diri (P2)

dengan baik.

3) Siswa mampu menjelaskan pertanyaan serta kreatif (P7) dalam

berkomunikasi antar teman kelompok

4) Siswa mampu merumuskan pertanyaan dan membimbing (P3)

dalam kelompok

3. Teknik non-tes (angket)

a. Angket Tanggapan Guru

Untuk mencari tahu tanggapan guru terhadap kelas diberi penerapan

model pembelajaran Learning Cycle 5E dengan instrument angket.

Angket yang digunakan adalah skala liker dengan jenis pernyataan

berupa pernyataan negetif dan positif. Indikator yang dinilai dapat

dilihat pada Tabel 3.4.


22

Tabel 3.4 Indikator Angket Tanggapan Guru


No Indikator Tanggapan Guru
Model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat mempermudah
1
guru dalam melakukan proses pembelajaran dikelas.
Model pembelajaran Learning Cycle 5E menambah semangat
2
mengajar guru didalam kelas
Model pembelajaran Learning Cycle 5E membuat
3
pembelajaran dikelas menjadi menarik dan menyenangkan.

b. Angket Tanggapan siswa

Angket tanggapan siswa juga merupakan angket skala liker dengan

jenis pernyataan negatif dan pernyataan positif dengan indikator yang

dinilai dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Indikator Angket Tanggapan Siswa


No Indikator Tanggapan Siswa
Model pembelajaran Learning Cycle 5E menambah pengetahuan
1
dan minat belajar siswa
Model pembelajaran Learning Cycle 5E mempermudah siswa
2
dalam belajar dan cepat memahami materi pembelajaran
Model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat meningkatkan
3
minat dan kemampuan berpikir kritis

Tabel 3.6 Panduan Pemberian Skor Angket Skala Likert


Skor Tiap Item
Alternatif Jawaban Pernyataan Pernyataan
Negatif Posistif
Sangat Setuju 1 5
Setuju 2 4
Ragu-ragu 3 3
Tidak Setuju 4 2
Sangat Tidak Setuju 5 1
(Sugiyono, 2015: 136)
23

G. Teknik analisis data

1. Teknis Tes (Kemampuan Berpikir Kritis)

Data hasil penelitian ini berupa data hasil belajar siswa.Sesuai dengan

desain penelitian dan hipotesis yang diajukan. Analisis yang digunakan

adalah SPPS versi 22. Dimana pengujian ini menggunakan tingkat

signifikasi 0,05 (secara default SPPS sudah menggunakan signifikansi 0,05).

a. Analisis Deskritif

Analisis deskritif dalam penelitian dilakukan untuk

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

bermaksut membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generalisasi (Sugiyono, 2015: 208).

b. Uji Normalitas

Uji normalitas ini digunakan Statistical Package Social Science

(SPSS) versi 22 dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Syarat pengujian ini

yaitu, data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikan > 0,05

(Priyanto, 2009:80). Setelah dilakukan uji prasyarat dan data

dinyatakan normal, kemudian data diuji dengan statistic inferensial

pada SPPS versi 21 (uji Paired Samples T Test).

c. Uji Hipotesis

Setelah data dinyatakan normal, kemudian data diuji dengan

statistik uji Paired Samples T Test. Kriteria pengujian adalah: jika –ttabel

≤ thitung maka H0 diterima, dan jika thitung < ttabel atau thitung >ttabel maka H0
24

ditolak sedangkan berdasarkan signifikansi, jika > 0.005, maka H0

diterima dan signifikansi < 0.005, maka H0 ditolak (Priyanto, 2009:81).

Apabila data tidak terdistribusi normal maka dilakukan uji non

parametrik dengan Uji Wilcoxon. Dimana signifikans jika > 0.005,

maka H0 diterima dan signifikansi < 0.005, maka H0 ditolak, sedangkan

jika –ttabel ≤ thitung maka H0 diterima, dan jika thitung < ttabel atau thitung >ttabel

maka H0 ditolak (Santoso, 2012:120).

d. Uji Nilai Gain

Untuk mengetahui besar peningkatan kemampuan berpikir kritis

siswa, maka harus dilakukan analisis standar gain dengan rumus pada

Persamaan 3.1.


= × 100% (3.1)

(Duran dalam Roini, C., 2012)

Tabel 3.7 Klasifikasi Standard gain


Interval Interprestasi
g ≥ 70% Tinggi
30% < g < 70% Sedang
g ≤ 30% Rendah
(Yamin, 2016)

2. Observasi

Analisis data untuk penilaian afektif dan psikomotorik digunakan

dengan presentase penilaian lembar observasi sebagai berikut :

Nilai = x 100 % (3.2)


25

Tabel 3.8 Kriteria penilaian Afektif dan Psikomotorik


Presentase Kriteria
< 60% Tidak Baik
60% - 70% Kurang Baik
71% - 80% Cukup Baik
81% - 90% Baik
91% - 100% Sangat Baik
(Yamin , 2016)

3. Teknik Non-Tes (Angket)

a. Analisis Angket Tanggapan Guru dan Siswa

Skala pengukuran yang digunakan dalam angket respon siswa dan

guru terhadap pengaruh model pembelajaran Lerning Cycle 5E

terhadap kemampuan berpikir kritis kemampuan berpikir kritis siswa

kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP pada materi kelarutan

dan hasil kali kelarutan yang diukur menggunakan pengukuran skala

liker dan dianalisis menggunakan Persamaan 3.3, dan 3.4.

F x SK
SRPS  (3.3)
N

Keterangan:

SRPS = Skor rata-rata perolehan siswa

N = Jumlah frekuensi atau responden

F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya

SK = Skor kriteria

Jumlah total Skor Tiap Item


TP  (3.4)
Skor Ideal
26

Untuk kriteria pemberian skor pada setiap item pernyataan dapat

dilihat pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9 Kriteria Pemberian Skor Angket Skala Liker


Skor Tiap Item
Alternati jawaban Pernyataan positif Pernyataan negative
Sangat setuju 5 1
Setuju 4 2
Ragu-ragu 3 3
Tidak Setuju 2 4
Sangat tidak Setuju 1 5
(Sugiyono, 2015: 136)
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian pre-experimental yang

dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 4 TIKEP pada siswa kelas XI IPA

semester genap tahun ajaran 2017/2018 dengan materi kelarutan dan hasil kali

kelarutan. Penelitian ini hanya menggunakan 1 kelas yaitu kelas eksperimen

dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Lerning Cycle 5E.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran

Lerning Cycle 5E terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dan untuk

mengetahui besar pengaruh model pembelajaran Lerning Cycle 5E terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 4

TIKEP pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

1. Teknik Tes (Kemampuan Berfikir Kritis)

Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu dilakukan validasi

soal dengan menggunakan validasi isi. Instrumen soal berbentuk essay

sebanyak 15 item yang divalidasi oleh dua orang dosen yang terdiri dari

dosen pembimbing I dan dosen penguji I.

Tabel 4.1 Hasil Validasi Nilai Rata-Rata Soal


Nilai
No Aspek Yang dinilai Validator Validator Rata-Rata
I II
1. Materi soal 75% 75% 75%
2. Bahasa 75% 83% 79%
3. Kontruksi 75% 83% 79%
4. Waktu pengerjaan soal 100% 100% 100%
Rata-rata keseluruhan 83%
(Sumber: data penelitian yang diolah oleh peneliti)
28

Berdasarkan hasil dari validasi masing-masing validator maka Data

selengkapnya tentang perhitungan presentase validasi soal tiap aspek

penilaian oleh tiap validator dapat dilihat pada tabel 4.1. Berdasarkan

hasil yang divalidasi isi maka soal yang tidak dipakai sebanyak 5 item

yaitu terdapat pada no 2,5,6,14, dan 15 dan sisa dari soal yang tidak

dipakai semuanya dipakai untuk dijadikan sebagai instrument

penelitian.

a. Analisis Deskriptif

Pretest bertujuan untuk mengukur kemampuan awal hasil belajar

ranah kognitif siswa. Sedangkan Posttest pada penelitian ini bertujuan

untuk mengukur kemampuan akhir hasil belajar ranah kognitif siswa

setelah menerima pembelajaran.

Tabel 4.2 Analisis Deskripsi Hasil Pretest dan Posttest


Indikator kemampuan berpikir Kelas Eksperimen
No
kritis Pretest Posttest
1. Memberikan Penjelasan Sederhana 11 54
2. Membangun keterampilan dasar 10 77
3. Menyimpulkan 10 45
4. Memberikan Penjelasan Lebih Lanjut 11 50
Rata-Rata 10.5 56.5
(Sumber: data penelitian yang diolah)

Berdasarkan Tabel 4.2 hasil pengukuran kelas eksperimen

menunjukkan bahwa pretest mempunyai rata-rata nilai sebesar 10,5

dan posttest mempunyai rata-rata nilai sebesar 56,5. Hasil ini

menunjukkan bahwa nilai rata-rata pretest lebih rendah dibandingkan


29

dengan rata-rata nilai posttest. Hasil nilai rata-rata pretest dan posttest

dapat dilihat pada gambar 4.1.

90
80 77 pretest
posttes
70
60 54 56.5
50
50 45
40
30
20
11 10 11 10.5
10 10

0
1 2 3 4 Rata-Rata
kelas penelitian
Gambar 4.1 Hasil Belajar Pretest dan posttest per indikator berpikir
kritis siswa

Selanjutnya, hasil perhitungan ketuntasan belajar pretest dan

posttest berdasarkan KKM SMA Muhammadiyah 4 TIKEP yaitu

sebesar 65 disajikan pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar

Kriteria Kelas
No. Ketuntasan Pretest Posttest
Belajar N % N %
1 Tuntas 0 0 2 17%
2. Tidak Tuntas 14 100% 12 83%
3. Jumlah 14 100% 14 100%
(Sumber: data penelitian yang diolah)

Berdasarkan Tabel 4.3 ketuntasan hasil belajar kognitif siswa,

jumlah dan persentase siswa yang mencapai KKM pada saat pretest

dari 14 siswa dinyatakan tidak tuntas sedangkan pada posttest siswa

yang mencapai KKM meningkat 17% atau sebanyak 2 siswa yang


30

dinyatakan tuntas. Hasil Ketuntasan Hasil Belajar pretest dan posttest

dapat dilihat pada gambar 4.2.

16
14
14

Jumlah siswa
12
12
10
8
6 Pritest
4 2
Postets
2 0
0
Tuntas Tidak tuntas

Hasil belajar kognitif

Gambar 4.2 Hasil Ketuntasan Belajar

b. Uji Normalitas

Setelah dilakukan analisis statistik deskriptif, selanjutnya

dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas. Pengujian

normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data sampel yang

diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji ini dilakukan dengan SPSS

22 dengan analisis One-Sample-Kolmogorov-Smirnov Test data

terdistribusi normal, (p) > α= 0,05. Hasil perhitungan uji normalitas

selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil Kolmogorov-Smirnov Test Terhadap Hasil


Belajar Siswa Kelas X
Kelas Eksperimen
Pretest Posttest
Signifikansi (p) 0,000 0,155
df 14 14
(Sumber: data penelitian yang diolah)

Berdasarkan perhitungan uji normalitas diperoleh signifikansi

pretest 0,000 dan signifikansi posttest 0,155 dengan df 14 dan taraf


31

signifikansi α = 0,05. Maka data pretest tidak normal dengan

signifikansi (p) < α dan data posttest normal dengan signifikansi (p) >

α berarti dapat disimpulkan bahwa data tersebut tidak terdistribusi

normal.

c. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji normalitas selanjutnya dilakukan uji

hipotesis. Uji hipotesis dilakukan untuk membuktikan kebenaran dari

hipotesis yang diajukan. Oleh karena data tidak terdistribusi normal

maka uji hipotesis ini dilakukan menggunakan uji nonparametric

dengan analisis Uji Wilcoxon. Data selengkapnya dapat dilihat pada

Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Hasil Uji Hipotesis Uji Wilcoxon


Data Hasil Analisis
Zhitung 3,297
Ztable 1,96
Df 14
Sig 0,001
α 0,05
(Sumber: data penelitian yang diolah)
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh data signifikansi
0,001 < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan penggunaan model
pembelajaran Lerning Cycle 5E terhadap kemampuan berpikir kritis
siswa.

d. Uji Nilai Gain

Selanjutnya untuk mengetahui besar peningkatan kemampuan

berfikir kritis siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan,

maka digunakan skor gain untuk mengetahui besar peningkatan hasil


32

belajar yang signifikan setelah dilakukan pembelajaran. Hasil uji besar

peningkatan dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Hasil Analisis Nilai Gain Per Indikator


No Indikator berfikir kritis (g)% Kriteria
1 Memberikan penjelasan sederhana 81 Tinggi
2 Membangun keterampilan dasar 87 Tinggi
3 Menyimpulkan 78 Tinggi
4 Memberikan penjelasan lebih lanjut 78 Tinggi
Rata-rata 81 Tinggi
(Sumber: data penelitian yang diolah)

Hasil persentase nilai gain untuk setiap indikator disajikan pada


Gambar 4.3.

90%
87%
persentase skor gain

85%
81% 81%
80% 78% 78%

75%

70%
1 2 3 4 Rata-rata
Indikator kemampuan berpikir kritis

Gambar 4.3 Persentase Nilai Gain Tiap Indikator

2. Hasil Observasi

a. Ranah Afektif

Penilaian hasil belajar afektif siswa dilakukan dengan

menggunakan lembar observasi. Lembar observasi pada penilaian hasil

belajar afektif ini terdiri 5 indikator yang diobservasi. Hasil analisis

penilaian aspek afektif dapat dilihat pada tabel 4.7.


33

Tabel 4.7 Hasil Skor dan Persentase Tiap Aspek Afektif

Kelas Eksperimen
No Indikator
Skor % Kategori
1. Selalu menjelaskan dan menerima
38 68 Cukup
materi pembelajaran dengan baik
2. Selalu datang ke sekolah tepat
waktu agar menetukan dan
36 64 Cukup
membentuk sikap karakter yang
baik
3. Selalu memberikan alternative dan
berpartisipasi dalam mengerjakan 40 71 Cukup
tugas dengan baik
4. Saling menghargai dan menerima
teman yang berbeda agama, suku, 40 71 Cukup
ras dan gender
5. Selalu menghargai dan
menghormati orang yang lebih tua. 37 66 Cukup

Jumlah 338
Rata-rata 67,6 Cukup
(Sumber: data penelitian yang diolah oleh peneliti)

71% 71%
72%
Persentase skor rata-rata

70%
68%
68% 66%
66%
64%
64%
62%
60%
1 2 3 4 5
Indikator yang dinilai

Gambar 4.4 Persentase Skor Rata-rata Tiap Indikator

Hasil persentase skor rata-rata untuk setiap indikator disajikan pada


Gambar 4.4.
34

b. Ranah Psikomotorik

Penilaian hasil belajar psikomotorik siswa dilakukan dengan

menggunakan lembar observasi. Hasil analisis penilaian psikomotorik

dapat dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8 Hasil Skor dan Persentase Tiap Aspek Psikomotorik

Kelas Eksperimen
No Indikator
Skor % Kategori
1. Siswa mempersiapkan diri agar 38 68 Cukup
mampu mengumpulkan data dan
mengadakannya dengan baik.
2. Siswa mampu menafsirkan data dan 35 63 Cukup
menempatkan diri dengan baik.
3. Siswa mampu melaksanakan 39 70 Cukup
pemecahkan masalah serta
memperoleh ketrampilan
4. Siswa mampu menjelaskan 38 68 Cukup
pertanyaan serta kreatif dalam
berkomunikasi antar teman
kelompok
5. Siswa mampu merumuskan 36 64 Cukup
pertanyaan dan membimbing dalam
kelompok
Jumlah 3383
Rata-rata 67 Cukup
(Sumber: data penelitian yang diolah oleh peneliti)

72%
70%
Persentase skor rata-

70% 68% 68%


68%
66%
63% 64%
rata

64%
62%
60%
58%
1 2 3 4 5

Indikator yang dinilai

Gambar 4.5 Persentase Skor Rata-rata Tiap Indikator


35

Berdasarkan Tabel 4.8 hasil perhitungan skor rata-rata

psikomotorik siswa kelas eksperimen mencapai 67 dengan kategorinya

cukup. Hasil persentase skor rata-rata untuk setiap indikator disajikan

pada Gambar 4.5.

3. Teknik Non-Tes (Angket)

a. Angket Tanggapan Guru

Angket yang digunakan sebagai angket tanggapan guru terhadap

Model pembelajaran Learning Cycle 5E adalah angket skala likert.

Dengan dua jenis pernyataan yaitu pernyataan posistif dan pernyataan

negative. Berdasarkan hasil analisis peneliti dengan 3 indikator maka

dapat diperoleh rata-rata angket tanggapan guru sebesar 4,1 dengan

kategori baik (lampiran 26).

Tabel 4.9 Hasil Analisis Angket Tanggapan Guru


No Indikator Persentase
Model pembelajaran Learning Cycle 5E
1 dapat mempermudah guru dalam 86%
melakukan proses pembelajaran dikelas.
Model pembelajaran Learning Cycle 5E
2 dapat menambah semangat mengajar guru 81%
didalam kelas
Model pembelajaran Learning Cycle 5E
3 membuat pembelajaran dikelas menjadi 85%
menarik dan menyenangkan
Rata-rata 84%
(Sumber: data penelitian yang diolah oleh peneliti)

Berdasarkan Tabel 4.9 diperoleh persentase rata-rata angket

tanggapan guru terhadap model pembelajaran Learning Cycle 5E

sebesar 84% dengan kategori sangat baik. Hasil rata-rata persentase


36

angket tanggapan guru berdasarkan indikatornya dapat dilihat pada

Gambar 4.6.

87% 86%
Persentase Skor Rata-Rata 86% 85%
85% 84%
84%
83%
82% 81%
81%
80%
79%
78%
1 2 3 Rata-Rata
Indikator Angket Tanggapan Guru

Gambar 4.6 Hasil Persentase Angket Tanggapan Guru

b. Angket Tanggapan Siswa

Angket tanggapan siswa terhadap Model pembelajaran Learning

Cycle 5E diberikan setelah selesai melaksanakan posttest. Data analisis

persentese angket tanggapan siswa dapat dilihat pada tabel 4.10.

Tabel 4.10 Hasil Analisis Angket Tanggapan Siswa


No Indikator Persentase
Model pembelajaran Learning Cycle 5E
1 menambah pengetahuan dan minat 85%
belajar siswa

Model pembelajaran Learning Cycle 5E


mumbuat siswa senang dan
2 81%
mempermudah siswa dalam belajar
memahamai materi pembelajaran.
Model pembelajaran Learning Cycle 5E
dapat meningkatkan motivasi dan
3 81%
kemampuan berpikir kritis siswa dalam
melakukan proses pembelajaran.
Rata-Rata 82%
(Sumber: data penelitian yang diolah oleh peneliti)
37

Hasil rata-rata persentase angket tanggapan guru berdasarkan

indikatornya dapat dilihat pada Gambar 4.7.

86%
85%

Persentase Skor Rata-rata


85%
84%
83% 82%
82% 81%
81%
81%
80%
79%
1 2 3 Rata-Rata
Indikator Angket Tanggapan Siswa

Gambar 4.7 Hasil Persentase Angket Tanggapan Siswa

B. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh

model pembelajaran Lerning Cycle 5E terhadap kemampuan berpikir kritis

siswa dan untuk mengetahui besar pengaruh model pembelajaran Lerning

Cycle 5E terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPA SMA

Muhammadiyah 4 TIKEP pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, sedangkan desain penelitian

yang digunakan adalah desain Pre-experimental design tipe one-group

pretest-posttest design. Pada penelitian ini peneliti menggunakan sampel

jenuh dimana semua populasi siswa kelas XI IPA sebanyak 14 orang dijadikan

sebagai sampel.

Adapun pembahasaan yang dapat dipaparkan berdasarkan hasil

penelitian yang dapat dilaksanakan oleh peneliti yaitu sebagai berikut:


38

1. Teknik Tes (Kemampuan Berfikir Kritis)

Pada data perolehan validasi soal dari tiap-tiap validator untuk

memperoleh soal yang akan digunakan nanti dalam penelitian maka

berdasarkan validasinya didapatkan jumlah nilai rata-rata keseluruhan

validator dapat mencapai 83,32% dengan kriteria baik. Berdasarakan hasil

validasi maka di peroleh soal sebanyak 10 item yang di jadikan dan

dipakai dalam instrument penelitian, dimana soal tersebut dengan nomor

soalnya yaitu no 1,3,4,7,8,9,10, 11,12, dan 13 dan no soal yang tidak di

pakai yaitu 2,5,6,14 dan 15. Hal ini menunjukan bahwa soal yang dipakai

tersebut merupakan soal yang dapat mewakili standar kompetensi lulusan

dalam pembelajaran sehingga bisa mengembangkan kemampuan berpikir

siswa, sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2015) yang

menyatakan bahwa suatu soal telah memenuhi validasi isi apabila sudah

memenuhi ketetapan antara isi instrument dengan materi pembelajaran.

a. Analisis Deskriptif

Berdasarakan hasil validasi soal yang berupa validasi isi maka soal

yang dinyatakan layak dipakai dalam penelitian sebanyak 10 item

dalam bentuk essay. Kemudian soal itu digunakan untuk mengukur

kemampuan berpikir kritis siswa pada ranah kognitif. Soal tersebut

dapat diberikan pada kelas eksperimen yang menjadi sampel penelitian

dimana soal diberikan untuk mengetahui kemampuan awal siswa

(pretest) dan kemampuan akhir siswa (posttest). Hal ini didukung


39

dengan penelitian Harjono, dkk. (2017) yang menggunakan teknik tes

untuk mengukur kemampuan berfikir kritis siswa.

Setelah dilakukan pretest dan posttest maka terdapat peningkatan

kemampuan berpikir kritis siswa dalam menerima materi pembelajaran

seperti terdapat pada hasil belajar Pretest dan posttest terjadi

peningkatan nilai per indikator kemampuan berpikir kritis siswa.

Adapun penjelasan hasil belajar siswa per indikator berpikir kritis

siswa yaitu:

1) Memberikan Penjelasan Sederhana

Indikator memberikan penjelasan sederhana merupakan salah

satu indikator kemampuan berfikir kritis siswa. Pada soal pritest

dan posttest yang mewakili indikator ini adalah soal nomor 1, 2

dan 7. Dimana pada saat pritest tidak ada siswa yang mampu

menjawab sedangkan pada saat posttest untuk soal nomor 1

terdapat 10 siswa yang mampu menjawab dan soal nomor 2

seluruh siswa sebanyak 14 siswa mampu menjawab. Sedangkan

untuk soal nomor 7 tidak ada siswa yang mampu menjawab.

2) Membangun Keterampilan Dasar

Indikator membangun keterampilan dasar juga merupakan

salah satu indikator kemampuan berfikir kritis siswa. Pada soal

pritest dan posttest yang mewakili indikator ini adalah soal nomor

9 dan 8. Dimana pada saat pritest tidak ada siswa yang mampu

menjawab sedangkan pada saat posttest untuk soal nomor 9


40

terdapat 10 siswa yang mampu menjawab dan soal nomor 8 hampir

seluruh siswa sebanyak 13 siswa mampu menjawab.

3) Menyimpulkan

Soal yang mewakili indikator menyimpulkan terdapat 3 nomor

yang terdiri dari soal nomor 4, 5, dan 6. Untuk hasil pritest seluruh

siswa tidak mampu menjawab, sedangkan untuk hasil postets

mengalami peningkatan hasil belajar siswa dimana soal nomor 5

terdapat 9 siswa yang mampu menjawab dan soal nomor 6

keseluruhan siswa mampu mejawab sebanyak 14 siswa.

4) Memberikan Penjelasan Lebih Lanjut

Soal yang mewakili indikator memberikan penjelasan lebih

lanjut terdapat dua nomor soal yang terdiri dari soal nomor 3 dan

10. Untuk hasil pritest seluruh siswa tidak mampu menjawab,

sedangkan untuk hasil postets mengalami peningkatan hasil belajar

siswa dimana soal nomor 3 terdapat 6 siswa yang mampu

menjawab dan soal nomor 10 terdapat 7 siswa yang mampu

menjawab dari keseluruhan jumlah keseluruhan siswa sebanyak 14

orang.

Berdasarkan hasil belajar siswa pritest dan posttest mengalami

peningkatan per indikator kemampuan berpikir kritis siswa.

Peningkatan ini juga membuat nilai rata-rata hasil postets

mengalami peningkatan. Diaman hasil nilai rata-rata pritest yaitu

10,5 meningkat menjadi 56,6.


41

Ketuntasan belajar siswa juga sesuai KKM yang sudah

ditentukan dapat mengalami peningkatan kemampuan berpikir

kritis dari pretest semua siswa dinyatakan tidak tuntas karena hasil

yang diperoleh tidak mencapai KKM yang ditetapkan. Rendahnya

hasil pretest dikarenakan siswa belum pernah mempelajari materi

kelarutan dan hasil kali kelarutan. Berdasarkan hasil tersebut di

atas maka kelas eksperimen memenuhi syarat untuk dijadikan

sampel penelitian.

Setelah menerima materi pembelajaran maka diadakan posttest

untuk mengetahui kemampuan akhir siswa. Hasil yang didapatkan

dari posttest terdapat adanya peningkatan siswa yang mencapai

KKM sebanyak 17% atau 2 siswa yang dinyatakan tuntas dan 12

siswa dinyatakan tidak tuntas. Pada analisis ketercapaian KKM,

jumlah siswa yang mencapai ketuntasan masih sangat sedikit yaitu

sebanyak 2 siswa. Hal ini di sebabkan kerena siswa belum terbiasa

dengan model pembelajaran Learning Cycle 5E, dan juga peneliti

mengalami sedikit kendala dalam mengaitkan antara tahapan

pembangkitan minat (engagement) dengan tahapan penyelidikan

(exploration).

b. Uji Normalitas

Berdasarkan data hasil uji normalitas pada tabel 4.7 diperoleh

signifikansi pretest 0,000 dan signifikansi posttest 0,155 dengan df 14

dan taraf signifikansi α = 0,05. Maka data pretest tidak normal dengan
42

signifikansi (p) < α dan data posttest normal dengan signifikansi (p) >

α berarti dapat disimpulkan bahwa data tersebut tidak terdistribusi

normal. Hal ini disebabkan karena data pritest merupakan data awal

yang membuktikan bahwa keseluruhan siswa masih belum

mempelajari dan memahami materi kelarutan dan hasil kali kelarutan

sehingga nilai yang diperoleh kebanyakan siswa cenderung sama.

Kesamaan nilai inilah yang menyebabkan data pritest tidak

terdistribusi normal.

c. Uji Hipotesis

Selanjutnya data yang tidak terdistribusi normal menurut Sugiono

(2015) menjelaskan bahwa untuk uji hipotesis dapat dilanjutkan

dengan uji Nonparametrik. Salah satu uji nonparametrik yang dapat

digunakan adalah uji wilcoxon. Berdasarkan hasil uji wilcoxon

diperoleh data signifikansi 0,001 < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha

diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ada pengaruh yang

signifikan penggunaan model pembelajaran Lerning Cycle 5E terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada materi kelarutan dan hasil kali

kelarutan siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP. Hasil

kesimpulan uji hipotesis Penelitian tersebut juga sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Soeprodjo dkk (2008) diperoleh

kesimpulan, ada pengaruh positif penggunaan model Learning Cycle

terhadap hasil belajar peserta didik dalam materi kelarutan dan hasil

kali kelarutan.
43

d. Uji Nilai Gain

Selanjutnya untuk mengetahui besar pengaruh maka dilakukan uji

skor gain. Berdasarkan nilai skor gain pada gambar 4.4 terlihat bahwa

indikator memberikan penjelasan sederhana berkriteria tinggi dengan

hasil persentase skor gain sebesar 81%. Tingginya persentase skor gain

pada indikator pertama disebabkan karena salah satu langkah model

pembelajaran Learning cycle 5E yaitu pada langkah ketiga

(explanation) siswa dituntut agar bisa memberikan menjelaskan hasil

temuan kelompoknya sehingga siswa menjadi terbiasa memberikan

penjelasan sederhana.

Indikator kedua yaitu membangun keterampilan dasar merupakan

indikator yang paling dominan mengalami peningkatan dengan hasil

persentase skor gain sebesar 87% yang termaksut kriteria tinggi. Hal

ini disebabkan karena pada tahap kedua (exporation) pembelajaran

dengan model Learning Cycle 5E, siswa dituntut untuk

mempertimbangkan sumber yang digunakan dalam menjawab berbagai

pertanyaan dalam LKS. Pada tahap ini siswa bekerjasama untuk

melengkapi data pada LKS berdasarkan hasil observasi yang dilakukan

maka dengan demikian pada tahap ini dapat mendukung indikator

kemampuan berfikir kritis siswa dalam membangun keterampilan

dasar.

Indikator yang ketiga yaitu menyimpulkan mengalami peningkatan

kemampuan berfikir kritis siswa yaitu sebesar 78% dengan kriteria


44

tinggi. Pada indikator ini siswa dituntut dapat membuat dan

menentukan hasil pertimbangan, melakukan induksi dan deduksi.

Sejalan dengan model pembelajaran Lerning Cycle 5E pada tahap

keempat (Elaboration) siswa ditutut mengaplikasikan konsep yang

dipelajari dalam menyelesaiakan soal-soal latihan dan juga diakhir

pembelajaran pada tahap kelima (evaluation) siswa akan diberikan

evaluasi berupa quiz, dengan demikian maka hal inilah yang

menyebabkan indikator ketiga mencapai kategori tinggi.

Pada indikator keempat yaitu memberikan penjelasan lebih lanjut

dimana siswa akan ditutut untuk mendefenisikan istilah dan

mengindentifikasi asumsi kemudian memberikan penjelasan. Pada

indikator ini mengalami peningkatan sebesar 78% dengan ketegori

tinggi, hal ini juga disebabkan karena pada tahap kedua (exporation)

pembelajaran Lerning Cycle 5E siswa dituntut untuk mendefenisikan

istilah yang terdapat dalam LKS, kemudian pada tahap ketiga

(explanation) siswa dari masing-masing kelompok menjelaskan

asumsi-asumsi yang mereka dapatkan sehingga mereka terbiasa

mengindentifikasi asumsi.

Berdasarkan membahasan diatas terlihat bahwa setiap indikator

kemampuan berfikir kritis mengalami peningkatan dengan kategori

tinggi, sehingga mendapatakan persentase rata-rata skor gain sebesar

81% menunjukkan interprestasi tinggi, dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Lerning Cycle


45

5E pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan pada siswa kelas XI

IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP sangat efektiff terhadap

peningkatan kemampuan berfikir kritis siswa. Hal ini disebabkan

karena model Lerning Cycle 5E dapat memberikan kesempatan

kepada siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga

kemampuan berfikir kritis siswa meningkat. Hal ini sesuai dengan apa

yang dikemukakan oleh Harjono, A. dkk (2017) menjelaskan bahwa

model pembelajaran Lerning Cycle 5E melibatkan peserta didik secara

optimal dalam proses pembelajaran, sehingga mereka aktif untuk

mendapatkan pengetahuan melalui serangkaian kegiatan yang melatih

untuk menemukan pengetahuannya sendiri. keaktifan tersebut

menyebabkan meningkatnya kemampuan berpikir kritis.

2. Hasil Observasi

a. Ranah Afektif

Dalam penelitian ini tidak hanya mengamati kemampuan berpikir

kritis pada ranah kognitif saja, tetapi juga pada ranah afektif. Penilaian

afektif merupakan suatu bentuk penilaian yang lebih dapat dipusatkan

pada sikap siswa ketika melakukan proses pembelajaran dikelas. Pada

analisis deskriptif nilai afektif diperoleh skor rata-rata afektif kelas

eksperimen sebesar 67,6 dengan kategori cukup (Tabel 4.10). Hasil

analisis nilai afektif kelas eksperimen untuk skor tiap indikatornya

(lampiran 21) yaitu:


46

1) Indikator pertama yaitu Selalu menjelaskan dan menerima materi

pembelajaran dengan baik siswa yang memperoleh skor 3 sebesar

71% (10 siswa dari 14 siswa), skor 2 sebesar 29% (4 siswa dari 14

siswa) dan tidak ada siswa yang memperoleh skor 4 dan 1 (0 siswa

dari 14 siswa). Hal ini menjelaskan bahwa penggunaan model

pembelajaran Learning Cycle 5e cukup baik digunakan dalam

pembelaran pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

2) Indikator kedua yaitu Selalu datang ke sekolah tepat waktu agar

menetukan dan membentuk sikap karakter yang baik siswa yang

memperoleh skor 3 sebesar 57% (8 siswa dari 14 siswa), siswa

yang memperoleh skor 2 sebesar 43% (6 siswa dari 14 siswa),

tidak ada siswa yang memperoleh skor 1 dan 4 (0 siswa dari 14

siswa). Hal ini menjelaskan bahwa keinginan siswa untuk datang

kesekolah untuk membentuk dan menentukan sikap atau karakter

yang baik saat melakukan proses pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E cukup

efektif.

3) Indikator ketiga yaitu Selalu memberikan alternative dan

berpartisipasi dalam mengerjakan tugas dengan baik, siswa yang

memperoleh skor 3 sebesar 79% (11 siswa dari 14 siswa), siswa

yang memperoleh skor 2 sebesar 21% (3 siswa dari 14 siswa) dan

tidak ada siswa yang memperoleh skor 4 dan 1 (0 siswa dari 14

siswa). Hal ini dapat menunjukan bahwa dengan adanya proses


47

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Learning

Cycle 5E cukup membuat siswa selalu mempunyai alternative baru

dan selalu berpartisipasi ketika berlangsungnya proses

pembelajaran.

4) Indikator keempat yaitu Saling menghargai dan menerima teman

yang berbeda agama, suku, ras dan gender. siswa yang

memperoleh skor 3 sebesar 86% (12 siswa dari 14 siswa), siswa

yang memperoleh skor 2 sebesar 14% (2 siswa dari 14 siswa) dan

tidak ada siswa yang memperoleh skor 4 dan 1 (0 siswa dari 14

siswa). Hal ini dapat menunjukkan bahwa siswa cukup menghargai

dan menerima teman yang berbeda agama dan suku pada saat

berlangsungnya proses pembelajaran.

5) Indikator kelima yaitu Selalu menghargai dan menghormati orang

yang lebih tua, siswa yang memperoleh skor 3 sebesar 64% (9

siswa dari 14 siswa), siswa yang yang memperoleh skor 2 sebesar

36% (5 siswa dari 14 siswa) dan tidak ada siswa yang memperoleh

skor 4 dan 1 (0 siswa dari 14 siswa). Terlihat bahwa nilai

kesopanan/penghargaan siswa cukup baik kepada sesama teman

dan menghargai orang yang lebih tua.

Berdasarkan penjelasan diatas persentase yang dicapai tiap

indikator tergolong cukup baik tetapi indikator yang paling

menonjol yaitu pada indikator ketiga dan keempat dimana nilai

rata-rata masing-masing mencapai 71%. Hal ini disebabkan karena


48

saat pembelajaran dengan model Learning Cycle 5E siswa dibagi

dalam beberapa kelompok secara acak sehinga siswa dapat bekerja

sama dengan siapapun teman kelompoknya baik sesama ataupun

berdeda agama. Pada tahap exploration siswa juga dituntut untuk

bekerjasama dalam kelompok untuk menyelesaikan permasalahan

yang terdapat dalam LKS, sehingga siswa terlihat berpartisipasi

dalam memberikan alternative penyelesaian masalah. Jadi dapat di

simpulkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran Learning Cycle 5E cukup efektif dalam

meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dan sikap siswa

dalam melakukan proses pembelajaran.

b. Ranah Psikomotorik

Penelitian ini juga dapat melibatkan penilaian kemampuan berpikir

kritis pada ranah psikomotorik (Keterampilan). Penilaian psikomotorik

merupakan suatu bentuk penilaian yang lebih memusatkan pada

keterampilan siswa ketika menerima materi pembelajaran dalam proses

belajar-mengajar didalam kelas. Insturmen yang dapat digunakan

untuk penilaian psikomotorik (Keterampilan Siswa) dapat

menggunakan lembar observasi. Hasil analisis nilai psikomotorik kelas

eksperimen adalah sebagai berikut:

1) Indikator pertama yaitu siswa mempersiapkan diri agar mampu

mengumpulkan data dan mengadakannya dengan baik, untuk skor

3 dapat diperoleh 71% (10 dari 14 siswa), Skor 2 dapat diperoleh


49

29% (4 siswa dari 14), untuk skor 4 dan 1 dapat diperoleh 0% (0

dari 14 siswa). Hal ini dapat menunjukan bahwa model

pembelajaran Learning Cycle 5E dapat membuat siswa aktif dalam

mengumpulkan data serta mengadakannya dengan cukup baik.

2) Indikator kedua yaitu Siswa mampu menafsirkan data dan

menempatkan diri dengan baik., Siswa yang mendapatkan skor 3

dapat diperoleh 50% (7 dari 14 siswa), Skor 2 dapat diperoleh 50%

(7 dari 14 siswa), untuk skor 4 dan 1 dapat diperoleh 0% (0 dari 14

siswa). Hal ini dapat menunjukan pula bahwa penggunaan model

pembelajaran Learning Cycle 5E dapat meningkatkan kemampuan

siswa dalam menafsirka data dan menempatkan diri dengan cukup

baik.

3) Indikator ketiga yaitu Siswa mampu melaksanakan pemecahkan

masalah serta memperoleh ketrampilan, siswa yang mendapatkan

skor 3 sebesar 79% (11 dari 14 siswa), skor 2 dapat diperoleh 21%

(3 dari 14 siswa), siswa yang mendaparkan skor 4 dan 1 sebsar 0%

(0 dari 14 siswa). Hal ini dapat menunjukan bahwa dalam

melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran Learning Cycle 5E siswa dapat memecahkan

masalah yang diberikan oleh guru cukup baik.

4) Indikator keempat yaitu Siswa mampu menjelaskan pertanyaan

serta kreatif dalam berkomunikasi antar teman kelompok, untuk

skor 3 dapat diperoleh 71% (10 dari 14 siswa), skor 2 dapat


50

diperoleh 29% (4 dari 14 siswa), untuk skor 4 dan 1 diperoleh 0%

(0 dari 14 siswa). Hal ini dapat menunjukan bahwa dalam proses

pembelajaran siswa mampu menjelaskan pertanyaan dengan cukup

baik tetapi ada beberapa orang yang masih merasa bingung dalam

menyelesaikan pertanyaan.

5) Indikator kelima yaitu Siswa mampu menjawab pertanyaan dan

membimbing dalam kelompok, skor 3 dapat diperoleh 57% (8 dari

14 siswa) untuk skor 2 dapat diperoleh 33% (6 dari 14 siswa) untuk

skor 4 dan 1 dapat di peroleh 0% (0 dari 14 siswa). Hal ini dapat

menunjukann bahwa siswa cukup mampu mejawab pertanyaan

dengan baik serta membimbing dalam kelompok ketika

berlangsungnya proses pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran Learning cycle 5E pada materi kelarutan dan hasil

kali kelarutan.

Hasil belajar ranah psikomotor siswa terlihat bahwa pada

indicator pertama Siswa mempersiapkan diri agar mampu

mengumpulkan data dan mengadakannya dengan cukup baik skor

rata-rata yang diperoleh dapat mencapai 68%. Indicator kedua

Siswa mampu menafsirkan data dan menempatkan diri dengan

cukup baik. Persentase skor rata-rata dapat mencapai 63%.

Indicator ketiga Siswa mampu melaksanakan pemecahkan masalah

serta memperoleh ketrampilan. Pesrsentase skor rata-rata dapat

diperoleh 70%. Indicator keempat Siswa mampu menjelaskan


51

pertanyaan serta kreatif dalam berkomunikasi antar teman

kelompok. Persentase skor rata-rata dapat mencapai 68%. Dan

indicator kelima Siswa mampu menjawab pertanyaan dan

membimbing dalam kelompok, persentase skor rata-rata dapat

diperoleh 64%.

Berdasarkan penjelasan diatas persentase yang dicapai tiap

indikator tergolong cukup baik tetapi indikator yang paling

menonjol yaitu pada indikator ketiga dimana nilai rata-ratanya

mencapai 70%. Hal ini disebabkan karena saat pembelajaran

dengan model Learning Cycle 5E Pada tahap exploration siswa

dituntut untuk bekerjasama dalam kelompok untuk menyelesaikan

permasalahan yang terdapat dalam LKS dengan terampil. Juga

pada indikator pertama dan kedua memiliki nilai persentase rata-

rata tidak jauh berbeda dengan indikator ketiga yaitu sebesar 68%,

hal ini juga disebabkan karena pada tahap exploration siswa juga

dituntut mengumpulkan data dengan baik dari berbagai sumber

agar siswa dapat menyelesaikan permasalahan yang terdapat dalam

LKS, selanjutnya siswa juga dituntut untuk menjelaskan hasil

temuan kelompoknya kepada kelompok lain maka disini

dibutuhkan keterampilan siswa dalam menjelaskan dan juga

berkomunikasi antar teman kelompok. Jadi dapat di simpulkan

bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran Learning Cycle 5E cukup efektif dalam


52

meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam aspek

keterampilan psikomotorik pada proses pembelajaran.

3. Teknik Non-Tes (Angket)

a. Angket Tanggapan Guru

Angket tanggapan guru bertujuan untuk mengetahui bagaimana

tanggapan guru terhadap model pembelajaran learning cycle 5e.

Angket ini dapat diberikan pada guru mata pelajaran kimia yang

berjumlah satu orang yang menyaksikan secara langsung proses

pembelajaran proses pembelajaran dikelas eksperimen yang

menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E. Angket ini

terdiri dari 3 indikator yang dapat terdistribusi kedalam 10

pernyataan yaitu dengan 5 pertnyataan positif dan 5 pernyataan

negative. Penjelasan untuk setiap indicator dapat dipaparkan

sebagai berikut :

1) Pernyataan nomor 1 menyatakan bahwa penerapan model

pembelajaran Learning Cycle 5E dapat mempermudah saya

dalam menjelaskan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

guru menjawab setuju hal ini dapat menunjukan bahwa guru

merasa cocok jika proses pembelajaran berlangsung dengan

penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E karena dapat

mempermudah guru manjelaskan materi pembelajaran.


53

2) Pernyataan yang kedua penerapan model pembelajaran Learning

Cycle 5E dapat memudahkan siswa memahami materi kelarutan

dan hasil kali kelarutan guru menjawab setuju. Hal ini

menujukan bahwa penerapan model pembelajaran Learning

Cycle 5E dapat dapat memudahkan siswa dalam memahami

materi pembelajaran khususunya pada materi kelarutan dan hasil

kali kelarutan.

3) Pernyataan ketiga yaitu Pembelajaran dengan penerapan model

pembelajaran Learning Cycle 5E dapat meningkatkan semangat

saya dalam melakukan pengajaran guru menjawab setuju. Hal

ini dapat menunjukan bahwa guru merasa cocok dengan

penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E sehingga

dapat meingkatkan guru dalam mengajar.

4) Pernyataan keempat yaitu pembelajaran dengan penerapan

model pembelajaran Learning Cycle 5E membuat siswa saya

menjadi lebih berani untuk menjawab dan menjelasakan

pertanyaan pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan

menjawab setuju. Hal ini menunjukan bahwa guru termotivasi

dengan proses pembelajaran Pembelajaran dengan menerapkan

model pembelajaran Learning Cycle 5E sebab dengan

penerapan model tersebut siswa mempunyai keberananian untuk

bertanya ketika ada materi yang belum dipahami.


54

5) Pernyataan kelima yaitu Pembelajaran pada konsep kelarutan

dan hasil kali kelarutan dengan menerapkan model

pembelajaran Learning Cycle 5E membuat proses

berlangsungnya lebih menarik dibandingkan dengan

pembelajaran biasa guru menjawab setuju. Berarti hal ini dapat

menunjukan bahwa menerapkan model pembelajaran Learning

Cycle 5E dapat membuat proses pembelajaran lebih menarik

dibandingkan dengan proses pembelajaran biasa.

6) Pernyataan keenam yaitu Dengan menerapkan model

pembelajaran Learning Cycle 5E membuat siswa saya sulit

memahami materi kelarutan dan hasil kali kelarutan guru

menjawab tidak setuju. Dengan demikian dapat terlihat bahwa

guru merasa bahwa dengan proses pembelajaran menggunakan

menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat

mempermudah siswa memahami materi kelarutan dan hasil

kali kelarutan.

7) Pernyataan ketujuh yaitu saya cepat merasa bosan ketika

mengajar dengan menerapkan model pembelajaran Learning

Cycle 5E. Pernyataan ini guru menjawab tidak setuju. Hal ini

menunjukan bahwa guru merasa tidak bosan ketika melakukan

proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran

Learning Cycle 5E.


55

8) Pernyataan kedelapan yaitu cara belajar dengan menerapkan

model pembelajaran Learning Cycle 5E sangat tidak menarik

guru menjawab tidak setuju. Artinya guru merasa bahwa

pembelajaran kimia dengan menerapkan model pembelajaran

Learning Cycle 5E khusussnya pada materi kelarutan dan hasil

kali kelarutan membuat pembelajaran lebih menarik.

9) Pernyataan kesembilan yaitu melalui proses pembelajaran

menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat

mengurangi semangat saya dalam melakukan pembelajaran di

kelas guru mata pelajaran menjawab tidak setuju. Hal ini dapat

menunjukan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran

Learning Cycle 5E tidak mengurangi semangat guru dalam

mengajar materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

10) Pernyataan kesepuluh yaitu proses pembelajaran menerapkan

model pembelajaran Learning Cycle 5E tidak dapat mendorong

siswa saya untuk berani menjawab dan menjelasakan

pertanyaan pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan guru

menjawab sangat tidak setuju. Hal ini menunjukan bahwa

proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran

Learning Cycle 5E dapat membuat siswa saya cepat

menangkap dalam menyelesaikan soal latihan.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat terlihat bahwa

persentase dari ketiga indikator dapat tergolong baik tetapi


56

yang lebih menonjol adalah indicator pertama yaitu model

pembelajaran Learning Cycle 5E dapat mempermudah guru

dalam melakukan proses pembelajaran dikelas. persentase rata-

ratanya dapat mencapai 86%. Tingginya persentase

dikarenakan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat

mempermudah guru dalam memberikan pemahaman kepada

siswa khususnya pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

b. Angket Tanggapan Siswa

Angket tanggapan juga diberikan kepada siswa dengan tujuan

untuk untuk mengetahui bagaimana tanggapan siswa terhadap

penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E pada materi

kelarutan dan hasil kali kelarutan. Angket yang digunakan berupa

angket skala liker yang terdistribusi dalam dua pernyataan yaitu

pernyataan yang beersifat positif 5 nomor dan pernyataan yang

bersifat negative juga 5 nomor. Adapun penjelasan untuk tiap

pernyataannya dalah sebagai berikut:

1) Pernyataan pertama yaitu pembelajaran dengan menerapkan

model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat membantu saya

untuk memahami materi pemebelajaran kelarutan dan hasil kali

kelarutan angket menunjukan bahwa 9 siswa menjawab sangat

setuju sehingga presentasenya dapat mencapai 64%. 5 siswa

menjawab setuju sehingga persentasenya dapat mencapai 36%,

sedangkan untuk kriteria ragu-ragu, tidak setuju dan sangat


57

tidak setuju tidak terdapat siswa yang menjawab. Hal ini dapat

menunjukan bahwa seluruh siswa merasa bahwa pembelajaran

menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat

memabantu siswa dalam memahami materi pembelajaran

khususnya pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

2) Pernyataan kedua yaitu pembelajaran dengan menerapkan

model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis saya untuk belajar mata pelajaran

kimia khususnya pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

Pada pernyataan ini terdapat 7 siswa yang menjawab sangat

setujuh sehingga persentasenya dapat mencapai 50%, untuk

kriteria setujuh terdapat 7 siswa yang menjawab setujuh

sehingga persentasenya dapat mencapai 50%, sedangkan untuk

kriteria ragu-ragu,tidak setuju dan sangat tidak setujuh tidak

terdapat siswa yang menjawab. Hal ini dapat menunjukan

bahwa proses pembelajaran dengan menerapkan model

pembelajaran Learning Cycle 5E dapat meningkatkan

kemampuan berpikir siswa dalam belajar.

3) Pernyataan ketiga yaitu dengan menerapkan model

pembelajaran Learning Cycle 5E saya dapat lebih termotivasi

mempelajari materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

Pernyataan ini terdapat 9 siswa yang menjawab sangat setujuh

sehingga persentasenya dapat mencapai 64%, terdapat juga 3


58

siswa yang dapat menjawab setujuh sehinga persentasenya

dapat mencapai 21%, terdapat juga 1 siswa menjawab tidak

setuju sehingga persentasenya mencapai 7%, dan terdapat juga

1 siswa menjawab sangat tidak setuju sehingga persentasenya

mencapai 7%. Sedangkan yang menjawab ragu-ragu tidak

terdapat siswa yang menjawab. Hal ini dapat menunjukan

bahwa proses pembelajaran dengan menerapkan model

pembelajaran Learning Cycle 5E siswa lebih termotivasi

memahami materi pembelajaran yang disampaikan yang terkait

dengan konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan.

4) Pernyataan keempat yaitu pembelajaran dengan menerapkan

model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat menambah minat

belajar saya untuk mempelajari mata pelajaran kimia khususnya

pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Pada pernyataan

ini terdapat 7 siswa yang menjawab sangat setujuh sehingga

persentasenya dapat mencapai 50%, untuk kriteria setujuh

terdapat 7 siswa yang menjawab sehingga persentasenya dapat

mencapai 50%, sedangkan untuk kriteria ragu-ragu, tidak

setujuh dan sangat tidak setujuh tidak terdapat siswa yang

menjawab. Hal ini menunjukan bahwa proses pembelajran yang

diajarkan dengan menerapkan model pembelajaran Learning

Cycle 5E lebih membangkitkan minat belajar siswa.


59

5) Pernyataan kelima yaitu pembelajaran dengan menerapakan

model pembelajaran Learning Cycle 5E membuat saya senang

dalam proses pembelajaran berlangsung. Pada pernyataan ini

siswa yang menjawab sangat setujuh sebanyak 7 siswa dengan

persentasenya 50%, terdapat juga 5 siswa yang menjawab

setujuh dengan persentase sebesar 36%, dan 2 siswa dapat

menjawab sangat tidak setuju dengan persentase 14% serta

untuk kriteria tidak setujuh dan sangat tidak setujuh tidak ada

siswa yang menjawab. Hal ini membuktikan bahwa

pembelajaran pembelajaran dengan menerapakan model

pembelajaran Learning Cycle 5E membuat siswa merasa

senang dalam proses pembelajaran berlangsung.

6) Pernyataan keenam yaitu pembelajaran dengan menerapkan

model pembelajaran Learning Cycle 5E tidak dapat mendorong

saya untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis saya

dalam melakuka proses pembelajaran. Pada pernyataan ini

terdapat 3 siswa yang menjawab sangat tidak setujuh dengan

pesentasenya sebesar 21%, 7 siswa dapat menjawab tidak

setuju dengan persentasenya sebesar 50%, 2 siswa dapat

menjawab ragu-ragu dengan persentasenya sebesar 14%, 2

siswa dapat menjawab setuju dengan persentasenya sebesar 14.

Sedangkan untuk kriteria sangat setujuh tidak ada siswa yang

menjawab. Hal ini dapat membuktikan bahwa dengan


60

menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat

mendorong siswa dalam mengemabangkan kemampuan

berpikirnya dalam melakukan proses pembelajaran.

7) Pernyataan ketujuh yaitu saya merasa tidak senang jika

pembelajaran yang selanjutnya dapat berlangsung dengan

menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E

Pernyataan ini merupakan pernyataan negative. Pada

pernyataan ini terdapat 1 siswa yang menjawab setujuh dengan

persentasenya sebesar 7%, 4 siswa menjawab ragu-ragu dengan

persentasenya 29%, terdapat juga 5 siswa yang dapat

menjawab tidak setuju dengan persentasenya 36%, 4 siswa

yang dapat menjawab sangat tidak setujuh dengan

persentasenya sebesar 29% dan terdapat juga 2 siswa yang

menjawab sangat setujuh dengan persentasenya 20% dan tidak

ada yang menjawab sangat setujuh. Dalam pernyataan ini berisi

pernyataan yang bersifat negative dan dalam pernyataan ini

terdapat beberapa siswa yang menjawab setujuh dan serta ragu-

ragu tetapi lebih banyak siswa yang menjawab tidak setujuh

dan sangat tidak setujuh. Hal ini dapat menunjukan bahwa

terdapat siswa yang senang jika proses pembelajaran yang

selanjutnya dapat menggunakan model pembelajaran Learning

Cycle 5E lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang merasa

tidak senang.
61

8) Pernyataan kedelapan yaitu melalui model pembelajaran

Learning Cycle 5E tidak dapat meningkatkan motivasi belajar

saya untuk mengikuti proses pembelajaran. Pernyataan ini

sama halnya dengan pernyataan ketujuh yaitu merupakan

pernyataan negative. Pada pernyataan ini terdapat siswa yang

menjawab setujuh sebanyak 1 siswa dengan persentasenya

sebesar 7%, siswa yang menjawab ragu-ragu sebanyak 2 siswa

dengan persentasenya sebesar 14%, siswa yang menjawab tidak

setujuh sebanyak 5 siswa dengan persentase sebesar 36%,

siswa yang menjawab sangat tidak setujuh sebanyak 6 siswa

dengan persentase sebesar 42%. Sedangkan untuk kriteria

sangat setujuh tidak ada siswa yang menjawab. Hal ini dapat

menunjukan bahwa terdapat beberapa siswa yang menjawab

setujuh tetapi lebih banyak siswa yang menjawab tidak setujuh

dan sangat tidak setujuh berarti dapat menunjukan bahwa

sebagian besar siswa sangat termotivasi dan mempunyai

semangat belajar tinggi dengan proses pembelajarannya dengan

menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E.

9) Pernyataan kesembilan yaitu pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat

mengurangi minat belajar saya untuk mempelajari mata

pelajaran kimia khususnya pada materi kelarutan dan hasil kali

kelarutan. Berdasarkan hasil angket maka terdapat 1 siswa yang


62

menjawab sangat setujuh sehinga persentasinya sebesar 7%, 1

siswa dapat menjawab setujuh dengan persentase sebesar 7%,

terdapat juga 7 siswa yang menjawab tidak setujuh sehingga

persentasenya sebesar 50%, terdapat juga 5 siswa yang

menjawab sangat tidak setujuh sehingga persentasenya sebesar

36% sedangkan untuk kriteria sangat setujuh tidak ada siswa

yang menjawab. Sehingga dapat menunjukan bahwa dengan

mengunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E maka

dapat menigkatkan minat belajar siswa.

10) Pernyataan kesepuluh yaitu pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E tidak

dapat membantu saya untuk memahami materi pemebelajaran

kelarutan dan hasil kali kelarutan. pada pernyataan ini terdapat

3 siswa yang menjawab ragu-ragu dengan persentasinya

sebesar 21%, 7 siswa menjawab tidak setujuh dengan

persentasenya 50%, 4 siswa dapat menjawab sangat tidak

setujuh dengan persentasenya sebesar 29% sedangkan untuk

kriteria sangat setujuh tidak ada siswa yang menjawab. Hal ini

berarti dalam melakukan proses pembelajaran dengan

menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E sebagian

besar siswa merasa tidak bosan hanya terdapat pada beberapa

orang siswa saja tetapi hal ini tidak berpengaruh terhadap

proses pembelajaran yang diterapkan sebab siswa yang


63

menjawab tidak setujuh dan sangat tidak setujuh persentasenya

lebih besar dibandingkan dengan siswa yang menjawab setuju.

Berdasarkan pembahasaan secara keseluruhan yang

melibatkan kemampuan berpikir kritis siswa baik pada ranah

kognitif, afektif dan psikomotorik dapat terlihat bahwa terdapat

peningkatan kemampuan berpikir kritis secara signifikan.

Setelah berlangsungnya proses pembelajaran maka terjadi

peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada ranah

kognitif sesuai nilai gain sebesar 80% yang termaskut

interprestasi tinggi. Pada ranah afektif kelas eksperimen dapat

mencapai rata-rata sebesar 67,6% dengan kriteria cukup. Pada

ranah psikomotorik kelas eksperimen dapat mencapai rata-rata

sebesar 67% dengan kriteria cukup. Dan juga didukung dengan

hasil angket tanggapan guru dan siswa masing-masing nilai

rata-rata mencapai 84% dan 82% dengan kategori sangat baik

maka dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan

menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.


64

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasaan dapat disimpulkan bahwa

1. Pengaruh model pembelajaran Learning Cycle 5E terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP pada

materi kelarutan dan hasil kali kelarutan, sesuai dengan hasil uji wilcoxon

diperoleh data signifikansi 0,001 < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.

2. Besar pengaruh model pembelajaran Learning Cycle 5E terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa pada materi kelarutan dan hasil kali

kelarutan siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP dapat

meningkat sesuai analisis nilai gain dengan rata-rata sebesar 81% yang

termaksut interpretasi tinggi.

3. Pengaruh model pembelajaran Learning Cycle 5E terhadap kemampuan

berpikir kritis siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan siswa

kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP pada ranah afektif dan

psikomotorik diperoleh nilai rata-rata yaitu sebesar 67,6 untuk aspek

afektif dengan kriteria cukup dan psikomotorik rata-rata sebesar 67 dengan

kriteria cukup.
65

B. Saran

1. Khususnya pada guru hendak dapat menerapkan model pembelajaran

Learning Cycle 5E agar dapat meningkatkan kemampuan berpikir krtitis

siswa pada konsep-konsep kimia yang lain.

2. Bagi siswa SMA Muhammadiyah 4 TIKEP lebih giat lagi belajar agar dapat

mengemabangkan pemehaman dan potensi lebih lanjut lagi baik untuk

materi kelarutan dan hasil kali kelarutan maupun materi yang lain .

3. Bagi peneliti melakukan penelitian adanya kemauan untuk mengetahui

lebih lanjut maka disarankan pada peneliti selanjutnya yang meneliti

tentang penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat

memberikan hasil yang baik terhadap jenjang pendidikan yang lainya

bukan hanya di jenjang SMA saja.


66

DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti, Edisi Ketiga Jilid 2.
Jakarta: Erlangga

Harjono, A., Verawati, N. N., & Latifa, B. R. (2017). Pengaruh Model Learning
Cycle 5E (engage, explore, explain, elaboration, & evaluate) Terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Kelas X Man 1 Mataram. Jurnal
Pendidikan Fisika dan Teknologi , III ( 1), 2407-6902

Ismail Rusli. 2016. Pengaruh media video praktikum interaktif dengan modul
elektronik terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas xi sma negeri 1
kota tidore kepulauan pada konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan.
Skripsi Jurusan Kimia Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas
Khairun

Ismawati, R. (2017). Strategi React Dalam Pembelajaran Kimia SMA. Journal of


Science and Education, 1 (1), 1-7

Nudia Zumisa. 2013. Kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran


materi pengelolaan lingkungan dengan pendekatan keterampilan proses
sains. Skripsi Universitas Negeri Semarang 2013

Nurhayat, N. D., Mulyani, S., & Asiyah, S. (2013). Penerapan Model


Pembelajaran Learning Cycle 5e Berbantuan Macromedia Flash Dilengkapi
Lks Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Siswa Pokok
Bahasan Zat Adiktif Dan Psikotropika Kelas VIII SMP N 4 Surakarta Tahun
Pelajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Kimia , 2 (2), 56-65.

Santoso, S. 2012. Aplikasi Spss Pada Stastistik Nonparametrik. PT Elex Media


Komputindo:Jakarta

Saputro, S., Haryono, & Arini, S. (2017). Upaya Peningkatan Kemampuan


Berpikir Kritis Dan Prestasi Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Learning Cycle 5e Pada Materi Pokok Hidrolisis Garam Kelas
67

XI MIA 1 SMA Negeri 1 Banyudono Semester Genap Tahun Pelajaran


2015/2016. Jurnal Pendidikan Kimia , 6 (2), 161-170

Soeprodjo, dkk. (2008). Pengaruh Model Learning Cycle Terhadap Hasil Belajar
Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan. Jurnal kimia FMIPA universitas
negeri semarang kampus sekaran gunungpati semarang 50229

Sugiyono, 2015. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif dan R&D. Bandung: Alvabeta.

Syukri S.1999. kimia dasar 2. ITB:Bandung

Rahayu, S., Hidayat, A., & Rahmawati, I. (2016). Analisis Berpikir Kritis Siswa
SMP Pada Materi Gaya Dan Penerapannya. IPA paskasarjana UM , 1,
1112-1119.

Rohaeti, E., & Annisa. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran STM terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis dan Sikap Peduli Lingkungan. Jurnal
Pendidikan Matematika dan Sains , 4 (1), 98-105

Roini, C. 2012. Kajian Miskonsepsi Genetika dan Upaya Mengatasinya dengan


Pembelajaran Peta dan Inkuiri Terbimbing Menggunakan Perangkat
Pendekatan Konsep pada SMA Berkategori Berbeda. Program Pasca
Sarjana, Universitas Negeri Malang

Yamin, 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Team Assisted Individualization


(TAI) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Muhammadiya Kota
Ternate Pada Materi Struktur Atom. Skripsi. Universitas Khairun Ternate.
69

Lampiran 1

SILABUS PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMA MUHAMMADIYAH 4 TIKEP

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI/2

Standar Kompetensi : 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya

Alokasi Waktu : 10 J
Indikator Pencapaian Alokasi Sumber/
Materi Kegiatan Pembelajaran Penilaian Waktu
Kompetensi dasar Kompetensi bahan/alat

4.6 Memprediksi 1. Kelarutan 1. Mencari informasi dari 1. Menjelaskan (C1) dan  Jenis 10 jam  Sumber
terbentuknya dan Hasil berbagai sumber dengan mendefenisikan larutan tak tagihan  Sais Kimia
Kali membaca/mendengar/m jenuh, jenuh dan lewat jenuh. tugas kelas XI,
endapan dari 2. Mendefinisikan dan
Kelarutan engamati tentang individu, Penerbit
suatu reaksi menghitung (C3) harga
2. Memprediksi kelarutan dan hasilkali Bumi
berdasarkan kelarutan.
terbentuknya kelarutan serta 3. Menjelaskan (C2) pengaruh tugas Aksara
prinsip endapan memprediksi  Kimia
suhu terhadap senyawa yang kelompok,
kelarutan dan 3. Pengaruh terbentuknya endapan sukar larut dan Dasar.PT
data hasil kali penambahan dan pengaruh 4. Mendefinisikan dan Erlangga
kelarutan (Ksp ion senama penambahan ion senama menjelaskan (C1) tetapan ulangan.  PSB SMA
2. Mengajukan pertanyaan hasil kali kelarutan (Ksp)  Kimia
yang berkaitan dengan 5. Menuliskan (C1) berbagai  Bentuk Universitas
70

Indikator Pencapaian Alokasi Sumber/


Materi Kegiatan Pembelajaran Penilaian Waktu
Kompetensi dasar Kompetensi bahan/alat

kelarutan dan hasilkali ungkapan Ksp dari larutan instrumen julid Dua,
kelarutan.Mengapa yang sukar larut Performans Penerbit
Kapur (CaCO3) sukar 6. Menjelaskan (C2) hubungan (kinerja dan Binapura
larut dalam air ? kelarutan dan hasil kali sikap), Aksara
3. Mendiskusikan reaksi kelarutan
laporan
kesetimbangan 7. Menghitung (C3) kelarutan
kelarutan suatu elektrolit yang sukar tertulis, dan  Bahan
4. Mendiskusikan rumus larut dengan menganalisis tes tertulis. LKS,
tetapan kesetimbangan data harga Ksp atau
(Ksp) sebaliknya.
5. Diskusi informasi 8. Mendefenisikan dan
tentang hubungan menjelaskan(C1) ion senama
kelarutan dan hasil kali 9. Menjelaskan (C2) pengaruh
kelarutan penambahan ion senama
10. Menjelaskan (C2) hubungan
6. Diskusi informasi
tentang pengaruh ion kelarutan dengan pH.
senama pada kelarutan. 11. Menghitung (C3) kelarutan
7. Memprediksi kelarutan suatu garam atau basa sukar
suatu zat larut pada pH tertentu.
8. Menghitung kelarutan 12. Memprediksi(C5) terbentuknya
dan hasil kali kelarutan endapan berdasarkan analisis
9. Mengolah data hasil data harga tetapan hasil kali
percobaan kelarutan (Ksp)
71

Lola, 28 Maret 2018


Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Penelitian

Nofita Asal S.Pd Fajri Lahane


Nip: Npm : 03291311046
Mengetahui
Kepala Sekolah

Muhajir Salama S.Pd


Nip : 196702062007011024
72
Lampiran 2

PEMETAAN STANDAR ISI

Nama Sekolah : SMA MUHAMMADIYAH 4 TIKEP


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/2

Standar Kompetensi : 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya
Alokasi Waktu : 10 JP

Kompetensi THP Indikator Pencapaian THP Materi Ruang Alokasi


Dasar B’PKI Kompetensi B’PKIR Pokok Lingkup Waktu
R 1 2 3
4.6 Memprediksi C5 10. Menjelaskan (C1) C1 1. Kelarutan X 2 JP
terbentuknya dan mendefenisikan larutan dan hasilkali (2 x 45 menit)
endapan dari tak jenuh, jenuh dan lewat kelarutan
jenuh.
suatu reaksi
11. Mendefinisikan dan C3
berdasarkan menghitung (C3) harga
prinsip kelarutan.
kelarutan dan 12. Menjelaskan (C2)
data hasil kali C2
pengaruh suhu terhadap
kelarutan senyawa yang sukar larut
(Ksp). 13. Mendefinisikan dan
menjelaskan (C1) tetapan C1
hasil kali kelarutan (Ksp)
14. Menuliskan (C1)
berbagai ungkapan Ksp C1
X
73

dari larutan yang sukar


larut
15. Menjelaskan (C2) C2
hubungan kelarutan dan
hasil kali kelarutan
16. Menghitung (C3) C3
kelarutan suatu elektrolit
yang sukar larut dengan
menganalisis data harga 2. Pengaruh X
Ksp atau sebaliknya. penambahan
17. Mendefenisikan dan C1 ion senama
menjelaskan(C1) ion
senama
18. Menjelaskan (C2) C2
pengaruh penambahan ion
senama
19. Menjelaskan (C2) C2
hubungan kelarutan dengan
pH.
20. Menghitung (C3) kelarutan
suatu garam atau basa sukar C3
larut pada pH tertentu.
21. Memprediksi(C5) 3. Memprediksi
terbentuknya endapan C5 terbentuknya X
berdasarkan analisis data endapan
harga tetapan hasil kali
kelarutan (Ksp)
74

Lola, 28 Maret 2018


Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Penelitian

Nofita Asal S.Pd Fajri Lahane


Nip: Npm : 03291311046

Mengetahui
Kepala Sekolah

Muhajir Salama S.Pd


Nip : 196702062007011024
75

Lampiran 3a

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
NamaSekolah : SMA MUHAMMADIYAH 4 TIKEP
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/2
Materi : Kelarutan dan hasil kali kelarutan
AlokasiWaktu : 2 x 45 menit
PertemuanKe : 1 (Pertama)
I. Standar Kompetensi
4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan
terapannya
II. Kompetensi Dasar
4.6 Memprediksikan terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan
prinsip kelarutan dan data hasil kali kelarutan (Ksp).
III. IndikatorPembelajaran
1. Mendefinisikan dan menjelaskan larutan belum jenuh, jenuh dan
lewat jenuh
2. Mendefinisikan dan menghitung kelarutan
3. Menjelaskan pengaruh suhu terhadap senyawa yang sukar larut
4. Mendefinisikan tetapan hasil kali kelarutan (Ksp)
5. Menuliskan berbagai ungkapan Ksp dari larutan yang sukar larut
6. Menjelaskan hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan
7. Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data
harga Ksp atau sebaliknya.
8. Mendefenisikan ion senama
9. Menjelaskan pengaruh penambahan ion senama terhadap kelarutan.
10. Menjelaskan hubungan kelarutan dengan pH.
11. Menghitung kelarutan suatu garam atau basa sukar larut pada pH
tertentu.
12. Memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan harga tetapan hasil
kali kelarutan (Ksp)
76

IV. Tujuan Pembelajaran


1. Kognitif
a) Proses
1. Melalui Pretest siswa dapat Mendefinisikan dan menjelaskan
larutan belum jenuh, jenuh dan lewat jenuh
2. Melalui Pretest siswa dapat mendefinisikan dan menghitung nilai
kelarutan
3. Melalui Pretest siswa dapat menjelaskan pengaruh suhu terhadap
kelarutan senyawa yang sukar larut
4. Melalui Pretest siswa dapat Mendefinisikan tetapan hasil kali
kelarutan (Ksp)
5. Melalui Pretest siswa dapat Menuliskan berbagai ungkapan Ksp
dari larutan yang sukar larut
6. Melalui Pretest siswa dapat Menjelaskan hubungan kelarutan dan
hasil kali kelarutan
7. Melalui Pretest siswa dapat Menghitung kelarutan suatu elektrolit
yang sukar larut berdasarkan data harga Ksp atau sebaliknya.
8. Melalui Pretest siswa dapat Mendefenisikan ion senama
9. Melalui Pretest siswa dapat Menjelaskan pengaruh penambahan
ion senama terhadap kelarutan.
10. Melalui Pretest siswa dapat Menjelaskan hubungan kelarutan
dengan pH.
11. Melalui Pretest siswa dapat Menghitung kelarutan suatu garam
atau basa sukar larut pada pH tertentu.
12. Melalui Pretest siswa dapat Memperkirakan terbentuknya
endapan berdasarkan harga tetapan hasil kali kelarutan (Ksp)
13. Produk
1. Siswa dapat Mendefinisikan dan menjelaskan larutan belum
jenuh, jenuh dan lewat jenuh
2. Siswa dapat Mendefinisikan dan menghitung kelarutan
77

3. Siswa dapat Menjelaskan pengaruh suhu terhadap senyawa yang


sukar larut
4. Siswa dapat Mendefinisikan tetapan hasil kali kelarutan (Ksp)
5. Siswa dapat Menuliskan berbagai ungkapan Ksp dari larutan
yang sukar larut
6. Siswa dapat Menjelaskan hubungan kelarutan dan hasil kali
kelarutan
7. Siswa dapat Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar
larut berdasarkan data harga Ksp atau sebaliknya.
8. Siswa dapat Mendefenisikan ion senama
9. Siswa dapat Menjelaskan pengaruh penambahan ion senama
terhadap kelarutan.
10. Siswa dapat Menjelaskan hubungan kelarutan dengan pH.
11. Siswa dapat Menghitung kelarutan suatu garam atau basa sukar
larut pada pH tertentu.
12. Siswa dapat Memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan
harga tetapan hasil kali kelarutan (Ksp)
2. Afektif
a) Karakter
Siswa mampu menjawab soal pretest dengan tepat, jujur, teliti, dan
tertib serta percaya diri dalam mengemukakan pendapat (A4)
tentang materi kelarutan dan hasil kali kelarutan yang dipelajari.
b) Keterampilansosial
Siswa mampu berkomunikasi dengan santun serta mampu menerima
(A1) dan selalu memperhatikan hak orang lain.
a. Psikomotorik
1. Siswa mengerjakan dan mampu menggabungkan (P4) teori-teori
menjadi jawaban yang benar dalam menjawab soal pretest.
2. Siswa mengajukan (P5) jawaban tepat waktu.
V. Materi Pokok
1. Kelarutan dan hasil kali kelarutan
2. Pengaruh penambahan ion senama
3. Memprediksi terbentuknya endapan
78

VI. StrategiPembelajaran
Model : Pembelajaran Learning Cycle 5E
Metode : Diskusi, informasi, Tanya jawab
Pendekatan : Pendekatan Proses
VII. Langkah-Langkah Pembelajran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Tahap Guru Siswa

Tahap 1. Guru memulai pelajaran 1. Siswa menjawab salam


Awal dengan salam dan dan mendengarkan 5 menit

mengabsensi siswa serta absensi dari guru


mengelola kelas 2. Siswa berdo’a serta
2. Guru guru memimpin do’a dapat memahami tujuan
dan memotivasi siswa serta pembelajaran yang
menjelaskan tujuan dijelaskan oleh guru.
pembelajaran yang akan 3. Siswa dapat mengenali
dicapai. dan memahami model
3. Guru memperkenalkaan dan pembelajaran Learning
menjelaskan pada siswa Cycle 5E yang akan
model pembelajaran diterapkan dalam proses
Learning Cycle 5E agar pembelajaran telah
siswa dapat memahami. dijelaskan oleh guru.
Tahap Inti 1. Guru membagikan soal 1. Siswa menerima soal
Pretest kepada siswa. Pretest yang dibagikan
90 menit
2. Guru meminta siswa guru.
mengerjakan soal –soal 2. Siswa dapat
Pretest dan menayakan mengerjakan soal-soal
apabila terdapat kekeliruan Pretest dan dapat
soal Pretest bertanya apabila
3. Guru menyampaikan bahwa terdapat kekeliruan.
waktu telah selesai dan 3. Siswa dapat melihat
79

meminta siswa kembali hasil kerjanya


memperhatiakn kembali masing-masing karna
pekerjaannya masing- waktu telah selesai.
masing 4. Siswa dapat
4. Guru meminta siswa mengumpulkan soal-
mengumpulkan soal-soal soal Pretest yang telah
Pretest yang telah dikerjakan kepada guru.
dikerjakan
Tahap 1. Guru membagi siswa 1. Siswa dapat memahami
Akhir menjadi 5 kelompok yang arahan guru dan 5 menit

beranggota 4-5 orang secara menerima LKS yang


heterogen dan diberikan oleh guru.
membagikaan LKS kepada 2. Siswa dapaat menjawab
siswa. salam dari guru.
2. Guru menutup pembelajaran
dengan mengucapkan salam

VIII. Alat, Bahan, Sumber Belajar dan Media Pembelajaran


Sumber : Buku Kimia Kelas X, Penerbit Erlangga
80

IX. Penilaian
Jenis Tagihan : Tes Tertulis
Bentuk Instrumen : Essay

Ternate 28 maret 2018


Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Penelitian

Nofita Asal S.Pd Fajri Lahane


Npm : 03291311046
Mengetahui
Kepala Sekolah

Muhajir Salama S.Pd


Nip : 196702062007011024
81

Lampiran 3b

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
NamaSekolah : SMA MUHAMMADIYAH 4 TIKEP
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/2
Materi : Kelarutan dan hasil kali kelarutan
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan Ke : 2 (dua)

I. Standar Kompetensi
4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan
terapannya
KompetensiDasar
4.6 Memprediksikan terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan
prinsip kelarutan dan data hasil kali kelarutan (Ksp).
II. IndikatorPembelajaran
1. Mendefenisikan dan menjelaskan (C1) larutan tak jenuh, jenuh dan lewat
jenuh.
2. Mendefinisikan dan menghitung (C3) harga kelarutan.
3. Menjelaskan (C2) pengaruh suhu terhadap senyawa yang sukar larut
Tujuan Pembelajaran
3. Kognitif
a. Proses
1) Melalui proses siswa dapat Mendefinisikan dan menjelaskan
(C1) larutan tak jenuh, jenuh dan lewat jenuh.
2) Melalui proses siswa dapat mendefinisikan dan menghitung (C3)
nilai kelarutan
3) Melalui proses siswa dapat menjelaskan (C2) pengaruh suhu
terhadap kelarutan senyawa yang sukar larut
82

b. Produk
Setelah mempelajari pelajaran ini siswa dapat :
1) Memahami (C2) pengertian larutan tak jenuh, jenuh dan lewat.
2) Mendefinisikan dan menghitung (C3) harga kelarutan
3) Menjelaskan pengaruh suhu terhadap senyawa yang sukar larut
4. Afektif
1. Kemampuan menjelaskan dan menerima (A1) materi pembelajaran
dengan baik.
2. Kemampuan menghargai dan menghormati (A5) guru dan teman
kelommpok pada saat materi berlangsung.
3. Kemampuan menjelaskan pertanyaan dan berpartisipasi (A2)
dengan teman dalam kelompok
4. Kemampuan mengorganisasikan dan menasifrkan (A4) tugas dengan
sungguh-sungguh.
5. Psikomotorik
1. Kemampuan siswa dalam memecahka masalah serta memperoleh
jawaban (P5) pada setiap pertanyaan yang diberikan oleh guru.
2. Kemampuan siswa dalam ketepatan menjawab pertanyaan (P3)
yang diberikan oleh guru dengan baik
3. Kemampuan siswa dalam menjelaskan pertanyaan serta kreaktif (P7)
dalam berkomonikasi antara teman kelompok
4. Kemampuan siswa dalam mengambil kesimpulan dan membimbing
(P3) dalam kelompok
III. Materi Pokok
4. Kelarutan dan hasil kali kelarutan
IV. Strategi Pembelajaran
Model : Pembelajaran Learning Cycle 5E
Metode : Diskusi, informasi, Tanya jawab
Pendekatan : Pendekatan Proses
83

V. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Kegiatan Guru Siswa Waktu
Kegiatan
pendahuluan Guru memulai pelajaran Siswa dapat menjawab
dengan salam dan 5 menit
salam dan mendengarkan
mengabsensi siswa serta absensi dari guru.
mengelola kelas

Guru memimpin do’a Siswa berdo’a dan


selanjutnya guru membagi mengikuti arahan guru
siswa dalam 4-5 untuk membentuk
kelompok. kelompok.
Guru membagikan LKS Siswa dapat memahami
kemudian menjelaskan (C1) tujuan pembelajaraan
tujuan pembelajaran agar hari ini.
siswa dapat memahami
(C1) tujuan pembelajaran
hari ini.

Kegiatan inti
Guru membangkitkan Siswa dapat menjawab
-Engagement minat belajar siswa dengan dan menjelaskan (C2)
mengajukan pertanyaan pertanyaan tentang larutan 80 menit
agar siswa dapat tak jenuh, jenuh dan lewat
menjawab dan jenuh.
menjelaskan (C2)
pertanyaan tentang larutan
tak jenuh, jenuh dan lewat
jenuh.
-Exploration Guru meminta siswa Siswa dapat menganalisis
bekerja sama dalam (C4) video animasi
kelompok agar siswa dapat praktikum tentang
menganalisis (C4) video kelarutan suatu zat
animasi praktikum tentang kemudian
kelarutan suatu zat mempertimbangkan
kemudian hasil observasi dan
mempertimbangkan hasil menjawab pertanyaan
observasi dan menjawab dalam LKS tentang
pertanyaan dalam LKS defenisi larutan jenuh,
tentang defenisi larutan menghitung (C3) harga
jenuh, menghitung (C3) kelarutan dan menentukan
harga kelarutan dan (C3) pengaruh suhu
84

menentukan (C3) terhadap kelarutan.


pengaruh suhu terhadap
kelarutan.
-Explanation Guru membimbing siswa
dalam diskusi, agar siswa Siswa dapat menjelaskan
dapat menjelaskan pertanyaan hasil temuan
pertanyaan hasil temuan kelompoknya dengan
kelompoknya dengan kata- kata-kata mereka sendiri
kata mereka sendiri kemudian kelompok lain
kemudian kelompok lain memperhatikan dan
memperhatikan dan berusaha memahami (C1)
berusaha memahami (C1) apa yang telah
apa yang telah disampaikan disampaikan dan
dan memberikan memberikan argument
argument bandingan bandingan apabila
apabila merasah penjelasan merasah penjelasan
temannya berbeda atau temannya berbeda atau
tidak sesuai dengan tujuan tidak sesuai dengan tujuan
pertanyaan. pertanyaan.
-Elaboration
Guru menujuk salah satu
siswa untuk maju dan Siswa dapat memahami
menjawab soal latihan (C3) penerapan konsep
didepan kelas, agar siswa kelarutan dan hasil kali
dapat memahami (C3) kelarutan dalam
penerapan konsep menyelesaikan soal-soal
kelarutan dan hasil kali latihan tentang
kelarutan dalam menghitung (C3) harga
menyelesaikan soal-soal kelarutan.
latihan tentang perhitungan
(C3) harga kelarutan.
-Evaluation
Guru memberikan evaluasi
melalui pemberian tes Siswa dapat lebih
(quiz) di akhir memahami (C2)
pembelajaran agar siswa penerapan konsep
dapat lebih memahami kelarutan dan hasil kali
(C2) penerapan konsep kelarutan dalam
kelarutan dan hasil kali menyelesaikan soal-soal
kelarutan dalam quiz tentang
menyelesaikan soal-soal menghitung(C3) harga
quiz tentang kelarutan.
menghitung(C3) harga
kelarutan.
85

Kegiatan Guru meminta siswa untuk Siswa dapat


menyampaikan menyampaikan
penutup 5 menit
kesimpulan (C5) dari hasil kesimpulan (C5) dari
pembelajaran hari ini hasil pembelajaran hari ini

Guru menutup
pembelajaran dengan Siswa menjawab salam.
mengucapkan salam

VI. Alat, Bahan, Sumber Belajar dan Media Pembelajaran


Sumber : Buku Kimia Kelas X, Penerbit Erlangga
: Buku Kimia Kelas X, Penerbit Graha Multi Grafika
Alat Bantu : Spidol, White Borad, Penghapus
Media : Handphone android, video animasi praktikum dan LKS

VII. Penilaian
Jenis Tagihan : Tes Tertulis
Bentuk Instrumen : Essay

Ternate 28 maret 2018


Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Penelitian

Nofita Asal S.Pd Fajri Lahane


Npm : 03291311046
Mengetahui
Kepala Sekolah

Muhajir Salama S.Pd


Nip : 196702062007011024
86

Lampiran 3c

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
NamaSekolah : SMA MUHAMMADIYAH 4 TIKEP
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/2
Materi : Kelarutan dan hasil kali kelarutan
AlokasiWaktu : 2 x 45 menit
PertemuanKe : 3 (Tiga)

I. Standar Kompetensi
4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan
terapannya
II. Kompetensi Dasar
4.6 Memprediksikan terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan
prinsip kelarutan dan data hasil kali kelarutan (Ksp).
III. Indicator Pembelajaran
22. Mendefinisikan dan menjelaskan (C1) tetapan hasil kali kelarutan
(Ksp)
23. Menuliskan (C1) berbagai ungkapan Ksp dari larutan yang sukar larut
24. Menjelaskan (C2) hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan
25. Menghitung (C3) kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut dengan
menganalisis data harga Ksp atau sebaliknya.
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Kognitif
a) Proses
a. Melalui proses siswa dapat Mendefinisikan dan menjelaskan
(C1) tetapan hasil kali kelarutan (Ksp)
b. Melalui proses siswa dapat Menuliskan (C1) berbagai ungkapan
Ksp dari larutan yang sukar larut
c. Melalui proses siswa dapat Menjelaskan (C2) hubungan kelarutan
dan hasil kali kelarutan
87

d. Melalui proses siswa dapat Menghitung (C3) kelarutan suatu


elektrolit yang sukar larut dengan menganalisis data harga Ksp
atau sebaliknya.
b) Produk
Setelah mempelajari pelajaran ini siswa dapat :
1) Memahami (C2) defenisi tetapan hasil kali kelarutan (Ksp)
2) Menuliskan (C1) berbagai ungkapan Ksp dari larutan yang sukar
larut
3) Memahami (C2) dan Menjelaskan (C2) hubungan kelarutan dan
hasil kali kelarutan
2. Afektif
1. Kemampuan menjelaskan dan menerima (A1) materi pembelajaran
dengan baik.
2. Kemampuan menghargai dan menghormati (A5) guru dan teman
kelommpok pada saat materi berlangsung.
3. Kemampuan menjelaskan pertanyaan dan berpartisipasi (A2)
dengan teman dalam kelompok
4. Kemampuan mengorganisasikan dan menasifrkan (A4) tugas
dengan sungguh-sungguh.
3. Psikomotorik
1. Kemampuan siswa dalam memecahka masalah serta memperoleh
jawaban (P5) pada setiap pertanyaan yang diberikan oleh guru.
2. Kemampuan siswa dalam ketepatan menjawab pertanyaan (P3)
yang diberikan oleh guru dengan baik
3. Kemampuan siswa dalam menjelaskan pertanyaan serta kreaktif

(P7) dalam berkomonikasi antara teman kelompok

4. Kemampuan siswa dalam mengambil kesimpulan dan

membimbing (P3) dalam kelompok


88

V. Materi Pokok
1. Kelarutan dan hasil kali kelarutan
VI. Strategi Pembelajaran
Model : Pembelajaran Learning Cycle 5E
Metode : Diskusi, informasi, Tanya jawab
Pendekatan : Pendekatan Proses
VII. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Kegiatan Guru Siswa Waktu
Kegiatan
pendahuluan Guru memulai pelajaran Siswa dapat menjawab
dengan salam dan 5 menit
salam dan mendengarkan
mengabsensi siswa serta absensi dari guru.
mengelola kelas

Guru memimpin do’a Siswa berdo’a dan


selanjutnya guru membagi mengikuti arahan guru
siswa dalam 4-5 untuk membentuk
kelompok. kelompok.
Guru membagikan LKS Siswa dapat memahami
kemudian menjelaskan (C1) tujuan pembelajaraan
tujuan pembelajaran agar hari ini.
siswa dapat memahami
(C1) tujuan pembelajaran
hari ini.

Kegiatan inti
Guru membangkitkan Siswa dapat menjawab
-Engagement
minat belajar siswa dengan dan menjelaskan (C2)
mengajukan pertanyaan pertanyaan tentang 80 menit
agar siswa dapat tetapan hasil kali
menjawab dan kelarutan
menjelaskan (C2)
pertanyaan tentang tetapan
hasil kali kelarutan.

Guru meminta siswa siswa dapat menelaah


-Exploration bekerja sama dalam (C4) materi singkat
kelompok agar siswa dapat tentang hubungan
89

menelaah (C4) materi kelarutan dan hasil kali


singkat tentang hubungan kelarutan kemudian
kelarutan dan hasil kali mempertimbangkan
kelarutan kemudian sumber dan menjawab
mempertimbangkan pertanyaan dalam LKS
sumber dan menjawab tentang defenisi tetapan
pertanyaan dalam LKS hasil kali kelarutan,
tentang defenisi tetapan menghitung (C3) harga
hasil kali kelarutan, kelarutan dan menentukan
menghitung (C3) harga (C3) hubungan kelarutan
kelarutan dan menentukan dan hasil kali kelarutan.
(C3) hubungan kelarutan
dan hasil kali kelarutan.

-Explanation Guru membimbing siswa Siswa dapat menjelaskan


dalam diskusi, agar siswa pertanyaan hasil temuan
dapat menjelaskan kelompoknya dengan
pertanyaan hasil temuan kata-kata mereka sendiri
kelompoknya dengan kata- kemudian kelompok lain
kata mereka sendiri memperhatikan dan
kemudian kelompok lain berusaha memahami (C1)
memperhatikan dan apa yang telah
berusaha memahami (C1) disampaikan dan
apa yang telah disampaikan memberikan argument
dan memberikan bandingan apabila
argument bandingan merasah penjelasan
apabila merasah penjelasan temannya berbeda atau
temannya berbeda atau tidak sesuai dengan tujuan
tidak sesuai dengan tujuan pertanyaan.
pertanyaan.
-Elaboration Guru menujuk salah satu Siswa dapat memahami
siswa untuk maju dan (C3) penerapan konsep
menjawab soal latihan kelarutan dan hasil kali
didepan kelas, agar siswa kelarutan dalam
dapat memahami (C3) menyelesaikan soal-soal
penerapan konsep latihan tentang cara
kelarutan dan hasil kali menghitung (C3)
kelarutan dalam kelarutan suatu elektrolit
menyelesaikan soal-soal yang sukar larut dengan
latihan tentang cara menganalisis data harga
menghitung (C3) kelarutan Ksp atau sebaliknya.
suatu elektrolit yang sukar
larut dengan menganalisis
data harga Ksp atau
sebaliknya.
90

-Evaluation
Guru memberikan evaluasi Siswa dapat lebih
melalui pemberian tes memahami (C2)
(quiz) di akhir penerapan konsep
pembelajaran agar siswa kelarutan dan hasil kali
dapat lebih memahami kelarutan dalam
(C2) penerapan konsep menyelesaikan soal-soal
kelarutan dan hasil kali quiz.
kelarutan dalam
menyelesaikan soal-soal
quiz.

Kegiatan
Guru meminta siswa untuk Siswa dapat
penutup 5 menit
menyampaikan menyampaikan
kesimpulan (C5) dari hasil kesimpulan (C5) dari
pembelajaran hari ini hasil pembelajaran hari ini

Guru menutup
pembelajaran dengan Siswa menjawab salam.
mengucapkan salam

VIII. Alat, Bahan, Sumber Belajar dan Media Pembelajaran


Sumber : Buku Kimia Kelas X, Penerbit Erlangga
: Buku Kimia Kelas X, Penerbit Graha Multi Grafika
Alat Bantu : Spidol, White Borad, Penghapus
Media : LKS
91

IX. Penilaian
Jenis Tagihan : Tes Tertulis
Bentuk Instrumen : Essay

Ternate 28 maret 2018


Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Penelitian

Nofita Asal S.Pd Fajri Lahane


Nip: Npm : 03291311046

Mengetahui
Kepala Sekolah

Muhajir Salama S.Pd


Nip : 196702062007011024
92

Lampiran 3d

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
NamaSekolah : SMA MUHAMMADIYAH 4 TIKEP
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/2
Materi : Kelarutan dan hasil kali kelarutan
AlokasiWaktu : 2 x 45 menit
PertemuanKe : 4 (Empat)
I. Standar Kompetensi
4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan
terapannya
II. KompetensiDasar
4.6 Memprediksikan terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan
prinsip kelarutan dan data hasil kali kelarutan (Ksp).
III. Indicator Pembelajaran
1. Mendefenisikan dan menjelaskan(C1) ion senama
2. Menjelaskan (C2) pengaruh penambahan ion senama terhadap kelarutan.
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Kognitif
a) Proses
a. Melalui proses siswa dapat Mendefenisikan dan menjelaskan(C1) ion
senama
b. Melalui proses siswa dapat Menjelaskan (C2) pengaruh penambahan ion
senama terhadap kelarutan.
b) Produk
Setelah mempelajari pelajaran ini siswa dapat :
1) Memahami (C2) dan Menjelaskan(C2) pengaruh penambahan ion
senama terhadap kelarutan.
2) Menjelaskan (C2) pengaruh penambahan ion senama terhadap
kelarutan.
93

2. Afektif
1. Kemampuan menjelaskan dan menerima (A1) materi pembelajaran
dengan baik.
2. Kemampuan menghargai dan menghormati (A5) guru dan teman
kelommpok pada saat materi berlangsung.
3. Kemampuan menjelaskan pertanyaan dan berpartisipasi (A2)
dengan teman dalam kelompok
4. Kemampuan mengorganisasikan dan menasifrkan (A4) tugas
dengan sungguh-sungguh.
3. Psikomotorik
1. Kemampuan siswa dalam memecahka masalah serta memperoleh
jawaban (P5) pada setiap pertanyaan yang diberikan oleh guru.
2. Kemampuan siswa dalam ketepatan menjawab pertanyaan (P3)
yang diberikan oleh guru dengan baik
3. Kemampuan siswa dalam menjelaskan pertanyaan serta kreaktif

(P7) dalam berkomonikasi antara teman kelompok

4. Kemampuan siswa dalam mengambil kesimpulan dan

membimbing (P3) dalam kelompok

V. Materi Pokok
1. Pengaruh penambahan ion senama
VI. StrategiPembelajaran
Model : Pembelajaran Learning Cycle 5E
Metode : Diskusi, informasi, Tanya jawab
Pendekatan : Pendekatan Proses
94

VII. Langkah-Langkah Pembelajaran


Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Kegiatan Guru Siswa Waktu
Kegiatan
pendahuluan Guru memulai pelajaran Siswa dapat menjawab
dengan salam dan 5 menit
salam dan mendengarkan
mengabsensi siswa serta absensi dari guru.
mengelola kelas

Guru memimpin do’a Siswa berdo’a dan


selanjutnya guru membagi mengikuti arahan guru
siswa dalam 4-5 untuk membentuk
kelompok. kelompok.
Guru membagikan LKS Siswa dapat memahami
kemudian menjelaskan (C1) tujuan pembelajaraan
tujuan pembelajaran agar hari ini.
siswa dapat memahami
(C1) tujuan pembelajaran
hari ini.

Kegiatan inti
Guru membangkitkan Siswa dapat menjawab
-Engagement minat belajar siswa dengan dan menjelaskan (C2)
mengajukan pertanyaan pertanyaan tentang 80 menit
agar siswa dapat pengaruh penambahan ion
menjawab dan senama terhadap
menjelaskan (C2) kelarutan.
pertanyaan tentang
pengaruh penambahan ion
senama terhadap kelarutan.
-Exploration Guru meminta siswa Siswa dapat menganalisis
bekerja sama dalam (C4) video animasi
kelompok agar siswa dapat praktikum kemudian
menganalisis (C4) video mempertimbangkan
animasi praktikum hasil observasi dan
kemudian menjawab pertanyaan
mempertimbangkan hasil dalam LKS tentang
observasi dan menjawab defenisi ion senama dan
pertanyaan dalam LKS dan menentukan (C3)
tentang defenisi ion pengaruh pengaruh
senama dan dan penambahan ion senama
menentukan (C3) terhadap kelarutan.
pengaruh pengaruh
95

penambahan ion senama


terhadap kelarutan.
-Explanation Guru membimbing siswa Siswa dapat menjelaskan
dalam diskusi, agar siswa pertanyaan hasil temuan
dapat menjelaskan kelompoknya dengan
pertanyaan hasil temuan kata-kata mereka sendiri
kelompoknya dengan kata- kemudian kelompok lain
kata mereka sendiri memperhatikan dan
kemudian kelompok lain berusaha memahami (C1)
memperhatikan dan apa yang telah
berusaha memahami (C1) disampaikan dan
apa yang telah disampaikan memberikan argument
dan memberikan bandingan apabila
argument bandingan merasah penjelasan
apabila merasah penjelasan temannya berbeda atau
temannya berbeda atau tidak sesuai dengan tujuan
tidak sesuai dengan tujuan pertanyaan.
pertanyaan.
-Elaboration
Guru menujuk salah satu Siswa dapat memahami
siswa untuk maju dan (C3) penerapan konsep
menjawab soal latihan kelarutan dan hasil kali
didepan kelas, agar siswa kelarutan dalam
dapat memahami (C3) menyelesaikan soal-soal
penerapan konsep latihan tentang
kelarutan dan hasil kali memprediksi endapan
kelarutan dalam berdasarkan penambahan
menyelesaikan soal-soal ion senama.
latihan tentang
memprediksi endapan
berdasarkan penambahan
ion senama.
-Evaluation
Guru memberikan evaluasi Siswa dapat lebih
melalui pemberian tes memahami (C2)
(quiz) di akhir penerapan konsep
pembelajaran agar siswa kelarutan dan hasil kali
dapat lebih memahami kelarutan dalam
(C2) penerapan konsep menyelesaikan soal-soal
kelarutan dan hasil kali quiz .
kelarutan dalam
menyelesaikan soal-soal
quiz.
96

Kegiatan Guru meminta siswa untuk Siswa dapat


menyampaikan menyampaikan
penutup 5 menit
kesimpulan (C5) dari hasil kesimpulan (C5) dari
pembelajaran hari ini hasil pembelajaran hari ini

Guru menutup
pembelajaran dengan Siswa menjawab salam.
mengucapkan salam

VIII. Alat, Bahan, Sumber Belajar dan Media Pembelajaran


Sumber : Buku Kimia Kelas X, Penerbit Erlangga
: Buku Kimia Kelas X, Penerbit Graha Multi Grafika
Alat Bantu : Spidol, White Borad, Penghapus
Media : Handphone android, video animasi praktikum dan LKS

IX. Penilaian
Jenis Tagihan : Tes Tertulis
Bentuk Instrumen : Essay

Ternate 28 maret 2018


Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Penelitian

Nofita Asal S.Pd Fajri Lahane


Npm : 03291311046
Mengetahui
Kepala Sekolah

Muhajir Salama S.Pd


Nip : 196702062007011024
97

Lampiran 3e

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
NamaSekolah : SMA MUHAMMADIYAH 4 TIKEP
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/2
Materi : Kelarutan dan hasil kali kelarutan
AlokasiWaktu : 2 x 45 menit
PertemuanKe : 5 (Lima)
I. Standar Kompetensi
4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan
terapannya.
II. Kompetensi Dasar
4.6 Memprediksikan terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan
prinsip kelarutan dan data hasil kali kelarutan (Ksp).
III. Indicator Pembelajaran
1. Menjelaskan (C2) hubungan kelarutan dengan pH.
2. Menghitung (C3) kelarutan suatu garam atau basa sukar larut pada pH
tertentu.
3. Memprediksi(C5) terbentuknya endapan berdasarkan analisis data harga
tetapan hasil kali kelarutan (Ksp)
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Kognitif
a) Proses
a. Melalui proses siswa dapat Menjelaskan (C2) hubungan kelarutan
dengan pH.
b. Melalui proses siswa dapat Menghitung(C3) kelarutan suatu garam atau
basa sukar larut pada pH tertentu.
c. Melalui proses siswa dapat memprediksi terbentuknya endapan
berdasarkan analisis data harga tetapan hasil kali kelarutan (Ksp)
b) Produk
Setelah mempelajari pelajaran ini siswa dapat :
1) Memahami(C2) Menjelaskan hubungan kelarutan dengan pH.
98

2) Menghitung (C3) kelarutan suatu garam atau basa sukar larut pada pH
tertentu
3) Memprediksi terbentuknya endapan berdasarkan analisis data harga
tetapan hasil kali kelarutan (Ksp)
2. Afektif
1. Kemampuan menjelaskan dan menerima (A1) materi pembelajaran
dengan baik.
2. Kemampuan menghargai dan menghormati (A5) guru dan teman
kelommpok pada saat materi berlangsung.
3. Kemampuan menjelaskan pertanyaan dan berpartisipasi (A2)
dengan teman dalam kelompok
4. Kemampuan mengorganisasikan dan menasifrkan (A4) tugas
dengan sungguh-sungguh.
3. Psikomotorik
1. Kemampuan siswa dalam memecahka masalah serta memperoleh
jawaban (P5) pada setiap pertanyaan yang diberikan oleh guru.
2. Kemampuan siswa dalam ketepatan menjawab pertanyaan (P3)
yang diberikan oleh guru dengan baik
3. Kemampuan siswa dalam menjelaskan pertanyaan serta kreaktif

(P7) dalam berkomonikasi antara teman kelompok

4. Kemampuan siswa dalam mengambil kesimpulan dan

membimbing (P3) dalam kelompok

V. Materi Pokok
1. Memprediksi terbentuknya endapan
2. Pengaruh pH terhadap kelarutan

VI. StrategiPembelajaran
Model : Pembelajaran Learning Cycle 5E
Metode : Diskusi, informasi, Tanya jawab
Pendekatan : Pendekatan Proses
99

VII. Langkah-Langkah Pembelajaran


Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Kegiatan Guru Siswa Waktu
Kegiatan
pendahuluan Guru memulai pelajaran Siswa dapat menjawab
dengan salam dan 5 menit
salam dan mendengarkan
mengabsensi siswa serta absensi dari guru.
mengelola kelas

Guru memimpin do’a Siswa berdo’a dan


selanjutnya guru membagi mengikuti arahan guru
siswa dalam 4-5 untuk membentuk
kelompok. kelompok.
Guru membagikan LKS Siswa dapat memahami
kemudian menjelaskan (C1) tujuan pembelajaraan
tujuan pembelajaran agar hari ini.
siswa dapat memahami
(C1) tujuan pembelajaran
hari ini.

Kegiatan inti
Guru membangkitkan Siswa dapat menjawab
-Engagement minat belajar siswa dengan dan menjelaskan (C2)
mengajukan pertanyaan pertanyaan tentang 80 menit
agar siswa dapat hubungan kelarutan
menjawab dan dengan pH
menjelaskan (C2)
pertanyaan tentang
hubungan kelarutan dengan
pH
-Exploration Guru meminta siswa Siswa dapat menganalisis
bekerja sama dalam (C4) video animasi
kelompok agar siswa dapat praktikum kemudian
menganalisis (C4) video mempertimbangkan
animasi praktikum hasil observasi dan
kemudian menjawab pertanyaan
mempertimbangkan hasil dalam LKS tentang
observasi dan menjawab hubungan kelarutan
pertanyaan dalam LKS dengan pH dan
tentang hubungan memprediksi
kelarutan dengan pH dan pembentukan endapan
memprediksi pembentukan berdasarkan perbandingan
endapan berdasarkan harga Ksp dengan Kc.
100

perbandingan harga Ksp


dengan Kc.
-Explanation
Guru membimbing siswa Siswa dapat menjelaskan
dalam diskusi, agar siswa pertanyaan hasil temuan
dapat menjelaskan kelompoknya dengan
pertanyaan hasil temuan kata-kata mereka sendiri
kelompoknya dengan kata- kemudian kelompok lain
kata mereka sendiri memperhatikan dan
kemudian kelompok lain berusaha memahami (C1)
memperhatikan dan apa yang telah
berusaha memahami (C1) disampaikan dan
apa yang telah disampaikan memberikan argument
dan memberikan bandingan apabila
argument bandingan merasah penjelasan
apabila merasah penjelasan temannya berbeda atau
temannya berbeda atau tidak sesuai dengan tujuan
tidak sesuai dengan tujuan pertanyaan.
pertanyaan.
-Elaboration
Guru menujuk salah satu Siswa dapat memahami
siswa untuk maju dan (C3) penerapan konsep
menjawab soal latihan kelarutan dan hasil kali
didepan kelas, agar siswa kelarutan dalam
dapat memahami (C3) menyelesaikan soal-soal
penerapan konsep latihan tentang
kelarutan dan hasil kali memprediksi endapan
kelarutan dalam berdasarkan perbandingan
menyelesaikan soal-soal harga Ksp dengan Kc.
latihan tentang
memprediksi endapan
berdasarkan perbandingan
harga Ksp dengan Kc.
-Evaluation
Siswa dapat lebih
Guru memberikan evaluasi memahami (C2)
melalui pemberian tes penerapan konsep
(quiz) di akhir kelarutan dan hasil kali
pembelajaran agar siswa kelarutan dalam
dapat lebih memahami menyelesaikan soal-soal
(C2) penerapan konsep quiz .
kelarutan dan hasil kali
kelarutan dalam
menyelesaikan soal-soal
quiz.
101

Kegiatan
Guru meminta siswa untuk Siswa dapat
penutup 5 menit
menyampaikan menyampaikan
kesimpulan (C5) dari hasil kesimpulan (C5) dari
pembelajaran hari ini hasil pembelajaran hari ini

Guru menutup
pembelajaran dengan Siswa menjawab salam.
mengucapkan salam

VIII. Alat, Bahan, Sumber Belajar dan Media Pembelajaran


Sumber : Buku Kimia Kelas X, Penerbit Erlangga
: Buku Kimia Kelas X, Penerbit Graha Multi Grafika
Alat Bantu : Spidol, White Borad, Penghapus
Media : Handphone android, video animasi praktikum dan LKS

IX. Penilaian
Jenis Tagihan : Tes Tertulis
Bentuk Instrumen : Essay

Ternate 28 maret 2018


Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Penelitian

Nofita Asal S.Pd Fajri Lahane


Npm : 03291311046
Mengetahui
Kepala Sekolah

Muhajir Salama S.Pd


Nip : 196702062007011024
102

Lampiran 3f

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
NamaSekolah : SMA MUHAMMADIYAH 4 TIKEP
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/2
Materi : Kelarutan dan hasil kali kelarutan
AlokasiWaktu : 2 x 45 menit
PertemuanKe : 6 (Enam)

I. Standar Kompetensi
5. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan
terapannya.
II. KompetensiDasar
5.6 Memprediksikan terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan
prinsip kelarutan dan data hasil kali kelarutan (Ksp).
III. IndikatorPembelajaran
1. Mendefinisikan dan menjelaskan larutan belum jenuh, jenuh dan
lewat jenuh
2. Mendefinisikan dan menghitung kelarutan
3. Menjelaskan pengaruh suhu terhadap senyawa yang sukar larut
4. Mendefinisikan tetapan hasil kali kelarutan (Ksp)
5. Menuliskan berbagai ungkapan Ksp dari larutan yang sukar larut
6. Menjelaskan hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan
7. Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data
harga Ksp atau sebaliknya.
8. Mendefenisikan ion senama
9. Menjelaskan pengaruh penambahan ion senama terhadap kelarutan.
10. Menjelaskan hubungan kelarutan dengan pH.
11. Menghitung kelarutan suatu garam atau basa sukar larut pada pH
tertentu.
103

12. Memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan harga tetapan hasil


kali kelarutan (Ksp)
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Kognitif
a) Proses
1. Melalui postest siswa dapat Mendefinisikan dan menjelaskan
larutan belum jenuh, jenuh dan lewat jenuh
2. Melalui postest siswa dapat mendefinisikan dan menghitung nilai
kelarutan
3. Melalui postest siswa dapat menjelaskan pengaruh suhu terhadap
kelarutan senyawa yang sukar larut
4. Melalui postest siswa dapat Mendefinisikan tetapan hasil kali
kelarutan (Ksp)
5. Melalui postest siswa dapat Menuliskan berbagai ungkapan Ksp
dari larutan yang sukar larut
6. Melalui postest siswa dapat Menjelaskan hubungan kelarutan dan
hasil kali kelarutan
7. Melalui postest siswa dapat Menghitung kelarutan suatu elektrolit
yang sukar larut berdasarkan data harga Ksp atau sebaliknya.
8. Melalui postest siswa dapat Mendefenisikan ion senama
9. Melalui postest siswa dapat Menjelaskan pengaruh penambahan
ion senama terhadap kelarutan.
10. Melalui postest siswa dapat Menjelaskan hubungan kelarutan
dengan pH.
11. Melalui postest siswa dapat Menghitung kelarutan suatu garam
atau basa sukar larut pada pH tertentu.
12. Melalui postest siswa dapat Memperkirakan terbentuknya
endapan berdasarkan harga tetapan hasil kali kelarutan (Ksp)
104

b) Produk
1. Siswa dapat Mendefinisikan dan menjelaskan larutan belum
jenuh, jenuh dan lewat jenuh
2. Siswa dapat Mendefinisikan dan menghitung kelarutan
3. Siswa dapat Menjelaskan pengaruh suhu terhadap senyawa yang
sukar larut
4. Siswa dapat Mendefinisikan tetapan hasil kali kelarutan (Ksp)
5. Siswa dapat Menuliskan berbagai ungkapan Ksp dari larutan
yang sukar larut
6. Siswa dapat Menjelaskan hubungan kelarutan dan hasil kali
kelarutan
7. Siswa dapat Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar
larut berdasarkan data harga Ksp atau sebaliknya.
8. Siswa dapat Mendefenisikan ion senama
9. Siswa dapat Menjelaskan pengaruh penambahan ion senama
terhadap kelarutan.
10. Siswa dapat Menjelaskan hubungan kelarutan dengan pH.
11. Siswa dapat Menghitung kelarutan suatu garam atau basa sukar
larut pada pH tertentu.
12. Siswa dapat Memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan
harga tetapan hasil kali kelarutan (Ksp)
2. Afektif
a) Karakter
Siswa mampu menjawab soal postest dengan tepat, jujur, teliti, dan
tertib serta percaya diri dalam mengemukakan pendapat (A4)
tentang materi kelarutan dan hasil kali kelarutan yang dipelajari.
b) Keterampilan sosial
Siswa mampu berkomunikasi dengan santun serta mampu menerima
(A1) dan selalu memperhatikan hak orang lain.
b. Psikomotorik
1. Siswa mengerjakan dan mampu menggabungkan (P4) teori-teori
menjadi jawaban yang benar dalam menjawab soal pretest.
2. Siswa mengajukan (P5) jawaban tepat waktu.
105

V. Materi Pokok
1. Kelarutan dan hasil kali kelarutan
2. Pengaruh penambahan ion senama
3. Memprediksi terbentuknya endapan
VI. StrategiPembelajaran
Model : Pembelajaran Learning Cycle 5E
Metode : Diskusi, informasi, Tanya jawab
Pendekatan : Pendekatan Proses
VII. Langkah-Langkah Pembelajran
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Tahap Guru Siswa

Tahap 4. Guru memulai pelajaran 4. Siswa menjawab salam


Awal dengan salam dan dan mendengarkan 5 menit

mengabsensi siswa serta absensi dari guru


mengelola kelas 5. Siswa berdo’a serta
5. Guru guru memimpin do’a dapat memahami tujuan
dan memotivasi siswa serta pembelajaran yang
menjelaskan tujuan dijelaskan oleh guru.
pembelajaran yang akan
dicapai.
Tahap Inti 5. Guru membagikan soal 5. Siswa menerima soal
postest kepada siswa. postest yang dibagikan
90 menit
6. Guru meminta siswa guru.
mengerjakan soal –soal 6. Siswa dapat
postest dan menayakan mengerjakan soal-soal
apabila terdapat kekeliruan postest dan dapat
soal postest bertanya apabila terdapat
7. Guru menyampaikan bahwa kekeliruan.
waktu telah selesai dan 7. Siswa dapat melihat
meminta siswa kembali hasil kerjanya
106

memperhatiakn kembali masing-masing karna


pekerjaannya masing- waktu telah selesai.
masing 8. Siswa dapat
8. Guru meminta siswa mengumpulkan soal-soal
mengumpulkan soal-soal posttest yang telah
postest yang telah dikerjakan kepada guru.
dikerjakan
Tahap 3. Guru mengucapkan selamat 3. Siswa dapat memahami
Akhir kepada siswa yang telah arahan guru 5 menit

selesai melakukan postest 4. Siswa dapat menjawab


4. Guru menutup pembelajaran salam dari guru.
dengan mengucapkan salam

VIII. Alat, Bahan, Sumber Belajar dan Media Pembelajaran


Sumber : Buku Kimia Kelas X, Penerbit Erlangga
: Buku Kimia Kelas X, Penerbit Graha Multi Grafika
Alat Bantu : Spidol, White Borad, Penghapus
IX. Penilaian
Jenis Tagihan : Tes Tertulis
Bentuk Instrumen : Essay
107

Ternate 28 maret 2018


Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Penelitian

Nofita Asal S.Pd Fajri Lahane


Npm : 03291311046
Mengetahui
Kepala Sekolah

Muhajir Salama S.Pd


Nip : 196702062007011024
111
Lampiran 4a

KELOMPOK :
ANGGOTA :
1. ………………………
2. ……………………….
3. ………………………
4. ………………………
5. ………………………

A. Kompetensi Dasar
4.6 Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi
berdasarkan prinsip kelarutan dan data hasil kali
kelarutan (Ksp).
B. Indicator Pembelajaran
1. Mendefenisikan dan menjelaskan (C1) larutan tak
jenuh, jenuh dan lewat jenuh.
2. Mendefinisikan dan menghitung (C3) harga
kelarutan.
3. Menjelaskan (C2) pengaruh suhu terhadap senyawa
yang sukar larut
C. Tujuan Pembelajaran
a) Proses
a. Melalui proses siswa dapat Menjelaskan (C1)
dan mendefenisikan larutan tak jenuh, jenuh dan
lewat jenuh.
b. Mendefinisikan dan menghitung (C3) harga
kelarutan.
c. Menjelaskan (C2) pengaruh suhu terhadap
senyawa yang sukar larut
b) Produk
Setelah mempelajari pelajaran ini siswa dapat :
1) Memahami (C2) pengertian larutan tak jenuh,
jenuh dan lewat.
2) Mendefinisikan dan menghitung (C3) harga
kelarutan
3) Menjelaskan pengaruh suhu terhadap senyawa
yang sukar larut
112

A. Petunjuk Pengunan LKS


1. Sebelum mejawab berbagai pertanyaan dalam LKS siswa diharapkan mengisih
indentitas kelompok
2. Secara berkelompok siswa memerhatikan video animasi praktikum dan menulis
berbagai data informasi dalam video tersebut
3. Siswa berdiskusi menjawab pertanyaan dalam LKS dan memberikan kesimpulan
B. Hasil Pengamatan
Berdasarkan video animasi percobaan lengkapilah table dibawa ini:

Kelarutan setelah
Pelarut Zat terlarut Jumlah zat terlarut
dipanaskan
Aquades NaCl ………………. gram Bertambah/tidak

Aquades CaCO3 ………………. gram Bertambah/tidak

C. Pertanyaan
1. Larutan jenuh
a. Berapa jumlah NaCl yang ditambahkan sampai saat tidak larut lagi
=…………..gram
b. Berapa jumlah CaCO3 yang ditambahkan sampai saat tidak larut lagi
=……………gram
c. Berdasarkan data diatas bahwa ketika penambahan Zat terlarut pada jumlah
NaCl sebanyak ..… gram dan zat CaCO3 sebanyak …….. gram, maka larutan
tidak dapat melarutkan zat pelarut lagi hal ini menunjukan bahwa larutan
tersebut mengandung jumlah maksimum Zat terlarut atau dengan kata lain
larutan tersebut berada pada keadaan jenuh.

Maka:

Larutan jenuh adalah…………………………………………………………………...

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………
113

2. Kelarutan
a. Apabila larutan NaCl jenuh pada percabaan diatas, ditambahkan lagi dengan
Kristal NaCl terus menerus maka larutan tersebut tidak akan larut lagi. Hal ini
menujukan bahwa ada batas maksimum jumlah zat NaCl yang dapat larut
dalam pelarut aquades. Hal ini disebut dengan kelarutan.

Maka:

Kelarutan adalah…………………………………………………………………...

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

3. Kelarutan biasanya dinyatakan dalam mol/liter (Molaritas). Berdasarkan hasil


percobaaan, hitunglah kelarutan NaCl dan CaCO3!
Kemolaran larutan jenuh dari:

Larutan NaCl jenuh


ℎ …….
= = = ⋯….
……

………
= = = ⋯…
( ) ……..

Larutan CaCO3 jenuh


3 ℎ ….
3= = =. . .
3 ….

3 ………
3= = = ⋯…
( ) ……..
114

4. NaCl termasuk garam (sukar larut/mudah larut) dan CaCO3 termasuk garam
(sukar larut/mudah larut).
5. Berdasarkan video animasi praktikum diatas, ketika larutan berada pada kondisi
jenuh kemudian ditambahkan lagi dengan dengan Kristal NaCL/CaCO3 dan
dipanaskan sehingga kelarutan (bertabah/berkurang )

Maka:

Bagaiman Pengaruh suhu terhadap kelarutan ?………………………………………

…………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………..

D. Kesimpulan
115

E. Latihan soal
1. Berdasarkan hasil percobaan ditemukan nilai kelarutan BaSO4 dalam air 0,0091
gram/L. hitunglah kelarutan tersebut dalam satuan Mol/L!
Jawaban :

Dik: kelarutan(s) = 0,0091 gram/L

Mr BaSO4 = ……………

Ditanya kelarutan (s) dalam satuan mol/L…?

Penyelesain :

/ …………
= = = ⋯……..
4 ………..

2. Apabila kelarutan AgCl dalam air 2,5 x 10-4 mol/L. Hitunglah kelarutan tersebut dalam
gram/mol!
Jawaban:

Dik: kelarutan(s) = 2,5 x 10-4 mol/L

Mr BaSO4 = ……………

Ditanya kelarutan (s) dalam satuan gram/L…?

Penyelesain :
116
Lampiran 4b

KELOMPOK :
ANGGOTA :
6. ………………………
7. ……………………….
8. ………………………
9. ………………………
10. ………………………

D. Kompetensi Dasar
3.14 Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi
berdasarkan prinsip kelarutan dan data hasil kali
kelarutan (Ksp).
E. Indicator Pembelajaran
4. Mendefinisikan dan menjelaskan (C1) tetapan hasil kali
kelarutan (Ksp)
5. Menuliskan (C1) berbagai ungkapan Ksp dari larutan yang
sukar larut
6. Menjelaskan (C2) hubungan kelarutan dan hasil kali
kelarutan
7. Menghitung (C3) kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut
dengan menganalisis data harga Ksp atau sebaliknya.
F. Tujuan Pembelajaran
c) Proses
d. Melalui proses siswa dapat Mendefinisikan dan
menjelaskan (C1) tetapan hasil kali kelarutan (Ksp)
e. Melalui proses siswa dapat Menuliskan (C1) berbagai
ungkapan Ksp dari larutan yang sukar larut
f. Melalui proses siswa dapat Menjelaskan (C2)
hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan
g. Melalui proses siswa dapat Menghitung (C3) kelarutan
suatu elektrolit yang sukar larut dengan menganalisis
data harga Ksp atau sebaliknya.
d) Produk
Setelah mempelajari pelajaran ini siswa dapat :
4) Memahami (C2) defenisi tetapan hasil kali kelarutan
(Ksp)
5) Menuliskan (C1) berbagai ungkapan Ksp dari larutan
yang sukar larut
6) Memahami (C2) dan Menjelaskan (C2) hubungan
kelarutan dan hasil kali kelarutan
117

F. Petunjuk Pengunan LKS


4. Sebelum mejawab berbagai pertanyaan dalam LKS siswa diharapkan mengisih
indentitas kelompok
5. Secara berkelompok siswa memperhatikan materi singkat
6. Siswa berdiskusi menjawab pertanyaan dalam LKS dan memberikan kesimpulan
G. Materi singkat
Berdasarkan hasil pembelajaran sebelumnya kita telah mengetahui bahwa terdapat
senyawa ini yang sukar larut dalam air. Salah satu senyawa ion yang sukar larut
dalam air yaitu AgCl. Apabila kristal AgCl dimasukan kedalam pelarut air akan
terlihat bahwa senyawa tesebut tidak dapat larut. Akan tetapi sesungguhnya senyawa
tesebut larut dengan membentuk kesetimbangan ion dengan yang tidak larut.

Cl-

Ag+ larutan

AgCl (s)

H. Pertanyaan
a) Tetapan hasil kali kelarutan
6. Berdasarkan gambar diatas maka kita dapat menuliskan persamaan reaksinya
sebagai berkut:

AgCl (s) ……… +…………..

[… … . ][… … ]
=
[… … . . ]

Oleh karena AgCl adalah padataan sehingga dianggap konstan, maka :

Kc [AgCl] = Ksp = [……….][………]

7. Ksp disebut konstanta hasil kali kelarutan yaitu hasil kali konsentrasi tiap-tiap ion
yang dipangkatkan dengan koefisiennya masing-masing. Dengan demikian Ksp
senyawa CaF2 dan Al(OH)3 adalah …………

CaF2 (s) .......... + ……….


Ksp = [ ….]...[…..]...
118

Al(OH)3 (s) ......... + ……


Ksp = [ ….]... […..]...

b) Hubungan antara kelarutan (s) hasil kali kelarutan (Ksp)

Untuk Mengetahui Hubungan Antara Kelarutan Dan Hasil


Kali Kelarutan Perhatikan Contoh-Contoh Berikut

Larutan elektrolit terionisasi menghasilkan ion-ion yaitu kation (bermuatan +) dan


anion (bermuatan -).
Perhatikan contoh berikut:
CaCO3 (s) ……… +……….
Berapakah jumlah kation yang dihasilkan…………………………..

Berapakah jumlah anion yang dihasilkan…………………………..

Itulah yang dinamakan dengan elektrolit biner

Jadi :

Elektrolit biner adalah …………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

1. Bagaimana hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan pada elektrolit biner ?
perhatikan contoh dibawa ini :

CaCO3(s) ……… +……….

Konsentrasi kesetimbangan ion Ca+2 dan ion CO3 -2 dalam larutan jenuh CaCO3 dapat dikaitkan
dengan kelarutan CaCO3, yaitu sesuai dengan stoikiometri reaksi (perbandingan koefisien
reaksinya). Jika kelarutan CaCO3 dinyatakan dengan s, maka:

CaCO3(s) ……… +……….


S … ….
Dengan demikian maka, nilai tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) dapat dikaitkan dengan nilai
kelarutanya. (s) yakni:

Ksp = […..][…..]
= (…..)(…..)
= ……
119

Jadi hubungan s dengan Ksp pada elektrolit biner yaitu :

Ksp = ……
s =……

2. Bagaimana hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan pada elektrolit terner ?
perhatikan contoh dibawa ini :

PbCl2 (s) …….. + ……

Berapakah jumlah kation yang dihasilkan …………………..

Berapakah jumlah anion yang dihasilkan …………………..

Berapakah jumlah total ini yang dihasilkan………………….

Itulah yang dinamakan dengan Elektrolit Terner

Maka :

Elektrolit terner adalah………………………………………………………...

…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
.

CaCO3(s) ……… +……….


S … ….

Ksp = […..][…..]
= (…..)(…..)
= ……
Jadi hubungan s dengan Ksp pada elektrolit terner yaitu :

Ksp = ……

s =……

3. Bagaimana hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan pada elektrolit n >3 ?
perhatikan contoh dibawa ini :

Al(OH)3 (s) ………+……… Ca3(PO4)2(s) ………+………

S …… …… S …… ……

Ksp = [……][……] Ksp = [……][……]

= (…….)(…….) = (…….)(…….)

= …… = ……
120

Jadi hubungan s dengan Ksp pada elektrolit n >3 yaitu :

Ksp = ……

s =……

Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan hubungan antara s dan Ksp secara
umum adalah :
n-
AmBn (s) mA (aq)+ nB-m (aq)
Maka

Ksp AmBn = ……………….


= ………………..
= …………………
s = ………………….

I. Kesimpulan
121

J. Latihan soal
1. Kelarutan BaSO4 dalam air 0,009 gram/L. hitunglah Ksp senyawa tersebut pada
suhu 25’C.
Jawab :

Diketahui :

Kelarutan BaSO4 (s) = ……

Ditanya: Ksp BaSO4 ….?

Penyelesaian :

Sebelum menghitung Ksp terlebih dahulu kita mengubah konsentrasi gram/l


menjadi mol/L, dengan cara membagi konsetrasi BaSO4 dengan Mr BaSO4.

/ …………
= = = ⋯……..
4 ………..
Kesetimbangan kelarutan:

BaSO4(s) ………+………

Ksp = [….][….]

= (……..)(……..)

= ……….

2. Berdasarkan hasil percobaan, peneliti menemukan nilai Ksp dari tembaga (II)
hidroksida (Cu(OH)2) adalah 3,1x10-19. Hitunglah kelarutan (Cu(OH)2) dalam
satuan gram/L
Jawaban :
Lampiran 4c 122

KELOMPOK :
ANGGOTA :
11. ………………………
12. ……………………….
13. ………………………
14. ………………………
15. ………………………

G. Kompetensi Dasar
3.15 Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi
berdasarkan prinsip kelarutan dan data hasil kali
kelarutan (Ksp).
H. Indicator Pembelajaran
8. Mendefenisikan dan menjelaskan(C1) ion senama
9. Menjelaskan (C2) pengaruh penambahan ion senama
terhadap kelarutan.
I. Tujuan Pembelajaran
e) Proses
h. Melalui proses siswa dapat Mendefenisikan dan
menjelaskan(C1) ion senama
i. Melalui proses siswa dapat Menjelaskan (C2)
pengaruh penambahan ion senama terhadap
kelarutan.
A. Produk
Setelah mempelajari pelajaran ini siswa dapat :
8) Memahami (C2) dan Menjelaskan(C2) pengaruh
penambahan ion senama terhadap kelarutan.
9) Menjelaskan (C2) pengaruh penambahan ion
senama terhadap kelarutan.
123

K. Petunjuk Pengunan LKS


7. Sebelum mejawab berbagai pertanyaan dalam LKS siswa diharapkan mengisih
indentitas kelompok
8. Secara berkelompok siswa memerhatikan video animasi praktikum dan menulis
berbagai data informasi dalam video tersebut
9. Siswa berdiskusi menjawab pertanyaan dalam LKS dan memberikan kesimpulan
L. Hasil Pengamatan
Berdasarkan video animasi percobaan lengkapilah table dibawa ini:

Lebel Perlakuan Hasil Pengamatan

A Aquades + CaCO3

B Ca(OH)2 + CaCO3

M. Pertanyaan
1. Bagaimana hasil pengamatan dari ke dua tabung reaksi? Apakah terdapat
endapan?

…………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………..

2. Bandingkan tabung A dan Tabung B, pada tabung manakah terdapat endapan


lebih banyak?

…………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………..

3. Mengapa demikian? Jelaskan!

…………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………..
124

4. Tuliskan reaksi ionisasi Ca(OH)2 dan reaksi kesetimbangan CaCO3

Ca(OH)2 ………..+……………

CaCO3 ………..+…………..

5. Ion apa yang sama dari dua persamaan reaksi diatas?

…………….

…………….

Itulah yang disebut dengan ion senama

N. Kesimpulan
125

O. Soal Latihan

1. Hitunglah kelarutan AgNO3 dalam larutan AgCl 4,0x10-4 M.


(Ksp AgNO3= 4x10-12 )
Jawaban;
Dik : Ksp AgNO3 = 4,0 x 10-12
-4
Dit: Kelarutan AgNO3 dalam larutan AgCl 4,0x10 M …………...?

Penyelesaian :

AgCl(aq) Ag+(aq) + Cl-(aq)


4,0x10-4M 4,0x10-4M 4,0x10-4M
AgNO3 Ag (aq) + NO3- (aq)
+

s s s
Ksp = [ Ag+ ][NO3-]
1,8 x 10-10 = 4,0x10-4x [NO3-]
[NO3-] = 1,8 x 10-10/4,0x10-4
= 0,45 x 10-6 M
= 4,5 x 10-7 M
Jadi kelarutan AgNO3 dalam larutan AgCl 4,0x10-4 M adalah 4,5 x 10-7 M

2. Kelarutan AgCl dalam 0,10 M NaCl. (AgCl: Ksp = 2,0 x 10-10)


Jawaban:
126
Lampiran 4d

KELOMPOK :
ANGGOTA :
16. ………………………
17. ……………………….
18. ………………………
19. ………………………
20. ………………………

J. Kompetensi Dasar
3.16 Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi
berdasarkan prinsip kelarutan dan data hasil kali kelarutan
(Ksp).
K. Indicator Pembelajaran
10. Menjelaskan (C2) hubungan kelarutan dengan pH.
11. Menghitung (C3) kelarutan suatu garam atau basa sukar larut
pada pH tertentu.
12. Memprediksi(C5) terbentuknya endapan berdasarkan
analisis data harga tetapan hasil kali kelarutan (Ksp)
L. Tujuan Pembelajaran
f) Proses
j. Melalui proses siswa dapat Menjelaskan (C2)
hubungan kelarutan dengan pH.
k. Melalui proses siswa dapat Menghitung(C3) kelarutan
suatu garam atau basa sukar larut pada pH tertentu.
l. Melalui proses siswa dapat memprediksi terbentuknya
endapan berdasarkan analisis data harga tetapan hasil
kali kelarutan (Ksp)
g) Produk
Setelah mempelajari pelajaran ini siswa dapat :
10) Memahami(C2) Menjelaskan hubungan kelarutan
dengan pH.
11) Menghitung (C3) kelarutan suatu garam atau basa sukar
larut pada pH tertentu
12) Memprediksi terbentuknya endapan berdasarkan
analisis data harga tetapan hasil kali kelarutan (Ksp)
127

P. Petunjuk Pengunan LKS


10. Sebelum mejawab berbagai pertanyaan dalam LKS siswa diharapkan mengisih
indentitas kelompok
11. Secara berkelompok siswa memerhatikan video animasi praktikum dan menulis
berbagai data informasi dalam video tersebut
12. Siswa berdiskusi menjawab pertanyaan dalam LKS dan memberikan kesimpulan
Q. Hasil Pengamatan
Berdasarkan video animasi percobaan lengkapilah table dibawa ini:
1. Hubungan antara PH dan Ksp

pH
Percobaan Pereaksi [MgCl2]
Mg(OH)2
1 MgCl2 + NaOH 0,2 M ……….

2 MgCl2 + NaOH 0,3 M ……….

3 MgCl2 + NaOH 0,4 M …………


8. persamaan reaksi :

NaOH(aq) + MgCl2(aq) ……. + ……

Reaksi kesetimbangan Mg(OH)2 dalam larutan jenuhnya:

Mg(OH)2 …..+…….

9. Berdasarkan percobaan 1, 2 dan 3 maka hubungan anatara PH dan Ksp


adalah………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Kesimpulan 1
128

2. Reaksi pengendapan
Lengkapilah data dalam tabel berikut:

[Ba2+] (Qc) (Ksp) Terbentuk


endapan
[Pb2+] -2
[BaC2O4] [BaC2O4]
[C2O4 ]
No Perlakuan [Ni2+] [PbC2O4] [PbC2O4]
2+
(M)
[Sr ] [NiC2O4] [NiC2O4] Sudah belum
(M) [SrC2O4] [SrC2O4]

1 H2C2O2 + Ba2+ 1x10-4 1x10-4 1x10-8 2.3x10-8

2 H2C2 O2 + Pb2+ 1x10-4 1x10-4 1x10-8 4.8x10-10

3 H2C2O2 + Ni2+ 1x10-4 1x10-4 1x10-8 4,0x10-10

4 H2C2O2 + Sr2+ 1x10-4 1x10-4 1x10-8 1.4x10-8

1. Bagaimana nilai Kc dari data 1, 2, 3 dan 4 jika dibandingkan dengan nilai Ksp
nya?(<,=,>)

1 2 3 4
2. Data manakah yang menunjukan kondisi terbentuknya endapan? Jesalaskan mengapa
dengapa demikian!
3. Data manakah yang menunjukan kondisi belum terbentuk endapan? Jesalaskan
mengapa dengapa demikian!
4. Data manakah yang kondisi terbentuknya endapan paling sedikit ? Jesalaskan
mengapa dengapa demikian!

Kesimpulan 2

Jika Kc < Ksp maka akan ………


Jika Kc = Ksp maka akan ………
Jika Kc > Ksp maka akan ………
129

R. Latihan Soal:
1. PH larutan Cu(OH)2 pada 25’C adalah 8+log 2. Hitunglah kelarutan senyawa
tersebut. (Ksp = 4x10-15)

Jawaban:

2. 100 mL larutan Mg(NO3)2 0,04 M di campurkan dengan 125 mL larutan NaOH 0,06
-5
M. jika nilai Ksp Mg(OH)2 = 1,6x10 . Tentukan apakah terbentuk endapan atau
belum?

Jawaban:
130

Lampiran 5

KISI-KISI SOAL KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MATERI


KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN
(Belum Validasi)

Sekolah : SMA Muhammadiyah 4 TIKEP


Mata Pelajaran : IPA/Kimia
Bentuk Soal : Essay
Jumlah Soal : 15 Soal
Standar Kompetensi : 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya
Alokasi Waktu : 90 Menit
Tahun Pelajaran : 2018
Jumlah
Kemampuan Berpikir Kritis butir
Kompetensi soal
Indikator Soal
Dasar Memberikan Membangun Menyimpulkan Memberikan Mengatur
penjelasan keterampilan penjelasan lebih startegi dan
sederhana dasar lanjut taktik
4.6 Memprediksi 1. Menjelaskan dan 1 14 2
terbentuknya menentukan larutan tak
endapan dari jenuh, jenuh dan lewat
suatu reaksi jenuh yang sukar larut
berdasarkan 2. Mendefenisikan , 3 11 2 3
prinsip menganalisis (C4) dan
kelarutan dan menentukan nilai
data hasil kali kelarutan dan hasil kali
kelarutan (Ksp). kelarutan kelarutan dari
131

berabagai senyawa
elektrolit yang sukar
larut
3. Mengindentifikasi 4 1
hubungan kelarutan dan
hasil kali kelarutan
4. Menentukan harga 15 6,7 3
kelarutan dan
Menganalisis
pembentukan endapan
berdasarkan
penambahan ion
senama
5. Menghitung dan 8 9 2
menjelaskan pengaruh
kelarutan suatu garam
atau basa sukar larut
pada pH tertentu.

6. Menganalisis dan 10 5,12 13 4


memperdiksi
terbentuknya endapan
berdasarkan harga
tetapan hasil kali
kelarutan (Ksp)
Total 3 2 5 4 1 15
133

Lampiran 6

INSTRUMEN SOAL ASPEK KOGNITIF


(Belum Validasi)
Sekolah : SMA Muhammadiyah 4 TIKEP
Mata Pelajaran : IPA/Kimia
Kelas/Semester : XI/2 (dua)
AlokasiWaktu : 90 Menit
JenisSoal : Essay
Petunjuk siswa
a. Nama :
Kelas :
b. Petunjuk
 Sebelum menger jakan soal dibawah ini terlebih dahulu mengisi
identitas diatas
 Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat dan benar
Kemampuan memberikan penjelasan sederhana
3. Biasanya suatu larutan apabila dimasukan suatu zat terlarut, pada kondisi
tertentu larutan tersebut tidak mampu melarutkan lagi zat terlarut atau
dengan kata lain larutan tesebut telah mencapai batas maksimum
kelarutanya, larutan ini disebut dengan larutan tak jenuh dan akan menjadi
larutan jenuh apabila dilarutkan terus menerus zat terlarut hingga
terbentuk endapan sebanyak mungkin.
Apakah pernyataan diatas benar atau salah? Jelaskan!
Kemampuan memberikan penjelasan lebih lanjut
4. Proses industri dan di laboratorium untuk mendapatkan senyawa tertentu
seorang laboran biasanya mencampurkan dua larutan dengan
menyesuaikan konsentrasi hasil kali ion harus lebih besar dibandingkan
dengan hasil kali kelarutannya (Ksp) agar mendapatakkan senyawa yang
diinginkan dalam bentuk endapan. Apakah yang dimaksut dengan hasil
kali kelarutan?
134

Kemampuan memberikan penjelasan sederhana


5. Sebuah percobaan dilakukan oleh asisten laboratorium kimia,
menghasilkan data kelarutan kalsium sulfat (CuSO4) 0,09 mol/L pada suhu
25’C dan 0,75 gram/L pada suhu 27’C. Berapakah harga Ksp larutan pada
suhu 25’C?
Kemampuan membangun memberikan penjelasan lebih lanjut
6. Perhatikan tabel dibawa ini:
Senyawa Persamaan ksp Kation Anion Hubungan antara Ksp dan s

AgCl [Ag+][Cl-] s s Ksp = s2;s = (Ksp)1/2

BaSO4 [Ba2+][SO4-2] s s Ksp = s2;s = (Ksp)1/3

Ag2CO3 [Ag+]2[CO32-] 2s s Ksp = 4s3;s = (Ksp/4)1/3

PbF2 [Pb2+][F-]2 s 2s Ksp = 4s3;s = (Ksp/4)1/3

Al(OH)3 [Al+3][OH-]3 s 3s Ksp = 27s4;s = (Ksp/27)1/4

Ca3(PO4)2 [Ca2+]3[PO43-]2 3s 2s Ksp = 108s5;s = (Ksp/108)1/5

Berdasarkan tabel diatas, apakah benar hubungan kelarutan dan hasil kali
kelarutan pada senyawa elektrolit BaSO4 ? jelaskan!

Kemampuan menyimpulkan
7. Berdasarkan hasil percobaan, peneliti menemukan nilai Ksp dari tembaga
(II) hidroksida (Cu(OH)2) adalah 3,2x10-20 pada suhu 25’C. Hitunglah
kelarutan (Cu(OH)2)!
Kemampuan menyimpulkan
8. Apabila larutan BaCl2 0,004 M sebanyak 200 mL, dicampurkan dengan
larutan K2SO4 0,008 sebanyak 600 mL. apakah akan terbentuk endapan ?
(Ksp BaSO4 = 1,1x10-10)
Kemampuan menyimpulkan
9. Hitunglah kelarutan AgCl dalam larutan NaCl 0,1M.
(Ksp AgCl = 1,8 X 10-10)
135

Kemampuan menyimpulkan
10. pada pH berapakah Cu(OH)2 akan mengendap, jika [Cu2+] = 0,0015? (Ksp
Cu(OH)2 = 1,6 x 10-19)
Kemampuan memberikan penjelasan sederhana
11. Perhatikan reaksi berikut:

CaF2(s) Ca2+(aq)+2F-(aq)

AgCl(s) Ag+(aq) + Cl-(aq)

Dari reaksi diatas, terlihat bahwa untuk senyawa CaF2 ketika terionisasi terdapat
salah satu ion (F-) yang berasal dari asam lemah (HF), sedangkan senyawa AgCl
ketika terionisasi salah satu ionnya (Cl-) berasal dari asam kuat (HCl).
Berdasarkan konsep kelarutan, jelaskan pengaruh pH terhadap kedua senyawa
tersebut (CaF2, dan AgCl)
Kemampuan membangun keterampilan dasar
12. Sebuah kolam renang bersifat Alkali sehingga CO2 yang ada di udara
diserap dan membentuk larutan dengan dengan konsentrasi CO3-2 sebesar
2x10 M. apabila air kolam mengandung senyawa berikut:
[Mg2+] = 4,0x10-3 M Ksp = 1,1x10-5
[Ca2+] = 6,0x10-4 M Ksp = 4,8x10-9
[Fe2+] = 8,0x10-7M Ksp = 3,5x10-11
Berdasarkan data diatas senyawa apakah yang akan terbentu endapan!
Kemampuan Membangun keterampilan dasar
13. Diketahui Ksp sebagai berikut:
a. BaCO3 = 8,1x10-9
b. Mg(OH)2 = 4,0x10-11
c. PbCl2 = 2,4x10-4
d. MgCO3 = 4,0x10-5
Urutkanlan nilai kelarutan senyawa diatas berdasarkan nilai kelarutan yang
paling kecil hingga besar.
136

Kemampuan menyimpulkan
14. Suatu larutan mengandung 0,001 M Mg+ dan Au+. Padatan NaCl
ditambahkan secara perlahan hingga endapan AgCl mulai terbentuk.
Berapakah konsentrasi Au+ pada saat itu?
(Ksp AgCl = 1,8 x 10-10 dan Ksp AuCl = 2 x 10-13)
Kemampuan memberikan penjelasan lebih lanjut
15. Berikut ini ditampilkan data hasil percobaan reaksi antara CaCl2 dengan
NaOH yang menghasilkan endapan Ca(OH)2.
Percobaan Qc (Ca(OH)2) Ksp keterangan
(Ca(OH)2)
1 2,5 x 10-3 5,5 x 10-6 Mengendap
2 1,3 x 10-5 5,5 x 10-6 Mengendap
-6 -6
3 5,5 x 10 5,5 x 10 Tepat Mengendap
-7 -6
4 5,8 x 10 5,5 x 10 Belum terjadi pengendapan

5 6,2 x 10-8 5,5 x 10-6 Belum terjadi pengendapan

Jelaskanlah keteraturan data di atas?


Kemampuan mengatur strategi dan taktik
16. Berikut hasil 3 kali percobaan reaksi antara CaCl2 dengan NaOH.
(Ksp Ca(OH)2 5,5 x 10-6)
Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3
Qc = 4,5 x 10-7 Qc = 5,5 x 10-6 Qc= 4,5 x 10-5

………… ………… ………….


Berdasarkan percobaan diatas maka tetukanlah jenis larutan pada
percobaan 1, 2 dan 3!

Kemampuan memberikan penjelasan sederhana


17. Apakah yang akan terjadi dalam suatu larutan yang memiliki hasil kali
kelarutan lebih besar dari hasil kali ionnya?
137

Lampiran 7

KUNCI JAWABAN DAN RUBRIK PENSKORAN


SOAL TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
(Belum validasi)

No Kunci Jawaban Skor


Item Jumlah
1. Dik : 6
Pernyataan: Biasanya suatu larutan apabila dimasukan
suatu zat terlarut, pada kondisi tertentu larutan tersebut
tidak mampu melarutkan lagi zat terlarut atau dengan kata
lain larutan tesebut telah mencapai batas maksimum
kelarutanya, larutan ini disebut dengan larutan tak jenuh
dan akan menjadi larutan jenuh apabila dilarutkan terus
menerus zat terlarut hingga terbentuk endapan sebanyak
mungkin.
Dit: Apakah pernyataan diatas benar atau salah? Jelaskan!
Penyelesaian
Pernyataan diatas merupakan pernyataan yang salah
karena yang dimaksut dengan larutan jenuh ialah larutan 6
yang telah mencapai batas masksimum kelarutanya atau
tidak dapat melarutkan lagi zat terlarut. Sedangkan larutan
tak jenuh ialah larutan yang belum mencapai batas
maksimum kelarutanya.
0
Tidak Menjawab

2. Penyelesaian: 5 5
Ksp disebut sebagai konstanta hasil kali kelarutan atau,
ringkasnya hasil kali kelarutan. Secara umum hasil kali
kelarutan suatu senyawa ialah hasil kali konsentrasi molar
dari ion penyusunnya, di mana masing-masing
dipangkatkan dengan koefisien stoikiometrinya dalam
138

persamaan kesetimbangan
0
Tidak Menjawab
3. Dik : kelarutan CuSO4 = 0,09 mol/L 1 6
Dit : Ksp CuSO4………?
Penyelesaian
CuSO4 (s) Cu2+(aq) + SO4-2(aq)
S S S
Ksp = [Cu2+][SO4-2]
5
=√
=√9 10
= 3x10 -1
Tidak Menjawab
0
4. Dik : 6
1
Senyawa Persamaan Kation Anion Hubungan antara Ksp

ksp dan s

AgCl [Ag+][Cl-] s s Ksp = s2 ;s = (Ksp) 1/2

BaSO4 [Ba2+][SO4 -2] s s Ksp = s2 ;s = (Ksp) 1/3

Ag2 CO3 [Ag+]2[CO32-] 2s s Ksp = 4s3 ;s = (Ksp/4) 1/3

PbF2 [Pb2+][F-]2 s 2s Ksp = 4s3 ;s = (Ksp/4) 1/3

Al(OH)3 [Al+3][OH-]3 s 3s Ksp = 27s4 ;s = (Ksp/27)1/4

Ca3 (PO4)2 [Ca2+]3 [PO43-]2 3s 2s Ksp = 108s5 ;s = (Ksp/108)1/5

Dit: Apakah benar hubungan kelarutan dan hasil kali


kelarutan pada senyawa elektrolit BaSO4 ? jelaskan!
Penyelesaian :
BaSO4 (s) Ba2+(aq) + SO4-2(aq)
s s s
2+ -2
Ksp = [Ba ][SO4 ]
Ksp = √
5
Maka hubungan antara Ksp dan S dapat ditulis sebagai
berikut:
Ksp = s2;s = (Ksp)1/2
0
139

Tidak Menjawab
5. Dik : Ksp Cu(OH)2 = 3,2x10-20 1 7

Mr Cu(OH)2 =

Dit : kelarutan Cu(OH)2 ………?

Penyelesaian :

Cu(OH)2 (s) Cu2+(aq) + 2OH-(aq) 6


s s 2s
2+ - 2
Ksp = [Cu ][OH ]
= (s)(2s)2
Ksp = s.4s2

s =

,
=

= (8,0 x 10-21)1/3
= 2,0 x 10-7 mol/L

Tidak Menjawab
0
6. Dik : Volume BaCl2 0,004 M = 200 mL 1 8

Volume K2SO4 0,008 M = 600 mL

Ksp BaSO4 = 1,1x10-10

Dit : apakah akan terbentuk endapan ?

Penyelesaian :

BaCl2(aq) + K2SO4(aq) BaSO4 (s) + 2KCl(aq)


Salah satu endapan yang mungkin terbentuk adalah
7
BaSO4(S).
Ba2+(aq) + SO4-2(aq) BaSO4 (s)
+
Jumlah mol Ba2 pada larutan awal :
140

,
= 200 × × = 8,0 10
Konsentrasi Ba+2 dalam volume total :
,
[Ba+2]= × = 1,0 10

Jumlah mol SO4 -2 pada larutan awal :


,
Mol SO4 -2= 600 × = 4,8 10

Konsentrasi SO4-2 dalam volume total :


,
[SO4-2]= × = 6,0 10

Maka :
Kc = [Ba+2] [SO4-2]
=(1,0x10-3)(6,0x10-3)
=6,0x10-6
Oleh karena Kc > Ksp maka akan terbentuk endapan. 0
Tidak Menjawab
7. Dik : Ksp AgCl = 1,8 x 10-19 1 8
Dit: Kelarutan AgCl dalam NaCl 0,1 M …………...?
Penyelesaian :
NaCl(aq) Na +(aq) + Cl-(aq)
0,1M 0,1 M 0,1M
AgCl Ag +(aq) + Cl- (aq)
s s s
+ -
Ksp = [ Ag ][Cl ]
-10
1,8 x 10 = [ Ag+ ] x 0,1
,
[ Ag+ ] = 7
= 1,8 x10-9
[AgCl] = x 1,8 x10-9
= 1,8 x10-9
Jadi kelutan AgCl yang terdapat dalam larutan NaCl 0,1
M adalah 1,8 x10-9 Mol/L
Tidak Menjawab
141

8. Dik : [Cu2+] = 0,0015 M 1 8


Ksp Cu(OH)2 = 1,6x10 -19
Dik : pada pH berapakah Cu(OH)2 akan mengendap?
Penyelesaian
Cu(OH)2 (aq) Cu2+(aq) + 2OH-(aq)
Pada saat mulai mengendap Q=Ksp
Ksp Cu(OH)2 = [Cu2+][OH-]2
1,6 x 10-19 = [1,5 x 10-3][2s]2
,
4s2 = = 1,06 10
,

,
s= = 5,1 10 M

Sehingga s = [OH-]=2s=2 x 5,1 10 = 1,02 x 10-8 M


pOH = 8
pH = 14-8 = 6 7

Tidak Menjawab

0
9. Dik : Senyawa CaF2 ketika terionisasi terdapat salah satu 1 8
-
ion (F ) yang berasal dari asam lemah (HF), sedangkan
senyawa AgCl ketika terionisasi salah satu ionnya (Cl-)
berasal dari asam kuat (HCl).
Dik : Pengaruh pH terhadap kedua senyawa tersebut
(CaF2, dan AgCl)……?
Penyelesaian:
CaF2
Tulis persamaann reaksinya
142

CaF2(s) Ca2+(aq)+2F-(aq)
Anion F- adalah basa konjugasi relatif kuat karena berasal
dari asam lemah HF, sehingga dapat terhidrolisis melepas
ion OH-.
F-(s) + H2O(l ) HF (aq)+OH-(aq)
Jadi, pH berpengaruh pada kelarutan CaF2.
AgCl
Tulis persamaan reaksinya:
7
AgCl(s) Ag+(aq) + Cl-(aq)
Anion Cl- adalah basa konjugasi relatif lemah karena
berasal dari asam kuat HCl, sehingga tidak terhidrolisis.
Jd, pH tidak terpengaruh pada kelarutan AgCl.
Tidak Menjawab

0
10. Dik : [CO3-2] = 2 x10-4 M 1 8
[Mg2+] = 4,0x10-3 M Ksp = 1,1x10-5
[Ca2+] = 6,0x10-4 M Ksp = 4,8x10-9
[Fe2+] = 8,0x10-7M Ksp = 3,5x10-11
Dit : senyawa yang akan terbentuk endapan ?

Penyelesaian :

Q MgCO3 = [Mg2+][CO3-2]
7
-3 -4
= (4,0x10 )( 2 x10 )

= 8x10 -7 M

Q MgCO3 < Ksp MgCO3 Tidak terbentuk endapan

Q CaCO3 = [Ca2+][CO3-2]

= (6,0x10-4)( 2 x10-4)
143

= 12x10-8 M

Q CaCO3 > Ksp CaCO3 Terbentuk endapan

Q FeCO3 = [Fe2+][CO3-2]

= (8,0x10-7)( 2 x10-4)

= 16x10-11 M

Q FeCO3 > Ksp FeCO3 Terbentuk endapan


Tidak Menjawab 0

11. Dik: Ksp BaCO3 = 8,1x10-9 1 7


-11
Mg(OH)2 = 4,0x10
PbCl2 = 2,4x10-4
MgCO3 = 4,0x10-5
Dit:Tingkat kelarutan dari yang paling kecil hingga besar?
Penyelesaian:
BaCO3 = s2 = 8,1x10-9 6
MgCO3 = s2= 4,0x10-5
Mg(OH)2=4s3 = 4,0x10-11
PbCl2 = 4s3= 2,4x10-4
Tidak Menjawab 0

12. Dik : Ksp AgCl = 1,8 x 10-10 1 8


AuCl = 2 x 10-13
[Ag+] = 0,001 M
Dit : Berapakah [Au+] pada saat ditambahkan NaCl hingga
terbentuk endapan?
Penyelesaian :
AgCl(S) Ag+(aq) + Cl-(aq)
7
Mulai mengendap ketika Q=Ksp
Ksp AgCl = [Ag+][Cl-]
144

1,8 x 10-10 = [0,001][Cl-]


[Cl-] = 1,8 x 10-10/1,0x10-3 = 1,8 x 10-7 M
AuCl(S) Au+(aq) + Cl-(aq)
2 x 10-13= [Au+][1,8 x 10-7]
[Au-] = 2 x 10-13/1,8 x 10-7 = 1,1 x 10-6 M
Tidak Menjawab
0

13. Dik : 1 6

Percobaa Qc Ksp keterangan


n (Ca(OH)2) (Ca(OH)2)
1 2,5 x 10-3 5,5 x 10-6 Mengendap

2 1,3 x 10-5 5,5 x 10-6 Mengendap

3 5,5 x 10-6 5,5 x 10-6 Tetap Mengendap

4 5,8 x 10-7 5,5 x 10-6 Belum terjadi


pengendapan

5 6,2 x 10-8 5,5 x 10-6 Belum terjadi


pengendapan

Dit : jeskan keteraturan data di atas?

Penyelesaian 5

Berdasarkan data diatas maka dapat terdapat keteraturan


bahwa apabila dalam satu larutan harga Q lebih besar dari 0
harga Ksp maka akan terbentuk endapan namun jika harga
Q lebih kecil dibandingkan dengan Ksp maka tidak akan
terbentuk endapan.

Tidak Menjawab

14. Dik : 1 5
145

Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3


Q<Ksp Q=Ksp Q>Ksp

Dit: Jenis larutan pada percobaan 1, 2 dan 3?

Percobaan 1 = larutan tak jenuh


4
Percobaan 2 = larutan jenuh
Percobaan 3 = larutan lewat jenuh
0
Tidak Menjawab

15. Penyelesaian
4 4
Apabila saatu larutan mengandung harga hasil kali ion
lebih besar dibandingkan dengan hasil kali kelarutanya
maka akan terbentuk endapan.

0
Tidak Menjawab

JUMLAH 100
146

Lampiran 8a

Instrumen Validasi Soal Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan
A. Petunjuk
Dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Model
Pembelajaran Learning Cycle 5e Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP Pada Materi
Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan” salah satu rangkaian kegiatan yang
dilakukan adalah penyusunan soal pada materi kelarutan dan hali kali
kelarutan. Oleh karena itu peneliti memohon Bapak/Ibu untuk dapat
memberikan tanda centang (√) pada kolom nilai yang sesuai dengan penilaian,
dengan skala penilaian sebagai berikut:

1. Tidak relevan
2. Kurang relevan
3. Relevan
4. Sangat relevan
Selain memberi penilaian, Bapak/Ibu diharapkan untuk memberi komentar
langsung di dalam lembar validasi ini atau menuliskannya pada kolom saran
yang disediakan. Atas bantuannya saya ucapkan terima kasih.
B. Komentar atau saran revisi mohon dituliskan secara jelas pada tempat
yang telah disediakan.
No Komponen/ aspek 1 2 3 4
A. Materi Soal
1 Soal-soal sesuai dengan tujuan tes √
2 Soal-soal sesuai dengan tujuan dan indikator √
pembelajaran
3 Soal-soal dirumuskan dengan jelas √
4 Jawaban diharapkan jelas secara representatif

mencakup materi pembelajaran
B. Bahasa
1 Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah √
bahasa Indonesia
2 Menggunakan kata-kata (istilah) yang sudah dikenal √
oleh peserta didik
3 Bahasa yang digunakan tidak menimbulkan √
penafsiran ganda
147

C. Konstruksi
1 Petunjuk mengerjakan soal dinyatakan dengan jelas √
2 Kalimat soal tidak menimbulkan penafsiran ganda √
3 Rumusan pertanyaan soal menggunakan kalimat √
tanya atau perintah yang jelas
D. Waktu
1 Waktu yang digunakan sesuai dengan waktu yang √
ditetapkan
C. Penilaian Umum (pilihlah):
1. Tes hasil belajar sangat baik jika tes hasil belajar dapat digunakan tanpa
revisi
2. Tes hasil belajar baik jika tes hasil belajar dapat digunakan tapi sebagian
kecil direvisi
3. Tes hasil belajar kurang baik jika tes hasil belajar dapat digunakan tetapi
sebagian besar direvisi
4. Tes hasil belajar tidak baik jika tes hasil belajar harus direvisi (buruk)
D. Komentar/ Saran Validator:
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
....................
Ternate, Mei 2018
Validator I

Nur Asbirayani Limatahu, S.Pd.,M.Si


NIP. 197309292003122005
148

Lampiran 8b

REKAPITULASI VALIDASI SOAL


(VALIDATOR I)

Skor Perolehan ∑
No Item SR R KR TR
Materi Soal
1 0 0 3 0 3
2 0 0 3 0 3
3 0 0 3 0 3
4 0 0 3 0 3
Rata-rata 3
No Item Bahasa
1 0 0 3 0 3
2 0 0 3 0 3
3 0 0 3 0 3
Rata-rata 3
Konstruksi/Petujuk pengerjaan
No Item
soal
1 0 0 3 0 3
2 0 0 3 0 3
3 0 0 3 0 3
Rata-rata 3
No Item Waktu
1 0 0 3 0 4
Rata-rata 4
Keterangan :
SR = Sangat Relevan
R = Relevan
KR = Kurang Relevan
TR =Tidak Relevan
149

Lampiran 8c

PRESENTASE VALIDASI SOAL


(Validator I)

Komponen/Aspek yang dinilai Skor presentase


No Item Materi Soal
4 0%
3 75%
1 Soal-soal sesuai dengan tujuan tes
2 0%
1 0%
4 0%
Soal-soal sesuai dengan tujuan dan indikator
3 75%
2 pembelajaran
2 0%
1 0%
4 0%
Soal-soal dirumuskan dengan jelas 3 75%
3
2 0%
1 0%
4 0%
Jawaban diharapkan jelas secara representatif 3 75%
4
mencakup materi pembelajaran 2 0%
1 0%
Jumlah 300%
Rata-rata 75%
No Bahasa
4 0%
Menggunakan bahasa yang sesuai dengan
3 75%
1 kaidah bahasa Indonesia
2 0%
1 0%
4 0%
Menggunakan kata-kata (istilah) yang sudah 3 75%
2 dikenal oleh peserta didik 2 0%

1 0%
Bahasa yang digunakan tidak menimbulkan 4 0%
3 penafsiran ganda 3 75%
2 0%
1 0%
Jumlah 225%
Rata-rata 75%
No Kontruksi/ petujuk pengerjaan soal
Petunjuk mengerjakan soal dinyatakan 4 0%
dengan jelas 3 75%
1
2 0%
1 0%
150

Kalimat soal tidak menimbulkan penafsiran 4 0%


ganda 3 75%
2
2 0%
1 0%
Rumusan pertanyaan soal menggunakan 4 0%
kalimat tanya atau perintah yang jelas 3 75%
3
2 0%
1 0%
Jumlah 225%
Rata-rata 75%
No Waktu
Waktu yang digunakan sesuai dengan waktu 4 100%
1 yang ditetapkan 3 0%
2 0%
1 0%
Jumlah 100%
Rata-rata 100%
Keterangan:
Nilai presentase validitas soal untuk setiap skor diperoleh dengan persamaan;
Skor perolehan
Nilai = x 100
Skor maksimum
Berdasarkan persamaan diatas, perhitungan untuk memperoleh presentase nilai
tiap item dengan menghitung diwakilkan pada item no 1 sebagai berikut:
Skor perolehan
Nilai = x 100
Skor maksimal
3
= x 100
4
= 0,75 x 100
= 75%
Demikian cara perhitungan untuk item no 2 dan seterusnya sama. Untuk predikat
nilai presentase dapat dikatahui dengan nilai sebagai berikut:
86 %– 100 % = Baik sekali
76 %– 85% = Baik
60% – 75% = Cukup
≤ 59% = Kurang
151

Lampiran 8d

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS KHAIRUN
Jl. Bandara Babullah. Kampus I Akehuda Kota Ternate Utara

SURAT KETERANGAN VALIDATOR

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nur Asbirayani Limatahu, S.Pd, M.Si


Jabatan : Dosen FKIP Universitas Khairun
Prodi Pendidikan Kimia

Dengan ini menerangkan bahwa benar telah melaksanakan validasi instrumen


penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 5e
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah
4 TIKEP Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan” dari mahasiswa atas
nama: Fajri Lahane NPM: 0329 1411 019
Demikian Surat Keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Ternate, Mei 2018

Mengetahui:

Ketua Program Studi Validator I

Nur Asbirayani Limatahu, S.Pd, M.Si Nur Asbirayani Limatahu, S.Pd, M.Si
NIP: 197309292003122005 NIP. 197309292003122005
152

Lampiran 9a

Instrumen Validasi Soal Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan
E. Petunjuk
Dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Model
Pembelajaran Learning Cycle 5e Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP Pada Materi
Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan” salah satu rangkaian kegiatan yang
dilakukan adalah penyusunan soal pada materi kelarutan dan hali kali
kelarutan. Oleh karena itu peneliti memohon Bapak/Ibu untuk dapat
memberikan tanda centang (√) pada kolom nilai yang sesuai dengan penilaian,
dengan skala penilaian sebagai berikut:

5. Tidak relevan
6. Kurang relevan
7. Relevan
8. Sangat relevan
Selain memberi penilaian, Bapak/Ibu diharapkan untuk memberi komentar
langsung di dalam lembar validasi ini atau menuliskannya pada kolom saran
yang disediakan. Atas bantuannya saya ucapkan terima kasih.
F. Komentar atau saran revisi mohon dituliskan secara jelas pada tempat
yang telah disediakan.
No Komponen/ aspek 1 2 3 4
E. Materi Soal
1 Soal-soal sesuai dengan tujuan tes √
2 Soal-soal sesuai dengan tujuan dan indikator √
pembelajaran
3 Soal-soal dirumuskan dengan jelas √
4 Jawaban diharapkan jelas secara representatif

mencakup materi pembelajaran
F. Bahasa
1 Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah √
bahasa Indonesia
2 Menggunakan kata-kata (istilah) yang sudah dikenal √
oleh peserta didik
3 Bahasa yang digunakan tidak menimbulkan √
penafsiran ganda
153

G. Konstruksi
1 Petunjuk mengerjakan soal dinyatakan dengan jelas √
2 Kalimat soal tidak menimbulkan penafsiran ganda √
3 Rumusan pertanyaan soal menggunakan kalimat √
tanya atau perintah yang jelas
H. Waktu
1 Waktu yang digunakan sesuai dengan waktu yang √
ditetapkan

G. Penilaian Umum (pilihlah):


5. Tes hasil belajar sangat baik jika tes hasil belajar dapat digunakan tanpa
revisi
6. Tes hasil belajar baik jika tes hasil belajar dapat digunakan tapi sebagian
kecil direvisi
7. Tes hasil belajar kurang baik jika tes hasil belajar dapat digunakan tetapi
sebagian besar direvisi
8. Tes hasil belajar tidak baik jika tes hasil belajar harus direvisi (buruk)
H. Komentar/ Saran Validator:
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
....................
Ternate, Mei 2018
Validator II

Drs. H. Abdul Rasid Saraha.,M.Si


NIP: 196602052002121022
154

Lampiran 9b

REKAPITULASI VALIDASI SOAL


(VALIDATOR II)

Skor Perolehan ∑
No Item SR R KR TR
Materi Soal
1 0 0 3 0 3
2 0 0 3 0 3
3 0 0 3 0 3
4 0 0 3 0 3
Rata-rata 3
No Item Bahasa
1 0 0 3 0 3
2 0 0 3 0 3
3 0 0 0 4 4
Rata-rata 3,3
Konstruksi/Petujuk pengerjaan
No Item
soal
1 0 0 0 4 4
2 0 0 3 0 3
3 0 0 3 0 3
Rata-rata 3,3
No Item Waktu
1 0 0 0 4 4
Rata-rata 4
Keterangan :
SR = Sangat Relevan
R = Relevan
KR = Kurang Relevan
TR =Tidak Relevan
155

Lampiran 9c

PRESENTASE VALIDASI SOAL


(Validator II)

Komponen/Aspek yang dinilai Skor presentase


No Item Materi Soal
4 0%
3 75%
1 Soal-soal sesuai dengan tujuan tes
2 0%
1 0%
4 0%
Soal-soal sesuai dengan tujuan dan indikator
3 75%
2 pembelajaran
2 0%
1 0%
4 0%
Soal-soal dirumuskan dengan jelas 3 75%
3
2 0%
1 0%
4 0%
Jawaban diharapkan jelas secara representatif 3 75%
4
mencakup materi pembelajaran 2 0%
1 0%
Jumlah 300%
Rata-rata 75%
No Bahasa
4 0%
Menggunakan bahasa yang sesuai dengan
3 75%
1 kaidah bahasa Indonesia
2 0%
1 0%
4 0%
Menggunakan kata-kata (istilah) yang sudah 3 75%
2 dikenal oleh peserta didik 2 0%

1 0%
Bahasa yang digunakan tidak menimbulkan 4 100%
3 penafsiran ganda 3 0%
2 0%
1 0%
Jumlah 250%
Rata-rata 83.3%
No Kontruksi/ petujuk pengerjaan soal
Petunjuk mengerjakan soal dinyatakan 4 100%
dengan jelas 3 0%
1
2 0%
1 0%
156

Kalimat soal tidak menimbulkan penafsiran 4 0%


ganda 3 75%
2
2 0%
1 0%
Rumusan pertanyaan soal menggunakan 4 0%
kalimat tanya atau perintah yang jelas 3 75%
3
2 0%
1 0%
Jumlah 250%
Rata-rata 88,3%
No Waktu
Waktu yang digunakan sesuai dengan waktu 4 100%
1 yang ditetapkan 3 0%
2 0%
1 0%
Jumlah 100%
Rata-rata 100%
Keterangan:
Nilai presentase validitas soal untuk setiap skor diperoleh dengan persamaan;
Skor perolehan
Nilai = x 100
Skor maksimum
Berdasarkan persamaan diatas, perhitungan untuk memperoleh presentase nilai
tiap item dengan menghitung diwakilkan pada item no 1 sebagai berikut:
Skor perolehan
Nilai = x 100
Skor maksimal
3
= x 100
4
= 0,75 x 100
= 75%
Demikian cara perhitungan untuk item no 2 dan seterusnya sama. Untuk
predikat nilai presentase dapat dikatahui dengan nilai sebagai berikut:
86 %– 100 % = Baik sekali
76 %– 85% = Baik
60% – 75% = Cukup
≤ 59% = Kurang
157

Lampiran 9d

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS KHAIRUN
Jl. Bandara Babullah. Kampus I Akehuda Kota Ternate Utara

SURAT KETERANGAN VALIDATOR

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Drs. H. Abdul Rasid Saraha.,M.Si


Jabatan : Dosen FKIP Universitas Khairun
Prodi Pendidikan Kimia

Dengan ini menerangkan bahwa benar telah melaksanakan validasi instrumen


penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 5e
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah
4 TIKEP Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan” dari mahasiswa atas
nama: Fajri Lahane NPM: 0329 1411 019
Demikian Surat Keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Ternate, Mei 2018

Mengetahui:

Ketua Program Studi Validator II

Nur Asbirayani Limatahu, S.Pd, M.Si Drs. H. Abdul Rasid Saraha.,M.Si


NIP: 197309292003122005 NIP. 196602052002121022
158

Lampiran 10

KISI-KISI SOAL KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MATERI


KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN
(Setelah divalidasi)

Sekolah : SMA Muhammadiyah 4 TIKEP


Mata Pelajaran : IPA/Kimia
Bentuk Soal : Essay
Jumlah Soal : 15 Soal
Standar Kompetensi : 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran dan terapannya
Alokasi Waktu : 90 Menit
Tahun Pelajaran : 2018
Jumlah butir
Kemampuan Berpikir Kritis
soal
Kompetensi
Indikator Soal Memberikan Membangun Menyimpulkan Memberikan
Dasar
penjelasan keterampilan penjelasan lebih
sederhana dasar lanjut
4.6 Memprediksi 7. Menjelaskan dan 1 1
terbentuknya menentukan larutan tak
endapan dari jenuh, jenuh dan lewat
suatu reaksi jenuh yang sukar larut
berdasarkan 8. Mendefenisikan, 2 9 5 3
prinsip menganalisis (C4) dan
kelarutan dan menentukan nilai
data hasil kali kelarutan dan hasil kali
kelarutan (Ksp). kelarutan kelarutan dari
berabagai senyawa
159

elektrolit yang sukar larut

9. Mengindentifikasi 3 1
hubungan kelarutan dan
hasil kali kelarutan
10. Menentukan harga 4 1
kelarutan dan
Menganalisis
pembentukan endapan
berdasarkan penambahan
ion senama
11. Menghitung dan 7 6 2
menjelaskan pengaruh
kelarutan suatu garam atau
basa sukar larut pada pH
tertentu.

12. Menganalisis dan 8 10 2


memperdiksi
terbentuknya endapan
berdasarkan harga tetapan
hasil kali kelarutan (Ksp)
Total 3 2 3 2 10
160

Lampiran 11

INSTRUMEN SOAL ASPEK KOGNITIF


Sekolah : SMA Muhammadiyah 4 TIKEP
Mata Pelajaran : IPA/Kimia
Kelas/Semester : XI/2 (dua)
AlokasiWaktu : 90 Menit
JenisSoal : Essay
Petunjuk siswa
a. Nama :
Kelas :
b. Petunjuk
 Sebelum menger jakan soal dibawah ini terlebih dahulu mengisi
identitas diatas
 Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat dan benar

Kemampuan memberikan penjelasan sederhana


1. Biasanya suatu larutan apabila dimasukan suatu zat terlarut, pada kondisi
tertentu larutan tersebut tidak mampu melarutkan lagi zat terlarut atau
dengan kata lain larutan tesebut telah mencapai batas maksimum
kelarutanya, larutan ini disebut dengan larutan tak jenuh dan akan menjadi
larutan jenuh apabila dilarutkan terus menerus zat terlarut hingga
terbentuk endapan sebanyak mungkin.
Apakah pernyataan diatas benar atau salah? Jelaskan!
Kemampuan memberikan penjelasan sederhana
2. Sebuah percobaan dilakukan oleh asisten laboratorium kimia,
menghasilkan data kelarutan kalsium sulfat (CuSO4) 0,09 mol/L pada suhu
25’C dan 0,75 gram/L pada suhu 27’C. Berapakah harga Ksp larutan pada
suhu 25’C?
161

Kemampuan memberikan penjelasan lebih lanjut


3. Perhatikan tabel dibawa ini:
Senyawa Persamaan ksp Kation Anion Hubungan antara Ksp dan s
AgCl [Ag+][Cl-] s s Ksp = s2;s = (Ksp)1/2
BaSO4 [Ba2+][SO4-2] s s Ksp = s2;s = (Ksp)1/3
Ag2CO3 [Ag+]2[CO32-] 2s s Ksp = 4s3;s = (Ksp/4)1/3
PbF2 [Pb2+][F-]2 s 2s Ksp = 4s3;s = (Ksp/4)1/3
Al(OH)3 [Al+3][OH-]3 s 3s Ksp = 27s4;s = (Ksp/27)1/4
Ca3(PO4)2 [Ca2+]3[PO43-]2 3s 2s Ksp = 108s5;s = (Ksp/108)1/5
Berdasarkan tabel diatas, apakah benar hubungan kelarutan dan hasil kali
kelarutan pada senyawa elektrolit BaSO4 ? jelaskan!
Kemampuan menyimpulkan
4. Apabila larutan BaCl2 0,004 M sebanyak 200 mL, dicampurkan dengan
larutan K2SO4 0,008 sebanyak 600 mL. apakah akan terbentuk endapan ?
(Ksp BaSO4 = 1,1x10-10)
Kemampuan menyimpulkan
5. Hitunglah kelarutan AgCl dalam larutan NaCl 0,1M.
(Ksp AgCl = 1,8 X 10-10)
Kemampuan menyimpulkan
6. pada pH berapakah Cu(OH)2 akan mengendap, jika [Cu2+] = 0,0015? (Ksp
Cu(OH)2 = 1,6 x 10-19)
Kemampuan memberikan penjelasan sederhana
7. Perhatikan reaksi berikut:
CaF2(s) Ca2+(aq)+2F-(aq)

AgCl(s) Ag+(aq) + Cl-(aq)

Dari reaksi diatas, terlihat bahwa untuk senyawa CaF2 ketika terionisasi terdapat
salah satu ion (F-) yang berasal dari asam lemah (HF), sedangkan senyawa AgCl
ketika terionisasi salah satu ionnya (Cl-) berasal dari asam kuat (HCl).
162

Berdasarkan konsep kelarutan, jelaskan pengaruh pH terhadap kedua senyawa


tersebut (CaF2, dan AgCl)

Kemampuan membangun keterampilan dasar


8. Sebuah kolam renang bersifat Alkali sehingga CO2 yang ada di udara
diserap dan membentuk larutan dengan dengan konsentrasi CO3-2 sebesar
2x10 M. apabila air kolam mengandung senyawa berikut:
[Mg2+] = 4,0x10-3 M Ksp = 1,1x10-5
[Ca2+] = 6,0x10-4 M Ksp = 4,8x10-9
[Fe2+] = 8,0x10-7M Ksp = 3,5x10-11
Berdasarkan data diatas senyawa apakah yang akan terbentu endapan!
Kemampuan Membangun keterampilan dasar
9. Diketahui Ksp sebagai berikut:
e. BaCO3 = 8,1x10-9
f. Mg(OH)2 = 4,0x10-11
g. PbCl2 = 2,4x10-4
h. MgCO3 = 4,0x10-5
Urutkanlan nilai kelarutan senyawa diatas berdasarkan nilai kelarutan yang
paling kecil hingga besar.
Kemampuan memberikan penjelasan lebih lanjut
10. Berikut ini ditampilkan data hasil percobaan reaksi antara CaCl2 dengan
NaOH yang menghasilkan endapan Ca(OH)2.
Percobaan Qc (Ca(OH)2) Ksp (Ca(OH)2) keterangan
-3 -6
1 2,5 x 10 5,5 x 10 Mengendap
-5 -6
2 1,3 x 10 5,5 x 10 Mengendap
-6 -6
3 5,5 x 10 5,5 x 10 Tepat Mengendap
-7 -6
4 5,8 x 10 5,5 x 10 Belum terjadi pengendapan
-8 -6
5 6,2 x 10 5,5 x 10 Belum terjadi pengendapan
Jelaskan keteraturan data di atas?
163

Lampiran 12

KUNCI JAWABAN DAN RUBRIK PENSKORAN


SOAL TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
(Setelah divalidasi)

No Kunci Jawaban Skor


Item Jumlah
1. Dik : 8
Pernyataan: Biasanya suatu larutan apabila dimasukan suatu zat
terlarut, pada kondisi tertentu larutan tersebut tidak mampu
melarutkan lagi zat terlarut atau dengan kata lain larutan tesebut
telah mencapai batas maksimum kelarutanya, larutan ini disebut
dengan larutan tak jenuh dan akan menjadi larutan jenuh
apabila dilarutkan terus menerus zat terlarut hingga terbentuk
endapan sebanyak mungkin.
Dit: Apakah pernyataan diatas benar atau salah? Jelaskan!
Penyelesaian
Pernyataan diatas merupakan pernyataan yang salah karena
yang dimaksut dengan larutan jenuh ialah larutan yang telah
mencapai batas masksimum kelarutanya atau tidak dapat 8
melarutkan lagi zat terlarut. Sedangkan larutan tak jenuh ialah
larutan yang belum mencapai batas maksimum kelarutanya.
Tidak Menjawab

0
2. Dik : kelarutan CuSO4 = 0,09 mol/L 1 9
Dit : Ksp CuSO4………?
Penyelesaian
CuSO4 (s) Cu2+(aq) + SO4-2(aq)
S S S
Ksp = [Cu2+][SO4-2]
= [s][s]
=(9x10-2) (9x10-2)
8
= 81x10 -4
Tidak Menjawab
164

3. Dik : 1 9
Senyawa Persamaan ksp Kation Anion Hubungan antara Ksp

dan s

AgCl [Ag+][Cl-] s s Ksp = s2 ;s = (Ksp) 1/2

BaSO4 [Ba 2+][SO4 -2 ] s s Ksp = s2 ;s = (Ksp) 1/3

Ag2CO 3 [Ag+]2[CO32-] 2s s Ksp = 4s3 ;s = (Ksp/4) 1/3

PbF2 [Pb2+][F-]2 s 2s Ksp = 4s3 ;s = (Ksp/4) 1/3

Al(OH)3 [Al+3 ][OH-]3 s 3s Ksp = 27s4 ;s = (Ksp/27)1/4

Ca3(PO4 )2 [Ca 2+]3[PO43-]2 3s 2s Ksp = 108s5 ;s = (Ksp/108)1/5

Dit: Apakah benar hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan


pada senyawa elektrolit BaSO4 ? jelaskan! 8

Penyelesaian :
BaSO4 (s) Ba2+(aq) + SO4-2(aq)
s s s
2+ -2
Ksp = [Ba ][SO4 ]
Ksp = [s][s]
Maka hubungan antara Ksp dan S dapat ditulis sebagai berikut:
Ksp = s2;s = (Ksp)1/2

Tidak Menjawab 0
165

4. Dik : Volume BaCl2 0,004 M = 200 mL 11


1
Volume K2SO4 0,008 M = 600 mL

Ksp BaSO4 = 1,1x10-10

Dit : apakah akan terbentuk endapan ?

Penyelesaian :

BaCl2(aq) + K2SO4(aq) BaSO4 (s) + 2KCl(aq)


Salah satu endapan yang mungkin terbentuk adalah BaSO4(S).
Ba2+(aq) + SO4-2(aq) BaSO4 (s)
Jumlah mol Ba2+ pada larutan awal :
,
= 200 × × = 8,0 10

Konsentrasi Ba+2 dalam volume total :


,
[Ba+2]= × = 1,0 10

Jumlah mol SO4 -2 pada larutan awal :


, 10
Mol SO4 -2= 600 × = 4,8 10

Konsentrasi SO4-2 dalam volume total :


,
[SO4-2]= × = 6,0 10

Maka :
Kc = [Ba+2] [SO4-2]
=(1,0x10-3)(6,0x10-3)
=6,0x10-6
Oleh karena Kc > Ksp maka akan terbentuk endapan.
Tidak Menjawab 0
166

5. Dik : Ksp AgCl = 1,8 x 10-10 1 9


Dit: Kelarutan AgCl dalam NaCl 0,1 M …………...?
Penyelesaian :
NaCl(aq) Na +(aq) + Cl-(aq)
0,1M 0,1 M 0,1M
AgCl Ag +(aq) + Cl- (aq)
s s s
+ -
Ksp = [ Ag ][Cl ]
1,8 x 10-10 = [ Ag+ ] x 0,1 8
+ ,
[ Ag ] =
= 1,8 x10-9
[AgCl] = x 1,8 x10-9
= 1,8 x10-9
Jadi kelutan AgCl yang terdapat dalam larutan NaCl 0,1 M
adalah 1,8 x10-9 Mol/L

Tidak Menjawab
0
2+
6. Dik : [Cu ] = 0,0015 M 1 10
Ksp Cu(OH)2 = 1,6x10-19
Dik : pada pH berapakah Cu(OH)2 akan mengendap?
Penyelesaian
Cu(OH)2 (aq) Cu2+(aq) + 2OH-(aq)
Pada saat mulai mengendap Q=Ksp
Ksp Cu(OH)2 = [Cu2+][OH-]2
1,6 x 10-19 = [1,5 x 10-3][2s]2
,
4s2 = = 1,06 10
,
,
s= = 5,1 10 M
Sehingga s = [OH-]=2s=2 x 5,1 10 = 1,02 x 10-8 M 9
pOH = 8
pH = 14-8 = 6
Tidak Menjawab
0
7. Dik : Senyawa CaF2 ketika terionisasi terdapat salah satu ion 1 10
-
(F ) yang berasal dari asam lemah (HF), sedangkan senyawa
AgCl ketika terionisasi salah satu ionnya (Cl-) berasal dari asam
kuat (HCl).
Dik : Pengaruh pH terhadap kedua senyawa tersebut (CaF2, dan
AgCl)……?
Penyelesaian:
167

CaF2
Tulis persamaann reaksinya
CaF2(s) Ca2+(aq)+2F-(aq)
9
Anion F- adalah basa konjugasi relatif kuat karena berasal dari
asam lemah HF, sehingga dapat terhidrolisis melepas ion OH-.
F-(s) + H2O(l ) HF (aq)+OH-(aq)
Jadi, pH berpengaruh pada kelarutan CaF2.
AgCl
Tulis persamaan reaksinya:
AgCl(s) Ag+(aq) + Cl-(aq)
Anion Cl- adalah basa konjugasi relatif lemah karena berasal
dari asam kuat HCl, sehingga tidak terhidrolisis. Jd, pH tidak
terpengaruh pada kelarutan AgCl.
Tidak Menjawab

0
168

8. Dik : [CO3-2] = 2 x10-4 M 1 11


[Mg2+] = 4,0x10-3 M Ksp = 1,1x10-5
[Ca2+] = 6,0x10-4 M Ksp = 4,8x10-9
[Fe2+] = 8,0x10-7M Ksp = 3,5x10-11
Dit : senyawa yang akan terbentuk endapan ?

Penyelesaian :

Q MgCO3 = [Mg2+][CO3-2]

= (4,0x10-3)( 2 x10-4)

= 8x10-7 M

Q MgCO3 < Ksp MgCO3 Tidak terbentuk endapan

Q CaCO3 = [Ca2+][CO3-2]

= (6,0x10-4)( 2 x10-4)

= 12x10 -8 M
10
Q CaCO3 > Ksp CaCO3 Terbentuk endapan

Q FeCO3 = [Fe2+][CO3-2]

= (8,0x10-7)( 2 x10-4)

= 16x10 -11 M

Q FeCO3 > Ksp FeCO3 Terbentuk endapan

Tidak Menjawab
0
169

9. Dik: Ksp BaCO3 = 8,1x10-9 1 10


-11
Mg(OH)2 = 4,0x10
PbCl2 = 2,4x10-4
MgCO3 = 4,0x10-5
Dit:Tingkat kelarutan dari yang paling kecil hingga besar?
Penyelesaian:
BaCO3 = s2 = 8,1x10(-9/2)= 8,1x10(-4,5) 9
MgCO3 = s2= 4,0x10(-5/2)= 4,0x10(-2,5)
Mg(OH)2=4s3 = 4,0x10(-11/3) = 4,0x10(-3,7)
PbCl2 = 4s3= 2,4x10(-4/3)=2,4x10(-1,3)
Maka dapat di urutkan sebegai berikut:
0
BaCO3, Mg(OH)2, MgCO3, PbCl2
Tidak Menjawab
10 Dik : 1 8

Percobaa Qc Ksp keterangan


n (Ca(OH)2) (Ca(OH)2)
1 2,5 x 10-3 5,5 x 10-6 Mengendap

2 1,3 x 10-5 5,5 x 10-6 Mengendap

3 5,5 x 10-6 5,5 x 10-6 Tepat Mengendap

4 5,8 x 10-7 5,5 x 10-6 Belum terjadi


pengendapan
5 6,2 x 10-8 5,5 x 10-6 Belum terjadi
pengendapan
Dit : jeskan keteraturan data di atas?
Penyelesaian
Berdasarkan data diatas maka dapat terdapat keteraturan bahwa
apabila dalam satu larutan harga Q lebih besar dari harga Ksp
maka akan terbentuk endapan namun jika harga Q lebih kecil
dibandingkan dengan Ksp maka tidak akan terbentuk endapan.
Tidak Menjawab
7

JUMLAH 95
170

Lampiran 13

Data Mentah Hasil Pritest


Indikator Kemampuan Berpikir Kritis
Memberikan Membangun Memberikan
penjelasan keterampilan Menyimpulkan penjelasan Skor per
No Nama Siswa Nilai X
sederhana dasar lebih lanjut siswa
Nomor soal Nomor soal Nomor soal Nomor soal
1 2 7 9 8 4 5 6 3 10
1 Ayub Tonengan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 11
2 Dina Haul 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 11
3 Eka F. Ade 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 6 6
4 Iin T. Yamany 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 7 7
5 Indra P. Abdullah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 11
6 Jein F. Kore 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 11
7 Kartika Nurdin 2 1 1 0 0 1 2 1 1 0 9 10
8 Lili Miraji 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 11
9 Mariyana adam 1 1 2 1 3 1 1 1 1 2 14 15
10 Nurlaila H. Lapia 2 1 2 1 4 1 1 1 1 3 17 18
11 Raijifen Makasunda 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 11
12 Riskika Mukam 0 1 1 1 3 1 1 1 1 0 10 11
13 Rosdiyana Halil 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 10
14 Sulaswati Mohtar 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 7 8
Jumlah Skor Per Indikator 42 28 43 25
Skor Maksimum 378 294 420 238 137 150
Nilai X 11 10 10 11
171

Nila X diperoleh dari persamaan berikut.

Nilai X = x 100

Berdasarkan persamaan diatas maka dapat dijavarkan perhitungannya untuk memperoleh nilai siswa yang diwakilkan
indikator pertama yaitu.

Nilai X = x 100 = 11
172

Lampiran 14

Data Mentah Hasil Posttest


Indikator Kemampuan Berpikir Kritis
Memberikan Membangun Memberikan
penjelasan keterampilan Menyimpulkan penjelasan Skor per
No Nama Siswa Nilai X
sederhana dasar lebih lanjut siswa
Nomor soal Nomor soal Nomor soal Nomor soal
1 2 7 9 8 4 5 6 3 10
1 Ayub Tonengan 7 8 0 9 4 0 8 9 1 0 41 43
2 Dina Haul 2 8 2 10 8 0 0 6 3 8 42 44
3 Eka F. Ade 7 8 0 10 8 0 0 6 2 0 41 43
4 Iin T. Yamany 7 8 0 11 10 0 8 7 5 8 61 64
5 Indra P. Abdullah 6 8 0 6 9 0 8 9 8 7 67 71
6 Jein F. Kore 5 8 0 4 10 0 2 6 4 0 40 42
7 Kartika Nurdin 3 8 1 5 8 0 0 7 3 8 44 46
8 Lili Miraji 3 8 2 10 10 0 0 8 3 8 45 47
9 Mariyana adam 8 8 0 11 9 1 8 10 7 7 69 73
10 Nurlaila H. Lapia 8 8 0 1 8 1 8 10 8 8 71 75
11 Raijifen Makasunda 7 8 0 10 10 1 8 10 5 0 48 51
12 Riskika Mukam 8 8 1 7 10 1 8 7 4 3 60 63
13 Rosdiyana Halil 8 8 1 10 10 1 8 6 5 3 57 60
14 Sulaswati Mohtar 8 8 0 0 8 0 8 10 2 0 56 59
Jumlah Skor Per Indikator 206 226 190 120
Skor Maksimum 378 294 420 238 742 781
Nilai X 54 77 45 50
173

Nila X diperoleh dari persamaan berikut.

Nilai X = x 100

Berdasarkan persamaan diatas maka dapat dijavarkan perhitungannya untuk memperoleh nilai siswa yang diwakilkan
indikator pertama yaitu.

Nilai X = x 100 = 54
174

Lampiran 15

Data Menta Hasil Belajar

Indikator kemampuan berpikir kritis Posttest Pretest Posttest-Pretest


54 11
Memberikan penjelasan sederhana 44
77 10
Membangun keterampilan dasar 67
45 10
Menyimpulkan 35
50 11
Memberikan penjelasan lebih lanjut 39

Jumlah 185
175

Lampiran 16

A. Uji Normalitas Hasil Belajar

One Sample Kolmogorov Smirnov Test

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
pretest .329 14 .000 .859 14 .029
posttest .195 14 .155 .887 14 .074

*. This is a lower bound of the true significance.


a. Lilliefors Significance Correction
α = 0, 05
Ternyata signifikans pada Pretest (p) < α atau Pretest 0.000 <0,05 dan signifikans pada Posttest (p) > α Posttest 0,155>
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data pritest tidak terdistribusi normal dan posttest terdistribusi normal.
176

Lampiran 17

UJI HIPOTESIS HASIL BELAJAR


Uji Non Parametrik
(Uji Wilcoxon)
Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks


a
postest - pritest Negative Ranks 0 .00 .00
b
Positive Ranks 14 7.50 105.00
Ties 0c
Total 14
a. postest<pritest
b. postest>pritest
c. postest = pritest

Test Statisticsa
postest - pritest
Z -3.297b
Asymp. Sig. (2-tailed)
.001

a. Wilcoxon Signed Ranks Test


b. Based on negative ranks.
177

Lampiran 18

Data Standar Gain


Menentukan besar peningkatan hasil belajar siswa menggunakan rumus :

Skor gain (g) = 100% Atau = x 100 = 74%


Menurut Yamin. 2016, tingkat perolehan skor dikategorikan dalam 3 kategori yaitu:

Interval Interprestasi
g ≥ 70% Tinggi
30% < g < 70% Sedang
g ≤ 30% Rendah

Berdasarkan rumus diatas maka diperoleh hasil seperti pada Tabel.


Data Menta Hasil Belajar

Indikator kemampuan berpikir kritis Posttest Pretest Posttest-Pretest (g)% Kriteria

Memberikan penjelasan sederhana 54 11 44 81 Tinggi

Membangun keterampilan dasar 77 10 67 87 Tinggi

Menyimpulkan 45 10 35 78 Tinggi

Memberikan penjelasan lebih lanjut 50 11 39 78 Tinggi

Jumlah rata-rata 81 Tinggi


178
Lampiran 19

KISI-KISI PENILAIAN AFEKTIF (PENGAMATAN SIKAP)


DALAM PROSES PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
LERNING LERNING CYCLE 5E
(Kelas Eksperimen)
No Aspek Indikator
Menerima dan Selalu menjelaskan dan menerima materi pembelajaran
1.
menjelaskan dengan baik
Menentukan dan Selalu datang ke sekolah tepat waktu agar menetukan dan
2.
membentuk sikap membentuk sikap karakter yang baik
Memberikan
Selalu memberikan alternative dan berpartisipasi dalam
3. alternative dan
mengerjakan tugas dengan baik
berpartisipasi
Saling menghargai dan menerima teman yang berbeda agama,
Menghargai dan
4. suku, ras dan gender.
menerima

Menghargai dan Selalu menghargai dan menghormati orang yang lebih tua.
5.
menghormati
RUBRIK PENILAIAN AFEKTIF (PENGAMATAN SIKAP)
DALAM PROSES PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN LERNING LERNING CYCLE 5E
Indikator Kriteria Skor
Selalu tampak 4
Selalu menjelaskan dan menerima materi Sering tampak 3
pembelajaran dengan baik Mulai tampak 2
Belum tampak 1
Selalu tampak 4
Selalu datang ke sekolah tepat waktu agar Sering tampak 3
menetukan dan membentuk sikap karakter yang baik Mulai tampak 2
Belum tampak 1
Selalu tampak 4
Selalu memberikan alternative dan berpartisipasi Sering tampak 3
dalam mengerjakan tugas dengan baik Mulai tampak 2
Belum tampak 1
Selalu tampak 4
Saling menghargai dan menerima teman yang
Sering tampak 3
berbeda agama, suku, ras dan gender.
Mulai tampak 2
Belum tampak 1
Selalu tampak 4
Selalu menghargai dan menghormati orang yang
lebih tua. Sering tampak 3
Mulai tampak 2
Belum tampak 1
Lampiran 20 179

INSTRUMEN PENILAIAN AFEKTIF (PENGAMATAN SIKAP)


DALAM PROSES PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E

NamaSekolah : SMA Muhammadiyah 4 TIKEP


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI IPA/2 (Dua)
PokokBahasan : Kelarutan dan Hasil Kelarutan

PetunjukPengisian!
Beri tanda check list() pada kolom yang sesuai dengan perilaku siswa dalam kerja kelompok selama proses pembelajaran berlangsung!

Lembar Observasi Afektif

AspekPengamatan
Menerima Menentukan Memberikan Menghargai Menghargai
dan dan alternative dan dan dan
NO NamaSiswa Skor Nilai Predikat
Menjelaskan Membentuk Berpartisipasi Menerima Menghormati
sikap
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Ayub Tonengan √ √ √ √ √ 13 65 C
2 Dina Haul √ √ √ √ √ 14 70 C
3 Eka F. Ade √ √ √ √ √ 15 75 C
4 Iin T. Yamany √ √ √ √ √ 12 60 C
5 Indra P. Abdullah √ √ √ √ √ 13 65 C
6 Jein F. Kore √ √ √ √ √ 12 60 C
7 Kartika Nurdin √ √ √ √ √ 13 65 C
8 Lili Miraji √ √ √ √ √ 14 70 C
9 Mariyana adam √ √ √ √ √ 15 75 C
10 Nurlaila H. Lapia √ √ √ √ √ 15 75 C
180

11 Raijifen Makasunda √ √ √ √ √ 12 60 C
12 Riskika Mukam √ √ √ √ √ 15 75 C
13 Rosdiyana Halil √ √ √ √ √ 11 55 D
14 Sulaswati Mohtar √ √ √ √ √ 15 75 C
Skor Maksimum 4 4 4 4 4
Rata-Rata 67,5
Nilai tiap siswa diperoleh dengan persamaan sebagai berikut :
Skor perolehan
Nilai = x 100
Skor maksimum
(Sugiyono, 2009)
Berdasarkan persamaan di atas maka dapat dijabarkan perhitungan untuk memperoleh nilai siswa yang diwakilkan pada siswa nomor 1 sebagai
berikut:

ℎ =
13
ℎ = = 2,6
5


= × 100

2,6
= × 100 = 65
4
Demikian cara perhitungan, untuk siswa nomor 2 sampai seterusnya perhitungannya sama. Predikat nilai siswa dapat diketahui sebagaiberikut
Baiksekali (A) = 86-100
Baik (B) = 76-85
Cukup (C) = 60-75
Kurang (D) =  59
181

Lampiran 21

Persentase Nilai Afektif Tiap Skor Indikator


No Indikator Skor Frekuensi Persentase
4 0 0%
Selalu menjelaskan dan menerima 3 10 71%
1
materi pembelajaran dengan baik 2 4 29%
1 0 0%
4 0 0%
Selalu datang ke sekolah tepat waktu 3 8 57%
2 agar menetukan dan membentuk
sikap karakter yang baik 2 6 43%
1 0 0%
4 0 0%
Selalu memberikan alternative dan 3 11 79%
3 berpartisipasi dalam mengerjakan
tugas dengan baik 2 3 21%
1 0 0%
4 0 0%
Saling menghargai dan menerima 3 12 86%
4 teman yang berbeda agama, suku, ras
dan gender. 2 2 14%
1 0 0%
4 0 0%
Selalu menghargai dan menghormati
3 9 64%
5 orang yang lebih tua
2 5 36%
1 0 0%
Keterangan :
Persentase nilai afektif untuk setiap skor diperoleh dengan persamaan sebagai
berikut:
Frekuensi
Persentase = x 100%
Banyaknya peserta
Berdasarkan persamaan diatas, maka perhitungan untuk memperoleh
Persentase nilai siswa tiap indikator yaitu sebagai berikut yang diwakili pada
indikator 1.
= × 100%
10
= × 100%
14
= 71%

Selanjutnya untuk indikator keduan perhitungannya sama


182

Lampiran 22

KISI-KISI PENILAIAN PSIKOMOTORIK (PENGAMATAN KETERAMPILAN)


DALAM PROSES PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E
(Kelas Eksperimen)
No Aspek Indikator
Mengumpulka data dan Siswa mempersiapkan diri agar mampu
1.
mengadakan mengumpulkan data dan mengadakannya dengan baik
Menafsirkan data dan Siswa mampu menafsirkan data dan menempatkan diri
2.
menempatkan diri dengan baik.
Pemecahan masalah Siswa mampu melaksanakan pemecahkan masalah
3.
dan keterampilan serta memperoleh ketrampilan
Menjelaskan Siswa mampu menjelaskan pertanyaan serta kreatif
4.
pertanyaan dan kreatif dalam berkomunikasi antar teman kelompok
Menjawab pertanyaan Siswa mampu menjawab pertanyaan dan membimbing
5.
dan membimbing dalam kelompok
RUBRIK PENILAIAN PSIKOMOTORIK (PENGAMATAN KETERAMPILAN)
DALAM PROSES PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E
Indikator Kriteria Skor
Siswa mempersiapkan diri agar mampu Selalu 4
mengumpulkan data dan mengadakannya dengan Sering 3
baik. Kadang-kadang 2
Tidak pernah 1
Selalu 4
Siswa mampu menafsirkan data dan menempatkan
Sering 3
diri dengan baik.
Kadang-kadang 2
Tidak pernah 1
Selalu 4
Siswa mampu melaksanakan pemecahkan masalah
Sering 3
serta memperoleh ketrampilan
Kadang-kadang 2
Tidak pernah 1
Selalu 4
Siswa mampu menjelaskan pertanyaan serta kreatif
Sering 3
dalam berkomunikasi antar teman kelompok
Kadang-kadang 2
Tidak pernah 1
Selalu 4
Siswa mampu menjawab pertanyaan dan
Sering 3
membimbing dalam kelompok
Kadang-kadang 2
Tidak pernah 1
183
Lampiran 23

INSTRUMEN PENILAIAN PSIKOMOTORIK (PENGAMATAN KETERAMPILAN)


DALAM PROSES PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E

NamaSekolah : SMA Muhammadiyah 4 TIKEP


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI IPA/2 (Dua)
PokokBahasan : Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

PetunjukPengisian!
Beritandacheck list() padakolom yang sesuai dengan perilaku siswa dalam kerja kelompok selama proses pembelajaran berlangsung!

Lembar Observasi Psikomotorik

AspekPengamatan
Mengumpulka Menafsirkan Pemecahan Menjelaskan Menjawab
data dan data dan masalah dan pertanyaan pertanyaan
NO NamaSiswa Skor Nilai Predikat
mengadakan menempatkan terampil dan kreatif dan
diri membimbing
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Ayub Tonengan √ √ √ √ √ 12 60 C
2 Dina Haul √ √ √ √ √ 14 70 C
3 Eka F. Ade √ √ √ √ √ 14 70 C
4 Iin T. Yamany √ √ √ √ √ 11 55 D
5 Indra P. Abdullah √ √ √ √ √ 12 60 C
6 Jein F. Kore √ √ √ √ √ 10 50 D
7 Kartika Nurdin √ √ √ √ √ 11 55 D
8 Lili Miraji √ √ √ √ √ 14 70 C
9 Mariyana adam √ √ √ √ √ 15 75 C
10 Nurlaila H. Lapia √ √ √ √ √ 15 75 C
11 Raijifen Makasunda √ √ √ √ √ 12 60 C
184

12 Riskika Mukam √ √ √ √ √ 15 75 C
13 Rosdiyana Halil √ √ √ √ √ 15 75 C
14 Sulaswati Mohtar √ √ √ √ √ 15 75 C
SkorMaksimum 4 4 4 4 4
Rata-Rata 60,7
Nilai tiap siswa diperoleh dengan persamaan sebagai berikut :
Skor perolehan
Nilai = x 100
Skor maksimum
(Sugiyono, 2009)
Berdasarkan persamaan di atas maka dapat dijabarkan perhitungan untuk memperoleh nilai siswa yang diwakilkan pada siswa nomor 1 sebagai
berikut:

ℎ =
12
ℎ = = 2,4
5


= × 100

2,4
= × 100 = 60
4
Demikian cara perhitungan, untuk siswa nomor 2 sampai seterusnya perhitungannya sama. Predikat nilai siswa dapat diketahui sebagaiberikut
Baiksekali (A) = 86-100
Baik (B) = 76-85
Cukup (C) = 60-75
Kurang (D) =  59
185

Lampiran 24

Persentase Nilai Psikomotorik Tiap Skor Indikator


No Indikator Skor Frekuensi Persentase
Siswa mempersiapkan diri agar 4 0 0%
mampu mengumpulkan data 3 10 71%
1
dan mengadakannya dengan 2 4 29%
baik. 1 0 0%
4 0 70%
Siswa mampu menafsirkan
3 7 50%
2 data dan menempatkan diri
2 7 50%
dengan baik.
1 0 0%
4 0 0%
Siswa mampu melaksanakan
3 11 79%
3 pemecahkan masalah serta
2 3 21%
memperoleh ketrampilan
1 0 0%
Siswa mampu menjelaskan 4 0 0%
pertanyaan serta kreatif dalam 3 10 71%
4
berkomunikasi antar teman 2 4 29%
kelompok 1 0 0%
Siswa mampu menjawab 4 0 0%
pertanyaan dan membimbing 3 8 57%
5
dalam kelompok 2 6 43%
1 0 0%
Keterangan :
Persentase nilai afektif untuk setiap skor diperoleh dengan persamaan sebagai
berikut:
Frekuensi
Persentase = x 100%
Banyaknya peserta
Berdasarkan persamaan diatas, maka perhitungan untuk memperoleh
Persentase nilai siswa tiap indikator yaitu sebagai berikut yang diwakili pada
indikator 1.
= × 100%
10
= × 100%
14
= 71%

Selanjutnya untuk indikator keduan perhitungannya sama


186

Lampiran 25a

KISI-KISI ANGKET TANGGAPAN GURU TERHADAP MODEL


PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E PADA MATERI KELARUTAN
DAN HASIL KALI KELARUTAN

No Indikator Pernyataan Jumlah Soal

Positif Negatif

1. Model pembelajaran Learning 1,2 6 3


Cycle 5E dapat mempermudah
guru dalam melakukan proses
pembelajaran dikelas.

2. Model pembelajaran Learning 3 7,9 3


Cycle 5E dapat menambah
semangat mengajar guru
didalam kelas

3. Model pembelajaran Learning 4,5 6,10 4


Cycle 5E membuat
pembelajaran dikelas menjadi
menarik dan menyenangkan

Jumlah 5 5 10
187

Lampiran 25b

ANGKET TANGGAPAN GURU TERHADAP MODEL PEMBELAJARAN


LEARNING CYCLE 5E PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI
KELARUTAN

Petunjuk:
1. Tulislah identitas anda pada lembar jawaban yang tersedia.
2. Berilah tanda (√) pada salah satu kolom alternatif jawaban yang telah
disediakan sesuai dengan jawaban anda pada pernyataan yang disediakan.
3. Bacalah semua pernyataan pada tabel dengan teliti.
4. Data yang diperoleh nantinya tidak mempengaruhi nilai anda karena hanya
digunakan untuk keperluan penelitian. Jadi isilah angket ini sesuai dengan
pendapat anda masing-masing.
Identitas Responden

Nama : Nofita Asal S.Pd


Jabatan : Guru mata pelajaran
Jenis Kelamin : Perempuan
Keterangan:
SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju RR : Ragu-ragu
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S RR TS STS

1. Model pembelajaran Learning Cycle 5E


dapat mempermudah saya dalam
menjelaskan materi kelarutan dan hasil kali √
kelarutan

2. Model pembelajaran Learning Cycle 5E


dapat memudahkan siswa memahami materi √
kelarutan dan hasil kali kelarutan

3. Pembelajaran dengan mengunakan model


pembelajaran Learning Cycle 5E dapat
meningkatkan semangat saya dalam √
melakukan pengajaran

4. Pembelajaran dengan menggunakan model √


pembelajaran Learning Cycle 5E membuat
188

siswa saya menjadi lebih berani untuk


menjawab dan menjelasakan pertanyaan
pada materi kelarutan dan hasil kali
kelarutan

5. Pembelajaran pada konsep kelarutan dan


hasil kali kelarutan dengan menggunakan
model pembelajaran Learning Cycle 5E
membuat proses berlangsungnya √
pembelajaran saya lebih menarik
dibandingkan dengan pembelajaran biasa

6. Dengan menggunakan model pembelajaran


Learning Cycle 5E membuat siswa saya sulit
memahami materi kelarutan dan hasil kali √
kelarutan.

7. Saya cepat merasa bosan ketika mengajar


dengan menggunakan model pembelajaran √
Learning Cycle 5E

8. Cara belajar dengan menggunakan model


pembelajaran Learning Cycle 5E sangat √
tidak menarik

9. Melalui proses pembelajaran menggunakan


model pembelajaran Learning Cycle 5E
dapat mengurangi semangat saya dalam √
melakukan pembelajaran di kelas.

10. Proses pembelajaran menggunakan model


pembelajaran Learning Cycle 5E tidak dapat
mendorong siswa saya untuk berani
menjawab dan menjelasakan pertanyaan √
pada materi kelarutan dan hasil kali
kelarutan
189

Lampiran 26

Rekapitulasi Angket Tanggapan Guru Terhadap Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Pada Materi Kelarutan Dan
Hasil Kali Kelarutan

Jumlah Tanggapan Siswa Bobot Tiap Item Jumlah Bobot Tiap Item
No Ʃ Skor Item
SS S RG TS STS SS S RG TS STS SS S RG TS STS
1 0 1 0 0 0 1 5 4 3 2 1 0 4 0 0 0 4
2 0 1 0 0 0 1 5 4 3 2 1 0 4 0 0 0 4
3 0 1 0 0 0 1 5 4 3 2 1 0 4 0 0 0 4
4 0 1 0 0 0 1 5 4 3 2 1 0 4 0 0 0 4
5 0 1 0 0 0 1 5 4 3 2 1 0 4 0 0 0 4
6 0 0 0 0 0 1 1 2 3 4 5 0 0 0 4 0 4
7 0 0 0 1 0 1 1 2 3 4 5 0 0 0 4 0 4
8 0 0 0 1 0 1 1 2 3 4 5 0 0 0 4 0 4
9 0 0 0 1 0 1 1 2 3 4 5 0 0 0 4 0 4
10 0 0 0 0 1 1 1 2 3 4 5 0 0 0 0 5 5
Jumlah 41
Rata-Rata 4,1
Kategori Baik
Kategori
1,00 – 1,49 = Tidak Baik
1,50 – 2,49 = Kurang Baik
2,50 – 3,49 = Cukup Baik
3,50 – 4,49 = Baik
4,50 – 5,00 = Sangat Baik
190

Lampiran 27

Persentase Angket Tanggapan Guru Terhadap Model Pembelajaran Learning


Cycle 5e Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan
No Pernyataan Kriteria Frekuensi Persentase
Model pembelajaran Learning Cycle 5E Sangat Setuju 0 0%
dapat mempermudah saya dalam Setuju 1 100%
1 menjelaskan materi kelarutan dan hasil Ragu-Ragu 0 0%
kali kelarutan Tidak Setuju 0 0%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Model pembelajaran Learning Cycle 5E Sangat Setuju 0 0%
dapat memudahkan siswa memahami Setuju 1 100%
2 materi kelarutan dan hasil kali kelarutan Ragu-Ragu 0 0%
Tidak Setuju 0 0%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Pembelajaran dengan mengunakan model Sangat Setuju 0 0%
pembelajaran Learning Cycle 5E dapat Setuju 1 100%
3 meningkatkan semangat saya dalam Ragu-Ragu 0 0%
melakukan pengajaran Tidak Setuju 0 0%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Pembelajaran dengan menggunakan Sangat Setuju 0 0%
model pembelajaran Learning Cycle 5E Setuju 1 100%
membuat siswa saya menjadi lebih berani Ragu-Ragu 0 0%
4
untuk menjawab dan menjelasakan Tidak Setuju 0 0%
pertanyaan pada materi kelarutan dan
Sangat Tidak Setuju 0 0%
hasil kali kelarutan
Pembelajaran pada konsep kelarutan dan Sangat Setuju 0 0%
hasil kali kelarutan dengan menggunakan Setuju 1 100%
model pembelajaran Learning Cycle 5E Ragu-Ragu 0 0%
5
membuat proses berlangsungnya Tidak Setuju 0 0%
pembelajaran saya lebih menarik
dibandingkan dengan pembelajaran biasa Sangat Tidak Setuju 0 0%
Dengan menggunakan model Sangat Setuju 0 0%
pembelajaran Learning Cycle 5E Setuju 0 0%
6 membuat siswa saya sulit memahami Ragu-Ragu 0 0%
materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Tidak Setuju 1 100%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Saya cepat merasa bosan ketika mengajar Sangat Setuju 0 0%
dengan menggunakan model Setuju 0 0%
pembelajaran Learning Cycle 5E Ragu-Ragu 0 0%
7
Tidak Setuju 1 100%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
191

Cara belajar dengan menggunakan model Sangat Setuju 0 0%


pembelajaran Learning Cycle 5E sangat Setuju 0 0%
8 tidak menarik Ragu-Ragu 0 0%
Tidak Setuju 1 100%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Melalui proses pembelajaran Sangat Setuju 0 0%
menggunakan model pembelajaran Setuju 0 0%
9 Learning Cycle 5E dapat mengurangi Ragu-Ragu 0 0%
semangat saya dalam melakukan Tidak Setuju 1 100%
pembelajaran di kelas. Sangat Tidak Setuju 0 0%
Proses pembelajaran menggunakan Sangat Setuju 0 0%
model pembelajaran Learning Cycle 5E Setuju 0 0%
tidak dapat mendorong siswa saya untuk Ragu-Ragu 0 0%
10
berani menjawab dan menjelasakan Tidak Setuju 0 0%
pertanyaan pada materi kelarutan dan
hasil kali kelarutan Sangat Tidak Setuju 1 100%
Persentase angket dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
F x SK
Skor rata-rata yang diperoleh siswa =
N

Jumlah total skor tiap item


Tingkat Persetujuan= x 100%
Skor ideal
Sehingga, berdasarkan persamaan di atas maka persentase angket dapat dihitung
sebagai berikut (mewakili indikator 1, kriteria sangat setuju dengan frekuensi 17) :
×
− ℎ =
1 ×5
=
1
= 5%


= × 100%

5
= × 100%
5
= 100%
Untuk yang selanjutnya, perhitungannya sama.
192

Lampiran 28a

KISI-KISI ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP MODEL


PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E PADA MATERI KELARUTAN
DAN HASIL KALI KELARUTAN

No Indikator Pernyataan Jumlah Soal

Positif Negatif

1. Model pembelajaran 4 9 2
Learning Cycle 5E
menambah pengetahuan
dan minat belajar siswa

2. Model pembelajaran 1,5 7,10 4


Learning Cycle 5E
mumbuat siswa senang dan
mempermudah siswa dalam
belajar memahamai materi
pembelajaran.

3. Model pembelajaran 2,3 6,8 4


Learning Cycle 5E dapat
meningkatkan motivasi dan
kemampuan berpikir kritis
siswa dalam melakukan
proses pembelajaran.

Jumlah 5 5 11
193

Lampiran 28b

ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP MODEL PEMBELAJARAN


LEARNING CYCLE 5E PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI
KELARUTAN

Petunjuk:

1. Tulislah identitas anda pada lembar jawaban yang tersedia.


2. Berilah tanda (√) pada salah satu kolom alternatif jawaban yang telah
disediakan sesuai dengan jawaban anda pada pernyataan yang disediakan.
3. Bacalah semua pernyataan pada tabel dengan teliti.
4. Data yang diperoleh nantinya tidak mempengaruhi nilai anda karena hanya
digunakan untuk keperluan penelitian. Jadi isilah angket ini sesuai dengan
pendapat anda masing-masing.
Identitas Responden
Nama : Ayub Tonengan
Kelas/Semester :XI IPA/genap
Jenis Kelamin :Laki-Laki
Keterangan:
SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju RR : Ragu-ragu
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S RR TS STS

1. Pembelajaran dengan menggunakan model


pembelajaran Learning Cycle 5E dapat
membantu saya untuk memahami materi √
pemebelajaran kelarutan dan hasil kali kelarutan.

2. Pembelajaran dengan menggunakan model


pembelajaran Learning Cycle 5E dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis saya √
untuk belajar mata pelajaran kimia khususnya
pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan

3. Dengan menggunakan model pembelajaran


Learning Cycle 5E saya dapat lebih termotivasi
mempelajari materi kelarutan dan hasil kali √
kelarutan
194

4. Pembelajaran dengan menggunakan model


pembelajaran Learning Cycle 5E dapat
menambah minat belajar saya untuk mempelajari √
mata pelajaran kimia khususnya pada materi
kelarutan dan hasil kali kelarutan

5. Pembelajaran dengan menggunakan model


pembelajaran Learning Cycle 5E membuat saya √
senang dalam proses pembelajaran berlangsung

6. Pembelajaran dengan menggunakan model


pembelajaran Learning Cycle 5E tidak dapat
mendorong saya untuk mengembangkan √
kemampuan berpikir kritis saya dalam melakuka
proses pembelajaran

7. Saya merasa tidak senang jika pembelajaran yang


selanjutnya dapat berlangsung dengan
menggunakan model pembelajaran Learning √
Cycle 5E

8. Melalui model pembelajaran Learning Cycle 5E


tidak dapat meningkatkan motivasi belajar saya √
untuk mengikuti proses pembelajaran

9. Pembelajaran dengan menggunakan model


pembelajaran Learning Cycle 5E dapat
mengurangi minat belajar saya untuk mempelajari √
mata pelajaran kimia khususnya pada materi
kelarutan dan hasil kali kelarutan

10. Pembelajaran dengan menggunakan model


pembelajaran Learning Cycle 5E tidak dapat
membantu saya untuk memahami materi √
pemebelajaran kelarutan dan hasil kali kelarutan.
195

Lampiran 29

Rekapitulasi Angket Tanggapan Siswa Terhadap Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Pada Materi Kelarutan Dan
Hasil Kali Kelarutan
Jumlah Tanggapan Siswa Bobot Tiap Item Jumlah Bobot Tiap Item Skor
No Ʃ Rata-Rata
SS S RG TS STS SS S RG TS STS SS S RG TS STS Item
1 9 5 0 0 0 14 5 4 3 2 1 45 20 0 0 0 65 4,64
2 7 7 0 0 0 14 5 4 3 2 1 35 28 0 0 0 63 4,50
3 9 3 0 1 1 14 5 4 3 2 1 45 12 0 2 1 60 4,35
4 7 7 0 0 0 14 5 4 3 2 1 35 28 0 0 0 63 4,28
5 7 5 0 2 0 14 5 4 3 2 1 35 20 0 4 0 59 4,21
6 0 2 2 7 3 14 1 2 3 4 5 0 4 6 28 15 53 3,78
7 0 1 4 5 4 14 1 2 3 4 5 0 2 12 20 20 54 3,85
8 0 1 2 5 6 14 1 2 3 4 5 0 2 6 20 30 58 4,14
9 1 1 0 7 5 14 1 2 3 4 5 1 2 0 28 25 56 4,00
10 0 0 3 7 4 14 1 2 3 4 5 0 0 9 28 20 57 4,07
Jumlah 517 41,82
Rata-Rata 4,18
Kategori Baik
Kategori
1,00 – 1,49 = Tidak Baik
1,50 – 2,49 = Kurang Baik
2,50 – 3,49 = Cukup Baik
3,50 – 4,49 = Baik
4,50 – 5,00 = Sangat Baik
196

Lampiran 30

Persentase Angket Tanggapan Siswa Terhadap Model Pembelajaran Learning


Cycle 5e Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan
No Pernyataan Kriteria Frekuensi Persentase
Pembelajaran dengan menggunakan model Sangat Setuju 9 64%
pembelajaran Learning Cycle 5E dapat Setuju 5 36%
1 membantu saya untuk memahami materi Ragu-Ragu 0 0%
pemebelajaran kelarutan dan hasil kali Tidak Setuju 0 0%
kelarutan. Sangat Tidak Setuju 0 0%
Pembelajaran dengan menggunakan model Sangat Setuju 7 50%
pembelajaran Learning Cycle 5E dapat Setuju 7 50%
meningkatkan kemampuan berpikir kritis Ragu-Ragu 0 0%
2
saya untuk belajar mata pelajaran kimia Tidak Setuju 0 0%
khususnya pada materi kelarutan dan hasil
Sangat Tidak Setuju 0 0%
kali kelarutan
Dengan menggunakan model pembelajaran Sangat Setuju 9 64%
Learning Cycle 5E saya dapat lebih Setuju 3 21%
3 termotivasi mempelajari materi kelarutan Ragu-Ragu 0 0%
dan hasil kali kelarutan Tidak Setuju 1 7%
Sangat Tidak Setuju 1 7%
Pembelajaran dengan menggunakan model Sangat Setuju 7 50%
pembelajaran Learning Cycle 5E dapat Setuju 7 50%
menambah minat belajar saya untuk Ragu-Ragu 0 0%
4
mempelajari mata pelajaran kimia Tidak Setuju 0 0%
khususnya pada materi kelarutan dan hasil
Sangat Tidak Setuju 0 0%
kali kelarutan
Pembelajaran dengan menggunakan model Sangat Setuju 7 50%
pembelajaran Learning Cycle 5E membuat Setuju 5 36%
5 saya senang dalam proses pembelajaran Ragu-Ragu 0 0%
berlangsung Tidak Setuju 2 14%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Pembelajaran dengan menggunakan model Sangat Setuju 0 0%
pembelajaran Learning Cycle 5E tidak dapat Setuju 2 14%
mendorong saya untuk mengembangkan Ragu-Ragu 2 14%
6
kemampuan berpikir kritis saya dalam Tidak Setuju 7 50%
melakuka proses pembelajaran
Sangat Tidak Setuju 3 21%
Saya merasa tidak senang jika pembelajaran Sangat Setuju 0 0%
yang selanjutnya dapat berlangsung dengan Setuju 1 7%
7 menggunakan model pembelajaran Learning Ragu-Ragu 4 29%
Cycle 5E Tidak Setuju 5 36%
Sangat Tidak Setuju 4 29%
197

Melalui model pembelajaran Learning Cycle Sangat Setuju 0 0%


5E tidak dapat meningkatkan motivasi Setuju 1 7%
8 belajar saya untuk mengikuti proses Ragu-Ragu 2 14%
pembelajaran Tidak Setuju 5 36%
Sangat Tidak Setuju 6 42%
Pembelajaran dengan menggunakan model Sangat Setuju 1 7%
pembelajaran Learning Cycle 5E dapat Setuju 1 7%
mengurangi minat belajar saya untuk Ragu-Ragu 0 0%
9
mempelajari mata pelajaran kimia Tidak Setuju 7 50%
khususnya pada materi kelarutan dan hasil
Sangat Tidak Setuju 5 36%
kali kelarutan
Pembelajaran dengan menggunakan model Sangat Setuju 0 0%
pembelajaran Learning Cycle 5E tidak Setuju 0 0%
10 dapat membantu saya untuk memahami Ragu-Ragu 3 21%
materi pemebelajaran kelarutan dan hasil Tidak Setuju 7 50%
kali kelarutan. Sangat Tidak Setuju 4 29%
Persentase angket dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
F x SK
Skor rata-rata yang diperoleh siswa =
N

Jumlah total skor tiap item


Tingkat Persetujuan= x 100%
Skor ideal
Sehingga, berdasarkan persamaan di atas maka persentase angket dapat dihitung
sebagai berikut (mewakili indikator 1, kriteria sangat setuju dengan frekuensi 17) :
×
− ℎ =
9×5
=
14
= 3,2%


= × 100%

3,2
= × 100%
5
= 64%
Untuk yang selanjutnya, perhitungannya sama.
198

DOKUMENTASI

Gambar 1. Pelaksanaan pritest dan posttest

Gambar 1. Tahap pembelajaran Exploration


201

RIWAYAT PENDIDIKAN

Fajri Lahane, dilahirkan di madapolo pada tanggal 7 juni 1995.

Penulis merupakan anak kedua dari 2 bersaudara, anak dari

Bapak Lahane Usman dan Ibu Wa Ode Meliati. Jenjang

pendidikan yang ditempuh penulis mulai dari Sekolah Dasar pada

tahun 2002 di SD Negeri 1 Madapolo dan lulus pada tahun 2008.

Penulis melanjutkan sekolah di Mts Al-Khairat Madapolo dan lulus pada tahun 2011,

kemudian melanjutkan pendidikan di jenjang Sekolah Menengah Atas, yaitu SMA

Negeri 11 Grandeng Kabupaten Pulau Buru dan lulus pada tahun 2014.

Penulis melanjutkan studi di salah satu Perguruan Tinggi di Kota Ternate,

Maluku Utara dan tercatat sebagai mahasiswa Universitas Khairun, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia pada tahun 2014.

Pada bulan Maret 2018–Juli 2018 penulis melakukan penelitian ilmiah dengan judul

“Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Terhadap Kemampuan Berpikir

Kritis Siswa Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 4 TIKEP pada Materi Kelarutan

dan Hasil Kali Kelarutan”, dibawah bimbingan Ibu Nur Asbirayani Limatahu, S.Pd.,

M.Si, dan bapak Sudir Umar, S.Si., M.Si. Penulis meraih gelar Strata 1 (S1) di

Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Khairun. Hasil ini dituangkan secara ilmiah oleh penulis sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, sebagai aktualisasi

guna tercapainya cita-cita dan harapan Penulis.

Anda mungkin juga menyukai