Anda di halaman 1dari 26

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENYULUHAN KESEHATAN PADA PASIEN DAN KELUARGA


MENGENAI PENYAKIT DIABETES MELLITUS
DI LAKESLA Drs. Med. R. RIJADI S., Phys. SURABAYA

Disusun oleh: Kelompok 7

1. Dwi Astutik 131823143065


2. Rafidah Azizah 131823143066
3. Aris Sucipto 131823143037
4. Maria Florentina Moi 131823143068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENYULUHAN KESEHATAN PADA PASIEN DAN KELUARGA
MENGENAI PENCEGAHAN PENULARAN DIABETES MELLITUS
(TUBERCULOSIS)
DI RUANG ISOLASI PALEM 1 RSUD DR. SOETOMO

Hari/Tanggal : Rabu / 13 Maret 2019


Tempat : Lakesla Drs. Med. R. Rijadi S., Phys. Surabaya
Waktu : Pukul 10.00-11.00 WIB (60 menit)
Pelaksana : Mahasiswa Fakultas Keperawatan UNAIR

I. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapat penyuluhan selama 60 menit, pasien dan keluarga di Lakesla
Drs. Med. R. Rijadi S., Phys. Surabaya dapat memahami tentang penyakit
Diabetes Mellitus (DM) dan cara pencegahan penyakit tersebut.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapat penyuluhan, pasien dan keluarga dapat :
1. Pasien dan keluarga bisa menjelaskan definisi penyakit diabetes mellitus
2. Pasien dan keluarga bisa menyebutkan penyebab penyakit diabetes mellitus
3. Pasien dan keluarga bisa menyebutkan tanda-tanda dan gejala klinis
penyakit diabetes mellitus
4. Pasien dan keluarga bisa menjelaskan pentingnya pencegahan dan
penatalaksanaan penyakit diabetes mellitus
5. Pasien dan keluarga bisa menjelaskan dampak dari penyakit diabetes
mellitus

II. Materi
Konsep pemahaman penyakit diabetes mellitus :
1. Definisi penyakit diabetes mellitus
2. Penyebab penyakit diabetes mellitus
3. Tanda-tanda dan gejala klinis penyakit diabetes mellitus
4. Pentingnya pencegahan dan penatalaksanaan penyakit diabetes mellitus
5. Dampakdari penyakit diabetes mellitus

III. Sasaran
Peserta dalam penyuluhan ini adalah pasiendan keluarga yang ada di Lakesla
Drs. Med. R. Rijadi S., Phys. Surabaya

IV. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi senam kaki diabetik

V. Media
1. Lembar Balik
2. Leaflet
3. Kertas/Koran

VI. Pengorganisasian
1. Pembimbing akademik : Lingga Curnia Dewi S.Kep., Ns., M.Kep
2. Pembimbing klinik : Maedi, S.Kep
3. Penyaji : Rafidah Azizah
4. Moderator : Aris Sucipto
5. Notulen : Dwi Astutik
6. Observer dan Fasilitator : Maria Florentina Moi

VII. Job Description


No. Nama Sie Job Description
1. Penyaji 1. Menyampaikan materi penyuluhan
2. Menggali pengetahuan peserta tentang materi yang
akan disampaikan
3. Menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh peserta
2. Moderator 1. Memandu jalannya penyuluhan dan sesi tanya jawab
2. Membuka acara dan menyampaikan maksud serta
tujuan kegiatan penyuluhan
3. Menjelaskan kontrak waktu dan mekanisme kegiatan
No. Nama Sie Job Description
4. Melakukan evaluasi hasil tentang materi yang telah
disampaikan
5. Menutup acara penyuluhan
3. Notulen 1. Mencatat pertanyaan peserta dan jawaban penyaji
sebagai dokumentasi kegiatan
2. Mencatat proses kegiatan penyuluhan disesuaikan
dengan rencana kegiatan pada SAP
3. Menyusun laporan dan menilai hasil kegiatan
penyuluhan
4. Observer 1. Mengawasi dan mengevaluasi selama penyuluhan
berlangsung
2. Mencatat situasi pendukung dan penghambat proses
kegiatan penyuluhan
5. Fasilitator 1. Membantu dan mengondisikan peserta selama
penyuluhan berlangsung
2. Meminta tanda tangan peserta yang hadir (absensi)
3. Membantu moderator dalam mengajukan pertanyaan
untuk evaluasi hasil
4. Memfasilitasi peserta untuk aktif bertanya
5. Membagikan leaflet

VIII. Pelaksanaan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 3 Menit Pembukaan:
1. Mengucapkan salam 1) Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri 2) Mengenal tim penyuluh
3. Menjelaskan kontrak 3) Mengetahui kontrak waktu
waktu penyuluhan
4. Menjelaskan tujuan dari 4) Mengerti tujuan dari
penyuluhan penyuluhan
5. Menyebutkan materi 5) Tahu apa saja yang akan
penyuluhan yang akan disampaikan
diberikan

2. 15 Menit Pelaksanaan:
Mengkaji pengetahuan 1) Mendengarkan dan
peserta tentang penyakit memperhatikan materi
diabetes mellitus 2) Mempraktekkan senam kaki
Menjelaskan materi tentang: diabetik
1) Definisi penyakit diabetes
mellitus
2) Klasifikasi penyakit
diabetes mellitus
3) Penyebab penyakit
diabetes mellitus
4) Tanda-tanda dan gejala
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
penyakit diabetes mellitus
5) Pencegahan dan
penatalaksanaan penyakit
diabetes mellitus
6) Komplikasi dari penyakit
diabetes mellitus
7) Penegakan diagnostik
diabetes mellitus
8) Penatalaksanaan diabetes
mellitus
9) Demostrasi senam kaki
diabetik
3. 10 menit Diskusi/ Tanya jawab dan
evaluasi: 1) Mengajukan pertanyaan
1) Memberikan kesempatan 2) Menanggapi jawaban
pada peserta untuk 3) Menjawab pertanyaan
bertanya kemudian
didiskusikan bersama
2) Menanyakan kepada
peserta tentang materi
yang telah diberikan dan
melakukan redemonstrasi
3) Memberikan penghargaan
kepada peserta bila dapat
menjawab dan
menjelaskan kembali
pertanyaan/materi
4 2 Menit Terminasi:
1) Menyebarkan leaflet 1) Mendengarkan dan
kepada peserta membalas salam
2) Mengucapkan terimakasih
kepada peserta
3) Mengucapkan salam
penutup

IX. Evaluasi
1. Kriteria struktur
1) Kontrak waktu dan tempat diberikan 1 hari sebelum acara dilaksanakan
2) Pembuatan SAP, leaflet, dan lembar balik dikerjakan maksimal 5 hari
sebelumnya
3) Penentuan tempat yang akan digunakan dalam penyuluhan
4) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan
saat penyuluhan dilaksanakan
2. Kriteria proses
1) Pesertasangat antusias dan aktif bertanya selama materi penyuluhan
berlangsung
2) Peserta mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan dari awal sampai
akhir
3) Pelaksanaan kegiatan sesuai SAP yang telah dibuat
4) Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description
3. Kriteria hasil
1) Peserta yang datang dalam penyuluhan ini minimal 10 orang
2) Peserta dapat mengikuti acara penyuluhan dari awal sampai akhir
3) Acara dimulai tepat waktu tanpa kendala
4) Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan
5) Peserta terbukti memahami materi yang telah disampaikan penyuluh
dilihat dari kemampuan menjawab pertanyaan penyuluh dengan benar
LAMPIRAN

1. Materi Penyuluhan
2. Denah Penyuluhan
3. Daftar Hadir Peserta
4. Daftar Hadir Panitia
5. Daftar Hadir Pembimbing
6. Lembar Observasi Penyuluhan
Lampiran 1

MATERI PENYULUHAN

A. DIABETES MELLITUS

I. PENGERTIAN

Diabetes Mellitus adalah keadaan hiperglikemi kronik yang disertai


berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang menimbulkan
berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah
(Mansjoer dkk,2000). Sedangkan menurut Francis dan John (2010), Diabetes
Mellitus klinis adalah suatu sindroma gangguan metabolisme dengan
hiperglikemia yang tidak semestinya sebagai akibat suatu defisiensi sekresi
insulin atau berkurangnya efektifitas biologis dari insulin atau keduanya.

II. KLASIFIKASI
Klasifikasi Diabetes Mellitus dari National Diabetus Data Group:
Classification and Diagnosis of Diabetes Mellitus and Other Categories of
Glucosa Intolerance:
1. Klasifikasi Klinis
a. Diabetes Mellitus
1) Tipe tergantung insulin (DMTI), Tipe I
2) Tipe tak tergantung insulin (DMTTI), Tipe II (DMTTI yang tidak
mengalami obesitas , dan DMTTI dengan obesitas)
b. Gangguan Toleransi Glukosa (GTG)
c. Diabetes Kehamilan (GDM)
2. Klasifikasi risiko statistik
a. Sebelumnya pernah menderita kelainan toleransi glukosa
b. Berpotensi menderita kelainan toleransi glukosa
Pada Diabetes Mellitus tipe 1 sel-sel β pancreas yang secara normal
menghasilkan hormon insulin dihancurkan oleh proses autoimun, sebagai
akibatnya penyuntikan insulin diperlukan untuk mengendalikan kadar glukosa
darah. Diabetes mellitus tipe I ditandai oleh awitan mendadak yang biasanya
terjadi pada usia 30 tahun. Diabetes mellitus tipe II terjadi akibat penurunan
sensitivitas terhadap insulin (resistensi insulin) atau akibat penurunan jumlah
produksi insulin.

III. ETIOLOGI
1. Diabetes Mellitus tergantung insulin (DMTI)
a. Faktor genetic :
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi
mewarisi suatu presdisposisi atau kecenderungan genetic kearah
terjadinya diabetes tipe I. Kecenderungan genetic ini ditentukan pada
individu yang memililiki tipe antigen HLA (Human Leucocyte
Antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung
jawab atas antigen tranplantasi dan proses imun lainnya.
b. Faktor imunologi :
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini
merupakan respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan
normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang
dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.
c. Faktor lingkungan
Faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel β pancreas, sebagai
contoh hasil penyelidikan menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu
dapat memicu proses autoimun yang dapat menimbulkan destuksi sel β
pancreas.
2. Diabetes Mellitus tak tergantung insulin (DMTTI)
Secara pasti penyebab dari DM tipe II ini belum diketahui, factor
genetic diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi
insulin.
Diabetes Mellitus tak tergantung insulin (DMTTI) penyakitnya
mempunyai pola familiar yang kuat. DMTTI ditandai dengan kelainan
dalam sekresi insulin maupun dalam kerja insulin. Pada awalnya tampak
terdapat resistensi dari sel-sel sasaran terhadap kerja insulin. Insulin mula-
mula mengikat dirinya kepada reseptor-reseptor permukaan sel tertentu,
kemudian terjadi reaksi intraselluler yang meningkatkan transport glukosa
menembus membran sel. Pada pasien dengan DMTTI terdapat kelainan
dalam pengikatan insulin dengan reseptor. Hal ini dapat disebabkan oleh
berkurangnya jumlah tempat reseptor yang responsif insulin pada
membran sel. Akibatnya terjadi penggabungan abnormal antara komplek
reseptor insulin dengan system transport glukosa. Kadar glukosa normal
dapat dipertahankan dalam waktu yang cukup lama dan meningkatkan
sekresi insulin, tetapi pada akhirnya sekresi insulin yang beredar tidak lagi
memadai untuk mempertahankan euglikemia (Price,1995). Diabetes
Mellitus tipe II disebut juga Diabetes Mellitus tidak tergantung insulin
(DMTTI) atau Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) yang
merupakan suatu kelompok heterogen bentuk-bentuk Diabetes yang lebih
ringan, terutama dijumpai pada orang dewasa, tetapi terkadang dapat
timbul pada masa kanak-kanak.
Faktor risiko yang berhubungan dengan proses terjadinya DM tipe
II, diantaranya adalah:

a. Usia ( resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65


tahun)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
d. Kelompok etnik

IV. GEJALA KLINIS

Menurut Askandar (2013`) seseorang dapat dikatakan menderita


Diabetes Mellitus apabila menderita dua dari tiga gejala yaitu
1. Keluhan TRIAS: Banyak minum, Banyak kencing dan Penurunan berat
badan.
2. Kadar glukosa darah pada waktu puasa lebih dari 120 mg/dl
3. Kadar glukosa darah dua jam sesudah makan lebih dari 200 mg/dl
Sedangkan menurut Waspadji (2014) keluhan yang sering terjadi pada
penderita Diabetes Mellitus adalah: Poliuria, Polidipsia, Polifagia, Berat badan
menurun, Lemah, Kesemutan, Gatal, Visus menurun, Bisul/luka, Keputihan.

V. KOMPLIKASI

Beberapa komplikasi dari Diabetes Mellitus (Mansjoer dkk, 2000) adalah


1. Akut
a. Hipoglikemia dan hiperglikemia
b. Penyakit makrovaskuler : mengenai pembuluh darah besar, penyakit
jantung koroner (cerebrovaskuler, penyakit pembuluh darah kapiler).
c. Penyakit mikrovaskuler, mengenai pembuluh darah kecil, retinopati,
nefropati.
d. Neuropati saraf sensorik (berpengaruh pada ekstrimitas), saraf otonom
berpengaruh pada gastro intestinal, kardiovaskuler (Suddarth and
Brunner, 1990).
2. Komplikasi menahun Diabetes Mellitus
a. Neuropati diabetik
b. Retinopati diabetik
c. Nefropati diabetik
d. Proteinuria
e. Kelainan koroner
f. Ulkus/gangren (Soeparman, 2015)
Terdapat lima grade ulkus diabetikum antara lain:
1) Grade 0 : tidak ada luka
2) Grade I : kerusakan hanya sampai pada permukaan kulit
3) Grade II : kerusakan kulit mencapai otot dan tulang
4) Grade III : terjadi abses
5) Grade IV : Gangren pada kaki bagian distal
6) Grade V : Gangren pada seluruh kaki dan tungkai bawah distal
VI. PENEGAKKAN DIAGNOSTIK

Kriteria yang melandasi penegakan diagnosa DM adalah kadar


glukosa darah yang meningkat secara abnormal. Kadar gula darah plasma
pada waktu puasa yang besarnya di atas 140 mg/dl atau kadar glukosa darah
sewaktu diatas 200 mg/dl pada satu kali pemeriksaan atau lebih merupakan
criteria diagnostik penyakit DM.

VII. PENATALAKSANAAN
Tujuan utama terapi DM adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan
kadar glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadinya komplikasi
vaskuler serta neuropatik. Tujuan terapeutik pada setiap tipe DM adalah
mencapai kadar glukosa darah normal (euglikemia) tanpa terjadi
hipoglikemia dan gangguan series pada pola aktivitas pasien.
Ada lima konponen dalam penatalaksanaan DM, yaitu:
1. Diet
a. Syarat diet DM hendaknya dapat:
1) Memperbaiki kesehatan umum penderita
2) Mengarahkan pada berat badan normal
3) Menormalkan pertumbuhan DM anak dan DM dewasa muda
4) Mempertahankan kadar KGD normal
5) Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetik
6) Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita.
7) Menarik dan mudah diberikan
b. Prinsip diet DM, adalah:
1) Jumlah sesuai kebutuhan
2) Jadwal diet ketat
3) Jenis: boleh dimakan/tidak
c. Diit DM sesuai dengan paket-paket yang telah disesuaikan dengan
kandungan kalorinya.
1) Diit DM I : 1100 kalori
2) Diit DM II : 1300 kalori
3) Diit DM III : 1500 kalori
4) Diit DM IV : 1700 kalori
5) Diit DM V : 1900 kalori
6) Diit DM VI : 2100 kalori
7) Diit DM VII : 2300 kalori
8) Diit DM VIII: 2500 kalori
Keterangan :
Diit I s/d III : diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk
Diit IV s/d V : diberikan kepada penderita dengan berat badan
normal
Diit VI s/d VIII : diberikan kepada penderita kurus. Diabetes remaja,
atau diabetes komplikasi.
Dalam melaksanakan diit diabetes sehari-hari hendaklah diikuti
pedoman 3 J yaitu:
 JI : jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan
dikurangi atau ditambah
 J II : jadwal diit harus sesuai dengan intervalnya.
 J III : jenis makanan yang manis harus dihindari
Penentuan jumlah kalori Diit Diabetes Mellitus harus disesuaikan oleh
status gizi penderita, penentuan gizi dilaksanakan dengan menghitung
Percentage of relative body weight (BBR= berat badan normal) dengan
rumus:
BB (Kg)
BBR = X 100 %
TB (cm) – 100

 Kurus (underweight) : BBR < 90 %


 Normal (ideal) : BBR 90 – 110 %
 Gemuk (overweight) : BBR > 110 %
 Obesitas, apabila : BBR > 120 %
 Obesitas ringan : BBR 120 – 130 %
 Obesitas sedang : BBR 130 – 140 %
 Obesitas berat : BBR 140 – 200 %
 Morbid : BBR > 200 %
Sebagai pedoman jumlah kalori yang diperlukan sehari-hari untuk
penderita DM yang bekerja biasa adalah:
 kurus : BB X 40 – 60 kalori sehari
 Normal : BB X 30 kalori sehari
 Gemuk : BB X 20 kalori sehari
 Obesitas : BB X 10-15 kalori sehari
2. Latihan
Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita DM, adalah:
a. Meningkatkan kepekaan insulin (glukosa uptake), apabila dikerjakan
setiap 1 ½ jam sesudah makan, berarti pula mengurangi insulin
resisten pada penderita dengan kegemukan atau menambah jumlah
reseptor insulin dan meningkatkan sensitivitas insulin dengan
reseptornya.
b. Mencegah kegemukan apabila ditambah latihan pagi dan sore
c. Memperbaiki aliran perifer dan menambah supply oksigen
d. Meningkatkan kadar kolesterol-high density lipoprotein
e. Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka latihan akan
dirangsang pembentukan glikogen baru
f. Menurunkan kolesterol (total) dan trigliserida dalam darah karena
pembakaran asam lemak menjadi lebih baik.
3. Penyuluhan
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS) merupakan
salah satu bentuk penyuluhan kesehatan kepada penderita DM, melalui
bermacam-macam cara atau media misalnya: leaflet, poster, TV, kaset
video, diskusi kelompok, dan sebagainya.
4. Obat
a. Tablet OAD (Oral Antidiabetes)
1). Mekanisme kerja sulfanilurea
 kerja OAD tingkat prereseptor : pankreatik, ekstra pancreas
 kerja OAD tingkat reseptor
2). Mekanisme kerja Biguanida
Biguanida tidak mempunyai efek pankreatik, tetapi mempunyai
efek lain yang dapat meningkatkan efektivitas insulin, yaitu:
(a) Biguanida pada tingkat prereseptor  ekstra pankreatik
 Menghambat absorpsi karbohidrat
 Menghambat glukoneogenesis di hati
 Meningkatkan afinitas pada reseptor insulin
(b) Biguanida pada tingkat reseptor : meningkatkan jumlah
reseptor insulin
(c) Biguanida pada tingkat pascareseptor : mempunyai efek
intraseluler
b. Insulin
Indikasi penggunaan insulin
1) DM tipe I
2) DM tipe II yang pada saat tertentu tidak dapat dirawat dengan
OAD
3) DM kehamilan
4) DM dan gangguan faal hati yang berat
5) DM dan infeksi akut (selulitis, gangren)
6) DM dan TBC paru akut
7) DM dan koma lain pada DM
8) DM operasi
9) DM patah tulang
10) DM dan underweight
11) DM dan penyakit Graves
Beberapa cara pemberian insulin
1). Suntikan insulin subkutan
Insulin reguler mencapai puncak kerjanya pada 1-4 jam,
sesudah suntikan subcutan, kecepatan absorpsi di tempat
suntikan tergantung pada beberapa factor antara lain:
 lokasi suntikan
ada 3 tempat suntikan yang sering dipakai yitu dinding
perut, lengan, dan paha. Dalam memindahkan suntikan
(lokasi) janganlah dilakukan setiap hari tetapi lakukan
rotasi tempat suntikan setiap 14 hari, agar tidak memberi
perubahan kecepatan absorpsi setiap hari.
 Pengaruh latihan pada absorpsi insulin
Latihan akan mempercepat absorbsi apabila dilaksanakan
dalam waktu 30 menit setelah suntikan insulin karena itu
pergerakan otot yang berarti, hendaklah dilaksanakan 30
menit setelah suntikan.
2). Pemijatan (Masage)
Pemijatan juga akan mempercepat absorpsi insulin.
3). Suhu
Suhu kulit tempat suntikan (termasuk mandi uap) akan
mempercepat absorpsi insulin.
 Dalamnya suntikan
Makin dalam suntikan makin cepat puncak kerja insulin
dicapai. Ini berarti suntikan intramuskuler akan lebih cepat
efeknya daripada subcutan.
 Konsentrasi insulin
Apabila konsentrasi insulin berkisar 40 – 100 U/ml, tidak
terdapat perbedaan absorpsi. Tetapi apabila terdapat
penurunan dari u –100 ke u – 10 maka efek insulin
dipercepat.
4). Suntikan intramuskular dan intravena
Suntikan intramuskular dapat digunakan pada koma diabetik
atau pada kasus-kasus dengan degradasi tempat suntikan
subkutan. Sedangkan suntikan intravena dosis rendah
digunakan untuk terapi koma diabetik.
B. KAKI DIABETES

a. Pengertian
Kaki diabetes adalah kelainan pada ekstrimitas bawah yang merupakan
komplikasi kronik DM. manifestasi kelaianan kaki diabetes dapat berupa:
dermopati, selulitis, ulkus, osteomilitis dan gangrene.

b. Faktor Penyebab Kaki DM


1. Faktor endogen:
 Neuropati:
Terjadi kerusakan saraf sensorik yang dimanifestasikan dengan
penurunan sensori nyeri, panas, tak terasa, sehingga mudah terjadi
trauma dan otonom/simpatis yang dimanifestasikan dengan
peningkatan aliran darah, produksi keringat tidak ada dan hilangnya
tonus vaskuler

 Angiopati
Dapat disebabkan oleh faktor genetic, metabolic dan faktor resiko lain.

 Iskemia
Adalah arterosklerosis (pengapuran dan penyempitan pembuluh darah)
pada pembuluh darah besar tungkai (makroangiopati) menyebabkan
penurunan aliran darah ke tungkai, bila terdapat thrombus akan
memperberat timbulnya gangrene yang luas.

Aterosklerosis dapat disebabkan oleh faktor:

 Adanya hormone aterogenik


 Merokok
 Hiperlipidemia
Manifestasi kaki diabetes iskemia:

 Kaki dingin
 Nyeri nocturnal
 Tidak terabanya denyut nadi
 Adanya pemucatan ekstrimitas inferior
 Kulit mengkilap
 Hilangnya rambut dari jari kaki
 Penebalan kuku
 Gangrene kecil atau luas.
2. Faktor eksogen
a. Trauma
b. Infeksi
Terdapat lima grade ulkus diabetikum/kaki diabetes antara lain:
 Grade 0 : tidak ada luka
 Grade I : kerusakan hanya sampai pada permukaan kulit
 Grade II : kerusakan kulit mencapai otot dan tulang
 Grade III : terjadi abses
 Grade IV : Gangren pada kaki bagian distal
 Grade V : Gangren pada seluruh kaki dan tungkai bawah distal
c. Pedoman evaluasi kaki diabetes
1. Evaluasi vaskuler, meliputi:
 palpasi pulsus perifer
 ukur waktu pengisian pembuluh darah vena dengan cara mengangkat
kaki kemudian diturunkan, waktu lebih dari 20 detik berarti terdapat
iskemia atau kaki pucat waktu diangkat.
 Ukur capillary reffile normal 3 detik atau kurang.
2. Evaluasi neurologik, meliputi pemeriksaan sensorik dan motorik
3. Evaluasi muskuloskeletal, meliputi pengukuran luas pergerakan
pergelangan kaki dan abnormalitas tulang.
d. Pendidikan kesehatan perawatan kaki
1. Hiegene kaki:
 Cuci kaki setiap hari, keringkan sela-sela jari dengan cara menekan,
jangan digosok
 Setelah kering diberi lotion untuk mencegah kering, bersisik dan
gesekan yang berlebih
 Potong kuku secara teratur dan susut kuku jangan dipotong
 Gunakan sepatu tumit rendah, kulit lunak dan tidak sempit
 Gunakan kaos kaki yang tipis dan hangat serta tidak sempit
 Bila terdapat callus, hilangkan callus yang berlebihan dengan cara
kaki direndam dalam air hangat sekitar 10 menit kemudian gosok
dengan handuk atau dikikir jangan dikelupas.
2. Alas kaki yang tepat
3. Mencegah trauma kaki
4. Senam kaki diabetik
5. Berhenti merokok
e. Prinsip Penanganan Ulkus Kaki Diabetes
1. Perawatan luka
2. Antibiotika
3. Pemeriksaan radiologis
4. Perbaikan sirkulasi dan nutrisi
5. Meminimalkan berat badan
Lampiran 2

DENAH PENYULUHAN KESEHATAN PADA PASIEN DAN KELUARGA


MENGENAI DIABETES MELLITUS
Lampiran 3
DAFTAR HADIR PESERTA
PENYULUHAN KESEHATAN PADA PASIEN DAN KELUARGA
MENGENAI PENYAKIT DIABETES MELLLITUS

Hari, tanggal :
Waktu :
Tempat :

No Nama Usia Alamat TTD


Lampiran 4
DAFTAR HADIR PANITIA
PENYULUHAN KESEHATAN PADA PASIEN DAN KELUARGA
MENGENAI PENYAKIT DIABETES MELLLITUS
Hari, tanggal :
Waktu :
Tempat :

No Nama NIM Jabatan TTD

1. Rafidah Azizah 131823143066 Penyaji

2. Dwi Astutik 131823143065 Notulen

3. Aris Sucipto 131823143037 Moderator

4. Maria Florentina Moi 131823143068 Observer dan

Fasilitator
Lampiran 5
DAFTAR HADIR PEMBIMBING
PENYULUHAN KESEHATAN PADA PASIEN DAN KELUARGA
MENGENAI PENYAKIT DIABETES MELLITUS

Hari, tanggal :
Waktu :
Tempat :

No Nama Jabatan Tanda Tangan

1 Lingga Curnia Dewi S.Kep., Pembimbing Akademik


Ns., M.Kep
2 Maedi, S.Kep Pembimbing Klinik
Lampiran 6

LEMBAR OBSERVASI
PENYULUHAN KESEHATAN PADA PASIEN DAN KELUARGA
MENGENAI PENYAKIT DIABETES MELLITUS

Hari, tanggal :
Waktu :
Tempat :

No Indikator Hasil
Ya Tidak Keterangan
1. Struktur
a. Kesiapan materi
b. Kesipaan SAP
c. Kesiapan media
d. Kehadiran peserta
e. Pengorganisasian penyelenggaraan
penyuluhan
2. Proses
a. Kesesuaian acara dengan rencana
b. Antusiasmepeserta terhadap kegiatan
penyuluhan
c. Keaktifan peserta terhadap kegiatan
penyuluhan
d. Suasana penyuluhan seperti ketertiban
keamanan kelancaran
3. Hasil
a. Peserta dapat me-review materi yang
telah disampaikan
b. Peserta dapat menerapkan materi yang
telah didapatkan
4. Pembukaan
a. Membuka kegiatan dengan salam lalu
prolog
b. Memperkenalkan diri dan tim
c. Kontrak waktu
d. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
e. Menyebutkan materi penyuluhan yang
diberikan

5. Pelaksanaan
a. Menggali informasi tentang penyakit
diabetes mellitus
b. Menjelaskan tentang definisi penyakit
diabetes mellitus
c. Menjelaskan tentang klasifikasi penyakit
diabetes mellitus
d. Menjelaskan tentang penyebab penyakut
diabetes mellitus
e. Menjelaskna tanda-tanda dan gejala
penyakit diabetes mellitus
f. Menjelaskan kompilasi dari penyakit
diabetes mellitus
g. Menjelaskan tentang penegakan
diagnostik penyakit diabetes mellitus
h. Menjelaskan tentang penatalaksanaan
penyakit diabetes mellitus
6. Evaluasi dan Penutup
a. Menanykan kembali kepada peserta
tentang materi yang telah disampaikan
b. Kesimpulan dari kegiatan penyuluhan
c. Membuka forum diskusi (Tanya-jawab)
d. Menutup kegiatan penyuluhan dengan
salam
DAFTAR PUSTAKA

Brunner, Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol.3.
EGC. Jakarta

Carpenito, L.J., 2012, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, edisi 2,


Penerbit EGC, Jakarta.

Carpenito, L.J., 2013, Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi
6, Penerbit EGC, Jakarta.

Marion Johnon,dkk. 2010. Nursing outcome classification (NOC). Mosby year


book. St. Louis

Anda mungkin juga menyukai