EC2018 Boketa UniversitasTanjungpura 085348401377
EC2018 Boketa UniversitasTanjungpura 085348401377
Tantangan utama dalam revolusi industry 4.0 yaitu Industri hulu (upsteam),
industri tengah (midsteam), industri hilir (downsteam) yang kurang berkembang,
bahan baku dan komponen kunci bergantung pada impor. Energi mempunyai peran
penting dalam industri, jika biaya energi mahal maka harga produk juga akan mahal,
puncaknya produk tidak mampu bersaing di pasar, karena mahalnya biaya produksi
terutama energi. Begitu juga dengan ketersediaan energi dalam hal ini PLN tidak
mampu mencukupi kebutuhan energi segingga investor kurang berminat untuk
menanamkan modalnya pada Indonesia. Untuk menangani permasalahan tersebut
PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) adalah solusi untuk menangani kebutuhan
energi.
PLTN menjadi solusi bijak dibalik krisis energi yang dialami Indonesia.
Cadangan bahan bakar fosil, gas alam dan batu bara terbatas, mengingat jumlahnya
yang semakin menipis sehingga menyebabkan kenaikan harga energi pada
produktivitas suatu Industri, akibatnya inflasi dan secara luas menyebabkan
keresahan dari masyarakat. Energi terbarukan cukup menguntungkan, namun sulit
untuk memproduksi secara massal seperti pembangkit listrik. Energi Nuklir
sangat berpotensial sebagai pembangkit listrik. Secara ekonomis pun energi nuklir
sangat menguntungkan jika dibandingkan dengan biaya produksi dari sumber energi
terbarukan lainnya.
Menurut Edwaren Liun dan Sunardi Biaya produksi listrik dengan energi
angin berkisar antara 85 – 250 $/MWh. Sedangkan biaya produksi dengan kondisi
angin yang baik sekitar 12 sen$/kWh. Nilai ini bervariasi, tergantung pada faktor
kapasitas dan Negara tempat berada pembangkit. Biaya energi surya berkisar sekitar
37,73 sen$/kWh, Biaya produksi dari energi batubara yaitu 5 - 9 sen$/kWh dan
nuklir antara 2,9 - 8,2 sen$/kWh. Nilai ini berada pada batas-batas normal yang
umum di berbagai Negara. Dari hasil tersebut didapatkan biaya untuk produksi Nuklir
paling rendah. Oleh karena itu akan sangat bijak jika PLTN didirikan di Indonesia.
Kehadiran PLTN diharapkan berdampak signifikan dalam kesejahtraan masyarakat
baik dalam jangka pendek menengah maupun jangka panjang.
Literatur
Edwaren Liun, Sunardi., 2014., Perbandingan Harga Energi dari Sumber Energi Baru
Terbarukan dan Fosil., Jurnal Pengembangan Energi Nuklir Volume 16,
Nomor 2,
Imam Bastori dan Moch. Djoko Birmano., 2017., Analisis Ketersediaan Uranium di
Indonesia untuk Kebutuhan PLTN Tipe PWR 1000 MWe., Jurnal
Pengembangan Energi Nuklir Vol. 19, No. 2
http://www.batan.go.id/index.php/id/publikasi-2/artikelnuklir/120-keekonomian-
operasional-pltn-studi-kasus-di-beberapa-negara ., diakses pada kamis 15
November pukul 23:34
http://www.batan.go.id/index.php/id/publikasi-2/artikelnuklir/110-solusi-bijak .,
diakses pada kamis 15 November pukul 23:47
http://www.batan.go.id/index.php/id/publikasi-2/artikelnuklir/124-separuh-dari-
separuh-dari-separuh-dari-separuh diakses pada kamis 15 November pukul
23:58
http://www.batan.go.id/index.php/id/publikasi-2/artikelnuklir/113-membelah-massa-
menuai-energi-prinsip-dasar-pembangkit-listrik-tenaga-nuklir diakses pada
Jumat 16 November pukul 00:14
Slamet Rosyadi., 2016., Revolusi Industri 4.0 : Peluang dan Tantangan Bagi Alumni
Universitas Terbuka., Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Jenderal Soedirman