Klasifikasi Dan Metabilisme Vitamin Imbang PDF
Klasifikasi Dan Metabilisme Vitamin Imbang PDF
VITAMIN
Oleh Drh. Imbang Dwi Rahayu, M.Kes.
Jurusan Peternakan
Fakultas PertanianPeternakan
Universitas Muhammadiyah Malang
Sebelum abad ke dua puluh, karbohidrat, lemak, protein, dan beberapa zat mineral telah
dianggap sebagai zatzat makanan yang dibutuhkan untuk fungsi tubuh normal. Akan
tetapi berabadabad sebelumnya, berbagai pengamatan menduga bahwa senyawa
senyawa organik lainnya adalah esensial untuk menjaga kesehatan. Sebagai misal telah
diketahui selama 300 tahun, bahwa dengan makan buahbuahan dan sayursayuran segar
ternyata berguna untuk pencegahan atau pengobatan scorbut (sariawan). Juga telah
diakui, bahwa rakhitis dapat disembuhkan dengan minum minyak ikan. Pengamatan
pengamatan tersebut menimbulkan dugaan, bahwa ada senyawasenyawa zat makanan
lain diperlukan untuk menjaga kesehatan di samping karbohidrat, lemak atau protein.
Pada tahun 1912, Funk, seorang sarjana biokimia bangsa Polandia yang bekerja di
London untuk pertama kali memperkenalkan istilah vitamin (amine yang vital) yang
kemudian terkenal dengan nama vitamin (dari bahasa Latin, vital yang berarti hidup),
untuk menandakan kelompok dari senyawasenyawa organik tersebut.
Pengertian Umum Vitamin
Vitamin adalah molekul organik yang di dalam tubuh mempunyai fungsi yang sangat
bervariasi. Fungsi vitamin dalam metabolisme yang paling utama adalah sebagai
kofaktor. Di dalam tubuh diperlukan dalam jumlah sedikit (micronutrient). Biasanya
tidak disintesis di dalam tubuh, jika dapat disintesis jumlahnya tidak mencukupi
kebutuhan tubuh, sehingga harus diperoleh dari makanan atau diet.
Vitamin dalam arti luas adalah senyawa organik, bukan karbohidrat, lemak maupun
protein, yang memiliki peranan vital uutuk berjalannya fungsi tubuh yang normal,
meskipun dibutuhkan dalam jumlah kecil. Vitamin adalah zat gisi yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh, karena berperan mambantu proses metabolisme tubuh yang
normal. Beberapa vitamin tidak dapat dibuat tubuh dalam jumlah cukup, sehingga harus
dilengkapi dari bahan pangan, kecuali vitamin D. Defisiensi vitamin tertentu akan
menyebabkan berkembangnya suatu sindrome yang spesifik untuk tiaptiap vitamin.
Beberapa vitamin tidak diperlukan dalam diet, dikarenakan vitaminvitamin tersebut
dapat disintesis sendiri dengan bantuan mikroflora usus.
Adanya vitamin dalam bahan makanan belum merupakan suatu jaminan bahwa suatu
defisiensi dari vitamin tersebut tidak timbul, karena mungkin ada faktorfaktor lain yang
terdapat dalam diet yang menghalangi pemanfaatannya oleh tubuh, misalnya proses
absorbsinya di dalam usus. Telah diketahui bahwa pengobatan secara terusmenerus
dengan parafin cair dapat menghalangi penyerapan karoten, karena parafin melarutkan
senyawa karoten dan membentuk suatu larutan yang tidak dapat diserap oleh mukosa
usus, maka akan timbul gejala defisiensi vitamin A. Merupakan fakta yang jelas juga
bahwa terlalu banyak minyak ikan dalam diet akan menimbulkan defisiensi vitamin E
dalam waktu singkat dengan akibat degenerasi otot. Infeksi usus ada hubungannya
dengan penyerapan vitamin A dan penggunaannya. Gangguan hidrolisis lemak dan
penyerapannya secara otomatis mempengaruhi penyerapan semua vitamin yang larut
dalam lemak.
Pada ternak, daun hijau leguminosa dan rumput diketahui merupakan sumber vitamin
yang baik, terutama karoten. Pada manusia, vitamin yang alami bisa didapat dari sayur,
buah dan produk hewani.
Jenis dan jumlah vitamin dalam masingmasing bahan pangan sangat bervariasi.
Secara umum dapat dikatakan bahwa bahan pangan dari hewan, seperti daging, telur,
susu dan hati, mengandung hampir semua jenis vitamin yang telah diketahui dan
jumlahnya relatif tinggi, sedangkan pada bijibijian, misalnya jagung dan umbiumbian,
misalnya ubi kayu, mengandung hanya sedikit sampai cukup saja.
Klasifikasi Vitamin
Vitamin yang larut dalam lemak, yaitu A, D, E dan K, memiliki sifatsifat umum,
antara lain (1) tidak terdapat di semua jaringan; (2) terdiri dari unsurunsur karbon,
hidrogen dan oksigen; (3) memiliki bentuk prekusor atau provitamin; (4) menyusun
struktur jaringan tubuh; (5) diserap bersama lemak; (6) disimpan bersama lemak dalam
tubuh; (7) diekskresi melalui feses; (8) kurang stabil jika dibandingkan vitamin B, dapat
dipengaruhi oleh cahaya, oksidasi dan lain sebagainya.
Vitamin yang larut dalam air memiliki sifatsifat umum, antara lain : (1) tidak
hanya tersusun atas unsurunsur karbon, hidrogen dan oksigen; (2) tidak memiliki
provitamin; (3) terdapat di semua jaringan; (4) sebagai prekusor enzimenzim; (5) diserap
dengan proses difusi biasa; (6) tidak disimpan secara khusus dalam tubuh; (7) diekskresi
melalui urin; (8) relatif lebih stabil, namun pada temperatur berlebihan menimbulkan
kelabilan.
Fungsi Vitamin
Metabolisme Umum Vitamin
Vitamin yang larut lemak atau minyak, jika berlebihan tidak dikeluarkan oleh, tubuh,
melainkan akan disimpan. Sebaliknya, vitamin yang larut dalam air, yaitu vitamin B
kompleks dan C, tidak disimpan, melainkan akan dikeluarkan oleh sistem pembuangan
tubuh. Akibatnya, selalu dibutuhkan asupan vitamin tersebut setiap hari. Vitamin yang
alami bisa didapat dari sayur, buah dan produk hewani. Seringkali vitamin yang
terkandung dalam makanan atau minuman tidak berada dalam keadaan bebas, melainkan
terikat, baik secara fisik maupun kimia. Proses pencernaan makanan, baik di dalam
lambung maupun usus halus akan membantu melepaskan vitamin dari makanan agar bisa
diserap oleh usus. Vitamin larut lemak diserap di dalam usus bersama dengan lemak atau
minyak yang dikonsumsi.
Vitamin diserap oleh usus dengan proses dan mekanisme yang berbeda. Terdapat
perbedaan prinsip proses penyerapan antara vitamin larut lemak dengan vitamin larut air.
Vitamin larut lemak akan diserap secara difusi pasif dan kemudian di dalam dinding usus
digabungkan dengan kilomikron (lipoprotein) yang kemudian diserap sistem limfatik,
baru kemudian bergabung dengan saluran darah untuk ditransportasikan ke hati.
Sedangkan vitamin larut air langsung diserap melalui saluran darah dan ditransportasikan
ke hati. Proses dan mekanisme penyerapan vitamin dalam usus halus diperlihatkan pada
Tabel 1.
Tabel 1. Proses dan Mekanisme Penyerapan Vitamin dalam Usus Halus
Jenis Vitamin Mekanisme Penyerapan
Vitamin A, D, E, K dan Dari micelle, secara difusi pasif, digabungkan
betakaroten dengan kilomikron, diserap melalui saluran
limfatik.
Vitamin C Difusi pasif (lambat) atau menggunakan Na +
(cepat)
Vitamin B1 (Tiamin) Difusi pasif (apabila jumlahnya dalam lumen
usus sedikit), dengan bantuan Na + (bila
jumlahnya dalam lumen usus banyak).
Vitamin B2 (Riboflavin) Difusi pasif
Niasin Difusi pasif (menggunakan Na + )
Vitamin B6 (Piridoksin) Difusi pasif
Folasin (Asam Folat) Menggunakan Na +
Vitamin B12 Menggunakan bantuan faktor intrinsik (IF) dari
lambung.
Sumber : Muchtadi, 2009
VITAMIN A
Sebelum ditemukan vitamin yang larut dalam lemak, orang menduga bahwa lemak
hanya berfungsi sebagai sumber energi. Vitamin yang larut dalam lemak biasanya
ditimbun dalam tubuh dan karenanya tidak perlu disediakan setiap hari dalam makanan.
Provitamin A
Vitamin A dalam tumbuhan terdapat dalam bentuk prekusor (provitamin). Provitamin A
terdiri dari α, β, dan γ karoten. β – karoten merupakan pigmen kuning dan salah satu
jenis antioksidan yang memegang peran penting dalam mengurangi reaksi berantai
radikal bebas dalam jaringan.
Struktur Kimia Vitamin A
Vitamin A terdiri dari 3 biomolekul aktif, yaitu retinol, retinal (retinaldehyde) dan
retinoic acid .
Sifatsifat Vitamin A
Tumbuhtumbuhan tidak mensintesis vitamin A, akan tetapi manusia dan hewan
mempunyai enzim di dalam mukosa usus yang sanggup merubah karotenoid provitamin
A menjadi vitamin A. Dikenal bentukbentuk vitamin A, yaitu bentuk alkohol, dikenal
sebagai retinol, bentuk aldehid disebut retinal, dan berbentuk asam, yaitu asam retinoat.
Retinol dan retinal mudah dirusak oleh oksidasi terutama dalam keadaan panas
dan lembab dan bila berhubungan dengan mineral mikro atau dengan lemak/minyak yang
tengik. Retinol tidak akan berubah dalam gelap, sehingga bisa disimpan dalam bentuk
ampul, di tempat gelap, pada suhu di bawah nol. Retinol juga sukar berubah, jika
disimpan dalam tempat tertutup rapat, apalagi disediakan antioksidan yang cocok.
Vitamin dalam bentuk ester asetat atau palmitat bersifat lebih stabil dibanding bentuk
alkohol maupun aldehid.
Secara kimia, penambahan vitamin E dan antioksidan alami dari tanaman bisa
melindungi vitamin A dalam bahan makanan. Leguminosa tertentu, terutama kacang
kedele dan alfafa, mengandung enzim lipoksigenase yang bisa merusak karoten, xantofil,
bahkan vitamin A, melalui tahapantahapan oksidasi dengan asam lemak tidak jenuh.
Melalui pemanasan yang sempurna pada kacang kedele dan pengeringan pada alfafa akan
merusak enzim tersebut.
Hubungan antara vitamin A dengan fungsi mata yang normal, perlu mendapat
perhatian khusus. Vitamin A berperan dalam sintesis stereoisomer dari retinal yang
disebut retinen, yang berkombinasi dengan protein membentuk grup prostetik yang
disebut “visual purple”, yang lebih dikenal dengan istilah rodopsin. Jadi vitamin A
diperlukan untuk mensintesis rodopsin, yang selalu pecah atau dirusak oleh proses
fotokimiawi sebagai salah satu proses fisiologis dalam sistem melihat. Apabila vitamin A
pada suatu saat kurang dalam tubuh, maka sintesis ”visual purple” akan terganggu,
sehingga terjadi kelainankelainan melihat.
Vitamin A berperan dalam berbagai proses tubuh, antara lain, stereoisomer dari retinal
yang disebut retinen, memainkan peranan penting dalam penglihatan. Vitamin A
diperlukan juga dalam pencegahan ataxia, pertumbuhan dan perkembangan sel,
pemeliharaan kesempurnaan selaput lendir (mukosa), reproduksi, pertumbuhan tulang
rawan yang baik dan cairan serebrospinal yang norma, mampu meningkatkan sistem
imun, berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan terbukti bisa melawan
ketuaan.
Secara metabolik, vitamin A berperan dalam memacu sintesis kortikosteroid, yaitu pada
proses hidroksilasi pregnenolon menjadi progesteron, memacu perubahan mevalonat
menjadi squalen, yang selanjutnya dirubah menjadi kolesterol dan sebagai pengemban
(carrier) pada sintesis glikoprotein membran.
Sumber Vitamin A
Vitamin A banyak terkandung dalam minyak ikan. Vitamin A1 (retinal), terutama
banyak terkandung dalam hati ikan laut. Vitamin A2 (retinol) atau 3dehidro retinol,
terutama terkandung dalam hati ikan tawar. Vitamin A yang berasal dari minyak ikan,
sebagian besar ada dalam bentuk ester.
Metabolisme Vitamin A
Vitamin A dan βkaroten diserap dari usus halus dan sebagian besar disimpan di dalam
hati. Bentuk karoten dalam tumbuhan selain β, adalah α, γkaroten serta kriptosantin.
Setelah dilepaskan dari bahan pangan dalam proses pencernaan, senyawa tersebut diserap
oleh usus halus dengan bantuan asam empedu (pembentukan micelle).
Vitamin A dan karoten diserap oleh usus dari micelle secara difusi pasif, kemudian
digabungkan dengan kilomikron dan diserap melalui saluran limfatik, kemudian
bergabung dengan saluran darah dan ditransportasikan ke hati. Di hati, vitamin A
digabungkan dengan asam palmitat dan disimpan dalam bentuk retinilpalmitat. Bila
diperlukan oleh selsel tubuh, retinil palmitat diikat oleh protein pengikat retinol (PPR)
atau retinolbinding protein (RBP), yang disintesis dalam hati. Selanjutnya ditransfer ke
protein lain, yaitu “transthyretin” untuk diangkut ke selsel jaringan.
Vitamin A yang tidak digunakan oleh selsel tubuh diikat oleh protein pengikat retinol
seluler (celluler retinol binding protein), sebagian diangkut ke hati dan bergabung dengan
asam empedu, yang selanjutnya diekskresikan ke usus halus, kemudian dikeluarkan dari
tubuh melalui feses. Sebagian lagi diangkut ke ginjal dan diekskresikan melalui urine
dalam bentuk asam retinoat.
Karoten diserap oleh usus seperti halnya vitamin A, sebagian dikonversi menjadi retinol
dan metabolismenya seperti di atas. Sebagian kecil karoten disimpan dalam jaringan
adiposa dan yang tidak digunakan oleh tubuh diekskresikan bersama asam empedu
melalui feses.
Pada diet nabati, di lumen usus, oleh enzim β karoten 15,15deoksigenase, β karoten
tersebut dipecah menjadi retinal (retinaldehid), yang kemudian direduksi menjadi
retinol oleh enzim retinaldehid reduktase. Pada diet hewani, retinol ester dihidrolisis
oleh esterase dari pankreas, selanjutnya diabsorbsi dalam bentuk retinol, sehingga
diperlukan garam empedu.
Defisiensi Vitamin A
Hipervitaminosis A
Terutama pada anakanak, kelebihan vitamin A ditandai dengan kemunculan
gejalagejala, antara lain hilangnya napsu makan, mual, berat badan menurun, pusing,
luka di sudut mulut, bibir pecahpecah, rambut rontok dan nyeri tulang.