Anda di halaman 1dari 9

I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap mahkluk hidup organ-organ dan sistem organ yang penyusun tubuhnya. Organ-
organ dalam tubuh makhluk hidup ini bekerja sama dalam membentuk sistem organ, tidak
terkecuali dengan hewan vertebrata dan invebtebrata. Organ merupakan bagian yang
menyusun tubuh makluk hidup. Organ hewan vertebrata ini pada hakekatnya memilki tulang
belakang.
Salah satu ciri-ciri makhluk hidup yaitu dapat berkembang biak, sebagaimana yang kita
ketahui, dengan berkembang biak maka makhluk hidup dapat mempertahankan speciesnya.
Makhluk hidup seperti hewan dan manusia mampu berkembang biak karena memiliki alat atau
organ – organ reproduksi yang akan berfungsi pada saat hewan dan manusia telah dewasa. Pada
hewan-hewan dengan taksa yang tinggi seperti mamalia, alat-alat reproduksinya biasanya lebih
terspesialisasi dan dilengkapi dengan kelamin luar.
Hewan jantan dan betina memiliki organ-organ reproduksi khusus dimana bentuk dan
fungsinya berbeda satu sama lain. Pada hewan tertentu memiliki organ reproduksi internal dan
juga eksternal. Organ-organ reproduksi yang letaknya di dalam tubuh hewan dinamakan sistem
reproduksi internal, adapun yang berada di luar tubuh disebut sistem reproduksi eksternal.
Sistem reproduksi eksternal pastinya mudah diamati menggunakan mata telanjang,
namun untuk mengamati sistem reproduksi internal perlu dilakukan suatu pembedahan agar
organ – organ reproduksi tersebut bisa terlihat dengan jelas. Praktikum kali ini kami akan
membedah katak, mencit, dan merpati untuk melihat sistem reproduksi internal. Hal inilah yang
melatarbelakangi dilakukannya praktikum yang berjudul “ Sistem Reproduksi”.
B. Tujuan
 Mempelajari system reproduksi vertebrata
 Mengidentifikasi dan membedakan organ system reproduksi vertebrata (mamalia)
jantan dan betina
II. TINJAUAN PUSTAKA
Untuk mengetahui sistem reproduksi pada mamalia, maka dilakukan pengamatan pada tikus
putih yang termasuk suku Muridae. Penggunaan tikus putih disebabkan karena tikus putih
hampir memiliki sistem organ yang sama dengan manusia atau mamalia lainnya.

Klasifikasi mencit (Mus musculus) menurut Linnaeus (1758):

Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata

Kelas: Sauropsida

Ordo: Rodentia

Famili: Muridae

Genus: Mus

Spesies: Mus musculus

Mencit (Mus musculus) merupakan salah satu hewan percobaan di laboratorium yang biasa
disebut tikus putih, hewan ini dapat berkembang biak secara cepat dan dalam jumlah yang
cukup besar. Mencit termasuk hewan pengerat (Rodentia) yang cepat berbiak, mudah
dipelihara dalam jumlah banyak, variasi genetiknya cukup besar serta anatomi dan
fisiologisnya terkarakteristik dengan baik (Smith et al, 1987)

Sistem Reproduksi Mencit (Mus musculus) Jantan

Sistem reproduksi mencit jantan terdiri atas sepasang kelenjar kelamin (testis), saluran
reproduksi dan kelenjar asesori serta organ kopulasi. Masingmasing organ tersebut berjumlah
sepasang, kecuali uretra dan penis (Rugh, 1968). Testis merupakan suatu kelenjar endokrin,
karena memproduksi testosteron yang dihasilkan oleh sel Leydig yang berpengaruh pada sifat-
sifat jantan dan berperan dalam spermatogenesis.

Menurut Kusumawati (2004), pada mencit jantan terdapat saluran reproduksi yang terdiri atas
vas eferens, epididimis, vas deferens, ductus ejakulatorius dan uretra. Vas eferens merupakan
saluran yang berkelok-kelok dan lumennya dibatasi oleh sekelompok sel epitel bersilia.
Epididimis terdiri dari bagian kaput, korpus dan kauda. Epididimis berfungsi sebagai tempat
maturase sperma dan tempat penyimpanan sperma sementara. Menurut (Partodihardjo, 1992).
maturasi spermatozoa di tandai dengan menghilangnya protoplasmic droplet dari bagian kepala
spermatozoa. Epididimis pada bagian kaput berfungsi untuk penyerapan cairan yang
dikeluarkan oleh testis. Fungsi lain epididymis adalah memberikan sekresi cairan yang
diproduksi oleh sel-sel epitelnya untuk membantu perubahan morfologi akrosom yaitu melalui
kondensasi inti, pelepasan sitoplasma, peningkatan muatan negatif dan penambahan lapisan
glikoprotein.

Spermatozoa yang berasal dari epididimis akan diteruskan menuju ke vas deferens. Lumen vas
deferens tersusun atas sekelompok sel epitel kolumnar berlapis semu. Vas deferens dibungkus
oleh lapisan otot longitudinal di bagian luar dan dalamnya, sedangkan lapisan otot sirkuler
terletak diantara keduanya. Lanjutan vas deferens adalah duktus ejakulatorius. Duktus
ejakulatorius memiliki otot-otot yang kuat dan berperan selama ejakulasi. Saluran ini akan
bermuara pada uretra. Uretra tersusun atas sekelompok sel epitel transisional, jaringan ikat
longgar, banyak terdapat pembuluh darah dan dibungkus lapisan otot lurik yang tebal ((Turner,
1988).

Sistem Reproduksi Mencit Betina

a. Ovarium

Bentuk ovarium sangat bervariasi sesuai dengan spesies dan tergantung pada hewannya,
apakah ia termasuk golongan politokus ataupun monotokus (hewan yang melahirkan lebih dari
satu). Ovarium adalah kelenjar berbentuk biji, terletak di kanan dan kiri uterus di bawah tuba
uterin dan terikat di sebelah belakang oleh mesovarium. Ovarium merupakan pabrik penghasil
telur dan hormone kelamin yaitu estrogen dan progesterone.

b. Oviduk

Saluran ini terdapat sepasang dan merupakan penghubung antara ovarium dengan uterus.
Oviduk terdiri dari bagian interstisialis, bagian ismika, bagian ampularis dan infundibulum
yang berfimbria. Oviduk berfungsi pada saat ovulasi dimana ovum disapu ke dalam ujung
oviduk yang berfimbria. Fungsi lain dari oviduk adalah kapasitasi sperma, fertilisasi, dan
pembelahan embrio yang terjadi dibagian ampula. Pengangkutan sperma ke tempat fertilisasi
dan pengangkutan ovum ke uterus diatur oleh kontraksi muskuler yang dikoordinir oleh
hormone ovarial, estrogen dan progesteron.

c. Uterus

Uterus adalah suatu struktur saluran muskuler yang diperlukan untuk penerimaan ovum yang
dibuahi, penyediaan nutrisi dan perlindungan fetus, serta stadium permulaan ekspulsi fetus
pada waktu kelahiran. Pada saat perkawinan, kerja kontraksi uterus mempermudah
pengangkutan sperma ke oviduk. Sebelum implantasi, uterus mengandung cairan yang menjadi
medium bersifat suspensi bagi blastosis dan sesudah implantasi, uterus menjadi tempat
pembentukan plasenta dan perkembangan fetus.

d. Vagina
Vagina terbagi menjadi dua bagian yaitu vertibulum (bagian luar vagina) dan vagina posterior
(dari muara uterus sampai serviks). Vagina merupakan saluran panjang yang terletak dorsal
terhadap urethra dan ventral terhadap rektum, sebagai tempat penumpahan semen dari individu
jantan.

III. METODE
A. BAHAN DAN ALAT
 Alat
1. Seperangkat alat bedah
2. Bak bedah
3. Jarum pentul
 Bahan
1. Kloroform
2. Aquades
3. Mencit (Mus musculus) berjenis kelmain jantan dan betina
B. Cara Kerja
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Mencit dibius dengan menggunakan kloroform yang dimasukkan ke dalam plastik,
kemudian setelah pingsan mencit tsb. ditaruh di bak bedah
3. Ekor mencit dipegang dengan menggunakan tangan kanan, tengkuk mencit dijepit
dengan telunjuk dan jari tengah dengan tangan kanan tetap memegang ekornya,
kemudian ekor mencit ditarik sampai terdengar bunyi “krek”
4. Mencit yang telah mati diletakkan di atas bak bedah dalam posisi perut menghadap ke
atas.
5. Diamati alat reproduksi bagian luar.
6. Kaki – kaki mencit ditusuk dengan jarum pentul agar dapat menempel pada bak bedah.
7. Kulit perut (bagian medial) digunting lurus ke arah dada (pectoral). Kulit yang sudah
terpotong dijepit dengan pinset. Kemudian kulitnya ditusuk dengan jarum pentul
untuk menempelkan kulit mencit pada bak bedah.
8. Diamati alat reproduksi bagian dalam.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. HASIL
No Yang diamati Gambar Keterangan
1 Mencit Jantan

2 Mencit Betina
B. PEMBAHASAN
Praktikum yang telah dilakukan yaitu mengenai system reproduksi pada mencit
(mus muscullus) jantan dan betina. Pada saat pengamatan, kami menemukan bahwa sistem
reproduksi mencit jantan tersusun atas organ genital eksternal dan internal. Pada organ
genital eksternal terdapat skrotum yang berupa kantong dan terletak didepan anus mencit.
Selain itu juga terdapat penis yang digunakan sebagai alat kopulasi sebagian besar hewan
mamalia. Toelihere (1985), menjelaskan bahwa organ kopulatoris hewan jantan, penis,
mempunyai tugas ganda yaitu pengeluaran urin dan peletakan semen ke dalam saluran
reproduksi hewan betina. Penis terdiri dari akar, badan dan ujung bebas yang berakhir pada
kepala penis. Badan penis terdiri dari corpus cavernosum penisyang relatif besar dan
diselaputi oleh suatu selubung fibrosa tebal berwarna putih, tunica albuginea.
Kami menemukan bahwa sistem reproduksi mencit jantan tersusun atas sepasang
testis berbentuk bulat telur yang merupakan lokasi pembuatan sel gamet jantan, epididimis
yang merupakan tempat pemasakan spermatozoa mencit, dan juga terdapat saluran
panjang yang disebut vas deferens yang menghubungkan testis dengan kelenjar aksesori.
Di dalam sistem reproduksi mencit juga terdapat beberapa kelanjar aksesori seperti
vesikula seminalis dan prostate. Sistem reproduks mencit jantan ini berakhir pada penis.
Testis pada mencit berbentuk bulat telur dan berjumlah sepasang. Testis ini
berkembang pada ujung dorsal rongga peritoneum dan terletak dalam skrotum. Menurut
Partodiharjo (1992) Di dalam testis mencit terdiri dari tubulus seminiferus dan jaringan
stroma. Testis sebagai organ kelamin primer mempunyai dua fungsi yaitu menghasilkan
spermatozoa atau sel-sel kelamin jantan, dan mengsekresikan hormone kelamin jantan,
testosteron. Gonad jantan, atau testes (tunggal, testis), terdiri dari banyak saluran yang
melilit-lilit yang dikelilingi oleh beberapa lapis jaringan ikat. Saluran inilah yang disebut
tubula seminiferous (seminiferous tubule), tempat sperma terbentuk. Sel-sel Leydig
(Leydig cell) yang terbesar di antara tubula seminiferus menghasilkan testosterone dan
androgen lain, yang merupakan hormone seks jantan (Campbell et al, 2003).
Dalam pengamatan, kami juga mengamati saluran reproduksi pada mencit,
diantaranya yang bisa kami amati adalah epididimis dan vas deferens. Hal ini sesuai
dengan pendapat Yatim, W (1996) bahwa saluran reproduksi jantan terdiri dari: ductuli
efferens, epididimis, vas deferens, ductus ejakulatoris dan uretra. Epididimis merupakan
tempat pematangan dan penyimpan spermatozoa. Epididimis adalah suatu struktur
memanjang yang bertaut rapat dengan testis. Ia mengandung ductus epididimis yang
sangat berliku-liku. Organ tersebut terdiri dari tubulus-tubulus yang bersambung dari testis
melalui ductus efferentes yang lembut (Wischnitzers, 1967). Secara makroskopis,
epididimis ini dibedakan menjadi kepala (caput), badan (corpus) dan ekor (cauda)
epididimis. Selanjutnya yang kami amati adalah vas deferens. Vas deferens atau ductus
deferens adalah saluran yang berliku-liku yang berjalan sejajar dengan epididimis yang
mengangkut sperma dari ekor epididimis ke uretra (Toelihere, 1985). Menurut Mukayat,
D (1989), fungsi vas deferens adalah untuk transportasi spermatozoa.
Dalam pengamatan, kami juga menemukan salah satu kelenjar seks asesoris, yaitu
kelenjar prostat,. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Fradson et al (2003),
bahwa kelenjar seks asesoris secara umum memiliki fungsi memproduksi semen sebagai
media transport sperma.
Sistem Reproduksi Mencit Betina
Dalam pengamatan, alat reproduksi luar mencit betina terdiri dari vulva dan klitoris.
Hal ini sesuai dengan teori bahwa pada mamalia termasuk mencit dilengkapi organ
kelamin luar (vulva) dan kelenjar susu (Partodihardjo, 1992).
Sistem reproduksi pada mencit betina tersusun atas sepasang ovarium di dalam
rongga pelvis yang berisi sel-sel telur mencit. Setelah ovarium, terdapat saluran berkelok-
kelok yang menghubungkan ovarium dengan uterus, yakni oviduct atau tuba fallopi yang
menjadi jalan keluar sel telur menuju uterus (saluran telur). Ovarium berfungsi sebagai
penghasil telur. Oviduk merupakan organ berbentuk tubuler yang bergantung pada kedua
sisi ovarium ke uterus. Oviduk sebagai lumen menghubungkan rongga peritoneum dengan
rongga uterus yang digantungkan pada mesentrium.
Dalam pengamatan, kami menemukan bahwa mencit memiliki uterus terdiri atas
sepasang yang terletak di kiri dan kanan dan berfungsi sebagai alat transportasi sperma ke
dalam tuba, pembentuk plasenta serta tempat perkembangan embrio dan kelahiran mencit.
Sistem reproduksi mencit betina berakhir pada suatu muara yang disebut vagina.
Uterus mencit terlihat sangat berkembang, hal ini berkaitan dengan
perkembangbiakan mencit dengan cara melahirkan. Pada proses ini terjadi fertilisasi
internal dan perkembangan embrio yang sebagian besar mamalia terjadi di dalam uterus.

V. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
Campbell, Reece, Mitchell. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Fradson, et al . 2003. Anatomy and Physiology of Farm Animal. Australia: Blackwel


Publishing.

Kusumawati, D. 2004. Bersahabat Dengan Hewan Coba. Gadjah Mada Yogyakarta: University
Press.

Mukayat, D. 1989. Zoologi Dasar. Jakarta . Erlangga..

Partodihardjo, Soebadi. 1992. Ilmu Reproduksi Hewan. Jakarta: Mutiara Sumber Widya.

Rugh, Roberts. 1968. The mouse; its reproduction and development. The University of
Michigan. Burgess Pub. Co.

Smith, J.B. dan Soesanto. 1997. Pemeliharaan, Pembiakan, dan Penggunaan Hewan Coba di
Daerah Tropis. Jakarta. UI Press.

Toelihere, M. R. 1985. Fisiologi Reproduksi pada Ternak. Bandung:.Angkasa.


Wischnitzer. 1967. Anatomy : Atlas and Dissection Guide For Comparative Anatomy. 2th Ed.
San Fransisco . W. H. Freeman and Company.
Yatim, W. 1994. Embriologi. Bandung: Penerbit Tarsito.

Anda mungkin juga menyukai