EKONOMI LOKAL
Disusun oleh:
16/397540/GE/08419
Secara geografis, Desa Kojadoi terletak di kawasan pulaupulau kecil di sebelah utara
Laut Flores, terpisah dari sebagian besar wilayah Kabupaten Sikka yang terletak di daratan Pulau
Flores. Desa ini terletak di Pulau Besar4 dan Pulau Kojadoi yang termasuk dalamwilayah
administratif Kecamatan Alok Timur. Sebagian besar wilayah Desa Kojadoi dikelilingi oleh
perairan (Laut Flores), sedangkan daerah/desa terdekat yang berbatasan tidak langsung dengan
Desa Kojadoi masing-masing adalah Desa Kojagete (Kecamatan Alok Timur) di sebelah utara,
Desa Nangahale (Kecamatan Talibura) dan Desa Parumaan (Kecamatan Alok Timur) di sebelah
timur, Desa Namangkewa (Kecamatan Kewapante) dan Desa Gunung Sari (Kecamatan Alok
Timur) di sebelah barat. Pusat pemerintahan Desa Kojadoi terletak di Dusun Koja Besar (Pulau
Besar). Sedangkan pusat kecamatan dan kabupaten terletak di daratan Pulau Flores, masing-
masing berjarak sekitar 20 dan 28 km dari Desa Kojadoi serta harus ditempuh melalui jalur
perairan (laut) dilanjutkan dengan jalur darat. Sumber daya wilayah perairan Sumber daya wilayah
perairan cukup beragam, antara lain berupa hutan mangrove, terumbu karang, padang lamun dan
berbagai hasil perikanan tangkap maupun perikanan budi daya. Hutan bakau (mangrove) dengan
luas sekitar 23 ha di Desa Kojadoi dapat dijumpai di sepanjang pesisir pantai Pulau Besar, mulai
dari Dusun Koja Besar di sebelah timur, Dusun Margajong, Kampung Wailago sampai dengan
Kampung Labantour di sebelah barat daya (Lute, 2007).
Sumber daya wilayah perairan cukup beragam, antara lain berupa hutan mangrove,
terumbu karang, padang lamun dan berbagai hasil perikanan tangkap maupun perikanan budi daya.
Hutan bakau (mangrove) dengan luas sekitar 23 ha di Desa Kojadoi dapat dijumpai di sepanjang
pesisir pantai Pulau Besar, mulai dari Dusun Koja Besar di sebelah timur, Dusun Margajong,
Kampung Wailago sampai dengan Kampung Labantour di sebelah barat daya (Lute, 2007).
Kondisi mangrove di sepanjang pantai tersebut masih cukup lebat, bahkan di beberapa lokasi lebar
mangrove dapat mencapai sekitar 100 meter (COREMAP – LIPI, 2006). Kondisi ini tentunya perlu
dipertahankan supaya luas hutan mangrove di daerah ini tidak mengalami penurunan. Hal ini
mengingat masih dijumpainya masyarakat yang menebang batang-batang mangrove, baik untuk
dijual maupun digunakan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar rumah tangga sehari-hari.
Selain potensi utama yang bertumpu di wilayah perairan, sebenarnya Desa Kojadoi
juga memiliki potensi sumber daya alam, khususnya di daratan Pulau Besar. Di desa ini terdapat
kawasan pertanian ladang dengan luas mencapai 300 ha dan perkebunan seluas 3 ha. Selain itu,
terdapat kawasan hutan lindung (200 ha), hutan produksi terbatas (10 ha), lahan kritis (20 ha) dan
lahan terlantar (102 ha) (Lute, 2007). Beberapa komoditas yang diusahakan oleh masyarakat antara
lain padi ladang, jagung, kelapa, kacang hijau, jambu mente, kacangkacangan dan ubi-ubian. Data
identifikasi potensi desa ini menyebutkan bahwa saat ini terdapat areal perkebunan jambu mente
seluas 200 ha, kelapa (7 ha) dan kebun pisang (2 ha). Namun demikian, hasil produksi tanaman
pangan/perkebunan ini umumnya masih terbatas9 dan hanya digunakan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat desa ini sendiri. Budi daya rumput laut merupakan mata pencaharian yang
banyak ditekuni oleh masyarakat nelayan, baik laki-laki maupun perempuan. Hasil, mutu dan
pemasaran dinilai masih pada tingkat sedang oleh masyarakat desa. Masalah yang dihadapi adalah
kurangnya modal, kurang SDM dalam pengelolaan, terserang penyakit ais-ais dan pemasaran
masih bersifat lokal. Potensi yang dapat dikembangkan antara lain tenaga kerja banyak, kawasan
pesisir dan laut cocok untuk usaha budi daya rumput laut, bibit cukup tersedia dan instansi/dinas
terkait cukup membantu.
Kondisi permukiman
• Sanitasi lingkungan
Sarana air bersih menjadi salah satu kebutuhan vital penduduk. Akses penduduk
terhadap air bersih di dua desa umumnya telah mengalami perkembangan dalam dua tahun
terakhir, salah satunya melalui intervensi program yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat setempat. Sumber air bersih di Desa Kojadoi umumnya banyak dijumpai di Dusun
Koja Besar (daratan Pulau Besar). Sebelumnya, masyarakat di Dusun Kojadoi harus pergi ke Pulau
Besar untuk mengambil air bersih tersebut, baik untuk sumber air minum maupun kebutuhan
rumah tangga lainnya. Mereka umumnya pergi dengan menggunakan sampan dan membawa
tempat-tempat khusus (jerigen) untuk menampung air. Setiap hari, setidaknya dua kali (pagi dan
sore hari) setiap rumah tangga harus pergi mengambil air sehingga kegiatan ini cukup menyita
waktu. Saat ini masyarakat di Dusun Kojadoi sudah menerima program pipanisasi air bersih.
Masyarakat memasang pipa-pipa untukmengalirkan air dari Pulau Besar. Pipa-pipa ini melewati
jembatan penghubung kedua pulau (Pulau Besar dan Pulau Kojadoi) sepanjang sekitar 500 meter
serta dilanjutkan ke jalan utama di Dusun Kojadoi.
Sarana transportasi dan komunikasi di dua desa secara umum tidak mengalami
perubahan yang cukup berarti. Sarana transportasi publik tampaknya masih menjadi permasalahan
bagi penduduk di Desa Kojadoi. Sampai saat ini belum tersedia kapal reguler yang melayani
pengangkutan penumpang setiap hari dari Desa Kojadoi ke Kota Maumere dan sebaliknya. Kapal
penumpang reguler hanya tersedia seminggu sekali, yaitu setiap hari kamis, dengan jarak tempuh
sekitar 1-1,5 jam dan biaya sekitar Rp. 20.000 per penumpang untuk sekali perjalanan. Kapal
tersebut biasanya berangkat pada pagi hari dari Desa Kojadoi untuk mengantar masyarakat yang
ingin berbelanja, menjual barang dagangan atau melakukan aktivitas lainnya, dan kembali lagi
pada siang atau sore hari ke Desa Kojadoi. Kondisi ini menyebabkan aktivitas masyarakat menjadi
relative terbatas. Kendala sarana transportasi tersebut juga dialami penduduk di Desa Kojadoi
untuk mengakses daerah/pulau lain di sekitar Pulau Besar (Kojagete).
Rencana kegiatan pemanfaatan sumber daya alam beserta potensi dan masalahnya
Kegiatan/ Partisipasi
Bulan Masalah Potensi
Peristiwa L P
1. Budidaya - Kurang produktif - Arealnya luas
rumput Laut pada bulan 10, 11 dan cocok
dan 12 - Tenaga kerja
- Lemah dalam proses - Bibit cukup
pengolahan
3–9 xxx xxx
- Menjadi putih dan
- Ada sarana
pendukung
rontok
- Penyakit ais-ais
- Ada tenaga
penyuluh dari
- Angin dan DKP
gelombang
3. Berkebun
a. Pembersihan - Luas lahan garapan - Tenaga kerja
Lahan 8–10 xxx xxx terbatas - Lahan
- Kekurangan alat